BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium

BAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis

Apa yang dimaksud dengan Yodium?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan

BAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18

BAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

Gangguan Akibat kekurangan Yodium (GAKY)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih merupakan. masalah kesehatan yang membutuhkan perhatian dan penanganan yang serius.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah gizi masyarakat merupakan salah satu. masalah yang sering dialami oleh negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia adalah upaya peningkatan status gizi. Gangguan Akibat

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari dataran tinggi atau pegunungan. Gangguan Akibat. jangka waktu cukup lama (Hetzel, 2005).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada

BAB I PENDAHULUAN. balita yang cerdas. Anak balita salah satu golongan umur yang rawan. masa yang kritis, karena pada saat itu merupakan masa emas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masih didominasi oleh kekurangan zat gizi yang disebabkan banyak faktor, di

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.

MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)

LYDIA NURVITA RACHMAWANTI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hormon thyroxin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktivitas hormon ini,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PENANGGULANGAN MASALAH GANGGUAN AKIBAT KEKURANGAN YODIUM (GAKY)

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Sebagai Salah Satu SyaratUntuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III (tiga) Kesehatan Bidang Gizi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENGHENTIAN SUPLEMENTASI KAPSUL IODIUM DI KABUPATEN MAGELANG. Styawan Heriyanto

BAB I PENDAHULUAN. dari tiga masalah gizi utama di Indonesia. GAKY merupakan masalah. kelenjar gondok, kekurangan yodium dapat mempengaruhi kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh secara keseluruhan. Mineral

BAB I PENDAHULUAN. GAKY merupakan masalah kesehatan yang telah mendunia. Organisasi. Kesehatan Sedunia (2007), menyatakan GAKY merupakan masalah

STUDI TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT GONDOK PADA LANSIA DI DESA ARJOSARI KECAMATAN JABUNG MALANG

PENDAHULUAN Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan

Batasan Ilmu gizi : pengetahuan yang mempelajari hubungan makanan dengan kesehatan tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai bahan dasar dalam pembentukan hormon tiroid. Apabila tubuh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Program Keluarga Berencana adalah perawatan. kesehatan utama yang sesuai untuk kaum ibu dalam masa

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

GIZI DAUR HIDUP. Rizqie Auliana, M.Kes

PEDOMAN PELAKSANAAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI TINGKAT MASYARAKAT

PENDAHULAUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kecerdasan terutama pada anak-anak (Arisman, 2004). Gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan gagalnya pertumbuhan,

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang memiliki dampak yang sangat besar terhadap

Kehamilan akan meningkatkan metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya juga mengalami peningkatan selama masa kehamilan.

kekurangan energi kronik (pada remaja puteri)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangsangan tersebut dapat menimbulkan suatu perubahan perilaku (Notoatmodjo, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AYUNINGTYAS GALUH PURWANDITYO BELA DWI NURDITIA

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan baik, bayi tumbuh sehat sesuai yang diharapkan dan

PERKEMBANGANN SITUASI GAKI DAN GARAM BERIODIUM DI KABUPATEN TRENGGALEK SAMPAI DENGAN TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh keadaan gizi (Kemenkes, 2014). Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular.

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah gizi yang ada di Indonesia. Data Riskesdas menyusui, wanita usia subur (WUS) dan anak umur 6-12 tahun.

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata "Paham

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

PENGETAHUAN IBU DALAM PENATALAKSANAAN GIZI SEIMBANG PADA KELUARGA DI DESA SIBORBORON KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PEMANTAUAN GARAM BERYODIUM DI SEKOLAH UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

ANALISA KADAR IODIUM PADA TELUR ASIN

Penting Untuk Ibu Hamil Dan Menyusui

energi yang dibutuhkan dan yang dilepaskan dari makanan harus seimbang Satuan energi :kilokalori yaitu sejumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan

12 PESAN DASAR NUTRISI SEIMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panjang badan 50 cm (Pudjiadi, 2003). Menurut Depkes RI (2005), menyatakan salah satu faktor baik sebelum dan saat hamil yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai usia lanjut (Depkes RI, 2001). mineral. Menurut Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI 1998

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak dan dewasa yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berpotensi menurunkan tingkat kecerdasan atau biasa disebut Intelligence Quotient

BAB I PENDAHULUAN. akan zat gizi makro dan zat gizi mikro. Zat gizi makro yaitu karbohidrat, protein, dan

Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MODUL PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM UNTUK ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya. manusia. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai tolak ukur keberhasilan kesehatan ibu maka salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. defisiensi vitamin A, dan defisiensi yodium (Depkes RI, 2003).

Upaya Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu hormon yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan saraf otot pusat, pertumbuhan tulang, perkembangan fungsi otak dan sebagian besar metabolisme sel tubuh kecuali sel otak. Yodium juga dibutuhkan untuk sel darah merah dan pernafasan sel serta menjaga keseimbangan metabolisme tubuh (Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII, 2004). Yodium dari makanan akan diserap dan menjadi bentuk yodida. Yodida adalah bentuk yodium yang berada dalam tubuh yang merupakan bagian penting dari dua hormon yaitu triiodothyronine/t3 dan tetraiodothyronine/t4, yang dihasilkan oleh hormone thyroid. Iodine ini yang berperan mengatur suhu tubuh, reproduksi dan fungsi iodine lainnya (WNPG VIII, 2004). Tubuh yang sehat mengandung 15-20 mg iodium dimana 70-80 % ada di kelenjar gondok dalam bentuk thyroglobulin. Sisanya di kelenjar air liur, kelenjar lambung, jaringan dan sebagian kecil beredar di seluruh tubuh. Umumnya bahan makanan sumber hewani seperti ikan dan kerang mengandung tinggi yodium. Bahan makanan sumber nabati yang mengandung tinggi yodium adalah rumput laut (WNPG VIII, 2004). 1. Kecukupan yodium Penetapan kecukupan yodium yang dilakukan oleh IOM dan FAO/WHO 2001 untuk bayi 0-11 bulan adalah didasarkan pada AI. Sedangkan mulai 1 tahun ditetapkan berdasarkan pada RDA (WNPG VIII, 2004). Asupan yodium untuk bayi 0-6 bulan didasarkan yodium dari ASI, sedangkan umur 7-11 bulan selaian dari ASI juga dari makanan pendamping ASI. Kadar yodium dalam ASI dipengaruhi oleh asupan yodium ibu selama menyusui. Bayi umur 0-11 bulan yang lahir cukup bulan, berdasarkan FAO/WHO 2001, rata-rata kebutuhan

yodium 15 µg/kg sehari. Jika berat badan 6 kg, maka pengeluaran menjadi 90 µg/hari, oleh sebab itu, asupan 90 µg/hari adalah kecukupan yodium untuk bayi 0-6 bulan, sedangkan untuk bayi 7-11 bulan adalah µg/hari Anak 1-3 tahun, berdasarkan kebutuhan yodium 10 µg per kg berat badan per hari dengan berat badan 12 kg, maka kecukupan yodium µg/hari. Untuk anak 4-6 tahun, dengan kebutuhan yodium 8 µg/kg/hari dan berat badan 17 kg, kecukupan yodium adalah µg/hari. Anak 7-9 tahun, dengan berat badan 25 kg dan tingkat kebutuhan yodium 4 µb/kg/hari, maka kecukupan yodium µg/hari. Remaja pria dan wanita umur 10-12 tahun, kebutuhan 4 µg/kg/hari dan berat badan 36 kg, kecukupan yodium adalah µg/hari. Diatas 12 tahun. Untuk kelompok umur diatas12 tahun, kebutuhan yodium dihitung 2 µg/kg/har, maka kecukupan yodium untuk pria maupun wanita adalah µg/hari. Masa kehamilan dan menyusui, kebutuhan yodium dihitung 3.5 µg/kg/hari. Kecukupan yodium selama masa kehamilan dan menyusui adalah 200 µg/hari. Batas atas yodium yang aman (UL) yang ditetapkan oleh IOM 2001 untuk umur 1-3 tahun adalah 200 µg/hari, umur 4-9 tahun adalah 300 µg/hari, umur 10-13 tahun adalah 600 µg/hari, dan remaja umur 14-18 tahun adalah 900 µg/hari. Untuk umur diatas 18 tahun, batas atas yang aman adalah µg/hari. Untuk masa kehamilan dan menyusui, variasi umur cukup lebar, batas atas yang aman juga 900 µg/hari. Angka kecukupan yodium yang ditetapkan oleh WNPG 1998, FNRI 2002, IOM 2001 dan FAO/WHO 2001 serta rekomendasi untuk WNPG 2004 tersaji pada Tabel 1. TABEL 1. ANGKA KECUKUPAN YODIUM (µg/hari) DARI WNPG 1998, FNRI 2002, IOM 2001, FAO/WHO 2001 dan WNPG 2004 Kelompok WNPG 1998 FNRI IOM 2001*) Umur 2002 RDA/AI UL Bayi (bl) 30 +) FAO/WHO 2001*) WNPG 2004

0-6 7-11 Anak (th) 1-3 4-6 7-9 Pria (th) 10-12 13-15 16-18 19-29 30-49 50-65 65+ Wanita 10-12 13-15 16-18 19-29 30-49 50-64 65+ 50 (0-6) 70 (7-12) 70 (1-3) 100 (4-6) (7-9) (10-12) (13-15) (16-19) (20-45) (46-59) (> 60) (10-12) (13-15) (16-19) (20-45) (46-59) (> 60) 90 90 12 (16-18) (19-29) (30-49) (50-64) (65+) (16-18) (19-29) (30-49) (50-64) (65+) 110 130 90 (1-3) 90 (4-8) (9-13) (14-18) (19-29) (31-50) (50-70) (>70) (9-13) (14-18) (19-30) (31-50) (50-70) (>70) - - 200 200 600 900 600 900 15 +) 135 75 110 100 135 (10-11) 110 (12+) 130 (19-65) 130 (65+) 140 (10-11) 100 (12+) 110(19-50)**) 110(51-65) ***) 110 (65+) 90 Hamil Trimester 1 Trimester 2 Trimester 3 Menyusui 6bl pertama 6 bl kedua +25 +25 +25 200 (tr 1) 200 (tr 2) 200 (tr 3) 200 (0-6 bl) 200(7-12bl) 220 (<18) 220 (19-30) 220 (31-50) 290 (<18) 290 (19-30) 290 (31-50) 900 900 200 (tr 1) 200 (tr 2) 200 (tr 3) 200 (0-3 bl) 200(4-6 bl) 200 (7-12 bl) Catatan : WNPG = Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (Indonesia), FNRI = Food and Nutrition Reseach Institute (Filipina), IOM = Institute of Medicine (Amerika Serikat), FAO/WHO = Food and Agriculture Organitation/World Health Organization *) Recommended Dietary Allowance (RDA) dengan angka tebal, Adequate Intakes (AI) dengan angka biasa, UL= Tolerance Upper Intake Level *) Diungkapkan dalam per kg berat badan bayi premature 30 µg/kg/hr, bayi 0-12 bl : 19 µg/kg/hr, anak 1-6 th : 6 µg/kg/hr, anak 7-11 th : 4 µg/kg/hr, remaja dan dewasa 12+ th : 2 µg/kg/hr, Ibu hamil/menyusui 3.5 µg/kg/hr *) µg/kg/hr. Angka di dalam tanda kurung adalah kelompok umur. 2. Fungsi Yodium Yodium merupakan bagian integral dari kedua macam hormob tiroksin triodotironin (T3) dan tetraiodotironin (T4). Fungsi utama hormon-hormon ini

adalah mengatur pertumbuhan dan perkembangan. Hormon tiroid mengontrol kecepatan tiap sel menggunakan oksigen. Dengan demikian, hormon tiroid mengontrol kecepatan pelepasan energi dari zat gizi yang menghasilkan energi. Tiroksin dapat merangsang metabolisme sampai 30 %. Disamping itu kedua hormon ini mengatur suhu tubuh, reproduksi, pembentukan sel darah merah serta fungsi otot dan saraf. Yodium berperan pula dalam perubahan karoten menjadi bentuk aktif vitamin A, sintesa protein dan absorbsi karbohidrat dari saluran cerna. Yodium berperan pula dalam sintesis kolesterol darah (Almatsier, 2003). 3. Ekologi dan Demografi Yodium Yodium berada dalam satu siklus di alam. Sebagian yodium ada di laut, sebagian lagi merembes dibawa hujan, angin dan banjir turun ke tanah dan gunung di sekitarnya. Yodium terdapat di lapisan bawah tanah, sumur minyak dan gas alam. Air berasal dari sumur-sumur tersebut merupakan sumber yodium. Daerah pegunungan di seluruh dunia termasuk di Eropa, Amerika, dan Asia kurang mengandung yodium, terutama pegunungan yang ditutupi es dan mempunyai curah hujan tinggi yang mengalir ke sungai. Yodium di dalam tanah dan laut terdapat sebagai iodide. Ion iodide dioksidasi oleh sinar matahari menjadi unsur yodium yang mudah menguap. Yodium kemudian dikembalikan ke tanah oleh hujan. Pengembalian yodium ke tanah berjalan lambat dan sedikit dibandingkan dengan kehilangan semula, dan banjir berulang kali akan menyebabkan yodium yang tersedia di tanah hanyut terbawa air hujan (Widagdo, 2008). 4. Defisiensi Yodium Pengertian tentang iodine Deficiency Disorder (IDD) yang di Indonesia menjadi Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) adalah sekumpulan gejala akibat tubuh seseorang defisiensi yodium secara terus menerus dalam jangka waktu lama. Akibat GAKY yang lazim dikenal masyarakat adalah munculnya pembesaran kelenjar thyroid atau gondok, sesungguhnya hanya merupakan salah satu akibat GAKY yang paling ringan karena hanya merupakan

masalah kosmetik, namun akibat yang ekstrim dan parah adalah munculnya kretin. Kretin merupakan puncak gunung es dari fenomena gunung es akibat GAKY, yang sebenarnya dibawahnya akan dijumpai akibat yang lebih luas dan memprihatinkan terutama terhadap penurunan kualitas sumber daya manusia (Widagdo, 2008). Beberapa akibat defisiensi yodium, diantaranya adalah sebagai berikut : a. Pembesaran Kelenjar Tiroid Tiap-tiap pembesaran kelenjar tanpa memandang penyebabnya disebut struma. Struma ada yang bersifat toksin dan ada yang bersifat toksik. Apabila pembesarannya cukup besar dapat menyebabkan gangguan mekanis dan apabila menekan trakhea akan terdesak kesamping sehingga kemungkinan menyebabkan kesukaran bernafas. Apabila menekan esophagus akan menyebabkan sukarnya proses menelan makanan (Budiyanto, 2002 ). b. Kretin Kekurangan yodium juga dapat menyebabkan kesehatan yang lain yakni Cretinisma. Kretinisma adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan dibawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat berat (debil). Ekspresi muka orang kretin ini memberikan kesan orang bodoh karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang kretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan yodium. Kretin juga ditandai dengan gangguan mental, gangguan perkembangan saraf otak, gangguan pendengaran, cara berjalan, berbicara, dan sebagainya dan dapat disertai atau tidak disertai hipotiroidi. Yang amat penting untuk didasari adalah bahwa kretin adalah satu kelainan yang irreversible (menetap), sehingga merupakan beban bagi masyarakat pada umumnya (Djokomoeljanto, 2008 ). c. Kesehatan Ibu dan Anak Pada manusia, defisiensi yodium dapat meningkatkan abortus spontan, stillbirth dan kematian neonatal, kelainan congenital, dan kelainan struktur

kardiosvaskular serta susunan saraf. Hasil penelitian pada ibu yang hipotiroidi selama hamil diobati dan tidak diobati menunjukkan perbedaan yang bermakna dalam hal kelahiran anak normal, kejadian abortus dan stillbirth serta kelahiran prematur. Hipotiroidi yang terdapat pada ibu hamil juga memberikan gangguan retardasi, aborsi, gangguan perkembangan, kelainan congenital yang dapat mematikan fetus yang dikandungnya (Budiyanto, 2002). 5. Penyebab timbulnya defisiensi yodium Timbulnya defisiensi yodium disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : a. Kandungan yodium dalam makanan sehari-hari tidak cukup b. Bahan pangan goitrogenik Goitrogenik adalah zat yang dapat menghambat pengambilan zat yodium oleh kelenjar gondok, sehingga konsentrasi yodium dalam kelenjar gondok rendah. Selain itu, zat goitrogenik dapat menghambat perubahan yodium dari bentuk anorganik ke bentuk organik sehingga pembentukan hormon tiroksin terhambat c. Faktor zat gizi lain Defisiensi protein dapat berpengaruh terhadap berbagai tahap pembentukan hormone dari kelenjar thyroid terutama tahap transportasi hormone. Baik T3 maupun T4 terikat oleh protein dalam serum, hanya 0,3 % T4 dan 0,25 % T3 dalam keadaan bebas. Sehingga defisiensi protein akan menyebabkan tingginya T3 dan T4 bebas, dengan adanya mekanisme umpan balik pada TSH maka hormon dari kelenjar thyroid akhirnya menurun (Picauly, 2002). 6. Upaya Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) akan berlanjut menjadi masalah nasional, karena berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia yang akhirnya akan menghambat tujuan pembangunan nasional. Upaya yang dilakukan adalah upaya jangka pendek dan upaya jangka panjang. a. Upaya jangka pendek a.1. Penyuntikan larutan lipiodol ( Dilaksanakan tahun 1974 1991 )

a.2. Pemberian kapsul minyak beryodium ( Dilaksanakan tahun 1992 sampai dengan sekarang ) Suplemen kapsul minyak beryodium diberikan kepada kelompok resiko tinggi / sasaran strategis yaitu wanita usia subur (WUS), ibu hamil, ibu menyusui dan anak sekolah pada daerah yang masuk kategori endemik berat dan sedang. Upaya ini sangat mahal sehingga tidak dapat dilakukan secara berkesinambungan, untuk itu upaya yang paling efektif dan memungkinkan untuk dilakukan secara berkesinambungan adalah dengan upaya jangka panjang (Halamah, 2006). b. Upaya jangka panjang Upaya jangka panjang yang dilakukan adalah dengan fortifikasi garam konsumsi atau yodisasi garam. Garam yang sudah difortifikasi dengan yodium disebut garam beryodium. Program ini pertama dilakukan pada tahun 1976 dengan bantuan unicef. Tujuan program yodisasi garam adalah mentargetkan konsumsi garam yodium sesuai persyaratan yaitu sebesar 30 80 part per million ( ppm ) di tatanan rumah tangga minimal 90 % (Halamah, 2006). Adapun kegiatan yang dilakukan dalam rangka memasyarakatkan garam beryodium adalah : b.1. Pemantauan status yodium dimasyarakat ( Surveilans sentinel, deteksi dini ) b.2. KIE Peningkatan konsumsi garam beryodium b.3. Peningkatan pasokan garam beryodium b.4. Penegakan norma sosial dan hukum b.5. Pemantapan koordinasi lintas sektor, swasta dan penguatan kelembagaan penanggulangan GAKY (Hernawati, 2007). 7. Garam beryodium Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya dengan KIO3 ( kalsium laktat ) dalam bentuk larutan pada lapisan tipis garam, sehingga diperoleh campuran yang merata sesuai Standart Nasional Indonesia (SNI). Kadar yodium dalam garam ditentukan sebesar 30 80 ppm. Hal ini dikaitkan dengan jumlah garam yang dikonsumsi tiap orang per hari sekitar 6 gram atau satu sendok teh

setiap. Standart Nasional Indonesia ( SNI ) garam konsumsi ditetapkan secara wajib terhadap produsen, distributor / pedagang sesuai Kepres N0. 69 tahun 1994 tentang pengadaan garam beryodium untuk melindungi kesehatan masyarakat. Sedangkan untuk menguji kualitas garam di tingkat rumah tangga menggunakan iodina test (Depkes, 1999). B. Pendidikan, Pengetahuan, dan Ketersediaan Garam Beryodium Rumah Tangga 1. Pendidikan Pendidikan gizi atau penyuluhan gizi selalu dimaksudkan agar seseorang mengubah perilaku konsumsi gizi menuju ke perilaku yang lebih baik. Memiliki pengetahuan gizi tidak berarti seseorang mau mengubah kebiasaan makannya. Mereka mungkin paham tentang protein, karbohidrat, vitamin, dan zat gizi lainnya yang diperlukan untuk keseimbangan diit tetapi mereka tidak pernah mengaplikasikan pengetahuan gizi ini dalam kehidupan sehari-hari (Khomsan, 2000). Pendidikan gizi selain dimaksudkan untuk menginformasikan ide baru juga dirancang untuk mengubah perilaku masyarakat. Oleh karena itu sangat penting kiranya untuk menggunakan metode yang tepat dan ilustrasi yang menarik yang sudah terbukti mampu membuat seseorang memahami informasi yang disampaikan (Khomsan, 2000). 2. Pengetahuan Kurangnya pengetahuan akan menyebabkan salah konsepsi tentang kebutuhan pangan dan nilai pangan. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal. Dengan bertambahnya pengetahuan mengenai gizi, maka seseorang mempunyai kemampuan untuk menerapkan informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Rusminah dan Gunanti, 2003). Pengukuran pengetahuan gizi dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen berbentuk pertanyaan pilihan berganda (multiple choice test). Instrumen ini merupakan bentuk test obyektif yang paling sering digunakan. Di

dalam menyusun instrument ini diperlukan jawaban-jawaban yang sudah tertera di dalam tes, dan responden hanya memilih jawaban yang menurutnya benar. Alternatif jawaban yang benar dari berbagai opsi disebut jawaban, sedangkan alternatif jawaban yang salah disebut distracter. Distracter yang baik mempunyai ciri karakteristik yang hampir mirip dengan jawaban, dengan demikian responden harus berpikir dahulu sebelum menentukan pilihan jawaban yang benar (Khomsan, 2000). 3. Pendapatan Keluarga Pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang erat dengan perubahan dan perbaikan konsumsi pangan. Peningkatan pendapatan akan mampu meraih kesempatan untuk membuat pilihan diantara makanan-makanan yang sama dan bergizi (Rusminah, Gunanti, 2003). 4. Distribusi / ketersediaan garam beryodium Mengingat keterbatasan yang dialami pada program pemberian kapsul minyak beryodium, pencegahan gondok endemik lebih diarahkan dalam jangka panjang yaitu dengan distribusi garam beryodium dimaksudkan untuk meningkatkan konsumsi zat yodium melalui makanan. Karena produksi garam beryodium berpusat di suatau tempat, maka untuk menjalin kesinambungan persediaan di daerah perlu dikembangkan jaringan distribusi garam beryodium lintas daerah baik propinsi maupun kabupaten/kota (Muhani, 2006). 5. Pengemasan / pengepakan garam beryodium Untuk mempertahankan kualitas garam beryodium supaya tetap baik dapat dilihat dari kualitas bahan baku yang digunakan dalam pengemasan/pengepakan. Pengemasan/pengepakan yang kurang baik dan benar dapat menyebabkan kadar yodium dalam garam menguap akibat terikat udara. Guna mencegah kerusakan/penurunan kadar yodium dalam garam maka pembungkusan garam beryodium harus dilaksanakan secara benar sesuai aturan yang ditetapkan yaitu dengan plastik tidak tembus cahaya dan tertutup rapat (BPS, 2001).

6. Penyimpanan dan pengolahan garam beryodium Dari berbagai upaya pencegahan defisiensi yodium pemerintah menganjurkan kepada masyarakat luas agar mampu dan mau untuk menggunakan garam beryodium secara benar. Selain cara penggunaan garam beryodium masyarakat juga diharapkan mengerti cara penyimpanan garam beryodium secara baik dan benar yaitu ditempatkan pada tempat yang kering dan ditaruh pada tempat tertutup agar kandungan yodium tidak hilang. Dalam pengolahan garam beryodium dimasukkan setelah diangkat dari perapian dan tertutup ( Depkes RI, 1999 ). 7. Konsumsi Garam beryodium Setiap orang dianjurkan mengkonsumsi garam beryodium sekitar 6 gram atau satu sendok teh setiap hari. Dalam kondisi tertentu, dimana keringat keluar berlebihan, dianjurkan untuk mengkonsumsi garam beryodium dua sendok teh sehari. Bagi orang yang menderita hipertensi atau yang harus mengurangi konsumsi garam, tetap mengkonsumsi garam beryodium tetapi dalam jumlah yang sedikit dan dianjurkan mengkonsumsi makanan dari laut yang kaya akan yodium seperti ikan, udang, ganggang laut (Depkes, 1999). 8. Kualitas garam beryodium Garam beryodium yang berkualitas adalah yang mengandung kadar yodium 30 ppm atau lebih, dimana pemerintan mentargetkan untuk tahun 2010 rumah tangga yang mengkonsumsi garam yang berkualitas sebesar 90 % atau lebih. Untuk menjamin kualitas garam beryodium maka diperlukan kerjasama dengan produsen garam untuk pengawasan mutu garam dan mensosialisasikan sistem pemantauan mutu garam yang terintegrasi serta melakukan pemantauan mutu garam baik di tingkat produksi, distribusi dan konsumsi, hal ini juga dimaksudkan untuk menghindari adanya pemalsuan garam beryodium ( Muhani, 2006).

C. Kerangka Teori GAMBAR 1 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KADAR YODIUM DALAM GARAM Sumber : Depkes RI, 1999 Tingkat Pengetahuan Pendistribusian / Ketersediaan Garam di Pasar/Warung Tempat Penyimpanan

Tingkat Pendidikan Pendapatan Keluarga Kualitas Garam Beryodium Pengemasan/ Pengepakan Kadar Yodium dalam Garam Konsumsi Garam Beryodium G A K Y -------------- Variabel yang diteliti D. Kerangka Konsep GAMBAR 2 Pengetahuan tentang garam beryodium Kadar yodium dalam garam E. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang garam beryodium dengan kadar yodium dalam garam pada rumah tangga di Desa Krajan Kecamatan Tembarak Kabupaten Temanggung.