KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu)

APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DAN PENGINDERAAN JAUH UNTUK MODEL HIDROLOGI ANSWERS DALAM MEMPREDIKSI EROSI DAN SEDIMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. dijadikan sebagai salah satu habitat alami bagi satwa liar. Habitat alami di

DISTRIBUSI HUTAN ALAM DAN LAJU PERUBAHANNYA MENURUT KABUPATEN DI INDONESIA LUKMANUL HAKIM E

PERUBAHAN PENUTUPAN LAHAN DI TAMAN NASIONAL KERINCI SEBLAT KABUPATEN PESISIR SELATAN PROVINSI SUMBAR HANDY RUSYDI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMAMPUAN SERAPAN KARBONDIOKSIDA PADA TANAMAN HUTAN KOTA DI KEBUN RAYA BOGOR SRI PURWANINGSIH

Kemampuan Serapan Karbondioksida pada Tanaman Hutan Kota di Kebun Raya Bogor SRI PURWANINGSIH

DAMPAK KEGIATAN PERTAMBANGAN BATUBARA PT. TAMBANG BATUBARA BUKIT ASAM (PT

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI TAMAN HUTAN RAYA IR. H. DJUANDA, BANDUNG

PERLAKUAN STERILISASI EKSPLAN ANGGREK KUPING GAJAH (Bulbophyllum beccarii Rchb.f) DALAM KULTUR IN VITRO IWAN GUNAWAN

PEMETAAN POHON PLUS DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT DENGAN TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS. Oleh MENDUT NURNINGSIH E

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE DAERAH TEPI (EDGES) TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROPINSI RIAU DEFRI YOZA

PERSEPSI KUALITAS ESTETIKA DAN EKOLOGI PADA JALUR WISATA ALAM TAMAN NASIONAL GEDE PANGRANGO. Oleh DIDIK YULIANTO A

INVENTARISASI DAN ANALISIS HABITAT TUMBUHAN LANGKA SALO

HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT, SUKABUMI, DENGAN METODA STRATIFIED SYSTEMATIC SAMPLING WITH RANDOM

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 1539 spesies burung atau 17% dari jumlah seluruh spesies

I. PENDAHULUAN. Kawasan lahan basah Bujung Raman yang terletak di Kampung Bujung Dewa

BAB V DATA, ANALISIS DAN SINTESIS

DAFTAR ISI. BAB III. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori B. Hipotesis... 18

ANALISIS DAN STRATEGI PEMANFAATAN RUANG DI KABUPATEN CIAMIS, JAWA BARAT SANUDIN

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

ANALISIS PENGELUARAN ENERGI PEKERJA PENYADAPAN KOPAL DI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT KABUPATEN SUKABUMI JAWA BARAT AVIANTO SUDIARTO

POTENSI KEBAKARAN HUTAN DI TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO BERDASARKAN CURAH HUJAN DAN SUMBER API SELVI CHELYA SUSANTY

PEMETAAN PERUBAHAN TUTUPAN LAHAN DI PESISIR KOTA MEDAN DAN KABUPATEN DELI SERDANG

PENILAIAN POTENSI OBYEK DAN DAYA TARIK WISATA ALAM SERTA ALTERNATIF PERENCANAANNYA DI TAMAN NASIONAL BUKIT DUABELAS PROVINSI JAMBI SIAM ROMANI

STUDI PEMANFAATAN SUMBERDAYA HUTAN OLEH MASYARAKAT DESA PENYANGGA TAMAN NASIONAL BALURAN. Oleh : RINI NOVI MARLIANI E

PENILAIAN DAMPAK KEBAKARAN TERHADAP MAKROFAUNA TANAH DENGAN METODE FOREST HEALTH MONITORING (FHM) ASRI BULIYANSIH E

KOMPOSISI DAN STRUKTUR VEGETASI HUTAN LOA BEKAS KEBAKARAN 1997/1998 SERTA PERTUMBUHAN ANAKAN MERANTI

PENGARUH KADAR AIR AWAL, WADAH DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH SUREN (Toona sureni Merr) ANDY RISASMOKO

BAB I PENDAHULUAN. migran. World Conservation Monitoring Centre (1994) menyebutkan

I. PENDAHULUAN. (Sujatnika, Joseph, Soehartono, Crosby, dan Mardiastuti, 1995). Kekayaan jenis

KAJIAN PERTUMBUHAN STEK BATANG SANGITAN (Sambucus javanica Reinw.) DI PERSEMAIAN DAN LAPANGAN RITA RAHARDIYANTI

STUDI PEMANFAATAN HASIL HUTAN OLEH MASYARAKAT SEKITAR TAMAN NASIONAL MANUSELA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hutan mangrove desa Margasari memiliki luas 700 ha dengan ketebalan hutan

PENYUSUN : TIM KONSULTAN PT. DUTA POLINDO CIPTA 1. M. Sugihono Hanggito, S.Hut. 2. Miftah Ayatussurur, S.Hut.

ABSTRAK. Kata kunci : intensitas serangan penggerek kayu di laut, perubahan sifat fisik dan sifat mekanik kayu

RINGKASAN BAKHTIAR SANTRI AJI.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KOMPOSISI JENIS DAN STRUKTUR TEGAKAN DI HUTAN BEKAS TEBANGAN DAN HUTAN PRIMER DI AREAL IUPHHK PT

PENENTUAN LUASAN OPTIMAL HUTAN KOTA SEBAGAI ROSOT GAS KARBONDIOKSIDA (STUDI KASUS DI KOTA BOGOR) HERDIANSAH

STRUKTUR KOMUNITAS DAN STATUS PERLINDUNGAN BURUNG DI KEBUN RAYA PURWODADI, KABUPATEN PASURUAN

PERANCANGAN ULANG KAWASAN PEMAKAMAN UMUM TANAH KUSIR, JAKARTA SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU RAMAH BURUNG

KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG PADA BEBERAPA TIPE HABITAT DI HUTAN PENELITIAN DRAMAGA, BOGOR, JAWA BARAT ASEP SAEFULLAH

PENGARUH PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP PERUBAHAN PEMANFAATAN RUANG DAN KENYAMANAN DI WILAYAH PENGEMBANGAN TEGALLEGA, KOTA BANDUNG

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN SUMBERDAYA PESISIR UNTUK PENGEMBANGAN EKOWISATA BAHARI DI PANTAI BINANGUN, KABUPATEN REMBANG, JAWA TENGAH

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

ANALISIS PENGARUH ELEMEN LANSKAP TERHADAP KUALITAS ESTETIKA LANSKAP KOTA DEPOK. Oleh: Medyuni Ruswan A

3. METODOLOGI PENELITIAN. Rajawali Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.

PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBERADAAN SITU (STUDI KASUS KOTA DEPOK) ROSNILA

BAB IV METODE PENELITIAN

PENGUJIAN KEKAKUAN KAYU SECARA NON DESTRUKTIF GELOMBANG ULTRASONIK DAN KEKUATAN LENTUR SECARA DESTRUKTIF CONTOH KECIL KAYU JATI

Lampiran 1. Tabel Jenis, Karakter, Makanan, Perkembangbiakan, Habitat, Kebiasaan, Penyebaran, serta Status Burung

IDENTIFIKASI FUNGI YANG BERASOSIASI DENGAN BENIH MAHONI (Swietenia macrophylla King. ) SEWAKTU MASIH DI POHON DAN SETELAH DISIMPAN

APLIKASI KONSEP EKOWISATA DALAM PERENCANAAN ZONA PEMANFAATAN TAMAN NASIONAL UNTUK PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN RUANG

BAB III METODE PENELITIAN

KEANEKARAGAMAN BURUNG DI KECAMATAN LAWEYAN, KECAMATAN SERENGAN, DAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTAMADYA SURAKARTA. Artikel Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan jumlah spesies burung endemik (Sujatnika, 1995). Setidaknya

SKRIPSI PEMANFAATAN AIR PADA BENDUNG KECIL DI SUB DAS CIOMAS - DAS CIDANAU, BANTEN. Oleh: RINI AGUSTINA F

4/AGIZ.200' PENGARUH TAMAN LINGKUNGAN TERHADAP SURU UDARA SEKIT ARNY A. CITRA INDA HARTl A

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STRATEGI PEMULIHAN KERUSAKAN VEGETASI MANGROVE DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT

PERENCANAAN LANSKAP WISATA SEJARAH DAN BUDAYA KOMPLEKS CANDI GEDONG SONGO, KABUPATEN SEMARANG MUTIARA SANI A

PENYUSUNAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PEMELIHARAAN POHON PENGISI JALUR HIJAU JALAN DI KOTAMADYA JAKARTA TIMUR OLEH : RR. RIALUN WULANSARI A

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir

I. PENDAHULUAN. Burung merupakan salah satu jenis satwa liar yang banyak dimanfaatkan oleh

ANALISIS BIAYA PENGOLAHAN GONDORUKEM DAN TERPENTIN DI PGT. SINDANGWANGI, KPH BANDUNG UTARA, PERUM PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT BANTEN.

STUDI BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYUR (Superfamili Trichiuroidea) DI PERAIRAN PALABUHANRATU, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT DEVI VIANIKA SRI AMBARWATI

INVENTARISASI JENIS BURUNG PADA KOMPOSISI TINGKAT SEMAI, PANCANG DAN POHON DI HUTAN MANGROVE PULAU SEMBILAN

3. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 di Hutan Mangrove KPHL Gunung

I. PENDAHULUAN. Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli

ANALISIS MANFAAT RUANG TERBUKA HIJAU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS EKOSISTEM KOTA BOGOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE GIS ARIEV BUDIMAN A

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN Pleurotus spp. PADA MEDIA SERBUK GERGAJIAN KAYU SENGON (Paraserianthes falcataria) ALWIAH

PENGUJIAN KUALITAS KAYU BUNDAR JATI

KAJIAN HUBUNGAN ARSITEKTUR POHON DAN KEHADIRAN BURUNG DI KAMPUS IPB DRAMAGA BOGOR MUHAMMAD CHOIRUDDIN AZIS

PERENCANAAN PROGRAM INTERPRETASI HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT SUKABUMI PROVINSI JAWA BARAT ADAM FEBRYANSYAH GUCI

STUDI DAYA DUKUNG BIOFISIK KAWASAN REKREASI KEBUN RAYA BOGOR

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN GERABAH DI DESA BANYUMULEK, KECAMATAN KEDIRI, LOMBOK BARAT

KAJIAN SUMBERDAYA EKOSISTEM MANGROVE UNTUK PENGELOLAAN EKOWISATA DI ESTUARI PERANCAK, JEMBRANA, BALI MURI MUHAERIN

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK SEBAGAI PENGENDALI EROSI DI SUB DAS CIBOJONG KABUPATEN SERANG, BANTEN. Oleh: FANNY IRFANI WULANDARI F

3/30/2012 PENDAHULUAN PENDAHULUAN

KERENTANAN TERUMBU KARANG AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA MENGGUNAKAN CELL - BASED MODELLING DI PULAU KARIMUNJAWA DAN PULAU KEMUJAN, JEPARA, JAWA TENGAH

AKILMAD RIZALI. Keragaman Serangga dan Peranannya pada Daerah Persawahan

KONTRIBUSI INDUSTRI PENGOLAHAN KAYU DI PROPINSI SUMATERA SELATAN ERNIES

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

I. PENDAHULUAN. paling tinggi di dunia. Menurut World Wildlife Fund (2007), keanekaragaman

PENGARUH JUMLAH SADAPAN TERHADAP PRODUKSI GETAH PINUS

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN DAN LOYALITAS KONSUMEN DALAM PENGGUNAAN METODE PEMBAYARAN NON-TUNAI

4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN

PENGELOLAAN LANSKAP KAWASAN BERTEMA (THEME PARK) DI DUNIA FANTASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL JAKARTA UTARA DKI JAKARTA. Oleh: PUTERA RAMADHON A

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) TIARA SUKRA DEWI E 34101056 DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005

KAJIAN KEANEKARAGAMAN JENIS BURUNG DI BERBAGAI TIPE LANSKAP HUTAN TANAMAN PINUS (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) TIARA SUKRA DEWI E 34101056 Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA FAKULTAS KEHUTANAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2005

Judul Skripsi : Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu). Nama : Tiara Sukra Dewi NRP : E 34101056 Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata Menyetujui, Komisi Pembimbing Ketua Anggota Dr. Ir Lilik Budi Prasetyo, M.Sc Ir. Jarwadi Budi Hernowo, M.ScF 131760841 131685543 Mengetahui, Dekan Fakultas Kehutanan Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS 131430799 Tanggal Lulus :

ABSTRAK TIARA SUKRA DEWI. Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu). Dibimbing oleh LILIK BUDI PRASETYO dan JARWADI BUDI HERNOWO. Burung merupakan satwaliar yang memiliki kemampuan hid up di hampir semua tipe habitat. Salah satu tipe ekosistem yang digunakan oleh burung adalah hutan tanaman pinus. Sehingga hutan tanaman diharapkan memiliki kemampuan untuk menampung keanekaragaman jenis burung. Kemampuan adaptasi burung terhadap hutan tanaman diduga dipengaruhi oleh beberapa faktor lanskap. Pengaruh dari faktor-faktor lanskap tersebut dapat dianalisis dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung (termasuk jenis penting) di areal hutan tanaman pinus yang dipengaruhi oleh faktor -faktor lanskap. Penelitian dilakukan pada hutan tanaman Pinus di Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Hulu dan Laboratorium Analisis Lingkungan dan Pemodelan Spasial Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, IPB. Bahan yang digunakan adalah burung, citra Ikonos tahun 2003 dan peta rupa bumi skala 1 : 25.000. Alat yang digunakan antara lain alat tulis, kamera, Global Positioning System (GPS), binokuler, buku panduan pengenalan jenis burung, pencatat waktu, pita ukur, kompas serta tape recorder dan kaset. Pengambilan data burung di lapangan dilakukan inventarisasi dengan menggunakan metode IPA (Indices Ponctuels d Abondence). Dalam metode ini, pengamat berhenti pada suatu titik pada hutan pinus, dan menghitung semua burung yang terdeteksi selama selang waktu 20 menit. Pengamatan dimulai pada pagi hari pukul 06.00-09.00 WIB. Pada setiap lokasi pengamatan di buat 6 titik pengamatan dan jarak antar titik adalah 200 m dengan pengulangan sebanyak 5 kali setiap lokasi. Hasil interpretasi pada citra Ikonos tahun 2003 dan hasil pengamatan langsung di lapangan dapat diketahui bahwa penutupan lahan pada ke 4 lokasi penelitian memiliki elemen penyusun lanskap yang berbeda. Pada lokasi A dan B terdiri dari 8 elemen penyusun lanskap, lokasi C disusun sebanyak 10 elemen, dan lokasi D tersusun atas 11 elemen lanskap.

Hasil pengamatan yang dilakukan di 4 lokasi dapat dijumpai sebanyak 35 jenis burung yang termasuk ke dalam 19 famili. Pada lokasi A dan B ditemukan sebanyak 16 jenis burung. Pada lokasi C ditemukan jenis paling banyak yaitu 27 jenis dan lokasi D dapat dijumpai sebanyak 22 jenis burung. Indeks keanekaragaman di lokasi A yaitu 2,13; lokasi B 2,33;lokasi C 2,98 dan di lokasi D 2,47. Tingginya keane karagaman jenis burung di lokasi C diduga karena adanya pengaruh dari faktor lanskap seperi bentuk patch, luas patch dan jarak lokasi pengamatan ke hutan alam. Lokasi C merupakan areal lanskap yang paling luas yaitu 294,82 ha. Bentuk lanskap yang memanjang dengan nilai Total Edge yaitu 169942,54 m. Jarak ke hutan alam diduga juga berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis burung pada lokasi C yaitu 1100 m. Pada lokasi penelitian dijumpai 6 jenis burung dilindungi yaitu Cekakak Jawa (Halcyon cyanoventris), Cekakak sungai (Todirhampus chloris), Tepus pipi-perak (Stachyris melanothorax), Burung-madu sriganti (Nectarinia jugularis), Raja-udang meninting (Alcedo meninting) dan Burung-madu kelapa (Anthreptes malacensis). Jenis burung endemik di Jawa dapat dijumpai sebanyak 3 jenis yaitu Ceka kak Jawa (Halcyon cyanoventris), Tepus pipi-perak (Stachyris melanothorax) dan Cinenen pisang (Orthotomus sutorius ). Pada lokasi penelitian dijumpai beberapa jenis burung yang dominan yaitu Kacamata gunung (Zosterops montanus ), Walet linci (Collocalia linchi), Perenjak Jawa (Prinia familiaris), Tepus pipi-perak (Stachyris melanotorax ), Cinenen Jawa (Ortothomus sepium), Layang-layang batu (Hirundo tahitica), Gelatik-batu kelabu (Parus major), dan Kacamata biasa (Zosterops palpebrosus). Jenis-jenis yang jarang dijumpai di lokasi penelitian adalah Cabai gunung (Dicaeum sanguinolentum), Remetuk laut (Gerygone sulphurea), Burung-gereja Erasia (Passer montanus), Gemak loreng (Turnix suscitator), Burung-madu kelapa (Anthreptes malacensis ), Jingjing batu (Hemipus hirundinaceus) dan Cinenen pisang (Orthotomus sutorius ).

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu). Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, antara lain : 1. Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo M.Sc dan Ir. Jarwadi Budi Hernowo MSc.F sebagai pembimbing yang telah banyak memberikan masukan dan arahan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. 2. Ir. M. Chamim Mashar, MM dan Ir. Deded Sarip Nawawi, M.Sc sebagai dosen penguji dari Departemen Manajemen Hutan dan Departemen Hasil Hutan. 3. Ayah, Ibu, Uda Al, Deded, Yayat, Muhdian Prasetya Darmawan dan keluarga besar di Pasaman yang telah banyak membantu penulis dalam hal materiil, moril dan terutama atas doa-doanya. 4. Semua keluarga di Sukagalih, Safari dan Tugu atas kesediaannya membantu penulis selama berada di lapangan. 5. Keluarga Marhamah atas canda dan tawanya terutama atas nasihat dan tausiyahnya yang dapat membangkitkan semangat. 6. Keluarga besar KSH Ceria 38 yang telah menemani hari-hari penulis selama menjalani perkuliahan di kampus Fahutan yang ASIK. 7. Teman-teman seperjuangan di Lab Spatial Database and Analysis Facilities (SDAF) atas semua bantuan, semangat dan canda tawanya. Bogor, November 2005 Tiara Sukra Dewi

RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Sukamenanti pada tanggal 9 Januari 1983 dari ayah Sukarman, SP dan ibu Rasinah. Penulis merupakan putri kedua dari empat bersaudara. Penulis menempuh pendidikan menengah atas di SMUN 1 Pasaman sampai pada tahun ajaran 1998/1999. Pada tahun ajaran 1999/2000 penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMUN 5 Bogor dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB pada Program Studi Konservasi Sumberdaya Hutan, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi pengurus DKM Ibadurrahman (2001/2002) bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia. Selama menjalani perkuliahan, penulis menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan (Himakova). Pada bulan Juni 2004 penulis mengikuti Praktek Pengenalan Hutan di Cagar Alam Leuweung Sancang dan Cagar Alam serta Taman Wisata Alam Kamojang. Penulis juga melakukan Praktek Pengelolaan Hutan pada bulan Juli-Agustus 2004 di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, KPH Kuningan. Kemudian pada bulan Februari-April 2005 penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapang Profesi Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan, penulis melakukan penelitian dan menyusun karya ilmiah dengan judul Kajian Keanekaragaman Jenis Burung di Berbagai Tipe Lanskap Hutan Tanaman Pinus (Studi Kasus : Daerah Aliran Sungai Ciliwung Hulu) di bimbing oleh: Dr. Ir. Lilik Budi Prasetyo, M.Sc dan Ir. Jarwadi Budi Hernowo, MSc.F. Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari sempurna, karena itu kritik dan saran sangat pe nulis harapkan sebagai masukan yang berharga untuk menyempurnakannya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

PENDAHULUAN Latar Belakang Burung merupakan satwaliar yang memiliki kemampuan hidup di hampir semua tipe habitat, dari kutub sampai gurun, dari hutan kornifer sampai hutan tropis, dari sungai, rawa-rawa sampai lautan. Burung mempunyai mobilitas yang tinggi dan kemampuan beradaptasi terhadap berbagai tipe habitat yang luas (Welty 1982). Salah satu tipe ekosistem yang digunakan oleh burung adalah hutan tanaman (Alikodra 2002) yang merupakan bentuk habitat baru yang berbeda dengan kondisi sebelumnya. Hutan tanaman hanya berupa tegakan vegetasi tanaman sejenis (monokultur), dan adanya dominasi campur tangan manusia di dalamnya menyebabkan keadaan tingkat keragaman jenis yang rendah dan ketidakseimbangan keadaan faktor-faktor lingkungan di hutan tanaman (Djunaidah 1994). Berbeda dengan hutan alam yang terdiri atas berbagai jenis vegetasi dan strata sehingga hutan alam memiliki keanekaragaman jenis yang tinggi. Hutan tanaman merupakan salah satu kawasan budidaya yang umumnya memiliki keanekaragaman yang rendah dan seragam (Gani 1993). Burung adalah bagian dari keanekaragaman hayati yang harus dijaga kelestariaannya dari kepunahan maupun penurunan keanekaragaman jenisnya. Burung memiliki banyak manfaat dan fungsi bagi manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat dan fungsi burung secara garis besar dapat digolongkan dalam nilai budaya, estetik, ekologis, ilmu pengetahuan dan ekonomis (Yuda 1995). Alikodra (2002) dan Ontario et al. (1990) menambahkan bahwa burung memiliki peranan penting dari segi penelitian, pendidikan, dan untuk kepentingan rekreasi dan pariwisata. Manfaat dan fungsi burung yang begitu besar bagi kehidupan manusia, sehingga mendorong upaya untuk menjaga kelestarian dan keanekaragamannya. Namun akhir-akhir ini kehidupan burung semakin lama semakin terdesak yang sebagian besar disebabkan oleh manusia dengan merusak dan mengubah fungsi habitat burung. Ke giatan tersebut antara lain dengan konversi lahan untuk pemukiman, peternakan, perkebunan, perindustrian, pertambangan dan lainnya. Kegiatan-kegiatan tersebut membutuhkan lahan yang cukup luas, sehingga habitat

burung semakin berkurang dengan bertambahnya kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat menyebabkan kepunahan yang melampaui tingkat pengembaliannya (Primack et al. 1998). Selama ini konservasi burung di Indonesia masih terpusat pada kawasankawasan konservasi yang ditetapkan pemerintah, seperti di dalam cagar alam, suaka margasatwa dan taman nasional. Namun demikian, terdapat burung-burung yang hidup di luar kawasan konservasi seperti hutan tanaman, perkebunan, pemukiman, areal persawahan dan lainnya. Dari faktor tersebut perlu dikaji peranan hutan tanaman terhadap pelestarian burung terutama kemampuan untuk menampung keanekaragaman jenis burung. Perhatian terhadap konservasi burung tidak hanya semata-mata tertuju pada habitat-habitat alam, sebab pengurangan jenis tidak hanya akan terjadi di dalam habitat alam saja tetapi juga di luar habitat alaminya seperti di hutan tanaman. Pada masa yang akan datang diperkirakan luas hutan tanaman akan semakin bertambah dan konversi hutan ala m meningkat sehingga hutan alam mengalami kerusakan dan pengurangan luasannya. Oleh karena itu pengelolaan pada hutan tanaman perlu diperhatikan, agar kelestarian burung tetap terjaga. Perubahan dan penurunan jenis burung pada akhirnya menyebabkan terja dinya kepunahan secara lokal terhadap berbagai jenis burung. Oleh karena itu hutan tanaman diharapkan memiliki kemampuan untuk menampung keanekaragaman jenis burung. Walaupun tingkat keanekaragaman burung pada hutan tanaman lebih rendah dari pada hutan alam (Fraser 1995). Kemampuan adaptasi burung terhadap hutan tanaman akan dipengaruhi oleh beberapa faktor lanskap. Heterogenitas lanskap akan menurunkan keragaman spesies interior dan akan meningkatkan keragaman edge spesies (Forman & Godron 1986). Diperkirakan bentuk patch, luas patch, penggunaan lahan di sekitar hutan tanaman dan jarak hutan tanaman ke hutan alam dapat mempengaruhi keanekaragaman jenis burung yang ada di hutan tanaman tersebut. Pengaruh dari faktor-faktor lanskap tersebut dapat diketahui dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG).

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman jenis burung (termasuk jenis penting) di areal hutan tanaman pinus yang dipengaruhi oleh faktorfaktor lanskap (bentuk patch, luas patch, penggunaan lahan di sekitar hutan tanaman dan jarak hutan tanaman ke hutan alam) terhadap keanekaragaman jenis burung.