MINIATUR PENGENDALI TEKANAN LIQUID

dokumen-dokumen yang mirip
MINIATUR ALAT PENGENDALI SUHU RUANG PENGOVENAN BODY MOBIL MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC DENGAN SISTEM CASCADE

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Ektraktor Madu Menggunakan Kontroler PID

IV. PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENGENDALIAN SUHU PADA TUNGKU BAKAR MENGGUNAKAN KONTROLER PID

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC Pada Alat Penyiram Tanaman Menggunakan Kontoler PID

FUZZY LOGIC UNTUK KONTROL MODUL PROSES KONTROL DAN TRANSDUSER TIPE DL2314 BERBASIS PLC

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

APLIKASI KONTROLER PID DALAM PENGENDALIAN POSISI STAMPING ROD BERBASIS PNEUMATIC MENGGUNAKAN ARDUINO UNO

PENDETEKSI LOGAM BERBASIS PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROL) DENGAN SISTEM PNEUMATIK PADA KONVEYOR

II. PERANCANGAN SISTEM

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC pada Alat Pengaduk Adonan Dodol Menggunakan Kontroler PID

Rancang Bangun Sistem Kontrol Level dan Pressure Steam Generator pada Simulator Mixing Process di Workshop Instrumentasi

IDENTIFIKASI DAN DESAIN CONTROLLER PADA TRAINER FEEDBACK PRESSURE PROCESS RIG Satryo Budi Utomo, Universitas Jember

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

Presentasi Tugas Akhir Bidang Studi Teknik Sistem Pengaturan Jurusan Teknik Elektro - ITS

Makalah Seminar Tugas Akhir

MAKALAH. Sistem Kendali. Implementasi Sistim Navigasi Wall Following. Mengguakan Kontrol PID. Dengan Metode Tuning Pada Robot Beroda

UJI PERFORMANSI PADA SISTEM KONTROL LEVEL AIR DENGAN VARIASI BEBAN MENGGUNAKAN KONTROLER PID

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

SIMULATOR RESPON SISTEM UNTUK MENENTUKAN KONSTANTA KONTROLER PID PADA MEKANISME PENGENDALIAN TEKANAN

Aplikasi Kendali PID Menggunakan Skema Gain Scheduling Untuk Pengendalian Suhu Cairan pada Plant Electric Water Heater

Pengaturan Kecepatan Motor DC Menggunakan Kendali Hybrid PID-Fuzzy

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

SISTEM PENGENDALI PERLAMBATAN KECEPATAN MOTOR PADA ROBOT LINE FOLLOWER DENGAN SENSOR ULTRASONIK

Identifikasi Self Tuning PID Kontroler Metode Backward Rectangular Pada Motor DC

BAB II TINJAUAN TEORITIS

PENGENDALIAN KECEPATAN PUTARAN GAS ENGINE

PERANCANGAN SISTEM KESEIMBANGAN BALL AND BEAM DENGAN MENGGUNAKAN PENGENDALI PID BERBASIS ARDUINO UNO. Else Orlanda Merti Wijaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian sebelumnya berjudul Feedforward Feedback Kontrol Sebagai

Perancangan Alat Fermentasi Kakao Otomatis Berbasis Mikrokontroler Arduino Uno

TUNING KONTROL PID LINE FOLLOWER. Dari blok diagram diatas dapat q jelasin sebagai berikut

PERBAIKAN KARAKTERISTIK KONTROLLER TEMPERATUR PADA MODEL BOILER

pengendali Konvensional Time invariant P Proportional Kp

SISTEM KENDALI DIGITAL

Kontrol PID Pada Miniatur Plant Crane

IMPLEMENTASI MICROKONTROLLER UNTUK SISTEM KENDALI KECEPATAN BRUSHLESS DC MOTOR MENGGUNAKAN ALGORITMA HYBRID PID FUZZY

IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI KECEPATAN MOTOR ARUS SEARAH MENGGUNAKAN KENDALI PID BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLER

PENGESAHAN PUBLIKASI HASIL PENELITIAN SKRIPSI JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA

YONI WIDHI PRIHANA DOSEN PEMBIMBING Dr.Muhammad Rivai, ST, MT. Ir. Siti Halimah Baki, MT.

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

yang dihasilkan sensor LM35 karena sangat kecil. Rangkaian ini adalah tipe noninverting

Rancang Bangun Sistem Pengendalian Level pada Knock Out Gas Drum Menggunakan Pengendali PID di Plant LNG

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik adalah mesin listrik yang mengubah energi listrik ke energi

PERANCANGAN KONTROLER PI ANTI-WINDUP BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 32 PADA KONTROL KECEPATAN MOTOR DC

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM KENDALI PID SEBAGAI PENGONTROL KECEPATAN ROBOT MOBIL PADA LINTASAN DATAR, TANJAKAN, DAN TURUNAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

PERANCANGAN TRAINER PID ANALOG UNTUK MENGATUR KECEPATAN PUTARAN MOTOR DC

IMPLEMENTASI KONTROL PID PADA PERGERAKAN LARAS MORTIR 81MM SESUAI DENGAN HASIL PERHITUNGAN KOREKSI TEMBAKAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... ii. LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PENGUJI... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN...

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Perancangan Perangkat Keras

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN PEMBAKARAN PADA DUCTBURNER WASTE HEAT BOILER (WHB) BERBASIS LOGIC SOLVER

+ - KONTROLER. Σ Kontroler Plant. Aktuator C(s) R(s) Sensor / Elemen ukur

SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC D-6759 BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

IMPLEMENTASI SISTEM KESEIMBANGAN ROBOT BERODA DUA DENGAN MENGGUNAKAN KONTROLER PROPORSIONAL INTEGRAL DIFERENSIAL

APLIKASI KONTROL PID UNTUK PENGATURAN POSISI MOTOR DC PADA PISAU PEMOTONG ALAT PEMBAGI ADONAN ROTI ( DOUGH DIVIDER )

BAB II TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Pengaturan

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III DINAMIKA PROSES

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor

Gambar 1. Screw conveyor dan Belt conveyor

JURUSAN TEKNIK FISIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

PENGENDALIAN SUHU DAN KELEMBABAN PROSES PEMATANGAN KEJU MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC. Publikasi Jurnal Skripsi

Sistem Redundant PLC (Studi Kasus Aplikasi Pengontrolan Plant Temperatur Air)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

BAB II DASAR TEORI. kontrol, diantaranya yaitu aksi kontrol proporsional, aksi kontrol integral dan aksi

Alat Penentu Parameter PID dengan Metode Ziegler-Nichols pada Sistem Pemanas Air

Perancangan dan Simulasi Autotuning PID Controller Menggunakan Metoda Relay Feedback pada PLC Modicon M340. Renzy Richie /

IMPEMENTASI KONTROL PID DAN FUZZY LOGIC UNTUK SISTEM KONTROL KECEPATAN MOTOR DC SEBAGAI APLIKASI PRAKTIKUM KONTROL DIGITAL

BAB I SISTEM KONTROL TNA 1

Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya MATERI PENGENDALI

Kata kunci: Arduino Mega 2560, Pengendalian Suhu Kelembaban Relatif, Kontroler PID

PERANCANGAN KONTROLER PENGGANTI ELECTRONIC CONTROL UNIT UNTUK MENGATUR POSISI SUDUT FLAP PADA MODEL MINIATUR PESAWAT N-219

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM. Gambar 3. 1 Diagram Blok Sistem Kecepatan Motor DC

DESAIN KONTROL PID UNTUK MENGATUR KECEPATAN MOTOR DC PADA ELECTRICAL CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (ECVT)

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN LEVEL DAN INTERLOCK STEAM DRUM DENGAN DUA ELEMEN KONTROL DI PT. INDONESIA POWER UBP SUB UNIT PERAK.

SIMULASI KONTROL PID UNTUK MENGATUR PUTARAN MOTOR AC

Pertemuan-1: Pengenalan Dasar Sistem Kontrol

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor Ultrasonik HCSR04. Gambar 2.2 Cara Kerja Sensor Ultrasonik.

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan MT. Haryono 167, Malang 65145, Indonesia

PEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR KMZ51

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

RANCANG BANGUN SIMULATOR PENGENDALIAN POSISI CANNON PADA MODEL TANK MILITER DENGAN PENGENDALI PD (PROPOSIONAL DERIVATIVE)

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN KONTROLER KASKADE FUZZY UNTUK PENGATURAN TEKANAN PADA PRESSURE CONTROL TRAINER

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

CLOSED LOOP CONTROL MENGGUNAKAN ALGORITMA PID PADA LENGAN ROBOT DUA DERAJAT KEBEBASAN BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

COMPARISON OF PID TUNING METHODS OF THE DC MOTOR SPEED CONTROL USING PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER

Transkripsi:

MINIATUR PENGENDALI TEKANAN LIQUID MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS PLC DENGAN PNEUMATIK Wiyogo darmawan 1, Ir. Purwanto, M.Sc 2, Ir. Bambang Siswoyo, MT. 3 1 Mahasiswa Teknik Elektro, 2.3 Dosen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya E-mail : wiyogodarmawan@yahoo.com Abstrak --- Pengendali tekanan dalam sistem pengemasan cat menggunakan pneumatik memiliki respon yang efisien dan stabil. Besarnya tekanan udara yang diukur dengan menggunakan sensor tekanan Nagano SML 10.0 dijadikan masukan ke PLC, sehingga sistem bekerja secara otomatis. Di dalam PLC terdapat program kontroler PID yang menggunakan metode osilasi zeigler-nichols II. Metode ini dipilih karena dapat mempersingkat waktu pencarian parameter PID karena menggunakan rumus-rumus sederhana. Hasil parameter kontroler PID diperoleh nilai Kp= 10, Ki= 5, Kd= 3. dengan nilai Kp,Ki, dan Kd tersebut sistem dapat berjalan dengan baik dengan mempertahankan tekanan udara mendekati setpoint. Kata kunci - Pengemasan Cat, PLC, kontrol PID. I. PENDAHULUAN Perkembangan industri sekarang yang sangat pesat khususnya di bidang pengemasan cat membutuhkan perangkat yang dapat bekerja secara otomatis untuk mendukung proses produksi. Disamping untuk meningkatkan efisiensi tenaga kerja, penggunaan perangkat otomatis dapat membantu meningkatkan efisiensi waktu dalam produksi. Hal ini mengakibatkan dunia industri dituntut untuk berproduksi sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat mungkin dengan kemungkinan error kecil. Dengan demikian perkembangan teknologi tinggi mutlak diperlukan guna mengimbangi kebutuhan tersebut. Pada industri-industri yang membutuhkan keakuratan data output, maka pemakaian aksi kontrol juga sangat diperlukan. Hal sekecil apapun dalam proses industri harus diperhitungkan guna meminimalisir kemungkinan error yang terjadi sehingga tidak mengganggu jalannya proses produksi. Untuk memenuhi kebutuhan perangkat secara otomatis perlu adanya peran alat untuk mendukung bejalanya sistem antara lain, Pneumatik merupakan peralatan mekanis yang bersifat lurus (Linier). Di dunia industri, umumnya pneumatik digunakan sebagai penggerak ON/OFF yang diproses dengan dorongan maju mundur atau pendorong bahan awal produksi sampai proses hasil pengemasan. Kontrol PID dikenal sebagai kontroler berumpan balik yang paling sering digunakan dalam dunia industri. Karena terbukti dapat memberikan performa kontrol yang baik meski mempunyai algoritma sederhana yang mudah dipahami. Sementara itu di dunia industri juga dikenal dengan Programmable Logic Controller (PLC) yang merupakan perangkat kontrol yang sering digunakan dalam proses sekuensial. Kemampuan melakukan aksi kontrol PID merupakan salah satu sekuennya. PLC yang dilengkapi modul tambahan dengan unit khusus seperti analog input/output unit akan sangat mudah dalam pengontrolan. Pengisian cat merupakan salah satu bagian utama dalam industri pengemasan cat kaleng. Dimana saat ini masih ada industri kemasan cat pengontrolannya yang masih menggunakan tenaga manusia dan menggunakan kontrol ON/OFF sebagai pengendali sistemnya. Pekerjaan tersebut menjadi kurang efisien dalam segi waktu, tenaga dan biaya produksi. Untuk mengurangi masalah tersebut diperlukan sebuah sistem yang pengontrolannya bekerja secara otomatis. II. PERANCANGAN SISTEM Meliputi diagram blok sistem, cara kerja sistem, flowchart atau diagram alir kerja sistem, gambar rancangan alat, dan perangkat lunak pada PLC twido CAE 40DRF. Perancangan sistem pengendali tekanan tabung kemasan menggunakan kontroler PID berbasis PLC pada proses pengisian cat kaleng dengan spesifikasi sebagai berikut :[3][4] Kompresor : Unit yang berfungsi sebagai penyuplai udara kedalam recervoir tank. Recevoir tank : Alat yang berfungsi untuk menampung udara. Pressure switch : Katup yang berfungsi untuk membatasi tekanan yang keluar dari recevoir tank. Regulator : Alat yang berfungsi sebagai penjaga tekanan sesuai dengan nilai yang diinginkan. Selenoid valve : Bagian yang berfungsi sebagai katup pengalir udara yang dipicu dengan arus. Pneumatik : Bagian dari mekanik yang bekerja sebagai pendorong yang digerakan dengan tekanan udara. Sensor tekanan : Alat yang berfungsi untuk merubah nilai tekanan menjadi nilai tegangan sebagai feedback unit kontrol. Tabung Inject : Bagian yang berfunngsi untuk menggerakan fluida ke dalam kemasan yang diatur oleh gaya dorong pneumatik. Gambar 1 merupakan kontruksi miniatur pengisian cat kaleng dan Gambar 2 menunjukan diagram blok sistem. 1

Gambar 1. Prespektif perancangan miniatur pengisian cat kaleng Aksi kontrolnya dinyatakan sebagai: Disturbance/Gangguan Tabung Injek Set Point X + - Kontroler PID PLC Aktuator Servo regulator Feedback Sensor Tekanan Plant Pneumatik Tekanan yang diinginkan Gambar 2. Diagram blok sistem. A. Prinsip Kerja Keterangan dari diagram blok yang ditunjuk antara lain : Setpoint berupa pressure udara yang telah ditentukan sebesar 1 bar sebagai acuan yang akan dibandingkan dengan nilai output. Summing point merupakan sistem pembanding antara nilai output dengan nilai setpoint. PLC kemudian mengolah hasil dari summing point dan menghasilkan sinyal kontrol yang kemudian akan dikeluarkan menuju actuator regulator yang berupa motor servo. Motor servo kemudian mengatur besar kecilnya tekanan udara dari Regulator berdasarkan disturbance yang terjadi pada pneumatik agar Output yang dihasilkan sesuai dengan setpoint. Pressure yang dihasilkan pneumatik kemudian di feedback pada sebuah sensor tekanan. Hasil pembacaan sensor kemudian diakumulasikan dengan setpoint sehingga PLC mampu mengetahui error yang terjadi. B. Sensor Tekanan Nagano ADZ-sml 10.0 Sensor tekanan memiliki fungsi untuk mengetahui tekanan udara pada saluran udara yang akan masuk pada pneumatik. Dan sebagai feedback sistem pengemasan untuk membandingkan nilai output dengan nilai setpoint. Agar output tekanan udara sesuai dengan setpoint yang telah ditentukan. C. Motor Servo S35 standart Motor servo merupakan motor yang berfungsi sebagai aktuator yang bekerja menggerakkan dan mengatur besar kecilnya udara yang dikeluarkan sistem dengan catatan sesuai dengan yang dibutuhkan. Motor servo sendiri di kontrol dengan metode hand tuning tetapi dengan penentuan awal nilai kontroler, terlebih dahulukan menggunakan metode Ziegler-Nichols II agar proses metode hand tuning tidak terlalu lama.[5] D. Perancangan Kontroller 1. Perancangan Kontroler PID Konsep dasar dari kontrol PID adalah mendeteksi PV (nilai proses) melalui sensor dan menjumlahnya dengan set value SV (nilai yang diinginkan). Dengan demikian kontroler dapat menentukan respon yang diberikan untuk mempertahankan tekanan sesuai present value PV. Kemudian kontroler mengeluarkan nilai manipulated value MV(nilai manipulasi) agar PV harus sama dengan SV. Kontrol PID memiliki kompatibilitas yang tinggi, fleksibilitas, keterjangkauan dibandingkan dengan kontrol robust dan kontrol optimal linier. Dalam kasus metode kontrol lainnya, karena perangkat kontrol dapat diterapkan ke sistem setelah analisis matematis dari sistem, jika sistem atau persyaratan perubahan pengguna, analisis sistem dilakukan lagi. Tapi dalam kasus kontrol PID, perangkat PID berupaya menyesuaikan dengan perubahan sistem atau kebutuhan pengguna dengan metode Manual-tuning tanpa perlu analisis sistem berulang kali. Kinerja kontroler PID sangat bergantung dengan koefisien PID. Umumnya, Hal ini cukup sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memprediksi sistem dan mengatur koefisien PID. Penyebabnya adalah gangguan non-periodik, gangguan kontrol loop lain dan karakteristik dinamis sistem kontrol itu sendiri. Jadi Manual-tuning yang menentukan koefisien PID secara otomatis sangat berguna dalam membantu menyelesaikan masalah ini. Metode dalam menetapkan koefisien PID disini akan menggunakan Relay Manual-tuning. [2] Tabel 1. Tabel Tuning Metode Ziegler-Nichols Sumber: Gunterus Frans, 1994 2. Setting Parameter PID Sama halnya dengan spesial modul yang lain, maka sebelum menggunakan program PID, haruslah mengatur parameter PID. Gambar 4. Menunjukkan tampilan pengaturan parameter PID. Adapun parameter PID dalam program yang diatur meliputi: Pada bagian general : Operating mode : Untuk mengaktifkan mode operasi PID. Setpoint : Acuan yang berfungsi untuk mengatur nilai yang diinginkan. Input : Acuan nilai aktual hasil pembacaan sensor. Output : Acuan nilai keluaran dari sistem kontrol. Pada bagian PID. Penentuan Kp : Acuan yang berfungsi untuk mengatur nilai konstanta proporsional. Penentuan Ki : Acuan yang berfungsi untuk mengatur nilai konstanta integral. Penentuan Kd : Acuan yang berfungsi untuk mengatur nilai konstanta derivative. Penentuan nilai setpoint : Acuan yang berfungsi untuk mengatur nilai yang diinginkan. 2

Berikut adalah tampilan graphical user interface untuk pengaturan nilai PID pada software Twidsoft V.3.5 [1] Gambar 3. Tampilan Pengaturan Parameter PID Sumber: Perancangan Seting parameter diperlukan untuk mengaktifkan, nilainilai yang ada dimasukkan ke dalam pemrograman. Gambar 4. Merupakan Flowchart sistem secara keseluruhan. Gambar 4. Flowchart Sistem Secara Keseluruhan Sumber: Perancangan Pada program yang akan diatur untuk kontroler PID, diperlukan pengaturan parameter terlebih dahulu. Hal ini diperlukan agar sistem dapat bekerja menjadi kontroler PID yang sesuai dengan yang diinginkan. Dalam control PID terdapat beberapa perhitungan sesuai dengan flowchart yang ditunjukan pada gambar 5. seperti dibawah ini. Gambar 5. Flowchart Pengaturan Parameter dan Set Value Kontroler PID III. PENGUJIAN DAN ANALISA Bab ini membahas pengujian dan analisis alat yang telah dirancang dari peralatan yang telah dibuat. Pengujian dilakukan dengan pengukuran tiap-tiap blok dengan tujuan mengamati apakah blok-blok tersebut bekerja sesuai dengan yang diharapkan.pengujian dilakukan berdasarkan pada masing-masing komponen pendukung dari alat secara keseluruhan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian terhadap: 1. Pengujian Catu Daya 2. Pengujian Sensor Tekanan ADZ-SML-10. 3. Pengujian Gerak Servo S35 STD 4. Pengujian Keseluruhan Sistem 1. Pengujian Catu Daya 1.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis nilai catu daya yang digunakan sehingga dapat sesuai dengan kebutuhan sistem miniatur pengisian cat. 1.2 Peralatan Peralatan yang digunakan pada pengujian ini adalah: 1) Catu Daya 24 V. 2) Catu Daya 5 V. 3) Multimeter Fluke 87. 1.3 Prosedur Pengujian 1) Mengatur catu daya sesuai diagram blok yang ditunjukkan dalam Gambar 6. 2) Mengukur nilai catu daya dengan menggunakan multimeter Fluke 87. CATU DAYA MULTIMETER Gambar 6. Diagram Blok Pengujian Catu Daya 1.4 Hasil Pengujian Hasil pengujian catu daya yang dilakukan ditunjukkan dalam Tabel 2. 3

Tabel 2. Hasil Pengujian Catu Daya 6) Gaugemeter. 2.3 Prosedur Pengujian 1) Menyusun peralatan pengujian sesuai dengan blok diagram pengujian yang ditunjukkan dalam Gambar 9. 2) Membandingkan nilai pembacaan sensor tekanan ADZ-SML-10 dengan pembacaan tekanan gaugemeter. Kompresor Sensor Tekanan Gauge Meter Module Analog Komputer TWIDO CAE40DRF Gambar 7. Pengujian Catu Daya 24 V Gambar 9. Blok Pengujian Sensor Tekanan 2.4 Hasil Pengujian Ketika dibandingkan dengan pembacaan tekanan pada gaugemeter, nilai tekanan hasil pembacaan ADZ- SML-10 hampir mendekati nilai pada gaugemeter. Proses pembandingan nilai tekanan sensor ADZ-SML- 10 dengan gaugemeter dapat dilihat dalam Gambar 10. Tabel 3. Hasil Pengujian Sensor Tekanan ADZ-SML-10 Gambar 8. Pengujian Catu Daya 5 V 1.5 Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan hasil pengujian catu daya 24V dan 5V, maka dapat dianalis tingkat error dari catu daya. Untuk catu daya 24V dapat diketahui nilai pembacaan actual nya sebesar 24.12 V. Maka dapat diketahui error dari catu daya 24V sebesar 0.12 V. Kemudian untuk catu daya 5V diketahui nilai pembacaan actual nya sebesar 5.01 V. Maka dapat diketahui error yang dari catu daya 5V sebesar 0.01V. Dengan nilai tegangan yang terbaca tersebut dapat disimpulkan bahwa catu daya layak digunakan karena memiliki rata-rata error dibawah 0.50V. 2. Pengujian Sensor Tekanan ADZ-SML-10 2.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja sensor tekanan ADZ-SML-10 yang dihubungkan dengan expansion module analog TWDAMI2HT sehingga keluaran yang dihasilkan sensor dapat dibaca PLC. Sehingga diharapkan nilai sensor dapat sesuai dengan karakteristik pada datasheet dan memiliki nilai yang actual. 2.2 Peralatan Pengujian 1) Kompresor. 2) Sensor Tekanan ADZ-SML-10. 3) Expansion Module analog TWDAMI2HT. 4) PLC Twido LCAE 40DRF. 5) Komputer. 4 Gambar 10. Proses Pengujian Sensor Tekanan 2.5 Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan hasil pengujian sensor tekanan ADZ-SML-10 dapat diketahui perbandingann antara nilai tekanan gaugemeter dengan nilai digital yang dibaca oleh sensor. Dari proses pembacaan nilai tekanan sensor dapat diketahui sensitivitas sensor adalah sebesar 400/bar. 3. Pengujian Gerak Servo S35-STD 3.1 Tujuan Pengujian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja gerak servo S35-STD dalam gerak CW atau

CCW dan juga kecepatan dari gerakan servo itu sendiri. 3.2 Peralatan Pengujian 1) Catu daya 5V DC. 2) PLC Twido LCAE 40DRF. 3) Servo motor GWS S35 standart 4) Rangkaian Pembagi Tegangan 5) Tachometer 3.3 Prosedur Pengujian 1) Menyusun peralatan pengujian sesuai dengan blok diagram pengujian yang ditunjukkan dalan Gambar 11. 2) Mengatur nilai ratio PWM PLC dari 0,9 ms sampai 2,1 ms. 3) Melihat arah gerak servo dan juga mengukur kecepatan gerak servo dengan menggunakan tachometer. Gambar 11. Diagram Blok Pengujian Servo S35 STD 3.4 Hasil Pengujian Berdasarkan hasil pengujian gerak servo dapat diketahui hubungan antara ratio pwm dengan arah gerak servo dan juga kecepatan servo. Hasil pengujian ditunjukkan dalat Tabel 4. Tabel 4. Hasil Pengujian Gerak Servo S35STD 3.5 Analisis Hasil Pengujian Berdasarkan hasil pengujian gerak servo dapat diketahui karakteristik servo S35 STD continous dari nilai ratio yang diberikan berbanding dengan arah putar dan kecepatan servo. Dari pengujian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa servo bergerak dengan arah CW ketika nilai ratio PWM diberikan antara 0.9 sampai 1.4. Dan servo akan bergerak CCW ketika diberikan nilai ratio antara 1.6 sampai 2.2. Servo akan diam ketika diberikan nilai ratio 1.5. Berdasarkan hasil pengujian gerak servo dapat disimpulkan bahwa gerak servo sudah sesuai dengan datasheet servo S35 STD Continous. 4. Pengujian Sistem Kontrol PID Melalui Manual Tunning 4.1 Tujuan 5 Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui nilai parameter Kp, Ki dan Kd menggunakan metode handtuning yang telah disesuaikan. Dan mengetahui apakah respon sistem telah mencapai setpoint berdasarkan karakteristik plant yang diatur. 4.2 Peralatan Pengujian 1) Miniatur Pengisian Cat Kaleng 2) Sensor Tekanan ADZ-SML-10 3) Servo S35 STD Continous 4) PLC TWIDO LCAE 40DRF 5) Gaugemeter 6) Komputer 7) Kabel Ethernet 8) Software Twidosoft V.3.5. 4.3 Prosedur Pengujian Prosedur pengujian sistem control PID adalah sebagai berikut: 1) Hubungkan PLC dengan semua rangkain dan catu daya yang diperlukan. 2) Hubungkan PLC dengan komputer via Ethernet. 3) Mengaktifkan software Twidosoft V.3.5 4) Memasukkan parameter KP, KI, Kd yang telah ditentukan lalu melakukan compiling dan menuliskannya ke PLC. 5) Mengaktifkan alat dan merekam grafik secara data. 6) Proses pengujian dimulai dengan nilai Kp=10, Ki=0,Kd=0 Kemudian parameter Kp dinaikkan sampai loop terjadi osilasi. Kemudian parameter Ki dinaikkan sampai error steady state tereliminasi. Terakhir nilai parameter Kd ditingkatkan jika dibutuhkan, sampai loop dirasakan cukup cepat untuk mencapai setpoint setelah ada gangguan beban. 7) Proses dihentikan setelah didapatkan parameter dengan respon yang paling stabil. 4.4 Data Hasil Pengujian Berikut adalah data pengujian sistem control PID dengan nilai setpoint yang telah diatur sesuai setpoint yang telah ditentukan dalam bab perancangan. Pengujian ke 1 Gambar 12. Grafik Pengujian ke 1 Pada percobaan pertama nilai, Kp, Ki dan Kd yang diberikan secara berurutan adalah 10,0,0. Dalam grafik input terhadap setpoint, karakteristik tanggapan

plant (tekanan) terhadap nilai Kp pada setpoint 1 bar yaitu, waktu naik (tr) = 0.4 detik, waktu puncak (tp) = 0.5 detik, Waktu penetapan (ts) = 1.3 detik. Maksimum overshoot (Mp) = 17 %. Pada percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa sistem masih belum stabil dikarenakan maksimum overshoot yang terjadi masih sangat besar dan juga nilai steady state yang tidak stabil. Pengujian ke 2 Gambar 13. Grafik Pengujian ke 2 Pada percobaan kedua nilai, Kp, Ki dan Kd yang diberikan secara berurutan adalah 10,0,3. Dalam grafik input terhadap setpoint, karakteristik tanggapan plant (tekanan) terhadap nilai Kp pada setpoint 1 bar yaitu, waktu naik (tr) = 0.35 detik, waktu puncak (tp) = 0.4 detik, Waktu penetapan (ts) = 1.0 detik. Maksimum overshoot (Mp) = 10 %. Pada percobaan pertama dapat disimpulkan bahwa sistem masih belum stabil dikarenakan maksimum overshoot yang terjadi masih besar dan juga nilai steady state yang tidak stabil. Pengujian ke 3 Gambar 14. Grafik Pengujian ke 3 Pada percobaan ketiga nilai, Kp, Ki dan Kd yang diberikan secara berurutan adalah 10,5,3. Dalam grafik input terhadap setpoint, karakteristik tanggapan plant (tekanan) terhadap nilai Kp pada setpoint 1 bar yaitu, waktu naik (tr) = 0.30 detik, waktu puncak (tp) = 0.35 detik, Waktu penetapan (ts) = 0.9 detik. Maksimum overshoot (Mp) = 5 %. Pada percobaan ketiga dapat disimpulkan bahwa sistem sudah mencapai kestabilan dikarenakan maksimum overshoot yang terjadi masih cukup kecil dan juga sistem sudah mulai steady state. IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Dari perancangan, pengujian dan pengamatan yang telah dilakukan pada miniatur pengendali tekanan liquid, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan algoritma PID, sistem pengendali tekanan liquid mampu mencapai setpoint dan juga dapat menjaga kestabilan sistem pada posisi steady state. Parameter PID ditentukan dengan menggunakan metode hand tuning dan didapatkan nilai Kp = 10, Ki = 5 dan Kd = 3. Dengan menggunakan parameter tersebut sistem mampu mempertahankan tekanan pendorong suntikan fluida sesuai setpoint yang ditentukan. 2. Sistem pengendali tekanan liquid yang dirancang memiliki respon sistem sesuai dengan yang direncanakan dengan menggunakan tabung inject dengan volume sebesar 50mL. Sensor yang digunakan adalah sensor tekanan ADZ-SML 10.0 sebagai feedback sistem. Sedangkan aktuator sistem yang digunakan adalah motor servo continous dan pneumatik. Gaya dorong tekanan fluida dihasilkan melalui kompresor. 4.2 Saran Dalam perancangan dan pembuatan alat ini masih terdapat beberapa kelemahan. Untuk memperbaiki kinerja sistem pengendali tekanan dan pengembangan lebih lanjut disarankan :. 1. Penambahan sensor berat agar dapat melakukan pengkuran sistem secara lebih presisi. 2. Penambahan Conveyor pada proses pemindahan kemasan cat agar jumlah pengisian waktu lebih efektif. 3. Memodifikasi sistem tabung inject agar cairan yang akan diisi pada kemasan secara otomatis mengisi kembali ketika proses pengisian pada satu kemasan selesai. DAFTAR PUSTAKA [1]., 2005, Twido Schneider User Manual. Deuscthlan: Schnieder. [2]Gunterus, Frans. 1994. Falsafah Dasar: Sistem Pengendalian Proses. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. [3]Setiawan, Iwan. 2006. Programmable Logic Controller (PLC) dan Teknik Perancangan Sistem Kontrol. Yogyakarta. Penerbit Andi [4]Twido.2010.Programmable Controller Twido. with 4/8/16/32K bytes in System Programable Flash. http://www.schneider.com/images/doc8161.pdf. diakses tanggal 10 Januari 2014. [5]Ziegler, J. G. dan N.B. Nichols, 1942, Optimum Setting for Automatic Kontrollers, Tans.ASME. 6