PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON ALKOHOL TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER-MÜLLER TIPE SIDE WINDOW CARI RISTIANI M

PEMBUATAN TABUNG PENDINGIN REAKTOR SINTER

PENGEMBANGAN DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN ISIAN GAS ALKOHOL, METANA DAN ARGON

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hampir seluruhnya dilakukan di laboratorium Gedung Fisika Material

PEMBUATAN KOMPONEN INNER TUBE LEU FOIL TARGET UNTUK KAPASITAS 1,5g U-235

PEMBUATAN DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE JENDELA SAMPING DENGAN GAS ISIAN ARGON -ETANOL

PEMBUATAN RODA GIGI REDUKSI PEMUTAR VARIAK SISTEM TEGANGAN TINGGI MBE INDUSTRI LATEK

PEMrnUATANTABUNGDETEKTOR GEIGER MULLER TIPE SIDE-WINDOWS. Gunarwan Prayitno Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN

UJI VAKUM BEJANA NITRIDASI PLASMA

Rancang Bangun Detektor Geiger Mueller

PENGARUH DIAMETER TABUNG KATODA TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER MUELLER TIPE END WINDOW

PENGEMBANGAN MATERIAL WINDOW UNTUK DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE END WINDOW

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH TEKANAN GAS ISIAN ARGON-ETANOL DAN ARGON-BROM TERHADAP UNJUK KERJA DETEKTOR GEIGER-MUELLER ABSTRAK ABSTRACT

PENGUJIAN SISTEM VAKUM MBE 350keV/10 ma PASCA PENGGANTIAN POMPA TURBOMOLEKUL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER DARI BAHAN GELAS

BAB III METODE PEMBUATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEK MATERIAL KATODE TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER MUELLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN DETEKTOR GEIGER-MUELLER TIPE JENDELA SAMPING DENGAN GAS ISIAN ARGON-ET ANOL DAN ARGON-BROM

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

DETEKTOR RADIASI INTI. Sulistyani, M.Si.

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

RENCANA IMPLEMENTASI MEMBUBUT DI LABORATORIUM PRODUKSI JURUSAN MESIN. Oleh: Nama : Dwi Pujo L NIM : Prodi : PTMSI

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Mulai

EFEK GAS ISIAN BROMINE SEBAGAI QUENCHING TERHADAP KARAKTERISTIK DETEKTOR GEIGER MUELLER

PENENTUAN TEGANGAN OPERASIONAL PADA DETEKTOR GEIGER MULLER DENGAN PERBEDAAN JARI-JARI WINDOW DETEKTOR

PEMBUATAN HEATING CHAMBER PADA TUNGKU KILN / HEAT TREAMENT FURNACE TYPE N 41/H

BAB IV HASIL PERANCANGAN DAN PABRIKASI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

PROSIDING SEMINAR PENELITIAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Yogyakarta, 28 Agustus 2008

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Teknologi Dan Rekayasa TUNGSTEN INERT GAS WELDING (TIG / GTAW)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SOAL TES. Pilihlah satu jawaban yang anda anggap paling benar dengan memberikan tanda silang (X) pada huruf a, b, c atau d.

PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR. Harwata Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Mulai. Identifikasi Masalah. Persiapan Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON (MBE) PTAPB BATAN TIPE BA 350 kev / 10 ma

BAB IV PROSES PEMBUATAN MESIN

3. METODOLOGI ALAT DAN BAHAN Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Tabel 5. Daftar alat yang digunakan pada penelitian

III. METODE PEMBUATAN. Tempat pembuatan mesin pengaduk adonan kerupuk ini di bengkel las dan bubut

DESAIN DAN PERAKITAN ALAT KONTROL TEMPERATUR UNTUK PERALATAN NITRIDASI PLASMA ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Jl. Prof. Sudharto, SH., Tembalang-Semarang 50275, Telp * Abstrak

Gambar 3.1 Diagram alur Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

RANCANG BANGUN MESIN PENIRIS MINYAK (SISTEM TRANSMISI )

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Material Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung. Adapun bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah :

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PERBAIKAN SAMBUNGAN TERMOKOPEL TEMPERATUR TINGGI PADA HEATING-01

PEMBUATAN PEMANDU BERKAS ION SPEKTROMETER MASSA. Pusat Penelitian Nuklir Vogyakarta ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. secara ilmiah. Penelitian ini menggunakan metode analisa, yaitu suatu usaha

Penentuan Efisiensi Beta Terhadap Gamma Pada Detektor Geiger Muller

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

INTEGRASI UNTAI UJI BETA (UUB) DENGAN BAGIAN UJI HeaTING-01 PADA BAGIAN MEKANIK

PENGOPERASIAN DAN PENGEMBANGAN BENGKEL IPLR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PENGARUH PERUBAHAN KECEPATAN PEMAKANAN TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN PADA PROSES PEMBUBUTAN

BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB IV PROSES PRODUKSI

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PELAKSANAAN. penggerak belakang gokart adalah bengkel Teknik Mesin program Vokasi

FORMAT GAMBAR PRAKTIKUM PROSES MANUFAKTUR ATA 2014/2015 LABORATURIUM TEKNIK INDUSTRI LANJUT UNIVERSITAS GUNADARMA

IV. PENDEKATAN DESAIN

JUDUL TUGAS AKHIR. Modifikasi Alat Pemoles Tangki

KAJIAN METALOGRAFI HASIL PENGELASAN TITIK (SPOT WELDING) ALUMINIUM PADUAN DENGAN PENAMBAHAN GAS ARGON

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB III METODE PEMBUATAN ALAT

BAB III PENGUJIAN DAN ANALISA POMPA VAKUM

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. masing-masing benda uji, pada pengelasan las listrik dengan variasi arus 80, 90,

Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

PERANCANGAN MESIN PEMERAS SANTAN DENGAN SISTEM ROTARI KAPASITAS 281,448 LITER/JAM

PENGARUH POSISI PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TAKIK DAN KEKERASAN PADA SAMBUNGAN LAS PIPA

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB IV PEMBAHASAN Perbedaan Sebelum di Development. dan tenaga yang di hasilkan kurang sempurna. menurunkan performa mesin.

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

MODIFIKASI DAN PERBAIKAN POMPA PERISTALTIK PADA MESIN PENGUKUR VISKOSITAS SOL URANIUM

POMPA HISAP SISTIM PENGELASAN

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

PROSES PEMBUATAN POROS PENGADUK PADA MESIN PENGKRISTAL GULA JAWA PROYEK AKHIR

Transkripsi:

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING. Telah dilakukan pembuatan tabung detektor Geiger Muller tipe jendela samping, yang berfungsi sebagai katoda detektor.tabung detektor Geiger Muller terbuat dari bahan stainless stell dengan ukuran diameter dalam tabung 20 mm, diameter luar tabung 22 mm, panjang tabung 120 mm, panjang tabung daerah aktif 100 mm, diameter sisi jendela 21 mm. Tabung detektor Geiger Muller dilengkapi dengan tutup jendela dengan diameter sisi dalam 20.9 mm dan diameter luar 22 mm. Pengujian tabung detektor dilakukan dengan mesin vacum. Hasil pengujian diperoleh tingkat kehampaan tabung mencapai 2 x 10-5 torr, sehingga tabung detektor dapat berfungsi dengan baik. ABSTRACT FABRICATION OF SIDE WINDOW TYPE GEIGER MULLER DETEKTOR TUBE. A fabrication of side-window type Geiger Muller detector tube has been done. The detector has a function as of catoda detector. Geiger Muller tube detector was made of stainless steel with diameter of the tube 20 mm, outer tube diameter 22 mm, 120 mm tube length, tube length 100 mm actif area, the diameter of each side window 20 mm. Geiger Muller tube detector equipped with window cap with 20,9 mm of inner diameter and 22 mm of outer diameter. From the testing results, the level of vacuum can reach 2 x 10-5 torr, thus the detector, as the result of the fabrication, functions properly. PENDAHULUAN alam rangka meningkatkan penguasaan iptek D nuklir khususnya dalam bidang deteksi radiasi, maka di PTAPB-BATAN dilakukan penelitian dan pengembangan pembuatan detektor nuklir, khususnya detektor Geiger Muller. Dengan dikuasainya teknologi pembuatan detektor Geiger Muller maka dapat membantu untuk mensosialisasikan pemanfaatan iptek nuklir kepada masyarakat. Untuk pembuatan detektor Geiger Muller agar diperoleh hasil yang berkualitas, maka pembuatannya harus memperhatikan parameterparameter yang berpengaruh terhadap karakteristik detektor Geiger Muller antara lain: bentuk (geometri), pemilihan jenis bahan, pengerjaan bahan, tingkat kevakuman sebelum diisi gas, dan gas isian yang digunakan pada detektor Geiger Muller. (1) Karakteristik dalam detektor Geiger Muller memegang peran yang sangat penting, karena didalamnya akan diketahui sifat-sifat yang dapat menentukan baik buruknya kualitas detektor Geiger Muller. Karakteristik detektor Geiger Muller meliputi panjang daerah tegangan operasi (plateau), kemiringan daerah tegangan operasi (slope), waktu yang dibutuhkan untuk menanggapi datangnya radiasi berikutnya (resolving time) dan tegangan operasi detektor. Daerah tegangan kerja detektor Geiger Muller disebut plateau yang merupakan daerah dimana pada kenaikan tegangan detektor dihasilkan kenaikan jumlah cacah yang kecil sehingga banyaknya pulsa yang tercacah relatif sama. Apabila batas dilampaui, maka jumlah cacah akan Buku I hal 170

naik secara signifikan pada setiap penambahan tegangan, walaupun penambahan tegangan hanya (2) sedikit. Dalam pembuatan tabung detektor Geiger Muller diperlukan beberapa komponen yang terdiri dari tabung silinder sebagai katoda, kawat tungsten sebagai anoda, penutup tabung sebagai terminal anoda. Tabung silinder sebagai katoda dibuat dari bahan stainless steel berdiameter 20 mm, diameter luar 22 mm, panjang tabung 120 mm, panjang tabung daerah aktif l00 mm. Penutup tabung detektor dibuat dari bahan yang sama dengan diameter 20,9 mm dan diameter sisi luar 22 mm, panjang tutup tabung l5 mm, susunan tabung detektor Geiger Muller dapat dilihat pada Gambar. 1. Untuk pengerjaan tabung detektor Geiger Muller dilakukan dengan mesin bubut, pengerjaan permukaan yang berhubungan dengan kehampaan harus tidak boleh ada goresan sekecil apapun. Untuk menghilangkan goresan akibat pisau bubut dilakukan pemolesan untuk dinding dalam tabung maupun dinding luar tabung detektor Geiger Muller, karena terjadinya goresan sekecil apapun akan mempengaruhi tingkat kehampaan yang dapat dicapai. Gambar.2 Tabung detektor Geiger Muller Gambar. 1. Susunan tabung detektor Geiger Muller. Keterangan : 1. Tutup luar 4. Tutup dalam 2. Tutup dalam. 5. Tutup luar 3. Tabung TATA KERJA Dalam pembuatan tabung detektor Geiger Muller tipe jendela samping dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu : 1. Rancangan kerja ( Gambar kerja ). 2. Bahan dan peralatan. 3. Pengerjaan tabung detektor Geiger Muller. Rancangan kerja Rancangan kerja pembuatan tabung detektor Geiger Muller berupa gambar kerja yang dikerjakan sebelum pengerjaan pembuatan tabung detektor dimulai. Diharapkan dalam rancangan kerja dapat diterapkan dengan tepat dalam pengerjaan benda kerja, penggunaan bahan dan kekuatan serta kualitas bahan yang digunakan. Gambar 3. Tutup detektor Geiger Muller.. Buku I hal 171

Bahan dan peralatan Bahan yang digunakan untuk membuat tabung detektor Geiger Muller tipe jendela samping adalah: Pipa stainlles steel tipe 304 L Pipa pejal stainlles steel tipe 304 L Kertas gosok Bahan poles (Autosol ) Kain aval (putih) Air pendingin /oli pendingin Sedangkan mesin dan peralatan yang digunakan dalam pengerjaan pembuatan tabung detektor Geiger Muller type jendela samping, antara lain: Mesin gergaji Gergaji tangan Mesin bubut Horison tipe M 300 Mesin gerenda Pisau bubut wedia Sketmact /alat ukur Pirani meter Pengerjaan detektor Geiger Muller Untuk pengerjaan detektor Geiger Muller tipe jendela samping dilakukan secara dua tahap meliputi : 1. Pengerjaan tabung detektor. 2. Pengerjaan tutup tabung detektor Pengerjaan tabung detektor Dalam pembuatan tabung detektor Geiger Muller tipe jendela samping menggunakan bahan pipa stainlles steel tipe 304 L berdiameter 23 mm dengan tebal pipa 1 mm, yang dipotong sepanjang 130 mm. Bahan yang telah dipotong dikerjakan dengan mesin bubut dengan tahapan sebagai - Benda kerja tabung detektor dipasang pada pencekam mesin bubut, untuk mendapatkan hasil yang baik pemasangan benda kerja harus benar (putaran benda kerja harus simetris dan putaran mesin yaitu 180 Rpm), begitu juga untuk pemasangan pisau bubut yang digunakan yaitu pisau widia. - Pengerjaan tabung detektor dilakukan pada bagian sisi terlebih dahulu hingga didapat dimensi ukuran seperti gambar kerja. Pengerjaan pada sisi samping ini agar benda kerja dapat ditekan dengan alat penekan (center), sehingga benda kerja putarannya tidak oleng jika mendapat perlakuan pisau bubut. - Untuk mengerjakan bagian dalam tabung detektor digunakan pisau bubut dalam dengan mata pisau widia dan dikerjakan secara berulang-ulang hingga didapatkan hasil sesuai gambar kerja. Demikian juga dalam mengerjakan bagian luar tabung detektor harus dilakukan sedikit demi sedikit supaya didapatkan hasil sayatan yang halus. - Pengerjaan pada bagian sisi samping selain untuk mendapatkan sisi samping seperti gambar kerja, juga untuk mendapatkan ukuran panjang tabung detektor sebenarnya. - Untuk pengerjaan bagian tutup tabung digunakan pipa pejal berdiameter ¾ Inchi dan dipotong sepanjang 20 mm. Pemotongan bahan dilakukan dengan menggunakan mesin gergaji potong. Bahan yang telah dipotong dikerjakan dengan mesin bubut dengan tahapan sebagai - Benda kerja tutup detektor dipasang pada pencekam mesin bubut seperti pengerjaan pada bagian tabung detektor. Pengerjaan pada bagian sisi samping ini untuk mendapatkan sisi samping dengan ukuran sesuai gambar kerja. - Untuk pengerjaan bagian dalam tutup detektor dilakukan dengan menggunakan ukuran mata boor secara bertahap dengan ukuran mulai dari kecil hingga ukuran 19 mm. Untuk mendapatkan ukuran sisi dalam tutup detektor yang sebenarnya dilanjutkan menggunakan pisau bubut dalam dengan mata pisau widia. - Pengerjaan dilakukan hingga didapatkan dimensi ukuran sisi dalam tutup detektor seperti gambar kerja. - Tutup detektor Geiger Muller dibuat dua buah kanan dan kiri sesuai gambar kerja. - Tutup dalam dari keramik dibuat dibagian bengkel fisika. - Membuat anoda yang terdiri dari bahan gelas, kawat tungsten diameter 0,25 mm dibentuk per dan tungsten diameter 0,08 mm. Pengujian Sebelum tabung detektor Geiger Muller diisi dengan gas isian, terlebih dahulu tabung detektor disambungkan dengan unit vakum pengisian gas dengan cara dilas dengan menggunakan alat las gelas, kemudian tabung detektor diuji kevakumannya, dengan urutan sebagai 1. Mengecek apakah sumber daya listrik telah disambungkan dengan unit vakum atau belum 2. Mengecek air pendingin pada unit pendingin (chiller) apakah cukup atau tidak. 3. Mengoperasikan unit vakum dengan cara menghidupkan pompa rotari, kemudian mengecek kebocoran vakum pada tabung detektor dengan menggunakan alat test leak vakum, jika terjadi kebocoran dilakukan perbaikan ditempat yang bocor dengan cara dilas menggunakan burner, kemudian unit vakum dioperasikan lagi. Buku I hal 172

4. Jika tekanan vakum telah mencapai sekitar 10-3 torr pompa difusi dihidupkan besrta unit pendingin untuk mendinginkan pompa difusi. 5. Jika tingkat kevakuman telah mencapai sekitar10-5 torr, tabung detektor Geiger Muller siap diisi dengan gas isian. 6. Menutup kran yang paling dekat dengan tabung detektor Geiger Muller, kemudian pompa difusi dimatikan. 7. Jika pompa difusi sudah cukup dingin, kemudian menghentikan operasi unit vakum dengan cara mematikan pompa rotari. 8. Mematikan pendingin (chiller). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pembuatan diperoleh tabung detektor Geiger Muller jenis jendela samping seperti pada Gambar. 5. Setelah dilakukan pengujian diperoleh tingkat kevakuman tabung detektor Geiger Muller seperti ditampilkan pada tabel 1 dan 2. Gambar.5. Foto Detektor Geiger Muller Tabel 1: Hasil uji kevakuman tabung detektor Geiger Muller dengan pompa rotari No Kevakuman Waktu Keterangan ( m bar ) pemompaan ( menit ) 1 1000 0 2 400 2 3 100 6 4 60 8 5 10 10 6 1 12 7 4 x 10-1 19 8 2 x 10-1 30 9 1,0 x 10-1 40 10 4 x 10-2 55 11 2 x 10-2 60 12 1,0 x 10-2 70 13 4 x 10-3 80 14 2 x 10-3 100 15 1,0 x 10-3 120 Tabel 2. Hasil uji kevakuman tabung detektor Geiger Muller dengan pompa difusi No Kevakuman Waktu Keterangan ( m bar ) pemompaan ( menit ) 1 4 x 10-4 130 2 2 x 10-4 140 3 1 x 10-3 150 4 4 x 10-5 160 5 2 x 10-5 180 Pengujian kevakuman bertujuan untuk mengetahui tingkat kevakuman akhir dari tabung detektor Geiger Muller yang akan diisi dengan gas isian misalnya argon dan alkohol. Hal ini dilakukan karena sangat berkaitan dengan laju kebocoran dari tabung detektor Geiger Muller sehingga akan mempengaruhi tingkat kemurnian gas yang diisikan. Jika laju kebocoran gas kedalam tabung makin besar akan menyebabkan fungsi detektor tidak maksimal dan umur detektor menjadi pendek. Pengujian kevakuman ini dilakukan dengan pompa rotari dan pompa difusi yang hasilnya ditunjukan dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Dari hasil pengujian dengan menggunakan parameter pirani didapat kevakuman1,0 x 10-1 mbar dicapai dalam waktu 40 menit, dan kevakuman maksimum untuk pompa rotari sampai dengan 4 x 10-3 mbar. Berdasarkan sepesifikasi pompa rotari mempunyai kemampuan 5 x 10-3 mbar kevakuman tidak tercapai dikarenakan vaktor umur mesin vakum. Selanjutnya digunakan pompa difusi untuk mendapatkan tingkat kevakuman yang lebih tinggi, pompa difusi dihidupkan setelah tingkat kevakuman didapatkan kira- kira 10-3 mbar. Dari hasil pengujian kevakuman yang dilakukan dengan pompa difusi didapatkan kevakuman maksimum 2 x 10-5 mbar dicapai dalam waktu 180 menit. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembuatan dan pengujian dapat diambil kesimpulan sebagai - Pembuatan tabung detektor Geiger Muller dapat diselesaikan dengan baik. - Dari penunjukan pirani meter pada mesin vakum, kevacuman tabung detektor Geiger Muller dapat mencapai 4 x 10-3 mbar dengan menggunakan pompa rotari, sedangkan dengan. Buku I hal 173

menggunakan pompa difusi dapat mencapai 2 x 10-5 mbar dicapai dalam waktu 180 menit, sehingga tabung detektor dapat digunakan sebagai katoda detektor Geiger Muller tipe jendela samping. UCAPAN TERIMAKASIH Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Kepala Balai Elektromekanik yang telah memberikan kepercayaan kepada kami sebagai pelaksana dalam pembuatan tabung detektor Geiger Muller. Kepala Kelompok Rancang Bangun dan Perawatan Mekanik yang telah banyak memberikan arahan, bimbingan, dan peralatan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kepada rekan-rekan staf Fisika dan Rancang Bangun dan Perawatan Mekanik yang telah banyak membantu menyelesaikan pekerjaan ini. DAFTAR PUSTAKA 1. SAYONO, Pembuatan Detektor Geiger Muller Tipe Jendela Samping Dengan Isian Argon-Etanol dan Argon-Brome, Presentasi Ilmiah Peneliti Madya, PTAPB-BATAN, Yogyakarta,2006. 2. SCHONMETZ, IA, SINNL, IP, HEUBERGER, IJ, Pengerjaan logam dengan mesin, Angkasa Bandung, 1985. 3. SURBAKTY.B.M, Ketrampilan membubut CV Sinar harapan Madiun, edisi ke dua. 1985. Buku I hal 174