BAB I PENDAHULUAN. Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan. untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Gizi Prof.DR.Dr.Poorwo Soedarmo melalui Lembaga Makanan Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa pengembangan. intelektual, dikarenakan pada masa itu anak memiliki keinginan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap hari. Sarapan dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas kerja.

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan antara bangun pagi sampai jam 9 (Hardinsyah, 2012). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

Melewatkan sarapan dapat menyebabkan defisit zat gizi dan tidak dapat mengganti asupan zat gizi melalui waktu makan yang lain (Ruxton & Kirk, 1997;

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air. Jika tubuh tidak cukup mendapatkan zat-zat gizi

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbagai permasalahan gizi yang dialami Indonesia saat ini, baik gizi kurang

BAB I PENDAHULUAN. Titik berat tujuan pembangunan Bangsa Indonesia dalam pembangunan jangka

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah 6-12 tahun. Anak sekolah mempunyai karakter mudah terpengaruh


BAB I PENDAHULUAN. Gizi berasal dari bahasa Arab "ghidzdzi" dan sekarang telah

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya. Tujuan. penerus harus disiapkan sebaik-baiknya. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. zat-zat gizi. Oleh karena itu, manusia dalam kesehariannya tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

REKOMENDASI GIZI UNTUK ANAK SEKOLAH. YETTI WIRA CITERAWATI SY, S.Gz, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Usia sekolah anak antara 6-14 tahun, merupakan siklus hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kekurangan gizi muncul karena tidak seimbangnya asupan

GIZI KESEHATAN MASYARAKAT. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.Kes

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan demikian salah satu masalah kesehatan masyarakat paling serius

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

Makanan Sehat Bergizi Seimbang Untuk Pertumbuhan dan Perkembangan Balita

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. gemuk adalah anak yang sehat merupakan cara pandang yang telah dibangun sejak lama oleh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT KONSUMSI MAKAN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SANTRIWATI KELAS 2 SMA PONDOK PESANTREN MODERN ISLAM ASSALAAM SUKOHARJO

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH (3-6 TAHUN) DI PAUD WILAYAH SUKAJADI KOTA BANDUNG.

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kelompok penyakit-penyakit non infeksi yang sekarang terjadi di negara-negara maju

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan aset bangsa. Dari data terbaru yang dikeluarkan United. negara (1). Menurut UNESCO pada tahun 2012, dari 120 negara yang

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu tahap antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. kembangnya dapat berlangsung secara optimal. Generasi penerus yang sehat

Pola hidup sehat untuk penderita diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan yang penting dilakukan sebelum mengisi aktivitas yang lain setiap

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

POLA KONSUMSI SARAPAN PAGI MURID SEKOLAH DASAR DI SDN KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2015 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia bagi keberhasilan pembangunan bangsa. Anak sekolah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

SATUAN ACARA PENYULUHAN. : Gizi Seimbang Pada Lansia. : Wisma Dahlia di UPT PSLU Blitar di Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. pendek atau stunting. Stunting merupakan gangguan pertumbuhan fisik berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

II. TINAJUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. merupakan salah satu tempat potensial untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. lebih. Kondisi ini dikenal sebagai masalah gizi ganda yang dapat dialami oleh anakanak,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat memiliki status gizi yang baik, sehingga anak memiliki tinggi badan. pola makan yang seimbang dalam menu makanannya.

Milik MPKT B dan hanya untuk dipergunakan di lingkungan akademik Universitas Indonesia

Lampiran 1. Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan dan pedesaan berdasarkan kriteria klasifikasi wilayah. desa/kelurahan (Badan Pusat Statistik {BPS}, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga setiap orang harus mempersiapkan diri untuk menghadapi segala aktivitas dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI, DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI KELURAHAN SEMANGGI DAN SANGKRAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. keduanya menyatu membentuk sel yang akan tumbuh. Lama kehamilan

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang berperan penting terhadap pemenuhan

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Output Perhitungan Besar Sampel dengan Software G Power

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya belum sesuai dengan kebutuhan balita. zat-zat gizi yang terkandung dalam makanan.

BAB I PENDAHULUAN. badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan adipose

LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN PERILAKU SARAPAN PADA SISWA(I) SMU. 1. Apakah yang saudara ketahui tentang gizi seimbang?

ABSTRACT. Keywords: learning achievement, routine breakfast, school aged children

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam, sehingga kebutuhan zat gizinya dapat terpenuhi.

Nutrisi untuk Mendukung Tenaga Kerja yang Sehat dan Produktif. dr. Yulia Megawati

BAB I PENDAHULUAN. status gizi masyarakat, karena status gizi adalah salah satu faktor yang. menentukan kualitas kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsentrasi belajar merupakan proses pemusatan perhatian dan pengodean pembelajaran sederhana yaitu melakukan suatu usaha eksplorasi dan pemindahan pengetahuan yang bermakna dari sumber belajar untuk pengembangan berikutnya. Perhatian atau konsentrasi membantu seseorang untuk memilih dan fokus pada suatu objek yang dipandang penting dan mempertahankannya pada periode waktu (Kuswana, 2011). Anak memerlukan konsentrasi untuk fokus pada suatu pelajaran sehingga dapat berdampak pada perubahan perilaku yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Masalah konsentrasi belajar sering dialami oleh anak sekolah. Penelitian yang dilakukan oleh Aprillia et al. (2014) dilaporkan bahwa anak sering tidak berkonsentrasi pada materi, sikap malas pada saat mengikuti pelajaran, membuat tugas lain, sering mengobrol, jarang merespon atau lebih banyak diam jika diberi pertanyaan oleh guru dan sering mengganggu teman-temannya saat belajar. Masalah konsentrasi belajar ini memerlukan perhatian khusus sehingga selama proses pembelajaran anak dapat berkonsentrasi penuh dalam menerima materi yang disampaikan. Wood (2007), hampir 4 juta anak sekolah menderita kesulitan belajar yaitu sekitar 20% dari mereka mengalami kesulitan berkonsentrasi. Anak yang sulit berkonsentrasi sering melamun secara berlebihan dan cepat terganggu ketika berusaha memusatkan perhatian pada suatu hal. Penelitian mengenai rendahnya konsentrasi belajar di Indonesia diantaranya studi yang dilakukan oleh Sujaya, Sulastri dan Suranata (2013) menunjukkan bahwa sebagian besar siswa di kelas 1

2 VII C SMP Negeri 2 Seririt memiliki konsentrasi belajar yang masih rendah yaitu 44%. Studi yang dilakukan oleh Fadila Dewi Prasanti (2015) di kelas VIII SMP Negeri 16 Surakarta menunjukkan bahwa 33 siswa memiiki konsentrasi belajar yang masih rendah dengan nilai test Army Alpha 4. Berdasarkan hasil observasi saat pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 8 Februari 2016 di kelas VII A dan VIII A terdapat 8 siswa yang tidak berkonsentrasi saat pelajaran berlangsung dan saat ditanya mengenai apa yang sudah dijelaskan oleh guru siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Peneliti melakukan wawancara ke guru kelas mengenai prestasi belajar siswa seperti nilai pada ulangan harian dan tugas-tugas, terdapat beberapa siswa yang nilainya kurang dari Kompetensi Dasar (KD) sehingga diberikan tugas tambahan dan remidial. Jumlah anak yang mengalami kesulitan belajar di kelas sebanyak 4 orang (6,5%), 7 orang (11%) remedial. Centerfor Disease Control (CDC)(2014) menyebutkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi konsentrasi belajar anak di sekolah adalah pola konsumsi makanan yang sehat dan teratur seperti sarapan pagi. Siswa yang tidak sarapan berhubungan dengan menurunnya kinerja kognitif di sekolah seperti atensi atau perhatian, memori, pemecahan masalah dan penurunan kemampuan kompleks tampilan visual. Rasa lapar karena tidak makan pagi dan kurangnya mengonsumsi sayur dan buah juga berkaitan dengan hasil belajar, tingkat kehadiran, mengulang kelas dan ketidakmampuan untuk tetap berkonsentrasi saat belajar. Kesulitan belajar di sekolah dipengaruhi oleh kemampuan untuk berkonsentrasi. Kesulitan belajar dan berkonsentrasi mengakibatkan anak tidak dapat mencerna dengan baik apa yang dijabarkan oleh guru sehingga dapat

3 mempengaruhi hasil belajar seseorang. Hasil belajar yang rendah akan berdampak pula pada psikologis anak. Anak yang sulit berkonsentrasi dan memiliki hasil belajar yang rendah cenderung menyalahkan diri sendiri dan merasa tertekan terhadap hasil belajar yang tidak memuaskan (Surya, 2009). Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti sebelumnya pada siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau Malang didapatkan bahwa sebanyak 28 orang (46%) tidak sarapan pagi dan 33 orang (54%) sarapan pagi. Siswa yang sarapan pagi, 24 orang (73%) sarapan dengan nasi dan lauk, 2 orang (6%) sarapan dengan nasi dan sayur, 2 orang (6%) sarapan dengan susu, 2 orang (6 %) dengan mie instan, 2 orang (6%) sarapan dengan roti, 1 orang (3%) sarapan dengan jus buah. Hal ini menunjukkan bahwa konsumsi sarapan sehat oleh siswa masih belum dilakukan. Sarapan pagi memiliki peran penting dalam menutrisi otak yang lelah dan memerlukan tenaga untuk kembali beraktivitas. Nutrisi tersebut dapat bermacam-macam seperti karbohidrat, protein nabati dan hewani, lemak, vitamin, mineral serta nutrisi yang berguna untuk perkembangan kecerdasan seperti DHA, kolin dan prebiotik (fos & GOS) serta mikronutrien. Nutrisi yang tepat dan seimbang merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung perkembangan kecerdasan siswa di sekolah (Smart & Supardi, 2014). Studi yang dilakukan oleh Perdana dan Hardinsyah (2013) menunjukkan bahwa hanya 10,4% anak usia sekolah yang mencukupi energi dan mengonsumsi jenis makanan yang sehat saat sarapan. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RisKesDas)(2013) provinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa sebanyak 90% masyarakat Jawa Timur kurang mengonsumsi sayur dan buah sebagai nutrisi penting bagi anak usia sekolah terutama jika dikonsumsi saat sarapan pagi. Hal

4 ini menunjukkan bahwa banyak anak usia sekolah yang tidak mengonsumsi sarapan yang cukup energi dan sehat yaitu kurang mengonsumsi pangan hewani, sayuran dan buah. Studi yang dilakukan oleh Lazzeri et al (2013) menunjukkan bahwa siswa yang tidak rutin sarapan memiliki frekuensi konsumsi sayuran dan buah-buahan yang rendah hal didukung oleh studi yang dilakukan Fatmah (2010) menjelaskan bahwa sekitar 28% remaja sekolah menengah yang mengalami defisiensi zat besi akibat kurangnya mengonsumsi sayur sehingga menyebabkan penurunan daya kognitif atau intelektual, prestasi belajar dan rendahnya kapasitas produktivitas kerja. Konsumsi sarapan yang sehat selain dapat meningkatkan frekuensi konsumsi sayuran dan buah sehingga dapat terhindar dari defisiensi zat besi juga meningkatkan kemampuan konsentrasi siswa di sekolah. Sarapan merupakan makanan yang dikonsumsi pada pagi hari setelah semalaman puasa atau tidak makan. Sarapan memberikan peranan penting bagi tubuh dalam menyediakan energi dan gizi sebelum memulai aktivitas belajar sehari-hari. Anak yang tidak sarapan akan merasa lelah, lesu dan kesulitan untuk berkonsentrasi karena didalam sarapan menyediakan energi dan gizi penting seperti zat besi, kalsium dan vitamin B dan C yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan. Anak sekolah yang tidak sarapan cenderung akan mengonsumsi jajanan yang kurang sehat seperti tinggi lemak, manis dan asin sehingga juga dapat meningkatkan resiko kelebihan berat badan atau obesitas. Defeyter dan Russo (2013) dalam penelitiannya tentang The Effect of Breakfast Cereal Consumption on Cognitive Performance and Mood in Adolescents menjelaskan bahwa sarapan berpengaruh pada remaja sekolah. Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan sarapan dalam 1 hari kemudian

5 dilakukan tes kinerja kognitif. Hasil tes dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sarapan pagi dapat membantu anak untuk berkonsentrasi dalam mengerjakan tugas serta dapat membantu memperbaiki mood seperti perasaan kenyang dan bugar sehingga siap untuk menerima pelajaran di pagi hari. Peran perawat dalam membantu pemenuhan tujuan nasional dengan mendorong terbentuknya gaya hidup yang sehat, termasuk dalam hal nutrisi. Anak usia sekolah yang menjalani program pendidikan penting untuk mendapatkan nutrisi yang sesuai dengan tahap pertumbuhan dan perkembangannya sehingga dapat meningkatkan proses dan keberhasilan belajar mereka (Poeter & Perry, 2009). Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh Sarapan Sehat terhadap konsentrasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan masalah dalam penilitian ini adalah Apakah sarapan sehat dapat memberikan pengaruh terhadap konsentrasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang?. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah : 1.3.1 Tujuan Umum Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh pemberian sarapan sehat terhadap konsentrasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang.

6 1.3.2 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi konsentrasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang sebelum intervensi sarapan sehat. 2) Mengidentifikasi konsentrasi belajar siswa SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang setelah intervensi sarapan sehat. 3) Menganalisis pengaruh sarapan sehat terhadap konsentrasi belajar siswa-siswi SMP Muhammadiyah 06 Dau, Malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan sebagai pengalaman proses belajar khusus nya dalam melakukan penelitian Pengaruh Sarapan Sehat terhadap Konsentrasi Belajar Siswa, serta mengaplikasikan ilmu keperawatan dalam bidang keperawatan anak dan keperawatan komunitas. Penelitian ini sangat bermanfaat dalam penyusunan Tugas Akhir. 1.4.2 Manfaat Bagi Institusi Kesehatan Hasil penelitian ini diharapakan sebagai tambahan informasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan khususnya keperawatan anak dan komunitas. 1.4.3 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan, khususnya pengetahuan tentang Pengaruh Sarapan Sehat terhadap Konsentrasi Belajar Siswa.

7 1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat terutama guru dan orang tua siswa tentang manfaat sarapan sehat terhadap konsentrasi belajar siswa. 1.4.5 Manfaat Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan kajian atau rujukan untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. 1.5 Keaslian Penelitian 1) Penelitian yang dilakukan oleh Hidayat&Marettih (2011) tentang Pengaruh Musik Klasik terhadap Daya Tahan Konsentrasi dalam Belajar. Jenis penelitian ini adalah true experiment. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan alat ukur IST (Intellegenz Structure Test) dan AA (Army Alpha Test) untuk mengukur daya tahan konsentrasi, observasi, dan follow-up berupa lembar tugas rumah. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah pada variabel bebas nya yaitu pengaruh musik klasik sedangkan pada penelitian penulis pengaruh pemberian sarapan sehat terhadap konsentrasi belajar siswa-siswi SMP. 2) Penelitian yang pernah dilakukan oleh Nuryana dan Purwanto (2010) tentang efektivitas Brain Gym dalam meningkatkan konsentrasi belajar kelas IV Sekolah Dasar Negeri Serengan I, No.70 Surakarta yang berumur 10 tahun. Populasi dalam penelitian ini siswa-siswi SDN No.70 Serengan, Surakarta dengan jumlah sampel sebanyak 76 orang. Jenis penelitian dalam penelitian ini dalah eksperimental dan variabel yang digunakan adalah Brain Gym. Intervensi yang diberikan dalam penelitian

8 ini berbeda dengan intervensi yang akan diberikan oleh penulis yaitu dengan sarapan sehat. Persamaan dalam penelitian ini adalah pada tujuan yaitu meningkatkan konsentrasi belajar anak sekolah. 3) Penelitian Chung, et al. (2015) yang melakukan penelitian tentang Breakfast skipping and breakfast type are associated with daily nutrient intakes and metabolic syndrome in Korean adults bertujuan untuk mengetahui hubungan antara jenis sarapan pada orang Korea dewasa terhadap asupan nutrisi dan status kesehatannya. Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada kelompok usia 20-64 tahun. Jumlah populasi dalam penelitian ini sebanyak 11,801. Populasi dalam penelitian ini dibagi menjadi 5 kelompok berdasarkan jenis sarapan yang dikaji berdasarkan data 24 hour dietary recall. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah survey rumah tangga dengan menggunakan data dari Korean National Health and Nutrition Examination Survey pada tahun 2007-2009. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok yang melewatkan sarapan (21,63%) mempunyai asupan nutrisi paling rendah sedangkan kelompok sarapan dengan nasi dan 3 menu pendamping (35,3%) mempunyai nutrisi yang paling tinggi. Kelompok melewatkan sarapan lebih berisiko tinggi mengalami obesitas dan sindrom metabolik dibandingkan 4 kelompok lainnya. Sarapan dengan nasi menunjukkan status nutrisi dan kesehatan yang lebih baik. Tujuan dalam penelitian ini berbeda dengan tujuan dalam penelitian yang ingin dilakukan oleh penulis yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh sarapan sehat terhadap konsentrasi belajar siswa.