BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

dokumen-dokumen yang mirip
Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Wahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peningkatan permintaan jumlah penumpang Sumber : Cetak Biru Transportasi Udara. Universitas Sumatera Utara

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Terminal Penumpang Bandar Udara Internasional Ahmad Yani Semarang Hans Dian Sintong

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

Medan Culinary Center Arsitektur Rekreatif

BAB I PENDAHULUAN. Bambang Herawan ( ) Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian kota Binjai dilihat dari struktur PDRB riil kota Binjai yang menunjukkan karakteristik sebagai berikut : 2

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pada karakteristik desa dapat dilihat dari tipologi desa.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kegiatan pariwisata yang saat ini belum digali dan dikelola secara baik di antaranya adalah:

SENTRA KERAJINAN DAN CENDERAMATA KHAS SUMATERA UTARA DI KAWASAN SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANNISA ANDRIVINA

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara BAB 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara agraria yang kaya akan sumber daya alamnya. Kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. wisata utama di Indonesia. Yogyakarta sebagai kota wisata yang berbasis budaya

TERMINAL TIPE A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

Medan_Electronic_Mall

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Encyclopedia, 8 Oktober Artikel: Wikipedia Thre Free

BAB I PENDAHULUAN. Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia, tampak dari usaha-usaha manusia untuk senantiasa

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

TERMINAL TERPADU AMPLAS BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LINKING CORRIDOR TERMINAL DAN TRANSIT HOTEL BANDARA SOEKARNO - HATTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN. a. Strategi/ Pendekatan Perancangan. Untuk pemilihan judul rest area tol Semarang-Solo

Kata Kunci : Transposrtasi, Bandara, Terminal Penumpang Bandara Pusako Anak Nagari, Ikon Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk

Dukuh Atas Interchange Station BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Pusat Wisata Kopi Sidikalang BAB 1 PENDAHULUAN

Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN SURAKARTA. Gambar 1.1. Jaringan Transportasi Kota Surakarta dengan Kota Kota di Pulau Jawa Sumber : Widiyanto_2005,Analisis Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

TERMINAL PENUMPANG LOMBOK INTERNATIONAL AIRPORT Penekanan Konsep Desain Renzo Piano

BAB I PENDAHULUAN CITY HOTEL DI MEDAN

BAB I P E N D A H U L U A N

PENDAHULUAN BAB I. Latar Belakang. Kota Jakarta, ibukota negara sekaligus sebagai pusat ekonomi dan pusat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi akan terus bertambah seiring dengan semakin tingginya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Universitas Sumatera Utara

HOTEL RESORT BINTANG III DI KAWASAN PEGUNUNGAN RANTEPAO TANA TORAJA SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

PENGEMBANGAN TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SULTAN SYARIF KASIM II PEKANBARU RIAU

Please purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark.

BAB I PENDAHULUAN ROSE MILLIA LESTARI

PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA INTERNASIONAL KULON PROGO DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR PERANCANGAN JURUSAN ARSITEKTUR

REDESAIN TERMINAL PENUMPANG MINANGKABAU INTERNATIONAL AIRPORT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten provinsi Sumatera utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang menjanjikan. Bandar Udara baru untuk kota Medan yang menggantikan Polonia, Bandar Kuala Namu, terletak di kabupaten ini. Sejalan dengan pemindahan Bandara Internasional Polonia-Medan ke Bandara Internasional Kualanamu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis, Kecamatan ini terus berbenah diri menjadi KECAMATAN GAPURA (Gerbang dan Pintu Utama menuju Bandara). Melalui kebijakan lokal pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dinamakan Gerakan Deli Serdang Membangun, sampai akhir tahun 2010, kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai Rp. 17.735.160.000. Bandar Udara Internasional Kualanamu adalah Bandar Udara yang terletak di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. Bandara ini adalah Bandara terbesar kedua di Indonesia setelah Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Lokasi Bandara ini dulunya bekas areal perkebunan PT Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa yang terletak di Kecamatan Beringin, Deli Serdang, Sumatera Utara. Pembangunan Bandara ini dilakukan untuk menggantikan Bandar Udara Internasional Polonia yang sudah berusia 85 tahun. Bandara Kualanamu diharapkan dapat menjadi Main Hub yaitu pangkalan transit internasional untuk kawasan Sumatera dan sekitarnya. Selain itu, adanya kebijakan untuk melakukan pembangunan Bandara Internasional Kualanamu adalah karena keberadaan Bandar Udara Internasional Polonia di tengah kota Medan yang mengalami keterbatasan Operasional dan sulit untuk dapat dikembangkan serta kondisi fasilitas yang tersedia di Bandar Udara 1

Polonia sudah tidak mampu lagi menampung kebutuhan pelayanan angkutan udara yang cenderung terus meningkat. Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Tri Sunoko mengungkapkan bahwa hingga Februari 2014 bandara ini telah melayani lebih dari 9,25 juta penumpang. Beliau menyatakan, Kualanamu memiliki letak yang strategis dan menjadi salah satu pintu gerbang utama penumpang pesawat dari Eropa, Timur Tengah dan China. Lahan yang masih luas membentang di daerah Kualanamu membuka lebar kesempatan untuk menjadikan bandara ini menjadi aerocity/aerotropolis. Konsep Aerotropolis adalah konsep yang dicetuskan oleh John D. Kasarda, profesor dari The University of North Carolina dan Kenan Institute of Private Enterprise. Sebuah bandara pada awalnya adalah salah satu pintu keluar masuk orang dan barang dari suatu daerah atau negara. Hal tersebut yang otomatis menjadikan bandara sebagai titik fokus utama bagi pengembangan wilayah disekitarnya. Peran bandara yang sedemikian besar dapat menarik pergerakan orang dan barang keluar dan masuk ke wilayah dimana bandara tersebut berada. Ini juga merupakan salah satu faktor pemerintah lebih cenderung memilih untuk membangun sebuah bandara di wilayah yang masih terpencil (Heru legowo, Angkasa pura II,2014). Awalnya mungkin memang hanya ada pergerakan penumpang dan barang. Namun secara pasti lambat laun pergerakan ini pasti akan membutuhkan sarana penunjang yang lain (Heru legowo, Angkasa pura II,2014). Penumpang akan membutuhkan sarana transportasi dari kota ke bandara dan sebaliknya. Ini kemudian menimbulkan kegiatan transportasi darat, misalnya : taksi, bus, travel, kereta api dan lainnya. Berikutnya para penumpang pesawat juga akan membutuhkan makanan dan minuman, maka munculah kantin, cafe, rumah makan dan sejenisnya. Penumpang wisata yang hanya memiliki waktu terbatas dan juga penumpang transit, membutuhkan cenderamata atau souvenir maka akan membuat toko-toko kerajinan dan oleh-oleh bermunculan. Kebutuhan berikutnya adalah ruang pertemuan, kantor dan fasilitas untuk menunjang pertemuan bisnis mereka. Oleh sebab itu kemudian banyak muncul penyewaan ruangan rapat dan kantor di 2

sekitar bandara. Kegiatan operasional bandara yang berkembang menjadi 24 jam akan memunculkan kebutuhan berikutnya yaitu sarana tempat tinggal atau mess bagi pekerja dan karyawan bandara, lalu bermunculan perumahan, apartemen, hotel dan bisnis rumah sewa di sekitar bandara tersebut. Kegiatan bisnis ini disekitar bandara ini terus berkembang dan pada akhirnya, sebuah bandar udara seakan menyatu dengan kegiatan bisnis yang berada disekitarnya jika perkembangan itu dalam skala yang lebih besar dan meluas, dimana sebuah bandara benar-benar menjadi pusat kegiatan, maka terbentuklah apa yang dinamakan Aerotropolis. Gambar 1.1 Konsep Aerotropolis Sumber : www.google.com Dewasa ini sektor industri merupakan salah satu penggerak utama dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Struktur perekonomian Kota Medan didominasi oleh 4 lapangan usaha utama yaitu industri Pengolahan (14, 28%), Perdagangan, Hotel dan Restoran (28,10%), Pengangkutan dan Telekomunikasi (19,38%), serta Keuangan, Persewaan dan Jasa (14,42%). Keempat sektor ini memberikan kontribusi sekitar 76, 18% terhadap perekonomian daerah. Keberadaan Usaha kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) di Provinsi Sumatera Utara merupakan kelompok usaha ekonomi yang penting dan paling 3

berpengaruh terhadap perekonomian daerah. Hal ini disebabkan, usaha kecil menengah dan koperasi merupakan sektor usaha yang memiliki jumlah terbesar dengan daya serap angkatan kerja yang signifikan. Sumatera Utara merupakan salah satu tujuan wisata yang potensial karena merupakan kawasan yang memiliki potensi wisata alam, seperti Danau Toba dan banyak potensi alam lainnya. Kekayaan wisata yang ditawarkan tidak hanya dari wisata alamnya tetapi juga dari segi budaya, adat istiadat, dan keseniannya. Menurut Kepmendegri No. 050.05/30 Bangda tanggal 7 Januari 1999 produk unggulan adalah produk hasil suatu industri daerah yang mempunyai : Kandungan teknologi yang cukup menonjol dan inovatif Mempunyai jangkauan pemasaran yang luas, baik lokal, nasional maupun eksport Mempunyai ciri khas daerah dan melibatkan masyarakat banyak (tenaga kerja setempat) Mempunyai kandungan bahan baku lokal yang tinggi dan jaminan yang banyak dan stabil atau melalui pembudidayaan Ramah lingkungan Dapat mempromosikan budaya lokal Berdasarkan minat masyarakat terhadap produk UKM di Sumatera Utara, produk unggulan yang diminati dapat dikelompokkan dalam 4 kategori, yaitu : kerajinan, garment/tekstil, hasil olah makanan dan hasil pertanian. Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara membawa dampak positif dan potensi untuk pengembangan sektor kerajinan di kawasan tersebut, sehingga dibutuhkan suatu hal yang baru yang dapat mengundang daya tarik tersendiri bagi wisataran agar dapat mengoptimalkan kawasan wisata tersebut. Hal baru tersebut berupa pusat penjualan produk kerajinan khas daerah yang dapat digunakan untuk menampilkan hasil kerajinan wilayah setempat yang dapat menjadi ikon kekhasan daerah berupa Sentra Kerajinan dan Cenderamata. 4

Simpang Kayu Besar Gambar 1.2 Kawasan Simpang Kayu Besar Sumber : Dokumentasi Pribadi Kualanamu, Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi kawasan yang difavoriti sejumlah pengembang. Hal ini lantaran beroperasinya Bandar Udara Internasional Kualanamu, berikut akses pendukung lainnya seperti jalur kereta, dan rencana jalan Tol Medan-Kualanamu. Akses tersebut menggenapi tiga akses jalan nasional lainnya menuju Kualanamu, yakni Jalan Gatot Subroto-Tembung-Batang kuis-kualanamu, akses Simpang Kayu Besar Tanjung morawa-kualanamu, dan akses Simpang Kayu Besar-Lubukpakam-Bakaranbatu-Kualanamu Hilda B Alexander. 2014. 1 Jika menggunakan mobil pribadi menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu, maka rute yang disarankan adalah dari jalan Sisingamangaraja menuju Gerbang Tol Amplas, kemudian keluar di pintu Tol Tanjung Morawa, kemudian menuju ke Simpang Kayu Besar dan langsung belok kiri ke jalan 1 Kawasan Kualanamu Favorit Pengembang. (http://properti.kompas.com/read/2014/11/20/091842021/kawasan.kuala.namu.favorit.pengemba ng), 7 Maret 2016. 5

Batang Kuis menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu. Lama perjalanan berkisar 1 jam (dari pusat kota Medan) dengan jarak tempuh sekitar 39 km. PT. Angkasa Pura II, 2013. 2 Gambar 1.3 Google Maps arah mengemudi dari Gerbang Tol Amplas Medan- Bandar Udara Internasional Kualanamu Sumber : Google Earth Simpang Kayu Besar merupakan salah satu perkiraan titik kemacetan selain di pintu keluar Tol Tanjung Morawa Simpang jalan Kayu Besar. Ni Luh Made Pertiwi F, 2013. 3 1.2 Maksud dan Tujuan Adapun maksud dan tujuan dari perencanaan dan perancangan Sentra Kerajinan dan Cenderamata Kualanamu adalah : 2 Rute menuju ke Bandara Kualanamu. (http://airportkualanamu.com/rute-menuju-ke-bandarakualanamu/), 7 Maret 2016. 3 Tips Menuju Bandara Kualanamu. (http://travel.kompas.com/read/2013/07/25/1032461/tips.menuju.bandara.kualanamu), 7 Maret 2016. 6

1. Memfasilitasi para pelaku usaha industri kecil dan menengah dalam mewujudkan, menggelar, dan mengkomunikasikan karya-karyanya kepada masyarakat. 2. Merancang Sentra Penjualan Produk kerajinan Khas Sumatera Utara sebagai wadah penjualan, promosi, dan pameran hasil kerajinan. Manfaat perancangan Sentra Kerajinan dan Cenderamata Kualanamu sebagai berikut : 1. Dapat menjadi salah satu alternatif tempat rekreasi untuk menghilangkan kepenatan dan kejenuhan. 2. Bagi masyarakat umum dapat menambah referensi tempat wisata dan tempat berbelanja baru di daerah tersebut. 1.3 Masalah Perancangan Berdasarkan uraian tersebut maka penulis mengemukakan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana merancang bangunan sentra kerajinan dan cenderamata yang dapat menjadi pusat kegiatan pengrajin yaitu sebagai pusat informasi, pusat promosi, pusat pendidikan dan pelatihan kerajinan, maupun sebagai pusat pemasaran, dengan prasarana pendukungnya. 2. Bagaimana menentukan konsep dan pola tata massa bangunan terhadap site, bentuk gubahan massa dengan pertimbangan arsitektur bangunan yang ada di Sumatera Utara sekaligus menjadi daya tarik masyarakat maupun wisatawan lokal dan mancanegara. 1.4 Pendekatan Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan konsep dan perencanaan selama proses perancangan berlangsung dengan cara : 7

Studi pusaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema yang diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan, yang berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan dengan melihat keadaan yang sudah ada, sumber dapat berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya. Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan studi dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek. Wawancara dengan instansi terkait atau orang-orang yang dianggap ahli dan mengetahui tentang kasus dan tema yang diangkat untuk pengenalan masalah dan dapat menghasilkan kriteria umum bagi perancangan dan perencanaan kasus proyek. 1.5 Lingkup Batasan Masalah Lingkup yang menjadi batasan dalam merancang Sentra Kerajinan dan Cenderamata ini adalah sebagai berikut : Bangunan ini tidak hanya menjadi wadah yang memfasilitasi para pengrajin ataupun Usaha Kecil Menengah (UKM), namun pada bangunan ini juga memiliki fasilitas penunjang seperti galeri, workshop, café, dan sebagainya. Sedangkan kepemilikan bangunan ini di asumsikan sebagai milik swasta, sehingga fungsi bangunan dan nilai ruang akan mempunyai nilai komersial. Tetapi tidak menutupi untuk bekerjasama dengan pihak pemerintahan daerah setempat. Menurut RDTR kawasan Kualanamu, Kabupaten Deli Serdang, lokasi site disimpang Kayu Besar tersebut menjadi bagian dari wilayah pengembangan sesuai dengan Konsep Aerotropolis. 8

Tema yang akan diambil adalah Sustainable Architecture yang berdasarkan pada buku Green Architecture : Pengantar Pemahaman Arsitektur Hijau di Indonesia yang ditulis oleh Tri Harso Karyono. 1.6 Asumsi Dengan pertimbangan bahwa kasus proyek ini bersifat fiktif, maka dibutuhkan asumsi sebagai dasa perencanaan dan perancangan proyek, yaitu : Kepemilikan bangunan diasumsikan sebagai milik swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat rekreasi. Kondisi tapak diasumsikan berupa lahan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukan lahan sesuai dengan RUTRK Kota Medan dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Deli Serdang. Eksisting site yang merupakan permukiman penduduk akan direlokasikan (asumsi) karena lokasi perancangan merupakan wilayah pengembangan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Deli Serdang 9

1.7 Kerangka Berpikir JUDUL SENTRA KERAJINAN DAN CENDERAMATA KHAS SUMATERA UTARA DI KAWASAN SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU Latar Belakang Peningkatan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sumatera Utara membawa dampak positif dan potensi untuk pengembangan sektor kerajinan di kawasan tersebut, sehingga dibutuhkan suatu hal yang baru yang dapat mengundang daya tarik tersendiri bagi wisataran agar dapat mengoptimalkan kawasan wisata tersebut. Perumusan Masalah 1. Bagaimana merancang bangunan sentra kerajinan dan cenderamata yang dapat menjadi pusat kegiatan pengrajin dengan prasarana pendukungnya? Tujuan dan Manfaat 1. Memfasilitasi para pelaku usaha industri kecil dan menengah dalam mewujudkan, menggelar, dan mengkomunikasikan karya-karyanya kepada masyarakat. 2. Merancang Sentra Penjualan Produk kerajinan Khas Sumatera Utara sebagai wadah penjualan, promosi, dan pameran hasil kerajinan. Data Data tapak Studi literatur Studi banding Analisa Perancangan Analisa site Analisa sejarah Analisa pencapaian Analisa sirkulasi Analisa vegetasi Analisa iklim Konsep Perancangan Konsep zoning, pencapaian & sirkulasi, ruang dalam & ruang luar, utilitas DESAIN PERANCANGAN 10

1.8 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah : 1. Bab I PENDAHULUAN Membahas latar belakang pemilihan judul, maksud dan tujuan, manfaat, masalah perancangan, metodologi pendekatan, lingkup dan batasan proyek, kerangka berpikir, dan sistematika laporan. 2. Bab II TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang pembahasan mengenai terminologi judul, deskripsi kondisi eksisting, luas lahan, peraturan dan keistimewaan lahan, tinjauan fungsi, dan studi banding arsitektur dengan fungsi sejenis. 3. Bab III METODOLOGI Merupakan uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan ditempuh. Berisikan mengenai penjelasan kerangka pendekatan, metode, dan teknik diagnosis/analisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan. 4. Bab IV ANALISA PERANCANGAN Menjelaskan tentang analisis kondisi tapak dan lingkungan, analisis fungsional, penerapan tema, serta kesimpulan. 5. Bab V KONSEP PERANCANGAN Menjelaskan konsep penerapan hasil analisis komprehensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah. 6. Bab VI PERANCANGAN ARSITEKTUR Merupakan hasil rancangan yang berupa gambar rancangan arsitektur dan maket. 11