I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. itu, selain merupakan pusat kegiatan pemerintah, sosial, politik, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adang nutu. Syair yang terjemahan bebasnya berbunyi ; Balada kue putu, lelaki

BAB I PENDAHULUAN. Ketahanan pangan di suatu daerah merupakan tanggung jawab pemerintah dan

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. a) Kondisi Grafis Kota Bandar Lampung

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Selain

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung

I. PENDAHULUAN. Aktifitas kegiatan di perkotaan seperti perdagangan, pemerintahan, persaingan yang kuat di pusat kota, terutama di kawasan yang paling

GAMBARAN UMUM KOTA BANDAR LAMPUNG. kebudayaan, kota ini merupakan pusat kegiatan perekonomian daerah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk individu dalam kesehariannya untuk menjaga

BAB I PENDAHULUAN. atau segmen secara jelas. Sebagian besar kegagalan usaha yang terjadi disebabkan

I. PENDAHULUAN. banyak sumber daya dengan meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Kota Bandar

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang tinggi dengan pertumbuhan cepat di kota bila

IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. sebagai pusat kegiatan pemerintahan, politik, pendidikan, kebudayaan,

I. PENDAHULUAN. Perubahan Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok. kemudian disempurnakan menjadi Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kemiling, Kota Bandarlampung. Kota

BAB I PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang memicu orang-orang untuk mencari pekerjaan.

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

I. PENDAHULUAN. Penduduk adalah salah satu aspek terpenting dalam suatu Negara. Penduduk

BAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis wilayah Kota Bandar Lampung berada antara 50º20 -

I. PENDAHULUAN. ekonomi menggambarkan adanya peningkatan kegiatan ekonomi riil yang

I. PENDAHULUAN. melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang adil, makmur dan sejahtera. Salah satu strateginya adalah melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

I. PENDAHULUAN. Administrasi publik yang dipandang oleh Chandler dan Plano dalam Pasolong

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri kreatif dibagi menjadi 15 subsektor, diantaranya: mode,

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Administratif Kota Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang tidak terserap dalam dunia kerja menjadi berkurang. Sektor UKM telah

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota dari Provinsi Lampung. Secara

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

I. PENDAHULUAN. Definisi industri dalam istilah ekonomi dikategorikan dalam lingkup mikro dan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. (entrepreneurship) sering sekali terdengar, baik dalam bisnis, seminar, pelatihan,

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997 merupakan momen yang

BAB I PENDAHULUAN. pasar belum tentu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat yang kemampuan

I. PENDAHULUAN. usaha besar yang mengalami gulung tikar didera krisis. Pada saat yang bersamaan pula,

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung. Oleh karena

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yudohusodo (2006) mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi produksi pertanian tropis dan potensi pasar pangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelaku bisnis di Indonesia sebagian besar adalah pelaku usaha mikro, kecil

I. PENDAHULUAN. Negara memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan masyarakatnya,

I. PEDAHULUAN. disekalakan serta dilengkapi dengan tanda pengenal berupa keterangan-keterangan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB I PENDAHULUAN. dapat membuka lapangan pekerjaan karena kemampuan pemerintah sangat

MODUL 14 KEWIRAUSAHAAN. Oleh : Agus Supriyanto, SE

I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah

I PENDAHULUAN. Diakses 17 juli Guritno Kusumo Statistik Usaha Kecil dan Menengah.

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG. Peranan Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam perekonomian

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. pencaharian. Saat ini UMKM di Indonesia per tahunnya mengalami. oleh anak muda dan wanita. Usaha mikro mempunyai peran yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN an dimana terjadi krisis ekonomi. UKM (Usaha Kecil dan Menengah) demikian UKM tidak dapat dipandang sebelah mata.

MAKALAH HUKUM KEWIRAUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jenis usaha yang bermunculan menyebabkan persaingan menjadi

I. PENDAHULUAN. Indonesia telah mencapai 240 juta jiwa (BPS, 2011). Hal ini merupakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) telah mendapat perhatian yang relative cukup besar dari pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan berkelanjutan menjadi isu penting dalam menanggapi proses. yang strategis baik secara ekonomi maupun sosial politis.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan Ibu Kota Provinsi Lampung, selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki sumber daya alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Mikro, Kecil, dan Menengah adalah entitas yang memiliki kriteria yakni kekayaan

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Bandar Lampung merupakan ibukota Provinsi Lampung. Selain merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum keberadaan usaha kecil menengah (UKM) di negara-negara

KLASIFIKASI IKM (INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH) MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dan budaya pada masyarakat menandai berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis sekarang ini semakin lama semakin berkembang dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang baru, jumlah unit usaha bordir yang tercatat selama tahun 2015 adalah

METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. rentan terhadap pasar bebas yang mulai dibuka, serta kurang mendapat dukungan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk akan meningkatkan pula kebutuhan konsumsi

III. METODE PENELITIAN. masyarakat di kelurahan yang berada di kota Bandar Lampung, dan untuk

BAB I PENDAHULUAN. juga cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan pasang surut

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi di suatu negara termasuk Indonesia sangat bergantung

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti

BAB I PENDAHULUAN. kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Tidak terkecuali usaha dalam

I. PENDAHULUAN. berkembang terutama di Indonesia, Pertumbuhan angkatan kerja saat ini lebih

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) telah

BAB I PENDAHULUAN. nasional telah menunjukkan bahwa kegiatan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sebesar 4.789,82 Km 2 yang

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal menyerap tenaga kerja, meningkatkan jumlah unit usaha, dan. mendukung pendapatan rumah tangga (dalam Kuncoro, 2000:15).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pertumbuhan sektor wirausaha dalam negeri dikatakan cukup baik. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi dan pemerataan distribusi hasil-hasil pembangunan, UMKM juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja.

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sering disebut sebagai salah satu pilar perekonomian masyarakat suatu daerah. Hal ini disebabkan karena UMKM mempunyai fleksibilitas dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar yang berubah dengan cepat dibanding dengan perusahaan skala besar (Partomo dan Titik Sartika, 2004: 13). Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan kategori bisnis berskala kecil yang dipercaya mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Kontribusi UMKM yang paling menonjol adalah kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja (dapat mengurangi jumlah pengangguran). Bagi sebagian orang yang memiliki potensi dari segi kreativitas, inovatif, teliti, ulet, dan memiliki kemampuan kerja yang tinggi, justru hal tersebut yang menarik untuk mendirikan UMKM. Hal tersebut dikarenakan merasa lebih bebas, tidak terkekang untuk mengambil keputusan, tidak memikirkan resiko yang tinggi, dan mereka menyadari bahwa suatu usaha besar harus dimulai dari usaha kecil. Selain itu, kemampuannya lebih baik dan dinamis dalam menyesuaikan diri terhadap keadaan pasar yang mudah berubah dibandingkan usaha besar

2 Data statistik Kementrian Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Republik Indonesia mencatat bahwa perkembangan jumlah UMKM periode 2012-2013 mengalami peningkatan sebesar 2,41 persen, yaitu dari 56.534.592 unit pada tahun 2012 menjadi 57.895.721 unit pada tahun 2013. UMKM merupakan pelaku usaha terbesar dengan presentasenya sebesar 99,99 persen dari total pelaku usaha nasional pada tahun 2013. Tabel. 1 Perkembangan Jumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) Tahun 2012-2013 PERKEMBANGAN TAHUN 2012 TAHUN 2013 INDIKATOR TAHUN 2012-2013 JUMLAH (%) JUMLAH (%) JUMLAH (%) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah 56.534.592 99,99 57.895.721 99,99 1.361.130 2,41 (UMKM) - Usaha Mikro(UMi) 55.856.176 98,79 57.189.393 98,77 1.333.217 2,39 - Usaha Kecil(UK) 629.418 1,11 654.222 1,13 24.803 3,94 - Usaha Menengah(U M) 48.997 0,09 52.106 0,09 3.110 6,35 Data: Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia 2013 Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa usaha mikro lebih banyak jumlahnya dan mengalami perkembangan yang cukup tinggi bila dibandingkan dengan usaha kecil maupun usaha menengah. Perkembangan usaha mikro pada tahun 2012-2013 sebesar 1.333.217, sementara itu usaha kecil dan menengah perkembangannya sebesar 24.803 dan 3.110.

3 Usaha mikro tergolong jenis usaha marginal, ditandai dengan penggunaan teknologi yang relatif sederhana, tingkat modal dan akses terhadap kredit yang rendah, serta cenderung berorientasi pada pasar lokal. Sejumlah kajian dibeberapa negara menunjukkan usaha mikro berperanan cukup besar bagi pertumbuhan ekonomi, menyerap tenaga kerja melalui penciptaan lapangan pekerjaan, menyediakan barang dan jasa dengan harga murah. Usaha mikro juga merupakan salah satu komponen utama pengembangan ekonomi lokal, dan berpotensi meningkatkan posisi tawar (bargaining position) perempuan dalam keluarga (Lembaga Penelitian SMERU, 2003:7). Perkembangan perempuan sebagai seorang wirausahawan adalah faktor pendorong yang mengubah paradigma kaum perempuan sebagai kaum lemah menjadi kaum yang memiliki kemampuan bersaing dan sejajar dengan laki-laki dalam menjalankan usahanya. Partisipasi perempuan dalam dunia usaha merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan pembangunan. Usaha mikro yang banyak diminati kaum perempuan diantaranya adalah di bidang industri rumahtangga dan perdagangan. Di bidang industri rumahtangga misalnya pembuatan kripik dan makanan sejenisnya serta produksi barang-barang kerajinan rumahtangga, selanjutnya di bidang perdagangan, yaitu pedagang yang modalnya < Rp.10.000.000 misalnya dagang makanan sehari-hari atau warung nasi, kedai gorengan, dan lain sebagainya.

4 Dalam aktivitas perdagangan terdapat hal yang seharusnya menjadi penting untuk diperhatikan, yaitu tentang perilaku atau etika berdagang. Perilaku atau etika berdagang adalah cara pedagang dalam memberikan pelayanan kepada konsumennya. Sebagaimana Talcott Parson (dalam Ritzer dan Douglas, 2011:121) menerangkan seluruh pengertian perilaku manusia (sistem tindakan) merupakan sistem yang hidup, sehingga terdapat sistem-sistem yang saling tergantung, yaitu sistem kebudayaan, sistem sosial, sistem kepribadian, dan sistem organisme perilaku. Sistem sosial yang terdapat dalam masyarakat merupakan salah satu bagian penting dalam berjalannya sistem perdagangan karena didalamnya terdapat suatu interaksi. Karakteristik seorang pelaku usaha atau dagang sangat berperan dalam mengembangkan usahanya. Banyaknya usaha mikro yang berkembang dijalani para kaum perempuan ini membuktikan bahwa perempuan memiliki karakteristik yang unik dalam menjalankan usahanya. Perempuan memiliki gaya bisnis yang berbeda dengan kaum pria. Perempuan lebih memilih jenis bisnis yang masih berada dalam lingkup keseharian, serta menggunakan gaya bisnis dari hati ke hati dengan konsumennya. Perasaan yang cenderung personal, mengenal pelanggan secara mendalam, dan pendekatan yang melibatkan emosi, merupakan kekuatan bisnis para perempuan, sehingga usahanya mampu bertahan di saat krisis (Daniarti dan Sukendro, 2008:4).

5 Ada beberapa faktor yang mendasari keinginan perempuan untuk menjalankan usaha atau berdagang, tetapi di Indonesia salah satu motivasi perempuan memulai usahanya adalah tekanan ekonomi. Demi menambah penghasilan keluarga mereka bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhannya. Selain itu, banyak juga perempuan yang beralasan kemandirian dan penghargaan (Dhewanto, dkk, 2013 : 156). Menurut Dhewanto, dkk (2013 : 156) terdapat dua jenis faktor motivasi yang mempengaruhi perempuan untuk menjadi pengusaha. Pertama adalah karena pilihan, dan yang kedua adalah kebutuhan. Selain itu, juga terdapat beberapa faktor yang menghambat para kaum perempuan memulai usahanya, yaitu pengetahuan dan budaya, serta akses dana yang terbatas. Fenomena perempuan pengusaha di Indonesia menjadi sangat menarik untuk dilihat karena ternyata perempuan pengusaha mikro sudah mulai memegang peranan penting dalam bidang usaha. Kejadian seperti ini juga terjadi di Kota Bandar Lampung. Banyak perempuan yang mulai berani melakukan usaha untuk membantu perekonomian keluarga. Sifatnya adalah memulai usaha baru maka para perempuan ini cenderung untuk memilih usaha berskala mikro. Jenis usaha yang dibuka biasanya juga sesuai dengan sifat perempuan yang selama ini sudah dimiliki seperti membuka usaha dalam bidang makanan dan fashion. Dinas Koperasi, UKM. Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung mencatat jumlah UMKM sebanyak 3296 unit. Usaha mikro terdapat 2921 unit dan usaha kecil terdapat sebanyak 268 unit sedangkan pada usaha menengah jumlahnya lebih sedikit yaitu sebanyak 7 unit. UMKM tersebut tersebar di 20 kecamatan yang ada di kota Bandar Lampung.

6 Tabel.2 Jumlah UMKM di Bandar Lampung Pada Tahun 2013 NO KECAMATAN Usaha Mikro (unit) Usaha Kecil (unit) Usaha Menengah (unit) Jumlah UMKM 1 Panjang 109 7-116 2 Kedaton 108 12-220 3 Telukbetung Utara 329 27 1 357 4 Tanjung Senang 131 5-136 5 Telukbetung Barat 101 4-105 6 Tanjungkarang Pusat 103 2-105 7 Kemiling 66 39-105 8 Sukabumi 174 6-180 9 Telukbetung Selatan 230 15-245 10 Tanjungkarang Barat 168 20 2 190 11 Tanjungkarang Timur 256 60 3 319 12 Rajabasa 55 4-59 13 Sukarame 143 - - 143 14 Enggal 81 9-90 15 Bumi Waras 151 - - 151 16 Telukbetung Timur 141 48-189 17 Way Halim 111 8 1 120 18 Kedamaian 142 - - 142 19 Labuhan Ratu 177 - - 177 20 Langkapura 145 2-147 Jumlah 2921 268 7 3296 Data: Dinas Koperasi, UKM. Perindustrian dan Perdagangan Kota Bandar Lampung tahun 2013 Pada data jumlah UMKM di Bandar Lampung pada tahun 2013 tersebut merupakan data UMKM yang hanya memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), karena pada kenyataannya banyak sekali usaha-usaha yang berdiri. Misalkan pada jenis usaha mikro, usaha mikro yang di Kota Bandar Lampung jika dilihat secara keseluruhan jumlahnya mampu lebih dari 3296 unit.

7 Pada penelitian ini objek penelitiannya adalah kaum perempuan yang membuka usaha makanan dengan skala usaha mikro di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung. Berdasarkan pengamatan penulis, di daerah tersebut terdapat perempuan yang membuka usaha mikro dalam hal pangan atau makanan yang siap dikonsumsi, antara lain: pempek, mie ayam, bakso, nasi goreng, warung makan, gorengan, lontong sayur, pecel, kue-kue, nasi uduk, dan lainlain. Dalam memulai dan mengembangkan usahanya, para pelaku usaha ini banyak yang mengambil pelajaran dari pengalaman yang mereka miliki dari masa lalunya. Pengalaman setiap pelaku usaha tentulah berbeda dengan pelaku usaha lainnya, baik itu pengalaman yang baik ataupun tidak baik. Untuk mengembangkan usaha, diperlukan adanya karakteristik yang mampu untuk mempertahankan usaha agar tetap berjalan. Karakteristik ini dimakasudkan adalah kemampuan/cara/strategi perempuan pedagang makanan dalam mengembangkan usahanya. Karakteristik tersebut adalah karakteristik psikososial, Krakteristik psikososial adalah karakteristik yang menggabungkan antara psikologi dan sosiologi. Adanya karakteristik yang unik berguna untuk mempererat hubungan antara pedagang dan pembeli dengan tujuan agar usaha yang dijalankan dapat tetap bertahan. Alasan peneliti memilih topik ini karena peneliti tertarik dengan banyaknya perempuan yang berdagang meskipun mereka juga memiliki peran lain selain berdagang, seperti sebagai ibu rumahtangga, namun mereka tetap eksis di dunia perdagangan. Para perempuan pengusaha ini tentunya memiliki pengalaman dan karakteristik psikososial dalam menjalankan dan mengembangkan usahanya yang

8 menarik untuk dikaji, karena mereka berperan aktif dalam proses pembangunan dan memiliki motivasi yang besar dalam dirinya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana dinamika usaha para perempuan pedagang makanan? 2. Bagaimana karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro oleh perempuan pedagang makanan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung? 3. Apa saja faktor pendorong dan penghambat perempuan pedagang makanan dalam mengembangkan usahanya? C. Tujuan penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui dinamika usaha perempuan pedagang makanan. 2. Untuk mengetahui karakteristik psikososial pengembangan usaha mikro perempuan pedagang makanan di Kelurahan Kota Baru Kecamatan Tanjungkarang Timur Kota Bandar Lampung. 3. Untuk mengetahui faktor pendorong dan penghambat perempuan pedagang makanan dalam mengembangkan usahanya.

9 D. Manfaat Penelitian 1. Secara teoritis penelitian ini memberikan gambaran tentang pengembangan usaha di bidang makanan yang dilakukan oleh kaum perempuan sehingga dapat memberikan wawasan kepada semua pihak dalam rangka pengelolaan dan peningkatan usaha lainnya. 2. Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam memberdayakan sektor usaha mikro yang dilakukan oleh kaum perempuan.