Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana)

dokumen-dokumen yang mirip
Benih kelapa dalam (Cocos nucifera L. var. Typica)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih panili (Vanilla planifolia Andrews)

Benih lada (Piper nigrum L)

Benih jambu mete (Anacardium occidentale L.)

2013, No

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

SNI 4230:2009. Standar Nasional Indonesia. Pepaya

Benih ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas benih sebar

SNI Standar Nasional Indonesia. Mete gelondong. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI 3165:2009. Standar Nasional Indonesia. Copy SNI ini dibuat oleh BSN untuk Panitia Teknis Perumusan SNI Pertanian.

SNI Standar Nasional Indonesia. Benih kapas. Badan Standardisasi Nasional ICS

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

PENETAPAN BPT KELAPA DALAM SEBAGAI BENIH SUMBER DI KABUPATEN SUMBA TIMUR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Oleh Yeany M. Bara Mata, SP

Kulit masohi SNI 7941:2013

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Pupuk kalium klorida

Uji mutu fisik dan fisiologis benih sengon (Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen)

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

Penetapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Kelapa Dalam (Cocos Nucifera L.) Di Kabupaten Sarmi, Papua

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 1: Induk kelas induk pokok (Parent stock)

LAMPIRAN 1 Alat dan Bahan yang Digunakan. 1. Beaker Glass 2. Blender. 3. Micrometer 4. Wadah

METODE MAGANG. Tempat dan Waktu

Bibit induk (parent stock) itik Alabio muda

Jahe untuk bahan baku obat

Bibit induk (parent stock) itik Alabio meri

Bibit induk (parent stock) itik Mojosari meri

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

Seleksi Biji untuk Batang Bawah Tanaman Karet Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Telur ayam konsumsi SNI 3926:2008

Induk ikan nila hitam (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas induk pokok

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

PENILAIAN DAN PENETAPAN CALON BLOK PENGHASIL TINGGI (BPT) KELAPA DALAM DI KABUPATEN TAMBRAUW PROVINSI PAPUA BARAT

SNI Standar Nasional Indonesia. Gambir. Badan Standardisasi Nasional ICS

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 3 : Produksi induk

Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

SNI 4482:2013 Standar Nasional Indonesia Durian ICS Badan Standardisasi Nasional

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

MENGENAL KELAPA DALAM UNGGUL LOKAL ASAL SULAWESI UTARA (Cocos nucifera. L) Eko Purdyaningsih,SP PBT Ahli Muda BBPPTPSurabaya

PANEN DAN PENANGANAN BENIH CENGKEH DALAM PRODUKSI BENIH BERMUTU

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 5: Produksi kelas pembesaran di kolam

Biji mete kupas (cashew kernels)

PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP) PENYIAPAN BENIH KEDELAI

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

Bibit sapi Bali SNI 7355:2008

Ikan lele dumbo (Clarias sp.) Bagian 2 : Benih

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Semen beku Bagian 1: Sapi

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metoda pengukuran kadar debu respirabel di udara tempat kerja secara perseorangan

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 307/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK KEPROK BATU 55 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

Produksi ikan nila (Oreochromis niloticus Bleeker) kelas pembesaran di kolam air tenang

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih ikan lele dumbo (Clarias gariepinus x C.fuscus) kelas benih sebar

Teknik Penyediaan Bibit Kelapa

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

SNI Standar Nasional Indonesia

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Pupuk dolomit SNI

Bambu lamina penggunaan umum

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI Standar Nasional Indonesia. Susu pasteurisasi. Badan Standardisasi Nasional ICS

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 573/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN SALAK KRAMAT BANGKALAN SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. dengan nama latin Syzygium aromaticum atau Eugenia aromaticum. Tanaman

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 70/Kpts/SR.120/2/2007 TENTANG PELEPASAN ALPUKAT PESAKO SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

SNI. Baja Tulang beton SNI Standar Nasional Indonesia. Badan Standardisasi Nasional BSN

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Bibit domba Garut SNI 7532:2009

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

Ikan tuna dalam kaleng Bagian 3: Penanganan dan pengolahan

BADAN BENIH NASIONAL. Jakarta, zi- Mei 2009

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 340/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN DURIAN BIDO WONOSALAM SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

SNI. Baja tulangan beton SNI Standar Nasional Indonesia ICS ~ Stanzfardisasi. w $$: '" Nasioi:al. -..

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

2013, No I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

Tahapan di Pertanaman. Tahapan Pasca Panen. Permohonan oleh Penangkar Benih 10 hari sebelum tanam. Pengawasan Pengolahan Benih.

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Pupuk SP-36 SNI

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 339/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU AIR DEGUS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pupuk urea amonium fosfat

adalah praktek budidaya tanaman untuk benih

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Transkripsi:

SNI 01-7158-2006 Standar Nasional Indonesia Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) ICS 65.020 Badan Standardisasi Nasional

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Istilah dan definisi...1 3 Syarat mutu... 2 4 Pemeriksaan kebun induk... 3 5 Pemeriksaan benih... 3 6 Penandaan...4 7 Pengemasan... 4 Lampiran A (normatif) Pengujian mutu genetis... 5 Lampiran B (normatif) Pengujian mutu fisiologis... 7 Lampiran C (normatif) Pengujian mutu fisik benih... 9 i

Prakata Standar Benih sumber tanaman kelapa Genjah (Cocos nucifera L var. nana) disusun oleh Panitia Teknis Produk Perkebunan sebagai upaya untuk meningkatkan jaminan mutu (quality assurance), karena tanaman kelapa merupakan benih yang dapat diperdagangkan dan mempengaruhi mutu kelas benih generasi berikutnya. Untuk maksud tersebut diperlukan persyaratan teknis tertentu. Standar ini disusun dengan memperhatikan hal-hal yang terdapat pada : a) Undang-Undang No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman b) Peraturan Pemerintah No. 44 tahun 1995 tentang Perbenihan Tanaman. c) Peraturan Pemerintah No. 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional. d) Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 170/Kpts/OT.210/3/2002 tentang Pelaksanaan Standardisasi Nasional di bidang Pertanian. e) Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 803/Kpts/OT.210/7/1997 tentang Sertifikasi dan Pengawasan Mutu Benih Bina. f) Pedoman Standar Mutu Benih Tanaman Perkebunan, Publ.B/II.2/Nih.Bun/97. Direktorat Perbenihan, Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 1996/1997. Standar ini telah dibahas dan disepakati secara konsensus nasional pada tanggal 20-22 September 2005 di Jakarta. Hadir dalam rapat konsensus tersebut wakil-wakil produsen, konsumen, Asosiasi Eksportir Indonesia, balai penguji, lembaga penelitian dan instansi yang terkait. ii

Benih kelapa genjah (Cocos nucifera L var. Nana) 1 Ruang lingkup Standar ini meliputi istilah dan definisi, syarat mutu, cara pemeriksaan lapangan, cara pengambilan contoh benih, cara pengujian mutu, penandaan dan pengemasan untuk produksi benih kelapa genjah. 2 Istilah dan definisi 2.1 benih kelapa bahan tanaman berupa buah hasil penyerbukan alami (open pollinated), yang digunakan untuk produksi benih atau tanaman produksi 2.2 benih kelapa genjah hasil perbanyakan dari pohon induk yang diproduksi sesuai ketentuan yang berlaku, dimana keaslian varietas bisa dipertahankan 2.3 varietas kumpulan individu yang dapat dibedakan berdasarkan salah satu sifat morfologi, fisiologi, kimia dan sifat lainnya; bila diproduksi kembali sifat tersebut tidak berubah. 2.4 tipe simpang (off-type) tanaman yang memiliki satu atau lebih karakter yang menyimpang dari deskripsi varietas yang dimaksud 2.5 mutu benih gambaran karakteristik menyeluruh dari benih yang menunjukkan kesesuaiannya terhadap persyaratan mutu yang ditetapkan 2.6 pemeriksaan kebun kegiatan mengevaluasi kesesuaian karakter tanaman dengan deskripsi varietas yang dimaksud, dengan cara memeriksa sebagian dari populasi tanaman (metode sampling) 2.7 tanaman penyangga tanaman kelapa dari varietas yang sama yang ditanam di sekeliling kebun induk dan berfungsi sebagai pencegah kontaminasi serbuk sari tanaman dari luar kebun induk 2.8 pengujian mutu benih kegiatan mengevaluasi mutu benih oleh analis benih yang meliputi pengujian mutu genetik (penampilan pohon induk dan tingkat kemurnian varietas); pengujian mutu fisiologi (daya berkecambah dan kecepatan tumbuh) dan pengujian mutu fisik (berat buah, penampilan kulit buah, tingkat keseragaman ukuran dan bentuk buah dan kesehatan benih) 1 dari 9

2.9 lot benih sekumpulan benih yang dianggap homogen dalam hal varietas, perwujudan fisik maupun fisiologi yang dipanen dalam satu periode; ukuran lot maksimal 5.000 butir benih 2.10 daya berkecambah persentase benih yang tumbuh menghasilkan kecambah normal dalam kondisi pengujian optimum sesuai metoda yang ditetapkan 2.11 kemurnian varietas persentase kecambah yang memiliki karakter yang sama dengan pohon induknya 2.12 kebun induk areal yang ditanami dengan varietas kelapa yang telah dilepas atau varietas kelapa yang berpotensi dilepas sebagai sumber benih pokok 2.13 pohon induk pohon kelapa di dalam kebun induk yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu sebagai sumber benih 3 Syarat mutu 3.1 Persyaratan kebun induk Tabel 1 Spesifikasi persyaratan kebun induk No Jenis spesifikasi Persyaratan Metode uji 1 Tingkat keseragaman warna Minimum 90% Lampiran A buah dan bentuk buah 2 Jumlah tandan > 14 tandan/pohon/ tahun Lampiran A 3 Tingkat produktifitas > 100 butir/pohon/tahun Lampiran A 4 Serangan hama dan penyakit Tidak ada Lampiran C berbahaya 5 Tanaman penyangga Minimum 4 baris tanaman kelapa - 6 Populasi tanaman Minimum 200 pohon per - hamparan 7 Ketinggian tempat < 400 m dpl 2 dari 9

3.2 Persyaratan pohon induk Tabel 2 Persyaratan pohon induk No Jenis spesifikasi Persyaratan 1 Bentuk tajuk Bulat atau setengah bulat 2 Umur 10 tahun 25 tahun 3 Jumlah daun hijau > 30 daun 4 Tangkai daun Pendek, lebar dan kokoh 5 Tangkai tandan Pendek, kokoh, dan terletak diatas tangkai daun 6 Bentuk buah Bulat atau oblong 7 Bentuk biji Bulat atau oblong 8 Produksi buah > 100 butir/pohon/tahun 9 Kesehatan tanaman Bebas hama dan penyakit 10 Pemeliharaan Baik (sesuai standar yang ditetapkan) 3.3 Persyaratan mutu benih Tabel 3 Persyaratan mutu benih No Jenis pemeriksaan Persyaratan Metode uji 1 Tingkat kemurnian 100% warna tangkai daun sama Lampiran A dengan induknya 2 Umur buah kelapa saat > 10 bulan ditandai dengan Lampiran B panen perubahan warna buah 3 Air buah berbunyi nyaring jika diguncang Lampiran B 4 Berat buah > 500 g per butir, buah tanpa sabut Lampiran B > 350 g 5 Daya berkecambah 80% setelah 3 bulan di semai Lampiran B 6 Lama penyimpanan benih Maksimum 4 minggu pada suhu Lampiran B kamar dengan sirkulasi udara baik 7 Penampilan kulit buah Tidak keriput Lampiran C 8 Kesehatan benih Tidak ada serangan hama dan penyakit Lampiran C 4 Pemeriksaan kebun induk 4.1 Pemeriksaan lapangan dilakukan oleh institusi yang berwenang. 4.2 Pemeriksaan lapangan dilakukan dengan sistem sampling untuk menguji mutu genetis (persyaratan kebun induk, tingkat kemurnian varietas), mutu fisiologi (pengukuran berat buah, pengamatan daya berkecambah, air buah, berat buah, lama penyimpanan benih) dan mutu fisik (penampilan kulit buah dan serangan hama dan penyakit). 4.3 Jumlah pohon contoh yang diamati sebanyak 15 pohon dari populasi tanaman yang ada. Pengambilan pohon contoh dilakukan secara acak sistematis. 5 Pemeriksaan benih 3 dari 9

5.1 Cara pengambilan benih contoh 5.1.1 Benih contoh hanya boleh diambil oleh petugas yang berwenang dari lot benih yang lulus pemeriksaan lapangan dengan dokumen pemeriksaan yang jelas. 5.1.2 Benih contoh diambil secara acak dari masing-masing lot benih sesuai dengan metode yang ditetapkan. Jumlah benih contoh untuk pengujian kemurnian varietas, daya berkecambah, warna kulit buah, keadaan kulit dan air buah serta berat buah sebanyak 25 butir untuk setiap 5.000 benih yang diproduksi. Pengambilan benih dilakukan secara acak. 5.2 Cara pengujian mutu benih 5.2.1 Pengujian mutu genetis dilakukan dengan dua cara yaitu (1) mengamati penampilan pohon induk di kebun benih dan (2) tingkat kemurnian varietas. Penampilan pohon induk dievaluasi dengan mengamati pohon contoh yang diambil secara acak. Pengujian tingkat kemurnian varietas dilakukan dengan membandingkan warna batang semu kecambah dengan warna tangkai daun pohon induk. Prosedur pengujian disajikan pada Lampiran A. 5.2.2 Pengujian mutu fisiologi dilakukan dengan mengamati umur buah saat panen, warna buah, keadaan air buah kelapa, berat buah, dan daya berkecambah. Prosedur pengujian dapat dilihat pada Lampiran B. 5.2.3 Pengujian mutu fisik dilakukan dengan mengamati penampilan kulit buah dan gejala serangan hama dan penyakit pada buah. Prosedur pengujian disajikan pada Lampiran C. 6 Penandaan Kemasan benih diberi label yang ditulis dengan bahan yang aman yang tidak luntur, data mudah terbaca dengan isi minimal sebagai berikut : a) jenis : Kelapa dalam; b) varietas; : c) asal benih; : d) isi Kemasan : 20 butir per karung; e) perlakuan benih (ditulis bila ada); f) nama dan alamat produsen benih; g) tanggal panen. 7 Pengemasan Pengemasan dapat menggunakan karung berukuran (90 cm x 120 cm) yang bersih dan kuat (tidak mudah sobek) dengan kapasitas 25 butir per karung. 4 dari 9

Lampiran A (normatif) Pengujian mutu genetis A.1 Pemeriksaan kebun induk A.1.1 Prinsip Pengamatan karakter vegetatif dan generatif tanaman kelapa genjah dibandingkan dengan persyaratan mutu yang ditetapkan. A.1.2 Bahan 15 pohon contoh kelapa genjah. A.1.3 Peralatan a) timbangan kapasitas 2 kg; b) hand counter; c) oven listrik; d) pencungkil; e) parang; f) desikator; g) teropong binokuler. A.1.4 A.1.4.1 Prosedur pemeriksaan kebun induk Penentuan pohon contoh a) Tentukan 15 pohon contoh secara acak yang mewakili seluruh populasi. b) Pohon contoh dicat melingkar dan diberi nomor. A.1.4.2 Pengamatan tingkat keseragaman populasi a) Warna buah dari setiap pohon diamati dan dikelompokkan ke dalam warna hijau, hijau kekuningan, kuning, merah, dan merah kecoklatan. b) Setiap pohon contoh dipanen 2 buah pada tandan terbawah untuk pengamatan berat buah dan kadar kopra. c) Bentuk buah diklasifikasikan atas bulat dan oblong; kemudian dihitung jumlah masingmasing. A.1.4.3 Pengamatan produktivitas tanaman a) Produksi buah per pohon dihitung dengan cara berikut : 1) hitung jumlah tandan per pohon (misalkan jumlah tandan = t); 2) selanjutnya hitung jumlah buah dari 3 tandan terbawah dan rata-ratakan (misal rata-rata jumlah buah dari 3 tandan = b); 3) produksi buah per pohon per tahun adalah rata-rata jumlah buah per tandan dikalikan dengan jumlah tandan (yaitu t x b). 4) Jika jumlah buah kurang dari 80 butir per tahun maka kebun benih tersebut tidak layak dijadikan sumber benih. 5 dari 9

b) Timbang berat buah contoh menggunakan timbangan duduk ukuran 2 kg. Jika rata-rata berat buah kurang dari 500 g dan buah tanpa sabut < 350 g maka buah-buah dalam lot benih tersebut tidak layak dijadikan benih. A.2 Pengujian kemurnian varietas A.2.1 Prinsip Tingkat kemurnian varietas diamati berdasarkan kesesuaian warna kecambah dengan warna buah varietas. A.2.2 Bahan Buah kelapa genjah sebanyak 25 butir. A.2.3 Peralatan a) cangkul; b) pisau; c) parang; d) hand counter. A.2.4 Prosedur pengujian a) Buat bedengan pesemaian ukuran 1 m x 1 m x 0.25 m. b) Sayat bagian ujung buah contoh berlawanan arah dengan bagian terlebar dari buah. Lebar 5 cm dan dalam 1 cm. c) Semai benih di bedengan dengan bagian yang disayat menghadap ke atas. d) Beri label bedengan dengan nama varietas kelapa genjah dan tanggal semai. e) Siram benih setiap hari. f) Amati warna kecambah. g) Hitung tingkat kemurnian varietas sebagai berikut : Jumlah benih kecambah dengan warna sesuai tangkai daun pohon induk Tingkat kemurnian varietas = -------------------------------------------------------------------- x 100% Jumlah benih kecambah 6 dari 9

Lampiran B (normatif) Pengujian mutu fisiologis B.1 Pemeriksaan umur buah dan lama penyimpanan benih B.1.1 Prinsip Umur buah mencerminkan kematangan fisiologi buah. Pada kelapa genjah kematangan fisiologi buah terjadi pada umur 11 bulan 12 bulan sejak pembuahan. Pemeriksaan dilakukan berdasarkan warna buah, tebal daging buah dan bunyi air buah sewaktu diguncang. Lama penyimpanan dicek berdasarkan tanggal panen. B.1.2 Bahan Buah kelapa genjah sebanyak 25 butir. B.1.3 Peralatan a) timbangan kapasitas 2 kg; b) sigmat; c) parang. B.1.4 Prosedur pemeriksaan a) Amati keadaan fisik buah. Buah yang matang fisiologi ditandai oleh ¾ bagian buah telah mulai mengering, kulitnya tidak keriput, dan bunyi air nyaring ketika diguncang. b) Lama penyimpanan dihitung sejak tanggal panen dimana kecambah belum muncul ke permukaan kulit buah. c) Buah contoh ditimbang dan dihitung rata-ratanya. Apabila berat buah contoh kurang dari 500 g dan buah tanpa sabut < 350 g maka buah-buah tersebut tidak memenuhi syarat untuk dijadikan benih. B.2 Pengujian daya berkecambah B.2.1 Prinsip Daya berkecambah menentukan jumlah benih yang diperlukan. Benih kelapa disemai sampai umur tiga bulan dan dihitung jumlah benih yang berkecambah. B.2.2 Bahan Buah kelapa genjah sebanyak 25 butir. B.2.3 Peralatan a) cangkul; b) pisau; c) parang. 7 dari 9

B.2.4 Prosedur pengujian a) Buat bedengan pesemaian ukuran 1m x 1m x 0.25 m. b) Sayat bagian ujung buah contoh berlawanan arah dengan bagian terlebar dari buah. Lebar 5 cm dan dalam 1 cm. c) Semai benih di bedengan dengan bagian yang disayat menghadap ke atas. Kepadatan pesemaian 20 butir per m 2-25 butir per m 2. d) Beri label bedengan berupa nama varietas kelapa genjah dan tanggal semai. e) Siram benih setiap hari. f) Jumlah buah yang berkecambah diamati selama 3 bulan di pesemaian. Hitung daya berkecambah sebagai berikut : Jumlah benih berkecambah Daya berkecambah = -------------------------------------- x 100 %. 25 8 dari 9

Lampiran C (normatif) Pengujian mutu fisik benih C.1 Prinsip Pengamatan mutu fisik meliputi penampilan kulit buah dan serangan hama dan penyakit. Penampilan kulit buah diamati secara visual yaitu apakah berkeriput atau tidak. Serangan hama dan penyakit pada buah diamati secara kualitatif yaitu ada atau tidak ada serangan. C.2 Bahan Buah kelapa genjah sebanyak 25 butir. C.3 Peralatan a) hand counter; b) alat tulis. C.4 Prosedur pengujian a) Contoh buah diambil secara acak dalam lot benih sebanyak 25 butir. b) Hitung jumlah buah kelapa berkeriput. Apabila lebih dari 5 butir berkeriput maka lot tersebut tidak layak dijadikan benih. c) Amati buah kelapa yang menunjukkan tanda-tanda terserang hama dan penyakit seperti buah berlobang, kulit buah memiliki bercak putih atau hitam, atau mengeluarkan cairan.. Hama berbahaya yaitu Sexava sp, Oryctes sp, Brontispa sp, Artona sp, dan Batrachendra sp, sedangkan penyakit berbahaya yaitu yang disebabkan oleh Phytophtora sp dan penyakit layu. Apabila terdapat tanda-tanda di atas, lot tersebut tidak layak dijadikan benih. 9 dari 9

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id