BAB IV SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DINAS PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN KOTA BANDUNG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DINAS PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN KOTA BANDUNG"

Transkripsi

1 BAB IV SISTEM INFORMASI PENDAPATAN DINAS PEMAKAMAN DAN PERTAMANAN KOTA BANDUNG 4.1 Landasan Teori Kuliah Kerja Praktek Pada Bab IV ini, menjabarkan isi dari laporan hasil kegiatan kuliah kerja praktek, sebelumnya penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat mempertanggungjawabkan isi keseluruhan dari laporan ini. Oleh karena itu pada sub bab ini, penulis akan menuliskan landasan teori dari pendapat para ahli mengenai pengertian Sistem, Informasi, Sistem Informasi, Pendapatan Pengertian Sistem Dalam melaksanakan suatu pekerjaan perlu adanya sistem yang tepat agar setiap pekerjaan dapat diselesaikan secara efisien dan efektif serta sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Untuk lebih jelasnya akan di kemukakan mengenai pengertian sistem, diantaranya adalah: Menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen, Pengertian Sistem adalah: Sistem adalah kumpulan atau grup dari sub sistem atau bagian atau komponen apapun baik dari phisik ataupun non phisik yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. [24:2004] Sedangkan menurut Al-Bahra dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, pengertian Sistem adalah sebagai berikut:

2 Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran tertentu. [3:2005] Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pengertian Sistem adalah satu kesatuan suatu elemen atau unsurunsur yang saling berkaitan satu sama lainnya untuk mencapai suatu tujuan Pengertian Informasi Menurut Jogiyanto HM dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, pengertian Informasi adalah sebagai berikut: Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. [8:2001] Sedangkan menurut Al-Bahra dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, pengertian Informasi adalah: Informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi penerimanya untuk mengambil keputusan masa kini maupun dimasa yang akan datang. [8:2005] Dari pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Informasi merupakan data yang diolah menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bermanfaat bagi yang menerimanya Pengertian Sistem Informasi Menurut Al-Bahra dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi, pengertian Sistem Informasi adalah:

3 Sistem Informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. [14:2005] Sedangkan menurut Azhar Susanto dalam bukunya Sistem Informasi Manajemen, pengertian Sistem Informasi adalah sebagai berikut: Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub sistem yang saling berhubungan satu sama lain, dan bekerja sama secara harmonis untuk mencapai satu tujuan yaitu mengolah data menjadi informasi yang berguna. [55:2007] Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Sistem Informasi adalah kumpulan dari sub-sub yang saling berhubungan untuk melaporkan informasi sedemikian rupa untuk mencapai suatu tujuan dalam sebuah organisasi Pengertian Pendapatan Menurut Aliminsyah, S.E. dalam bukunya Kamus Istilah Akuntansi, pengertian Pendapatan adalah: Pendapatan adalah arus kekayaan dalam bentuk uang tunai, piutang atau aktiva lain yang masuk ke dalam perusahaan atau menurunnya kewajiban sebagai akibat penjualan barang atau penyerahan jasa. [248:2007] Sedangkan menurut Soemarso S.R. dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Suatu Pengantar, pengertian Pendapatan adalah: Pendapatan adalah Jumlah yang dibebankan kepada langganan untuk barang dan jasa yang dijual. Pendapatan dapat juga didefinisikan sebagai kenaikan bruto dalam modal

4 (biasanya melalui diterimanya suatu aktiva dari langganan) yang berasal dari barang dan jasa yang dijual. [54:2002] Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa Pendapatan adalah penambahan atau bertambahnya jumlah kekayaan atau modal yang berasal dari penjualan barang atau jasa Pengertian Bagan Alir/Flowchart Menurut Krismiaji dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi, menjelaskan bahwa: Bagan alir merupakan teknik analitik yang digunakan untuk menjelaskan aspek-aspek sistem informasi secara jelas, tepat dan logis. Diagram alir merupakan serangkaian transaksi yang digunakan oleh sebuah perusahaan, sekaligus menguraikan aliran data dalam sebuah sistem. [71:2002] Terdapat beberapa jenis bagan alir yang biasa digunakan, yaitu sebagai berikut: A. Bagan Alir Sistem (System Flowchart) Bagan alir sistem (system flowchart) merupakan bagan yang menunjukkan arus pekerjaan secara keseluruhan dari sistem. Bagan ini menjelaskan urutan dari prosedur-prosedur yang ada didalam sistem. Bagan alir sistem menunjukkan apa yang dikerjakan di sistem. Bagan alir sistem digambarkan dengan menggunakan simbol-simbol yang telah ditentukan. B. Bagan Alir Dokumen (Document Flowchart) Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut dengan bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart

5 merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya. Bagan alir dokumen ini menggunakan simbol-simbol yang sama dengan yang digunakan didalam bagan alir sistem. C. Bagan Alir Skematik (Schematic Flowchart) Bagan alir skematik (schematic flowchart) merupakan bagan alir yang mirip dengan bagan alir sistem, yaitu menggambarkan prosedur didalam sistem. Perbedaannya adalah bagan alir skematik selain menggunakan simbol-simbol bagan alir sistem, juga menggunakan gambar-gambar komputer dan peralatan lainnya yang digunakan. Maksud penggunaan gambar-gambar ini adalah untuk memudahkan komunikasi kepada orang yang kurang paham dengan simbol-simbol bagan alir. D. Bagan Alir Program (Program Flowchart) Bagan alir program (program flowchart) terdiri dari dua macam, yaitu bagan alir logika program (program logic flowchart) dan bagan alir program komputer terinci (detailed computer program flowchart). Bagan alir logika program digunakan untuk menggambarkan tiap-tiap langkah didalam program komputer secara logika. Bagan alir logika program ini dipersiapkan oleh analis sistem. E. Bagan Alir Proses (Process Flowchart)

6 Bagan alir proses (process flowchart) merupakan bagan alir yang banyak digunakan di teknik industri. Berguna bagi analis sistem untuk menggambarkan proses dalam suatu prosedur. Berdasarkan penjelasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa bagan alir (flowchart) adalah suatu gambaran umum tentang sistem yang berjalan yang berfungsi sebagai alat bantu komunikasi dan untuk dokumentasi serta menyajikan kegiatan mulai dari manual, komputerisasi maupun semi manual khususnya bagan alir sistem dan dokumen yang bersangkutan dengan Sistem Informasi Pendapatan. 4.2 Hasil dan Pembahasan Kuliah Kerja Praktek Sistem Informasi Pendapatan yang ada pada Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung. Dalam mengelola Pendapatan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung, Bendahara Penerimaan dibantu oleh 2 Bendahara Penerimaan Pembantu, yang berada di Tegalega dan dipemakaman jalan Pandu. Pendapatan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung antara lain dari : 1. Retribusi pelayanan Persampahan/Kebersihan. 2. Retribusi Pelayanan Pemakaman dan Pengabuan Mayat. 3. Retribusi Jasa Usaha. Dalam pelaksanaannya yang dikelola oleh Bendahara Penerimaan, yang lalu disetorkan ke rekening kas umum paling lama 1 (satu) hari kerja.

7 4.2.2 Fungsi dan Dokumen yang terkait pada Bendahara Penerimaan Pembantu Sistem Informasi Pendapatan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung melalui Bendahara Penerimaan Pembantu ini memiliki beberapa fungsi-fungsi yang terkait antara lain: 1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) memiliki tugas sebagai berikut : a. Menyerahkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)-Daerah kepada Bendahara Penerimaan Pembantu. 2. Pengguna Anggaran Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut : a. Menyerahkan SKR (Surat Ketetapan Retribusi) kepada Bendahara Penerimaan Pembantu. b. Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan melalui PPK-SKPD. 3. Bendahara Penerimaan Pembantu Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan Pembantu memiliki tugas sebagai berikut : a. Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada Surat Ketetapan Pajak (SKP)-Daerah/Surat Ketetapan Retribusi (SKR) dari Wajib Pajak/Retribusi. b. Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen Surart Ketetapan Pajak (SKP)-

8 Daerah/Surat Ketetapan Retribusi yang diterimanya dari Pengguna Anggaran. c. Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang sah. d. Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah kepada Wajib Pajak/Retribusi. e. Menyerahkan uang yang diterimanya dan Surat Tanda Setoran (STS) pada Bank. f. Menerima Suarat Tanda Setoran (STS) yang telah diotorisasi dari Bank dan menyampaikan ke Bendahara Umum Daerah (BUD). g. Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan kepada Bendahara Penerimaan. 4. Bendahara Penerimaan Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan memiliki tugas sebagai berikut : a. Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan Pembantu melalui PPK- SKPD. b. Melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis atas Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan yang disampaikan Bendahara Penerimaan Pembantu. Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu kepada Bendahara Penerimaan terhadap seluruh penerimaan dan

9 penyetoran serta uang kas yang diterimanya yang dicatat dalam Buku Kas Umum dan Buku Kas Penerimaan Harian Pembantu. Pihak yang terkait dan fungsi-fungsi dalam pertanggungjawaban antara lain : 1. Bendahara Penerimaan Pembantu Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan Pembantu memiliki tugas sebagai berikut : a. Melakukan penatausahaan pendapatan berdasarkan dokumen SSKP-Daerah, Surat Tanda Setoran (STS), Surat Ketetapan Retribusi (SKR), dan Surat Tanda Bukti Pembayaran lain yang sah. b. Menghasilkan dokumen Buku Kas Umum Penerimaan Pembantu dan Buku Kas Penerimaan Harian Pembantu. c. Membuat SPJ Penerimaan Pembantu. d. Menyerahkan SPJ Penerimaan Pembantu pada Bendahara Penerimaan. 2. Bendahara Penerimaan Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan memiliki tugas sebagai berikut : a. Menerima SPJ Penerimaan Pembantu dari Bendahara Penerimaan Pembantu b. Memverifikasi, mengevakuasi, dan menganalisis SPJ Penerimaan Pembantu. c. Menggunakan SPJ Penerimaan Pembantu dalam penatausahaan penerimaan.

10 Bendahara Penerimaan dan Bendahara Pembantu menyetorkan seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah yang sudah ditunjuk oleh walikota yaitu bank paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas itu diterima. Bank yang ditunjuk mempertanggungjawabkan seluruh uang kas yang diterimanya melalui Bendahara Umum Daerah kepada Walikota. Adapun dokumen-dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut: A. Buku Kas Umum Penerimaan Pembantu (BKU-PP) Dokumen ini berisi jumlah penerimaan/pengeluaran kas yang diterima oleh Bendaharaan Penerimaan Pembantu. B. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu (BRPHP) Dokumen ini berisi tentang Rekap harian semua penerimaan/ pengeluaran kas yang diterima. C. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) Dokumen ini merupakan Surat Ketetapan Pajak-Daerah yang ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yang diserahkan kepada Wajib Pajak berupa keterangan sejumlah uang serta kepada Bendahara Penerimaan Pembantu sebagai arsip untuk memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dari Wajib Pajak dengan dokumen SKPD.

11 D. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) Dokumen ini merupakan Surat Ketetapan Retribusi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Anggaran yang diserahkan kepada Wajib Pajak dan Bendahara Penerimaan Pembantu. E. Surat Tanda Setoran ( STS) Dokumen ini merupakan Surat Tanda Setoran dibuat oleh Bendahara Penerimaan Pembantu untuk melakukan penyetoran penerimaan kepada Bank dan dilaporkan kepada Bendahara Penerimaan. F. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan Pembantu Dokumen ini merupakan hasil penatausahaan penerimaan pada Bendahara Penerimaan Pembantu yang akan dilaporkan kepada Bendahara Penerimaan. Gambar 4.1 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh Bendahara Penerimaan Pembantu Gambar 4.2 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh Bendahara Penerimaan Pembantu (lanjutan) Gambar 4.3 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh

12 Bendahara Penerimaan Pembantu (lanjutan) Keterangan: PPKD : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SKP-Daerah: Surat Ketetapan Pajak Daerah SKR : Surat Ketetapan Retribusi SPJ : Surat Pertanggung Jawaban STBP : Surat Tanda Bukti Pembayaran STS : Surat Tanda Setoran BPROHP : Buku Pembantu Rincian Obyek Harian Penerima BKU-PP : Buku Kas Umum Penerimaan Pembantu BUD : Bendahara Umum Daerah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) menyerahkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)-Daerah yang telah diterbitkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu untuk keperluan melakukan verifikasi pada saat penerimaan pendapatan, Pengguna Anggaran menyerahkan Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang telah diterbitkan kepada Bendahara Penerimaan Pembantu untuk keperluan melakukan verifikasi pada saat penerimaan pendapatan. Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyerahkan uang (setoran pajak/retrebusi). Bendahara Penerimaan Pembantu kemudian melakukan verifikasi penerimaan uang dengan SKP-Daerah/SKR yang bersangkutan, setelah melakukan verifikasi Bendahara

13 Penerimaan Pembantu mengeluarkan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang sah. Bendahara Penerimaan Pembantu menyiapkan Surat Tanda Setoran (STS) Bendahara Penerimaan Pembantu kemudian melakukan penyetoran kepada Bank disertai Surat Tanda Setoran (STS). Surat Tanda Setoran (STS) diotorisasi oleh Bank dan Bank membuat nota kredit. Surat Tanda setoran yang telah diotorisasi diterima kembali oleh Bendahara Penerimaan Pembantu untuk kemudian menjadi bukti pembukuan, sedangkan nota kredit diserahkan ke Bendahara Umum Daerah (BUD). Bendahara Penerimaan Pembantu melakukan penatausahan penerimaan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)-Daerah/Surat Ketetapan Retribusi (SKR), Surat Tanda Setoran (STS), dan Surat tanda Bukti Pembayaran/ Bukti lain yang sah. Dari penatausahaan ini Bendahara Penerimaan Pembantu menghasilkan: a. Buku Kas Umum Penerimaan Pembantu b. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Pembantu Berdasarkan dokumen-dokumen diatas Bendahara Penerimaan Pembantu membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan Pembantu. Bendaharaan Penerimaan Pembantu yang bertugas untuk melaksanakan sebagian tugas dan fungsi dari Bendahara Penerimaan untuk mengelola Pendapatan. Bendahara Penerimaan Pembantu wajib menyetor seluruh uang yang diterimanya ke rekening kas umum daerah paling lama 1 (satu) hari kerja terhitung sejak uang kas

14 tersebut diterima dan langsung dilaporkan kepada Bendahara Penerimaan dengan bukti penyetoran.

15 4.2.3 Fungsi dan Dokumen yang terkait pada Bendahara Penerimaan Sistem Informasi Pendapatan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung melalui Bendahara Penerimaan ini memiliki beberapa fungsi-fungsi yang terkait antara lain: 1. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) memiliki wewenang untuk : a. Menetapkan Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah. 2. Pengguna Anggaran Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki wewenang untuk : a. Menetapkan Surat Ketetapan Retribusi (SKR). b. Menerima dan mengesahkan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan melalui Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD). 3. Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) memiliki wewenang untuk: a. Melakukan verifikasi harian atas penerimaan. 4. Bendahara Penerimaan

16 Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan memiliki tugas sebagai berikut : a. Menerima pembayaran sejumlah uang yang tertera pada Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah dan Surat Ketetapan retribusi (SKR) dari Wajib Pajak/Retribusi. b. Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah yang diterimanya dari Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). c. Memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dengan dokumen Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang diterimanya dari Pengguna Anggaran. d. Membuat Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang sah. e. Menyerahkan Tanda Bukti Pembayaran/tanda bukti lain yang sah kepada Wajib Pajak/Retribusi. f. Menyerahkan Surat Tanda Setoran (STS) beserta uang yang diterimanya pada Bank. g. Membuat dan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan kepada Pengguna Anggaran dan Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD). 5. Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD).

17 Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) memiliki tugas sebagai berikut : a. Menerima Laporan Pertanggungjawaban Penerimaan dari Bendahara Penerimaan. b. Melakukan verifikasi, evaluasi, serta analisis atas Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dalam rangka rekonsiliasi penerimaan. Bendahara Penerimaan juga wajib mempertanggungjawabkan seluruh pendapatan dan penyetoran atas penerimaan yang menjadi tanggungjawabnya secara : 1. Menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban Pendapatan kepada Pengguna Angaran/Kuasa Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) paling lambat 10 (sepuluh) bulan berikutnya. 2. Fungsional atas pengelolaan uang menjadi tanggung jawab dengan menyampaikan Laporan Pertanggungjawaban penerimaan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) selaku Bendahara Umum Daerah (BUD) paling lambat 10 (sepuluh) bulan berikutnya. Laporan pertanggungjawaban diatas dilampiri dengan Buku Kas Umum, Buku Pembantu Perincian Objek Penerimaan, Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian, Bukti Penerimaan Lainnya yang sah.

18 Pendapatan Dinas Pemakaman dan Pertamanan Kota Bandung fungsi-fungsi yang terkait dalam pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan antara lain: 1. Bendahara Penerimaan Dalam kegiatan ini, Bendahara Penerimaan memiliki tugas sebagai berikut. a. Melakukan penatausahaan pendapatan berdasarkan dokumen Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah), Surat Tanda Setoran (STS), Surat Ketetapan Retribusi (SKR), dan Surat Tanda Bukti Pembayaran lain yang sah. b. Menyusun Buku Kas Umum (BKU) Penerimaan. Buku Kas Umum (BKU) Pembantu (Rincian Objek Penerimaan), dan Bukti Rekapitulasi Penerimaan Harian. c. Membuat Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan dan lampiran-lampirannya yaitu Buku Kas Umum (BKU), Buku Rekapitulasi Penerimaan Bulanan, dan Bukti Penerimaan Lain yang sah. d. Menyerahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan kepada Pengguna Anggaran melalui Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) (pertanggungjawaban administrative) kepada Buku Kas Umum (BUD) (pertanggungjawaban fungsional).

19 2. PPK-SKPD Dalam kegiatan ini, Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) memiliki tugas sebagai berikut: a. Menerima dan memverifikasi Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan dari Bendahara Penerimaan. b. Menyerahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan tersebut pada Pengguna Anggaran. 3. Pengguna Anggaran Dalam kegiatan ini, Pengguna Anggaran memiliki tugas sebagai berikut: a. Menerima Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan dari Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD). b. Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan. 4. Bendahara Umum Daerah Dalam kegiatan ini, Bendahara Umum Daerah memiliki tugas sebagai berikut: a. Menerima Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dari bendahara Penerimaan. b. Memverifikasi, mengevaluasi, dan menganalisa Surat Pertanggungjawaban (SPJ) penerimaan dalam rangka rekonsiliasi penerimaan.

20 c. Mengesahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan Adapun dokumen-dokumen yang digunakan adalah sebagai berikut : A. Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKP-Daerah) Dokumen ini merupakan Surat Ketetapan Pajak-Daerah yang ditetapkan oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) yang diserahkan kepada wajib pajak berupa keterangan sejumlah uang serta kepada Bendahara Penerimaan sebagai arsip untuk memverifikasi kesesuaian jumlah uang yang diterima dari wajib pajak dengan dokumen Surat Ketetapan Pajak (SKP) Daerah. B. Surat Ketetapan Retribusi (SKR) Dokumen ini merupakan Surat Ketetapan Retribusi yang telah ditetapkan oleh Pengguna Anggaran yang diserahkan kepada wajib pajak dan Bendahara Penerimaan. C. Surat Tanda Setoran (STS) Dokumen ini merupakan Surat Tanda Setoran dibuat oleh Bendahara penerimaan untuk melakukan penyetoran penerimaan kepada Bank. D. Buku Kas Umum Penerimaan (BKUP)

21 Dokumen ini berisi jumlah penerimaan/pengeluaran kas secara garis besar. E. Buku Pembantu Rincian Obyek Penerimaan (BPROP) Dokumen ini merupakan rician obyek penerimaan yang diterima. F. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian (BRPH) Dokumen ini berisi rekapan harian semua penerimaan. G. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan Pembantu Dokumen ini merupakan hasil penatausahaan penerimaan pada Bendahara Penerimaan Pembantu yang akan digunakan pada penatausahaan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan. H. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan Dokumen ini merupakan hasil penatausahaan penerimaan oleh Bendahara Penerimaan yang dilaporkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD), Pengguna Anggaran dan Bendahara Umum Daerah (BUD). Gambar 4.4 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh Bendahara Penerimaan

22 Gambar 4.5 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh Bendahara Penerimaan (lanjutan) Gambar 4.6 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh Bendahara Penerimaan (lanjutan) Gambar 4.7 Flowchart Sistem Informasi Pendapatan oleh Bendahara Penerimaan (lanjutan) Keterangan: PPKD : Pejabat Pengelola Keuangan Daerah SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SKP-Daerah: Surat Ketetapan Pajak Daerah SKR : Surat Ketetapan Retribusi SPJ : Surat Pertanggung Jawaban STBP : Surat Tanda Bukti Pembayaran STS : Surat Tanda Setoran

23 BPROHP : Buku Pembantu Rincian Obyek Harian Penerimaan BKU-PP : Buku Kas Umum Penerimaan Pembantu BUD : Bendahara Umum Daerah Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) menyerahkan Surat Ketetapan Pajak (SKP)-Daerah yang telah diterbitkan kepada Bendahara Penerimaan untuk keperluan melakukan verifikasi pada saat penerimaan pendapatan. Pengguna Anggaran menyerahkan Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang telah diterbitkan kepada Bendahara Penerimaan untuk keperluaan melakukan verifikasi pada saat penerimaan pendapatan. Wajib Pajak/Wajib Retribusi menyerahkan uang (setoran pajak/retribusi). Bendahara Penerimaan kemudian melakukan verifikasi penerimaan uang dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP)- Daerah/Surat Ketetapan Retribusi (SKR) yang bersangkutan, setelah melakukan verifikasi. Bendahara Penerimaan mengeluarkan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang sah. Bendahara Penerimaan menyiapkan Surat Tanda Setoran(STS). Bendahara Penerimaan kemudian melakukan penyetoran kepada Bank disertai Surat Tanda Setoran (STS). Surat Tanda Setoran (STS) diotorisasi oleh Bank dan Bank membuat nota kredit. surat Tanda Setoran (STS) yang telah diotorisasi diterima kembali oleh Bendahara Penerimaan Untuk kemudian menjadi bukti pembukuan, sedangkan nota kredit diserahkan ke Bendahara Umum Daerah (BUD).

24 Bendahara Penerimaan melakukan penatausahaan penerimaan berdasarkan Surat Ketetapan Pajak-Daerah (SKP-Daerah), Surat Ketetapan Retribusi (SKR),Surat Tanda Setoran (STS) dan Surat Tanda Bukti Pembayaran/Bukti lain yang sah. Disamping, itu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempunyai Bendahara penerimaan Pembantu maka Bendahara Penerimaan akan menerima SPJ Penerimaan Pembantu. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) tersebut kemudian diverifikasi, evaluasi, analisis untuk dijadikan sebagai bahan penyusunan pertanggungjawaban penerimaan. Dari penatausahaan ini Bendahara Penerimaan menghasilkan: a. Buku Kas Umum Penerimaan b. Buku Pembantu (Rician Obyek Penerimaan) c. Buku Rekapitulasi Penerimaan Harian Berdasarkan dokumen-dokumen diatas Bendahara Penerimaan Membuat dokumen Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan, kemudian Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan diserahkan kepada Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) untuk dilakukan pengujian. Setelah dilakukan verifikasi, evaluasi, dan analisis maka Pejabat Pengelola Keuangan-Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK- SKPD) menyerahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan kepada Pengguna Anggaran untuk disahkan. Bendahara Penerimaan kemudian menyerahkan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan yangn telah disahkan oleh Pengguna Anggaran kepada Bendahara Umum Daerah (BUD).

25 Bendahara Umum Daerah (BUD) melakukan verifikasi, evaluasi, dan analisis atas Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Penerimaan yang diserahkan Pengguna Anggaran.

PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2017 PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD, BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN SERTA PENYAMPAIANNYA

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD, BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN SERTA PENYAMPAIANNYA LAMPIRAN A.2.b. PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan Pembantu LAMPIRAN A.7 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pertanggungjawaban Pihak Terkait 1. Dalam kegiatan ini, memiliki tugas sebagai berikut : Melakukan penatausahaan

Lebih terperinci

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN

SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN Pelaksanaan dan Penatausahaan Penerimaan 1. Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan 2. Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Pembantu 3. Pendapatan Daerah Melalui Bank

Lebih terperinci

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD LAMPIRAN I : PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TANGGAL : 8 MARET 2012 PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNG JAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN

Lebih terperinci

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan LAMPIRAN A.2 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pendapatan Daerah Melalui Pihak Terkait a. PPKD Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki wewenang untuk : Menetapkan SKP

Lebih terperinci

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan

Pertanggungjawaban Bendahara Penerimaan LAMPIRAN A.6 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pertanggungjawaban Pihak Terkait 1. Dalam kegiatan ini, memiliki tugas sebagai berikut : Melakukan penatausahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi, dalam bukunya Sistem Akuntansi, menyatakan bahwa:

BAB II LANDASAN TEORI Prosedur Pengertian prosedur menurut Mulyadi, dalam bukunya Sistem Akuntansi, menyatakan bahwa: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Sebelum penulis memaparkan isi laporan ini, penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat sehingga penulis dapat memperoleh gambaran mengenai isi keseluruhan

Lebih terperinci

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu

Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu LAMPIRAN A.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pendapatan Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Pembantu Pihak Terkait 1. PPKD Dalam kegiatan ini, PPKD memiliki

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori BAB II LANDASAN TEORI Sebelum penulis memaparkan isi laporan ini, penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN OPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD

PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN PENYAMPAIAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN OPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN ANGGARAN 2017 PENATAUSAHAAN, PENYUSUNAN DAN

Lebih terperinci

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU SKPD SERTA PENYAMPAIANNYA

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU SKPD SERTA PENYAMPAIANNYA LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 55 TAHUN 2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SKPD DAN BENDAHARA PENERIMAAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi Pemerintahan Sistem memiliki peran penting dalam perusahaan atau pemerintahan. Sistem membantu dalam mempermudah jalannya kegiatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Sebelum penulis memaparkan isi laporan ini, penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Sebelum penulis memaparkan isi laporan ini, penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat memperoleh gambaran mengenai isi keseluruhan laporan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001 : 3) adalah Organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa guna untuk menyediakan

Lebih terperinci

SIKLUS PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH

SIKLUS PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH Makalah SIKLUS PENDAPATAN PEMERINTAH DAERAH Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Akuntansi Sektor Publik Disusun Oleh: Afrizal Ahmad Abrar (125020300111087) Kenzarah Zhetira Alam (145020304111010)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Sebelum penulis memaparkan isi laporan ini, penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANDUNG

Lebih terperinci

BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB I PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. AZAS UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH 1. Keuangan daerah dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundangundangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN

Lebih terperinci

BAB II Ruang Lingkup

BAB II Ruang Lingkup BAB I Definisi A. Ketentuan Umum 1. Daerah adalah Kota Metro 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai Unsur Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. 3. Kepala Daerah adalah Walikota

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS. Jumlah. ~ 225 ~ Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah Format dan Cara Pengisian Surat Permintaan Pembayaran (SPP) Contoh Register SPP PEMERINTAH KABUPATEN. REGISTER SPP-UP/SPP-GU/SPP-TU/SPP-LS SKPD: No. Urut Tanggal Uraian 1 2 4 UP Halaman :. Jumlah SPP (Rp)

Lebih terperinci

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH PERTEMUAN 7 Penatausahaan keuangan daerah merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses Pengelolaan Keuangan Daerah, baik menurut Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Kuliah Kerja Praktek Sebelum penulis memaparkan isi dari laporan ini, penulis harus punya landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana

BAB III PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Pencairan Dana BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Pencairan Dana Pencairan dana yaitu suatu tindakan atau kegiatan menguangkan dana yang telah dianggarkan secara tunai selama satu bulan dan digunakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M AH A ES A, MENTERI DALAM NEGERI,

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M AH A ES A, MENTERI DALAM NEGERI, PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG TATA C AR A PEN ATAU SAH AAN D AN PENYUSUN AN LAPOR AN PERTANGGUNGJAW ABAN BEND AH AR A SERTA PENY AMP AI ANNYA DENG AN R AHM AT TUHAN Y ANG M

Lebih terperinci

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN

BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN BAB V SISTEM AKUNTANSI PENDAPATAN Akuntansi Pendapatan pada lingkup SKPD dilakukan hanya untuk mengakui, mencatat, dan melaporkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berada dalam wewenang SKPD. Pendapatan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016

BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016 - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 37 TAHUN 2016 NOMOR 37 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PEJABAT PENGELOLA KEUANGAN DAERAH DALAM RANGKA PELAKSANAAN ANGGARAN

Lebih terperinci

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 32 TAHUN 2014

BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 32 TAHUN 2014 BUPATI ACEH BARAT DAYA PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH BARAT DAYA NOMOR 32 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

Lebih terperinci

Pendapatan Daerah Melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan, dan/atau Kantor Pos

Pendapatan Daerah Melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan, dan/atau Kantor Pos LAMPIRAN A.5 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pendapatan Daerah Melalui Bank Pemerintah yang ditunjuk, Bank Lain, Badan, Lembaga Keuangan, dan/atau Kantor Pos

Lebih terperinci

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17

Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar. tedi last 02/17 Kebijakan Akuntansi Jurnal Standar tedi last 02/17 KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN Standar Akuntansi Pemerintahan (PP no 71 Th 2010) membedakan akun/rekening/pos pendapatan terdiri atas 2 jenis, yaitu :

Lebih terperinci

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO

ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO ANALISA PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN ARUS KAS PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASETKOTA SIDOARJO Dwi Yulia Erismawati, Syafi i, Siti Rosyafah Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16

PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16 PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH (sumber : Kemendagri) tedi -- last 09/16 Asas Umum Penatausahaan Keuangan Daerah Pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran, bendahara penerimaan/pengeluaran dan orang atau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori Sebelum penulis memaparkan isi dari laporan ini, penulis harus mempunyai landasan teori yang kuat terlebih dahulu sehingga penulis dapat memperoleh gambaran mengenai

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN BUPATI KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN BUPATI KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 2 TAHUN : 2007 SERI : C PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2007 TENTANG PENATAUSAHAAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015

Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi Volume 15 No. 04 Tahun 2015 ANALISIS PROSEDUR PENERIMAAN PENDAPATAN DAERAH MELALUI BENDAHARA PENERIMAAN PADA DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (DPPKAD) KABUPATEN KEPULAUAN SITARO Cicilia Natalia Karundeng, Ventje

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. Jalan Wastukancana No. 2 Telp Bandung PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH Jalan Wastukancana No. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 Bandung SALINAN KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR : 954/Kep. 001-BPKA/2018 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT

Lebih terperinci

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 65 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA SERTA PENYAMPAIANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU LAMPIRAN B.12 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN () PENGELUARAN PEMBANTU 1. Bendahara Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara

Lebih terperinci

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD

Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara PPKD LAMPIRAN B.10 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Pengeluaran Daerah Melalui Bendahara Pihak Terkait a. Dalam kegiatan ini, memiliki wewenang untuk : Memberikan

Lebih terperinci

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD

Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan PPKD LAMPIRAN B.10 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: Pengeluaran Daerah Daerah Melalui Bendahara Penerimaan Deskripsi Kegiatan Pengeluaran yang dikelola dapat berupa Belanja Bunga, Belanja Subsidi,

Lebih terperinci

BAB II PENATAUSAHAAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH. Menurut Mardiasmo (2003), paradigma pengelolaan keuangan daerah

BAB II PENATAUSAHAAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH. Menurut Mardiasmo (2003), paradigma pengelolaan keuangan daerah 11 BAB II PENATAUSAHAAN DAN AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH II.1. Pengelolaan Keuangan Daerah adalah : Menurut Mardiasmo (2003), paradigma pengelolaan keuangan daerah 1. Pengelolaan keuangan daerah harus bertumpu

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 37 TAHUN : 2012 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENATAUSAHAAN RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori Pengertian Sistem Akuntansi BAB III PEMBAHASAN 3.1 Tinjauan Teori 3.1.1 Pengertian Sistem Akuntansi sistem akuntansi memiliki pengertian masing-masing yang terdiri daridua elemen yaitu: sistem dan akuntansi dimana setiap sistem memiliki

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU LAMPIRAN B.12 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN PEMBANTU Deskripsi Kegiatan Bendahara pengeluaran pembantu wajib menyelenggarakan penatausahaan

Lebih terperinci

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PSRATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PSRATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH BUPATI PACITAN PROVINSI JAWA TIMUR PSRATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 40 TAHUN 2016 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN PENDAPATAN ASLI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN, Menimbang

Lebih terperinci

F. Pertanggungjawaban Fungsional

F. Pertanggungjawaban Fungsional F. Pertanggungjawaban Fungsional Pertanggungjawaban fungsional dibuat oleh bendahara pengeluaran pembantu dan disampaikan kepada bendahara pengeluaran paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya. Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU)

[B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU) [B.5] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN PENGESAHAN PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Pengesahan Penggunaan Uang Persediaan (GU) adalah sistem dam prosedur dalam

Lebih terperinci

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

[6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN [6.10.] PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN () PENGELUARAN 6.10.1.Kerangka Hukum Surat Pertanggungjawaban () merupakan dokumen yang menjelaskan penggunaan dari danadana yang dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 76 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN LAMPIRAN B.11 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 1. Bendahara PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN Pihak Terkait Dalam kegiatan, Bendahara memiliki

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM daerah; PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYETORAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KE REKENING KAS UMUM DAERAH KABUPATEN KARANGASEM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA b. bahwa sebagaimana

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG

PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH. JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp BANDUNG PEMERINTAH KOTA BANDUNG SEKRETARIAT DAERAH JALAN WASTUKANCANA NO. 2 Telp. 432338 432339 432369 432370 BANDUNG SALINAN KEPUTUSAN WALI KOTA BANDUNG NOMOR : 954/Kep. 398-BPKA/2018 TENTANG PENUNJUKAN PEJABAT

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 3 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006

1. SISTEM AKUNTANSI KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BERDASARKAN PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 1. SIKLUS AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH Pada dasarnya siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti siklus akuntansi yang telah dijelaskan diatas. Perbedaan yang ada adalah pada proses penyusunan laporan keuangan

Lebih terperinci

BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAGAN ALIR SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan PERMENDAGRI Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA 12 JUNI 2006 DAFTAR ISI

Lebih terperinci

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG

BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG BAB IV PROSEDUR REALISASI ANGGARAN BELANJA TIDAK LANGSUNG 4.1 Prosedur Realisasi Anggaran Belanja Tidak Langsung Prosedur realisasi anggaran khusus belanja tidak langsung adalah sebagai berikut: 1. Daftar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Informasi Akuntansi ; Sistem adalah kumpulan/group dari sub. harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sistem Informasi Akuntansi ; Sistem adalah kumpulan/group dari sub. harmonis untuk mencapai satu tujuan tertentu. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Sistem dan Prosedur Menurut Azhar Susanto (2013:22) dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Akuntansi ; Sistem adalah kumpulan/group dari sub sistem/bagian/komponen

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN RETRIBUSI KEBERSIHAN DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO

ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN RETRIBUSI KEBERSIHAN DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO ANALISIS SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN RETRIBUSI KEBERSIHAN DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAERAH KOTA MANADO ANALYSYS SYSTEM AND PROCEDURE FOR ACCEPTANCE OF RETRIBUTION CLEANING THE REGIONS REVENUE DEPARTMENT

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. bagaimana pencatatan yang diterapkan pada pemerintahan serta di berikan BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kerja praktek yang dilaksanakan kurang lebih selama satu bulan, penulis di tempatkan pada bagian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 26 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 542 TAHUN 2008 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH WALIKOTA BANDUNG, Menimbang : a. bahwa Sistem

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 7 Tahun 2007 Lampiran : 1 (satu) berkas TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Lebih terperinci

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi.

strategis organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi ekonomi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam rangka meningkatkan kinerja SKPD disuatu daerah masalah penatausahaan keuangan dan pengelolaan barang milik daerah, khususnya yang berkaitan dengan penerapan

Lebih terperinci

BAB IV. TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI (SPJ) dari APBD pada DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT. 4.1 Landasan teori kuliah kerja praktek

BAB IV. TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI (SPJ) dari APBD pada DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT. 4.1 Landasan teori kuliah kerja praktek BAB IV TINJAUAN SISTEM AKUNTANSI (SPJ) dari APBD pada DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT 4.1 Landasan teori kuliah kerja praktek Sebelum penulis memaparkan isi dari laporan ini, penulis harus punya landasan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN

PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN LAMPIRAN B.11 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN Deskripsi Kegiatan Bendahara pengeluaran secara admstratif wajib mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB IX PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB IX PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH BAB IX PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH A. PENGERTIAN PENGELOLA KEUANGAN 1. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna

Lebih terperinci

EVALUASI SISTEM PENATAUSAHAAN PENERIMAAN KEUANGAN DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA KENDARI

EVALUASI SISTEM PENATAUSAHAAN PENERIMAAN KEUANGAN DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA KENDARI EVALUASI SISTEM PENATAUSAHAAN PENERIMAAN KEUANGAN DAERAH PADA BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BPKAD) KOTA KENDARI Oleh Intihanah 1, Sulvariani Tamburaka 2,Dwi Novita Sari 3 Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU)

PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) LAMPIRAN B.9. : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : TANGGAL: PELAKSANAAN BELANJA UNTUK PENGGUNAAN UANG PERSEDIAAN (UP), GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) DAN TAMBAHAN UANG PERSEDIAAN (TU) Deskripsi Kegiatan

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya

Walikota Tasikmalaya - 1 - Diubah dengan Perwal 50 Tahun 2014 Menimbang : a. Walikota Tasikmalaya PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG BUPATI KULON PROGO KEPUTUSAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG PENUNJUKAN/PENGANGKATAN ATASAN LANGSUNG BENDAHARA, BENDAHARA PENERIMAAN, BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU, BENDAHARA PENGELUARAN,

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 15 BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Penulis melaksanakan kuliah kerja praktek di Kantor Pemerintah Kota Cimahi. Penulis ditempatkan pada bagian Keuangan Sub Bagian

Lebih terperinci

Pedoman membuat Flowchart ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

Pedoman membuat Flowchart ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI Pedoman membuat Flowchart Materi yang akan dibahas Pengertian/Definisi Flowchart Jenis-jenis Flowchart Bagan alir sistem (systems flowchart). Bagan alir dokumen (document flowchart). Bagan alir skematik

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH TEKNIS DAN FORMAT-FORMAT SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

LANGKAH-LANGKAH TEKNIS DAN FORMAT-FORMAT SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MAJALENGKA Nomor : 3 TAHUN 2011 Tanggal : 1 Februari 2011 Tentang : SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA LANGKAH-LANGKAH TEKNIS DAN FORMAT-FORMAT

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSIPPKD

SISTEM AKUNTANSIPPKD LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 76 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH SISTEM AKUNTANSIPPKD Sistem akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Sistem Pengendalian Intern 2.1.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Menurut PP no. 60 Tahun 2008 sistem pengendalian intern adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan

Lebih terperinci

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS

SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS LAMPIRAN V. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 19 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 SISTEM AKUNTANSI NOMOR 05 SISTEM AKUNTANSI KAS DAN SETARA KAS A. UMUM 1. Definisi Mengacu pada Paragraf 8

Lebih terperinci

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI BANJAR NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENATAUSAHAAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN BANJAR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendistribusian dana menjadi merata pada semua sektor publik sehingga. dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

BAB I PENDAHULUAN. pendistribusian dana menjadi merata pada semua sektor publik sehingga. dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang kerja kerja praktek Seperti yang telah diketahui, kekayaan Negara yang dikelola pemerintah adalah dana yang cukup besar jumlahnya. Pertanggungjawaban atas penguna penyelenggara

Lebih terperinci

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH

BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH BAB III AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH A. KETENTUAN UMUM Dalam Bab ini yang dimaksud dengan: 1. Keuangan Daerah adalah semua hak dan kewajiban Daerah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan

Lebih terperinci

MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD BENDAHARA PENERIMAAN

MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD BENDAHARA PENERIMAAN MODUL MODUL PELAKSANAAN APBD BENDAHARA PENERIMAAN Berdasarkan Permendagri No.13 tahun 2006 untuk proses pelaksanaan APBD dimulai sejak disusunnya Daftar Pelaksanaan Anggaran (DPA) SKPD sampai dengan pertanggungjawaban

Lebih terperinci

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA

TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN PPKD SERTA PENYAMPAIANNYA LAMPIRAN II : PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : 55 TAHUN 2008 TANGGAL : 1 DESEMBER 2008 TATA CARA PENATAUSAHAAN DAN PENYUSUNAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN BENDAHARA PENERIMAAN SERTA PENYAMPAIANNYA

Lebih terperinci

BUPATI MANDAILING NATAL

BUPATI MANDAILING NATAL - 1 - BUPATI MANDAILING NATAL PERATURAN BUPATI MANDAILING NATAL NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH KABUPATEN MANDAILING NATAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Rone L. Karamoy, Evaluasi Pelaksanaan Sistem. EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS DI DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO

Rone L. Karamoy, Evaluasi Pelaksanaan Sistem. EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS DI DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN KAS DI DINAS PENDAPATAN KOTA MANADO Oleh: Rone Lucia Karamoy Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: ronekaramoy@yahoo.com

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT Menimbang PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET : DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten

BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar 1. Sejarah Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Karanganyar Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3.a TAHUN 2011

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3.a TAHUN 2011 WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 3.a TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KOTA BANJAR TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Fretty S. Tuerah, Evaluasi Pelaksanaan Sistem.

Fretty S. Tuerah, Evaluasi Pelaksanaan Sistem. EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM DAN PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL MINAHASA TENGGARA Oleh: Fretty Sofia Tuerah Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH

-169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH -169- BAB VI AKUNTANSI DAN PERTANGGUNGJAWABAN A. AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH KEUANGAN DAERAH 1. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah a. Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, pemerintah daerah wajib

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Akuntansi Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya dengan unsur yang lain yang berfungsi bersama-sama untuk mecapai tujuan tertentu. Sistem diciptakan

Lebih terperinci

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU)

[B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) [B.2] SISTEM DAN PROSEDUR PENGAJUAN GANTI UANG PERSEDIAAN (GU) A. KETENTUAN UMUM Sistem dan Prosedur Pengajuan Ganti Uang Persediaan (GU) adalah dalam rangka mengisi kembali uang persediaan di Bendahara

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan. Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Pertanggungjawaban Bendahara Pengeluaran pada Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Barat Pada setiap awal tahun anggaran, setiap OPD mengajukan anggaran yang dibutuhkan dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN

PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN SKPD :... PEMERINTAH PROVINSI/KABUPATEN/KOTA... BUKU PEMBANTU KAS TUNAI BENDAHARA PENGELUARAN Tanggal No. BKU Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo Mengetahui:..., Tanggal... Pengguna Anggaran Bendahara

Lebih terperinci

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10

RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10 RMK AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERTEMUAN 10 DANAR SUTOPO SIDIG NOMOR ABSEN 14 K E L A S A S T A R U N I V E R S I T A S H A S A N U D D I N Halaman 1 of 5 SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH A. Pendahuluan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 6 SERI A PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN VERIFIKASI PENERIMAAN PENDAPATAN, PERMINTAAN PEMBAYARAN (SPP), DAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR m BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 46 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA BADAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENATAUSAHAAN DAN AKUNTANSI, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas. : Anggaran Seksi Verifikasi Pelaksanaan APBD. : Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Kabupaten

Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas. : Anggaran Seksi Verifikasi Pelaksanaan APBD. : Dinas Pendapatan, Keuangan dan Asset Kabupaten Lampiran i Daftar Internal Control Questionnaries (ICQ) Sistem Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Nama Responden : Vernando Sarmono Bagian : Anggaran Seksi Verifikasi Pelaksanaan APBD Instansi :

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM DAN PROSEDUR PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN

Lebih terperinci