SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Susu Susu adalah salah satu bahan makanan alami yang berasal dari ternak perah

Zat makanan yang ada dalam susu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MEDIA INFORMASI TENTANG MANFAAT SUSU SAPI

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau

TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu

b. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

Oleh: Tim Dosen Teknologi Hasil Ternak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

PAPER BIOKIMIA PANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik sekali untuk diminum. Hasil olahan susu bisa juga berbentuk mentega, keju,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Uji Organoleptik dan Tingkat Keasaman Susu Sapi Kemasan yang Dijual di Pasar Tradisional Kota Denpasar

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK

I. PENDAHULUAN. mengandung sejumlah mikroba yang bermanfaat, serta memiliki rasa dan bau

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-2

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu,

TINJAUAN PUSTAKA. Susu

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dapat dikonsumsi sehari-hari untuk. cair. Pangan merupakan istilah sehari-hari yang digunakan untuk

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

TELUR ASIN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan alternatif (Aboulfalzli et al., 2015). Es krim merupakan produk olahan susu

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan sumber penghasil susu terbanyak dibandingkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

II. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang banyak tersebar diwilayah Asia. Jahe merah (Zingiber officinale var

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Homogenisasi, Separasi, Susu Steril

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Chemistry In Our Daily Life

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

I. PENDAHULUAN. vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa jenis mikroba yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Mentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN FORMULA PERTUMBUHAN

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

HASIL DAN PEMBAHASAN. Konsumsi Nutrien

BAB I PENDAHULUAN. dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komposisi senyawanya terdiri dari 40% protein, 18% lemak, dan 17%

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian,

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. lengkap dan telah dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Susu dapat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

Food SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Isolasi Kasein dan Laktosa dari Susu

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung

BAB I PENDAHULUAN. banyak disukai oleh segala kalangan dari anak-anak, remaja maupun orang

Susu Fermentasi dan Yogurt

PENDAHULUAN. Latar Belakang. laktasi oleh hewan dengan tujuan sebagai sumber nutrisi dan memberikan

Transkripsi:

SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut Saleh (2004), susu yang baik adalah susu yang mengandung jumlah bakteri sedikit, tidak mengandung spora mikroba patogen, bersih yaitu tidak mengandung debu atau kotoran lainnya dan mempunyai cita rasa (flavour) yang baik. Komponenkomponen yang penting dalam air susu adalah protein, lemak, vitamin, mineral, laktosa serta enzim-enzim dan beberapa mikroba (Lampert, 1980). Susu merupakan produk pangan yang menjadi sumber utama pemenuhan kebutuhan kalsium (Ca) tubuh (Syarifah, 2007). b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya. Warna air susu Warna air susu dapat berubah dari satu warna ke warna yang lain, tergantung dari sumber ternaknya, jenis pakan, jumlah lemak, bahan padat, dan bahan pembentuk warna. Warna air susu berkisar dari putih kebiruan hingga kuning keemasan. Warna putih dari susu merupakan hasil dispersi dari refleksi cahaya oleh globula lemak dan partikel koloidal dari casein dan kalsium fosfat. Warna kuning adalah karena lemak dan caroten yang dapat larut. Rasa dan bau Kedua komponen ini erat sekali hubungannya dalam menentukan kualitas air susu. Air susu terasa sedikit manis, yang disebabkan oleh adanya laktosa. Sementara itu, rasa asin susu berasal dari klorida, sitrat, dan garam-garam mineral lainnya. Bau air susu mudah berubah dari bau yang sedap menjadi bau yang tidak sedap. Hal ini dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang mudah menyerap bau di sekitarnya. Demikian juga bahan pakan ternak sapi dapat mempengaruhi bau air susu. Berat jenis air susu

Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air yaitu 1,027-1,035 dengan rata-rata 1,031. Akan tetapi menurut codex susu, berat jenis air susu adalah 1,028. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi air susu sebagai bahan makanan. Daftar ini telah disepakati para ahli gizi dan kesehatan sedunia, walaupun di setiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Kekentalan air susu (viskositas) Seperti berat jenis, viskositas air susu lebih tinggi daripada air. Viskositas air susu biasanya berkisar 1,5 2,0 cp. Pada suhu 20 C viskositas whey 1,2 cp, viskositas susu skim 1,5 cp dan susu segar 2,0 cp. Viskositas air susu dapat dipengaruhi oleh bahan padat, lemak, air, dan suhu susu. Titik beku dan titik didih air susu Pada codex air susu dicantumkan bahwa titik beku air susu adalah -0,5 0 C. Titik beku air adalah 0 0 C. Apabila terdapat pemalsuan air susu dengan penambahan air, dengan mudah dapat dilakukan pengujian dengan uji penentuan titik beku karena campuran air susu dengan air akan memperlihatkan titik beku yang lebih besar dari air dan lebih kecil dari air susu. Titik didih air susu adalah 100,16 C. Titik didih juga akan mengalami perubahan pada pemalsuan air susu dengan air. Daya cerna air susu Air susu mengandung bahan/ zat makanan yang secara total dapat dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dengan sempurna atau 100%. Oleh karena itu, air susu dinyatakan sangat baik sebagai bahan makanan. c. Sifat Kimia Susu Susu segar mempunyai sifat amfoter, artinya dapat bersifat asam dan basa sekaligus. Jika diberi kertas lakmus biru, maka warnanya akan menjadi merah, sebaliknya jika diberi kertas lakmus merah warnanya akan berubah menjadi biru. Potensial ion hidrogen (ph) susu segar terletak antara 6,5-6,7. Sebagian besar asam yang ada dalam susu adalah asam laktat. Meskipun demikian, keasaman susu dapat disebabkan oleh berbagai senyawa yang bersifat asam seperti senyawa-senyawa fosfat kompleks, asam sitrat, asam-asam amino, dan karbondioksida yang larut dalam susu. Kerapatan susu bervariasi antara 1,026 dan 1,032 pada suhu 20 o C, ph susu segar berada antara 6,6-6,7. Penggumpalan susu merupakan sifat

yang paling khas, yang diakibatkan kegiatan enzim atau penambahan asam (Handerson, 1981). d. Mikrobiologi Air Susu Air susu selama di dalam ambing atau kelenjar air susu steril, akan tetapi begitu berhubungan dengan udara air susu tersebut dapat terkontaminasi mikroba sehingga dapat menjadi sumber penyakit bagi ternak dan manusia. Hal ini disebabkan karena susu merupakan media yang baik sekali bagi pertumbuhan mikroba sehingga apabila penanganannya tidak baik akan dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Di samping itu susu sangat mudah menjadi rusak terutama karena susu merupakan bahan biologik. Menurut Buckle et.al. (1985), kontaminasi tersebut adalah oleh bakteri patogen yang berasal dari lingkungan, peralatan pemerahan, atau ternak itu sendiri. Akan tetapi susu yang telah mengalami pasteurisasi merupakan susu yang aman untuk dikonsumsi. Kuman yang mencemari susu akan tumbuh dengan baik apabila kondisi lingkungan sekitar mendukung, seperti keadaan anaerob, suhu, kelembaban, ph, dan adanya laktosa. Beberapa kerusakan susu akibat aktivitas mikroorganisme antara lain adalah: 1. Pengasaman dan penggumpalan yang disebabkan karena fermentasi laktosa menjadi asam laktat yang menyebabkan turunnya ph dan kemungkinan terjadinya penggumpalan casein. 2. Berlendir seperti tali yang disebabkan karena terjadinya pengentalan dan pembentukan lendir sebagai akibat pengeluaran bahan seperti kapsul dan getah oleh beberapa jenis bakteri. 3. Penggumpalan susu yang timbul tanpa penurunan ph, hal ini disebabkan oleh bakteri seperti Bacillus cereus yang menghasilkan enzim yang mencerna lapisan tipis fosfolipid menyatu membentuk suatu gumpalan yang timbul ke permukaan susu. e. Komposisi Kimia Susu Komposisi air susu dipengaruhi oleh beberapa faktor misalnya jenis ternak dan keturunannya (hereditas), tingkat laktasi, umur ternak, infeksi/ peradangan pada ambing, nutrisi/ pakan ternak, lingkungan, dan prosedur pemerahan susu. Keseluruhan faktor-faktor

ini dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu faktor-faktor yang ditimbulkan oleh lingkungan, genetik, dan manajemen pengolahan susu. Air susu merupakan bahan makanan utama bagi makhluk yang baru lahir, baik bagi hewan maupun manusia. Sebagai bahan makanan/ minuman air susu sapi mempunyai nilai gizi yang tinggi karena mengandung unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti kalsium, fosfor, vitamin A, dan vitamin B yang tinggi. Komposisinya yang mudah dicerna dengan kandungan protein, mineral, dan vitamin yang tinggi, menjadikan susu sebagai sumber bahan makanan yang fleksibel yang dapat diatur kadar lemaknya, sehingga dapat memenuhi keinginan dan selera konsumen (Saleh, 2004). Komponen-komponen susu yang terpenting adalah protein dan lemak. Kandungan protein susu berkisar antara 3-5% sedangkan kandungan lemak berkisar antara 3-8%. Kandungan energinya adalah 65 kkal. Komposisi air susu rata-rata adalah sebagai berikut: 1. Air (87,9%) Air merupakan komponen penyusun utama susu, sebanyak 81-87% volume susu. Kadar air yang tinggi memungkinkan susu sebagai media untuk tumbuh dan berkembangnya bakteri di dalam air susu (Murti, 2002). 2. Bahan Kering (12,1%) a. Lemak (3,45%) Air susu merupakan suspensi alam antara air dan bahan terlarut di dalamnya. Salah satu di antaranya adalah lemak. Kadar lemak di dalam air susu adalah 3,45%. Kadar lemak sangat berarti dalam penentuan nilai gizi air susu. Bahan makanan hasil olahan dari bahan baku air susu seperti mentega, keju, krim, susu kental, dan susu bubuk banyak mengandung lemak. Susunan lemak susu terdiri dari lemak majemuk, merupakan lemak murni dan terdiri dari 3 molekul asam lemak terikat pada suatu molekul gliserin. Lemak asam susu terdiri dari campuran beberapa asam lemak antara lain: Lemak sederhana yang memiliki asam lemak sama Lemak campuran yang terdiri dari beberapa macam lemak yang terikat pada molekul gliserin Asam lemak yang terdapat di dalam air susu terdiri dari 2 golongan yaitu asam lemak yang dapat larut (butyric, caproic, caprilic dan capric) serta asam lemak yang

tak dapat larut (lauric, myristic, palmitic dan oleic). Berat jenis air susu 0,93 dan lebih ringan dari berat jenis air. Hal ini memungkinkan lemak mengapung atau membentuk lapisan di permukaan air susu apabila air susu didinginkan. Air susu yang baru diperah mempunyai suhu sama dengan suhu badan kerbau, yaitu 37 0 C, sehingga lemak terdapat dalam bentuk cair. Beberapa jam setelah pemerahan, suhu air susu menurun menjadi 33 0 C dan pada saat ini pembekuan lemak dimulai. Lemak akan membeku seluruhnya pada suhu 23 0 C. Titik beku dan titik cair lemak air susu berkisar antara 33 0 C sampai 23 0 C. Warna putih air susu ditentukan oleh lemak air susu. Bentuk lemak di dalam air susu merupakan butir yang disebut globuler. Besar kecilnya butir lemak ditentukan oleh kadar air yang ada di dalamnya. Makin banyak air maka makin besar globuler dan keadaan ini dikhawatirkan akan menjadi pecah. Bila globuler pecah maka air susu disebut pecah. Air susu yang pecah tidak dapat dipisahkan lagi krimnya dan tidak dapat dijadikan sebagai bahan makanan. Globuler air susu mudah menyerap bau dari sekitarnya. Buckle et.al. (1987) menyatakan kerusakan yang dapat terjadi pada lemak susu merupakan sebab dari berbagai perkembangan cita rasa yang menyimpang dalam produk-produk susu, seperti ketengikan, yang disebabkan karena hidrolisis dari gliserida dan pelepasan asam lemak seperti butyric dan caproic, yang mempunyai bau yang keras, khas, dan tidak menyenangkan; cita rasa teroksidasi yang disebabkan karena oksidasi fosfolipid; amis/ bau seperti ikan yang disebabkan karena oksidasi dan reaksi hidrolisis protein. b. Protein (3,2%) Kadar protein di dalam air susu rata-rata 3,2% yang terdiri dari 2,7% casein (bahan keju) dan 0,5% albumin. Oleh karena itu, 26,5% dari bahan kering air susu adalah protein. Di dalam air susu juga terdapat globulin dalam jumlah sedikit. Protein di dalam air susu juga merupakan penentu kualitas air susu sebagai bahan konsumsi. Albumin ditemukan 5 g per kg air susu, dalam keadaan larut. Di dalam pembentukan keju, albumin memisah dalam bentuk whey. Pada suhu 64 0 C albumin mulai menjadi padat, identik dengan sifat protein pada telur. Akan tetapi karena

kadar albumin yang sedikit, pada pasteurisasi albumin tidak dapat ditemukan. Bahkan pada pemasakan susu albumin hanya terlihat sebagai titik-titik halus pada dinding dan dasar panci. c. Laktosa (4,6%) Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat di dalam air susu. Bentuk ini tidak terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Kadar laktosa di dalam air susu adalah 4,6% dan ditemukan dalam keadaan larut. Laktosa terbentuk dari dua komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat air susu yang sedikit manis ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam air susu dapat dirusak oleh beberapa jenis kuman pembentuk asam susu. d. Vitamin, enzim, dan gas (0,85%) Kadar vitamin di dalam air susu tergantung dari jenis makanan yang diperoleh ternak sapi dan waktu laktasinya. Vitamin yang terdapat di dalam lemak yaitu vitamin A, D, E, K, sedangkan vitamin yang larut di dalam air susu yaitu vitamin B kompleks, vitamin C, vitamin A, dan vitamin D. Vitamin yang larut di dalam air susu yang terpenting ialah vitamin B 1, B 2, asam nikotinat, dan asam pantotenat. Enzim berfungsi untuk mengolah suatu bahan menjadi bahan lain dengan jalan otolisis. Enzim dalam susu yang terkenal adalah peroksidase, reduktase, katalase, dan fosfatase. Dengan adanya pemanasan, enzim tidak akan berfungsi lagi. f. Manfaat Susu Produk-produk olahan susu yang sudah dikenal dalam industri pengolahan adalah susu pasteurisasi, susu skim, mentega, keju, susu kental, susu bubuk, yoghurt, dadih, kefir, es krim, karamel/ kembang gula susu, dodol susu, dan kerupuk susu (Abubakar, 1994). Susu banyak dikonsumsi dan telah memasyarakat. Dalam susunan menu sehari-hari, susu dipakai sebagai bahan pangan penyempurna, yakni dalam makanan empat sehat lima sempurna. Susu memiliki manfaat biologis yang tinggi. Para ahli gizi merekomendasikannya sebagai minuman yang menyehatkan karena kandungan gizi dan asam aminonya yang lengkap. Kandungan gizi tersebut antara lain laktosa yang berfungsi sebagai sumber tenaga, kalsium yang membantu dalam pembentukan massa tulang, lemak yang menghasilkan energi serta vitamin A, D, E, dan K, protein yang kaya akan kandungan lisin, niasin, dan

ferrum, serta mineral-mineral lain seperti magnesium, seng, dan potassium (Susilorini dan Sawitri, 2006).