PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN Agus Warsono, Sugiono Soetomo, Hadi Wahyono Direktorat Jenderal Penataan Ruang Gedung G-II Jl. Pattimura Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telepon/Fax : 0217267762 ABSTRAK Perkembangan pinggiran kota pada Koridor Jalan Kaliurang dapat memberikan tekanan pada kemampuan ruang sehubungan untuk menampung kegiatan bermukim, yang ditengarai oleh tipologi perkembangan kelompok perkampungan yang tidak teratur. Tujuan dari penelitian ini yakni, untuk mengkaji hubungan berpengaruh perkembangan pinggiran kota, dengan tipologi perkembangan kelompok-kelompok, yang akan dicapai melalui sasaran penelitian meliputi: mengkaji tipologi perkembangan kelompok dan mengkaji faktor berpengaruh aspek perkembangan pinggiran kota, serta menganalisa hubungan tergantung tipologi perkembangan kelompok dengan faktor perkembangan pinggiran kota pada koridor Jalan Kaliurang kabupaten Sleman. Metode yang digunakan yaitu metode survei untuk mengetahui sikap masyarakat pada perkembangan pinggiran kota, yang memperlihatkan tipologi perkembangan kelompok yang teratur dan tidak teratur. Hasil studi menunjukkan bahwa pada perkembangan pinggiran kota terjadi penurunan dayadukung ruang lingkungan perumahan sebesar 25,89%, yang diperlihatkan oleh tipologi perkembangan kelompok yang tidak teratur. Faktor-faktor yang mempengaruhi tipologi pekembangan kelompok yang teratur adalah: a) faktor pertumbuhan penduduk, b) faktor hak-hak pemilikan lahan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok yang tidak teratur, yaitu: c) faktor persaingan memperoleh lahan. Kata kunci: perkembangan, pinggiran, kota, tipologi, kelompok, ABSTRACT The growth of suburban settlement along Kaliurang street corridor, Ngaglik district, Sleman can result in a presure over the space capacity to accommodate housing needs, as indicated by the typologyo irregular rural settlement communal growth in the rural areas of Sardonoharjo and Sinduharjo. This research aims to see whether there is a relation between the growth of suburban settlement and the typology of the growth of settlement groups, which would be achieved through the following research target: studying the typology of the growth of settlement groups, studying the influential factors of the growth of suburban settlement, and also analyzing the impact of the growth of suburban settlement on the typology of the growth of settlement groups along Kaliurang Street corridor, Sleman Regency.The research method used in this research is survey, which is used to identify the attitude of the community towards the growth of suburban settlement, which shows the typology of growth of regular settlement groups, and also the typology of growth of irregular settlement groups. The results of the study show that there was a declining capacity of housing space of 25.89% in the growth of urban settlement, as shown by the typology of growth of irregular settlement group. Meanwhile, the growth factors of suburban settlement, which tend to influence the typology of growth of regular settlement groups, are: a) the population growth, and b) the land ownership rights. On the other hand, the factors which tends to influence the typology of growth of irregular settlement groups is: c) the competition to get the land. Keywords: growth, suburban, typology, group, settlement PENDAHULUAN Perkembangan (fisik) ruang merupakan manifestasi spasial dari pertambahan penduduk sebagai akibat dari meningkatnya proses urbanisasi maupun proses alamiah (melalui kelahiran), yang kemudian mendorong terjadinya peningkatan pemanfaatan ruang serta perubahan fungsi lahan. Dikatakan oleh Yunus (1999:124) bahwa, dari waktu ke waktu sejalan dengan selalu meningkatnya jumlah penduduk perkotaan, serta meningkatnya tuntutan kebutuhan kehidupan dalam aspek-aspek politik ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi telah mengakibatkan meningkatnya kegiatan penduduk perkotaan, dan hal tersebut berakibat pada meningkatnya kebutuhan ruang kekotaan yang besar Dikatakan oleh Yunus (1999:125) bahwa, oleh karena ketersediaan ruang di dalam kota Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 19
PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN tetap dan terbatas, maka secara alamiah terjadi pemilihan alternatif dalam memenuhi kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kedudukan fungsi-fungsi selalu akan mengambil ruang di daerah pinggiran kota Di Kabupaten Sleman telah terjadi pemekaran kawasan perkotaan yang indikator pertumbuhanya meliputi laju pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk, struktur tenaga kerja dan struktur ekonomi. Tepatnya terdapat perkembangan di daerah pinggiran sebagai gejala perembetan kenampakan fisik kota kearah luar pada koridor jalan kaliurang kecamatan Ngaglik, kabupaten sleman. dengan indikasi perkembangan terjadi pertumbuhan meliputi tingkat kepadatan penduduk dan berkembangnya perumahan baru, serta terdapat fenomena perkembangan dengan kondisi lingkungan perumahan yang teratur mau pun tidak teratur, sebagai bentuk lingkungan perumahan yang menurun dayadukunya. Sehubungan adanya isue permasalahan berkembangnya pinggiran kota, maka perlu ada kebijakan yang mengatur pengembangan pada kawasan tersebut. Untuk itu penelitian mengenai perkembangan pinggiran kota perlu dikaji lebih mendalam lagi. Dalam pengelolaan serta pengalokasian penggunaan lahan, hubungannya dengan penataan/perencanaan ruang untuk meningkatkan daya dukung ruang, yang merupakan media bagi aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pada hakekatnya memerlukan penanganan yang komprehensip dan terencana dengan baik Evers (1986:29-31) mengemukakan bahwa, gejala perkembangan perluasan kota yang secara terencana maupun tidak direncanakan (natural), berimplikasi pada berubahnya konsep fungsi tanah sebagai gejala baru di pinggiran kota terutama bagi penduduk asli Dikatakan oleh Spencer (1979:112) bahwa, proses perkembangan kota ke arah pinggiran yang cenderung alamiah, daripada terencana, merupakan suatu gejala sub-urbanisasi prematur dan tidak terencana, sehingga menciptakan perluasan kota yang liar dan tidak teratur, serta tidak terkendali. Koestoer (1997:6) bahwa, kemerosotan lingkungan dapat terjadi dimana akibat kontaminasi sumberdaya alam tidak terkait, tetapi justru karena berkait dengan aspek sosial lingkungan. Demikian sisi buruk yang ditimbulkan dari peristiwa perkembangan pinggiran kota disamping akibat yang positif dipihak lainnya. Menyikapi adanya perkembangan pinggiran kota yang negatif disamping akibat yang positif, untuk itu perlu dilakuan kajian lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi menurunnya daya dukung ruang lingkungan. Tujuan dari studi adalah untuk : Mengkaji karakteristik perkembangan kelompok-kelompok pinggiran kota pada koridor Jalan Kaliurang di Sinduharjo dan Sardonoharjo Kabupaten Sleman. METODE PENELITIAN Wilayah Studi Wilayah studi adalah koridor Jalan Kaliurang di Sinduharjo dan Sardonoharjo Kabupaten Sleman (Gambar 1) Gambar 1. Wilayah Studi Metode Analisis Data Identifikasi Kategori tipologi perkembangan kelompok Kriteria perkembangan kelompok pinggiran kota, dijabarkan kedalam indikator-indikator yang akan dijadikan dasar dalam penyusunan pertanyaan kuisioner kepada responden. kemudian hasil quesiner dilakukan analis. Cara penilaian untuk membedakan masing-masing tipologi perkembangan kelompok antara yang tidak teratur dengan yang teratur, digunakan teknik dengan metode bobot dan skor menurut item pertanyaan dalam kuisioner 20 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
Agus Warsono, Sugiono Soetomo, Hadi Wahyono Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Tipologi Perkembangan Kelompok Permukiman Faktor-faktor yang mempengaruhi Tipologi Perkembangan Kelompok Permukiman dianalisis dengan model tabel distribusi analisis diskriminan. Hubungan variabel dependen faktor yang mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok-kelompok meliputi: a) tipologi perkembangan kelompok-kelompok yang tidak teratur dan; b) tipologi perkembangan kelompok-kelompok yang teratur, dengan variabel independen faktor perkembangan pinggiran kota yakni: a) pertumbuhan penduduk, b) persaingan memperoleh lahan, c) hak-hak pemilikan lahan, d) kegiatan developer, e) perencanaan, f) perkembangan teknologi, g) lingkungan fisik. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan Permukiman Pada Koridor Jalan Kaliurang Kebijakan pengembangan perumahan Belum disusunnya RDTR dan RTR pada kawasan yang terletak pada daerah hinterland, maka perkembangan pinggiran kota pada koridor jalan Kaliurang di Sinduharjo dan Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik Kabupaten Sleman berjalan secara organik. Penilaian masyarakat terhadap lingkungan perumahan kondisi Kondisi lingkungan perumahan yang mengalami penurunan yakni: kualitas bangunan perumahan, sarana dan prasarana pendukung, serta lingkungan perumahan. Sedangkan kondisi lingkungan perumahan yang mendukung perkembangan yakni: kepadatan penduduk yang masih jarang, kepemilikan lahan yang legal, dan kepadatan bangunan yang masih rendah Nilai bobot-skor dan persebaran kategori tipologi perkembangan kelompok Dusun-dusun yang mengindikasikan adanya kondisi lingkungan perumahan termasuk kategori tipologi perkembangan kelompok yang tidak teratur dengan jumlah skor antara 173 sampai 183, sejumlah 15 (lima belas) dusun atau 43%. Sedangkan Dusun-dusun yang menunjukan kategori tipologi perkembangan kelompok dengan jumlah skor antara191 sampai 212, sejumlah 20 (dua puluh) dusun atau 57%. (Tabel 1) Tabel 1. Jumlah skor kategori tipologi perkembangan kelompok pada koridor jalan kaliurang Kategori Perkembangan TIDAK TERATUR TERATUR Nama Sinduharjo Sardonoharjo Sinduharjo Sardonoharjo Sebaran Lokasi Dusun Ngemplak+Caran Dusun Taraman+Calukan Dusun Palgading+Tempel Dusun Ngabean Wetan Dusun Pedak Dusun Jaban Dusun Candi Karang+Candisari Dusun Candi III Dusun Turen+Dukuh II +Tegalejo Dusun Rejosari Dusun Pencarsari/Mriyunan Dusun Wonosobo Dusun Blekik DusunNglanjaran+Ngangkruk + Bonjotan Candiwinangun Dusun Gadingan Dusun Dukuh Dusun Gentan Dusun Nglaban Dusun Tambakan+Gandok Dusun Ngentak Dusun Dayu Dusun Banteng+Pusung +Prujakan Dusun Prujakan Dusun Nagabean Kulon Dusun Lojajar Dusun Jetisbaran/Kringinan Dusun Candidukuh+Candi II +Candipuro Dusun Bulusan Dusun Rejosari+Patuk+Mrisen Dusun Prumpung/Tempusari Dusun Plumbon Dusun Ngebelgede+Klabanan Dusun Ngalangan+Baransari DusuGondangan +Klabanan+ Ngebelcilik Jumlah Skor 178 177 176 180 174 178 181 183 182 173 183 180 201 204 201 199 209 203 191 206 206 212 209 212 197 203 Persebaran tipologi perkembangan kelompok dapat dirinci sebagai berikut : Dusun-dusun yang termasuk kategori tipologi perkembangan kelompok tidak teratur yakni meliputi dusun: Ngemplak, Taraman, Palgading, Ngabeanwetan, Pedak, Candikarang, Candi III, Turen, Rejosari, Pencarsari, Wonosobo, Blekik, Nglanjaran dan, Candiwinangun. lama yang hidup tapi kacau (chaos) (Gambar 2) Dusun-dusun yang termasuk kategori tipologi perkembangan kelompok teratur yakni meliputi dusun: Gadingan, Dukuh, Gentan, Nglaban, Tambakan, Lojajar, Ngentak, Dayu, Banteng, Prujakan, Nagabean Kulon, Jetisbaran, Candidukuh, Bulusan, Rejosar, Prumpung,, Plumbon, Ngebelgede, Ngalangan, Gondangan/Ngebelcilik. (Gambar 3) Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 21
PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PINGGIRAN KOTA PADA KORIDOR JALAN KALIURANG, KABUPATEN SLEMAN Gambar 2. Persebaran yang tidak teratur Gambar 3. Persebaran yang tidak teratur Permasalahan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tipologi Perkembangan Kelopok Permukiman Permasalahan Perkembangan Perumahan Permukiman Pinggiran Kota Pada Koridor Jalan Kaliurang kecamatan Ngaglik kabupaten Sleman diataranya yakni: a) perkembangan perumahan pada Koridor jalan Kaliurang tidak didukung atau belum tersentuh oleh arahan kebijakan pengembangan perkotaan terutama pada wilayah cepat berkembang; b) Terdapat peningkatan jumlah penduduk pendatang yang lebih tinggi dan pertumbuhan perumahan secara organik yang berpotensi terhadap penurunan daya dukung ruang lingkungan perumahan; c) Tumbuhnya kegiatan pengembang yang membangun komplek perumahan kecil-kecil, serta tidak dilengkapi dengan fasilitas pelayanan umum dengan daya tampung yang kecil, serta terletak sporadis (menyebar) pada lahan di tengah persawahan. Hal itu mendorong berkembangnya sisten jaringan pelayanan sarana dan prasarana mikro Faktor-faktor yang mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok adalah : (1) Faktor dominan yang mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok yang teratur, sebagai bentuk lingkungan perumahan yang meningkat daya dukungnya yaitu faktor pertumbuhan penduduk, serta hak-hak kepemilikan lahan; (2) faktor dominan yang cenderung mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok yang tidak teratur, sebagai bentuk lingkungan perumahan dengan dayadukung yang menurun yaitu faktor persaingan memperoleh lahan. Gambaran pengaruh faktor hak-hak kepemilikan lahan, terhadap tipologi perkembangan kelompok yang teratur, tercermin pada perilaku masyarakat pada pertumbuhan baru yang pada umumnya menghadap ke arah jalan dengan bangunan permanen yang memenuhi kriteria aman sehat dan serasi. Sedangkan Gambaran pengaruh faktor persaingan dalam memperoleh lahan terhadap tipologi perkembangan yang tidak teratur yakni: Ketika terjadi persaingan memperoleh lahan, bahwa penduduk perkampungan akan lebih memilih mempertahankan lahan pekarangan dan memindahkan aktivitas sosial ekonominya yang berlatar belakang pertanian ke lahan-lahan pekarangan dan sekaligus sebagai tempat hunian. Oleh karenanya terjadi kegiatan campuran (mix-use) yang merupakan salah satu kriteria pada pengertian kampung kumuh, sebagai bentuk keruangan dengan lingkungan perumahan yang menurun daya dukungnya. 22 Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009
Agus Warsono, Sugiono Soetomo, Hadi Wahyono SIMPULAN Faktor-faktor kenampakan keruangan pinggiran kota sebagai bentuk perkembangan pinggiran kota secara fisik yang paling mempengaruhi tipologi perkembangan kelompok yaitu: faktor pertumbuhan penduduk (population growth), faktor hak-hak kepemilikan lahan (property rights), dan faktor persaingan memperoleh lahan (competition for land). SARAN Sehubungan dengan pembatasan lingkup studi berkaitan dengan karakteristik penduduk dalam bermukim, dan agar perkembangan perumahan pada koridor jalan kaliurang dapat mencapai optimal dalam menampung kebutuhan akan hunian seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, maka perlu ada studi lebih lanjut mengenai preferensi masyarakat dalam bermukim, sehingga dapat di tentukan mengenai kebijakan-kebijakan dalam alokasi lahan untuk pengembangan perumahan DAFTAR PUSTAKA Koestoer, RH. 1997. Perspektif Lingkungan Kota, Teori dan Kasus. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press) Koestoer, RH. 2001. Dimensi Keruangan Kota (Teori dan Kasus). Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press) Spencer, Metta. 1979. Foundation of Modern Sociolog. New Jersey. Prantice Hall Inc., Englewood Clieffs Yunus, Hadi S. 2000. Struktur Tata Ruang Kota. Yogyakarta. Pustaka Pelajar Jurnal Tata Kota dan Daerah Volume 1, Nomor 1, Juli 2009 23