Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II SISTEM PENGENDALIAN. 2.1 Konsep & Metode Pengendalian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan ke 11. Dosen: Ir. Bambang Herumanta, M.T. / Suwardo, S.T., M.T., Ph.D.

ESTIMASI BIAYA PROYEK KONSTRUKSI

BAB 5 TEMUAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersifat unik, membutuhkan sumber daya (manpower, material, machine, money,

PERANAN KONSULTAN MANAJEMEN KONSTRUKSI PADA PELAKSANAAN BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. panjang dan di dalamnya dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (resource) yang ada. Yang dimaksud dengan sumber daya (resource) di sini

PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN JADWAL DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM MICROSOFT PROJECT 2010 (Studi Kasus: Proyek PT. Trakindo Utama)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Chapter 6. Development and quality plans

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Project Management ESTIMASI BIAYA DAN PENGANGGARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pertemuan ke - 4 SUMBERDAYA MANUSIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil evaluasi penerapan manajemen pengendalian proyek South

Manajemen Proyek Minggu 2

BAB III LANDASAN TEORI. baik investasi kecil maupun besar dalam skala proyek memerlukan suatu

MINGGU KE- 4 MANAJEMEN RUANG LINGKUP

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek dari penelitian ini adalah kinerja waktu sebagai variabel. Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan proyek konstuksi, baik oleh kontraktor, konsultan maupun

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan kebutuhan dari pemilik proyek, yang tidak lepas dari

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Anggaran

Tujuan Instruksional khusus

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU 2.1. EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPK TAHUN LALU DAN CAPAIAN RENSTRA SKPK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata penghambat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diterjemahkan

PERENCANAAN STRATEGIS DAN OPERASIONAL PROYEK. Kuliah Manajemen TL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dibuat (Arditi and Patel, 1989)

BAB II BAHAN RUJUKAN

PENGANGGARAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

BAB I MANAGEMENT PROYEK

MENGANALISIS HASIL PENJADWALAN PROYEK BANGUNAN GEDUNG DENGAN WORK BREAKDOWN STRUCTURE (WBS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 7 KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil Internal Control Questionnaire (ICQ) mengenai Sistem

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengelolaan risiko..., Mohamad Taufik H.A., FT UI, Universitas Indonesia

penting. Keberhasilan suatu proyek pertama-tama sangat dipengaruhi oleh ketepatan

BAB II DASAR TEORI Anggaran Definisi Anggaran. Anggaran menurut Henry Simamora (1999) merupakan suatu

Adapun pengukuran produktivitas tenaga kerja dapat diketahui dengan beberapa metode sebagai berikut:

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PEKERJAAN PENGAWASAN PEMBANGUNAN DERMAGA BLOK A

Hal penting dalam manajemen proyek adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Standar Akuntansi Keuangan sebagai suatu pedoman dalam penyusunan

COST CONTROL Rencana Anggaran Pelaksana

STMIK MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil 2010/2011

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kesimpulan mengenai Peranan Anggaran Pembelian Bahan Baku Sebagai

kebulatan atau totalitas yang berfungsi secara utuh disebabkan adanya saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Evaluasi Kinerja Proyek Pembangunan (EKPP)

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA ACUAN KERJA ( KAK ) PEKERJAAN PENGAWASAN RENOVASI GEDUNG PERAWATAN NAPZA (BANGSAL PURI NURANI) RS. JIWA Dr. SOEHARTO HEERDJAN JAKARTA

MODUL PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONSTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL EDISI 2012 PELAKSANA LAPANGAN PEKERJAAN JALAN KOMUNIKASI DI TEMPAT KERJA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Semakin hari dunia kontruksi berkembang makin pesat. Kita sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. (Assauri, 1993). kesalahan kesalahan dalam proses produksi.

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Gambaran Umum PT. Freshklindo Graha Solusi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konsep biaya telah berkembang sesuai kebutuhan akuntan, ekonom dan. dukungan berbagai fungsi dalam bisnis dan akuntansi.


Fungsi Organisasi dalam Manajemen Proyek

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Data ketidaksesuaian atau defect atau punch list yang terjadi pada 8 proyek yang

Menurut pengertian dan munajemen proyek, maka fungs,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Siklus Hidup Proyek. Ilmu Komputer UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Phase Siklus Hidup Proyek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif bagi perusahaan untuk melakukan perencanaan dan. pengendalian atas aktivitas perusahaan.

PERILAKU DAN DINAMIKA PROYEK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperlukan landasan teori sebagai pijakan serta pedoman. Landasan teori

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. merupakan aspek yang harus dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sebaikbaiknya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEBIJAKAN MUTU PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DI PERGURUAN TINGGI

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

PERENCANAAN PROYEK. Gentisya Tri Mardiani, M.Kom MANAJEMEN PROYEK PERANGKAT LUNAK

BAB VI LAPORAN KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. Dalam setiap proyek konstruksi, perencanaan, dan pengendalian merupakan

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB ) diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KEMAJUAN PEKERJAAN DAN PENGENDALIAN PROYEK. tahapan tahapan tertentu dalam pengerjaannya. Berlangsungnya kemajuan

Praktek Perencanaan dan Pengendalian Proyek pada Kontraktor Kecil

Transkripsi:

Halaman 1 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 2 dari Pertemuan ke - 7 Pertemuan ke - 7 FUNGSI DAN PROSES PERENCANAAN SERTA PENGENDALIAN Perencanaan adalah proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya. Hal ini berarti memilih dan menentukan langkah-langkah kegiatan di masa datang yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Fungsi pengendalian adalah kegiatan memantau dan mengkaji (bila perlu mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan tersebut terbimbing ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Antara perencanaan dan fungsi pengendalian, terdapat keterkaitan yang erat. Dari segi penggunaan sumber daya, perencanaan dapat diartikan sebagai memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumber daya untuk melaksanakan kegiatan, sedangkan pengendalian memantau apakah hasil kegiatan yang telah dilakukan sesuai dengan patokan yang telah digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan efisien. Dengan demikian, perencanaan dan pengendalian akan berlangsung hampir sepanjang siklus proyek dalam bentuk perencanaanpemantauan-pengendalian-koreksi. 7.1 Mengambil Keputusan Salah satu lingkup perencanaan adalah pengambilan keputusan, karena hal tersebut diperlukan dalam proses memilih dan menentukan langkah yang akan datang. Suatu perencanaan yang tepat disusun secara sistematis, dan memperhatikan faktor obyektif akan dapat berfungsi sebagai : Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek. Dasar pengaturan alokasi sumber daya. Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari pentingnya unsur waktu. Pegangan dan tolak ukur fungsi pengendalian. Sebaliknya, suatu perencanaan yang tidak tepat, tidak sistematis dan tidak logis akan segera diikuti adanya tumpang tindih dan kebingungan dalam implementasinya. b. Menentukan sasaran untuk mencapai tujuan. c. Mengkaji Jarak posisi awal terhadap sasaran dan tujuan. d. Memilih alternatif. e. Menyusun langkah-langkah untuk mencapai sasaran dan tujuan. 7.2.1 Perencanaan Dasar Dan Perencanaan Untuk Pengendalian. Segera setelah proyek dimulai, dipersiapkan perencanaan dasar berupa : Desain (Struktur, Ars,M&E), Anggaran, Jadwal, Spesifikasi, Organisasi pelaksana, Pengisian personil serta Urutan langkah pelaksanaan pekerjaan. Pada tahap selanjutnya, apabila data dan informasi telah lebih banyak tersedia dan terkumpul, disusun perencanaan yang lebih terinci dan lebih akurat. Perencanaan ini digunakan untuk tugas-tugas pengendalian, misalnya anggaran biaya definitif (ABD), untuk dipakai sebagai tolak ukur aspek biaya pada tahap implementasi fisik. 7.2.2. Siklus Perencanaan Dan Pengendalian. Tidak pernah dijumpai suatu proyek yang semua kegiatannya berjalan sesuai perencanaan dasar, terutama bagi proyek yang besar dan kompleks. Hal ini disebabkan antara lain, pada waktu menyusun perencanaan dasar belum cukup tersedia data dan informasi yang diperlukan, sehingga bahan perencanaan sebagian besar didasarkan atas perkiraan dan asumsi keadaan yang akan datang. Misalnya perubahan nilai mata uang, pemogokan buruh, iklim, dan lain-lain. Oleh karena itu, perubahan atau penyimpangan dari rencana selalu terjadi. Dengan adanya siklus perencanaan-pengendalian-koreksi yang terus menerus maka akibat itu dapat ditekan sekecil mungkin, sehingga kesulitan besar untuk mencapai sasaran proyek dapat dihindari. 7.2..3. Tidak Mudah Berubah Suatu perencanaan, terutama perencanaan dasar, hendaknya bersifat luwes (flexible), dalam arti dapat disesuaikan tanpa mengubah masalah prinsip. 7.2 Proses dan Sistematika Perencana Menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal meliputi: a. Menetapkan tujuan.

Halaman 3 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 4 dari Pertemuan ke - 7 LINGKUP KERJA STANDAR & KRITERIA - anggaran per paket - jadwal / paket - standar mutu - kinerja - produktivitas Menentukan tujuan dan sasaran Membuat produk / instalasi dengan: - anggaran - jadwal - mutu tertentu Menyusun SRK: - per hirarki - paket kerja - kode biaya PERENCANAAN Merumuskan perencanaan strategis Menjabarkan perencanaan operasional TINDAKAN PEMBETULAN - relokasi sumber daya - jadwal alternatif - prosedur dan metode - rework (pengerjaan kembali) MENGKAJI & MENYIMPULKAN - intepretasi masukan - biaya dan jadwal penyelsaian - kualitas - laporan kesimpulan MEMANTAU PRESTASI PEKERJAAN - mengukur hasil kerja - mencatat pemakaian sumberdaya - memeriksa kualitas - mencatat kinerja dan produktivitas - paket kerja / SRK - organisasi - anggaran - jadwal - tenaga kerja - program mutu PENGENDALIAN Gambar 7.1 Siklus Perencanaan Dan Pengendalian Proyek 7.3 Hirarki Perencanaan Hirarki suatu perencanaan proyek dapat dilihat pada gambar 7.2. Suatu perencanaan yang lengkap ditandai oleh kesiapan dalam menjawab pertanyaan seperti yang tertera dalam gambar tersebut. 7.3.1. Perencanaan Strategis Perencanaan strategis adalah perencanaan yang meliputi pengambilan keputusan tentang kebijakan (policy) untuk mencapai sasaran dalam usaha memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan ini berurusan dengan masalahmasalah kegiatan organisasi yang bersifat mendasar, berdampak jauh, dan memberikan kerangka bagi perencanaan operasi pelaksanaan. Dalam hubungannya dengan proyek, keputusan-keputusan strategis yang penting diantaranya adalah: Go or Not Go bagi kelanjutan proyek. Menentukan filosofi desain. Menentukan bobot sasaran proyek. Memilih macam kontrak. Menentukan mekanisme pelaksanaan, yaitu memilih antara dikerjakan sendiri, memakai jasa kontraktor atau konsultan atau kombinasi. Perencanaan seperti ini umumnya disiapkan oleh bidang perencana pusat (corporate planner) dan dikembangkan pada tahap konseptual dengan memperhatikan masukan dari hasil studi kelayakan. Jawaban atas pertanyaan - Kegiatan apa yang akan dilakukan? Bagaimana kegiatan harus dikerjakan? Siapa yang akan melakukan pekerjaan? Kapan kegiatan dikerjakan? Gambar 7.2 Hirarki Perencanaan 7.3.2 Perencanaan Operasional Perencanaan operasional merupakan program pelaksanaan (plan action) untuk mencapai sasaran. Pada tahap implementasi proyek, program ini dikenal sebagai Rencana Implementasi Proyek (RIP). Pertanyaanpertanyaan berikut amat berguna sebagai daftar periksa (check-list) dalam menyusun RIP : Apakah materi RIP telah mengikuti perencanaan strategis? Adakah sumber daya tersedia untuk mencapai sasaran tersebut? Bagaimana dampak proyek baru terhadap beban pekerjaan yang telah ada? Apabila melebihi bagaimana memecahkannya? Apakah terdapat peralatan Long Delivery Item yang membutuhkan waktu manufaktur (pabrikasi) lama? Apakah dasar filosofi desain telah digariskan secara jelas?

Halaman 5 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 6 dari Pertemuan ke - 7 Apakah kebijakan sub kontrak, pembelian, dan pemakaian jasa dalam kaitannya dengan partisipasi nasional batasannya telah digariskan dengan jelas? Apabila implementasi fisik diserahkan kepada kontraktor, maka RIP disiapkan oleh kontraktor dengan memperhatikan masukan dari pemilik. SRK = Struktur Rincian Lingkup Kerja (Work Breakdown Structure). Memecah lingkup proyek dan menyusun kembali komponen-komponennya dengan mengikuti struktur hirarki tertentu. Misal : Proyek E-MK merencanakan untuk membangun kilang minyak, maka lingkup proyeknya terdiri dari : Unit pemurnian bahan mentah. Unit proses pengolahan utama. Unit pemurnian produk. Unit utiliti dan penunjang. Perkantoran, control room, perumahan dan bangunan sipil lainnya. Fasilitas dermaga dan tangki. 7.4 Teknik Dan Metode Perencana Dalam usaha meningkatkan kualitas perencanaan proyek telah diperkenalkan berbagai teknik dan metode perencanaan dalam menyusun jadwal, antara lain bagan balok (Bar-Chart), analisis jaringan kerja (CPM,PERT,PDM,dan lain-lain). Meskipun demikian mengingat teknik dan metode tersebut berfungsi sebagai alat, maka penggunaannya hendaknya memperhatikan hal-hal berikut : Ketepatan pemilihan teknik dan metode yang dipergunakan. Penguasaan sepenuhnya oleh perencana. Pemahaman aplikasinya oleh penyelia yang mengerjakannya di lapangan. 7.4.1. Top Down dan Bottom Up Disamping hirarki, proses perencanaan, khususnya dalam menyusun jadwal, dapat ditinjau dari sudut lain, yaitu pendekatan yang digunakan. Pendekatan ini membedakan langkah awal memulai perencanaan kegiatan proyek serta jadwal yang bersangkutan dalam rangka membuat Peta penyelenggaraan yang bersifat menyeluruh. Dalam hal ini dikenal dua pendekatan, yaitu Top Down dan Bottom Up. Kombinasi Top Down dan Bottom Up. 7.4.2. Perencanaan yang Efektif Perencanaan melibatkan dua faktor yang berpengaruh besar terhadap keberhasilannya, yaitu: kecakapan perencana dan alat atau metodenya. Disamping itu, agar suatu perencanaan berdaya guna maksimal, diperlukan kondisi dan syarat tertentu. Syarat ini apabila dipenuhi akan menggerakkan semua pihak yang berkepentingan untuk ikut serta secara aktif dalam proses implementasi dan perencanaan tersebut. Syarat serta kondisi itu antara lain : Penyampaian perencanaan kepada semua pihak yang berkaitan. Penjabaran perencanaan yang bersifat umum menjadi suatu action plan untuk proyek penjabaran ini dikenal sebagai Rencana Implementasi Proyek (RIP). Usahakan sejauh mungkin menggunakan parameter kuantitatif, misalnya pada perencanaan jadwal proyek dipergunakan pencapaian milestone sebagai tolak ukur menilai kemajuan pekerjaan. Adanya pengkajian ulang (review) secara periodik. Penyusunan perencanaan yang realistis yang tidak terlalu optimistis aatau konservatif. Dipikirkan suatu contingency untuk menanggulangi situasi yang tidak terduga. Fungsi dan Proses Pengendalian Definisi menurut R.J.Mockler (1972) : Pengendalian adalah usaha yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tidakan pembetulan yang diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai sasaran. Bertitik tolak dari definisi tersebut, proses pengendalian proyek dapat diuraikan menjadi langkah-langkah sebagai berikut: a. Menentukan sasaran. b. Definisi lingkup kerja.

Halaman 7 dari Pertemuan ke - 7 Halaman 8 dari Pertemuan ke - 7 c. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai sasaran. d. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan dan pelaporan hasil pelaksanaan pekerjaan. e. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria dan sasaran yang telah ditentukan. f. Mengadakan tindakan pembetulan. 7.5 Area (Obyek) dan Aspek Pengendalian Mengidentifikasi jenis kegiatan (area/proyek) dan aspek kegiatan yang perlu dikendalikan. Pengendalian bertujuan memantau dan membimbing pelaksanaan pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan. Hal ini berarti macam kegiatan dan aspek yang dikendalikan identik dengan yang direncanakan. Garis besar area/obyek pengendalian proyek adalah sebagai berikut: a. Organisasi dan Personil : Untuk memantau apakah organisasi pelaksana proyek dibentuk sesuai rencana, apakah pengisian personil telah memenuhi kualifikasi, dan apakah jumlahnya telah mencukupi. b. Jadwa/Waktu : Dalam aspek ini obyek pengendalian amat ekstensif dan berlangsung sepanjang siklus proyek. c. Anggaran Biaya dan Jam-Orang : Seperti halnya dengan aspek waktu (jadwal), pengendalian anggaran dan pemakaian jam-orang berlangsung sepanjang siklus proyek. d. Pengendalian Pengadaan : Penekanan pengendalian pengadaan disamping aspek jadwal, biaya dan mutu, juga termasuk masalahmasalah prosedur dan peraturan yang diberlakukan. e. Pengendalian Lingkup Kerja : Pengendalian lingkup kerja erat hubungannya dengan aspek biaya. f. Pengendalian Mutu : Mencakup masalah yang cukup luas, dengan tujuan pokok, produk proyek harus dalam keadaan Fitness for Use, mulai dari menyusun program QA/QC sampai kepada inspeksi dan uji coba operasi. g. Pengendalian Kinerja : Memantau serta mengendalikan aspek biaya dan jadwal secara terpisah, tidak memberikan penjelasan perihal kinerja pada saat pelaporan. Misalnya, walaupun suatu pekerjaan berlangsung lebih cepat dari jadwal, belum tentu hal ini merupakan tanda yang menggembirakan, sebab ada kemungkinan biaya yang dikeluarkan per unit pekerjaan melebihi anggaran, berarti pemakaian biaya tidak efisien dan dapat berakibat proyek secara keseluruhan tidak dapat diselesaikan karena kekurangn dana. Untuk mengkaji kemungkinan terjadinya hal-hal demikian, diperlukan pemantauan dan pengendalian kinerja. 7.5.1 Pengendalian Internal dan Eksternal Pengendalian dapat pula digolongkan menjadi internal dan eksternal, keduanya bertujuan sama yaitu untuk mengendalikan kegiatan proyek. Sedangkan perbedaannya terletak pada pelaku atau yang mengadakan pengendalian internal dilakukan oleh organisasi yang bersangkutan dan dilaporkan kepada pucuk pimpinan. Pengendalian eksternal oleh badan atau organisasi diluar perusahaan. 7.5.2 Pengendalian Proyek yang Efektif dan Tidak Efektif Suatu pengendalian proyek yang efektif ditandai oleh hal-hal berikut : a. Tepat waktu dan peka terhadap penyimpangan : Metode atau cara yang digunakan harus cukup peka sehingga dapat mengetahui adanya penyimpangan selagi masih awal. Dengan demikian dapat diadakan koreksi pada waktunya sebelum persoalan berkembang menjadi besar sehingga sulit untuk diperbaiki. b. Bentuk tindakan yang diadakan tepat dan benar : Untuk maksud tersebut diperlukan kemampuan dan kecakapan menganalisis indikator secara akurat dan objektif. c. Mampu mengetengahkan dan mengkomunikasikan masalah dan penemuan, sehingga dapat menarik perhatian pimpinan maupun pelaksana proyek yang bersangkutan, agar tindakan koreksi yang diperlukan segera dapat dilaksanakan. d. Kegiatan pengendalian tidak lebih dari yang diperlukan. e. Dapat memberikan petunjuk berupa perkiraan hasil pekerjaan yang akan datang. Petunjuk ini sangat diperlukan oleh pengelola proyek untuk menetukan langkah penyelenggaraan berikutnya. Pengawasan dan pengendalian akan lengkap bila dapat memberikan usulan tindakan-tindakan perbaikan yang diperlukan dengan biaya dan tenaga minimal.

Halaman 9 dari Pertemuan ke - 7 Pengendalian yang tidak efektif secara umum penyebabnya adalah sebagai berikut: a. Karakteristik Proyek : proyek umumnya bersifat kompleks, melibatkan banyak organisasi peserta dan lokasi kegiatan sering berpencar-pencar letaknya. Hal ini mengakibatkan : * Tidaklah mudah mengikuti kinerja masing-masing kegiatan dan menyimpulkan menjadi laporan yang terkonsolidasi, * Masalah komunikasi dan koordinasi makin bertambah dengan besarnya jumlah peserta dan terpencarnya lokasi. b. Kualitas Informasi : laporan yang tidak tepat pada waktunya dan tidak pandai memilih materi, akan banyak mengurangi faedah suatu onformasi, ditambah lagi dengan bila didasarkan atas informasi atau sumber yang kurang kompeten. c. Kebiasaan : merupakan suatu budaya buruk.