BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi Sejarah CV. Vannisa GAMBAR 1.1 Logo CV. Vannisa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Persaingan antar perusahaan tidak terbatas hanya secara lokal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. berkembang pesat. Setiap perusahaan berlomba-lomba untuk menemukan

BAB I PENDAHULUAN. optimal sesuai dengan pertumbuhan perusahaan dalam jangka panjang, sehingga

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi kegiatan bisnis terutama disektor industri telah

BAB I PENDAHULUAN. yang sering mengalami kemacetan. Awal mula masuknya sepeda ke Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. perusahaan jasa boga dan perusahaan pertanian maupun peternakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk mendapat keuntungan dengan biaya

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan. Jenis sediaan yang ada dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Bentuk penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Perekonomian di dunia saat ini telah berkembang dengan sangat pesat, dimana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan peradaban manusia menimbulkan adanya perkembangan

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Blocher (2007:12) Husnanto (2013:1)

I. PENDAHULUAN. bagian manajemen operasional khususnya dalam pengelolaan persediaaan barang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VII PERENCANAAN PENGADAAN PERSEDIAAN TUNA

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dalam menentukan persediaan perusahan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. tujuan yang diinginkan perusahaan tidak akan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya dipengaruhi oleh pengendalian persediaan (inventory), karena hal

BAB 1 PENDAHULUAN. kegiatan inilah dinamakan proses produksi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis dan metode yang digunakan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. bagian yang paling besar dalam harta perusahaan. Persediaan juga memberikan

BAB X MANAJEMEN PERSEDIAAN

MANAJEMEN PERSEDIAAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam penelitian ini. Bagian ini menjelaskan tentang latar belakang, rumusan

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Ngadiluwih, Kediri. UD. Pilar Jaya adalah perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama, Sejarah Perusahaan dan Lokasi Perusahaan.

KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis

ANALISIS MANAJEMEN PERSEDIAAN PADA PT. KALIMANTAN MANDIRI SAMARINDA. Oleh :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT Subur mitra grafistama yang berlokasi di

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini ditandai dengan menjamurnya

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang

Persediaan adalah barang yang sudah dimiliki oleh perusahaan tetapi belum digunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat di indonesia, pengusaha dituntut untuk bekerja dengan lebih efisien

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berupa persediaan barang berwujud yang digunakan dalam proses produksi. Diperoleh dari sumber alam atau dibeli dari supplier

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tidak sedikit industri konveksi/industri pakaian jadi

B I A YA B A H AN A. Perencanaan Bahan Tujuan perencanaan bahan Masalah yang timbul dalam perencanaan bahan

MANAJEMEN PERSEDIAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap usaha yang dijalankan perusahaan bertujuan mencari laba atau

BAB III METODE PENELITIAN. Factory : Jalan Raya Serang Km 18.8 Desa Sukanegara Tangerang Banten.

MANAJEMEN PERSEDIAAN. Heizer & Rander

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN METODE EOQ. Hanna Lestari, M.Eng

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh konsumen sehingga produk tersebut tiba sesuai dengan waktu yang telah

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Home Industry Fanny Bakery Salatiga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. antar perusahaan pun merupakan hal yang sangat penting. Karena jika hal hal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. era globalisasi yang semakin membaik dan meluas diantara banyak Negara di dunia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENDAHULUAN BAB I Latar Belakang. Perbaikan performansi bisnis modern harus mencakup keseluruhan sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang memiliki model bisnis waralaba (franchise). Menurut Karamoy berpendapat lain dan menyatakan bahwa: Waralaba

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang harus dicapai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Pengendalian Manajemen ( Management Control System ) adalah 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada perusahaan dagang dan industri, persediaan merupakan aktiva lancar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan tuntutan

BAB IV METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Deskriptif

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA 2014

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deterministik, dengan

Pertemuan 7 MANAJEMEN PERSEDIAAN (INVENTORY MANAGEMENT)

Syukriah, Putri Narisa Lia. Jurusan Teknik Industri, Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe, Indonesia

ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA HOME INDUSTRY ROTI PRIMA

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. adanya persediaan yang memadahi diperusahaan maka akan terancam kegagalan

Prosiding Manajemen ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. Kawaii Sushi merupakan salah satu restoran Jepang yang berada di kota

BAB 2 LANDASAN TEORI. dari beberapa item atau bahan baku yang digunakan oleh perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dagang selalu mengadakan persediaan (inventory).

BAB I PENDAHULUAN. bahan baku sangat besar sehingga tidak mungkin suatu perusahaan akan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun menciptakan sektor sektor baru dengan inovasi inovasi yang baru. perusahaan salah satunya adalah proses produksi.

BAB IV PENUTUP. bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan menerapkan metode EOQ pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi sekarang ini, persaingan global yang tajam banyak

I. PENDAHULUAN. dengan efektif dan efisien, maka harus memperhatikan penerapan sistem

BAB I PENDAHULUAN. produksi dan penjualan, maka persediaan harus dikelola secara tepat. Dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, termasuk dalam bidang

ARTIKEL ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY EOQ PADA PERUSAHAAN KECAP MURNI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, dunia usaha mengalami perkembangan yang sangat signifikan.

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Having inventory is cost company money and not having inventory is cost company money (

PERENCANAAN KEBUTUHAN BAHAN BAKU KEMASAN MINUMAN RINGAN UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA PERSEDIAAN. Mila Faila Sufa 1*, Rizky Novitasari 2

BAB IV PEMBAHASAN. bersumber dari beberapa pemasok yang mempunyai merk berbeda. mengenai latar belakang perusahaan dan mengumpulkan informasi yang

TUGAS AKHIR. Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. CV. JOGI CITRA MANDIRI adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri

BAB I PENDAHULUAN. setiap perusahaan adalah memperoleh keuntungan maksimum. memberikan pelayanan yang baik serta kepuasan kepada pelanggan.

Pengendalian Persediaan Bahan Baku untuk Waste Water Treatment Plant (WWTP) dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Objek Studi 1.1.1 Sejarah CV. Vannisa CV. Vannisa merupakan salah satu perusahaan industri di bidang makanan yang berada di Kota Bandung. Produksi utamanya adalah brownies kukus yang merupakan salah satu makanan khas Kota Bandung. Perusahaan tersebut beralamatkan di Perumahan Griya Bandung Indah Blok G5 No.6 Bandung, CV. Vannisa didirikan pada tahun 2004 oleh Bapak H. Erry, dimulai dengan produksi yang tidak terlalu banyak, pemasarannya pun dilakukan disekitar tempat pembuatan brownies tersebut, tetapi usaha ini kurang berjalan lancar dikarenakan keterbatasan Bapak Erry dalam hal modal dan pemasarannya. Oleh karena itu, Bapak Erry mencari seorang investor untuk melanjutkan perusahaan ini. Pada awal tahun 2005 Bapak Erry bertemu dengan kawan lamanya yaitu Bapak Ali yang berminat bekerja sama untuk membangun usaha ini kembali dan menanamkan modal serta melakukan strategi pemasaran untuk mengembangkan CV. Vannisa ini. Dengan bergabungnya Bapak Ali, perusahaan ini mulai mengalami perkembangan yang cukup pesat, dengan melalukan promosi yang lebih baik dan mengembangkan berbagai macam jenis rasa yaitu jenis keju-coklat, keju-keju, zebra, blueberry, kismis kacang, original dan brownies bakar. Logo CV. Vannisa dapat dilihat pada Gambar 1.1 Gambar 1.1 Logo CV. Vannisa Sumber : CV. Vannisa, 2015 1

Nama Vannisa ini diambil dari nama kedua anak Bapak Erry dan istrinya, Ibu Nunung. Terinspirasi dari brownies Amanda yang berkembang pesat di kota Bandung membuat Bapak Erry ingin mencoba usaha yang sama dengan resep yang berbeda, dengan modal awal Rp.500.000, kemudian terpikirlah membuat usaha kecil-kecilan lalu mencoba memasarkannya setiap minggu pagi di pasar kaget Batununggal, dengan menggunakan mobil boks. Karena usahanya sukses dan berhasil maka dibuatlah usaha yang besar. Usaha ini merupakan pekerjaan utama bagi Bapak Erry sedangkan Ibu Nunung sendiri pekerjaan utamanya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Cabang CV.Vannisa mulai tersebar di beberapa wilayah di kota Bandung, khususnya cabang Ciwastra dan Cinunuk, adalah cabang yang menjadi andalan CV. Vannisa sebagai cabang dengan penjualan tertinggi dibandingkan cabangcabang lainnya. Lokasi proses produksi pertama berada di rumah pemilik, tapi dengan perkembangan usahanya maka tempat produksi dipindahkan di sebelah 16 rumahnya. Bangunan tempat produksi brownies sekarang dulunya dibeli dari perusahaan Nata De Coco. Dimana dalam bangunan tersebut terdapat ruang untuk menerima tamu dan tempat produksi brownies. Berlokasi di CV. Vannisa Komplek Griya Bandung Indah 2 Jl. Alam Permai I, Blok G 5 No 6 Kab.Bandung 40287, Tel : (022) 71307117, Email: Brownies_vannisa@yahoo.co.id. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Untuk mencapai target keuntungan yang maksimal, perusahaan harus mampu menangani faktor-faktor yang mempengaruhi perolehan laba atau keuntungan tersebut. Salah satu faktornya terdapat pada masalah operasional. Masalah operasional merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Apabila proses produksi lancar, maka perusahaan dapat menjual produk dan atau memenuhi permintaan konsumen kemudian memperoleh laba. Jika konsumen merasa puas akan tersedianya produk yang diinginkan, maka hal ini menjadi faktor bagi konsumen untuk melakukan pembelian kembali (rebuy). Apabila proses produksi di suatu perusahaan tidak berjalan dengan lancar, maka tujuan perusahaan untuk 2

memperoleh laba atau keuntungan tidak akan tercapai. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi proses produksi yaitu tersedianya bahan baku yang akan diolah dalam proses produksi. Kesalahan dalam menetapkan investasi bahan baku pada perusahaan akan mengurangi keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut. Investasi bahan baku yang terlalu besar pada perusahaan akan mempengaruhi jumlah biaya penyimpanan. Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan kegiatan penyimpanan bahan baku yang dibeli. Biaya ini berubah-ubah menyesuaikan dengan besar kecilnya jumlah bahan baku yang disimpan. Biaya penyimpanan ini biasanya meliputi biaya pemeliharaan, biaya asuransi, biaya sewa gudang dan biaya yang terjadi sehubungan dengan biaya kerusakan barang yang terjadi di gudang. Namun investasi pada persediaan bahan baku dengan jumlah kecil juga dapat mempengaruhi bertambahnya jumlah biaya pemesanan yang dikeluarkan. Selain itu, juga dapat mengurangi keuntungan perusahaan apabila terjadi kehabisan bahan baku pada saat proses produksi. Hal ini terjadi akibat biaya stock out yaitu biaya akibat perusahaan kehabisan persediaan bahan baku berupa proses produksi yang tidak efisien, biaya-biaya yang muncul saat melakukan pembelian bahan baku yang sedikit demi sedikit serta hilangnya kesempatan memperoleh keuntungan karena tidak dapat memenuhi permintaan konsumen. Hal ini bisa saja terjadi saat permintaan meningkat melampaui perkiraan rata-rata biasanya sedangkan persediaan bahan baku tidak cukup untuk melakukan produksi, atau bahkan sudah habis. Jika keadaan sudah seperti ini, maka pengusaha dapat kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya ia peroleh. Karena itu, penting bagi perusahaan untuk melakukan pengawasan atas persediaan. Kegiatan ini dapat membantu tercapainya suatu tingkat efisiensi pemesanan bahan baku untuk memenuhi persediaan. Perlu diketahui bahwa kegiatan ini tidak dapat menghilangkan keseluruhan resiko yang timbul akibat adanya persediaan yang terlalu besar atau terlalu kecil, tetapi hanya meminimalkan resiko pemborosan biaya bahan baku. 3

Untuk meminimumkan biaya persediaan tersebut dapat digunakan analisis Economic Order Quantity (EOQ). EOQ adalah volume atau jumlah pembelian yang paling ekonomis untuk dilakukan pada setiap kali pembelian. Penerapan metode EOQ dalam suatu perusahaaan akan mampu meminimalisasi terjadinya out of stock sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan dan mampu menghemat biaya persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan karena adanya efisisensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan. CV. Vannisa merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dibidang kuliner, yang kegiatan utamanya adalah memproduksi brownies. Bahan baku utama yang digunakan dalam membuat brownies adalah tepung terigu, telur, dan gula pasir. Berdasarkan observasi awal, jumlah dan frekuensi pemesanan yang dilakukan CV. Vannisa belum optimal. Berdasarkan hasil wawancara Bapak Puspo sebagai tangan kanan Bapak H. Erry, CV. Vannisa tidak memiliki mode atau metode pasti untuk melakukan pembelian atau pemesanan bahan baku. Selama ini CV. Vannisa melakukan pembelian atau pemesanan bahan baku berdasarkan perkiraan atau prediksi pemilik. Sehingga dari penelitian awal yang dilakukan, dapat diketahui bahwa tidak jarang CV. Vannisa mengalami kelebihan bahan baku. Meskipun mendapatkan potongan harga dari supplier, hal ini tetap saja mengganggu keuangan perusahaan karena CV. Vannisa harus mengeluarkan biaya lebih untuk biaya penyimpanan bahan baku. Tabel 1.1 adalah perhitungan selisih bahan baku yang dipesan dan digunakan oleh CV. Vannisa pada tahun 2014. 4

Tabel 1.1 Kuantitas Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Gula Pasir di CV. Vannisa Tahun 2014 Bulan Pemesanan Satuan Persediaan awal Kuantitas pembelian Total Persediaan Kuantitas Pemakaian Selisih Januari Kg - 3750 3750 3563 187 Februari Kg 187 2500 2687 2375 312 Maret Kg 312 2500 2812 2375 437 April Kg 437 2500 2937 2375 562 Mei Kg 562 2500 3062 2375 687 Juni Kg 687 2500 3187 2375 812 Juli Kg 812 2500 3312 2375 937 Agustus Kg 937 3750 4687 3563 1124 September Kg 1124 3750 4874 3563 1311 Oktober Kg 1311 7500 8811 7125 1686 November Kg 1686 3750 5436 3563 1878 Desember Kg 1878 2500 4373 2375 1998 Sumber : CV. Vannisa, 2015 Tabel 1.2 Kuantitas Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Tepung Terigu di CV. Vannisa Tahun 2014 Bulan Satuan Persediaan Kuantitas Total Kuantitas Selisih Pemesanan awal pembelian Persediaan Pemakaian Januari Kg - 7100 7100 6745 355 Februari Kg 355 6100 6455 5795 660 Maret Kg 660 5250 5910 4988 922 April Kg 922 5300 6222 5035 1187 Bersambung 5

Sambungan Mei Kg 1187 4950 6137 4703 1434 Juni Kg 1434 5400 6838 5130 1704 Juli Kg 1704 5900 7604 5605 1999 Agustus Kg 1999 7250 9249 6888 2361 September Kg 2361 6900 9261 6555 2706 Oktober Kg 2706 11250 13956 10688 3268 November Kg 3268 7550 10818 7173 3645 Desember Kg 3645 5250 8895 4988 3907 Sumber : CV. Vannisa, 2015 Tabel 1.3 Kuantitas Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku Telur di CV. Vannisa Bulan Pemesanan Satuan Persediaan awal Kuantitas pembelian Total Persediaan Kuantitas Pemakaian Selisih Januari Kg - 10600 10600 10070 530 Februari Kg 530 8500 9030 8075 955 Maret Kg 955 8450 9405 8028 1377 April Kg 1377 8300 9677 7885 1792 Mei Kg 1792 8350 10142 7933 2209 Juni Kg 2209 8550 10759 8213 2546 Juli Kg 2546 8650 11196 8218 2978 Agustus Kg 2978 10500 13478 9975 3503 September Kg 3503 10350 13853 9833 4020 Oktober Kg 4020 12225 16245 11614 4631 November Kg 4631 10250 14881 9738 5143 Desember Kg 5143 8550 13693 8123 5570 Sumber : CV. Vannisa, 2015 6

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Data pada tabel 1.1, tabel 1.2 dan tabel 1.3 menunjukkan bahwa CV. Vannisa selalu memiliki persediaan yang lebih karena jumlah pemesanan bahan baku gula pasir, telur dan tepung terigu selalu lebih besar dibanding jumlah pemakaian setiap bulannya. Kelebihan kuantitas pesanan bahan baku yang dilakukan oleh CV. Vannisa tentu saja berakibat pada adanya biaya penyimpanan yang lebih banyak dari seharusnya. Selain itu, kelebihan kuantitas pesanan bahan baku juga dapat mengurangi kualitas bahan baku apabila disimpan terlalu lama, atau bahkan bisa rusak dan tidak dapat digunakan lagi. Gambar 1.2 adalah grafik mengenai selisih kuantitas pemesanan dan kuantitas penggunaan bahan baku di CV. Vannisa tahun 2014. 1000 900 800 700 600 500 400 300 200 100 Tepung Terigu Gula Pasir Telur Gambar 1.2 Selisih Jumlah Pemesanan dan Pemakaian Bahan Baku di CV. Vannisa Tahun 2014 Sumber : Olah data penulis Grafik pada gambar 1.2 menunjukkan selisih yang besar antara kuantitas pesanan bahan baku dan kuantitas pemakaiannya. Sudah diketahui bahwa persediaan merupakan salah satu bagian terpenting badan usaha karena dimiliki dalam jumlah cukup banyak dan merupakan salah satu bagian asset perusahaan yang tidak boleh 7

menumpuk. Persediaan harus dikelola sebaik-baiknya untuk menghindari penumpukan berlebih yang mengakibatkan terjadinya ketidakefisiensian biaya (Tanuwijoyo, et al, 2013:2). Tabel 1.2 adalah tabel yang menunjukkan kuantitas pembelian dan frekuensi pembelian bahan baku di CV. Vannisa. Tabel 1.4 Kuantitas Pembelian dan Frekuensi Pembelian Bahan Baku di CV. Vannisa Bulan Pemesanan Jumlah Pembelian Gula Tepung Telur Pasir Terigu Frekuensi Pembelian Gula Tepung Telur Pasir Terigu Januari 3750 7100 10600 1 1 16 Februari 2500 6100 8500 1 1 14 Maret 2500 5250 8450 1 1 15 April 2500 5300 8300 1 1 15 Mei 2500 4950 8350 1 1 15 Juni 2500 5400 8550 1 1 15 Juli 2500 5900 8650 1 1 15 Agustus 3750 7250 10500 1 1 15 September 3750 6900 10350 1 1 15 Oktober 7500 11250 12225 1 1 15 November 3750 7550 10250 1 1 15 Desember 2500 5250 8550 1 1 16 Total 40000 78200 113275 12 12 181 Sumber : CV. Vannisa, 2015 Data pada tabel 1.2 menunjukkan bahwa CV. Vannisa melakukan 12 kali pembelian dalam satu tahun untuk bahan baku gula pasir dan terigu, dan melakukan pembelian sebanyak 181 kali dalam satu tahun untuk bahan baku telur. 8

Umur simpan untuk bahan baku tepung terigu adalah lima sampai delapan bulan, untuk bahan baku gula yaitu sekitar satu tahun dan umur simpan telur di ruang terbuka dengan suhu kamar bisa bertahan selama 30 hari. Berdasarkan informasi ini, dapat diketahui bahwa CV. Vannisa melakukan pembelian yang sering atau dengan frekuensi pembeliannya yang tinggi jika dibandingkan dengan umur simpan bahan baku tersebut. Frekuensi pembelian yang tinggi dapat menimbulkan biaya pemesanan yang lebih, dimana biaya pemesanan ini akan berpengaruh pada biaya total persediaan atau total cost. Untuk meminimumkan total biaya persediaan yang muncul akibat frekuensi pembelian yang tinggi, maka frekuensi pembelian dapat ditekan dengan metode Economic Order Quantity (EOQ). Menurut Heizer dan Render (2011:92), EOQ adalah sebuah teknik kontrol persediaan yang meminimalkan biaya total dari pemesanan dan penyimpanan.metode EOQ berusaha mencapai tingkat persediaan yang seminimum mungkin, biaya rendah dan mutu yang lebih baik. Perencanaan metode EOQ dalam suatu perusahaan akan mampu meminimalisasi kekurangan atau kelebihan sehingga tidak mengganggu proses dalam perusahaan karena adanya efisiensi persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan. Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa EOQ dapat meningkatkan efisiensi persediaan bahan baku dalam perusahaan. Dengan adanya penerapan metode EOQ perusahaan akan mampu mengurangi biaya penyimpanan, penghematan ruang, baik untuk ruangan gudang dan ruangan kerja, menyelesaikan masalahmasalah yang timbul dari ba nyaknya persediaan yang menumpuk sehingga mengurangi resiko jumlah tepung terigu, telur, dan gula pasir yang rusak. Tujuan menggunakan model EOQ dalam penelitian ini adalah mengetahui persediaan yang tepat, yang bisa meminimalisir total biaya persediaan, yaitu total biaya pemesanan dan penyimpanan (Adeyemi dan Salami, 2010:3). Analisis EOQ ini dapat digunakan dengan mudah dan praktis untuk merencanakan berapa kali suatu bahan dibeli dan dalam kuantitas berapa kali pembelian. Manfaat Economic Order Quanitity (EOQ) dalam ilmu administrasi bisnis adalah dapat membantu para manajer produksi agar lebih bijaksana dalam 9

mengefesiensikan biaya total persediaannya, menghindari stock out, dan menghindari kerugian akibat kerusakan bahan baku pada saat disimpan. Hal ini dapat meningkatkan keuntungan yang akan diperoleh perusahaan. Menurut Heizer and Render (2014:561), Asumsi penggunaan metode Economic Order Quantity (EOQ) adalah: 1. Jumlah permintaan diketahui, cukup konstan dan independen. 2. Waktu tunggu, yaitu waktu antara pemesanan dan penerimaan pesanan telah diketahui dan bersifat konstan. 3. Persediaan segera diterima dan selesai seluruhnya. Dengan kata lain, persediaan yang dipesan tiba dalam satu kelompok pada suatu waktu. 4. Biaya variabel hanya biaya untuk memasang atau memesan (biaya pemasangan atau biaya pemesanan) dan biaya untuk menyimpan persediaan dalam waktu tertentu (biaya penyimpanan atau biaya untuk membawa persediaan). 5. Kehabisan (kekurangan) persediaan dapat sepenuhnya dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat. Asumsi-asumsi yang dikemukakan oleh Heizer dan Render sesuai dengan kondisi persediaan CV. Vannisa. Menurut penelitian terdahulu oleh Reni Warisman, Nengah Sudjana dan M.G. Wi Endang NP pada tahun 2012 yang berjudul penggunaan teknik Economic Order Quantity (EOQ) dan Repeat Order (ROP) dalam upaya pengendalian efisiensi persediaan (studi pada CV. Subur Abadi Tulungagung) dapat diketahui bahwa Penggunaan teknik EOQ dalam pengendalian efisiensi persediaan pada CV. Subur Abadi tahun 2009-2011 dapat mengurangi total cost terigu sebagai bahan baku utama. Total penghematan tahun 2009, 2010 dan 2011 berturut-turut sebesar Rp. 609.387,5; Rp. 742.275 dan Rp. 637.787,5. Selain itu, penelitian terdahulu oleh Alfiana Adila Iswara pada tahun 2014 yang berjudul analisis pengendalian persediaan bahan baku pada PT. Eastern Pearl Flour Mills Makassar, diketahui bahwa biaya total persediaan bahan baku gandum 10

berdasarkan metode Economic Order Quantity (EOQ) menyebabkan penghematan sebesar Rp 33.654.009.041,-. Dari latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengendalian bahan baku dengan judul ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TEPUNG TERIGU, GULA PASIR DAN TELUR DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC ORDER QUANTITY (EOQ) PADA CV. VANNISA TAHUN 2014 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Berapa jumlah pembelian optimal bahan baku tepung terigu, gula pasir dan telur yang seharusnya dilakukan CV. Vannisa? 2. Berapa jumlah frekuensi pembelian bahan baku tepung terigu, gula pasir dan telur yang seharusnya dilakukan CV. Vannisa? 3. Berapa besar nilai total biaya persediaan bahan baku sebelum dan sesudah menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ)? 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui jumlah pembelian optimal bahan baku tepung terigu, gula pasir dan telur yang seharusnya dilakukan CV.Vannisa. 2. Mengetahui jumlah frekuensi pembelian bahan baku tepung terigu, gula pasir dan telur yang seharusnya dilakukan CV. Vannisa. 3. Mengetahui besar nilai total biaya persediaan bahan baku sebelum dan sesudah menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). 1.5 Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi pihak yang terkait, yaitu: Kegunaan pada aspek teoritis (keilmuan): 11

1. Bagi penulis, penelitian ini dijadikan sebagai sarana atau media dalam melatih kemampuan analisis dan berfikir secara sistematis dan konseptual. Kegunaan pada aspek praktis : 2. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan serta mempraktekkan teori-teori yang telah dipelajari di bangku kuliah agar dapat melakukan penelitian ilmiah dan dituangkan kedalam bentuk tulisan dengan baik. 3. Bagi Mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan, bahan pustaka dan masukan dalam melakukan penelitian selanjutnya. 4. Bagi perusahaan, penulis berharap penelitian ini dapat berguna sebagai salah satu bahan referensi dan sumbangan pemikiran serta bahan pertimbangan untuk perusahaan dalam menerapkan metode pemesanan bahan baku yang paling optimal di masa yang akan datang. 1.6 Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab ini secara keseluruhan memuat dasar-dasar dilakukannya penelitian. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Merupakan bab yang menyajikan berbagai macam pemikiran dan landasan teori yang digunakan dan terkait dalam penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini menegaskan pendekatan, metode, dan teknik yang digunakan untuk menganalisis data yang menjelaskan masalah penelitian. Isi bab ini meliputi jenis penelitian, variabel operasional, tahapan penelitian, populasi dan sampel, pengumpulan data, uji validitas dan reliabilitas, serta teknik analisis data. 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan mengenai pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan, interpretasi, dan pembahasan mengenai hasil penelitian BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini menjelaskan mengenai kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan saran untuk pihak-pihak terkait DAFTAR PUSTAKA 13