PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KESTABILAN ENZIM XILANASE DARI Trichoderma viride ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PH DAN TEMPERATUR TERHADAP KESTABILAN AKTIVITAS XILANASE DARI Trichoderma viride

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KESTABILAN AKTIVITAS XILANASE DIAMOBILISASI DALAM PASIR LAUT ABSTRAK ABSTRACT

ISOLASI Trichoderma viride DENGAN METODA FERMENTASI SEMI PADAT ABSTRAK ABSTRACT

PENENTUAN WAKTU FERMENTASI OPTIMUM PRODUKSI XILANASE DARI JAGUNG DENGAN FERMENTASI SEMI PADAT ABSTRAK ABSTRACT

OPTIMASI KONDISI PRODUKSI PEKTINASE DARI Aspergillus niger. Iftakhul Mufarrikha, Anna Roosdiana (*), Sasangka Prasetyawan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan September 2010 di

PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KESTABILAN XILANASE AMOBIL DALAM KITOSAN

I. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi

III. METODE KERJA. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-November 2013 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

OPTIMASI AMOBILISASI XILANASE DARI Trichoderma viride PADA MATRIKS PASIR LAUT TERLAPIS KITOSAN ABSTRAK ABSTRACT

OPTIMASI AMOBILISASI ENZIM XILANASE DARI Trichodema viride MENGGUNAKAN MATRIKS KITOSAN-TRIPOLIFOSFAT Ilmiyati Sa idah, Sutrisno* dan Suratmo ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2014 Mei 2015 di. Laboratorium Mikrobiologi FMIPA Universitas Lampung.

PENGARUH Zn 2+ TERHADAP AKTIVITAS XILANASE HASIL ISOLASI DARI Trichoderma viride DENGAN METODE FERMENTASI SEMI PADAT ABSTRAK ABSTRACT

Hema Aprilia Setyo Windari, Sutrisno* dan Anna Roosdiana

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

Ardyan sukma sulistyaningtyas, Sasangka Prasetyawan*,Sutrisno.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei-November 2013 di Laboraturium

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari-Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-November 2012 di

PENENTUAN KONDISI OPTIMUM AMOBILISASI XILANASE DARI Trichoderma viride PADA MATRIK ZEOLIT TERAKTIVASI ASAM

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Agustus 2013 di

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari-April 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

OPTIMASI AMOBILISASI XILANASE DARI TRICHODERMA VIRIDE DENGAN MATRIKS ZEOLIT ABSTRAK ABSTRACT

METODE PENELITIAN. Penelitian ini di laksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini sudah dilaksanakan dari bulan Februari sampai bulan Juli 2013 di

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

III. METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari Oktober. penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia Universitas Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Enzim α-amilase dari Bacillus Subtilis ITBCCB148 diperoleh dengan

3. METODOLOGI PENELITIAN

Sampel air panas. Pengenceran 10-1

Air Panas. Isolat Murni Bakteri. Isolat Bakteri Selulolitik. Isolat Terpilih Bakteri Selulolitik. Kuantitatif

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan

LAMPIRAN. Lampiran 1. Foto Lokasi Pengambilan Sampel Air Panas Pacet Mojokerto

OPTIMASI AMOBILISASI XILANASE DARI Trichoderma viride MENGGUNAKAN MATRIKS CA-ALGINAT-KITOSAN

BAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

BAB III BAHAN, ALAT DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol

PENGARUH WAKTU PENGOCOKAN DAN KONSENTRASI XILANASE DARI Trichoderma viride TERHADAP XILANASE TERADSORPSI DAN AKTIVITAS XILANASE

ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

III. METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. selulosa dan lignin yang terdapat pada dinding sel tumbuhan. Oleh karena

1 atm selama 15 menit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu pelaksanaan penelitian pada bulan Juni 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah variasi jenis kapang yaitu Penicillium sp. dan Trichoderma sp. dan

DAFTAR LAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Subkultur Bakteri Penghasil Biosurfaktan dari Laut dalam Mendegradasi Glifosat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitianini dilaksanakandaribulanagustus - Desember 2015 di

OPTIMASI AMOBILISASI PEKTINASE DARI Bacillus subtilis MENGGUNAKAN KITOSAN-NATRIUM TRIPOLIFOSFAT ABSTRAK ABSTRACT

setelah pengeringan beku) lalu dimasukan ke dalam gelas tertutup dan ditambahkan enzim I dan enzim II masing-masing sebanyak 1 ml dan aquadest 8

III. METODOLOGI PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendidikan Biologi FPMIPA UPI dan protease Bacillus pumilus yang diperoleh

ABSTRAK. Kata Kunci : Amilase, Zea mays L., Amonium sulfat, Fraksinasi, DNS.

ISOLASI DAN PENGUJIAN AKTIVITAS ENZIM α AMILASE DARI Aspergillus niger DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA CAMPURAN ONGGOK DAN DEDAK

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret Agustus 2015 di

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 sampai dengan bulan

KARAKTERISASI ENZIM XILANASE DARI Bacillus sp. Galih Cendana Nabilasani 1) dan Sumardi 1)

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Ahmad suhaili, Sasangka prasetyawan* dan Sutrisno

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan kemampuan Bacillus mycoides dalam memfermentasi onggok untuk

Rizki Wulandari, Silvera devi, Andi Dahliaty

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu jenis isolat dan sumber fosfat yang digunakan. selama 3 bulan mulai tanggal 1 Februari 31 April 2017.

PENENTUAN KADAR IODIDA SECARA SPEKTROFOTOMETRI BERDASARKAN PEMBENTUKAN KOMPLEKS IOD-AMILUM MENGGUNAKAN OKSIDATOR PERSULFAT ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Bioindustri, Pusat

METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Isolat Aspergillus flavus NTGA7A4UVE10 hasil penelitian terdahulu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September

Transkripsi:

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 1, pp. 340-344, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 12 September 2014, Accepted 12 September 2014, Published online 15 September 2014 PENGARUH SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KESTABILAN ENZIM XILANASE DARI Trichoderma viride Muhammad Edi Sukmana, Sutrisno*, Anna Roosdiana Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: tris_mc@ub.ac.id ABSTRAK Enzim xilanase merupakan protein yang mempunyai kestabilan pada keadaan tertentu. Kestabilan dari suatu enzim dapat diketahui dari aktivitas enzim sisa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kestabilan enzim xilanase. Enzim xilanase diisolasi dari Trichoderma viride yang dimurnikan dengan pengendapan fraksi 40-80% menggunakan amonium sulfat dan dialisis. Enzim xilanase hasil pemurnian disimpan pada suhu 30, 40, 50, 60, dan 70 0 C selama 0, 5, 10, 15, 20 dan 25 jam. Aktivitas enzim ditentukan dengan mereaksikan xilan 1% dengan 1 ml enzim hasil pemurnian selama 50 menit pada suhu 60 0 C dan gula pereduksi yang dihasilkan direaksikan dengan reagen DNS dan ditentukan dengan metode spektrofotometri. Hasil penelitian diperoleh xilanase paling stabil pada penyimpanan pada suhu 60 0 C. Semakin lama waktu penyimpanan maka aktivitas xilanase semakin menurun. Pada suhu 30, 50 dan 60 0 C xilanase stabil sampai 25 jam dengan aktivitas enzim sisa berturut-turut 54,14; 53,84; dan 59,02%. Pada suhu 40 0 C stabil sampai 20 jam dengan aktivitas enzim sisa 56,95%. Pada suhu 70 0 C stabil sampai 15 jam dengan aktivitas enzim sisa 54,88%. Kata kunci: Aktivitas Xilanase, Suhu, Waktu Penyimpanan Xilan, ABSTRACT Xylanase enzyme is proteins that have stability in certain conditions. The stability of an enzyme can be seen from the residual enzyme activity. This study aims to determine the effect of temperature and storage time on the stability of the xylanase. Xylanase was isolated from Trichoderma viride followed by purification using 40-80% of saturated amonium sulphate and dialysis. The purified xylanase was stored at a temperature of 30, 40, 50, 60, and 70 0 C for 0, 5, 10, 15, 20 and 25 hours. The enzyme activity was determined by reacting a 1 % xylan with 1 ml purified enzymes for 50 minutes at 60 0 C and the reducing sugars was reacted with DNS solution and measured by spectrophotometric method. The result showed that the highest stability of xylanase was found at storage temperature of 60 0 C. The longer the storage time the xylanase activity decreased. Xylanase was stable at 30, 50 and 60 0 C up to 25 hours with residual enzyme activity 54.14; 53.84, and 59.02 % respectively. At 40 0 C xylanase was stable up to 20 hours with 56.95% residual enzyme activity. At 70 0 C xylanase was stable up to 15 hours with 54.88% residual enzyme activity. Keyword: Storage Time, Temperature, Xylan, Xylanase Activity PENDAHULUAN Enzim merupakan biopolimer yang berperan sebagai katalis hayati dalam reaksireaksi biokimia yang terjadi dalam sel mahkluk hidup. Enzim sebagai biokatalis bekerja secara spesifik dan sangat efisien[1]. Xilanase adalah kelompok enzim yang memiliki kemampuan menghidrolisis hemiselulosa (xilan) menjadi xilosa[2]. Enzim xilanase dapat dihasilkan oleh bakteri dan kapang melalui proses fermentasi. Salah satu kapang yang dapat menghasilkan xilanase adalah Trichoderma viride melalui proses fermentasi[3]. 340

Kebutuhan enzim xilanase di industri terus meningkat. Enzim xilanase pada saat ini banyak dimanfaatkan untuk pembuatan gula xilosa, proses bleaching pada pembuatan kertas, campuran makanan ternak, dan juga digunakan untuk industri makanan dan minuman[2]. Seperti pada umumnya, enzim kestabilan enzim xilanase dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya suhu, ph, dan zat penghambat atau inhibitor. Selain itu adanya enzim lain seperti enzim protease yang berfungsi untuk menguraikan protein akan mempengaruhi kerja dari enzim xilanase[4]. Aktivitas dan stabilitas enzim sangat dipengaruhi oleh modifikasi kondisi fisik dan kimia yang dapat menyebabkan perubahan struktur sekunder, tersier dan kuartener dari molekul enzim[1]. Kestabilan suatu enzim dapat dilihat dari aktivitas enzim sisa, dimana enzim dinyatakan stabil bila aktivitas enzim sisanya lebih dari 50% dari aktivitas enzim awal[1]. Dari uraian di atas maka diperlukan suatu penelitian tentang pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap enzim xilanase dari Trichoderma viride sehingga diperoleh informasi tentang kestabilan dari enzim xilanase dari berbagai variasi suhu dan lama penyimpanan. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan penelitian yang digunakan adalah kultur murni kapang Trichoderma viride yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Brawijaya Malang. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini memiliki derajat kemurnian pro analisa (pa), teknis. Bahan-bahan pa yang digunakan antara lain adalah asam oleat, CaCl 2, KH 2 PO 4, (NH 4 ) 2 SO 4, MgSO 4. 7H 2 O, glukosa anhidrat, buffer asetat ph 5, reagen DNS, xilan, amonium sulfat, HCl (Merck), BaCl 2 (Merck). Bahan-bahan mikrobiologi yang digunakan antara lain adalah kentang, pepton, tepung agar, dextrosa. Serta bahan lain adalah klobot jagung dan akuades. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat alat gelas, jarum ose, pengaduk magnet, neraca analitik (Mettler Toledo AL 204), inkubator (Heraeus Type B 5042), ph meter (Inolab WTW), penangas air (Wemmert W 200), autoklaf (All, American Model 20X), shaker (Edmund Buhler SM 25 24B), sentrifugase dingin (Juan MR 1889), pemanas listrik (Janke-Kunkel), dan Spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu Model 160A double beam). Produksi Enzim Xilanase 341

T. viride yang ditumbuhkan dalam media padat miring selama 144 jam (ph 5 dan 30 0 C) disuspensikan ke dalam 10 ml akuades steril menggunakan jarum ose. Suspensi diambil sebanyak 2 ml dan ditanam pada 13 ml media cair steril. Dikocok dengan shaker kecepatan putar 100 rpm pada temperatur ruang selama 36 jam. Inokulum yang mengandung T. viride ditumbuhkan dalam 150 ml media pertumbuhan pada temperatur kamar dengan kecepatan 100 rpm hingga jam ke-60. Media hasil fermentasi ditambahkan 15 ml buffer asetat ph 5 dan disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit pada temperatur 4 o C. Supernatan yang diperoleh merupakan ekstrak kasar xilanase. Ekstrak kasar xilanase dimurnikan menggunakan amonium sulfat dengan tingkat kejenuhan 40-80%, dilanjutkan dengan dialisis menggunakan kantong selofan. Xilanase hasil pemurnian diuji aktivitasnya. Penentuan Aktivitas Xilanase Penentuan aktivitas xilanase dilakukan dengan cara mereaksikan 1 ml substrat xilan 1% (b/v) dengan 1 ml enzim, 1 ml buffer asetat ph 5 dan 1 ml akuades. Campuran diinkubasi pada temperatur 60 o C selama 50 menit dipanaskan dalam penangas air mendidih selama 15 menit, lalu didinginkan dengan air mengalir. Setelah dingin ditambahkan 2 ml reagen DNS dan dipanaskan pada 100 C selama 15 menit kemudian didinginkan dengan air mengalir. Larutan yang dihasilkan diukur serapannya pada panjang gelombang 495 nm. Kadar gula pereduksi yang dihasilkan selama reaksi ditentukan dengan cara mengeplotkan serapan yang diperoleh ke dalam persamaan regresi kurva baku gula pereduksi yang telah dibuat sebelumnya. Satu unit aktivitas enzim diartikan sebagai 1 μg xilosa yang dihasilkan per menit per ml enzim. Penentuan Kestabilan Aktivitas Enzim Berdasarkan Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan Enzim hasil pemurnian dipipet 1 ml dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi ukuran 5 ml dan tutup tabung di tutup dengan alumunium foil. Enzim hasil pemurnian disimpan dalam oven dengan variasi suhu (30, 40, 50, 60, 70) o C selama (0, 5, 10, 15, 20, 25) jam selanjutnya enzim ditentukan aktivitasnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu dan Lama Penyimpanan terhadap Kestabilan Xilanase Kestabilan xilanase dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya pengaruh ph dan pengaruh suhu. Pada penelitian ini dilakukan uji untuk mengetahui pengaruh suhu dan lama penyimpanan enzim terhadap kestabilan xilanase dengan cara menyimpan enzim hasil pemurnian pada variasi suhu 30, 40, 50, 60, dan 70 0 C. Pada waktu penyimpanan 5, 10, 15, 342

20, dan 25 jam selanjutnya ditentukan aktivitas enzimnya dan dibandingkan dengan aktivitas enzim awal. Data yang diperoleh ditunjukkan pada Gambar 1. Gambar 1. Grafik % aktivitas enzim sisa xilanase Umumnya kestabilan enzim lebih tinggi pada suhu lebih rendah. Aktivitas xilanase semakin menurun dengan bertambahnya lama penyimpanan (Gambar 1). Hal ini menunjukkan bahwa semakin lama waktu penyimpanan, semakin banyak xilanase yang mengalami kerusakan yang kemungkinan diakibatkan kerja dari protease yang dihasilkan bersama xilanase oleh Trichoderma viride [5]. Protease adalah enzim yang mengkatalisis reaksi hidrolisis protein. Mengingat xilanase adalah protein maka semakin aktif protease, xilanase semakin mudah rusak. Pada pengaruh suhu, aktivitas enzim pada penyimpanan 60 o C mempunyai aktivitas yang paling tinggi. Pada suhu 70 o C memiliki aktivitas enzim yang paling rendah dikarenakan pada suhu 70 o C xilanase sudah mengalami denaturasi. Denaturasi tersebut dapat menyebabkan perubahan konformasi dari enzim sehingga jumlah substrat yang dapat diikat oleh sisi aktif enzim semakin berkurang dan aktivitas enzimnya akan menurun. Aktivitas enzim pada suhu 40 o C pada lama penyimpanan 15 25 jam memiliki aktivitas enzim yang lebih rendah bila dibandingkan dengan penyimpanan pada suhu 30 o C hal ini dapat disebabkan adanya enzim protease. Enzim protease memiliki suhu optimum 35 o C [6], sehingga pada suhu 40 o C semakin lama penyimpanan akan menyebabkan enzim xilanase semakin banyak yang terdegradasi sehingga aktivitas enzim pada penyimpanan 40 o C lebih rendah dari penyimpanan suhu 30 o C. Kestabilan enzim xilanase dapat dilihat dari aktivitas enzim sisa dimana enzim dikatakan stabil bila aktivitas enzim sisanya lebih dari 50% dari aktivitas awal enzim Aktivitas enzim sisa menurun dengan semakin lama penyimpanan xilanase. Aktivitas enzim 343

sisa yang paling tinggi adalah pada penyimpanan suhu 60 o C. Sedangkan aktivitas enzim sisa yang paling rendah adalah penyimpanan pada suhu 70 o C. Secara umum xilanase masih stabil sampai penyimpanan 25 jam. Akan tetapi untuk penyimpanan 40 0 C xilanase stabil sampai 20 jam dengan aktivitas enzim sisa 56,95% ( 2,973 unit ) dan penyimpanan 70 0 C xilanase stabil sampai 15 jam dengan aktivitas enzim sisa 54,88% (2,865 unit). KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Xilanase paling stabil pada penyimpanan suhu 60 0 C. 2. Waktu penyimpanan semakin lama aktivitas xilanase semakin menurun. Pada suhu 30, 50 dan 60 0 C xilanase stabil sampai 25 jam. Pada suhu 40 0 C stabil sampai penyimpanan 20 jam. Pada suhu 70% stabil sampai penyimpanan 15 jam. DAFTAR PUSTAKA 1. Muawanah, A., 2006, Produksi Enzim Xilanase Termostabil Thermomyces lanuginosus IFO 150 pada Bagasse Tebu, Tesis IPB, Bogor. 2. Richana, N., 2002, Produksi dan Prospek Enzim Xilanase dalam Pengembangan Bioindustri di Indonesia, Buletin AgroBio, No. 1, Vol. 5, Hal. 29-36 3. Budiman, A., dan Setiawan S., 2010, Pengaruh Konsentrasi Substrat, Lama Inkubasi dan ph dalam Proses Isolasi Enzim Xilanase dengan Menggunakan Media Jerami Padi, Universitas Diponegoro, Semarang. 4. Winarno, F.G. 1986. Enzim Pangan. Jakarta: Gramedia. 5. Simkovic. M., A. Kurucova., M. Hunova., L. Varecka,2008, Induction of Secretion of Extracellular Proteases from Trichoderma viride, Acta Chimica Slovaca, Vol.1: 250 264. 6. Dondin Sajuthi, Irma Suparto, Yanti, dan Willy Praira, 2010, Purifikasi dan Pencirian Enzim Protease Fibrinolitik dari Ekstrak Jamur Merang. Makara Sains, Vol. 14: 145-150. 344