Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kabupaten. Kota waringin Barat Kalimantan Tengah Pusat Data dan Statistik
Daftar Isi A. Pendahuluan B. Hasil Verifikasi dan Validasi Data Master Referensi Cagar Budaya Kabupaten Kotawaringin Barat C. Konsep Integrasi dan Pendidikan D. Arah Pembangunan Informasi, Bahasa Berbasis Spasial Pusat Data dan Statistik
Verifikasi dan Validasi Cagar Budaya Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah Latar Belakang dan Tujuan 1. Dalam rangka Kebijakan Satu Peta, verifikasi validasi sebaran Cagar Budaya menggunakan peta RBI 2016. 2. Membangun satu Master Referensi, Bahasa yang terintegrasi 3. Membangun Informasi, Bahasa yang terintegrasi Batasan Verifikasi Validasi 1. Verval 3 Cagar Budaya Kab. Kotawaringnin Barat Waktu Pelaksanaan: Tgl 6 s/d 9 September 2016 Yang Terlibat 1. Tim Pusat a. Prayudi Permana (PDSPK Kemendikbud) b. Kwarta Adimphrana (Biro PKLN Kemendikbud) c. Ageng Rahmadi (SekDitjen Direktorat Jendral ) 2. Tim Dinas dan Pariwisata Kab. Kota Waringin Barat (3 Peserta) 3. Tim Dinas dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah ( 2 Peserta ) Pusat Data dan Statistik
Hasil Verifikasi dan Validasi 3 Cagar Budaya Kab. Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah Pusat Data dan Statistik
3 Cagar Budaya di Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah, yang sudah didukung dengan surat keputusan. Sumber : http://referensi.data.kemdikbud.go.id/ Pusat Data dan Statistik
Astana Al Nursari Berdasarkan prasasti yang bertuliskan Arab Astana al-nursari didirikan oleh Pangeran Paku Sukma Negara tahun 1284 H, prasasti terbuat dari kayu ulin (panjang 147,3 cm, lebar 26 cm, tebal 5 cm). Pangeran Paku Sukma Negara menduduki takhta kerajaan sebagai Sultan Kotawaringin XII dengabn gelar Pangeran Ratu Paku Sukma Negara tahun 1905. Pemindahan pusat Kerajaan Kotawaringin dari Kotawaringin Lama ke Pangkalan Bun pada masa pemerintahan Pangeran Ratu Imanuddin, raja Kotawaringin ke IX tahun 1811-1841. Bangunan ini dikelilingi pagar kayu ulin tingginya dua meter. Bangunan terdiri dari teras sebelum masuk ke bagian bangsal digunakan sebagai tempat menerima tamu. Untuk ke tempat ini harus menaiki tangga tinggu dua meter. Balai rumbang di sebelah kiri berfungsi sebagai penghubung bangunan I, II, dengan bagian belakang, bangunan ini digunakan untuk menyimpan barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pendapa terletak di samping kiri istana digunakan untuk menyimpan benda-benda peninggalan raja-raja Kotawaringin. BAngsal besar digunakan sebagai ruang tidur keluarga raja. Dapur besar digunakan sebagai tempat memasak. Astana ini berdiri diatas panggung/kolong dengan lantai, dinding papan kayu ulin. tiang kayu. langitlangit serta atap dari sirap kayu ulin. Sumber : http://databudaya.net/ Pusat Data dan Statistik
Data Indentitas (Tabular) Data Citra/Foto Data Spasial (Koordinat) Pusat Data dan Statistik Lintang : -2.4862516, Bujur : 111.4437617
Pusat Data dan Statistik Astana Al Nursari (Foto/Citra 7 September2016)
Masjid Kyai Gede Masjid ini dibangun pada tahun 1632 Masehi, pada masa pemerintahan Sultan Mustain Billah (1650-1678 M), raja ke-4 dari Kesultanan Banjarmasin. Nama Kyai Gede diambil dari nama seorang ulama yang telah berjasa besar dalam penyebaran agama Islam di Pulau Kalimantan khususnya di wilayah Kotawaringin. Ulama tersebut adalah Kyai Gede, seorang ulama asal Jawa yang diutus oleh Kesultanan Demak untuk menyebarkan agama Islam di Pulau Kalimantan. Menurut sumber lain menyebutkan bahwa Kyai Gede adalah salah seorang pembesar dan panglima Kerajaan Demak pada masa pemerintahan Adipati Unus. Kedatangan Kyai Gede tersebut disambut baik oleh Sultan Mustain Billah yang kemudian ditugaskan untuk meyebarkan agama Islam di wilayah Kotawaringin, sekaligus membawa misi untuk merintis kesultanan baru di wilayah ini. Berkat jasajasanya yang besar dalam menyebarkan Islam dan membangun wilayah Kotawaringin, Sultan Mustain Billah kemudian menganugerahkan jabatan kepada Kyai Gede sebagai Adipati di Kotawaringin dengan pangkat Patih Hamengkubumi dan bergelar Adipati Gede Ing Kotawaringin. Masjid Kyai Gede secara administrasi berada di Desa Kotawaringin Hulu, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah. Bangunan masjid didominasi dengan bahan kayu baik dari lantai hingga atap bangunan. Luas masjid 16 16 meter (256 m2) dan terdiri dari 36 tiang penyangga, 4 di antaranya merupakan tiang utama (saka guru) yang berada di tengah ruangan. Khusus untuk tiang saka guru yang berdiri di atas umpak kayu, memiliki ukiran menyerupai kelopak bunga teratai. Teknik dalam penyambungan kayu satu dengan yang lain tidak menggunakan paku besi melainkan menggunakan paku yang terbuat dari kayu (pasak). Seperti masjid kuna pada umumnya, masjid Kyai Gede juga memiliki mihrab, mimbar, dan bedug. Dilihat dari segi arsitekturnya, masjid ini memiliki percampuran seni bangun yaitu, ciri arsitektur bangunan masjid di Jawa yang terlihat dari bentuk atap tumpang dan menggunakan atap limas bersusun tiga yang terbentuk segitiga sama kaki, ciri arsitektur Kalimantan dengan bahan kayu ulin bertipe bangunan panggung (rumah panggung), dan arsitektur Cina dimana cara meletakkan bedug digantung di serambi. Pusat Data dan Statistik Sumber : http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbkaltim
Data Indentitas (Tabular) Data Citra/Foto Data Spasial (Koordinat) Pusat Data dan Statistik Lintang : -2.4858733, Bujur : 111.4441200
t Pusat Data dan Statistik Masjid Kyai Gede (Foto/Citra 7 September 2016)
Rumah Pangeran Adipati Mangkubumi Rumah ini merupakan rumah pribadi warisan Ratu Kuning (Ratu Adipati Mangkubumi I) berasal dari warisan Ratu Anum Kesmayuda. Masa kerajaan digunakan sebagai pusat kerajaan Kotawaringin Sultan Pangeran Sokmanegara, raja ke-12 tahun 1859-1913, Pangeran Ratu Kesuma Anum Alamsayah, raja ke -13 tahun 1914-1939, Pangeran Ratu Kesuma Anum Alamsyah, raja ke-14 tahun 1940-1949. Masa revolusi rumah ini digunakan sebagai tempat. penampungan atau persembunyian pejuang anti Belanda. Rumah dibangun tahun 1950 dengan bentuk pengembangan bangunan tradisional di pulau Jawa (bentuk limasan). Umumnya bangunan tradisional di Kalimantan Tengah berbentuk bangunan tradisional Lamin (rumah panjang). Rumah ini merupakan tipe panggung dengan struktur pendukung utama dari bahan kayu, baik dinding maupun lantai serta atau dari kayu. Sumber : http://databudaya.net/ Pusat Data dan Statistik
Data Indentitas (Tabular) Data Citra/Foto Data Spasial (Koordinat) Pusat Data dan Statistik Lintang : -2.6776600, Bujur : 111.6354317
Pusat Data dan Statistik Rumah Pangeran Adipati Mangkubumi (Foto/Citra 6 September 2016)
Pusat Data dan Statistik
1. Komplek Makam Kuta Tanah 2. Makam Kyai Gede 3. Istana Kuming Arsal 4. Monumen Palagan Sambi 5. Komplek Makam Subah Besar 6. Komplek Makam Subah kecil 7. Kolam Pemandian Raja 8. Rumah Adat Batang Pasir Panjang 9. Tiang Tangga Buana (sudah Patah ) 10. Monumen Panglima Ular 11. Monumen Merah Putih 12. Makam Pangeran Bendahara 1 13. Makam Pangeran Bendahara 2 14. Rumah Pangeran Bendahara 15. Meriam kubu 16. Batu Undang 17. 7 buah Keramik Kuno di Desa Sebuai 18. Monumen Iskandar Sambi 19. Makam Putih Kuta Batu 20. Makam Patih Kaya Tinggas 21. Rumah Adat Balai Antang 22. Rumah Adat Dayak 23. Batu Pinyang Laman (Desa Riam) 24. Sepunduk Ms Temanggung Pandau 25. Batu Patahan ( Desa Panahan) 26. Batu Pantahan (Desa Pandau) 27. Batu Pantar Dahiang (Desa Riam) 28. Tiang Pantar (Desa Riam) 29. Tiang Pantar ( Desa Pandau) 30. Tempayan Harmaung Yadana 31. Sepundu Zakaria (Desa Pandau) 32. Sepundu (Desa Pandau) 33. Sandung 34. Sejawan/Sejahu (Desa Pandau) Pusat Data dan Statistik Bangunan Yang Diduga Cagar Budaya di Kab. Kotawaringin Barat
Langkah-langkah 1. Identifikasi 2. Verifikasi 3. Validasi 4. Integrasi Data Awal Master Referensi dari Direktorat Jenderal Data Master Referensi Pendidikan dan Konsep awal integrasi data dan informasi kebudayaan, yaitu dengan membangun satu data master referensi kebudayaan, langkah awal disusun untuk Cagar Budaya, langkah selanjutnya Museum, Sanggar, Bahasa dll, berkoordinasi dengan unit-unit terkait. Pusat Data dan Statistik
Data Master Referensi dan Informasi Yang Terintegrasi Data Master Referensi Terintegrasi Informasi Terintegrasi http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ Informasi Terintegrasi http://referensi.data.kemdikbud.go.id/ http://referensi.data.kemdikbud.go.id/cagarbudaya/ Pusat Data dan Statistik
Contoh Pengelolaan Data Master Referensi Pendidikan dan yang terintegrasi maka sangat memungkinkan untuk menyusun Informasi Lokasi yang terintegrasi antara Sekolah degan Cagar Budaya disekitarnya. Sekolah-sekolah yang terdekat dengan Cagar Budaya Rumah Pangerang Adipati Mangkubumi Pusat Data dan Statistik
Sudah ada di Data Warehouse Kemendikbud Arah Integrasi Informasi Berbasis Spasial Yang Terintegrasi Kantor Pendidikan Overlay dengan Google Maps Sekolah Cagar Budaya Tempat-tempat Umum Rumah Museum Direktorat Jenderal BIG Badan Informasi Geospasial (Kebijakan Satu Peta) Pusat Data dan Statistik Kawasan Cagar Budaya Pusat Belajar (Bahasa,, Ketrampilan, dll)
Terima Kasih Pusat Data dan Statistik