PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaduan secara akumulatif mencapai aduan yang terdiri

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

Thn Thn Thn Thn JUMLAH 91

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup Aduan

LAPORAN TAHUNAN PPM PNPM MANDIRI PERKOTAAN WILAYAH I (Satu) Periode Januari Desember 2011

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan Lingkup dan Kategori Masalah

III. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Pengaduan Informatif dan Masalah

Proses pengaduan yang telah selesai ditangani dan terdapat penyelesaian penanganan pengaduan terjadi di Provinsi Jawa Barat.

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Pengaduan tiap provinsi

mengalami perubahan status. Kasus tersebut terdapat di Kota Pematang siantar Provinsi Sumatera Utara.

masyarakat. System yang dibangun ini tidak hanya dipegang dan dikendalikan oleh konsultan tetapi dikendalikan dan dimonitoring oleh pemerintah daerah.

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

I. PENDAHULUAN PENYIM DANA DANA KEMBALI PROVINSI

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Status Pengaduan bulan Sept 16

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

I. Bagasi tenghpendahuluan

Status Pengaduan bulan Juni 2016

Laporan Akhir PPM (Maret 2014)

masyarakat dominan pada pelaksanaan kegiatan sosialisasi, ekonomi dan Tabel 1.1. Pengaduan Status Proses di masing-masing Provinsi

Perkembangan PPM Bulan April 2017

Perkembangan Pengelolaan Pengaduan Bulan Mei 2017

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Maret Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

Tabel.1. Pengaduan Informatif Pada Siklus BLM

Pengelolaan Pengaduan Bulan Juni 2017

II. PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN DATA. A. Capaian Penanganan Pengaduan

Perkembangan PPM Bulan Maret 2017

Capaian pengaduan tiap provinsi

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Desember Wilayah II. (OC 5 s/d OC 9)

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan November 2017

Pengelolaan Pengaduan Masyarakat Bulan Agustus 2017

Perkembangan PPM Bulan Februari 2017

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan (di Wilayah Ex P2KP 2, Ex KMW Provinsi, Ex P2KP 3, OC 6, OC 7 dan OC 8) Periode Nopember 2009

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Juli 2014 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode Agustus 2010 Wilayah I (OC 5 s/d OC 9)

Progres PPM PNPM Mandiri Perkotaan Periode April 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

Perkembangan PPM bulan Desember 2016

PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT. Bahan Serahan. Modul Coaching PPM untuk Fasilitator 18

I. Capaian Pengaduan status April 2016

REKOMENDASI HASIL UJI PETIK KMP PERIODE 28 November 8 Desember 2007

Oleh : Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional APBNP 2013 Jakarta, 21 Agustus 2013

Progres PPM P2KP (Program Peningkatan Kualitas Permukiman) Periode Mei 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 PENGELOLAAN DANA BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT (BLM) Bulan Agustus 2009

Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4-IP di Perkotaan Denpasar, Agustus 2013

Perkembangan PPM bulan Januari 2017

Tata Cara Pelaksanaan Pengelolaan Pengaduan Masyarakat (PPM) Di Tingkat Kelurahan/Desa

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2014

10/9/09. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA. September 2009 PT. DWIKARSA ENVACOTAMA

ISU-ISU STRATEGIS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2011

Panduan Evaluasi Kinerja Personil ROMS dan Fasilitator PROGRAM PAMSIMAS II

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-4 OKTOBER-DESEMBER 2013

PELAKSANAAN PPMK. A. Konsep Dasar dan Tujuan PPMK

HASIL UJI PETIK P2KP ADVANCED KMP ADVANCE

AKUNTABILITAS DALAM PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN / P2KP (PROGRAM PENINGKATAN KUALITAS PERMUKIMAN) Rakor Nasional P2KP, 15 Juni 2015

Progres PPM P2KP (Program Peningkatan Kualitas Permukiman) Periode Juli 2015 Wilayah II (OSP 5, OSP 6, OSP 7, OSP 8, OSP 9, OSP 10)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Oleh : Kepala PMU P2KP. Disampaikan dalam rangka Sosialisasi Nasional P4IP Tahun 2013 Denpasar, Agustus 2013

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF

TATA CARA PELAKSANAAN PENGELOLAAN PENGADUAN MASYARAKAT (PPM) DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA

Rapat Koordinasi Program Direktur & Team Leader PNPM Perkotaan Bogor, Juli 2012

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHAP II

I. KEGIATAN PENGELOLAAN DANA BLM II. CAKUPAN PELAKSANAAN UJI PETIK III. HASIL UJI PETIK. 1. Capaian Umum

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-2 JUNI 2013

Kerangka Acuan Kerja

PROGRESS PELAKSANAAN PILOT BDC PER 31 DESEMBER 2016

Panduan Penulisan Profil PNPM Mandiri Perkotaan

PENANGANAN PENGADUAN

LAPORAN KEMAJUAN USK FMR

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya seperti Indonesia. Kemiskinan seharusnya menjadi masalah

Panduan Operasional Baku Pendistribusian Material Printing

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMBANGUNAN BKM (BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT) LOKASI BARU 2010

Konsep Dasar. Mau. Paham. Mampu

Kurikulum Pelatihan Pelaku PNPM Mandiri Perkotaan

PNPM MANDIRI PERKOTAAN LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN TINJAUAN (REVIEW) PARTISIPATIF Agustus 2009 April 2010

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 37 TAHUN 2010

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Negara Perumahan Rakyat. Perumahan. Pemukiman. Pedoman.

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-3 JULI-SEPTEMBER 2014

RANGKUMAN HASIL RAPAT KERJA TENAGA AHLI MONEV KMW. Juni 2009

Kerangka Acuan PELATIHAN ASMANDAT SENIOR PNPM MANDIRI PERKOTAAN

PROSEDUR OPERASI BAKU PENGELOLAAN PENGEMBANGAN KAPASITAS MASYARAKAT PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERKOTAAN

LAPORAN UJI PETIK SIKLUS MASYARAKAT KEGIATAN PEMANFAATAN BLM (BANTUAN LANGSUNG MASYARAKAT)

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2013

PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI (PNPM Mandiri) Perkotaan KERANGKA ACUAN KEGIATAN EVALUASI KINERJA PERSONIL DAFTAR ISI

LAPORAN UJI PETIK PELAKSANAAN SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN 2009 KEGIATAN REMBUG KESIAPAN MASYARAKAT (RKM) Bulan Agustus 2009

Laporan Hasil Monitoring Siklus Pemilihan BKM/LKM Tahun 2012

EVALUASI KINERJA SIM PM-BLM TRIWULAN KE-3 JULI-SEPTEMBER 2013

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN Pengaduan sampai dengan status Oktober 2013 telah mencapai 38.094 aduan dengan jumlah pengaduan yang masih berstatus proses sebanyak 97 aduan. Pengaduan yang berstatus proses terbanyak terdapat di Propinsi Banten yang mencapai 32,98%. Pengaduan tersebut sebagian besar berkaitan dengan pelanggaran mekanisme dan prosedur dalam pemanfaatan dana BLM pada kegiatan infrastruktur dan ekonomi. Pengaduan dari tahun 2010 2013 yang tertinggi terjadi di tahun 2012 yang mencapai 12.680 dengan status proses pengaduan yang sampai saat ini belum tertangani sebanyak 27 aduan. Pengaduan yang berstatus proses ini terjadi pada kasus penyimpangan dana dan pelanggaran mekanisme dan prosedur baik hasil temuan BPKP maupun yang dilaporkan masyarakat. Trend penyimpangan dana hasil temuan masyarakat selain bergeser pelakunya dari masyarakat ke pendamping masyarakat/ konsultan, pun dengan jumlah dana yang dari tahun ke tahun semakin meningkat. Penyimpangan dana pada tahun 2010 jumlah dana yang simpangkan dengan jumlah 340 juta. Selama kurang dari 3 tahun penyimpangan dana tersebut menjadi meningkat mencapai 2,1 Milliar. Sehingga penyimpangan dana temuan masyarakat/ non BPKP tersebut bila dirata-ratakan setiap tahun meningkat 172% atau 517% selama kurun waktu 3 tahun. Peningkatan jumlah penyimpangan dana yang cukup besar tersebut pelaku/ aktor nya bukan dari masyarakat tetapi pendamping masyarakat/ konsultan, dengan tingkat penyimpangan dana tertinggi mencapai 595 juta atau 0,5 Milliar lebih. Lemahnya pengendalian dan penanganan yang lambat dalam penanganan kasus penyimpangan dana non temuan BPKP harusnya menjadi perhatian semua pihak. Propinsi yang memiliki kasus penyimpangan dana oleh konsultannya harus menjadi perhatian Tim Pengendali pusat atau KMP dan Satker Pusat. Propinsi tersebut yakni, Propinsi Sumatera Utara, Propinsi Banten, Propinsi Sumatera Selatan dan Propinsi Jawa Barat untuk di PNPM Perkotaan wilayah-1. Tetapi tidak menutup kemungkinan virus penyimpangan dana tersebut akan mewabah ke propinsi lainnya bila tidak ada perubahan system kendali pendampingan dan rekruitmen personil. Kendala keterlambatan gaji pada kwartal ketiga ini pun bisa menjadi pemicu atau niat dari para pendamping yang tidak dapat bertahan dan bermental negatif. Sehingga mencari cara untuk bertahan dengan mencari kesempatan meminjam dana dari BKM. Oleh karena itu, keterlambatan gaji ini harus diantisipasi di tahun- tahun mendatang supaya tidak terjadi kembali. 1

II. PROGRESS PPM WILAYAH I 1. Berdasarkan informatif dan masalah Jumlah pengaduan yang masuk pada bulan Oktober 2013 sebanyak 2.628 pengaduan. Pengaduan yang masih proses 2 pengaduan dari Propinsi Kalimantan Barat. Sedangkan jumlah aduan secara akumulatif yang telah masuk sebanyak 38.094 aduan. Pengaduan yang masih berstatus proses sebanyak 97 aduan (0,25%). Pengaduan yang telah selesai sebanyak 37.997 pengaduan (99.74%). Bila dilihat dari status aduan dari tahun ke tahun sejak tahun 2008 bahwa setiap tahun masih terdapat pengaduan yang masih status proses. Pengaduan yang berstatus proses tersebut merupakan pengaduan dari hasil temuan BPKP. Grafik 1.1 Pengaduan berdasarkan aduan (Periode sd Oktober 2013) Pengaduan tertinggi selama kurun waktu tahun 2008 2013 terjadi di tahun 2012 dengan status pengaduan yang masih proses sebanyak 27 pengaduan. Pengaduan dengan status proses tertinggi terdapat di tahun 2013, dengan jumlah aduan sebanyak 55 pengaduan (56,70%) dari total 97 pengaduan proses selama kurun waktu tersebut. 2

Grafik 1.2 Propinsi status aduan proses (Periode sd Oktober 2013) Pada grafik 1.2. di atas dapat dilihat bahwa pengaduan tertinggi masih terdapat di propinsi Sumatera Barat 22,13%. Sedangkan propinsi dengan status pengaduan yang masih proses tertinggi terdapat di Propinsi Banten mencapai 32,98%. Pengaduan yang masih status proses tersebut terdapat 6 pengaduan terjadi di tahun 2010. Sedangkan pengaduan sisa terjadi antara tahun 2011 2013. Pengaduan yang berstatus proses tersebut 71% merupakan pengaduan merupakan pelanggaran mekanisme dan prosedur. Grafik 1.3. Pengaduan bersifat Informatif (Periode sd Oktober 2013) Pengaduan kategori pertanyaan sampai dengan status Oktober 2013 masih mendominasi dari seluruh pengaduan yang bersifat informatif sebanyak 71,2%. pengaduan yang bersifat informatif dengan status proses terdapat pada kategori pertanyaan. 3

Grafik 1.4. Pengaduan bersifat Masalah (Periode sd Oktober 2013) Pengaduan yang bersifat masalah sampai status akhir Oktober 2013 mencapai 2.180 pengaduan masalah. Pengaduan masalah yang sering diadukan oleh masyarakat berkaitan dengan pelanggaran mekanisme dan prosedur baik pada kegiatan pemanfaatan BLM maupun pelaksanaan kegiatan siklus. Pelanggaran mekanisme dan prosedur mencapai 921 pengaduan (42,24%). Khusus pada pelanggaran mekanisme dan prosedur sering terjadi di siklus pemanfaatan dana BLM pada kegiatan infrastruktur dan ekonomi. Tabel.1.1. Berdasarkan Pengaduan Informatif dan Masalah Kategori Proses Selesai Grand total Perubahan kebijakan 5 102 107 Adanya Intervensi Negatif 100 100 Force Majeur 40 40 Kode Etik / Kinerja Pelaku 2 199 201 Lainnya 9 536 545 Pelanggaran Mekanisme dan Prosedur 47 921 968 Penyimpangan Dana 7 212 219 Pertanyaan 23 27061 27084 Saran 3607 3607 Kritik 4 5219 5223 Grand Total 97 37997 38094 4

2. Berdasarkan asal pengaduan Tabel.2.1. Berdasarkan Asal Aduan Derajat Aduan Proses Selesai Grand total Nasional 162 162 Provinsi 11 752 763 Kabupaten/Kota] 30 2807 2837 Kecamatan 3 485 488 Kelurahan 53 33791 33844 Grand Total 97 37997 38094 Pengaduan berdasarkan asal aduan yang paling dominan berada pada tingkat kelurahan. Namun pengaduan pada tingkat kelurahan tersebut yang masih status proses sejumlah 0,15%. Pengaduan dengan status proses tertinggi kedua terdapat di tingkat kabupaten dengan jumlah pengaduan mencapai 30 pengaduan atau 1,05% dari jumlah aduan pada tingkat kota/kabuapten. Grafik 2.1. Berdasarkan asal aduan 3. Pengaduan berdasarkan media pengaduan. Media pengaduan yang sering digunakan sampai dengan status akhir Oktober 2013 masih didominasi media tatap langsung (88,29%). Media pengaduan yang intensif digunakan oleh masyarakat selain tatap langsung telephone, SMS,buku pengaduan. Media lainnya, seperti Pengaduan Online, Mimbar bebas, surat, dll banyak digunakan oleh masyarakat dengan capaian intensitas penggunaan media tersebut hanya di bawah 1%. Grafiks.3.1. Pengaduan berdasarkan Media Aduan 5

Beberapa media pengaduan yang paling dominan selain temuan BPKP yang sering digunakan masyarakat terdapat 5 media dominan, seperti tergambarkan dalam grafik berikut di bawah ini. Media pengaduan telephone (2,31%),SMS (2,01%) dan buku pengaduan (1,07%) menjadi media yang cukup sering digunakan masyarakat. 6

4. Penyimpangan dana. Penyimpangan dana yang dilaporkan masyarakat selama kurun waktu tahun 2013 mencapai 249 juta. Jumlah tersebut telah menurun 75,4% dari penyimpangan tahun sebelumnya. Begitupun dengan penyimpangan dana yang terjadi pada tahun 2010 sejak KMP PNPM wilayah I berada. Penyimpangan tertinggi selama periode tahun 2010 2013 penyimpangan tertinggi terjadi di tahun 2012. Penyimpangan dana tahun 2012 mencapai 1,019 Milliar. Propinsi yang penyimpangan dana tertinggi terjadi di Propinsi Banten di tahun 2012. Penyimpangan dana tersebut mencapai 813 juta. Penyimpangan tersebut dilakukan oleh pelaku konsultan dengan menyalah-gunakan dana pelatihan masyarakat dan BLM. Proses penyelesaian penyimpangan dana tersebut telah diproses oleh pihak berwajib. Propinsi yang rata-rata tiap tahun terjadi penyimpangan dana terdapat di Propinsi Jawa Barat dan Propinsi Sumatera Utara. Penyimpangan dana di Propinsi Sumatera Utara di tahun 2010 merupakan penyimpangan dana yang tertinggi dengan jumlah dana mencapai 310 juta atau 82,98%. Sedangkan di Propinsi Jawa Barat terjadi di tahun 2013 dengan jumlah penyimpangan dana mencapai 151 juta atau 60,41% dari total penyimpangan yang terjadi pada tahun yang sama. Berdasarkan jumlah pelaku penyimpangan dana selama kurun waktu tahun 2010 2013 propinsi dengan jumlah pelaku terbanyak terdapat di Propinsi Jawa Barat, Propinsi Sumatera Utara dan Sumatera Selatan. 7

Trend penyimpangan dana selama kurun waktu tahun 2010 2013 menunjukkan bahwa tingkat penyimpangan tertinggi terjadi di tahun 2013 dari jumlah dan yang telah disalahgunakan. 8

III. ISSUE UMUM PPM Perspektif pemikiran yang diharapkan dapat mengoptimalkan PPM sebagai bagian dari kontrol sosial masyarakat untuk menunju PNPM Perkotaan yang transparan dan akuntabel berdasarkan hasil diskusi yang dilaksanakan Tim PPM dan Monev KMP menghasilkan beberapa pemikiran sebagai berikut : a) PPM belum efektif sebagai media pembelajaran masyarakat disebabkan : - PPM yang dikelola cenderung statis, karena dikelola oleh pelaku konsultan di tingkat lapangan sehingga cenderung menjadi kebutuhan program sehingga berdampak psikologis bagi masyarakat bahwa PPM milik konsultan. - PPM dianggap sebagai kewajiban atau berkorelasi dengan kinerja pelaku konsultan sehingga pengaduan yang disampaikan bukan murni pengaduan masyarakat sebagai pembelajaran tetapi karena kewajiban. Sebaliknya bila ada masalah di wilayahnya cenderung ditutupi karena dianggap berpengaruh pada evaluasi kinerja. - PPM belum melembaga sebagai bagian dari kontrol sosial masyarakat karena tidak terbentuknya jaringan pelaku dalam penyelesaian masalah di tingkat masyarakat. b) Dampak ketidak-efektifan PPM bagi Program : - Kualitas isi pengaduan yang tidak layak (abu-abu) sehingga belum dapat menjadi bahan pembelajaran bagi masyarakat lainnya. - Pelaku konsultan belum terlatih kepekaannya terhadap permasalahan-permasalahan untuk segera ditanggapi dan ditangani. - PPM menjadi laporan pengaduan yang tidak berkualitas, hanya merupakan data-data yang berubah dari bulan ke bulan dan semakin bertambah. - PPM belum menjadi salah satu bagian dari instrumen untuk evaluasi terhadap program oleh semua pihak baik pemerintah daerah, masyarakat maupun konsultan. - PPM belum menjadi bagian dari early warning sytem bila terjadi penyimpangan dana dan pembelajaran untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya penyimpanganpenyimpangan lain. 9

c) Harapan (expectation) terhadap PPM ke depan : - PPM harus menjadi bagian dari kebutuhan masyarakat guna meningkatkan kontrol sosial masyarakat dan penguatan modal sosial masyarakat. - PPM menjadi alat pembelajaran masyarakat di dalam peningkatan kapasitas pola berpikir, sikap dan perilaku yang arif dan bijaksana di dalam menghadapi persoalan. - PPM dikelola penuh oleh masyarakat yang independent (relawan) yang terlatih dan dibawah naungan Pokja TKPKD Kota/kabupaten atau pun Propinsi. - PPM dapat membentuk jaringan sosial yang kuat dengan lembaga-lembaga lokal di dalam meningkatkan kontrol dan kepedulian terhadap setiap persoalan yang dihadapi. - PPM menjadi pusat informasi program yang dikelola masyarakat bersama pemerintah di tingkat kota/kabupaten dan menjadi satu wadah bersama PNPM Mandiri. - PPM menjadi sarana belajar bersama antara masyarakat, pemerintah dan kelompok peduli di dalam kegiatan KBIK. 10

IV. Kesimpulan dan rekomendasi A. Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diperoleh dari data yang dikelola selama kwartal ketiga sebagai berikut : 1. Bahwa pengaduan melalui media tatap langsung masih menjadi media yang disukai masyarakat di dalam menyampaikan aduan yang bersifat informatif berupa pertanyaan dengan harapan supaya memperoleh jawaban langsung. Media telephone, SMS dan kotak pengaduan merupakan media lain yang sering digunakan masyarakat dalam menyampaikan pengaduannya selain tatap langsung. 2. Pengaduan dengan status proses tertinggi terdapat di Propinsi Banten. Juga jumlah penyimpangan dana yang paling tinggi yang dilaporkan diluar hasil temuan BPKP terjadi di Propinsi Banten. 3. Jumlah pelaku penyimpangan dana sampai dengan status Oktober 2013 yang tertinggi terjadi di daerah Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. 4. Terjadi penurunan jumlah penyimpangan dana di tahun 2013 dari tahun sebelumnya. Juga adanya pelanggaran mekanisme dan prosedur dalam pemanfaatan dana BLM khususnya bidang infra-struktur dan ekonomi harus menjadi perhatian serius USK terkait. B. Rekomendasi 1. Media pengaduan yang ada harus terintegrasi di dalam SIM PPM dan menjadi alat pengendali semua pihak di dalam evaluasi pelaksanaan program. 2. Perlu dilakukan evaluasi oleh pusat terhadap sistem perekrutan personil di wilayah KMW Propinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan dan Jawa Barat. Pengawasan pengendalian pencairan dana dan pemanfataan dana di wilayah tersebut harus diperketat. 3. Perlu dilakukan deteksi ulang terhadap pelaku yang pernah dan terindikasi penyimpangan dana untuk dibuatkan rekapitulasi data pelaku penyimpangan dana oleh masing-masing KMW Propinsi dan mengirimkannya ke HRD Pusat untuk dimasukan dalam daftar black-list/ DPO pihak berwajib supaya tidak masuk ke program PNPM lain. Jakarta, 20 Nopember 2013 PPM KMP PNPM WILAYAH-1 11

12