V1. ANALISIS USAHATANI PETANI PESERTA DAN NON-PESERTA PRIMA TAN

dokumen-dokumen yang mirip
VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI CAISIM

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA TANI PEPAYA CALIFORNIA BERDASARKAN SPO DAN TANPA SPO

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN

BAB VII ANALISIS PENDAPATAN USAHA BUDIDAYA UDANG GALAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

V. GAMBARAN UMUM RUMAHTANGGA PETANI PADI DI SULAWESI TENGARA

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. berbeda dengan pendapatan yang diterima oleh petani lainnya. Bahkan seorang

sosial yang menentukan keberhasilan pengelolaan usahatani.

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEMBANG KOL

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. aktivitas dan produktivitas kerja. Jumlah petani pada pola tanam padi-ubi

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI VARIETAS CIHERANG

VII. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU. Umumnya petani ubi kayu Desa Pasirlaja menggunakan seluruh lahan

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

III KERANGKA PEMIKIRAN

IX. KESIMPULAN DAN SARAN. petani cukup tinggi, dimana sebagian besar alokasi pengeluaran. dipergunakan untuk membiayai konsumsi pangan.

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PAPRIKA HIDROPONIK

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

VII. ANALISIS PENDAPATAN

BAB IV METODE PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode deskriptif.

VI. HASIL dan PEMBAHASAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

VII. PEMECAHAN OPTIMAL MODEL INTEGRASI TANAMAN TERNAK

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BELIMBING DEWA

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. menggunakan pengalaman, wawasan, dan keterampilan yang dikuasainya.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

I. PENDAHULUAN. terpadu dan melanggar kaidah pelestarian lahan dan lingkungan. Eksploitasi lahan

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Petani cabai merah lahan pasir pantai di Desa Karangsewu berusia antara

II. TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

VIII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

IV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.

Lampiran 1. Diskripsi Varietas Padi Ciherang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III KERANGKA PEMIKIRAN

IV. METODE PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive) dengan

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

Peran dan Kontribusi Hand Tractor terhadap Efisiensi Usahatani di Banten

II. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

Lampiran 1. Tingkat Partisipasi Petani Dalam Mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu No. Pertanyaan Sampel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) merupakan daerah agraris dan

dan lokasi yang melaksanakan kegiatan Rice Estate, dengan pertimbangan bahwa

V. DESKRIPSI RUMAHTANGGA PETANI TANAMAN PANGAN. Pada bagian ini akan disajikan secara singkat deskripsi statistik kondisi

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. tanggungan keluarga, luas lahan, status kepemilikan lahan, pengalaman bertani,

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

POLA USAHATANI PADI, UBI JALAR, DAN KATUK UNTUK MENGAKUMULASI MODAL DAN MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI

IV. METODE PENELITIAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

III KERANGKA PEMIKIRAN

PENDAHULUAN. salah satu negara berkembang yang mayoritas. penduduknya memiliki sumber mata pencaharian dari sektor pertanian.

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Hal ini seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk diiringi

I. PENDAHULUAN. sumber pangan utama penduduk Indonesia. Jumlah penduduk yang semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 2 September 2012

VII. ANALISIS PERBANDINGAN PENDAPATAN USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

Transkripsi:

V1. ANALISIS USAHATANI PETANI PESERTA DAN NON-PESERTA PRIMA TAN Sumber pendapatan usahatani rumahtangga berasal dari usahatani padi, usahatani kebun dan usahatani temak. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya usahatani yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu, sedangkan biaya adalah pengeluaran petani selama kegiatan proses produksi berlangsung. Biaya dalam usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai adalah biaya yang dikeluarkan secara tunai pada saat kegiatan proses produksi berlangsung, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya yang tidak hams dibayarkan secara tunai setiap tahapan proses produksi akan tetapi diperhitungkan per periode waktu. Pendapatan usahatani yang diukur adalah pendapatan atas biaya tunai dan pendapatan atas biaya total. Pendapatan atas biaya tunai merupakan penerimaan total yang telah dikurangi dengan biaya tunai yang dikeluarkan baik berupa biaya variabel maupun biaya tetap. Biaya total adalah biaya dalam bentuk tunai ditambah dengan biaya yang diperhitungkan, sedangkan pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dari total penerimaan dikurangi dengan biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. 6.1. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Peserta dan Non-Peserta Prima Tani Pengeluaran usahatani padi yang merupakan biaya tunai adalah biaya benih, pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KCI, pestisida, sewa traktor, upah tenaga kerja luar keluarga, biaya bawon, iman irigasi dan pajak lahan, sedangkan biaya yang

diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga. Analisis biaya dan pendapatan usahatani padi petani peserta dan non-peserta Prima Tani masing- masing disajikan pada Tabel 7 dan 8. Tabel 7. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Peserla Prima Tani per Hektar Junlah 4007 kg Nilai 8 082 119 I b. Pupukurea c. PupukSP-36 d. PupukKCI e. Pestisida f. Traktor g. Tenaga kerja luar keluarga h. Bawon i. Pajak j. Iuran irigasi Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga 4 ( Total Biaya I 5 1 Pendapatan atas biaya tunai I 6 ( Pendapatan atas biaya total 7 I RC- rasio 27 kg 197 kg 100 kg 54 kg 0.96 itr 27 hok 286 kg 35 hok Ilasil analisis biaya dan pendapatan usahatani padi (Tabel 7) petani peserta per hektar dalam satu periode musim tanam menunjukkan bahwa total penerimaan sebesar Rp. 8 082 119 dengan total biaya tunai Rp. 2 629 306 sehingga diperoleh

pendapatan atas biaya tunai sebesar Rp. 5 452 813. Namun setelah biaya tenaga kerja keluarga diperhitungkan, inaka diperoleh pendapatan atas total biaya sebesar Rp. 4 325 813 dengan RC-rasio sebesar 2.15. Artinya setiap pengeluaran Rp. 100 dalam usahatani padi, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 215. Komponen biaya tunai terbesar berlurut-turut adalah penggunaan tenaga kerja luar keluarga 32 persen, biaya bawon 22 persen, dan penggunaan pupuk 21 persen dari total biaya tunai. Nanun bila dilihat dari seluruh komponen pembiayaan yang dikeluarkan, maka biaya penggunaan tenaga kerja keluarga paling besar yaitu 30 persen dari total biaya yang ada. Penerimaan usahatani padi (Tabel 8) petani non-peserta Prima Tani per hektar dalam satu periode musim tanam adalah sebesar Rp. 6 569 820 dengan biaya tunai sebesar Rp. 2 343 188 sehingga diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 4 226 632. Namun setelah biaya tenaga kerja keluarga diperhitungkan, maka diperoleh pendapatan atas total biaya sebesar Rp. 3 178 882 dengan RC-rasio 1.93. Artinya setiap pengeluaran Rp. 100 dalam usahatani padi, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 193. Komponen biaya tunai ketiga terbesar berturut-turut adalah penggunaan tenaga kerja luar keluarga 32 persen, penggunaan pupuk 21 persen dan biaya bawon 20 persen. Namun bila dilihat dari seluruh koinponen biaya yang dikeluarkan, maka biaya penggunaan tenaga kerja keluarga paling besar yaitu 31 persen dari total biaya yang ada. Petani non-peserta Prima Tani menggunakan benih yang diproduksi sendiri dengan jumlah yang lebih besar karena daya tumbuh benih yang digunakan sangat rendah sehingga petani mengantisipasi kecukupan bibit dengan menabur benih yang lebih banyak. Jenis pestisida yang digunakan umumnya adalah decis, lindomin dan spontan.

Tabel 8. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Padi Petani Non-Peserta PrimaTani per Hektar No Uraian Jumlah Harga Nilai 1 Penerimaan 3420 kg 1921 6 569 820 2 BiayaTunai a. Benih 54 kg 2 040 110 160 b. Pupuk urea 153 kg 1 420 217 260 c. Pupuk SP-36 77 kg 1856 142 912 d. PupukKC1 40 kg 3 063 122 520 e. Pestisida 1.26 ltr 69 533 87 612 f. Traktor 420 000 g. Tenaga kerja luar keluarga 24 hok 31 500 756 000 h. Bawon 244 kg 1 921 468 724 i. Pajak j. Iuran irigasi 18 000 - Total Biaya Tunai 2 343 188 3 Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga ke rja keluarga 33 hok 31 750 1 047 750 4 Total Biaya 3 390 938 5 Pendapatan atas biaya tunai 4 226 632 6 Pendapatan atas biaya total 3 178 882 1 7 RC- rasio 1.93 Upah tenaga kerja laki-laki sekitar Rp. 35 000 dan perempuan Rp. 30 000 per hari (8 jam kerja per hari), sedangkan biaya bawon yaitu 14:l. Artinya setiap 14 kilogram gabah, maka keluar 1 kilogram untuk biaya bawon. Belum adanya keseimbangan penggunaan pupuk atau rasionalisasi pemupukan petani nonpeserta Prima Tani sehingga produksi yang dicapai masih rendah. Selain itu, terjadi perbedaan harga rata-rata produksi karena adanya beberapa petani peserta

Prima Tani yang memproduksi dalam bentuk benih dengan harga jual Rp. 2 500 per kilogram, sehingga disamping jumlah produksi yang lebih besar juga nilai produksi dari hasil penjualannya meningkat. 6.2. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kebun Petani Peserta dan Non-Pesrta Prima Tani Pengeluaran usahatani kebun yang merupakan biaya tunai adalah biaya pupuk urea, pupuk SP-36, pupuk KC1, pestisida dan pajak lahan, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga. Analisis biaya dan pendapatan usahatani kebun per hektar petani peserta dan non-peserta Prima Tani masing-masing disajikan pada Tabel 9 dan 10. Tabel 9. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kebun Petani Peserta PrimaTani per Hektar Uraian Penerimaan Biaya Tunai Jumlah 353 kg Harga Nilai 15 645 5 522 685 a. Pupuk urea 1 115 kg I 1220 ] 140 300 b. Pupuk SP-36 I 73kg( 16351 119355 d. Pestisida e. Pajak Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga ke rja keluarga Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai Pendapatan atas biaya total RC- rasio 38 hok 31150 1183700 1 720 540 4 985 845 3 802 145 3.21

Penerimaan usahatani kebun (Tabel 9) petani peserta sebesar Rp. 5 522 685 dengan biaya tunai sebesar Rp. 536 840 sehingga diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 4 985 845. Nanlun setelah biaya tenaga kerja dalam keluarga diperhitungkan, maka diperoleh pendapatan atas total biaya sebesar Rp. 3 802 145 per tahun. Komponen biaya terbesar adalah penggunaan tenaga kerja keluarga sebesar 69 persen, sedangkan penggunaan input berupa pupuk hanya 23 persen dari total biaya usahatani kebun. Hasil RC-rasio diperoleh 3.21, artinya setiap pengeluaran biaya produksi petani pada usahatani kebun Rp. 100, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 321. Tabel 10. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Kebun Petani Non-Peserta Prima Tani per Hektar Uraian Penerimaan Biaya Tunai a. Pupukurea b. Pupuk SP-36 c. PupukKCl d. Pestisida e. Pajak Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai Pendapatan atas biaya total RC- rasio Jumlah 325 kg 103 kg 86 kg 76 kg 2.75 llr 46 hok Harga 18 059

Penerimaan petani non-peserta Prima Tani (Tabel 10) yang diperoleh dari usahatani kebun sebesar Rp. 5 869 175 dengan biaya tunai sebesar Rp. 711 457 sehingga diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 5 157 718. Namun setelah biaya tenaga kerja keluarga diperhitungkan, maka pendapatan yang diperoleh atas biaya total sebesar Rp. 3 731 718. Komponen biaya terbesar adalah penggunaan tenaga kerja keluarga sebesar 67 persen dari total biaya yang ada, sedangkan penggunaan input berupa pupuk hanya 24 persen dari total biaya usahatani kebun. Hasil RCrasio diperoleh sebesar 2.74, artinya setiap pengeluaran petani pada usahatani kebun Rp. 100, maka akan memperoleh penerimaan sebesar Rp. 274. Penggunaan pupuk dalam usahatani kebun relatif masih rendah karena keterbatasan modal petani dalam membeli pupuk sehingga lebih memprioritaskan pemupukan pada tanaman padi yang merupakan usahatani utama. Rendahnya penggunaan pupuk menyebabkan produksi per hektar yang dicapai masih rendah, narnun jika dibandingkan tingkat produksi kebun, petani peserta masih lebih tinggi dibandingkan dengan petani non-peserta Prima Tani. Ada perbedaan harga rata-rata produksi kebun karena pada umumnya petani peserta mengusahakan tanaman perkebunan kakao dengan harga Rp. 15 645 per kilogram, sedangkan petani non-peserta Prima Tani pada urnunya mengusahakan tanaman lada dengan harga Rp. 18 059 per kilogram. 6.3. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ternak Petani Peserta dan Nan-Peserta Prima Tani Pengeluaran usahatani temak yang merupakan biaya tunai adalah biaya bibit temak sapi, pakan dedak dan obat-obatan, sedangkan biaya yang diperhitungkan adalah biaya tenaga kerja dalam keluarga dan biaya penyusutan

kandang. Petani dalam mengelola usahatani temaknya belum ada yang menggunakan tenaga kerja luar keluarga. Analisis biaya dan pendapatan usahatani ternak per tahun petani peserta dan non-peserta Prima Tani disajikan masing- masing pada Tabel 1 l dan 12. Tabel 11. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Ternak Petani Peserta PrimaTani per Ekor No Uraian Jumlah I Harga I Nilai 3 4 5 6 7 Penerimaan a. Bibit b. Pakandedak c. Obat Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan a. Tenaga kerja keluarga b. Penyusutan kandang Total biaya yang diperhitungkan Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai Pendapatan atas biaya total RC-rasio 1 ekor 1 2 681 818 1 2681 818 1 26 hok 32 500 845 000 27 765 872 765 3 635 083 3 537 682 2 664 917 1.73 Hasil analisis (Tabel 11) n~enunjukan bahwa rata-rata penerirnaan usahatani ternak per ekor petani peserta sebesar Rp. 6 300 000 per tahun atau setara dengan 126 kilogram daging dengan harga Rp. 50 000 per kilogram. Penerimaan tersebut setelah dikurangi dengan biaya tunai sebesar Rp. 2 762 318, maka diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 3 537 682. Namun setelah diperhitungkan biaya tenaga kerja keluarga dan penyusutan kandang sebesar Rp. 872 765, maka diperoleh pendapatan atas biaya total sebesar Rp. 2 664 917. Komponen biaya

terbesar dalam usahatani temak adalah harga bibit ternak sebesar 74 persen dan biaya tenaga kerja keluarga 23 persen dari total biaya usahatani temak. Hasil RC- rasio diperoleh 1.73, artinya setiap pengeluaran petani pada usahatani ternak Rp. 100, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 173. Tabel 12. Analisis Biaya dan Pendapatan Usahatani Temak Petani Non-Peserta Prima Tani per Ekor No I Uraian Jumlah I Harga 1 I Penerimaan 115kg1 50000 Nilai 3 1 a. Bibit I 1 ekor 2766 120 I I b. Pakan dedak 25 kg I 1 700 I c. Obat 1 33 ml I 1500 Total Biaya Tunai Biaya yang diperhitungkan 1 a. Tenaga kerja keluarga 1 22 hok 1 31 500 / b. Penyusutan kandang I I Total biaya yang diperhitungkan 4 Total Biaya Pendapatan atas biaya tunai Pendapatan atas biaya total Hasil analisis (Tabel 12) menunjukan bahwa rata-rata penerimaan usahatani ternak per ekor petani non-peserta Prima Tani sebesar Rp 5 750 000 per tahun atau setara dengan 115 kilogram daging dengan harga Rp. 50 000 per kilogram. Penerimaan tersebut setelah dikurangi dengan biaya tunai sebesar Rp. 2 833 120, maka diperoleh pendapatan tunai sebesar Rp. 2 916 880. Namun setelah diperhitungkan biaya tenaga kerja dalam keluarga dan penyusutan kandang

sebesar Rp. 718 218, maka diperoleh pendapatan atas biaya total dalam usahatani temak sebesar Rp. 2 664 917. Komponen biaya terbesar dalam usahatani temak adalah harga bibit ternak sebesar 78 persen dan biaya tenaga kerja keluarga 20 persen dari total biaya usahatani temak. Hasil RC-rasio diperoleh 1.61, artinya setiap pengeluaran petani pada usahatani temak Rp. 100, maka akan diperoleh penerimaan sebesar Rp. 161. 6.4. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Petani Peserta dan Non-Peserta Prima Tani Pendapatan total rumal~tangga merupakan penjumlahan dari pendapatan usahatani padi, pendapatan usahatani kebun, pendapatan usahatani temak dan pendapatan luar usabatani yang diperoleh petani selama dalam waktu satu tahun, sedangkan pengeluaran konsumsi rumahtangga merupakan penjumlahan dari pengeluaran konsurnsi pangan, pengeluaran konsumsi non pangan petani selama dalam waktu satu tahun. Hasil analisis menunjukkan bahwa, pendapatan usahatani padi memberikan kontribusi terbesar pertama dan ternak memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap pendapatan total n~mahtangga baik petani paserta, maupun-non peserta Prima Tani. Terjadi perbedan kontribusi pendapatan sekitar 10 persen antara petani peserta dan non-peserta Prima Tani dari usahatani padi dan curahan kerja luar usahatani sekitar 8 persen terhadap penadapatan total rumahtanga. Hal ini dapat dijelaskan bahwa petani peserta Prima Tani lebih mencurahkan waktunya terhadap usahataninya dengan penerapan inovasi teknologi dari Prima Tani, sehingga curahan kerja luar usahatani lebih rendah dari pada petani non-peserta Prima Tani. Untuk lebih jelasnya disajikan pada Tabel 13.

Tabel 13. Analisis Pendapatan dan Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga Petani Peserta dan Non-Peserta Prima Tani per Tahun No Uraian Prima Tani Non Prima Tani Persentase (%) P.Tani 1 Non 4 Total peng. RT. (Rplthn) 10 145 323 9 268 642 100 100 5. Stok 2-4 (Rpltahun) 5446210 2742535 Pendapatan total rumahtangga petani peserta Prima Tani selalna satu tal~un sebesar Rp. 15 591 533, sedangkan pendapatan total rumahtangga petani nonpeserta Prima Tani sebesar Rp. 12 061 177. Perbedaan pendapatan tersebut terjadi karena umumnya produktivitas usahatani petani peserta Prima Tani lebih tinggi karena adanya penerapan inovasi teknologi dari Prima Tani dari pada petani nonpeserta Prima Tani. Dari sisi pengeluaran nunahtangga, baik petani peserta maupun non-peserta Prima Tani mempunyai pengeluaran terbesar untuk konsumsi pangan masing-masing sebesar 59.8 persen dm 61.7 persen dari total pengeluaran konsumsi dalam satu tahun, sedangkan pengeluaran untuk konsumsi lion pangan masing-masing sebesar 40.2 persen petani peserta dan 38.3 persen petani nonpeserta Prima Tani. Ini berarti bahwa konsumsi pangan masih merupakan prioritas utanla bagi petani dari pada konsumsi non pangan. Pendapatan total tersebut

setelah dikurangi dengan total pengeluaran konsumsi, maka diperoleh sisa stok petani peserta Prima Tani sebesar Rp. 5 446 210 dan petani non-peserta Prima Tani sebesar Rp. 2 742 535 per tahun. Stok tersebut digunakan untuk pengadaan sarana produksi pada kegiatan usahatani berikutnya. Hasil uji T untuk pendapatan dari usahatani padi mempunyai nilai T value 2.142 lebih besar dari pada nilai T tabel 1.699 pada taraf a = 5 persen. Ini mengindikasikan bahwa program Prima Tani berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani dari usahatani padi, sedangkan hasil uji T untuk pendapatan dari usahatani kebun mempunyai nilai T value 0.136, usahatani temak mempunyai nilai T value 1.295, dan pendapatan luar usahatani mempunyai nilai T value 1.176 lebih kecil dibandingkan dengan T tabel 1.699. Pendapatan dari usahatani kebun dan ternak tidak berpengaruh nyata terhadap program Prima Tani kkarena petani belum banyak mengadopsi teknologi ke dalam usahatani kebun dan ternak. Selain itu, usahatani kebun dan temak bukan mempakan usahatani pokok petani. Pendapatan luar usahatani petani, juga tidak berpengaruh nyata terhadap program Prima Tani, ha1 ini disebabkan alokasi waktu kerja petani lebih banyak dicurahkan ke dalam usahatani padi karena adanya penerapan inovasi teknologi dari program Prima Tani. Hasil uji T pendapatan total mmahtangga pada taraf a = 5 persen mempunyai nilai T value 3.149 lebih besar dibandingkan dengan T tabel 1.699. Ini mengindikasikan bahwa program Prima Tani berpengamh nyata terhadap pendapatal total rumahtangga, ha1 ini disebabkan karena pendapatan usahatani memberikan kontribusi terbesar dalam pendapatan total rumahtangga.