PEMERINTAH KOTA TANGERANG

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

KONSISTENSI DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN 2016 SEMESTER I

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

KETENAGAKERJAAN DINAS TENAGA KERJA, TRANSMIGRASI, DAN SOSIAL Jumlah (Rp) Anggaran Setelah Perubahan

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

USULAN PERUBAHAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN BELANJA LANGSUNG DINAS SOSIAL TAHUN ANGGARAN perkantoran

IV.B.22. Urusan Wajib Sosial

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2015

Memberikan jaminan sosial kepada warga masyarakat, khususnya penyandang masalah sosial;

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROGRAM KEGIATAN. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial. a. Peningkatan peran aktif masyarakat dan dunia usaha

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

ANALISIS EFESIENSI DAN EFEKTIFITAS KEGIATAN TAHUN 2014

KEPALA DINAS UPTD SEKRETARIAT BIDANG PARTISIPASI SOSIAL DAN MASYARAKAT BIDANG REHABILITASI SOSIAL BIDANG PELAYANAN SOSIAL

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL JL. A. YANI No.38 Telp.(0342) BLITAR

Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan BAB III Urusan Desentralisasi. Hasil pelaksanaan urusan Sosial tahun 2012 dapat dijelaskan sebagai berikut :

PEMERINTAH KOTA PAREPARE RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH,ORGANISASI, PENDAPATAN,BELANJA DAN PEMBIAYAAN TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Sosial Kota Bandung A. Kepala Dinas B. Sekretariat

Created with XFRX, commercial use prohibited. Hal 1 dari 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum

PENETAPAN KINERJA TAHUN Pembinaan Anak Terlantar bantuan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KABUPATEN TEGAL Tahun Anggaran 2013

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

RAPAT KOORDINASI DAN PENGENDALIAN DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN 2016 TRIWULAN III. Disampaikan Oleh Dr. GUNTUR TALAJAN,SH.

LAPORAN KINERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN BULELENG

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Renja Dinas Sosial 2016 BAB I PENDAHULUAN

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

URUSAN WAJIB SOSIAL. Hal Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 44 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 14

PEMERINTAH KABUPATEN BIMA DINAS SOSIAL Jl. Garuda No. 2 Tlp. (0374) 43229

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

PEMERINTAH KABUPATEN MERANGIN DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

MATRIK RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG TAHUN 2014

DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH. PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Tahun Anggaran 2016

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI TAHUN ANGGARAN 2014

PENETAPAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

13. URUSAN WAJIB SOSIAL

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V I 14

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH ( DPA SKPD )

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGGAI TAHUN ANGGARAN 2014

B. TUGAS POKOK DAN FUNGSI

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Nomor : 188.4/ /KEP/DSTKT/2013 TENTANG

KATA PENGANTAR. Banjarmasin, 10 Januari 2015 KEPALA DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PENETAPAN RENCANA KERJA DINAS SOSIAL KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN MUSI RAWAS DINAS SOSIAL

Rekapitulasi Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Belanja Langsung Menurut Program dan Kegiatan. Target Kinerja (kuantitatif) Lokasi Kegiatan

DOKUMEN PELAKSANAAN PRUBAHAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2012

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2019

Sasaran Prioritas Pembangunan Lokasi

RENCANA KERJA DAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 DINAS SOSIAL KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NO

DINAS SOSIAL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

Rencana Kerja SKPD Tahun 2015 Dinas Sosial Kabupaten Blitar

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG TAHUN ANGGARAN 2013

REKAPITULASI ANGGARAN DAN REALISASI BERDASARKAN MISI PEMBANGUNAN KOTA BANDUNG TAHUN 2012

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 17,800, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 45,668,879, BELANJA LANGSUNG 53,024,950,000.00

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

RENCANA KERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA PARIAMAN TAHUN 2015

Tabel Rumusan Rencana Program dan Kegiatan SKPD Tahun 2015 dan Prakiraan Maju Tahun 2016 Kota Ambon

Perjanjian Kinerja Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2017 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN KEUANGAN DINAS SOSIAL KOTA SALATIGAA TAHUN 2017

URAIAN sebelum perubahan

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)

INDIKATOR KINERJA UTAMA

LAPORAN BULANAN PELAKSANAAN PROGRAM / KEGIATAN DOKUMEN PELAKSANAAN PERUBAHAN ANGGARAN ( DPPA ) APBD PROVINSI NTB TAHUN ANGGARAN 2016

RINCIAN RANCANGAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara selalu diikuti

: SOSIAL ORGANISASI : DINAS SOSIAL Halaman sebelum perubahan

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DINAS SOSIAL

KET. Lampiran 2 : MATRIKS ANGGARAN RPJMD KAB. KOLAKA TAHUN No AGENDA PROGRAM

Anggaran (Sebelum Perubahan) , , ,00 98, , ,

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DINAS SOSIAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

PERUBAHAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

DINAS SOSIAL, TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI URAIAN JUMLAH Retribusi Perpanjangan IMTA

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 62 TAHUN 2016

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS SOSIAL KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

RINCIAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 41 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS DINAS DAERAH KABUPATEN KARANGASEM. Dinas Sosial 1.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) DINAS SOSIAL KABUPATEN MUSI RAWAS Tahun 2015

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 63 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS SOSIAL PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

RINGKASAN RENJA DINAS SOSIAL KOTA TANGERANG TAHUN 2015 Dinas Sosial Kota Tangerang di bentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Tangerang Nomor 13 Tahun 2014. Organisasi dan tata kerja Dinas Sosial Kota Tangerang sebagaimana Peraturan Walikota Tangerang Nomor 64 Tahun 2014 mempunyai tugas pokok, yaitu melaksanakan sebagian urusan Pemerintah Daerah di bidang sosial berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan, perumusan kebijakan teknis di bidang sosial, rehabilitasi sosial, bantuan sosial bencana alam serta pengkoordinasian lintas sektor dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki dan memberikan hasil yang optimal maka perlu disusun rencana kerja agar potensi yang ada dapat memberikan andil besar dalam pembangunan kesejahteraan sosial di Kota Tangerang. Hasil Evaluasi Pelaksanaan Renja tahun 2013 adalah sebagai berikut : 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 689.025.900,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 409.267.650,00 (59,40%). 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 1.5277.858.386,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 665.634.673,00 (42,91%). Rendahnya realisasi keuangan tersebut disebabkan karena tidak terjadi bencana besar di Kota Tangerang selama

Tahun 2013 (alokasi anggaran bencana mencapai Rp 1.224.589.286,00 sedangkan realisasinya hanya sebesar Rp 373.787.400,00 (30,52%). 3. Program Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 361.785.000,00 dan realisasi anggarannya sebesar Rp 306.005.000,00 (84,58%). 4. Program Pembinaan eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba dan Penyakit Sosial Lainnya), dengan alokasi anggaran sebesar Tp 233.883.000,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 201.626.985,00 (86,21%). 5. Program Pembinaan Panti Asuhan/Panti Jompo, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 289.937.150,00 dan realisasi anggaran sebesar Rp 231.690.550,00 (77,50%). 6. Program Pemberdayaan kelembagaan Kesejahteraan Sosial, mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 587.000.350,00 dengan realisasi anggaran sebesar Rp 392.0030.350,00 (66,79%). Program dan kegiatan langsung yang akan dilaksanakan oleh Dinas Sosial Kota Tangerang untuk Tahun 2014 yang bersumber dari APBD Kota Tangerang untuk urusan wajib pemerintahan umum terdapat 5 (lima)

program dan 30 (tiga puluh) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 3.091.099.500,00 yaitu : 1. Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya, terdiri dari 5 (lima) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 1.121.592.000,00 telah terealisasi sebesar Rp. 414.192.800 (36,93%) adapun kegiatannya sebagai berikut : a. Pelatihan keterampilan berusaha bagi 160 keluarga miskin sebesar Rp 252.521.000,00, dengan realisasi Rp.149.219.000,00, (59,09%), tidak terserap anggaran karena paket bantuan tidak terealisasi. b. Pelayanan Pemulangan Orang Terlantar, Sakit dan Meninggal sebesar Rp 69.398.400,00, dengan realisasi Rp.59.601.200,00 (85,88%). c. Fasilitasi Kegiatan Pusat dan Propinsi Banten sebesar Rp 79.999.600,00, dengan realisasi sebesar Rp. 55.499.600,00 (69,37%). d. Pemutakhiran Data PMKS dan PSKS sebesar Rp 151.673.000,00, dengan realisasi anggaran Rp.149.873.000,00 (98,81%). e. Fasilitasi Distribusi Beras untuk Keluarga Miskin sebesar Rp 568.000.000,00 tidak terealisasi ( 0% ) dengan alasan karena mekanisme pencairan berdasarkan SK Gubernur yang baru ditandatangani PLT Gubernur baru keluar akhir bulan Juli sedangkan tanggal SK April 2015. Sehingga anggaran tidak bisa direalisasi. 2. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial terdiri dari 4 (empat) kegiatan dengan anggaran sebesar Rp 1.131.491.200,00 telah

terealisasi sebesar Rp. 877.769.150,00 (77,58%), adapun kegiatannya sebagai berikut : a. Pelatihan keterampilan dan praktek belajar kerja bagi anak terlantar termasuk anak jalanan, anak cacat, anak nakal sebesar Rp 151.009.600,00 telah terealisasi sebesar Rp.150.559.600,00 (99,70%). b. penanganan masalah-masalah strategis yang menyangkut tanggap cepat darurat dan kejadian luar biasa sebesar Rp 600.000.000,00, dengan realsasi anggaran Rp. 484.982.950,00 (80,83%). c. Peningkatan Kualitas Pelayanan, Sarana dan Prasarana Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Bagi PMKS sebesar Rp 321.786.600,00, telah terealisasi 242.226.600 (75,28%). d. Review DED Rumah Perlindungan Sosial sebesar Rp 58.695.000,00, tidak terealisasi ( 0 % ) karena belum ada ketersediaan lahan. 3. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma dengan kegiatan Pendayagunaan Penyandang Cacat dan Trauma memiliki anggaran sebesar Rp 240.280.000,00, dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 237.280.000,00 (98,75%) : dilaksanakan melalui kegiatan Pendayagunaan para penyandang cacat dan dan eks trauma, melalui pemberian bantuan peralatan pijat refleksi kepada 100 orang. 4. Program pembinaan panti asuhan /panti jompo terdiri dari 3 (tiga) kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp 314.032.300,00 telah terealisasi

sebesar Rp. 272.211.200,00 (86,68%), adapun kegiatannya sebagai berikut : a. Bantuan Sarana dan Prasarana Panti Asuhan / Panti Jompo berupa bantuan 3 buah kasur lantai dan 3 buah lemari pakaian pada 26 Panti Asuhan dengan anggaran sebesar Rp 202.903.000,00, dengan realisasi anggaran Rp.182.030.000.00 (89,71%). b. Pembinaan Panti Asuhan / Panti Jompo berupa kegiatan pelatihan perbaikan lampu TL bagi 108 anak-anak penghuni Panti dengan pagu anggaran Rp 77.898.500,00 dan terealisasi Rp. 64.143.200,00 (82,34%). c. Pelatihan Kewirausahaan Bagi 72 orang Penghuni Panti dengan anggaran sebesar Rp 33.230.800,00 telah terealisasi Rp. 26.038.000,00 (78,36%). 5. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya terdiri dari 2 (dua) kegiatan dengan jumlah anggaran sebesar Rp 283.704.000,00 telah terealisasi sebesar Rp. 255.276.400,00 dengan kegiatannya sebagai berikut : a. Pendidikan dan pelatihan keterampilan berusaha bagi 60 eks penyandang penyakit sosial, pagu anggaran sebesar Rp 50.000.000,00 dengan realisasi Rp.49.465.000,00 (99,29%). b. Pemberdayaan eks penyandang penyakit sosial berupa kegiatan pengawasan anjal dan gepeng serta pengiriman hasil razia dengan

anggaran sebesar Rp 233.704.000,00 dan telah terealisasi Rp. 205.072.600,00 (87,99%). 6. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial terdiri dari 6 (enam) kegiatan dengan total anggaran sebesar Rp 741.317.750,00 telah terealisasi sebesar Rp. 272.011.000,00. Adapun kegiatannya sebagai berikut : a. Peningkatan kualitas SDM kesejahteraan sosial masyarakat, berupa pelatihan bagi 60 orang pengurus LK3 dengan anggaran sebesar Rp 91.958.250,00, terealisasi sebesar Rp.54.433.250,00 (59,91%). b. Pembinaan Organisasi TAGANA (Taruna Siaga Bencana), berupa pelatihan tehnis penyelamatan di air dan evakuasi korban bagi 80 orang dengan anggaran sebesar Rp 100.000.000,00 dan teralisasi Rp. 85.676.000,00 (85,68%). c. Pembinaan 85 orang PSKS sebesar Rp 96.239.000,00 dengan realisasi Rp. 55.247.000,00 (57,41%) d. Pembinaan bagi 52 pengurus Organisasi Karang Taruna sebesar Rp 140.922.500,00, terealisasi Rp.108.272.500,00 (76,83%) e. Kampung Siaga Bencana (Simulasi dan Manajemen Bencana di Wilayah Kota Tangerang dengan pagu sebesar Rp 225.558.000,00, terealisasi Rp. 165.678.000,00 (73,45%) f. Lokakarya Lintas Sektor Program CSR sebesar Rp 86.640.000,00 tidak terealisasi ( 0 % ) karena belum terbentuknya forum CSR.

Garapan dari Dinas Sosial Kota Tangerang sesuai dengan kewenangannya adalah pre in post yaitu bagaimana memberdayakan dan mendayagunakan tenaga sosial masyarakat, pembinaan PMKS dan perlindungan terhadap PMKS tersebut. Upaya menciptakan situasi di masyarakat agar kondusif, dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menjadi tantangan di bidang sosial yaitu : 1. Anak Jalanan Kota Tangerang sebagai penyangga Ibu Kota dan julukan Kota Tangerang sebagai Kota Seribu Industri, menjadikan Kota Tangerang seperti magnet sebagai tujuan untuk mencari kerja dari luar untuk mengadu nasib. Urbanisasi yang tidak terkendali menimbulkan berbagai persoalan diantaranya banyak anak jalanan yang di setiap sudut kota, yang mana sangat membebani Pemerintah. Dalam hal ini Dinas Sosial sangat mengupayakan dan ingin memberdayakan anak jalanan tersebut dengan melalui pelatihan-pelatihan agar nantinya sesudah dilatih keterampilan para anak jalanan tersebut tidak kembali ke jalan. 2. Kemiskinan Tingkat kemiskinan di Kota Tangerang masih cukup tinggi menurut hasil pendataan terakhir yang dilakukan oleh Dinas Sosial pada Tahun 2014 jumlah fakir miskin di lingkungan Kota Tangerang berjumlah 20.519 RTM. Oleh karena itu perlu diupayakan untuk menanggulanginya agar tingkat kemiskinan di Kota Tangerang cepat menurun yaitu melalui pelatihan-pelatihan yang

nantinya dapat diharapkan bahwa keluarga miskin ini dapat membuka usaha sendiri dalam memenuhi kebutuhan keluarga yang tentunya modal awal akan diberikan oleh Pemerintah. Penutup Berdasarkan hasil evaluasi kinerja Dinas Sosial Tahun 2013 dan 2014, untuk meningkatkan kinerja pada tahun 2015 dan tahun yang akan datang perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial secara holistik dan berkesinambungan memerlukan dukungan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi yang memadai dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Oleh karena itu perlu dilakukan peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan aparatur sesuai dengan latar belakang pendidikan atau mengikutsertakan aparatur pada diklat-diklat kesejahteraan sosial. 2. Sesuai amanat Undang-Undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial bahwa Pemerintah Daerah bukanlah pemain tunggal dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial di daerah, melainkan perlu sinergi antara pemerintah daerah dengan dunia usaha dan masyarakat. Oleh karena itu perlu dilakukan upaya terobosan agar dunia usaha atau sektor swasta yang bergerak di Kota Tangerang dapat berpartisipasi aktif

melalui Corporate Social Responsibility (CSR) terutama dalam penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial. 3. Tersedianya sarana dan prasarana sosial seperti panti rehabilitasi. Hal ini sejalan dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2012 tentang Pembinaan Anak Jalanan, Gelandangan, Pengemis dan Pengamen. Begitu pula dengan sarana lain seperti gudang untuk buffer stock logistik harus sesuai standar yang telah ditetapkan.