LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI RIAU TENTANG PENANGANAN BENCANA ASAP KEBAKARAN HUTAN

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI ACEH TANGGAL 12 S.D. 14 JULI 2013

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI KALIMANTAN TIMUR MASA PERSIDANGAN IV JUNI 2013

Pengantar Presiden RI Mengenai Penanganan Bencana Asap di Riau, tgl. 14 Mar. 2014, di Jateng Jumat, 14 Maret 2014

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

Pengantar Presiden RI pada Ratas Penanggulangan Asap, di Kanpres, tgl. 24 Juni 2014 Senin, 24 Juni 2013

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 27 Agustus 2016 adalah sebagai berikut : Nama Kabupaten -AQUA. Lamandau 1 1. Pulang Pisau 1 1.

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG KE PROVINSI PAPUA TANGGAL 30 OKTOBER S.

PENGARUH ELNINO PADA KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

POSKO SATUAN TUGAS SIAGA DARURAT BENCANA ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN

LAPORAN HARIAN PUSAT DATA DAN INFORMASI SEKRETARIAT BPBD PROVINSI JAMBI Pertanggal, 5 September 2015, Pukul : 18:00 WIB

Ketika Negara Gagal Mengatasi Asap. Oleh: Adinda Tenriangke Muchtar

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI ACEH DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR ACEH,

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 31 Agustus 2016 adalah sebagai berikut :

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

Laporan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tanggal 21 Oktober 2016 Pukul WIB

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum Pemerintah Provinsi Riau

Laporan Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Tanggal 23 Oktober 2016 Pukul WIB

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

KAWASAN PESISIR KAWASAN DARATAN. KAB. ROKAN HILIR 30 Pulau, 16 KEC, 183 KEL, Pddk, ,93 Ha

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI KE KABUPATEN BELITUNG, PROVINSI BANGKA BELITUNG MASA PERSIDANGAN IV APRIL - 3 MEI 2017

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 15 September 2016 adalah sebagai berikut : 1 Kalimantan Timur Katingan

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA BADAN LEGISLASI DPR RI DALAM RANGKA PEMANTAUAN DAN PENINJAUAN UNDANG-UNDANG TERKAIT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN KE PROVINSI RIAU

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK PANITIA KERJA KOMISI VIII DPR RI MENGENAI BANTUAN SISWA MISKIN KE PROVINSI SUMATERA BARAT

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 20 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

POSKO SATUAN TUGAS SIAGA DARURAT BENCANA ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 26 Agustus 2016 adalah sebagai berikut :

Prof. Dr. Almasdi Syahza, SE., MP LPPM Universitas Riau

POSKO SATUAN TUGAS SIAGA DARURAT BENCANA ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PROVINSI SUMATERA SELATAN TAHUN

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 12/Menhut-II/2009 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia, Pemerintah Pusat maupun Daerah pun memiliki database

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN KEBAKARAN LAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BALANGAN,

LAPORAN TIM PENINJAUAN KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI JAWATIMUR MEI 2013

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 29 Agustus 2016 adalah sebagai berikut :

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI SUMATERA BARAT MASA PERSIDANGAN I TAHUN

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 12 September 2016 adalah sebagai berikut :

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

RAPAT KOORDINASI GUBERNUR DENGAN BUPATI/WALIKOTA, FORKOPIMDA SE-PROVINSI RIAU

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 13 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG

Peneliti: LAPORAN PENELITIAN PENANGANAN BENCANA ASAP PROPINSI RIAU TANGGAL 30/11/ /12/2015

LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

PERATURAN DAERAH TAHUN 2014 YANG TELAH DITETAPKAN DILINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 15 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENINGKATAN PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

FAKTOR LINGKUNGAN DAN KEBAKARAN HUTAN SERTA PENURUNAN EMISI CARBON

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

PAPARAN SATGAS TANGGAP DARURAT KEBAKARAN HUTAN, LAHAN & PEKARANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara yang sudah menjadi agenda setiap tahunnya dan dilakukan oleh

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 13 DESEMBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 50 TAHUN 2012 TENTANG

1. Jumlah update laporan hotspot tanggal 24 Agustus 2016 adalah sebagai berikut : TERR A- AQUA. 1 Kalimantan Timur Berau Kutai Timur

I. PENDAHULUAN. Agenda penanggulangan kemiskinan telah disepakati oleh Perserikatan

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

Sekapur Sirih. Pekanbaru, Agustus 2010 Kepala BPS Provinsi Riau. Abdul Manaf, MA NIP

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan adalah elemen terpenting dalam kehidupan manusia, yang

PEMERINTAH DINAS KEHUTANAN PROVINSI RIAU RIAU

POS KOMANDO SATUAN TUGAS DARURAT BENCANA ASAP PROVINSI RIAU

PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI WILAYAH KOTA PALANGKA RAYA

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 03 NOVEMBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN HARIAN SATUAN TUGAS OPERASI UDARA BIDANG WATER BOMBING TANGGAL 29 SEPTEMBER 2015

PENDAHULUAN Latar Belakang

PASAL DEMI PASAL. Pasal 1. Cukup jelas. Pasal 2. Cukup jelas. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6.

LAPORAN KUNJUNGAN SPESIFIK KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI RIAU. MASA PERSIDANGAN II TAHUN November 2 Desember 2017

LAPORAN PELAKSANAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

BUPATI BULUNGAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN KETAHANAN PANGAN

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 37 TAHUN 2012 TENTANG NILAI PEROLEHAN AIR PERMUKAAN SEBAGAI DASAR PENGENAAN PAJAK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 14 OKTOBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BENGKALIS ASSALAMU ALAIKUM WR. WB SELAMAT PAGI, SALAM SEJAHTERA UNTUK KITA SEMUA,

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM DIREKTORAT PENGENDALIAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Tenggara yakni Malaysia, Singapura, dan Brunai Darusalam. Oleh karena itu perlu ditetapkan berbagai langkah kebijakan pengendaliannya.

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN TANGGAL 27 NOVEMBER 2016 PUSAT PENGENDALIAN PEMBANGUNAN EKOREGION (P3E) KALIMANTAN, KLHK

LAPORAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN (KARHUTLA) KALIMANTAN

Transkripsi:

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI VIII DPR RI KE PROVINSI RIAU TENTANG PENANGANAN BENCANA ASAP KEBAKARAN HUTAN MASA PERSIDANGAN IV 2012-2013 RABU 2 s.d 4 JULI 2013 SEKRETARIAT KOMISI VIII DPR RI JAKARTA 2013

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 2 BAB I : PENDAHULUAN... 3 BAB II : PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK... 7 BAB III : TEMUAN DAN REKOMENDASI... 13 BAB IV : PENUTUP... 14 2

BAB I PENDAHULUAN A. Umum Dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR RI pada Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2012-2013 telah membentuk Tim Kunjungan Kerja Spesifik, yaitu: ke Madura, Banda Aceh, Kalimantan Barat, Gorontalo, Makassar, Balikpapan, Nusa Tenggara Barat, Bali, Yogyakarta, Sorong dan Riau. Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Riau adalah dalam rangka untuk mengawasi penanganan bencana asap kebakaran hutan. B. Dasar Kunjungan Kerja Pelaksanaan kunjungan kerja ke Provinsi Riau berdasarkan atas: 1. Undang-Undang Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20, 20A, Pasal 21, dan Pasal 23 tentang Tugas DPR RI bidang Legislasi, Budget, dan Pengawasan; 2. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR-RI/I/2009-2010 tentang Peraturan Tata Tertib DPR RI : a. Pasal 6 tentang Tugas dan Wewenang DPR RI; b. Pasal 53 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di Bidang Pengawasan; c. Pasal 54 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi DPR RI. C. Maksud dan Tujuan 1. Maksud a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah mengenai pelaksanaan pembangunan dibidang Agama, Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Penanggulangan Bencana dan Pengelolaan Zakat, maupun dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan atau pemangku kepentingan (stakeholders) yang berkaitan dengan keseluruhan bidang tersebut, seperti: Pimpinan Agama, NGO, Kelompok Penyandang cacat, lembaga sosial, dan lainnya; b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; dan 3

a. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah maupun masyarakat. 2. Tujuan Untuk mengumpulkan dan mendapatkan bahan-bahan masukan berupa data dan kondisi faktual tentang pelaksanaan program pembangunan secara umum di daerah, dan khususnya penanganan bencana asap kebakaran hutan. D. Waktu Pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik ini berlangsung pada tanggal 3 Juli 2013. E. Daftar Nama Tim Kunjungan Kerja Spesifik Ke Provinsi Riau Kunjungan Kerja ke Provinsi Riau ini diikuti oleh 10 Anggota Komisi VIII DPR RI sebagai berikut. Daftar Nama Anggota Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI Ke Provinsi Riau No Masa Persidangan IV Tahun Sidang 2012-2013 Tanggal 2 s.d. 4 Juli 2013 No Anggota Nama Anggota 4 Jabatan/ Fraksi 1. A-168 DRA. HJ. IDA FAUZIYAH, M.Si KETUA KOMISI VIII/ FPKB 2. A-507 H. GONDO RADITYO GAMBIRO, MBA WAKIL KETUA/FPD 3. A-489 H. NURUL IMAN MUSTOPA, MA ANGGOTA/FPD 4. A-204 DRS. H. HUMAEDI ANGGOTA/FPG 5. A-412 MANUEL KAISIEPO, S.IP ANGGOTA/FPDIP 6. A-134 DRS. H. ACHMAD RUBAIE, SH, MH ANGGOTA/FPAN 7. A-282 DRS. H. HASRUL AZWAR, MM ANGGOTA/FPPP 8. A-166 H. ACH. FADIL MUZZAKKI SYAH ANGGOTA/FPKB

9. A-36 NOURA DIAN HARTARONY, SE ANGGOTA/FP. GERINDRA 10. A-11 DRA. HJ. SOEMINTARSIH MOENTORO, M.Si ANGGOTA/FP. HANURA 11. YUSUP KAMALUDIN SEKRETARIAT 12. DIDIK SRI HARYANTO SEKRETARIAT 13. EDI HAYAT TENAGA AHLI 5

BAB II PELAKSANAAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK A. Pertemuan Pertemuan dalam rangka Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI kali ini dilakukan dengan Satuan Tugas Penanganan Bencana (Satgas PB) Asap dan Wakil Gubernur Provinsi Riau beserta jajaran Muspida yang terkait dengan bencana asap. 1. Satuan Tugas Penanganan Bencana Asap Pertemuan dengan Satgas PB asap dilakukan di Fosko yang berlokasi di Pangkalan Udara Rusmin Nuryadin Pekanbaru. Satgas PRC-PB Asap TNI/Polri dipimpin oleh Komandan Resort Militer (Korem) 031/Wirabima, Brigadir Jenderal Teguh Rahardjo dengan didampingi oleh staff Satgas Udara, Darat, Kesehatan, dan Penegakan Hukum (Gakum), serta Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Syamsul Ma arif. Dalam pertemuan tersebut Komisi VIII DPR RI mendapat penjelasan langsung tentang perkembangan penanganan bencana asap baik yang dilakukan staff Satgas Udara, Darat, Kesehatan, dan Gakum yang tersebat di berbagai titik api di wilyah Provinsi Riau. Kegiatan yang dilakukan oleh masingmasing staf Satgas adalah sebagai berikut: 1.a. Satgas Udara terus melakukan kegiatan modifikasi cuaca dan pengeboman air dari udara ke titik api yang menjadi sasaran. Kegiatan modifikasi cauaca yang telah dilakukan hingga tanggal 3 Juli 2013 adalah sebagai berikut: Tanggal Hercules Cassa Sorti Ton Sorti Ton Total (Ton) 22-Juni 1 1 1 23-Juni 1 2 2 24-Juni 1 3 1 1 4 25-Juni 1 3 3 26-Juni 2 6 1 1 7 27-Juni 1 4 1 1 5 28-Juni 1 2.5 2 1.5 4 29-Juni 1 2.7 1 1.3 4 30-Juni 1 2.8 1 1.6 4.4 1-Juli 1 2.5 2 1.1 3.6 2-Juli 1 4 4 3-Juli 1 4 4 TOTAL 13 37,5 9 8,5 46 6

Kegiatan pengeboman air dari udara (water bombing) yang telah dilakukan hingga tanggal 3 Juli 2013 adalah sebagai berikut: Tgl Water Bombing Heli Sorti Liter Total Lokasi 22/6 2 16 500 8,000 23/6 2 14 500 7,000 24/6 2 37 500 18,500 25/6 3 3 500 1,500 26/6 3 47 500 23,500 27/6 3 30 500 15,000 Kab. Pelalawan 28/6 5 206 500 103,000 Kab. Siak dan Perawang 29/6 2 29 500 14,500 Tanah Putih, Kab. Rokan Hilir 30/6 2 44 500 22,000 Tj. Palas, Kota Dumai Kab. Siak, Kab. Rohil dan Kota 1/7 4 103 500 51,500 Dumai 2/6 4 111 500 55,500 Tj. Palas/Teluk Makmur Dumai, Rasau Kuning, Perawang, Siak 3/6 4 228 500 114,000 Perawang, Siak, Rumbai, Selatan Mandau Total 36 868 434,000 1.b. Satgas Darat melakukan pemadaman titik api melalui darat di titik api dan melakukan patroli di titik api yang telah padam. Rincian pemadaman melalui darat adalah sebagai berikut: No Personil Jumlah 1 PUSAT TNI/POLRI 1.524 2 DAERAH TNI/POLRI dan BPBD 2.142 Jumlah ini belum termasuk dari masyarakat, masyarakat peduli api, dan dinas terkait 7

No Lokasi Jlh Satuan 1 INHU 146 TNI AD dan POLRI 2 DUMAI 300 TNI AL 3 BENGKALIS 300 TNI AL 4 SIAK 200 TNI AD 5 ROHIL 300 TNI AD 6 ROHUL 194 TNI AD dan POLRI 7 KAMPAR 100 TNI AD 8 PELALAWAN 110 BRIMOB Sumber : DANSATGAS PRC-PB TNI/POLRI Luas Lahan yang Terbakar No Kab/Kota Luas Lahan (Ha) 1 Bengkalis 6.300 2 Dumai 50 3 Indragiri Hilir 65 8

4 Indragiri Hulu 510 5 Kep. Meranti 40 6 Kab. Kuasing 20 7 Kota Pekanbaru 13 8 Kab. Pelalawan 250 9 Kab. Rokan Hilir 6.195 10 Kab. Rokan Hulu 900 11 Kab. Siak 892 Jumlah 15.269 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Riau 1.c. Satgas Gakum telah melakukan proses hukum terhadap terduga pelaku pembakaran hutan, baik perseorangan maupun perusahaan. Rinciannya adalah sebagai berikut: Tersangka 24 + 1 Korporasi dalam 17 kasus, dengan rincian : Kab. Bengkalis 3 kasus (5 tersangka) Kab. Siak 2 kasus (3 tersangka) Kab. Rokan Hilir 4 Kasus (11 tersangka) Kab. Pelalawan 1 kasus (2 tersangka ) Kota Dumai 1 kasus (2 tersangka) Ditreskrimsus1 kasus (1 tersangka) 1 Korporasi masih dalam pendalaman Tim Penegakan Hukum 1.d. Satgas Kesehatan melakukan pemantauan dampak bencana asap terhadap kesehatan dan melakukan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengurangan risiko dampak bencana asap terhadap kesehatan. Berdasarkan data dari dinas kesehatan Provinsi Riau tanggal 10 Juni sampai 3 Juli 2013, laporan penyakit dampak asap adalah 14.214 orang ispa, 883 orang pnemoni, 773 orang asma, 929 orang infeksi kulit, dan 841 orang iritasi mata. Selain itu, Satgas Kesehatan juga membagi-bagikan masker untuk mengurangi risiko bencana asap, yaitu sebagai berikut: 9

No Distribusi Jumlah Masker Cadangan 1 Dumai 2.000 2 Bengkalis 2.000 3 TNI AD dan AU 4.000 4 Pekanbaru 1.000 5 Indah Kiat 30.000 6 Total 39.000 162.500 Stok per 3 Juli 2013 sejumlah 162.500 masker (Informasi dari Dikes Provinsi Riau 2. Wakil Gubernur dan Muspida Provinsi Riau Pertemuan dengan Wakil Gubernur dan Muspida Provinsi Riau dilakukan di Ruang Pertemuan Kantor Gubernur. Wakil Gubernur diwakili oleh Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi Riau Bidang Pemerintahan dan juga oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Perwakilan dari Dinas Kehutanan, Perwakilan dari Dinas Perkebunan, dan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Asisten I Sekretaris Daerah Provinsi Riau Bidang Pemerintahan menjelaskan kepada Komisi VIII DPR RI tentang penyebab kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang menimbulkan bencana asap dan dampaknya serta langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Riau untuk menangani dan tindakan preventifnya. Penyebab terjadinya Karhutla di Provinsi Riau adalah aspek iklim dan georafis serta sosial ekonomi masyarakat. Iklim dan geografis meliputi kemarau yang ekstrem, curah hujan di Riau (pada bulan Juni 2013 75-17 mm/rendah), suhu berkisar 33.5-37 C/tinggi, arah angin Barat Daya Barat Laut dengan kecapatan 8-30 km/jam, dan Karhutla terjadi di lahan gambut (lahan gambut di Riau 5,7 juta ha, 56.6 persen total gambut Sumatera) sehingga menghasilkan asap yang sangat banyak lintas batas (transboundary haze pollution). Aspek sosial ekonomi meliputi perilaku masyarakat dalam pemanfaatan lahan masih menggunakan cara membakar (open burning), konflik kepentingan dalam pemanfaatan lahan antara dunia usaha dan masyarakat sekitar areal perusahaan yang memicu praktik penguasaan lahan dengan cara membakar, meningkatnya permintaan (demand) masyarakat untuk berkebun sawit dikarenakan membaiknya harga minyak kelapa sawit, dan kurangnya pengetahuan dan peranserta masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Karhutla berdampak terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan manusia. Dampak yang pertama meliputi musnahnya sumberdaya hutan dan lahan, rusaknya lahan gambut, hilangnya fungsi penyangga kehidupan, kualitas udara tidak sehat / berbahaya, perubahan iklim global atau pemanasan bumi. Sedangkan dampak terakhit meliputi pernafasan, penglihatan, keracunan darah, dan penyakit (ispa, pnemoni (paru-paru), asma, infeksi kulit dan iritasi mata). 10

Sedangkan langkah-langkah yang telah dilakukan untuk menangani Kahutla adalah sebagai berikut: 1. Pada tanggal 21 Juni 2013 Rapat Wakil Gubernur Riau dengan Kapolda, Kejati BNPB, BPPT dan Anggota PUSDALKARHUTLA : bahwa asap yang diakibatkan kebakaran hutan dan lahan sudah mengkhawatirkan dan perlu segera langkah-langkah penanganan dengan mempertimbangkan penetapan status tanggap darurat bencana asap kebakaran hutan dan lahan; 2. Pada tanggal 21 Juni 2013 Pertemuan dalam kunjungan kerja Menkokesra RI, Menteri Dalam Negeri RI, Menteri Pertanian RI Provinsi Riau : mempertimbangkan untuk ditetapkannya kondisi tanggap darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan, penegakan hukum kepada perorangan/masyarakat maupun perusahaan yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan lahan; 3. Penetapan Status Tanggap Darurat Bencana Asap Kebakaran Hutan Dan Lahan di Provinsi Riau : Nomor Kpts 510/VI/2013 tanggal 21 Juni 2013; dan 4. Pembentukan Tim Satuan Tugas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan berdasarkan Keputusan Gubernur Riau Nomor Kpts 511/VI/2013 tanggal 21 Juni 2013. Sedangkam pelaksanaan penanganan bencana asap yang disebkan Karhutla adalah sama dengan penjelasan yang disampaikan oleh Satgas PRC- PB Asap di posko pada pertemuan sebelumnya. B. Peninjaun Lapangan Peninjauan lapangan dilakukan untuk melihat secara langsung titik-titik api (hotspot) yang belum. Peninjauan ini dilakukan melalui peninjauan udara dengan helicopter yang disediakan staf Satgas Udara-Satgas PRC-PB Asap. Dalam peninjauan lapangan ini diketahui bahwa titik api telah banyak yang berhasil dipadamkan, yaitu dari 265 titik api menjadi 14 titik api (pada saat peninjauan lapangan). 11

BAB III TEMUAN DAN REKOMENDASI A. Temuan Temuan dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Riau tentang penanganan bencana asap ini adalah sebagai berikut: 1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau belum memperoleh alokasi anggaran secara langsung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Riau. Selain itu, Sumber Daya Manusianya masih kurang, yaitu sebanyak 35 orang; 2. Struktur BPBD di tingkat kabupaten/kota di Provinsi Riau belum dibentuk semua. Hal ini menunjukkan kurangnya komitmen politik (political will) dari pemerintah kabupaten/kota dalam penanganan bencana asap, padahal bencana asap terjadi di kabupten/kota; 3. Koordinasi antar lembaga dan dinas yang terkait dengan penanganan bencana asap lemah. Misalnya koordinasi antara Gubernur/Wakil Gubernur dengan Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Lingkungan Hidup dan BPBD Provinsi Riau, dan lainnya masih lemah, padahal lembaga dan dinas tersebut memiliki sumber daya yang dapat dimanfaatkan untuk menangani bencana asap. Sebagai contoh, Dinas Kehutanan memiliki aparat polisi hutan, Dinas Lingkungan memiliki aparat polisi lingkungan, dan lainnya; 4. Pemadaman api belum menggunakan teknologi canggih yang dapat memadamkan api di lahan gambut hingga paling dalam secara efektif dan cepat. Kedalaman api di lahan gambut bisa mencapai 1 meter di bawah permukaan gambut. Pemadaman api yang digunakan selama ini belum efektif dan cepat menjangkau api yang paling dalam di lahan gambut, melainkan hanya menjangkau api yang dipermukaan, sementara untuk menjangkau api yang paling dalam menggunakan cara manual; 5. Titik api (hotspot) telah berkurang. Pada saat Kunjungan Kerja Spesifik ini dilakukan, titik api tinggal 14 dari 265. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan timbul titik api baru, karena kebakaran hutan dan lahan gambut cepat menjalar; dan 6. Cara yang dipakai untuk membuka lahan (land clearing) sering dengan cara membakar karena biayanya murah, sedangkan kalau menggunkan teknologi biayanya mahal. C. Rekomendasi 1. Pemerintah Provinsi Riau hendaknya mengalokasikan anggaran secara langsung dan memadai kepada BPBD Provinsi Riau; 2. Pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau hendaknya meningkatkan komitmen politiknya terkait penanggulangan asap dengan membentuk BPBD dan menyediakan anggarannya yang memadai; 12

3. Peningkatan koordinasi antar lembaga dan dinas terkait dengan penanggulangan bencana asap di lingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Riau serta memobilisasi berbagai sumber daya yang dimiliki untuk menanggulangi bencana asap terulang kembali; 4. BNPB hendaknya melakukan langkah-langkah terobosan, seperti mencari alternatif teknologi canggih untuk memadamkan api secara efektif dan cepat di hutan dan lahan gambut hingga yang paling dalam; 5. Satgas Penanganan Bencana Asap hendaknya terus melakukan berbagai langkah untuk memastikan agar titik api yang masih tersisa padam dan tidak timbul titik api baru, misalnya dengan melakukan pemadaman dan melakukan patroli untuk mencegah timbulnya titik api baru; dan 6. Pemerintah Provinsi Riau bersama-sama lembaga dan dinas yang terkait dengan pengelolaan hutan dan perkebunan hendaknya mencari cara yang murah, efektif, dan aman untuk membuka lahan (land clearing), baik dengan cara yang kovensional maupun dengan menggunakan teknologi canggih. BAB IV PENUTUP Demikian laporan ini dibuat dengan harapan dapat memberikan gambaran tentang pelaksanaan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VIII DPR RI ke Provinsi Riau dan temuan beserta rekomendasinya. Hasil Kunjungan Kerja Spesifik ini juga diharapkan dapat menjadi acuan dalam rapat-rapat Komisi VIII DPR RI terkait dengan penanggulangan bencana asap secara khusus dan bencana lainnya secara umum. Jakarta, 13