BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

ARAHAN POLA PENYEBARAN RUANG TERBUKA HIJAU IBUKOTA KECAMATAN TADU RAYA KABUPATEN NAGAN RAYA, NAD. Oleh : Linda Dwi Rohmadiani

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk di Indonesia disetiap tahun semakin meningkat. Hal ini

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. (DIY) memiliki peran yang sangat strategis baik di bidang pemerintahan maupun

PENINGKATAN KUALITAS LINGKUNGAN PERKOTAAN MELALUI PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU TERINTEGRASI IPAL KOMUNAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Arahan Optimalisasi RTH Publik Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara

RENCANA PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA, SERTA PRASARANA DAN SARANA UMUM

INFORMASI RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) DI PROVINSI JAMBI

Disajikan oleh: LIA MAULIDA, SH., MSi. (Kabag PUU II, Biro Hukum, Kemen PU)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat di seluruh wilayah Indonesia. Pembangunan-pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

VI. PERENCANAAN LANSKAP PEDESTRIAN SHOPPING STREET

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL KAJIAN DAN REKOMENDASI ASPEK BIOFISIK HUTAN KOTA LANSKAP PERKOTAAN

Studi Peran & Efektifitas RTH Publik di Kota Karanganyar Isnaeny Adhi Nurmasari I BAB I PENDAHULUAN

MATA KULIAH PRASARANA WILAYAH DAN KOTA I (PW ) Jur. Perencanaan Wilayah dan Kota FTSP INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

I. PENDAHULUAN. sebagai bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk yang terus meningkat membawa konsekuensi semakin

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Sri Sutarni Arifin 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK 1. PENDAHULUAN

ANALISA PENYEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PERKOTAAN, STUDI KASUS KOTA MARTAPURA

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang. mengembangkan otonomi daerah kepada pemerintah daerah.

AR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS

2016 KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU BERD ASARKAN JUMLAH PEND UD UK D I KECAMATAN JATINANGOR KABUPATEN SUMED ANG

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan, jasa, dan industri. Penggunaan lahan di kota terdiri atas lahan

Kebutuhan Masyarakat akan Ruang Terbuka Hijau pada Kawasan Pusat Kota Ponorogo

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

I. PENDAHULUAN. heterogen serta coraknya yang materialistis (Bintarto,1983:27). Kota akan selalu

BAB V PENERAPAN KONSEP MAGERSARI DI KAWASAN PERMUKIMAN

BAB IV ANALISIS PERSEPSI DAN PREFERENSI MASYARAKAT TENTANG ASPEK PERANCANGAN KOTA

Momentum, Vol. 11, No. 2, Okt 2015, Hal ISSN , e-issn KETERSEDIAAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK KOTA PACITAN

I. PENDAHULUAN. Keberadaan ruang terbuka hijau saat ini mengalami penurunan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat.

Konsep Penataan Ruang Terbuka Hijau di Kota Ponorogo. Dirthasia G. Putri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

taman, dua petugas penyapu jalan utama, dan dua petugas UPS Mutu Elok.

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENDAHULUAN. banyaknya daerah yang dulunya desa telah menjadi kota dan daerah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 64 TAHUN 2013 TENTANG

II PENATAAN TAMAN KOTA DALAM KONTEKS RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA KUPANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

V. KONSEP Konsep Dasar Pengembangan Konsep

PENDAHULUAN. Kota adalah suatu wilayah yang akan terus menerus tumbuh seiring

Identifikasi Tipologi berdasarkan Karakteristik Sempadan Sungai di Kecamatan Semampir

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KOTA BITUNG

ANALISIS KEBUTUHAN RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA POSO (STUDI KASUS : KECAMATAN POSO KOTA)

BAB 1 PENDAHULUAN. juta jiwa. Sedangkan luasnya mencapai 662,33 km 2. Sehingga kepadatan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota diartikan sebagai suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA HIJAU PUBLIK DI KELURAHAN WAWOMBALATA KOTA KENDARI TUGAS AKHIR

PERANCANGAN KOTA. Lokasi Alun - Alun BAB III

BAB I PENDAHULUAN. Fristiawati, 2015 PENGEMBANGAN TAMAN RA. KARTINI SEBAGAI RUANG REKREASI PUBLIK DI KOTA CIMAHI

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

BAB II RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA BINJAI. 2.1 Penggunaan Lahan Di Kota Binjai

BAB I PENDAHULUAN. Sejak manusia diciptakan di atas bumi, sejak itu manusia telah beradaptasi

PEDOMAN PENYEDIAAN DAN PEMANFAATAN RUANG TERBUKA NON HIJAU DI WILAYAH KOTA/KAWASAN PERKOTAAN

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Masyarakat di Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung Kelurahan Tamansari

KONDISI LINGKUNGAN PERMUKIMAN PASCA RELOKASI

RUANG TERBUKA PADA KAWASAN PERMUKIMAN MENENGAH KE BAWAH Studi Kasus : Kawasan Permukiman Bumi Tri Putra Mulia Jogjakarta

Salah satunya di Kampung Lebaksari. Lokasi Permukiman Tidak Layak

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN RUANG TERBUKA PUBLIK DI BAWAH JEMBATAN LAYANG PASUPATI SEBAGAI UPAYA MEMPERTAHANANKAN RUANG PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Beberapa dekade terakhir, pembangunan kota tumbuh cepat fokus pada

HUBUNGAN KUALITAS FISIK DAN LINGKUNGAN dengan POLA KEHIDUPAN LANSIA di kelurahan pudak payung kec banyumanik, semarang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Indikator Konten Kuesioner

BAB I PENDAHULUAN. Kota Kepanjen merupakan ibukota baru bagi Kabupaten Malang. Sebelumnya ibukota Kabupaten Malang berada di Kota Malang ( Berdasarkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban

BAB V STRATEGI PRIORITAS PENANGANAN KAWASAN PERMUKIMAN CILOSEH

Tabel 19. Selisih Serapan dan Emisi Karbon Dioksida. (ton) ,19 52,56 64,59 85,95 101, , , ,53

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ruang Kota dan Perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. keberadaan ruang terbuka hijau khususnya ruang terbuka hijau publik.

BAB VI DATA DAN ANALISIS

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INVENTARISASI SERAPAN KARBON OLEH RUANG TERBUKA HIJAU DI KOTA MALANG, JAWA TIMUR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo

BAB IV PENGAMATAN PERILAKU

Transkripsi:

62 b a BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG RUANG TERBUKA DI KELURAHAN TAMANSARI Bahasan analisis mengenai persepsi masyarakat tentang identifikasi kondisi eksisting ruang terbuka di Kelurahan Tamansari, analisis kebutuhan ruang terbuka berdasarkan standar, persepsi masyarakat tentang peningkatan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari. 4.1 Identifikasi Kondisi Eksisting Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai hasil observasi yang dilakukan mengenai identifikasi kondisi eksisting ruang terbuka (ruang terbuka hijau dan terbuka non hijau) yang ada di Kelurahan Tamansari. Adapun yang menjadi bahan identifikasi adalah jumlah ruang terbuka, sebaran, serta kondisi bentuk dan fisik. 4.1.1 Jumlah dan Sebaran Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Hasil Observasi Berdasarkan hasil observasi lapangan yang telah dilakukan mengenai jumlah dan sebaran ruang terbuka, baik ruang terbuka non hijau mau pun ruang terbuka hijau yang ada di Kelurahan Tamansari dapat dilihat pada tabel IV.1 berikut ini : Tabel IV.1 Sebaran Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Hasil Observasi No RW Jumlah (unit) 1 RW 01 1 2 RW 02 1 3 RW 03 1 4 RW 04 1 5 RW 05 1 6 RW 06 1 7 RW 07 1 8 RW 08 2 9 RW 09 1 10 RW 10 1 11 RW 11 1 62

63 No RW Jumlah (unit) 12 RW 12 2 13 RW 13 1 14 RW 14 1 15 RW 15 1 16 RW 16 1 17 RW 17 1 18 RW 18 1 19 RW 19 1 20 RW 20 1 Jumlah 22 Sumber : Hasil Survey, 2012 Dapat diketahui dari tabel IV.1 diatas bahwa ruang terbuka berupa lapangan olahraga terdapat disetiap RW, lapangan olahraga tersebut berupa lapangan badminton. Hal ini menandakan bahwa ruang terbuka di kelurahan telah tersebar dengan baik disetiap RW. Berdasarkan tabel IV.1 di atas dapat diketahui bahwa hampir disetiap RW terdapat Ruang Terbuka berupa lapangan olahraga. Sedangkan untuk Ruang Terbuka Hijau berupa taman masih sangat sedikit, namun untuk ruang terbuka hijau berupa pekarangan rumah berupa tanaman dalam pot. 4.1.2 Bentuk Ruang Terbuka Yang Terdapat Di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Hasil Observasi Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bentuk eksisting ruang terbuka di Kelurahan Tamansari berdasarkan hasil observasi dapat dilihat pada tabel IV.2 di bawah ini : Tabel IV.2 Bentuk Ruang Terbuka Eksisting Di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Hasil Observasi No RW Jumlah (unit) Bentuk 1 RW 01 1 Lapangan badminton. 2 RW 02 1 Lapangan badminton. 3 RW 03 1 Lapangan badminton. 4 RW 04 1 Lapangan badminton. 5 RW 05 1 Lapangan badminton. 6 RW 06 1 Lapangan badminton. 7 RW 07 1 Lapangan badminton.

64 No RW Jumlah (unit) Bentuk Lapangan badminton, lapangan futsal 8 RW 08 2 9 RW 09 1 Lapangan badminton. 10 RW 10 1 Lapangan badminton. 11 RW 11 1 Lapangan badminton. 12 RW 12 2 Lapangan badminton, taman 13 RW 13 1 Lapangan badminton. 14 RW 14 1 Lapangan badminton. 15 RW 15 1 Lapangan badminton. 16 RW 16 1 Lapangan badminton. 17 RW 17 1 Lapangan badminton. 18 RW 18 1 Lapangan badminton. 19 RW 19 1 Lapangan badminton. 20 RW 20 1 Lapangan badminton. Jumlah 22 a. dari tabel IV.2 dapat diketahui bahwa terdapat ruang terbuka berupa taman berada pada RW 12, sedangkan pada RW lainnya hanya terdapat ruang terbuka berupa lapangan olah raga yang diberi perkerasan sehingga tidak dapat menjadi resapan air. b. Berdasarkan tabel IV.2 juga diketahui bahwa RW 08 dan RW yang terdapat Ruang Terbuka berupa lapangan futsal, sedangkan hampir di setiap RW di Kelurahan Tamansari, memiliki ruang terbuka berupa lapangan badminton. c. Ruang Terbuka Hijau pekarangan rumah di Kawasan Sempadan Sungai Cikapundung sebagian besar rumah tidak memiliki pekarangan rumah berupa taman. Karena keterbatasan luas halaman dengan jalan lingkungan yang sempit banyak rumah yang memiliki ruang terbuka berupa RTH Lingkungan Perumahan kecil, dengan model pemanfaatan efisien halaman sempit atau terbatas sebagai Ruang Terbuka Hijau. Dalam hal ini model yang dipergunakan adalah tanaman dalam pot. d. Berdasarkan hasil dari observasi yang dilakukan di Kawasan Sekitar Sungai Cikapundung, jalur hijau hanya terdapat di jalan utama RW di Kelurahan Tamansari, namun untuk di gang-gang yang terdapat di setiap

65 RW tidak memiliki jalur hijau. Jalur hijau yang ada tidak di sepanjang jalan RW, hanya berupa segmen di jalan utama tersebut. 4.1.3 Kondisi Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Hasil Observasi Kondisi Ruang Terbuka berdasarkan hasil observasi yaitu, kondisi yang ada pada saat ini menurut hasil observasi langsung yang telah dilakukan adalah masih banyaknya kekurangan di berbagai aspek, diantaranya ketersediaan, bentuk maupun kondisi ruang terbuka. Selanjutnya mengenai kondisi eksisting ruang terbuka di Kelurahan Tamansari dapat dilihat pada tabel IV.3 berikut ini : Tabel IV.3 Kondisi Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Hasil Observasi No Bentuk Ruang Terbuka 1 Taman Terawat Tidak Terawat 2 Lapangan Olahraga 4 Jalur Hijau

66 No Bentuk Ruang Terbuka Terawat Tidak Terawat 5 Pekarangan Rumah Sumber : Hasil Analisis 2012 Keadaan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari lebih banyak yang kondisinya tidak terawat. Ruang terbuka yang berbentuk lapangan banyak yang kondisinya tidak terawat karena kurangnya partisipasi dari warga sekitar dalam menjaga dan melestarikan lapangan tersebut, namun ada juga lapangan yang memiliki kondisi baik. Sedangkan untuk Ruang Terbuka berupa jalur hijau kondisinya terawat karena masyarakat sudah sering mendapatkan penyuluhan tentang pentingnya jalur hijau bagi mereka sehingga warga yang pada sisi rumahnya ditanami pohon untuk jalur hijau mau merawat tanaman tersebut, begitu juga yang terjadi pada Ruang Terbuka Hijau yang berbentuk perkarangan rumah warga kondisinya terawat dan sudah banyak warga yang menyediakan tempat untuk menanam pohon dipekarangannya dan juga tanaman dalam pot.

67 Kegiatan khusus Kegiatan yang rutin dilaksanakan diruang terbuka di Kelurahan Tamansari adalah kegiatan kesenian berupa karinding yang dilaksanakan rutin setiap minggunya. Adapun kegiatan yang dilakukan masyarakat di ruang terbuka di Kelurahan Tamansari yang ada yaitu olahraga futsal dan sebagai tempat bermain anak. Hal ini dapat dilihat pada tabel IV.4 berikut ini. Tabel IV.4 Kegiatan Rutin Yang Diadakan Di Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari No Jenis kegiatan Keterangan Intensitas 1 Olahraga Futsal sepakbola Setiap hari 2 Kesenian Karinding Setiap minggu 3 Rekreasi Anak-anak bermain Setiap hari Berdasarkan tabel IV.4 terlihat bahwa jenis kegiatan yang rutin dilakukan di ruang terbuka yang terdapat di Kelurahan Tamansari adalah sebagai sarana rekreasi sebesar 38%, dimana rekreasi yang dimaksud adalah tempat bermain anak. Kegiatan tersebut dilakukan setiap hari di Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari. 4.2 Analisis Kebutuhan Ruang Terbuka Berdasarkan Standar Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian yang dilakukan mengenai kebutuhan Ruang Terbuka yang ada di Kelurahan Tamansari. Adapun yang akan dibahas adalah : Jumlah kebutuhan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari berdasarkan standar Perbandingan hasil perhitungan kebutuhan standar dengan ketersediaan jumlah eksisting. Berikut akan diuraikan penjelasan mengenai jumlah kebutuhan berdasarkan standar dan perbandingannya:

68 4.2.1 Jumlah Kebutuhan Ruang Terbuka Berdasarkan Standar A. Ruang Terbuka Hijau a. Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Seperti yang telah dijelaskaan pada bab sebelumnya mengenai arahan penyediaan Ruang Terbuka Hijau pada Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW atau 2.500 penduduk, khususnya kegiatan remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta menampung kegiatan masyarakat lainnya di lingkungan RW tersebut. Standar luas taman ini adalah 0,5 m 2 per penduduk RW, dengan luas minimal 1.250 m 2. Idealnya lokasi taman berada pada radius 200 m sampai 300 m. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 10 (sepuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang. b. Ruang Terbuka Hijau Kelurahan Ruang Terbuka Hijau kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kelurahan atau 30.000 penduduk. Luas taman ini minimal 0,30 m 2 per penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m 2. Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 80% - 90% dari luas taman, sisanya dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan berbagai aktivitas. Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman sesuai keperluan, juga terdapat minimal 25 (duapuluhlima) pohon pelindung dari je nis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman aktif dan minimal 50 (limapuluh) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang untuk jenis taman pasif.

69 Berdasarkan aturan di atas dapat diketahui bahwa untuk jumlah penduduk sebesar 2.500 m 2 atau setingkat dengan Taman Rukun Warga dan jumlah penduduk sebesar 30.000 jiwaatau setingkat dengan Taman Kelurahan. Selanjutnya akan dijelaskan pada penjelaskan berikut ini. c. Jalur hijau Untuk jalur hijau jalan, Ruang Terbuka Hijau dapat disediakan dengan penempatan tanaman antara 20 30% dari ruang milik jalan (rumija) sesuai dengan klas jalan. Untuk menentukan pemilihan jenis tanaman, perlu memperhatikan 2 (dua) hal, yaitu fungsi tanaman dan persyaratan penempatannya. d. Ruang Terbuka Non Hijau Skala Rukun Warga (Lapangan RW) Ruang Terbuka Non Hijau Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya di lingkungan RW tersebut. Luas taman ini minimal 0,5 m2 per penduduk RW, dengan luas minimal 1.250 m2. Lokasi taman berada pada radius kurang dari 1000 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayaninya (SNI No. 03-1733 tahun 2004). Pada penyediaan lahan parkir umum untuk area permukiman skala RW (2.500 penduduk) lokasinya diarahkan pada setiap pusat lingkungan permukiman pada skala RW, dengan standar penyediaan 400m2, dan penggunaannya yang juga sekaligus berfungsi sebagai pangkalan sementara kendaraan angkutan publik. e. Ruang Terbuka Non Hijau Skala Kelurahan (Lapangan/Alun-Alun Kelurahan) Ruang Terbuka Non Hijau kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan untuk melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2 per penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2. Lokasi taman berada pada wilayah kelurahan yang bersangkutan (SNI No. 03-1733 tahun 2004).

70 Pada penyediaan lahan parkir umum untuk area permukiman skala kelurahan (30.000 penduduk) lokasinya diarahkan pada setiap pusat lingkungan permukiman pada skala kelurahan, dengan standar penyediaan 2.000 m 2, dan dipisahkan dengan terminal wilayah kelurahan (seluas 1.000 m 2 ) dan pangkalan oplet/angkot (seluas 200 m 2 ). 4.2.2 Jumlah Kebutuhan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari Berdasarkan Standar Masyarakat di kawasan sekitar Sungai Cikapundung Kelurahan Tamansari mengenai jumlah kebutuhan akan ruang terbuka, ruang terbuka hijau di lingkungan mereka. Untuk lebih lanjut dapat dilihat pada tabel IV.4 berikut ini : No Tabel IV.5 Jumlah Kebutuhan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Ruang Terbuka 1 Lapangan olahraga 2 Lapangan parkir Standar luasan taman untuk bermain dan berolah raga sebesar 1,5 m 2 /penduduk (Green for Life: 2004). 3 Taman Taman Kelurahan untuk melayani 30.000 jiwa Taman RW untuk melayani 2.500 jiwa Jumlah Sumber : Hasil Analisis 2012 Jumlah Penduduk Kebutuhan Kelurahan Tamansari 24.897 jiwa 37.345 m 2 standar penyediaan 24.897 jiwa 2.000 m 2 2.000 m 2 24.897 jiwa 1 9 Berdasarkan tabel IV.4 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah kebutuhan akan ruang terbuka di kelurahan yang tinggal di Kawasan Sekitar Sungai Cikapundung adalah taman kelurahan sebanyak 1 unit dan taman RW 9 unit sedangkan jumlah taman yang ada di Kelurahan Tamansari masih kurang terutama taman RW, Ruang Terbuka lebih banyak berupa lapangan olahraga yaitu lapangan badminton dan lapangan futsal.

71 4.2.3 Perbandingan Jumlah Kebutuhan Dengan Jumlah Ruang Terbuka Eksisting di Kelurahan Tamansari Berdasarkan hasil perhitungan sebelumnya mengenai jumlah kebutuhan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari dibandingkan dengan jumlah eksisting hasil observasi, maka dapat diketahui penilaian mengenai kecukupan Ruang terbuka di Kelurahan Tamansari. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.6 berikut ini. Tabel IV.6 Perbandingan Jumlah Kebutuhan Dengan Jumlah Eksisting Ruang Terbuka di No Bentuk Ruang terbuka 1 Lapangan olahraga Kelurahan Tamansari Eksisting 21 (2.009 m 2 ) Jumlah kebutuhan Penilaian 37.345 m 2 Kurang mencukupi kebutuhan 2 Lahan parkir 2 2.000 m 2 Kurang mencukupi kebutuhan 3 Taman 1 taman RW 1 taman kelurahan 9 taman RW Kurang mencukupi kebutuhan Sumber : Hasil Analisis 2012 Dari tabel IV.6 di atas dapat dengan jelas diketahui bahwa, perbandingan antara kebutuhan akan ruang terbuka terhadap tingkat kebutuhan menurut standar masih belum optimal, karena berdasarkan penilaian kebutuhan yang didapatkan dari hasil perhitungan jumlah ruang terbuka eksisting belum mencukupi. Dari hasil perhitungan luas lapangan badminton adalah 81,74 m 2, dengan panjang lapangan 13,4 m 2 dan lebar lapangan 6,1 m 2. Hasil perhitungan tersebut dikalikan dengan jumlah lapangan badminton di Kelurahan Tamansari, sehingga luas total adalah 1634.8 m 2. Sedangkan untuk lapangan futsal, dari hasil perhitungan luas lapangan badminton adalah 375 m 2, dengan panjang lapangan 25 m 2 dan lebar lapangan15 m 2. Maka luas lapangan olahraga yang ada di kelurahan Tamansari adalah 2009,8 m 2.

72 4.3 Persepsi Masyarakat Tentang Peningkatan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai persepsi masyarakat tentang upaya peningkatan Ruang Terbuka, yang selanjutnya akan dibagi atas persepsi masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Sungai Cikapundung tentang ketersediaan ruang terbuka dan upaya masyarakat dalam penyediaan ruang terbuka. Selanjutnya akan di bahas pada subbab di bawah ini. 4.3.1 Persepsi Masyarakat Tentang Upaya Peningkatan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari a. Persepsi Masyarakat Tentang Penilaian Penting Atau Tidak Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari Selanjutnya akan memperlihatkan penilaian masyarakat mengenai seberapa pentingnya keberadaan ruang terbuka bagi masyarakat di Kelurahan Tamansari, tabel IV.7 berikut ini akan memperlihatkan tingkat kepentingan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari. Tabel IV.7 Persepsi Masyarakat Tentang Penilaian Penting Atau Tidak Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari No Penting atau Tidak Ruang Terbuka Jumlah (%) 1 Penting 76 2 Tidak Penting 24 Jumlah 100

73 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Penting Tidak Penting Gambar 4.1 Proporsi Penilaian Masyarakat Tentang Penting Atau Tidak Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari Dari tabel IV.7 dan gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa keberadaan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari memiliki tingkat persentase yang tinggi, karena 76% memilih bahwa keberadaan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari merupakan hal yang penting. Selanjutnya akan menjelaskan persepsi masyarakat mengenai kapasitas Ruang Terbuka yang ada saat ini bagi masyarakat yang tinggal di Kelurahan Tamansari. b. Persepsi Masyarakat Tentang Kapasitas Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Kapasitas ruang terbuka hijau di Kelurahan Tamansari kurang memadai untuk menampung kegiatan masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar sungai cikapundung. Dan untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel IV.8 berikut ini: Tabel IV.8 Persepsi Masyarakat Tentang Penilaian Cukup atau Tidak Akan Kapasitas Ruang Terbuka Berdasarkan Bentuk Di Kelurahan Tamansari No Bentuk Cukup Memadai (%) Tidak Cukup Memadai (%) 1 Lapangan Olahraga 52 48 2 Taman 10 90

74 No Bentuk Cukup Memadai (%) Tidak Cukup Memadai (%) 3 Lahan Parkir 12 88 4 Pekarangan rumah 79 21 100 90 80 70 60 50 40 30 Cukup Memadai Tidak Cukup Memadai 20 10 0 Lapangan Olahraga Taman Lahan Parkir Pekarangan rumah Gambar 4.2 Proporsi Penilaian Masyarakat Mengenai Cukup Atau Tidak Kapasitas Ruang Terbuka Berdasarkan Bentuk Di Kelurahan Tamansari Dapat dilihat dari gambar 4.2 Proporsi Penilaian Masyarakat Mengenai Cukup Atau Tidak Kapasitas Ruang Terbuka Berdasarkan Bentuk Di Kelurahan Tamansari yang ada saat ini yaitu lapangan, taman, lahan parkir, ruang terbuka hijau pekarangan rumah. Untuk lapangan olahraga masyarakat menilai cukup dikarenakan sebaran ruang terbuka berupa lapangan yang ada hampir disetiap RW, namun dalam hal kondsi yaitu tidak mencukupi karena kondisi yang ada saat ini kurang terawat. Sedangkan untuk taman, masyarakat menilai tidak cukup karena dari jumlah taman yang kurang mencukupi. Untuk lahan parkir sebagian besar masyarakat menilai tidak cukup dan untuk ruang terbuka berupa pekarangan rumah masyarakat menilai cukup karena hampir disetiap rumah memiliki ruang terbuka hijau, baik berupa pekarangan rumah maupun tanaman dalam pot.

75 c. Persepsi Masyarakat Tentang Fungsi dari Ruang Terbuka eksisting di Kelurahan Tamansari Fungsi dari ruang terbuka terbagi atas empat (4) fungsi yaitu : 1. fungsi secara ekologi, sebagai penyerap air 2. fungsi secara sosial, sebagai sarana sosialisasi bagi masyarakat sekitar, maupun sebagai taman bermain. 3. fungsi secara ekonomi, memiliki nilai ekonomis diantaranya menambah pendapatan bagi daerah setempat 4. fungsi secara arsitektural, memberikan efek nyaman. keindahan atau sebagai penambah citra kota, Adapun fungsi ruang terbuka menurut persepsi masyarakat di Kelurahan Tamansari, dapat dilihat pada tabel IV.9 berikut ini. Tabel IV.9 Persepsi Masyarakat Tentang Fungsi dari Ruang Terbuka eksisting di Kelurahan Tamansari no Fungsi Ruang Terbuka Jumlah (%) 1 Ekologi - 2 Sosial 53 3 Ekonomi 9 4 Arsitektural 28 Jumlah 100 Sumber : Hasil Analisis 2012 60 50 40 30 20 10 0 Ekologi Sosial Ekonomi Arsitektural Gambar 4.3 Proporsi Mengenai Persepsi Masyarakat Tentang Fungsi dari Ruang Terbuka eksisting di Kelurahan Tamansari

76 Berdasarkan tabel IV.9 dan gambar 4.3 mengenai persepsi masyarakat mengenai fungsi, masyarakat memilih sarana sosial sebagai fungsi dominan dari Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari. Dimana masyarakat mempergunakan ruang terbuka yang ada, khusunya lapangan sebagai sarana bermain bagi anak maupun untuk berbagai kegiatan masyarakat. d. Persepsi Masyarakat Tentang Tingkat Pemanfaatan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Persepsi masyarakat tentang tingkat pemanfaatan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari, dinilai dari seberapa sering tingkat pemanfaatan secara sosial, pemanfaatan sebagai sarana olahraga maupun pemanfaatan sebagai sarana rekreasi bagi anak. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel IV.10 berikut ini. Tabel IV.10 Tabel Persepsi Masyarakat Tentang Tingkat Pemanfaatan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Jenis Tingkat pemanfaatan (%) pemanfaatan Sering Cukup sering Tidak pernah Sosial 14 49 37 Olahraga 74 17 9 Rekreasi 25 54 21 Sumber : Hasil Analisis 2012 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sosial Olahraga Rekreasi Sering cukup sering Tidak pernah Gambar 4.4 Proporsi Persepsi Masyarakat Tentang Tingkat Pemanfaatan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari

77 berdasarkan tabel IV.10 dan gambar 4.4 dapat dilihat untuk persepsi masyarakat tentang tingkat pemanfaatan secara sosial persentase teringgi adalah cukup sering, sedangkan untuk pemanfaatan sebagai sarana olahraga sering digunakan, untuk rekreasi cukup sering dipergunakan. Hal ini menunjukan bahwa ruang terbuka yang ada di Kelurahan Tamansari paling sering pemanfaatannya sebagai sarana olahraga. e. Persepsi Masyarakat Tentang Penilaian Jumlah Ketersediaan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Persepsi masyarakat atas penilaian ketersediaan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari dibagi atas 2 (dua) kategori yaitu : Cukup Cukup untuk menunjukan bahwa responden telah merasa cukup dengan jumlah ruang terbuka baik berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau yang ada di Kelurahan Tamansari Tidak Cukup Tidak cukup untuk menunjukan bahwa responden merasa tidak cukup atas ketersediaan ruang terbuka baik berupa ruang terbuka hijau maupun ruang terbuka non hijau yang ada di Kelurahan Tamansari Selanjutnya mengenai penilaian atas ketersediaan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari akan dijelaskan pada tabel IV.11 di bawah ini. Tabel IV.11 Proporsi Penilaian Masyarakat Tentang Penting Atau Tidak Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari No Bentuk Cukup Tidak Cukup Memenuhi (%) Memenuhi (%) 1 Lapangan olahraga 42 58 2 Taman 10 90 3 Lahan parkir 12 88 4 Pekarangan rumah 79 21

78 100 90 80 70 60 50 40 30 Cukup Memenuhi Tidak Cukup Memenuhi 20 10 0 Lapangan olahraga Taman Lahan parkir Pekarangan rumah Gambar 4.5 Proporsi Atas Persepsi Masyarakat Tentang Penilaian Ketersediaan Ruang Terbuka Berdasarkan Bentuk Berdasarkan tabel IV.11 Dan gambar 4.5 teridentifikasi bahwa masyarakat menilai tingkat kecukupan dengan ketersediaan Ruang Terbuka yang ada berdasarkan bentuk adalah masyarakat merasa tidak cukup dengan tingkat ketersediaan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari. Ruang terbuka sendiri terbagi atas Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang didalamnya termasuk taman dan pekarangan rumah, serta Ruang Terbuka Non Hijau (RTNH) yang diantaranya berupa lapangan olahraga dan lapangan parkir. f. Masalah Dalam bagian ini akan membahas tentang masalah yang dirasakan masyarakat tentang Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari. Adapun masalah yang dirasakan mengenai Ruang Terbuka dapat dilihat pada tabel IV.12 berikut ini.

79 Tabel IV.12 Persepsi Masyarakat Tentang Masalah Yang Dirasakan Tentang Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari No Masalah Mengenai Ruang Terbuka Jumlah 1 Kurangnya jumlah Ruang Terbuka 34 2 Buruknya kondisi Ruang Terbuka 54 3 Kurangnya Dana dari pemerintah 12 Jumlah 100 60 50 40 30 20 10 0 Kurangnya jumlah Ruang Terbuka Buruknya kondisi Ruang Terbuka Kurangnya Dana dari pemerintah Gambar 4.6 Grafik Persepsi Masyarakat Mengenai Masalah Yang Dirasakan Tentang Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari Berdasarkan tabel IV.12 dan gambar 4.6 dapat dilihat bahwa buruknya kondisi Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari merupakan masalah terbesar yang dirasakan oleh masyarakat, meskipun ruang terbuka yang ada berupa lapangan telah cukup tersebar, namun kondisi yang ada tidak terawat. Selanjutnya kurangnya jumlah ruang terbuka yang ada saat ini di Kelurahan Tamansari, karena jumlah yang ada sebagian besar berupa ruang terbuka non hijau sedangkan untuk ruang terbuka hijau masih kurang. Dan yang terakhir adalah kurangnya dana dari pemerintah, karena measyarakat menilai penambahan maupun pengembangan ruang terbuka adalah tanggung jawab pemerintah.

80 4.3.2 Upaya Penyediaan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Dalam upaya penyediaan ruang terbuka menurut persepsi masyarakat di Kelurahan Tamansari adalah perlu atau tidaknya ditambah maupun pengembangan ruang terbuka, selanjutnaya akan di jelaskan pada tabel IV.13 di bawah ini : a. Persepsi Masyarakat Tentang Setuju Atau Tidak Terhadap Upaya Penambahan Maupun Pengembangan Ruang Terbuka Dalam bagian ini akan diterangkan mengenai persepsi masyarakat tentang setuju atau tidak dengan adanya upaya peningkatan baik berupa penambahan maupun pengembangan ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari. Adapun upaya penyediaan Ruang Terbuka dapat dilihat pada tabel IV.13 berikut ini. Tabel IV.13 Setuju atau Tidak Masyarakat Di Kelurahan Tamansari Mengenai Upaya Pengembangan Ruang Terbuka No Upaya Setuju (%) Tidak setuju (%) 1 dikembangkan atau ditambah 81 19 Ruang Terbuka 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Setuju Tidak setuju Gambar 4.7 Proporsi Penilaian Masyarakat Setuju Atau Tidak Mengenai Upaya Pengembangan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari

81 Berdasarkan tabel IV.13 dan gambar 4.7 teridentifikasi bahwa sebagian besar setuju dengan upaya dikembangkannya ruang terbuka di Kelurahan Tamansari khususnya di Kawasan Sekitar Sungai Cikapundung. Nilai dari tingkat persetujuan masyarakat yang setuju dengan upaya pengembangan ruang terbuka adalah 81% Sedangkan sisanya sebesar 19% tidak setuju adalah masyarakat yang tinggal di kawasan sekitar Sungai Cikapundung, karena mereka tidak mau jika adanya upaya pengembangan yang akan menggunakan lahan tempat tinggal mereka, yang berarti mereka harus mencari tempat tinggal baru. b. Persepsi Masyarakat Tentang Model Yang Cocok Dikembangkan Ruang Terbuka di Kelurahan Tamansari Model yang cocok dikembangkan di Kelurahan Tamansari khususnya kawasan sekitar Sungai Cikapundung menurut persepsi masyarakat adalah sebagai berikut Tabel IV.14 Persepsi Masyarakat Tentang Model Yang Cocok Dikembangkan Di Kawasan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari No Upaya Jumlah (%) 1 Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Perumahan Kecil 55 2 Ruang Terbuka Hijau Jalan 27 Lingkungan Yang Sempit 3 Ruang Terbuka Hijau Jalur Hijau 18 Jumlah 100

82 60 50 40 30 20 10 0 Ruang Terbuka Hijau Lingkungan Perumahan Kecil Ruang Terbuka Hijau Jalan Lingkungan Yang Sempit Ruang Terbuka Hijau Jalur Hijau Gambar 4.8 Proporsi Terhadap Persepsi Masyarakat Tentang Model Yang Cocok Dikembangkan Di Kawasan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari Berdasarkan tabel IV.14 dan gambar 4.8 dapat diketahui jumlah yang paling tinggi adalah mengenai model yang dikembangkan 55% upaya penyediaan Ruang Terbuka (Ruang Terbuka Hijau dan Ruang terbuka Non Hijau) dengan model ruang terbuka hijau lingkungan perumahan kecil, diantaranya yaitu berupa tanaman dalam pot. Karena tanaman dalam pot tidak memerlukan lahan yang cukup luas, sehingga bisa di taruh di sekitar rumah mereka. Sedangkan untuk jalur hijau paling sedikit dipilih karena umumnya masyarakat kurang mengetahui jalur hijau. c. Persepsi Masyarakat Tentang Rencana Penyediaan Jalur Hijau Di Kelurahan Tamansari Persepsi masyarakat tentang rencana upaya peningkatan ruang terbuka, yaitu ruang terbuka hijau berupa jalur hijau di Kelurahan Tamansari khususnya di kawasan sekitar Sungai Cikapundung terdapat pada tabel IV.15 berikut ini.

83 Tabel IV.15 Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Peningkatan Ruang Terbuka Berupa Jalur Hijau Di Kelurahan Tamansari No Upaya Setuju (%) Tidak Setuju (%) 1 Ruang Terbuka Hijau di Kelurahan Tamansari 56 44 khususnya di Kawasan Sekitar Sungai Cikapundung Berupa Jalur Hijau 60 50 40 30 20 10 0 setuju tidak setuju Gambar 4.9 Proporsi Atas Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana Peningkatan Ruang Terbuka Berupa Jalur Hijau Di Kelurahan Tamansari Berdasarkan tabel IV.15 Dan gambar 4.9 teridentifikasi bahwa sebagian besar masyarakat setuju dengan rencana upaya peningkatan ruang terbuka hijau berupa jalur hijau dengan nilai56%, masyarakat yang setuju dengan rencana upaya peningkatan ruang terbuka hijau berupa jalur hijau umumnya adalah masyarakat yang menilai kurangnya ruang terbuka yang ada saat ini, hal ini setelah masyarakat diberi pengertian jalur hijau. Sedangkan untuk yang tidak setuju adalah masyarakat yang umumnya tinggal di kawasan sekitar sempadan Sungai Cikapundung yang khawatir tempat tinggalnya di relokasi, yang selanjutnya akan dijelaskan pada penjelasan di bawah ini.

84 d. Persepsi Masyarakat Tentang Relokasi Terhadap Upaya Pengembangan Ruang Terbuka Di Sempadan Sungai Cikapundung Kelurahan Tamansari Pada bagian ini menjelaskan persepsi mengenai tentang relokasi terhadap rencana upaya peningkatan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari. Adapun upaya relokasi tersebut dapat dilihat pada tabel IV.16 berikut in Tabel IV.16 Persepsi Masyarakat Tentang Relokasi Terhadap Upaya Pengembangan Ruang Terbuka Di Sempadan Sungai Cikapundung Kelurahan Tamansari No Upaya Setuju (%) Tidak Setuju (%) 1 Dibangun Tempat Tinggal Tak Jauh Dari Lokasi 34 66 2 Penggantian Dengan Uang 66 34 70 60 50 40 30 20 Dibangun Tempat Tinggal Tak Jauh Dari Lokasi Penggantian Dengan Uang 10 0 Setuju Tidak Setuju Gambar 4.10 Proporsi Atas Persepsi Masyarakat Tentang Relokasi Terhadap Upaya Pengembangan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari

85 Berdasarkan tabel IV.16 dan gambar 4.10 teridentifikasi bahwa 66% memilih penggantian dengan uang yang sesuai. Masyarakat setuju diadakannya relokasi bila pemerintah berniat untuk membuat ruang terbuka hijau di kawasan sekitar sungai cikapundung dengan penggantian berupa kompensasi/uang. Karena masyarakat di Kelurahan Tamansari khususnya kawasan sekitar Sungai Cikapundung menyadari bahwa lahan yang mereka tempati adalah tanah milik Pemerintah Kota Bandung. Sedangkan masyarakat yang setuju dengan dibangunnya tempat tinggal yang baru sebesar 44%, namun jaraknya tidak jauh dari lokasi tempat tinggal mereka. Hal ini dikarenakan masyarakat tersebut merasa nyaman dengan dengan lingkungan saat ini. e. Peran Serta Masyarakat Bagian ini berisi tentang peran serta masyarakat dalam rencana upaya peningkatan ruang terbuka di Kelurahan Tamansari, yaitu dalam berupa ide/pikiran, tenaga,serta finansial yang dapat dilihat pada tabel IV.18 berikut ini. Tabel IV.17 Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari no Peran serta masyarakat Jumlah (%) 1 Ide/Pikiran 13 2 Tenaga 87 3 Finansial - Jumlah 100

86 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Ide/Pikiran Tenaga Finansial Gambar 4.12 Grafik Peran Serta Masyarakat Dalam Upaya Peningkatan Ruang Terbuka Di Kelurahan Tamansari Masyarakat memilih untuk menyumbangkan tenaga sebesar 87% peran serta masyarakat dalam penyediaan Ruang Terbuka, baik berupa menjaga dan melestarikan ruang terbuka hijau maupun dalam hal penambahan ruang terbuka hijau. Sedangkan untuk finansial tidak ada yang memilih karena menurut masyarakat yang bertanggung jawab atas pendanaan terhadap peningkatan ruang terbuka adalah tanggung jawab pemerintah.