ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

dokumen-dokumen yang mirip
korespondensi:

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI KEJU MOZZARELLA MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS DI PT. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

*Penulis Korespondensi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PRODUKSI KERIPIK KENTANG DI UKM Gizi Food KOTA BATU

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

Nurul Hazmi Hamidah, Panji Deoranto, Retno Astuti

ANALISIS PENGUKURAN DAN EVALUASI PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OMAX DI BAGIAN PRODUKSI PABRIK GULA GEMPOLKEREP MOJOKERTO. Oleh: Sudiyarto dan Waskito

ANALISIS PRODUKTIVITAS BAGIAN PENGOLAHAN SUSU PASTEURISASI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (STUDI KASUS DI KOPERASI SAE PUJON)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk menghasilkan suatu barang. Pentingnya masalah

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN TAHU DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X

ANALISIS PRODUKTIVITAS PADA BAGIAN PRODUKSI GONDORUKEM DAN TERPENTIN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

PENDEKATAN MODEL OBJECTIVE MATRIX-AHP UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN PENILAIAN KINERJA PELAYANAN PADA KANTOR KELURAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

Analisis Produktivitas Bagian Produksi Sari Apel Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) (Studi Kasus di KSU BROSEM Batu)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN SINK AND TUTTLE MODEL (Studi Kasus Pada Pabrik Gula Rendeng, Kudus)

Keywords : Parsial Productivity, Objective Matrix (OMAX), Productivity Index

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADA PT HAMSON INDONESIA INCREASING THE PRODUCTIVITY AT PT HAMSON INDONESIA

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR. ABSTRACT

ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DI PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR SKRIPSI. Oleh: ALFIANA AFIFI NIM:

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

Analisis Produktivitas Proses Produksi Pengalengan Jamur Kancing ( Champignon ) dengan Model Objective Matrix (OMAX) (Studi kasus

PERENCANAAN BAHAN BAKU PADA PRODUKSI GULA TEBU (Studi Kasus PTPN XI PG Djatiroto Kabupaten Lumajang)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menuju Swasembada Gula Nasional Tahun 2014, PTPN II Persero PG Kwala. Madu yang turut sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. produk atau jasa. Melalui produktivitas, perusahaan dapat pula mengetahui. melakukan peningkatan produktivitas.

BAB IV PENGUMPULAN DATA

ANALISIS PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX PADA BAGIAN PRODUKSI PABRIK KELAPA SAWIT GEDONG BIARA PT MOPOLI RAYA TUGAS SARJANA

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

BAB II LANDASAN TEORI

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. PERKEBUNAN LEMBAH BHAKTI ACEH SINGKIL

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

EKONOMI LOSSES PENGOLAHAN TEBU DAN IMPLIKASI TERHADAP KINERJA DAN EFISIENSI PABRIK GULA Studi Kasus di PT Perkebunan Nusantara X

BAB I PENDAHULUAN.

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

JSIKA Vol. 5, No. 8, Tahun 2016 ISSN X RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

PENGUKURAN DAN ANALISA PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PTPN IV UNIT USAHA SAWIT LANGKAT

Analisis Produktivitas di UKM Harum Manis Batu dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

RANCANG BANGUN DASHBOARD UNTUK VISUALISASI PRODUKTIVITAS BAHAN BAKU TEBU PADA PABRIK GULA GEMPOLKREP

1 BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

EVALUASI PROYEK DAN PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN KINERJA PROYEK DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PROYEK RUMAH SAKIT PT SEMEN PADANG TUGAS AKHIR

Universitas Sumatera Utara

Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pegawai Dalam Pengambilan Keputusan Pemilihan Pegawai Berprestasi

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

BAB 1 PENDAHULUAN. negara dan juga penyerap banyak tenaga kerja. Indonesia yang sempat menempati posisi ke-5

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

TINJAUAN PUSTAKA. Budidaya tebu adalah proses pengelolaan lingkungan tumbuh tanaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pendirian Pabrik Sejarah Perkembangan Pabrik

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

DAFTAR PUSTAKA. Burnham, D. C. Productivity : An Overview, Handbook of Industrial Engeneering. New York : Jhon Willey & Son.

Joko Susetyo Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

ANALISA PENCAPAIAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PENGGUNAAN MESIN LAS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL OMAX DI PT. DOK DAN PERKAPALAN SURABAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Agribisnis Gula Subsistem Input Subsistem Usahatani

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE GREEN PRODUCTIVITY PADA INDUSTRI PENGOLAHAN TEMPE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENENTUAN RENDEMEN GULA TEBU SECARA CEPAT 1

DINAMIKA DAN RISIKO KINERJA TEBU SEBAGAI BAHAN BAKU INDUSTRI GULA DI INDONESIA

PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka pada bab ini dikumpulkan data-data sebagai sumber input yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

PENGUKURAN PERFORMANSI SUPPLY CHAIN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN MODEL SUPPLY CHAIN OPERATION REFERENCE (SCOR) DI PT. PG CANDI BARU SIDOARJO SKRIPSI

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

Analisa Produktivitas Pada Divisi Produksi PT. XYZ Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

TUGAS AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik. Ade Kusnady

PENGUKURAN DAN PERBAIKAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE OREGON PRODUCTIVITY MATRIX (OPM) DI CV. SUMBER UNTUNG PLASTIK, SIDOARJO

ANALISIS PERFORMANSI SUPPLY CHAIN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SUPPLY CHAIN OPERATIONS REFERENCE (SCOR) DI PT.ANEKA REGALINDO SKRIPSI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

KEADAAN UMUM Sejarah PG Cepiring

Analisis Produktivitas Dengan Metode Marvin E. Mundel (Studi Kasus di Pabrik Gula Kebon Agung Malang, Jawa Timur)

ANALISIS PRODUKSI TEBU DAN GULA DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO)

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

MODEL RANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN PENDEKATAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM

Seminar Nasional IENACO 2015 ISSN: EVALUASI PRODUKTIVITAS DAN KINERJA LINGKUNGAN INDUSTRI TAHU MELALUI PENGUKURAN EPI

BAB I PENDAHULUAN. tebu, tembakau, karet, kelapa sawit, perkebunan buah-buahan dan sebagainya. merupakan sumber bahan baku untuk pembuatan gula.

TUGAS AKHIR ANALISIS PRODUKTIVITAS MESIN CETAK DI PT XY MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

ANALISIS PRODUKTIVITAS SEKTOR KEBUN PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII (Persero) WONOSARI LAWANG MALANG MENGGUNAKAN CRAIG-HARRIS PRODUCTIVITY MODEL

ABSTRACT. Keyword : work stress, work performance, labor conflict, workload, working time, leadership influence. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. situasi yang menggambarkan bangkitnya kembali perekonomian yang telah

Transkripsi:

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) Productivity Analysis of Toelangan Sugar Factory PTPN X Sidoarjo at Production Lines With OMAX (Method) Soyanita Hernanda. 1 ; Dr. Panji Deoranto, STP, MP 2 ; Ika Atsari Dewi, STP.,MP 3 1) Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya 2) Staf pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran no. 1, Malang 65145 e-mail : Soyanitahernanda@ymail.com ABSTRAK PG Toelangan merupakan salah satu pabrik gula wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara X yang memproduksi gula di wilayah Sidoarjo. Berdasarkan data dari PTPN X bahwasanya pada tahun 2009, produksi gula pada PG Toelangan diperkirakan mencapai 15.706 ton sedangkan pada tahun 2010 produksi gula mengalami penurunan sebesar 8,7% atau setara dengan 14.346 ton. Pada tahun 2011 produksi gula mengalami peningkatan sebesar 17% atau setara dengan 16.787 ton dan pada tahun 2012 produksi gula hanya mengalami kenaikan presentase sebesar 2% atau setara dengan 17.114 ton. Tujuan dari penelitian ini adalah mengukur dan menganalisis produktivitas lini produksi di PG Toelangan dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) dan pembobotan kriteria dengan menggunakan metode Analitical Hierarchy Process (AHP). Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan didapatkan hasil produktivitas parsial dan total di PG Toelangan masih rendah pada periode pengukuran tahun 2012. total tertinggi dicapai pada periode 15 Juni sebesar 203,67% dan nilai terendah dicapai pada periode 13 November sebesar -51,87%. Untuk menghasilkan produk gula sebanyak 6.815 ton per 15 hari diperlukan 10.484 ton bahan baku tebu, tenaga kerja sebanyak 154 orang, bahan bakar ampas sebanyak 4.181 ton dan jam kerja mesin giling sebanyak 210 jam. Kata Kunci: Ampas tebu, blotong (bagasse), tetes (mollase), output, parsial ABSTRACT Toelangan is one of the sugar factory of PTPN X worked area that produce sugar in Sidoarjo. Based on data from PTPN XIV X that in 2009, the production of sugar in PG is estimated among 15.706. Decreased by 8.7% or equivalent to 14.346 tons. In 2011 sugar production has increased by 17% or equivalent to 16.787 tons and in 2012 only increased his percentage of 2% or the equivalent of 17.114 tons. The purpose of this study was to measure and analyze the productivity of the production line in PG Toelangan by using the Objective Matrix (OMAX) method and weight criteria using Analitical Hierarchy Process (AHP). Based on the result analysis and discussion obtained the result of partial productivity and total in pg toelangan still low in the period of the measurement of 2012. The highest total productivity was attainable at 15 june as much as 203,67% and the lowest value attainable in the period november 13 of -51,87 %. To produce sugar as many as 6.815 tons per 15 days required 10.484 tonnes of raw sugar cane, 154 of labor,4.181 tons fuel dregs and 210 hours of working streamroller. Keywords: Dregs of cane juice, (bagasse), (mollase), output, partial

PENDAHULUAN Pabrik Gula Toelangan merupakan salah satu pabrik gula wilayah kerja PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X (Persero) yang terletak di Kabupaten Sidoarjo. Bahan baku yang diolah adalah tebu hasil penanaman sendiri (TS) dan tebu rakyat (TRK). Proses pengolahan tebu menjadi gula menggunakan proses sulfitasi netral, dengan bahan pembantu proses yaitu: belerang, kapur, asam pospat, dan flokulan. Adapun produksi utamanya adalah Gula Kristal Putih (GKP) dan keluaran lain adalah sebagai hasil samping (by product) yakni ampas tebu, tetes (mollase) dan blotong (bagasse). Secara umum permasalahan pergulaan yang dihadapi oleh PG Toelangan sangat kompleks baik dari segi on-farm maupun off-farm. Dari segi on-farm faktor yang cukup menonjol mempengaruhi tingkat produktivitas diantaranya presentase perbandingan penataan varietas yang belum mencapai perbandingan ideal masa tebang sedangkan pada sisi off-farm dengan bertambahnya umur pabrik terjadi penurunan efisiensi pada peralatan pabrik misalnya jam henti giling. Oleh sebab itu perlu diadakannya analisis perhitungan produktivitas dibagian produksi. Berdasarkan data dari PTPN X bahwasanya pada tahun 2009, produksi gula pada PG Toelangan diperkirakan mencapai 15.706 ton sedangkan pada tahun 2010 produksi gula mengalami penurunan sebesar 8,7% atau setara dengan 14.346 ton. Pada tahun 2011 produksi gula mengalami peningkatan sebesar 17% atau setara dengan 16.787 ton.pada tahun 2012 produksi gula hanya mengalami kenaikan presentase sebesar 2% atau setara dengan 17.114 ton.sampai saat ini PG Toelangan hanya berpedoman pada perhitungan hasil laba-rugi untuk mengukur produktivitasnya sehingga belum mengetahui tingkat performansi kerja yang telah dicapai. Untuk meminimalisir perhitungan yang hanya berdasar pada perhitungan hasil laba dan rugi maka metode yang dianggap cocok untuk menghitung produktivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (objektif) serta memungkinkan untuk mengkombinasikan semua kriteria produktivitas yang penting kedalam suatu kombinasi yang mudah. Maka yang dirasa mampu untuk menganalisis produktivitas sesuai dengan kondisi actual lini produksi PG toelangan adalah metode OMAX. Model OMAX pertama kali dikembangkan di Oregon State University oleh seorang professor produktivitas di Departement of Industrial Engineering yaitu James L. Riggs. Menurut Nasution (2006) keuntungan dari model OMAX sendiri dalam pengukuran produktivitas perusahaan antara lain: relatif sederhana, mudah dipahami, mudah dilaksanakan, datanya mudah diperoleh dan lebih fleksibel. BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitian dilaksa-nakan pada bulan Juni s.d. Juli 2013 di PG Toelangan Kabupaten Sidoarjo. Pengukuran produktivitas hanya dilakukan pada musim giling yakni Juni (awal giling) November (akhir giling). Pengukuran produktivitas diukur mulai tahun 2012 dengan periode 15 harian dan hanya dilakukan pada bagian produksi. pengukuran produkti-vitas yang digunakan adalah produktivitas bahan baku, produktivitas tenaga kerja, produktivitas bahan bakar dan produktivitas mesin giling. Tahapan pelaksanaan penelitian ini dimulai dari survei pendahuluan, identifikasi dan perumusan masalah, penetapan tujuan, studi kepustakaan, pengumpulan data, analisis data, kesimpulan dan saran. Pengolahan data dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu penentuan performance, penentuan skor 3, uji normalitas data dengan SPSS 17.0, penentuan skor 10, penentuan skor 0, penentuan skor 1-2 dan 4-9, penentuan score, weight, value, dan yang terakhir penentuan Performance Indikator. HASIL DAN PEMBAHASAN Data Input dan Output Produksi PG Toelangan Data input dan output yang dibutuhkan dalam pengukuran produktivitas ini didapatkan dari data historis perusahaan, mulai dari bulan Mei 2012 terhitung awal giling hingga bulan November 2012 tutup giling dengan periode 15 hari-an. Data input dan output dapat dilihat pada Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 1 terlihat jelas bahwa jumlah output dan input berfluktuasi. Hal ini dikarenakan jumlah input yang terdiri dari bahan baku, tenaga kerja, bahan bakar ampas dan jam kerja mesin giling yang tinggi turut mempengaruhi produktivitas total

output. Output dan input diperoleh berdasarkan periode per-15 harian sesuai dengan laporan kilat harian PG Toelangan. Data output meliputi jumlah total gula, ampas, blotong dan tetes yang dihasilkan. Hasil output tertinggi terjadi pada periode bulan 15 September 2012 dengan pendapatan sebesar 10.985 ton, sedangkan hasil output terendah terdapat pada periode bulan 31 Agustus 2012 dengan pendapatan sebesar 4.742 ton. Tabel 1. Data input dan output Produksi PG. Toelangan Periode Output Bahan Baku Tenaga Kerja (OHK) Bahan Bakar Mesin Giling (Jam) 31 Mei 2012 7.198 16.348 287 5.107 262 15 Juni 2012 9.270 20.498 287 6.153 301 30 Juni 2012 9.663 21.900 287 6.411 341 15 Juli 2012 9.848 21.203 287 6.635 312 31 Juli 2012 10.764 21.014 287 7.422 298 15 Ags 2012 9.828 19.863 287 6.564 278 31 Ags 2012 4.742 9.387 287 3.180 147 15 Sep 2012 10.984 21.353 287 7.439 310 30 Sep 2012 10.650 20.821 287 7.208 297 15 Okt 2012 10.229 13.788 287 6.974 316 31 Okt 2012 7.436 14.662 287 4.995 209 13 Nov 2012 6.815 13.788 287 4.350 231 Rata-rata 8.952 17.885 287 6.036 275 Penentuan Performance Performance didapatkan dari rasio tiap kriteria pengukuran, pembagian antara output sesuai standar (jumlah produk yang dihasilkan) dengan input (bahan baku tebu, tenaga kerja, bahan bakar ampas, dan jam kerja mesin giling). Nilai performance tiap kriteria dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Nilai Performance tiap kriteria dan rata-ratanya Periode I II III IV 31 Mei 2012 0,44 25,08 1,41 27,45 15 Juni 2012 0,45 32,30 1,51 30,81 30 Juni 2012 0,44 33,67 1,51 28,32 15 Juli 2012 0,46 34,31 1,48 31,53 31 Juli 2012 0,51 37,50 1,45 36,14 15 Ags 2012 0,49 34,24 1,50 35,31 31 Ags 2012 0,51 16,52 1,49 32,35 15 Sep 2012 0,51 38,27 1,48 35,49 30 Sep 2012 0,51 37,11 1,48 35,86 15 Okt 2012 0,74 35,64 1,47 32,37 31 Okt 2012 0,51 25,91 1,49 35,61 13 Nov 2012 0,49 23,75 1,57 29,50 Rata-rata 0,50 31,19 1,49 32,54 Nilai Performance menunjukkan banyaknya jumlah produk yang dihasilkan dari setiap satuan sumber daya yang digunakan. Dari Tabel 2,terlihat bahwa nilai performance dari setiap kriteria berfluktuasi. Penentuan Nilai Rata-rata (Level 3 atau μ) Nilai pada level 3 diperoleh dengan cara merata-ratakan nilai produktivitas yang telah dicapai oleh masing-masing kriteria pada setiap periode pengukuran yang dilakukan yaitu periode 31 Mei (awal giling) 13 November 2012 (akhir giling). Adapun nilai yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Nilai Level 3 dari masing-masing No Level 3 1 Pemakaian Bahan Baku 0,51 2 Pemakaian Tenaga Kerja 31,19 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 1,49 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 29,69 Penentuan Nilai Tertinggi (Level 10 atau BKA) Sebelum menentukan nilai skor 10, dilakukan uji normalitas data dengan model One-sample Kolmogrov-Smirnov Test dengan bantuan software SPSS 17.0. Seperti yang dijelaskan Aranta (2013) bahwa sebelum melakukan pengujian terhadap hipotesis, terlebih dahulu dapat kita lakukan uji normalitas untuk mengetahui model statistik yang akan digunakan. Uji normalitas dapat dilakukan dengan metode kolmogorov smirnov, dengan melihat sinifikan pada 0,05. Jika nilai signifikan yang dihasilkan > 0,05 maka akan berdistribusi normal. Skor 10 ini diperoleh dengan menggunakan rumus Batas Kendali Atas (BKA) =. Adapun nilai yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai Skor 10 dari Masing-Masing No Level 10 1 Pemakaian Bahan Baku 0,65 2 Pemakaian Tenaga Kerja 44,21 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 1,63 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 32,42 Penentuan Nilai Terendah (Skor 0) Langkah selanjutnya dalam pengukuran produktivitas yaitu penentuan skor 0 atau nilai terendah yang mungkin dialami oleh perusahaan. Nilai pada skor 0 diperoleh dari nilai BKB (Batas Kendali

Bawah). Skor 0 ini diperoleh dengan menggunakan rumus Batas Kendali Bawah. Nilai skor 0 untuk masing-masing kriteria dapat dilhat pada Tabel 5. Tabel 5 Nilai Skor 0 dari Masing-Masing No Level 0 1 Pemakaian Bahan Baku 0,36 2 Pemakaian Tenaga Kerja 18,20 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 1,38 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 26,96 Penentuan Nilai Realistis (Skor 1-2 dan Skor 4-9) Nilai produktivitas realistis merupakan nilai yang mungkin dicapai sebelum sasaran akhir. Nilai ini berfungsi untuk mengisi matriks yang belum terisi dan merupakan kisaran pencapaian dari nilai terjelek sampai nilai optimal, sehingga dapat diketahui skor yang dicapai pada periode pengukuran. Skor 1 dan 2 didapat dari interpolasi nilaiskor 0 dan 3. Hasil interpolasi tersebut dijadikan sebagai interval antara skor 0 sampai skor 3. Rumus interpolasi yang digunakan adalah: Skor 4-9 didapat dari interpolasi nilai skor 3 dan 10. Hasil interpolasi tersebut dijadikan sebagai interval antara skor 3 sampai skor 10. Rumus interpolasi yang digunakan adalah: Nilai level 1 10 masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6 Nilai Level 1-10 pada Masing-Masing I II III IV Level 0,65 44,21 1,63 32,42 10 0,63 42,35 1,61 32,03 9 0,61 40,49 1,59 31,64 8 0,59 38,63 1,57 31,25 7 0,57 36,77 1,55 30,86 6 0,55 34,91 1,53 30,47 5 0,53 33,05 1,51 30,08 4 0,51 31,19 1,49 29,69 3 0,46 26,86 1,45 28,78 2 0,41 22,53 1,41 27,87 1 0,36 18,20 1,38 24,22 0 Penentuan Score, Weight dan Value Score adalah tingkatan yang menunjukkan nilai produktivitas parsial dari setiap kriteria. Weight adalah besarnya bobot kepentingan tiap kriteria produktivitas. Besarnya nilai bobot kriteria diperoleh berdasarkan pendapat dari responden ahli bagian. Proses pembobotan berdasarkan data kuesioner yang telah diolah dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Seperti yang dijelaskan Winanda (2007) melalui penentuan bobot kriteria yang mempengaruhi produktivitas, dapat diketahui mana faktor yang paling berpengaruh pada produktivitas.hasil pengolahan data dengan menggunakan software Expert Choice, dan perhitungan bobot kombinasi antar kriteria. Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh bobot untuk masing-masing kriteria seperti pada Tabel 7 Tabel 7. Hasil Pembobotan Tiap No Bobot 1 Pemakaian Bahan Baku 0,473 2 Pemakaian Tenaga Kerja 0,087 3 Pemakaian Bahan Bakar Ampas 0,175 4 Pemakaian Jam Kerja Mesin Giling 0,266 Evaluasi Total Evaluasi produktivitas total didasarkan pada nilai current. Evalusi juga dilakukan dengan melihat nilai indeks produktivitas pada performance indicator dalam matrix OMAX. Nilai performance indicator dapat dilihat Tabel 8. Tabel 8 Nilai Total dan Indeks Bulan Current Previous Indeks (%) 31 Mei 2012 0,735 15 Juni 2012 2,232 0,735 203,67 30 Juni 2012 1,787 2,232-19,94 15 Juli 2012 3,506 1,787 99,80 31 Juli 2012 4,951 3,506 41,22 15 Ags 2012 4,479 4,951-9,53 31 Ags 2012 4,338 4,479-3,15 15 Sep 2012 4,951 4,338 14,13 30 Sep 2012 4,951 4,951 0,00 15 Okt 2012 8,175 4,951 65,12 31 Okt 2012 4,691 8,175-42,62 13 Nov 2012 2,258 4,691-51,87 Usulan Perbaikan Perbaikan produktivitas diusulkan setelah mengetahui produktivitas yang dicapai oleh perusahaan. Perbaikan dilakukan

berdasarkan pada pencapaian produktivitas periode terakhir. Usulan perbaikan dapat dilihat pada Tabel 9 periode bulan 13 November 2012: Tabel 9 Usulan Perbaikan Jumlah Ratarata usulan perbaikan Pembrosan Bahan Baku 17.885 10.484 7.401 Tenaga Kerja (OHK) 287 154 133 Bahan Bakar Ampas 6.036 4.181 1.855 Jam Kerja Mesin Giling (Jam) 302 210 92 KESIMPULAN Berdasarkan pengukuran dan analisis yang dilakukan nilai tertinggi dari tingkat indeks produktivitas total yang dicapai selama pengukuran pada tahun 2012 terdapat pada periode 15 September sebesar 122,43 % dan nilai terendah dicapai pada bulan 31 Oktober sebesar -71,70 %. Untuk mencapai produktivitas optimal pada masing-masing kriteria berdasarkan pada kinerja perusahaan selama periode 2012 maka untuk menghasilkan output sebanyak 8.952 ton gula diperlukan bahan baku sebanyak 10.484 ton tebu, pemakaian tenaga kerja sebanyak 154 OHK, pemakaian bahan bakar ampas sebanyak 4.181 ton dan pemakaian jam kerja mesin giling sebanyak 210 jam. SARAN Adanya peningkatan manajemen budidaya tebu untuk memperoleh produktivitas tebu yang maksimal. Selain itu, perlu dilakukan optimalisasi perbaikan mesin dan peralatan saat maintenance untuk meminimalisasi terjadinya berhenti giling. Serta peningkatan mengenai sanitasi di dalam dan luar pabrik yang baik agar terhindar dari mikroorganisme atau bakteri yang dapat mempengaruhi kinerja proses produksi. DAFTAR PUSTAKA Aranta, A.A. 2013.Pengaruh Moralitas Aparat dan Asimetri Informasi Terhadap Kecenderungan Kecurangan Akuntansi (Studi Empiris Pemerintah Kota Sawahlunto). Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri padang. Nasution, A. H. 2006. Sistem Teknik Industri. Jurnal Keilmuan dan Penggunaan Terhadap Sistem Industri. 7(1): 1-143. Winanda, A. 2007. Analisis dengan Multifactor Productivity Measurement Model (MFPMM) (Studi Kasus pada Unit Paper Mill 6 PT. Pura Barutama Kudus). Skripsi. UNDIP. Semarang.