III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

dokumen-dokumen yang mirip
JIIA, VOLUME 2 No. 4, OKTOBER 2014

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

III. METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PENGELOLAAN TANAMAN DAN SUMBERDAYA TERPADU JAGUNG LAHAN KERING DI KABUPATEN BULUKUMBA

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL PANEN KELOMPOK PETANI JAGUNG DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

1 LAYANAN KONSULTASI PADI IRIGASI Kelompok tani sehamparan

METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif. Menurut

BAB VI PENGEMBANGAN KEGIATAN USAHATANI ANGGOTA

BAB VII FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEBERHASILAN PENGORGANISASIAN KEGIATAN USAHATANI

III. METODE PENELITIAN. Umur responden merupakan usia responden dari awal kelahiran. sampai pada saat penelitian ini dilakukan.

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI TADAH HUJAN Kelompok tani sehamparan

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

5. PEMBAHASAN 5.1. Penerimaan Kotor Varietas Ciherang, IR-64, Barito Dan Hibrida

A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel. variabel X yang akan diukur untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian Populasi

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

BAB V DAMPAK BANTUAN LANGSUNG PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI PADI DI PROPINSI JAWA TIMUR

III. METODE PENELITIAN. sistematik, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid

BAB III LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - RAWA PASANG SURUT Individu petani

III. METODE PENELITIAN

PENANAMAN TANAMAN JAGUNG/ System JARWO

TINGKAT ADOPSI INOVASI SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO DI KELOMPOK TANI SEDYO MUKTI DESA PENDOWOHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

IV. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Ciburuy dan Desa Cisalada, Kecamatan

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - IRIGASI Individu petani

V. HASIL DANPEMBAHASAN. A. Karakteristik Petani Penangkar Benih Padi. benih padi. Karakteristik petani penangkar benih padi untuk melihat sejauh mana

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

III. METODE PENELITIAN A.

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

POLICY BRIEF MENDUKUNG GERAKAN PENERAPAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (GP-PTT) MELALUI TINJAUAN KRITIS SL-PTT

Republik Indonesia BADAN PUSAT STATISTIK. SURVEI PENYEMPURNAAN DIAGRAM TIMBANG NILAI TUKAR PETANI 2012 Subsektor Tanaman Pangan PERHATIAN

III. METODE PENELITIAN. kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian penelitian. Konsep

I. PENDAHULUAN. BPS (2016) menyatakan bahwa, selama periode waktu tahun jumlah

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

1 LAYANAN KONSULTASI PADI - TADAH HUJAN Individu petani

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang terpadu Universitas Lampung di

Evaluasi petani terhadap program siaran pedesaan Radio Republik Indonesia (RRI) sebagai sumber informasi pertanian di kota Surakarta

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP TAHUN 2015)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PETUNJUK PELAKSANAAN PENDAMPINGAN SL-PTT PADI DAN JAGUNG DI PROVINSI BENGKULU

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dianggap sudah mewakili dari keseluruhan petani yaitu sebanyak 250 orang

KERAGAAN DAN TINGKAT KEUNTUNGAN USAHATANI KEDELAI SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN KABUPATEN SAMPANG

I. PENDAHULUAN. Pertanian adalah seluruh kegiatan yang meliputi hulu sampai hilir yaitu,

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai metode yang mempelajari

Gambar 3.6: Hasil simulasi model pada kondisi eksisting

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

KUISIONER WAWANCARA PETANI PENGELOLAAN TANAMAN DAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN (OPT) LADA DI BANGKA

ASPEK SOSIOLOGIS DALAM USAHA PERTANIAN RAKYAT DI DUSUN KREWE DESA GUNUNGREJO. Kelompok 5

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. penelitian yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

INSTRUMEN IDENTIFIKASI FAKTOR PENENTU (IMPACT POINT) ASPEK TEKNIS UNTUK PENYUSUNAN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN

Lampiran 1. Gambar Paradigma Laju Adopsi Inovasi

Transkripsi:

45 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Berdasarkan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, secara operasional dapat diuraikan tentang definisi operasional, pengukuran, dan klasifikasi variabel variabel yang diteliti. 1. Variabel Bebas (X) Kinerja PPL adalah akumulasi dari berbagai aktivitas penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya yang meliputi: a. Identifikasi masalah usahatani jagung adalah kinerja PPLyang mencakup keterlibatan dan peran PPL sebagai agen pembaharu dalam membantu menanggulangi masalah usahatani jagung di wilayah binaannya. Kinerja PPL diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 5 pada PPL dan kelompok tani responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1-3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 15 dan terendah 5, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (11,68 15,00) sedang 8,34 11,67) dan rendah (5,00 8,33) dan rendah (3,00 5,00). Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada : 1) Keterlibatan dan peran PPL dalam mengidentifikasi masalah usahatani jagung binaannya. a) Jika PPL selalu ikut berperan dan ikut membantu mengidentifikasi masalah petani jagung binaannya = 3.

46 b) Jika PPL kadang kadang berperan dalam mengidentifikasi masalah petani jagung binaannya = 2. c) Jika PPL tidak pernah berperan dalam mengidentifikasi masalah petani jagung binaannya =1. 2) Keterlibatan dan peran PPL dalam proses pemecahan masalah petani jagung binaannya. a) Jika terdapat masalah, PPL aktif membantu dan ikut memecahkan masalah = 3. b) Jika terdapat masalah, PPL hanya memberikan pemecahan masalah = 2. c) Jika terdapat masalah, PPL tidak pernah aktif membantu dan ikut memecahkan masalah = 1. 3) Proses pengambilan keputusan a) Jika PPL melakukan musyawarah bersama kelompok tani jagung binaannya dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan usahatani jagung = 3. b) Jika PPL melakukan musyawarah hanya dengan rekan seprofesi dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan usahatani jagung = 2. c) Jika PPL tidak pernah melakukan musyawarah dengan petani dan rekan seprofesi dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan permasalahan usahatani jagung = 1. 4) Jumlah dalam sebulan PPL melaksanaan penyuluhan pertanian?. a) Dalam 1 bulan 3 4 kali, skor = 3.

47 b) Dalam 1 bulan 1 2 kali, skor = 2. c) Tidak pernah melakukan penyuluhan, skor = 1. 5) Penyuluh Pertanian Lapang (PPL) melakukan pendampingan kelompok tani jagung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi. a) Melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dan dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian, skor = 3. b) Melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegitan penyuluhan pertanian secara tidak rutin, skor = 2. c) Tidak pernah melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian, skor = 1. b. Penyusunan rencana kerja adalah kinerja PPL dalam hal penyusunan Program kerja, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian di wilayah Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Penyusunan rencana kerja diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 6 pada kelompok tani dan PPL responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1 3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 18 dan terendah 6, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (14,02 18,00), sedang (10,01

48 14,01) dan rendah (6,00 10,00). Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada : 1) Penyusunan rencana kerja / program penyuluhan pertanian. a) Jika PPL menyusun rencana kerja / program penyuluhan pertanian secara rutin sebelum melakukan kegiatan penyuluhan pertanian = 3. b) Jika PPL menyusun rencana kerja / program penyuluhan pertanian secara tidak rutin sebelum melakukan kegiatan penyuluhan pertanian = 2. c) Jika PPL tidak menyusun program perencanaan kerja / program penyuluhan pertanian sebelum melakukan kegiatan penyuluhan pertanian = 1. 2) Keterlibatan PPL dalam menyusun perencanaan kerja / program penyuluhan pertanian. a) Jika PPL selalu hadir dan memberikan ide / gagasan dalam menyusun program mengenai kegiatan kegiatan yang akan dilakukan = 3. b) Jika PPL kadang kadang hadir dan memberikan ide / gagasan menyusun program mengenai kegiatan kegiatan yang akan dilakukan = 2. c) Jika PPL tidak pernah hadir dan memberikan ide / gagasan penyusunan program mengenai kegiatan kegiatan yang akan dilakukan = 1.

49 3) Keterlibatan petani dalam menyusun perencanaan kerja / program penyuluhan pertanian. a) Jika PPL hanya sebagai fasilitator dan memberikan kesempatan kepada para petani untuk memberikan ide atau gagasan dalam menyusun perencanaan kerja / program penyuluhan = 3. b) Jika PPL tidak memberikan kesempatan kepada para petani untuk memberikan ide atau gagasan dalam menyusun perencanaan kerja / program penyuluhan = 2. c) Jika PPL tidak pernah menyusun perencanaan kerja / program penyuluhan bersama sama dengan petani = 1. 4) Pelaksanaan penyuluhan pertanian. a) Jika PPL melakukan penyuluhan pertanian secara rutin sesuai dengan rencana kerja = 3. b) Jika PPL melakukan penyuluhan pertanian secara tidak rutin sesuai dengan rencana kerja = 2. c) Jika PPL melakukan kegiatan penyuluhan pertanian tidak sesuai dengan rencana kerja yang telah disusun = 1. 5) Pendampingan kelompok tani jagung. a) Jika PPL melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dan dalam mengklasifikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian = 3. b) Jika PPL melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dalam mengklasifikasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegitan penyuluhan pertanian secara tidak

50 rutin = 2. c) Jika PPL tidak pernah melakukan pendampingan terhadap kelompok tani jagung dalam mengklasifikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah disampaikan pada kegiatan penyuluhan pertanian = 1. 6) Pelaksanaan evaluasi. a) Jika PPL melakukan evaluasi yang terdiri dari evaluasi awal, proses dan akhir terhadap kegiatan penyuluhan pertanian yang telah dilaksanakan secara rutin = 3. b) Jika PPL hanya melakukan salah satu evaluasi saja terhadap kegiatan penyuluhan pertanian yang telah dilaksanakan secara tidak rutin = 2. c) Jika PPL tidak pernah melakukan evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian = 1. c. Pembinaan terhadap kelompok tani adalah kinerja PPL terhadap kelompok tani jagung binaannya, yaitu peningkatan kelas kelompok tani. Pembinaan terhadap kelompok tani diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 5 pada kelompok tani responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1-3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 15 dan terendah 5, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (11,68 15,00) sedang 8,34 11,67) dan rendah (5,00 8,33). Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada: 1) Pertemuan dan kunjungan terhadap kelompok tani jagung dalam memberikan penyuluhan.

51 a) Jika PPL selalu mengadakan pertemuan dan kunjungan pada kelompok tani dalam melakukan pembinaan usaha tani jagung (5 kali dalam sebulan) = 3. b) Bila PPL jarang mengadakan pertemuan dan kunjungan pada kelompok tani dalam melakukan pembinaan usahatani jagung (3 kali dalam sebulan) = 2. c) Jika PPL tidak pernah melakukan pertemuan dan kunjungan pada kelompok tani jagung binaanya = 1. 2) Pemantauan kerja kelompok tani. a) Jika PPL selalu melakukan pemantauan terhadap kerja anggota kelompok tani jagung binaannya = 3. b) Jika PPL kadang kadang melakukan pemantauan terhadap kerja anggota kelompok tani jagung binaannya = 2. c) Jika PPL tidak pernah melakukan pemantauan terhadap kerja kelopok tani jagung binaannya = 1. 3) Peningkatan kelas kelompok tani. a) Jika terjadi peningkatan kelas kelompok tani jagung binaan PPL per musim panen = 3. b) Jika tidak terjadi peningkatan kelas kelompok tani jagung binaan PPL per musim panen = 2. c) Jika terjadi penurunan kelas kelompok tani jagung binaan PPL per musim panen = 1. 4) Cara PPL dalam bersosialisasi dengan petani saat melakukan pendampingan kelompok tani.

52 a) Berbaur sangat baik dengan petani, skor = 3. b) Jarang berbaur dengan petani, skor = 2. c) Tidak pernah berbaur dengan petani, hanya mensosialisasikan masalah pertanian saja, skor = 1. 5) Berapa lama PPL melakukan pendampingan kelompok tani dalam sekali pertemuan a) Lebih dari 3 jam, ksor = 3. b) Antara 2 3 jam, skor = 2. c) Kurang dari 2 jam, skor = 1. d. Transfer ilmu dan teknologi pertanian adalah kinerja PPL dalam penyaluran teknologi tepat guna / panca usaha tani dan penerapannya pada komoditi jagung di kecamatan ketapang. Transfer ilmu dan teknologi pertanian diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 5 pada kelompok tani responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1 3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 15 dan terendah 5, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (11,68 15,00), sedang (8,34 11,67) dan rendah (5,00 8,33). Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada: 1) Penyampaian teknologi tepat guna / panca usaha tani kepada petani jagung. a) Jika seluruh materi disampaikan kepada petani = 3. b) Jika sebagaian materi disampaikan kepada petani = 2. c) Jika hanya sedikit materi yang disampaikan kepada petani = 1. 2) Adopsi inovasi teknologi tepat guna / panca usaha tani jagung.

53 a) Jika petani mengadopsi seluruh teknologi tepat guna = 3. b) Jika petani mengadopsi sebagian teknologi tepat guna = 2. c) Jika petani tidak mengadopsi sama sekali teknologi tepat guna = 1. 3) Bantuan teknologi panca usahatani jagung. a) Jika petani menerima bantuan teknologi panca usahatani dari pemerintah melalui PPL,skor = 3 b) Jika petani menerima bantuan teknologi panca usahatani dari pihak swasta,skor = 3 c) Jika petani tidak menerima bantuan teknologi tepat guna panca usahatani, skor = 1 4) Contoh contoh yang diberikan PPL dalam menyampaikan teori. a) Sering memberikan contoh contoh dari teori yang disampaikan, skor = 3. b) Kadang kadang memberikan contoh teori yang disampaikan, skor = 2. c) Tidak pernah memberikan contoh contoh teori yang disampaikan, skor = 1. 5) Bentuk dari contoh contoh materi yang disampaikan PPL tersebut. a) berupa video, skor = 3. b) berupa gambar atau slide show, skor = 2. c) tidak ada, skor = 1. e. Hubungan kerjasama PPL dengan instansi terkait adalah kinerja PPL dalam menjalin kerja sama dengan lembaga terkait. Hubungan kerjasama PPL dengan instansi terkait diukur dengan menggunakan

54 pertanyaan yang berjumlah 5 kepada kelompok tani dan PPL responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor antara 1 3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 15 dan skor terendah 5, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan kemenjadi tinggi (11,68 15,00) sedang 8,34 11,67) dan rendah (5,00 8,33). Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada: 1) Adanya kerjasama dengan lembaga terkait. a) Jika PPL melakukan hubungan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam rangka penyediaan sarana produksi = 3. b) Jika PPL melakukan kerjasama dengan salah satu lembaga pemerintah atau lembaga non pemerintah dalam rangka penyediaan sarana produksi = 2. c) Jika PPL tidak melakukan kerjasama dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam rangka penyediaan sarana produksi = 1. 2) Bentuk kerjasama. a) Pemberian sarana produksi dan modal terhadap petani jagung binaan PPL harga yang relatip murah = 3. b) Penyediaan sarana produksi bagi petani jagung binaan PPL dengan harga normal = 2. c) memberikan modal pinjaman kepada petani jagung binaan PPL dengan harga yang mahal = 1.

55 3) Penyediaan sarana dan prasarana serta fasilitas untuk PPL yang di sediakan oleh pemerintah. a) Sangat memadai, skor = 3. b) Cukup, skor = 2. c) Kurang, skor = 1. 4) Penilaian pemerintah terhadap kinerja PPL dalam setahun. a) Pemerintah melakukan penilaian 2 x dalam setahun, skor = 3. b) Pemerintah melakukan penilaian sekali dalam setahun, skor = 2. c) Tidak ada penilaian dari pemerintah, skor = 1. 5) Bantuan apa yang anda berikan kepada para petani dan bagaimana cara pemberian bantuan tersebut?. a) Pemberian sarana produksi dan modal bagi petani dengan harga yang relatip murah, skor = 3. b) Penyediaan sarana produksi bagi petani dengan harga normal, skor = 2. c) Memberikan modal pinjaman kepada petani dengan bunga yang ringan, skor = 1. 2. Variabel Terikat ( Y ) Tingkat penerapan panca usahatani dapat dilihat dari penggunaan benih unggul, cara bercocok tanam, pengairan, pemupukan, dan pengendalian organisme pengganggu, sehingga dengan demikian dapat diperoleh indikator indikator sebagai berikut :

56 a. Penggunaan benih unggul dapat diketahui dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 2 pada kelompok tani responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1-3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 6 dan terendah 2, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (4,68 6,00) sedang (3,34 4,67) dan rendah (2,00 3,33). Pertanyaan tersebut berdasarkan pada: 1) Apa jenis benih yang digunakan petani? a) Menggunakan benih unggul dan bersertifikat, skor = 3. b) Menggunakan benih unggul tanpa sertifikat, skor = 2. c) Tidak menggunakan benih unggul dan bersertifikat, skor = 1. 2) Benih Jagung yang anda gunakan. a) Bersari bebas ( arjuna, bisma), skor = 3. b) Hibrida (bisi2, pioneer7, pioneer5, semar), skor = 2. c) Lain lain, skor = 1, b. Cara bercocok tanam, dapat diketahui dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 4 dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1-3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 12 dan terendah 4, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (8,70 12,00) sedang (6,68 8,69) dan rendah (4,00 6,67). Pertanyaan tersebut berdasarkan pada: 1) Melakukan pengolahan lahan terlebih dulu sebelum bercocok tanam. a) Melakukan pengolahan Lahan, skor = 3. b) Kadang kadang, skor = 2. c) Tidak melakukan pengolahan lahan, skor = 1.

57 2) Jumlah pembajakan. a) 2 3 kali, skor = 3. b) 1 kali, skor = 2. c) Tidak pernah, skor = 1. 3) Jarak tanam saat menanam jagung. a) 70 cm, skor = 3. b) Antara 50 60 cm, skor = 2. c) > 50 cm, skor = 1. 4) Jarak antara lubang tanam saat anda menanam jagung. a) 40 cm, skor = 3. b) 50 cm, skor = 2. c) Di luar jawaban a dan b, skor = 1. c. Pengairan, dapat diketahui menggunakan pertanyaan yang berjumlah 2 dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1-3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 6 dan terendah 2, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (4,68 6,00) sedang (3,34 4,67) dan rendah (2,00 3,33). Pertanyaan tersebut berdasarkan pada: 1) Apakah anda melakukan pengairan secara rutin? a) Melakukan pengaairan secara rutin, skor = 3 b) Kadang kadang melakukan pengairan, skor = 2. c) Tidak Pernah melakukan pengairan, skor = 1 2) Bagaimana sistem pengairan di daerah tersebut? a) Menggunakan saluran irigasi, skor = 3 b) Menggunakan sumur bor, skor = 2

58 c) Tidak terdapat sistem pengairan, skor = 2 d. Pemupukan, dapat diketahui dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 5 dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1-3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 15 dan terendah 5, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (11,68 15,00) sedang (8,34 11,67) dan rendah (5,00 8,33). Pertanyaan tersebut berdasarkan pada: 1) Melakukan pemupukan secara rutin. a) Melakukan pemupukan secara rutin, skor = 3. b) Kadang kadang melakukan pemupukan, skor = 2. c) Tidak pernah melakukan pemupukan, skor = 1. 2) Jenis pupuk yang digunakan oleh petani. a) Menggunakan pupuk N.P.K, pupuk organik dan urea sesuai anjuran PPL, skor = 3. b) Menggunakan pupuk N.P.K, pupuk organik dan urea tidak sesuai anjuran PPL, skor = 2. c) Tidak melakukan pemupukan, skor = 1. 3) Jumlah melakukan pemupukan. a) 3 kali yaitu pada saat berumur 14 hari, 25 hari, dan 50 hari, skor = 3. b) 2 kali yaitu pada saat berumur 25 hari dan 50 hari, skor = 2. c) Tidak pernah, skor = 1. 4) Dosis pupuk yang diberikan pada pemupukan dengan N.P.K dan urea.

59 a) 2 NPK 15-15-15 dan 1 urea. Berikan pupuk sebanyak 1 sendok makan per lubang tanam, skor = 3. b) 2 NPK 15-15-15 dan 1 urea. Berikan pupuk sebanyak setengah sendok makan per lubang tanam, skor = 2. c) Diluar jawaban A dan B, skor = 1. 5) Berapa dosis pupuk yang diberikan pada pemupukan dengan popok organik?. a) 1000 kg per hektar, skor = 3. b) Antara 800 900 kg per hektar, skor = 2. c) Di luar jawaban a dan b, skor = 1. e. Pengendalian organisme pengganggu, dapat diketahui dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 4 dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1 3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 12 dan terendah 4, selanjutnya skor tersebut diklasifikasikan menjadi tinggi (8,70 12,00) sedang (6,68 8,69) dan rendah (4,00 6,67).. Pertanyaan tersebut berdasarkan pada: 1) Melakukan pengendalian organisme pengganggu (Hama) a) Melakukan Pengendalian, skor = 3. b) Kadang kadang melakukan pengendalian, skor = 2. c) Tidak pernah melakukan pengendalian, skor = 1. 2) Cara pengendalian organisme pengganggu (Hama) di daerah tersebut. a) Menggunakan obat sesuai anjuran, dan disemprotkan dengan sprayer, skor = 3.

60 b) Menggunakan obat tidak sesuai anjuran, dan disemprotkan dengan sprayer, skor = 2. c) Tidak menggunakan obat dan sprayer, skor = 1. 3) Melakukan pengendalian organisme pengganggu (gulma). a) Melakukan pengendalian organisme pengganggu, skor = 3. b) Kadang Kadang melakukan organisme penganggu, skor = 2. c) Tidak pernah melakukan pengendalian organisme pengganggu, skor = 1. 4) Cara pengendalian organisme pengganggu (gulma) di daerah tersebut. a) Menggunakan obat gulma sesuai anjura, dan disemprotkan dengan sprayer, skor = 3. b) Menggunakan obat gulma tidak sesuai anjuran, dan disemprotkan dengan sprayer, skor = 2. c) Menggunakan cara manual, skor = 1. 3. Variabel Terikat ( Z ) Kemajuan dari suatu usahatani dapat dinilai dari meningkatnya produktivitas dan pendapatan petani tersebut, sehingga dengan demikian dapat diperoleh indikator indikator sebagai berikut : a. Input modern merupakan faktor faktor produksi modern yang digunakan dalam usahatani diukur diukur dengan menggunakan pertanyaan yang berjumlah 6 pada kelompok tani responden dan setiap pertanyaan mempunyai kisaran skor 1 3, dengan demikian diperoleh skor tertinggi 18 dan terendah 6, selanjutnya skor tersebut

61 diklasifikasikan menjadi tinggi (14,02 18,00), sedang (10,01 14,01) dan rendah (6,00 10,00). Pertanyaan yang digunakan berdasarkan pada : 1. Alat yang digunakan petani dalam membajak lahan a) Traktor, skor = 3 b) Sapi atau Kerbau, skor = 2 c) Diluar jawaban a dan b, skor = 1 2. Alat yang digunakan dalam pengendalian organisme pengganggu a) Ssprayer Mesin, skor = 3 b) Sprayer Manual, skor = 2 c) Manual, skor = 1 3. Bagaimana cara yang dilakukan petani untuk mengukur jarak tanam saat menanam jagung a) Dengan meteran, skor = 3 b) Dengan tali atau benang, skor = 2 c) Tidak mengukur jarak tanam, skor = 1 4. Jenis pupuk yang digunakan petani dalam pemupukan a) NPK, Urea, KCL dan Organik = 3 b) Tidak menggunakan salah satu pupuk dari point = 2 c) Di luar jawaban a dan b, = 1 5. Bagaimana petani menjual hasil panannya a) Dirontokan dan dikeringkan terlebih dahulu = 3 b) Dirontokan dan dijual dalam keadaan basah = 2 c) Dijual dalam keadaan masih berbonggol = 1

62 6. Alat yang digunakan petani dalam pengangkutan jagung hasil panennya a) Mobil, skor = 3 b) Motor, skor = 2 c) Gerobak, skor = 1 b. Poduktivitas adalah hasil kegiatan usaha tani jagung berupa biji jagung yang diperoleh dari lahan garapan petani selama semusim yang diukur dalam ton / ha. Kemudian diklasifikasikan berdasarkan data lapang menjadi rendah = skor 1, sedang = skor 2, tinggi = skor 3. Sehingga skor produktivitas yang diperoleh adalah terendah 1 dan tertinggi 3. c. Pendapatan usahatani jagung adalah total penerimaan yang diperoleh oleh pelaku usahatani jagung dikurangi total biaya yang dikeluarkan dalam usahatani tersebut dan dihitung dalam Rp/Ha. Adapun rumus pendapatan usahatani adalah sebagai berikut : Pd = tr tc Keterangan : Pd = Pendapatan usahatani jadung tr = Total penerimaan tc = Total biaya Kemudian pendapatan usahatani jagung tersebut diklasifikasikan berdasarkan data lapang sesuai dengan tinggi rendahnya pendapatan petani. Klasifikasi pendapatan dikatagorikan menjadi rendah = skor 1, sedang = skor 2, tinggi = skor 3. Sehingga skor pendapatan yang diperoleh adalah terendah 1 dan tertinggi 3. Data ordinal dari pendapatan

63 dan produksi itu kemudian di gabungkan dengan data input modern untuk mencari kisaran skornya Secara keseluruhan skor kemajuan usahatani adalah jumlah dari skor input modern, produktivtas dan pendapatan, untuk skor input modern diklasifikasikan terlebih dahulu kedalam katagori rendah = 1 dan tinggi = 3. B. Lokasi Penelitian, Responden, dan Waktu Penelitian. Lokasi penelitian adalah di Kecamatan Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Ketapang merupakan sentral Produksi terbesar di Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan ketapang juga merupakan daerah yang di dominasi oleh lahan kering dan persawahan yang cocok untuk tanaman jagung. Kecamatan Ketapang terdiri dari sawah seluas 3.193 ha, lahan kering seluas 9. 541 ha, dan tambak seluas 1.693 ha. Dari data ini dapat dilihat bahwa komoditas yang cocok untuk daerah tersebut adalah padi dan jagung. Responden dalam penelitian ini adalah PPL yang menangani dan membina usahatani jagung di wilayah BPP Ketapang dan petani yang menjani binaannya. Populasi PPL di Kecamatan Ketapang sebanyak 10 orang, sehinga didapat 10 responden PPL. Penentuan responden PPL dilakukan secara sengaja dalam penelitian ini, dengan alasan responden adalah PPL yang mempunyai tugas dan tanggung jawab membina usahatani jagung di wilayah BPP Ketapang Kabupaten Lampung Selatan. Sedangkan petani binaan PPL terdiri dari 10 gapoktan binaan dari 10 PPL yang menjadi responden, dari 10

64 gapoktan tersebut diambil masing masing 3 kelompok tani. sehingga diperoleh 30 responden kelompok tani yang ditentukan secara sengaja. C. Metode Penelitian dan Pengumpulan Data Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok (Singarimbun, 1991). Jenis data yang diambil dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara kelompok dengan cara FGD dan menggunakan kuisioner. Data sekunder diperoleh dari dinas dan instansi terkait lainnya. D. Metode Analisis Data dan Pengujian Hipotesis Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode tabulasi dan analisis data dilakukan secara deskriptif, sedangkan pengujian hipotesis untuk mengetahui atau tidaknya hubungan antara variabel x dan variabel y menggunakan statistika non/parametik korelasi Rank Spearman (Siegel 1997) dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : r s = Koefisien korelasi di = Perbedaan setiap pasangan rank n = Jumlah sampel

65 Rumus r s ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa dalam penelitian ini akan melihat korelasi (keeratan hubungan) antara variabel-variabel dan dibagi dalam klasifikasi tertentu. Hal ini sesuai dengan fungsi r s yang merupakan ukuran asosiasi dua variabel yang berhubungan, diukur sekurang-kurangnya dengan skala ordinal (berurutan), sehingga objek atau individu yang dipelajari dapat diberi peringkat dalam rangkaian berurutan. Pengujian hipotesis dan kaidah pengujian adalah : 1. Jika rs hitung < rs tabel, maka H i ditolak dan H 0 diterima pada α = 0,1 atau α = 0,05, artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel yang diuji. 2. Jika rs hitung rs tabel, maka H1 diterima dan H0 ditolak pada α = 0,1 atau α = 0,05, artinya terdapat hubungan yang nyata antara kedua variabel yang diuji.