BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor kehutanan di Indonesia secara komersial dan besar-besaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Keberhasilan atau tidaknya pembangunan ekonomi di suatu negara

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan industri memiliki peran yang penting sebagai motor penggerak

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

PERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2016

Nilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN. mengalami perubahan relatif pesat. Beberapa perubahan tersebut ditandai oleh: (1)

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. secara umum oleh tingkat laju pertumbuhan ekonominya. Mankiw (2003)

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Neraca Perdagangan Komoditas Pertanian, Semester I 2014 Ekspor Impor Neraca

BPS PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu

BPS PROVINSI JAWA BARAT A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET 2015 MENCAPAI US$ 2,23 MILYAR

I. PENDAHULUAN. ini adalah industri pulp dan kertas. Ada tiga alasan utama yang melatarbelakangi

PROVINSI JAWA BARAT MARET 2017

BAB I PENDAHULUAN. diinginkan tersebut atau lebih dikenal dengan perdagangan internasional.

Analisis penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Barat

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

PROVINSI JAWA BARAT JUNI 2017

I. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa

NILAI EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI BULAN NOVEMBER 2009 MENGALAMI PENURUNAN

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI FEBRUARI 2015

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MEI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan dagang dengan pihak luar negeri, mengingat bahwa setiap negara

BPS PROVINSI JAWA BARAT

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. untuk kemudian didatangkan ke negara tersebut dengan tujuan untuk memenuhi

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI APRIL 2015

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai Ekspor Sepuluh Komoditas Rempah Unggulan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh posisi persaingan..., Rahmitha, FE UI, 2009

PROSPEK TANAMAN PANGAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BPS PROVINSI JAWA BARAT

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI MARET 2015

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya hubungan saling ketergantungan (interdependence) antara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BPS PROVINSI JAWA BARAT

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemasaran barang dan jasa. Dalam merebut pangsa pasar, kemampuan suatu

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

Perdagangan Indonesia

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

VALUE CHAIN ANALYSIS (ANALISIS RANTAI PASOK) UNTUK PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI KOPI PADA INDUSTRI KOPI BIJI RAKYAT DI KABUPATEN JEMBER ABSTRAK

BPS PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan dilema serta kontroversial. Industri rokok kretek memegang

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

I. PENDAHULUAN. (DJR/DR) dan Provisi Sumberdaya Hutan (PSDH/IHH). Penerimaan ini

PERAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DALAM MENDORONG INOVASI PRODUK DI INDUSTRI PULP DAN KERTAS

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian menuju perekonomian yang berimbang dan dinamis. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan proses berkelanjutan merupakan

Kinerja Ekspor Nonmigas Januari-April Lampui Target *Sinyal bahwa FTA/EPA Semakin Efektif dan Pentingnya Diversifikasi Pasar

I. PENDAHULUAN. Mencermati data laporan Bank Indonesia dari berbagai seri dapat

MENCERMATI KINERJA TEKSTIL INDONESIA : ANTARA POTENSI DAN PELUANG

BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI PAPUA Keadaan Geografis dan Kependudukan Provinsi Papua

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara (Krugman dan Obstfeld, 2009). Hampir seluruh negara di dunia melakukan

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

1 Universitas Indonesia

SIARAN PERS Pusat Hubungan Masyarakat Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta Telp: /Fax:

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti buku, block note, buku hard cover, writing letter pad, dan lainnya. Industri

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi Negara di Dunia Periode (%)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki prospek yang cerah di masa mendatang yang dapat memberikan kontribusi yang cukup besar dalam perekonomian Indonesia. Dengan latar belakang Indonesia yang merupakan negara dengan hutan hujan tropis kedua terbesar setelah Brazil yang dapat mendukung ketersediaan bahan baku untuk industri pulp dan kertas, terlebih lagi melalui keberadaan Hutan Tanaman Industri (HTI) dapat mendorong pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia. Selain itu juga tersedianya sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan proses produksi secara efisien yang disertai dengan biaya upah yang relatif rendah turut mendukung berkembangnya industri pulp dan kertas Indonesia. Industri pulp dan kertas Indonesia terus berkembang seiring meningkatnya jumlah pabrik pulp dan kertas. Menurut data APKI, diawal berdirinya pada tahun 1923 hingga tahun 1970, jumlah pabrik pulp dan kertas hanya sebanyak tiga buah pabrik yang selanjutnya terus bertambah hingga mencapai 84 buah pabrik pada akhir 2006 yang terdiri dari 71 pabrik kertas, 3 pabrik pulp dan 13 pabrik pulp yang 10 pabrik diantaranya terintegrasi dengan pabrik kertas. Hingga akhir tahun 2006 industri pulp dan kertas telah memiliki kapasitas produksi sebesar 6.447.100 ton pulp pertahun dan 10.506.180 ton kertas pertahun (APKI). Setiap tahunnya produksi pulp dan kertas terus mengalami peningkatan, bahkan terjadinya krisis 1

ekonomi di Indonesia tidak menyurutkan pertumbuhan industri pulp dan kertas Indonesia. Menurut data Asosiasi Pulp dan Kertas Indonsia (APKI), hingga akhir tahun 2006 industri pulp dan kertas Indonesia sudah berhasil memproduksi sebanyak 8.853.280 ton pulp pertahun dan 5.672.210 ton kertas pertahun. Gambar I-2 Perkembangan Produksi Pulp dan Kertas 1986-2006 10,000,000 9,000,000 8,000,000 7,000,000 6,000,000 5,000,000 4,000,000 3,000,000 2,000,000 1,000,000 0 1986 1988 Produksi Pulp dan Kertas Indonesia Sumber : Diolah dari data APKI 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 Produksi pulp dan kertas Indonesia yang terus menerus mengalami peningkatan membuat Indonesia menempati posisi dalam sepuluh besar produsen pulp dunia. Menurut laporan Business Intelligence Report, pada tahun 2000 Indonesia menempati posisi kesembilan produsen pulp terbesar di dunia. Sedangkan untuk produsen kertas terbesar masih ditempati oleh negara-negara maju, seperti Amerika Serikat dan Jepang. Di dunia internasional, Indonesia termasuk eksportir pulp dan kertas dalam skala besar. Hingga tahun 2006 Indonesia telah berhasil mengekspor pulp sebesar 2.800.580 ton dan kertas sebesar 3.540.450 ton. Dengan besarnya tingkat ekspor pulp dan kertas Indonesia, maka industri pulp dan kertas dianggap sebagai salah satu industri yang cukup penting peranannya dalam perekonomian nasional. Tingkat ekspor pulp dan kertas nasional yang besar tersebut turut berkontribusi dalam perolehan devisa negara. Pada tahun 2006, PULP KERTAS 2

industri pulp dan kertas berhasil memperoleh devisa sebesar US$ 1.119.680 dari ekspor pulp dan US$ 2.488.500 dari ekspor kertas. 4.000.000 3.500.000 3.000.000 Gambar I-2 Perkembangan Ekspor Pulp dan Kertas 1986-2006 2.500.000 2.000.000 1.500.000 Kertas Pulp 1.000.000 500.000 0 1986 1988 1990 1992 1994 1996 1998 2000 2002 2004 2006 Sumber : Diolah dari data APKI Ekspor industri pulp dan kertas Indonesia selama ini terus mengalami perkembangan. Dalam sektor industri pulp, perkembangan ekspor pulp mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan mulai tahun 1995. Sejak tahun 1995 ekspor pulp Indonesia terus mengalami peningkatan, kecuali pada tahun 1999 yang sempat mengalami penurunan. Ekspor pulp Indonesia pernah mencapai pertumbuhan tertinggi pada tahun 1995 sebesar 426,5 persen. Sedangkan pada sektor industri kertas, perkembangan ekspor kertas Indonesia mulai menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak awal tahun 1990-an. Perkembangan ekspor kertas Indonesia tersebut seiring dengan pesatnya petumbuhan ekonomi dunia, khususnya negara-negara di Asia yang merupakan tujuan ekspor kertas Indonesia antara lain RRC, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Pada tahun 1991 ekspor kertas Indonesia mengalami peningkatan yang tajam yaitu sebesar 102,2 persen. 3

Menurut laporan kegiatan pembinaan industri Departemen Perindustrian, berkembangnya ekspor pulp dan kertas ditunjang oleh potensi yang dimiliki industri pulp dan kertas Indonesia dan perkembangan pasar internasional. Hal tersebut dapat dilihat dari faktor pendukung dan peluang yang ada, yaitu antara lain terdapatnya potensi sumber daya alam yang dapat diperbaharui berupa Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai sumber bahan baku; terbukanya peluang pasar yang sangat luas di dunia atas komoditi pulp, kertas, dan produk kertas, khususnya pada pasar di negara-negara maju yang masyarakatnya berdaya beli tinggi; beroperasinya perusahaan-perusahaan skala besar jenis komoditi pulp dan kertas berupa PMDN dan PMA dengan jaringan perusahaan multinasionalnya memberikan jalan bagi alih teknologi dan distribusi pemasaran produk ekspor untuk memasuki pasar internasional; dan besarnya kebutuhan dunia atas pulp, kertas, dan produk kertas menunjukkan peluang pasar untuk pulp dan kertas masih terbuka lebar. Selama ini sebagian besar ekspor pulp dan kertas Indonesia ditujukan ke negaranegara di Asia. Negata tujuan utama ekspor pulp antara lain Cina, Korea Selatan, dan Jepang. Sedangkan negara tujuan utama untuk ekspor kertas antara lain RRC, Korea Selatan, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan. Selama ini ekspor pulp Indonesia belum mencapai ke negara-negara yang memiliki tingkat konsumsi pulp dan kertas terbesar di dunia seperti negara-negara di Amerika Utara dan Scandinavia (NORSCAN). Hal tersebut disebabkan, antara lain karena kualitas pulp Indonesia masih lebih rendah dibandingkan kualitas pulp yang diproduksi oleh negara-negara NORSCAN. Selama ini sebagian besar pulp yang diproduksi dan diekspor oleh industri pulp Indonesia sebagian besar adalah pulp serat pendek. Di Indonesia hingga saat ini hanya terdapat dua perusahaan yang memproduksi pulp serat panjang, yaitu PT Inti Indorayon Utama dan PT Kertas Kraft Aceh, yang sebagian hasil produksinya digunakan untuk keperluan produksi pabriknya yang terintegrasi dengan pabrik pulp. 4

Besarnya produksi pulp dan kertas Indonesia tidak menjamin bahwa Indonesia tidak mengimpor pulp dan kertas. Selama ini Indonesia masih melakukan impor pulp dan kertas. Hal tersebut disebabkan oleh kebutuhan untuk jenis dan kualitas pulp tertentu yang belum diproduksi di dalam negeri dan kebutuhan campuran dari beberapa jenis pulp dalam pembuatan kertas dengan spesifikasi tertentu mendorong dilakukannya impor pulp, serta kebutuhan kertas jenis tertentu yang jumlah produksinya masih sedikit atau belum ada di Indonesia. Meskipun Indonesia masih melakukan impor pulp dan kertas, namun besarnya impor pulp dan kertas Indonesia masih lebih kecil dibandingkan ekspor pulp dan kertas Indonesia, sehingga neraca perdagangan Indonsia untuk komoditi pulp dan kertas masih mengalami surplus. Dalam laporan APKI terakhir, pada tahun 2006 surplus perdagangan pulp dan kertas sebesar 2.317.830 ton atau senilai US$ 2.366.360. Hal tersebut menunjukkan bahwa industri pulp dan kertas masih dijadikan andalan ekspor nasional dalam perolehan devisa negara. Perkembangan ekspor pulp dan kertas tidak terlepas dari peranan perusahaanperusahaan pulp dan kertas yang memutuskan untuk memasarkan sebagian dari produksinya di pasar internasional. Oleh karena itu, menjadi penting bagi penulis untuk mengetahui variabel-variabel atau faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi atau mendorong perusahaan-perusahaan pulp dan kertas untuk mengekspor hasil produksinya, sehingga dapat terus mendorong ekspor pulp dan kertas nasional. I.2 Perumusan Masalah Perkembangan ekspor pulp dan kertas nasional selama ini telah memberikan kontribusi devisa yang cukup besar kepada negara. Perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia tidak terlepas dari hasil kontribusi perusahaan-perusahan pulp dan kertas yang mengekspor hasil produksinya ke pasar internasional. Nmeu, kenyataannya belum semua 5

perusahaan pulp dan kertas melakukan ekspor. Oleh karena itu untuk terus mendorong ekspor pulp dan kertas nasional perlu diketahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan perusahaan untuk mengekspor dan besarnya proporsi (persentase) hasil produksinya yang akan diekspor agar pihak-pihak yang terkait dapat fokus pada perbaikan yang berhubungan dengan faktor-faktor tersebut untuk terus meningkatkan ekspor pulp dan kertas nasional. I.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud untuk melihat variablevariabel apa saja yang mempengaruhi ekspor pulp dan kertas Indonesia. Berikut ini adalah pertanyaan penelitiannya: 1. Variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi kecenderungan perusahaan pulp dan kertas untuk mengekspor 2. Variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi besarnya proporsi (persentase) output yang diekspor oleh perusahaan pulp dan kertas 3. Apakah terdapat hubungan antara kecenderungan perusahaan untuk mengekspor dengan proporsi (persentase) output yang diekspor oleh perusahaan di dalam industri pulp dan kertas I.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan pada beberapa pertanyaan penelitian di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat variabel-variabel apa saja yang mempengaruhi kecenderungan perusahaan untuk mengekspor dan mempengaruhi besarnya proporsi (persentase) output yang diekspor oleh perusahaan di dalam industri pulp dan kertas Indonesia. Serta melihat gambaran secara umum industri pulp dan kertas melalui variabel-variabel bebas tersebut. 6

Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini pemerintah maupun pihak-pihak terkait dapat mengoptimalkan upaya-upaya mereka dalam mengembangkan (memperkuat) faktor-faktor tersebut. I.5 Hipotesis Dalam menganalisis hubungan variabel bebas terhadap probabilitas kecenderungan perusahaan untuk mengekspor, penulis akan menggunakan metode analisis probit yang dapat dirumuskan sebagai berikut: Prob (EXP) it = f (PRODV it, AGE it, SIZE it, INPIMPR it, D_PMA it, D_TAHUN, PDRBCAP it ) + Error it Tabel 1-2 Hipotesis Hubungan variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat Prob (EXP) NOTASI ARTI Prob (EXP) it Merupakan variabel terikat yang menjelaskan probabilitas kecenderungan perusahaan i untuk mengekspor pada tahun ke-t dalam bentuk dummy variabel Berikut ini adalah kode dummy yang digunakan: 0 : non-eksportir 1 : Eksportir PRODV it menjelaskan produktivitas yang diproxy melalui output terhadap jumlah tenaga kerja AGE it menjelaskan Umur perusahaan i pada tahun ke-t HIPOTESIS HUBUNGAN VARIABEL BEBAS TERHADAP VARIABEL TERIKAT - SIZE it 7

INPMPR it D_PMA it D_TAHUN PDRBCAP it Error it α H 0 H 1 menjelaskan ukuran perusahaan i pada tahun ke-t yang diproxy melalui besarnya pengeluaaran perusahaan untuk pekerja (wageexp) i pada tahun ke-t menjelaskan rasio nilai input yang diimpor terhadap totak input perusahaan i pada tahun ke-t menjelaskan terdapatnya kepemilikan asing dalam dalam bentuk dummy variabel Berikut ini adalah kode dummy yang digunakan: 0: lainnya 1: Penanam modal asing menjelaskan keadaan variabel terikat di tahun yang bersangkutan dalam bentuk dummy variabel Berikut ini adalah kode dummy yang digunakan: 0: lainnya 1: Tahun yang dimaksud Dummy tahun yang akan digunakan adalah dummy tahun 1995 dan dummy tahun 1999 dengan tahun 1993 dijadikan sebagai dasarnya. menjelaskan pendapatan per kapita bruto kabupaten dimana perusahaan i berlokasi pada tahun ke-t sebagai proxy dari lokasi Merupakan error term yang akan digunakan dalam penelitian ini = 0,05, namun untuk signifikansi variabel bebas jika dibawah α=0,1 masih dianggap signifikan Variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat Jika p-stat<α 8

Tolak H 0 Variabel bebas mempengaruhi variabel terikat Penulis juga akan menganalisis pengaruh variabel-variabel bebas terhadap besarnya proporsi (persentase) output yang diekspor dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) yang dapat dirumuskan sebagai berikut: PRPREX it = f (PRODV it, AGE it, SIZE it, INPIMPR it, D_PMA it, D_TAHUN, PDRBCAP it ) + Error it Tabel 1-3 Hipotesis Hubungan variabel Bebas Terhadap Variabel Terikat PRPREX NOTASI PRPREX it PRODV it AGE it SIZE it ARTI Merupakan variabel terikat yang menjelaskan proporsi (persentase) output yang diekspor oleh perusahaan i pada tahun ke-t menjelaskan produktivitas yang diproxy melalui output terhadap jumlah tenaga kerja menjelaskan Umur perusahaan i pada tahun ke-t menjelaskan ukuran perusahaan i pada tahun ke-t yang diproxy melalui besarnya pengeluaaran perusahaan untuk pekerja (wageexp) i pada tahun ke-t HIPOTESIS HUBUNGAN VARIABEL BEBAS TERHADAP VARIABEL TERIKAT - INPIMPR it 9

menjelaskan rasio nilai input yang diimpor terhadap totak input perusahaan i pada tahun ke-t D_PMA it menjelaskan terdapatnya kepemilikan asing dalam dalam bentuk dummy variabel Berikut ini adalah kode dummy yang digunakan: 0: lainnya 1: Penanam modal asing D_TAHUN menjelaskan keadaan variabel terikat di tahun yang bersangkutan dalam bentuk dummy variabel Berikut ini adalah kode dummy yang digunakan: 0: lainnya 1: Tahun yang dimaksud Dummy tahun yang akan digunakan adalah dummy tahun 1995 dan dummy tahun 1999 dengan tahun 1993 dijadikan sebagai dasarnya. PDRBCAP it menjelaskan pendapatan per kapita bruto kabupaten dimana perusahaan i berlokasi pada tahun ke-t sebagai proxy dari lokasi Error it Merupakan error term yang akan digunakan dalam penelitian ini α = 0,05, namun untuk signifikansi variabel bebas jika dibawah α=0,1 masih dianggap signifikan H 0 Variabel bebas tidak mempengaruhi variabel terikat H 1 Jika p-stat<α Tolak H 0 Variabel bebas mempengaruhi variabel terikat 10

I.6 Ruang Lingkup Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data industri pulp dan kertas yang terdiri dari data dengan lima digit ISIC. Data-data tersebut merupakan data sekunder yang bersumber dari Badan Pusat Statistik (BPS). Data yang telah terkumpul selanjutnya akan diolah dengan menggunakan metode probit untuk analisis pengaruh variabel bebas terhadap kecenderungan perusahaan untuk mengekspor dan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS) untuk analisis pengaruh variabel bebas terhadap besarnya proporsi (persentase) output yang diekspor, serta dengan metode Heckman untuk menguji kedua model secara bersamaan. Keseluruhan pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan software STATA 8. I.7 Sistematika Penelitian BAB I : Pendahuluan Bab ini terdiri atas enam bagian yaitu latar belakang permasalahan dari topik yang ingin dibahas, permasalahan, pertanyaan dan tujuan penelitian, hipotesis dan metodologi penelitian serta sistematika penelitian. BAB II : Tinjauan Literatur Bab ini menguraikan teori-teori yang melandasi penelitian ini. Selain itu, turut diuraikan mengenai penelitian- penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai model yang digunakan dalam penelitian ini serta penelitian mengenai industri pulp dan kertas yang diambil sebagai acuan dalam penelitian ini. 11

BAB III : Industri Pulp dan kertas Indonesia Bab ini membahas mengenai gambaran umum industri pulp dan kertas Indonesia serta perkembangan industri pulp dan kertas Indonesia selama ini. BAB IV : Metodologi Penelitian Bab ini membahas mengenai metode dan model yang digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam penelitian beserta keterangan mengenai variabel, data, serta sumber data yang digunakan dalam penelitian. BAB V : Analisa Hasil dan Pembahasan Bab ini berisikan hasil analisa empiris dan pembahasan deskriptif dari data yang telah dikumpulkan dan diolah berdasarkan model yang telah dikembangkan dalam penelitian ini. BAB VI : Penutup Bab ini mencakup kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan beserta saran yang dapat diberikan. 12