I. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya (Aloe vera) berasal dari kepulauan Canary. vitamin, mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

dokumen-dokumen yang mirip
WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Tanaman lidah buaya sudah dimanfaatkan sebagai tanaman hias, bahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian merupakan sektor yang mendapatkan perhatian cukup besar dari

PONTIANAK DALAM PANGAN BERBAHAN BAKU LIDAH BUAYA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang selama ini masih

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang mayoritas masyarakatnya bermata

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Buah-buahan merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memegang

I. PENDAHULUAN. famili Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan) merupakan salah satu tanaman

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan pasal 1 ayat (6) menyatakan bahwa buah lokal adalah semua jenis buahbuahan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan mempunyai

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Krisis ekonomi yang melanda lndonesia sejak pertengahan bulan. Sektor pertanian di lndonesia dalam masa krisis ekonomi tumbuh positif,

I PENDAHULUAN (%) (%) (%) Buahbuahan , , , ,81

PENDAHULUAN. pangan nasional. Komoditas ini memiliki keragaman yang luas dan berperan

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS Es Dawet Lidah Buaya

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian sebagai penyedia bahan baku untuk sektor industri. Produksi sektor

BAB I PENDAHULUAN. Komoditas hortikultura tergolong komoditas yang bernilai ekonomi tinggi

PENDAHULUAN. Latar Belakang Sektor pertanian Indonesia terdiri dari enam sub sektor, yaitu sub sektor

I. PENDAHULUAN. ekonomi. Peranan sektor pertanian memiliki kontribusi terhadap Produk

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam menopang kehidupan

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Luka bakar merupakan masalah pada kulit yang sering terjadi di

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,


I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. buahan juga bersifat spesifik lokasi, responsif terhadap teknologi maju, produk

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang terkenal dengan sebutan negara agraris,

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Tahun (Milyar rupiah)

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

I. PENDAHULUAN. Komoditi. commit to user

BAB II KELURAHAN TUGU SEBAGAI SENTRA BELIMBING. Letak geografis Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan alam Indonesia sangat melimpah, tak heran jika banyak aneka jenis

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jeruk Pontianak (Citrus nobilis) adalah jenis jeruk siam yang telah lama menjadi

I. PENDAHULUAN menunjukkan bahwa masih rendahnya kepercayaan atau loyalitas konsumen

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

Bab 5 H O R T I K U L T U R A

I. PENDAHULUAN. kontribusi besar dalam pengembangan pertanian di Indonesia. Dalam beberapa

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting di Indonesia, oleh sebab itu

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha Triwulan-I Tahun

I. PENDAHULUAN. nasional. Pembangunan pertanian memberikan sumbangsih yang cukup besar

I. PENDAHULUAN. pangan, tanaman hias, hortikultura, perkebunan dan kehutanan. Potensi ekonomi

UKDW I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan salah satu spesies jamur

KUESIONER PENELITIAN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

14 Cara Menghilangkan Komedo Secara Alami dan Terbukti Ampuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan nilai tambah, daya saing dan ekspornya adalah produk hortikultura.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi Tanaman Sayuran di Indonesia Tahun Produksi (Ton)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan, karena didukung oleh sumber daya alam dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. asli Indonesia. Daerah asalnya adalah India dan Afrika Tengah. Tanaman ini

PETA PENELITIAN TERHADAP 12 JENIS BUAH LOKAL INDONESIA PADA SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI LULUSAN IPB

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis tanaman. Karena itu pertanian merupakan salah satu sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. yang melimpah. Dalam sektor pertanian, Indonesia menghasilkan berbagai produk

BAB I PENDAHULUAN. yang berskala besar seperti limbah industri rokok, industri kertas, dan industri

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN JERAMI PADI DAN PENAMBAHAN KOTORAN AYAM SEBAGAI MEDIA PERTUMBUHAN JAMUR MERANG (Volvariella volvaceae) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. pertanian haruslah merupakan tujuan utama dari setiap pemerintah sedang berkembang.

I. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris masih mengandalkan sektor pertanian

VII. KOMODITAS UNGGULAN DI KABUPATEN BOGOR

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tahun Bawang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan yang paling esensial bagi manusia untuk

PENINGKATAN PRODUKSI PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. jenis pisang di hutan asli pulau yang ada di seluruh Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoae batatas L) atau ketela rambat atau sweet potato atau dalam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud

2. TANAMAN PANGAN 2.1. Luas Tanam (Ha) Komoditi Tanaman Pangan Kabupaten Luwu, tahun

Pengertian Bahan Pangan Hewani Dan Nabati Dan Pengolahannya

I. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh suatu negara. Indonesia merupakan negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bagi konsumennya sehingga tercipta persaingan yang cukup ketat. Produk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanaman lidah buaya (Aloe vera) berasal dari kepulauan Canary di sebelah Barat Afrika. Lidah buaya adalah tanaman yang sebelumnya terkenal pada jaman Romawi sebagai tanaman untuk merawat kecantikan Ratu Mesir disebabkan tanaman lidah buaya mengandung vitamin- vitamin, mineral yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Dari Afrika, lidah buaya kemudian menyebar ke negara-negara lain, seperti Arab, India, Eropa, Asia Timur, dan Asia Tenggara termasuk Indonesia. Di Indonesia, tanaman ini ditanam oleh penduduk sebagai tanaman obat keluarga sekaligus sebagai tanaman hias, tetapi penanaman secara besar-besaran belum umum dilakukan. Tanaman lidah buaya sudah dikenal oleh masyarakat Pont~anak sebagai tanaman obat dan tanaman hias yang biasa ditanam di pekarangan rumah. Manfaat tanaman lidah buaya adalah untuk mengobati panas dalam, luka bakar, menghentikan pendarahan dan lainlain. Selain itu, tanaman lidah buaya juga bermanfaat untuk melebatkan dan menghitamkan rambut. Pada awalnya masyarakat menanam lidah buaya semata-mata hanya sebagai tanaman sela yang ditanam bersamasama dengan tanaman sayuran. Pemanfaatannya juga masih terbatas, yaitu sebagai tanaman hias dan bahan baku kosmetika (shampo). Masyarakat belum terlalu mernperhatikan atau menghiraukan keuntungan yang diperoieh jika mereka membudidayakan dan berbisnis iidah buaya,

karena pada umumnya petani yang sebagian besar adalah keturunan Cina mempunyai kegiatan lain yaitu berdagang. Kalimantan Barat mempunyai 9 komoditi buah-buahan tropis unggulan, yaitu jeruk siam, durian, langsat, pepaya, salak, nenas, manggis, jagung dan pisang. Dari 9 komoditi tersebut, ada 2 komoditi ditambah dengan I komoditi lain yang dianggap memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif yaitu jagung, lidah buaya, dan pepaya. Dari ketiga komoditi tersebut, hanya tanaman lidah buaya dan pepaya yang dikembangkan di Kota Pontianak, yaitu di Kecamatan Pontianak Utara yang merupakan kecamatan dengan wilayah terluas di Pontianak sebagai sentra produksi. (Dinas Pertanian Tanaman Pangan, 2000) Kota Pontianak sebagai ibukota Propinsi Kalimantan Barat termasuk wilayah yang berada pada daerah tropis basah dan terkenal sebagai daerah khatulistiwa, memberi kondisi yang cocok untuk perkembangan lidah buaya dan pepaya. Hal ini disebabkan untuk perkembangan dan pertumbuhannya tanaman lidah buaya dan pepaya sangat menyukai tempat yang panas dan sedikit basah. Pada lahan yang disinari matahari penuh, tanaman lidah buaya akan menumbuhkan daun baru asalkan media tanamnya gembur dan subur. Jenis tanah gambut sangat cocok untuk tanaman lidah buaya. Sebagian besar jenis tanah di Kota Pontianak adalah tanah gambut/organosol, yaitu sebesar 51,42% dari luas wilayah di Kota Pontianak. Dari 51,42% tersebut, bagian terluas terdapat di Kecamatan Pontianak Utara yaitu seluas 3.047 hektar. Hal ini seperti yang tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas dan Jenis Tanah Setiap Kecamatan di Kota Pontianak Sumber: Dinas Urusan Pangan Kota Pontianak, 2001 Di kalangan petani keturunan Cina di Kotamadya Pontianak, lidah buaya dikenal dengan nama "Natau" dan dikenal dengan nama spesifik "Medicine Plant" (tanaman obat), yang digunakan sebagai penahan rasa panas pada kulit yang terkena api. Sejalan dengan waktu, pemanfaatan lidah buaya mulai meluas. Tanaman lidah buaya mulai digunakan sebagai bahan baku untuk menghasilkan produk lain. Selain digunakan sebagai bahan baku untuk membuat kosmetika, tanaman lidah buaya juga digunakan membuat minuman dan makanan. Dari sini dapat dilihat bahwa dengan semakin meluasnya pemanfaatan lidah buaya akan meningkatkan permintaan akan tanaman lidah buaya sehingga dapat menjadi sumber mata pencaharian petani dan diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup petani. Berikut ini disajikan perkembangan tanaman lidah buaya di Kota Pontianak (Tabel 2). Tabel 2. Perkembangan Tanaman Lidah Buaya di Kota Pontianak No 1 2 3 4 Tahun 1996 1997 1998 1999 Populasi Tanaman (rumpun) 109.520 222.000 310.800 377.400 Luas (Ha) 14,80 30,OO 42,OO 51,OO Produksi (TonlBln) 140,18 284,16 397,82 483,lO 5 2000 397.750 53,75 509,12 Surnber: Dinas Urusan Pangan Kota Pontianak, 2001

Dari Tabel 2 dapat dilihat bahwa dari tahun ke tahun luas tanah (Ha) yang ditanami lidah buaya semakin meningkat. Pada tahun 1996, luas yang ditanami adalah 14,80 hektar dan terus meningkat pada tahuntahun berikutnya. Pada tahun 2000, luas lahan yang sudah ditanami adalah 53,75 hektar. Luas lahan yang meningkat, juga meningkatkan populasi tanaman dan produksi lidah buaya. Populasi tanaman yang pada tahun 1996 sebanyak 109.520 rumpun, terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2000, populasi tanaman sudah mencapai 397.570 rumpun. Untuk produksi, pada tahun 1996 sebanyak 140,18 ton per bulan meningkat menjadi 509,12 ton-per bulan pada tahun 2000. Lidah buaya yang dihasilkan di Pontianak dijual dalam dua cara. Sebagian besar petani menjual lidah buaya dalam bentuk segar yaitu tanpa diolah lebih lanjut. Sebagian kecil petani, selain menjual lidah buaya segar juga mengolah lidah buaya menjadi minuman segar, yang diyakini masyarakat luas sangat bermanfaat bagi kesegaran tubuh. Hal ini juga didukung dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dalam ha1 ini Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi terhadap lidah buaya segar (LBS) dan minuman lidah buaya, dimana pada setiap 100 gram minuman lidah buaya terkandung 1,120 mg asam fosfat yang dapat meningkatkan proses metabolisme dalam perut dan mengandung energi 6,88 kalori disamping zat gizi lainnya. Penjualan minuman lidah buaya dilakukan mulai dari kedai-kedai minuman di pinggir jalan, toko-toko, supermarket dan bahkan di hotel berbintang sudah masuk dalam daftar menu sebagai minuman khas Kalimantan Barat.

Menurut hasil penelitian, gel lidah buaya mengandung berbagai macam zat yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Zat-zat ini sangat berguna untuk pertumbuhan tulang, pernbentukan dan penggantian jaringan, pengaturan metabolisme dalam tubuh manusia dan pengaturan gerak syaraf. Adapun zat-zat tersebut antara lain: a. Lignin : mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi. b. Saponin : sebagai bahan antiseptik yang baik. c. Mineral : K, P, Fe, Mg, Ma, Ca danna yang memberikan vitalitas dan ketahanan terhadap penyakit. d. Vitamin : A, 61, B2, 66, C dan E yang berfungsi mencegah penyakit. e. Asam Amino : essensial dan non essensial yang penting untuk pertumbuhan dan regenerasi sel. f. Enzym : lipase, katalase, oksidase, amylase yang berperan dalam pengaturan reaksi kirnia dalam tubuh. Melihat perkembangan produksi dan konsumsi lidah buaya di Kalirnantan Barat, maka perlu dikaji apakah masyarakat memperoleh peningkatan pendapatan dari usaha di bidang tersebut. 1.2. Rumusan Masalah Masalah utama yang dibahas dalarn penelitian ini adalah apakah usaha budidaya lidah buaya layak dan dapat meningkatkan pendapatan bagi petani pernbudidaya lidah buaya dengan perkembangan bisnis komoditas tersebut. Untuk menjawab ha1 tersebut, perlu dijawab:

1. Berapa besar biaya yang diperlukan untuk budidaya tanaman lidah buaya per hektar dan biaya yang diperlukan untuk mengolah lidah buaya menjadi minuman segar? 2. Apakah lebih menguntungkan menjual lidah buaya segar atau rnenjual lidah buaya setelah diolah menjadi minuman segar? 3. Apakah pendapatan petani dapat ditingkatkan jika petani melakukan alternatif usaha budidaya pepaya? 1.3. Tujuan Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah dengan melakukan usaha budidaya' lidah buaya petani dapat rneningkatkan pendapatannya atau perlu dilakukan alternatif budidaya pepaya untuk dapat lebih meningkatkan pendapatan petani. 1.4. Manfaat Dari penelitian yang. dilakukan ini diharapkan akan dapat rnemberikan rnanfaat, khususnya bagi penulis dan petani. Manfaat- rnanfaat yang diharapkan dapat diperoleh adalah: a. Manfaat bagi petani adalah untuk mengetahui alternatif usaha yang layak dan menguntungkan yang dapat dilakukan agar bisa rnemberikan peningkatan pendapatan. b. Manfaat bagi peneliti adalah untuk melatih dan membiasakan penulis dalam menganalisis suatu masalah yang ada dan berusaha untuk mencari penyelesaian dari masalah tersebut dengan mengaplikasikan teori yang telah didapatkan.

c. Manfaat bagi Pemda Kalbar adalah untuk pernbinaan bagi para petani dan perlindungan, sebagai potensi ekonomi yang penting. 1.5. Ruang Lingkup Ruang lingkup penelitian adalah pada analisis secara finansial untuk mengetahui usaha apa yang layak dan menguntungkan yang sebaiknya dilakukan petani agar pendapatan petani dapat ditingkatkan. Pilihan usaha adalah melakukan budidaya lidah buaya dengan menjual lidah buaya segar, menjual lidah buaya segar serta mengolah lidah buaya menjadi minuman segar atau melakukan alternatif usaha lain, yaitu dengan menggunakan lahan mereka untuk budidaya pepaya.