BAB I PENDAHULUAN. dorongan-dorongan dari lingkungan, seperti pemasok, konsumen, teknologi, pesaing,

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. organisasi. Ada yang berpendapat bahwa manajemen adalah seni atau ilmu yang

BAB I PENDAHULUAN. sebesar-besarnya. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, maupun bidang industri lainnya. Sehingga perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini sudah semakin pesat. Banyak. perusahaan semakin memperluas usahanya untuk meraih pangsa pasar.


BAB I PENDAHULUAN. tinggi penjualan, maka semakin besar pula laba yang akan diperoleh (Sulaeman,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk dapat menyesuaikan diri dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terus berupaya untuk memulihkan kondisi perekonomian di Indonesia.

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. penjualan di CV Mitra Grafika serta berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan industri merupakan salah satu perusahaan yang berusaha

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pengendalian intern siklus penjualan pada PT. Sukabumi Trading Coy serta

BAB I PENDAHULUAN. perubahan perubahan terus terjadi, perusahaan pun ingin selalu tampil beda

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang diperlukan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pertumbuhan dunia usaha yang semakin kompetitif dengan persaingan

Dalam proses pengumpulan data-data perusahaan terdapat beberapa metode yang digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan laba sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi menuntut pertumbuhan perekonomian khususnya dunia usaha

BAB IV PEMBAHASAN. Pemeriksaan Operasional merupakan suatu pemeriksaan atas kegiatan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. dibukanya era perdagangan bebas saat ini memiliki sisi positif dan negatif tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi pihak manajemen, serta tuntutan terhadap efektivitas dan efisiensi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat berkembang dan bertahan, perusahaan membutuhkan. manajemen yang mampu melaksanakan perencanaan, pengkoordinasian, dan

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN. fungsi penjualan dan penerimaan kas pada PT. Metaplas Harmoni. Dalam melaksanakan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Setelah melakukan pengamatan dan evaluasi penelusuran atas fungsi penjualan

BAB I PENDAHULUAN. bebas keluar masuk dalam suatu Negara tanpa disertai dengan adanya peraturan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

: MANAGER & STAFF. 5 Apakah terdapat rotasi pekerjaan yang dilakukaan perusahaan?

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan semakin berkembangnya berbagai bidang usaha. Ketatnya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang semakin ketat yang menuntut perusahaan untuk menjalankan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Air bersih sudah menjadi suatu keharusan dan menyangkut hajat hidup orang

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Perencanaan Kegiatan Evaluasi Pengendalian Internal

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil penelitian dan pembahasan yang penulis lakukan pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

Bab V Simpulan dan Saran 103 BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pembaharuan dapat ditemukan di berbagai bidang. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung mencanangkan diri sebagai kota jasa, yang memfokuskan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pengendalian internal dalam perusahaan besar sangat sulit, dikarenakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Sehingga hal ini menuntut perusahaan-perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sistem informasi yang handal dan reliable untuk

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi kebutuhan untuk menunjukkan kerja entitas perusahaan atau. organisasi tersebut (Antasari dan Yaniartha, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan guna mempertahankan kelangsungan hidup dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. concern) dan tanggung jawab sosial (corporate social responsibility) (Brigham et al

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gitosudarmo (2002:81), piutang merupakan aktiva atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Agoes (2004) menjelaskan tiga tujuan pengendalian intern, yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

LAMPIRAN 1. Bukti Bank Keluar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perekonomian, perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan Evaluasi. Tujuan dilakukan evaluasi yaitu untuk mengetahui pengendalian internal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Krismiaji (2010:218), Pengendalian internal (internal control)

BAB I PENDAHULUAN. mengatur segala sesuatu berkaitan dengan kegiatan-kegiatan perusahaan supaya

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan di dunia usaha semakin tinggi dan ketat, disamping itu

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 3 ANALISIS SISTEM YANG SEDANG BERJALAN

BAB I PENDAHULUAN. terutama pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan. Sehingga apabila terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KUESIONER. Saya bernama Natalia Elisabeth (mahasiswi fakultas ekonomi Universitas

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang harus segera diatasi oleh para pengusaha dalam mempertahankan

`BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan dapat berjalan terus, untuk mencapai tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. vital bagi kelangsungan hidup organisasi bisnis. Setiap hari dalam bisnis,arus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan sistem penerimaan dan pengeluaran kas pada KUD Lalung Jaya di Karanganyar. Christina Anjar Setioning F BAB I PENDAHULUAN

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Mengevaluasi lima komponen pengendalian internal berdasarkan COSO, komunikasi, aktivitas pengendalian, dan pemantauan.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan dalam melakukan operasional

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan bisnis sangatlah penting. Selain berusaha untuk

PENGARUH SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGENDALIAN PIUTANG PERUSAHAAN METRO PADANGSIDIMPUAN TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan yang bergerak di bidang usaha mempunyai tujuan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu menghasilkan laba maksimal, agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: a. Keandalan pelaporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada umumnya setiap perusahaan mempunyai beberapa tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit. pelanggan sehingga meningkatkan penjualan perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. demi tercapainya tujuan utama perusahaan. data-data akuntansi yang semula menggunakan cara-cara manual menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keputusan. Kualitas keputusan yang diambil sangat berpengaruh pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Audit internal muncul pertama kali dalam dunia usaha sesudah adanya audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Penelitian. Dunia bisnis di Indonesia mengalami kemunduran setelah terjadi krisis

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perubahan dalam lingkungan organisasi mendorong organisasi untuk beradaptasi dengan dinamika lingkungan. Organisasi harus menyesuaikan diri untuk menghadapi dorongan-dorongan dari lingkungan, seperti pemasok, konsumen, teknologi, pesaing, peraturan pemerintah, tingkat bunga agar organisasi tersebut dapat memenangkan persaingan dan dapat memenuhi kebutuhan para stakeholders. (Sihaloho, 2005:26) Terdapat beberapa kelemahan yang memungkinkan informasi yang dihasilkan sistem informasi dapat tidak menunjukkan kenyataan organisasi yang sebenarnya. Kelemahan tersebut mungkin dapat terjadi karena kesalahan mendisain sistem, kelemahan dalam tahap pemasukan transaksi pemrosesan, atau pengamanan perangkat lunak maupun perangkat keras yang digunakan. Untuk itu, organisasi perlu merancang sistem pengendalian internal untuk mengurangi kelemahan-kelemahan tersebut (Sihaloho, 2005:27). Pengendalian intern harus memberi keyakinan bahwa seluruh transaksi telah mendapat otorisasi dan dilaksanakan dengan benar sesuai kebijakan perusahaan, serta pencatatan transaksi tersebut dengan benar (Suharli, 2004:55) Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun secara tunai. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Kegiatan penjualan secara

2 kredit ini ditangani oleh perusahaan melalui sistem penjualan kredit. (Mulyadi 2001:202). Transaksi penjualan kredit akan menimbulkan piutang dagang. Salah satu risiko yang dapat timbul dari transaksi penjualan kredit adalah piutang dagang yang tidak tertagih (Erlina, 2002:1). Dalam mengevaluasi dan mengkaji sistem penjualan, salah satu hal penting yang harus diperhatikan adalah pengendalian intern yang memadai. Salah satu sasaran pengendalian intern atas penjualan adalah penagihan piutang dagang yang cermat kepada para pelanggan (Erlina, 2002:2). Pemahaman terhadap pengendalian intern merupakan unsur yang penting, sebab dengan pemahaman tersebut aplikasi kunci-kunci pengendalian (key internal control) dapat diuraikan dalam melaksanakan transaksi penjualan. Pada perusahaan manufaktur yang memproduksi sebagai sumber pendapatan bagi perusahaan, agar kegiatan penjualan dapat berjalan secara efektif dan tujuan perusahaan dapat tercapai, maka perlu adanya pengendalian internal (Hasibuan, 2004:73). Pengendalian intern diterapkan agar kegiatan operasi berjalan dengan efektif dan efisien, serta menjamin adanya keandalan mengenai catatan laporan keuangan. Dengan adanya pengendalian intern akan tercipta suatu sarana untuk menyusun, mengumpulkan informasi-informasi yang berhubungan dengan transaksi perusahaan, yang secara tidak langsung dapat dijalankan dengan baik (Hasibuan, 2004:73). Pemeriksaan internal merupakan bagian dari organisasi yang integral dan menjalankan fungsinya berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh manajemen senior atau dewan direksi (Tugiman 1997:11). Menurut Standar Profesi Audit Internal 2120, fungsi audit internal harus membantu organisasi dalam memelihara

3 pengendalian intern yang efektif dengan cara mengevaluasi kecukupan, efisiensi dan efektivitas pengendalian tersebut, serta mendorong peningkatan pengendalian intern secara berkesinambungan. Mengingat pemeriksaan internal berperan terhadap efektivitas sistem pengendalian internal, khususnya sistem pengendalian internal penjualan kredit, berikut ini terdapat sebuah kasus yang berhubungan dengan peran pemeriksaan internal terhadap efektivitas sistem pengendalian internal penjualan kredit, seperti ditulis Erlina dalam penelitiannya yang berjudul Manfaat Pemeriksaan Operasional atas Penjualan Kredit dalam Menurunkan Risiko Tidak Tertagihnya Piutang Dagang, 2002 : PD SS adalah sebuah perusahaan kecil yang bergerak di bidang pembuatan dan penjualan baso sapi. PD SS berdiri pada tahun 1985, dengan izin DEPKES RI SP.No.0107/1001/90. Pendiri PD SS adalah Bapak Hartono, untuk pertama kalinya, PD SS didirikan di Jalan Pagarsih no. 165, Bandung. Pada awalnya PD SS memiliki kapasitas produksi sebanyak 12 kg daging sapi dan memproduksi 13 jenis baso sapi, yaitu: Tanggung (TG), Biasa (B), Spesial (SPL), Restoran (R), Gepeng, Super Pak, Sop, Bakwan, Super Besar, Isi Daging Cincang, Tenis, TB, Isi Polos (UB). Pada waktu itu, PD SS hanya memiliki 2 orang karyawan. Pada tahun 1987, PD SS memindahkan lokasi perusahaannya ke Jalan Madesa no. 71-73, Bandung. Bersamaan dengan perpindahan lokasi ini terjadi pula peningkatan jumlah karyawan sebanyak 10 orang, sehingga jumlah karyawan seluruhnya menjadi 12 orang. Kapasitas produksi pun mengalami peningkatan menjadi 150 kg daging sapi.

4 Selama periode kepemimpinan Bapak Hartono, tidak ada pembagian tugas yang jelas dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada waktu itu adalah pembelian, produksi, dan penjualan. Tidak ada uraian tugas yang jelas untuk setiap karyawan yang dipekerjakannya. Semua karyawan hanya menerima perintah langsung dari pimpinan perusahaan, tidak ada pendelegasian wewenang. Waktu itu, kegiatan pencatatan yang dilakukan tidak sistematis, sehingga selama bertahun-tahun pimpinan PD SS tidak memiliki informasi yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan yang sesungguhnya. Dalam tahun-tahun perdana operasinya, sistem pengendalian tersebut pernah membawa PD SS pada perkembangan. Seiring dengan perubahan lingkungan yang menjadi dinamis dan kompetitif, sistem tersebut lambat laun menyeret PD SS kepada penurunan kinerja yang berkelanjutan. Mulai dari tahun 1993 sampai tahun 1997, jumlah dan volume penjualan terus mengalami penurunan sehingga PD SS terus menurunkan produksinya hingga 60 kg daging sapi. Jumlah karyawan pun menurun sampai 8 orang. Selain menurunnya jumlah dan volume penjualan, PD SS berada dalam keadaan yang sangat kritis karena tidak dapat membayar hutang-hutangnya karena jumlah aliran kas masuk perusahaan terus mengalami penurunan. Pada tahun 1997, PD SS mengalami pergantian pimpinan, periode kepemimpinan baru tersebut dipegang oleh Bapak Ediy Hariyanto, S.E. Setelah melunasi hutang-hutang perusahaan, beliau mulai memperbaiki semua kegiatan dan sistem yang dimiliki perusahaannya. Mulai dilakukan kegiatan pencatatan sistematis

5 untuk mendapatkan informasi mengenai kinerja perusahaan yang sebenarnya. Setelah itu, Bapak Ediy mulai mendeskripsikan tugas-tugas karyawannya dengan lebih terstruktur dan lebih jelas. Bapak Ediy menyadari bahwa untuk menciptakan suatu kegiatan penjualan yang dapat menunjang kelangsungan hidup perusahaan secara berkesinambungan, diperlukan pengendalian yang cukup dalam kegiatan tersebut. Selama periode kepemimpinan sebelumnya, kebijkan dan prosedur yang dibuat oleh Bapak Hartono tidak mencakup pokok-pokok pengendalian yang memadai. Karena pengendalian yang lemah tersebut, PD SS mengalami masalah yang cukup serius untuk segera diselesaikan. Masalah tersebut adalah jumlah piutang dagang tidak tertagih yang tinggi. Tidak tertagihnya piutang dagang memang merupakan salah satu risiko dari transaksi penjualan kredit. Jumlah piutang dagang tidak tertagih yang terlalu tinggi dapat menyebabkan menurunnya jumlah kas yang diterima perusahaan, salah satu akibatnya adalah perusahaan tidak dapat membayar hutang-hutangnya. Pada tahun 1998, Bapak Ediy melakukan evaluasi dan pengkajian terhadap kegiatan penjualan kredit perusahaannya. Dalam hal ini, dapat dikatakan Bapak Ediy telah melakukan pemeriksaan operasional atas penjualan kredit perusahaannya dan beliau yang bertindak sebagai pemeriksanya. Berdasarkan pemeriksaan pendahuluan, pemeriksa berpendapat bahwa sistem penjualan kredit perusahaannya memiliki pengendalian intern yang tidak memadai. Pemeriksa berpendapat demikian, karena dalam proses pemeriksaan pendahuluan, pemeriksa menemukan hal-hal sebagai berikut:

6 1. Tidak ada pendelegasian wewenang Satu-satunya orang yang memiliki wewenang dalam memutuskan hal-hal yang berhubungan dengan penjualan kredit adalah pimpinan perusahaan. Akibatnya, pimpinan perusahaan sulit untuk mendeteksi kecurangan dan kelalaian yang dilakukan oleh karyawan-karyawannya. 2. Pembagian tugas tidak jelas dan tidak terstruktur Semua tugas yang dilaksanakan karyawan berdasarkan perintah langsung yang diberikan oleh pimpinan perusahaan. Tidak ada pembagian tugas yang jelas dan terstruktur. Semua karyawan dapat melaksanakan tugas apapun, sesuai dengan perintah dari pimpinannya. 3. Tujuan dan target yang ditetapkan tidak spesifik Satu-satunya tujuan yang ditetapkan oleh pimpinan perusahaan adalah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya. Pimpinan perusahaan tidak pernah menetapkan tujuan penjualannya secara spesifik, sehingga tidak ada tujuan khusus yang dapat menunjang pencapaian tujuan utama. 4. Tidak ada koordinasi dan pengecekkan antara: Piutang dagang yang dihasilkan dari penjualan kredit dengan barang-barang yang ada di gudang. Kas yang diterima dari penagihan piutang dagang dengan jumlah piutang dagang setelah dikurangi retur penjualan. Akibat yang ditimbulkan karena situasi ini adalah pimpinan perusahaan tidak dapat memastikan keakuratan jumlah kas yang diterima dari para pelanggannya,

7 karena tidak ada koordinasi dan pengecekkan antara kas yang diterima dengan jumlah piutang dagang setelah dikurangi retur. 5. Tidak ada informasi mengenai jumlah penjualan, jumlah piutang dagang, jumlah retur penjualan Hal ini dapat terjadi karena kegiatan pencatatan yang dilakukan dalam perusahaan tersebut tidak sistematis dan tidak ada orang khusus yang melakukan pencatatan. Masalah yang ditimbulkan karena situasi ini adalah pimpinan perusahaan tidak memiliki instrumen apapun untuk menilai kegiatan penjualan kreditnya karena tidak ada informasi yang akurat, sistematis, dan terstruktur mengenai jumlah penjualan, jumlah piutang dagang dan jumlah retur penjualan. 6. Semua transaksi penjualan kredit dilakukan atas dasar kepercayaan kepada para pelanggannya Karena pimpinan perusahaan mendasarkan transaksi penjualan kredit yang dilakukannya hanya berdasarkan kepercayaan kepada para pelanggannya, maka pimpinan perusahaan tidak melakukan prosedur apapun yang dapat menyeleksi pelanggan-pelanggannya dan tidak menggunakan dokumen apapun yang dapat dijadikan acuan untuk melakukan penagihan kepada para pelanggannya. Akibatnya yang ditimbulkan adalah piutang dagang tidak tertagih, karena semua transaksi penjualan kredit dilakukan hanya atas dasar kepercayaan. Setelah dilakukan perbandingan antara kondisi dan kriteria, pemeriksa mengindikasikan penyebab-penyebab dari jumlah piutang dagang tidak tertagih yang tinggi adalah sebagai berikut:

8 1. Tidak adanya prosedur persetujuan penjualan kredit Dengan tidak adanya prosedur persetujuan penjualan kredit, maka pimpinan perusahaan tidak dapat menyeleksi pelanggan. 2. Tidak ada pencatatan yang sistematis Karena tidak adanya pencatatan yang sistematis, perusahaan tidak dapat mengetahui jumlah piutang dagang yang beredar dan jumlah pembayaran dari pelanggan. 3. Tidak digunakan dokumen-dokumen yang memiliki hubungan yang erat dan sistematis Dokumen-dokumen yang harus memiliki hubungan yang erat dan sistematis adalah dokumen pengiriman barang dan dokumen penagihan piutang dagang kepada pelanggan. Dokumen yang digunakan pada waktu pengiriman barang merupakan acuan untuk membuat dokumen penagihan kepada pelanggan, oleh karena itu keduanya harus memiliki hubungan yang erat dan sistematis. 4. Term of payment (jangka waktu pembayaran) tidak ditetapkan dengan jelas Karena perusahaan tidak menetapkan term of payment (jangka waktu pembayaran) yang pasti, maka pelanggan dapat mengulur-ulur waktu pembayaran. Sehubungan dengan tidak adanya pencatatan yang sistematis, semakin lam pelanggan mengulur waktu pembayaran, semakin besar kemungkinan perusahaan lupa untuk menagih piutang dagangnya.

9 Berdasarkan hal-hal tersebut penulis tertarik untuk mengetahui seberapa jauh pemeriksaan internal berperan dalam terwujudnya suatu sistem pengendalian internal penjualan yang efektif, dan melakukan penelitian yang berjudul Peranan Pemeriksaan Internal dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Penjualan Kredit (Studi Kasus PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk ) 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan pada hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya, maka peneliti bermaksud untuk melakukan pengujian dan mendapatkan bukti empiris mengenai: 1. Bagaimana efektivitas pemeriksaan internal atas kegiatan penjualan kredit PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk 2. Apakah pengendalian internal penjualan yang diterapkan oleh PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk sudah efektif 3. Apakah pemeriksaan internal berperan dalam menunjang efektivitas dan kecukupan pengendalian internal penjualan kredit PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk

10 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mendapat data dan informasi yang relevan dengan masalah yang diidentifikasi, kemudian dianalisis dan ditarik suatu kesimpulan yang relevan dengan permasalahan yang diangkat. Penelitian ini bertujuan agar perusahaan dapat mengetahui pentingnya peran pemeriksaan internal terhadap efektivitas dan kecukupan pengendalian internal penjualan dan juga mengetahui sejauh mana pemeriksaan internal yang telah dilaksanakan perusahaan dapat menunjang efektivitas dan kecukupan pengendalian internal, khususnya bagian penjualan kredit pada perusahaan yang memiliki beberapa risiko dan rawan terhadap kecurangan, serta dapat memberikan masukan kepada perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian Dengan adanya penelitian ini, dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya adalah 1. Bagi akademisi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada akademisi lainnya dan memberikan inspirasi untuk mempelajari lebih jauh mengenai pengendalian internal, khususnya pengendalian internal penjualan kredit. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada manajemen untuk memperbaiki pelaksanaan pemeriksaan internal dan pengendalian internal

11 perusahaan, agar tercapainya perbaikan yang berkelanjutan atas pengendalian internal penjualan, khususnya penjualan kredit yang pada akhirnya tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai.