BAB IV. TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI (SPJ) dari APBD pada DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT. 4.1 Landasan teori kuliah kerja praktek

dokumen-dokumen yang mirip
[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN KHUSUS BELANJA TIDAK LANGSUNG

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

[B.1] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN UANG PERSEDIAAN (UP) A. KETENTUAN UMUM B. PIHAK TERKAIT C. ALUR PROSEDUR

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

BAB III PEMBAHASAN TINJAUAN TEORI DAN PRAKTIK

: Prosedur pencairan gaji : Memberikan pelayanan pembayaran gaji yang tepat waktu : 1. PP Nomor 66 Tahun 2005 tentang Perubahan Ketujuh atas PP No.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara berasal dari dana publik yang harus dikelola

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH KOTA BATU

[B.3] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan. 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan.

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

PROSEDUR AKUNTANSI PENGGAJIAN KARYAWAN TETAP PADA LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Dalam pelaksanaan kerja praktek penulis ditempatkan pada subbagian

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN BUPATIKUNINGAN NOMOR 61 TAHUN 2016 TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan wajib di bidang pekerjaan. 3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan

Arsip Nasional Republik Indonesia

228/PMK.05/2010 MEKANISME PELAKSANAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN ATAS PAJAK DITANGGUNG PEMERINTAH

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

WALIKOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN PADA SEKRETARIAT DAERAH WALIKOTA YOGYAKARTA,

BAB I PENDAHULUAN. pendistribusian dana menjadi merata pada semua sektor publik sehingga. dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 110 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BANJAR. PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 18.a TAHUN 2011 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG KANTOR KAS DAERAH KOTA MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MOJOKERTO

BAUK DIR Prosedur Pengelolaan Keuangan: Pencairan dan Pertanggungjawaban UP 24 Mei 2013 (Ganti UP)

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TENGAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 35 TAHUN 2006 TENTANG

PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG PROSEDUR PEMBERIAN DANA BANTUAN KEUANGAN UNTUK SERIKAT PEKERJA

SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN. 1. SOP Perencanaan Anggaran. No Uraian Prosedur PANITERA/ Keterangan STAF TIM. Kelengkapan Waktu Output

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Kantor Dinas Permukiman Dan Perumahan Provinsi Jawa Barat. Di

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENGELUARAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

BAB 2 GAMBARAN UMUM INSTANSI

Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1968 tentang Berlakunya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1967 dan Pelaksanaan Pemerintahan di Propinsi Ben

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

BAB IV SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DINAS PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN KOTA BANDUNG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN TATTTT5 TAHUN 2012 TENTANG

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Kas. Definisi menurut John Burch dan Gary Grudnitski yang telah terjemahkan oleh

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.898, 2011 KEMENTERIAN KEUANGAN. Pajak Ditanggung Pemerintah. Pertanggungjawaban.

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD KUASA BUD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BUPATI KUTAI BARAT PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI KUTAI BARAT NOMOR 24 TAHUN 2017 TENTANG

BAB III TEORI DAN PRAKTIK

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

Prosedur Pencairan Dana Uang Persediaan Dan Ganti Uang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2011, No beras pemerintah yang sebelumnya telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 158/PMK.02/2009; d. bahwa berdasarkan pertimbangan

WALIKOTA MALANG PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 65 TAHUN TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH

4.1 Aktivitas Kerja Praktek

PROSEDUR AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PADA BAGIAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH KAB. JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 2- TAHUN 2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 83/PMK.05/2008 TENTANG

SISTEM DAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MEMBAYAR (SPM)

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 158/PMK.02/2010 TENTANG TATA CARA PENYEDIAAN ANGGARAN, PENCAIRAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN BANTUAN LANGSUNG PUPUK

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD BENDAHARA PENERIMAAN

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 14 TAHUN 2007 T E N T A N G PEMBERIAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

PROSEDUR AKUNTANSI PENGGAJIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BAGIAN KEUANGAN SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JEMBER LAPORAN PRAKTEK KERJA NYATA

BAB III GAMBARAN UMUM DAN METODE PENELITIAN Gambaran Umum Kantor Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2009 TENTANG

Arsip Nasional Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Obyek Penelitian. 1. Sejarah Berdirinya Dinas Pendapatan, Pengelolaan, Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Boyolali

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN RETRIBUSI TERA/TERA ULANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH BUPATI MADIUN,

ANALISIS EFEKTIFITAS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PADA SISTEM PENGGAJIAN DINAS SOSIAL DAN TENAGA KERJA KOTA BUKITTINGGI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 256/PMK.05/2010 TENTANG TATA CARA PENYIMPANAN DAN PENCAIRAN DANA CADANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Informasi Akuntansi ; Sistem adalah kumpulan/group dari sub. harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 19 TAHUN 2007 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN KEUANGAN DAN ASET KABUPATEN SUMBAWA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Prosedur 1.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDOENSIA,

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

1. Tujuan Prosedur ini bertujuan untuk mengatur pengeluaran kas, yang bersumber dari uang persediaan (UP)

Transkripsi:

BAB IV TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI (SPJ) dari APBD pada DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT 4.1 Landasan teori kuliah kerja praktek Sebelum penulis memaparkan isi dari laporan ini, penulis harus punya landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat mempertanggung jawabkan isi keseluruhan dari laporan ini. Oleh karena itu pada sub bab ini, penulis akan menuliskan landasan teori dari pendapat para ahli mengenai pengertian Sistem, Akuntansi serta pengertian SPJ yang di bahas oleh penulis. 4.1.1 Pengertian Sistem Dalam melaksanakan suatu pekerjaan perlu adanya sistem yang tepat agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya akan dikemukakan mengenai pengertian sistem, diantaranya adalah: Menurut Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain, pengertian sistem sebagai berikut: 21

Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur yang berhubung yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh (terintegrasi) untuk melakukan suatu kegiatan atau fungsi utama dari perusahaan. (2001:6) Sedangkan menurut Tata Sutabri dalam bukunya yang berjudul Analisa Sistem Informasi, pengertian Sistem adalah: Sistem adalah jaringan kerja diri prosedur-prosedur yang saling berhubungan. (2003:11) Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian sistem adalah satu kesatuan elemen atau unsure-unsur yang saling berkaitan satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan. 4.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Agus Maulana dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi, pengertian Akuntansi adalah sebagai berikut: Akuntansi adalah organisasi formulir, cacatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh managemen guna memudahkan pengeloleen perusahaan. (2001:1) Sedangkan menurut Soemarso SR, dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar, pengertian Akuntansi adalah: 22

Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan efisien. Akuntansi juga dapat didefinisikan sabagai proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi merekan yang menggunakan. (2004:10) Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa akuntasi adalah suatu proses untuk mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan berupa catatan, dan laporan yang dikoordinasikan untuk menyediakan informasi keuangan. 4.1.3 Pengertian Sistem Akuntansi Menurut Mulyadi dalam bukunya yang berjudul sistem informasi akuntansi mendefinisikan sistem akuntansi sebagai berikut: Sistem akuntansi adalah rangkaian kegiatan yang dimulai dari pengorganisasian formulir-formulir, catatan-catatan, prosedurprosedur, dan laporan-laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa guna menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh managemen guna memudahkan pengolahan kegiatan keuangan perusahaan (1993:6) 4.1.4 Pengertian SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) Menurut Indra Bastian pada bukunya yang berjudul sistem akuntansi sektor publik mendefinisikan SPj adalah sebagai berikut: 23

SPJ merupakan bagian dari sistem akuntansi pemerintah daerah dengan penjelasan a.spj pengeluaran merupakan buku besar pembantu pengeluaran kas yang dilengkapi dengan buktibukti pengeluaran (2007:370) 4.2 Hasil dan Pembahasan Kuliah Kerja Praktek 4.2.1 Fungsi yang terkait pada dinas perkebunan provinsi jawa barat Tinjauan Sistem Akuntansi SPJ dari APBD ini terkait beberapa fungsi-fungsi yang terkait, antara lain sebagai berikut: A. Kepala Dinas Fungsi Kepala Dinas adalah perumusan, penetapan, pengaturan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan teknis dalam bidang perkebunan serta penanggung jawab keuangan dalam lingkup Dinas Perkebunan. B. Sekretariat Fungsi Sekretariat adalah mengelola urusan keuangan, kepegawaian dan umum dalam hal ini pengajuan anggaran kepada pemerintah. C. Kasubag Keuangan Kasubag Keuangan juga bisa disebut Pejabat penerbit SPM, mempunyai fungsi sebagai pejabat yang diberikan kewenangan untuk menguji, menerbitkan dan menandatangani SPM. 24

D. Bendahara Pengeluaran Fungsi dari bendahara pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menata usahakan, dan mempertanggung jawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan pengeluaran negara pada kantor satuan kerja kementrian ato lembaga. E. Biro Keuangan Fungsi biro keuangan adalah untuk membuat SP2D yang berfungsi untuk memncairkan dana yang diminta. 4.2.2 Dokumen yang digunakan Adapun dokumen dokumen yang digunakan dalam Tinjauan Sistem Akuntansi SPJ(Surat Pertanggung Jawaban) dari APBD pada DINAS PERKEBUNAN adalah sebagai berikut: A. SPP Dokumen yang berisikan surat perintah pembayaran yang diajukan oleh pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran atau pula pejabat yang ditunjuk kepada pejabat penerbit SPM. B. SPM Dokumen yang dinggunakan atau diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM untuk mencairkan alokasi dana setelah melalui pengujian SPP. C. SP2D Dokumen ini bisa disebut dengan surat perintah pencairan dana yang diterbitkan oleh PEMDA pada khususnya biro keuangan. 25

D. Daftar Normatif Dokumen yang melengkapi pengjuan SPP kepada pejabat penerbit SPM yang terdiri dari surat setoran pajak dan surat pertanggung jawaban belanja langsung. 4.2.3 Catatan yang digunakan Sedangkan catatan yang digunakan dalam pelaksanaannya adalah Bukti Memorial digunakan oleh sub bagian keuangan untuk mencatat nilai ekonomi persediaan yang terpakai dan masih tersisa. 4.2.4 Laporan yang dihasilkan A. Buku Besar Pembantu Digunakan untuk mencatat rician rekening tertentu yang ada di buku besar. B. Buku besar Buku Besar adalah suatu buku yang berisi kumpulan rekening atau perkiraan yang telah dicatat dalam jurnal. 4.2.5 Tinjauan Sistem Akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) APBD Untuk memudahkan bagaimana cara pemprosesan SPJ berikut prosedur yang harus digunakan agar data yang dihasilkan mempunyai nilai yang lebih. 26

DEPARTEMEN MULAI 8 Uang Surat Tugas Kegiatan SP2D 9a 1 SPJ ditolak Membuat SPJ SPJ 9 Gambar 4.1 Bagan Alir Sistem Akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) APBD 27

VERIVIKATOR 1 Surat Tugas kegiatan 2a Menandatangani dan mengesahkan surat tugas kegiatan Surat yang sudah ditandatangani SPP ditolak Membuatkan SPP SPP 2 Gambar 4.2 Bagan Alir Sistem Akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) APBD (Lanjutan) 28

BENDAHARA PENGELUARAN 2 5 9 SPP SP2D SPJ Cek SPP TIDAK SPP ditolak 6 Cek SPJ Tidak SPJ ditolak Y A y a Menandat angani SPP 2a 7 Membuat LPJ 9a SPP yang sudah di tandatangan LPJ SP2D 3 Selesai 8 Gambar 4.3 Bagan Alir Sistem Akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) APBD (Lanjutan) 29

PEJABAT PENERBIT SPM BIRO KEUANGAN (PEMDA) 3 4 4a SPP yang sudah di tandatangan SPM SPM Ditolak Membuat SPM Cek SPM TIDAK Y A SPM ditolak SPM Membuat SP2D 4a 4 SP2D 5 Gambar 4.4 Bagan Alir Sistem Akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) APBD (Lanjutan) 30

BANK 6 SP2D Pencairan Uang SP2D 7 Gambar 4.5 Bagan Alir Sistem Akuntansi SPJ (Surat Pertanggung Jawaban) APBD (Lanjutan) 31

Keterangan: A. SPP : Surat Perintah Pembayaran B. SPM : Surat Perintah Membayar C. SP2D : Surat Perintah Pencairan Dana D. SPJ : Surat Pertanggung Jawaban E. LPJ : Laporan Pertanggung Jawaban Deskripsi: 1. Departemen membuat surat tugas kegiatan, setelah jadi lalu diberikan kepada verivikator. 2. Setelah verivikator menerima surat tugas kegiatan, dokumen tersebut kemudian di tandatangani dan disahkan kemudian verivikator membuatkan SPP untuk diberikan kepada Bendahara pengeluaran. 3. Setelah Bendahara Pengeluaran menerima SPP dari Verivikator, kemudian mengecek ke absahannya apabila sah maka dokumen tersebut di tandatangani lalu akan diserahkan kepada pejabat penerbit SMP, dan apabila tidak sah maka akan diberikan lagi ke verivikator untuk dibuatkan ulang. 4. SPP yang sudah ditandatangani dan sah lalu diserahkan kepada pejabat penerbit SPM, pajabat penerbit SPM lalu membuatkan SPM untuk diberikan kepada biro keuangan (PEMDA). 5. Setelah biro keuangan menerima SPM, maka dokumen tersebut di cek sah apa tidaknya. Apabila sah maka biro keuangan (PEMDA) membuatkan SP2D rangkap dua dimana yang satu di 32

arsipkan di biro keuangan (PEMDA) dan yang satu lagi ditunjukan kepada bendahara pengeluaran, dan apabila tidak sah maka SPM tersebut diberikan lagi kepada pejabat penerbit SPM untuk dibuat ulang. 6. Setelah bendahara pengeluaran mengetahui maka dokumen tersebut dibawa dan ditunjukan kepada Bank untuk proses pencairan dana, dan dokumen SP2D tersebut dibawa kembali untuk di arsipkan di bendahara pengeluaran. 7. Setelah pencairan dana departemen hanya diperlihatkan SP2D tersebut bersertakan uang untuk kegiatan yang akan dilaksanakan, lalu depertemen membuat SPJ sebagai bentuk pertanggungjawaban atas kegiatan yang berlangsung dan diberikan kepada bendahara pengeluaran. 8. Setelah bendahara pengeluaran menerima SPJ dari depertemen maka dokumen tersebut di cek sah apa tidaknya, apabila sah bendahara pengeluaran membuat LPJ sebagai laporan akhir, dan apabila tidak sah maka dokumen SPJ tersebut diberikan kembali kepada departemen untuk dibuatkan ulang. 33