GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN LUKA PERINEUM DI WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS LAMONGAN KABUPATEN LAMONGAN Shofiyatul Lailiyah, Tarmi, Heni Eka Wati.......ABSTRAK....... Masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Selama masa nifas, pasien memerlukan pemantauan secara intensif karena dapat meninbulkan masalah terutama pada perineum dan vagina yang mengalami kerusakan atau rupture. Dari data yang diperoleh pada survey awal dengan 8 responden memperoleh hasil ibu nifas dengan luka perineum sembuh dalam waktu 1 minggu sebanyak 2 orang, sedangkan luka perineum sembuh dalam waktu lebih dari 1 minggu sebanyak 6 orang di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan Kabupaten Lamongan, peneliti bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan. Desain penelitian ini menggunakan Descriptif. Populasi ibu nifas di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan sebanyak 33 responden, metode sampling yang digunakan adalah Concecutive Sampling dan sampel yang di ambil sebanyak 30 responden. Data penelitian ini di ambil melalui pengumpulan data dengan kuesioner lalu data di analisa melalui langkah editing, coding, scoring, tabulating dan disajikan dalam bentuk tabel dan diagram yang selanjutnya dianalisa dalam prosentase tanpa uji statistik. Hasil penelitian di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan menunjukkan ibu nifas yang berpengetahuan kurang sebanyak 23 responden atau 76.7%. Rujukan dari penelitian ini agar bidan dapat meningkatkatkan perhatian khusus pada ibu nifas terutama pada ibu nifas dengan luka perineum dengan cara memberikan nasehat dan kunseling tentang perawatan luka perineum yang baik dan benar. Kata kunci : pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum. PENDAHULUAN... Masa nifas merupakan masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Lama masa nifas yaitu 6 8 minggu dari sejak hari melahrikan. Selama waktu tersebut perubahan fisiologik dan morfologik yang terjadi selama kehamilan kembali ke keadaan tidak hamil. Pada masa ini sangat memerlukan pemantauan secara intensif karena dapat menimbulkan masalah terutama pada perineum dan vagina yang mengalami kerusakan atau ruptur. (Derek Jone, 2001) Robekan pada perineum dan laserasi biasanya pulih dalam waktu satu minggu setelah melahirkan, walaupun area tersebut masih tetap sensitif dalam waktu yang lebih lama. Sebab sebab yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka adalah pengaliran darah lokal, ada atau tidaknya odema, zat pembakar dan pembangun, kebersihan dan perawatan luka, kering atau tidaknya luka, timbulnya perdarahan, serta adanya infeksi pada luka (Stevens,1999). Study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 12 Juli 2009 di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamongan melalui wawancara dan kuesioner terhadap 8 orang di peroleh hasil ibu nifas yang berpengetahuan baik dengan luka perineum sembuh dalam waktu satu minggu sebanyak 2 orang, atau 25%, SURYA 40 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
yang berpengetahuan cukup dengan luka perineum sembuh dalam waktu 1 minggu sebanyak 2 orang atau 25 %, dan yang berpengetahuan kurang dengan luka perineum sembuh lebih dari 1 minggu sebanyak 4 orang atau 50%. Hasil dari survey diatas menunjukkan bahwa masih banyak ibu nifas di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan yang mengalami penyembuhan luka perineum lambat atau lebih dari satu minggu. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu nifas di bedakan menjadi dua dan faktor ekstern mencakup sikap, lingkungan, informasi dan sosial budaya. Sedangkan dari faktor intern meliputi: pendidikan, umur, pengalaman, pekerjaan dan persepsi. (Soekidjo N. 2001) Dampak dari kurangnya pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum akan mengakibatkan luka perineum sulit sembuh atau infeksi seperti terjadi kemerahan dan bengkak pada luka. Lokea bercampur nanah di sertai dengan peningkatan suhu badan lebih dri 39 0 C yang berlangsung selama 24 jam atau kambuh lagi sejak hari pertama sampai hari ke sepuluh setelah melahirkan. Jika infeksi tidak segera di tangani dengan cepat dan tepat maka infeksi akan menjadi sellulitis dan menjalar sampai terjadi ke keadaan sepsis. (Derek, Jone 2001) Untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas terutama mengenai perawatan perineum, maka peran bidan sangatlah penting, seperti memberi penyuluhan dan nasehat tentang perawatan luka perineum yang benar seperti menjaga luka perineumnya agar selalu bersih dan kering, menghindari penggunaan obat obatan tradisional pada perineumnya, mencuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir tiga sampai empat kali perhari. Banyak faktor yang mempengaruhi ibu nifas dalam perawatan luka perineum, maka peneliti hanya membatasi pada pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum. pengumpulan data dan mengidentifikasi struktur penelitian dimana di laksanakan (Nursalam, 2003). Desain yang di gunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran tentang suatu obyektif (Soekidjo N, 2005). Pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan tentang perawatan luka Perineum di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamongan Kabupaten Lamongan Tahun 2009. HASIL.PENELITIAN 1. Data Umum 1) Karakteristik Responden (1) Distribusi berdasarkan Umur Karakteristik umur responden di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan Kabupaten Lamongan tahun 2009 adalah sebagai berikut : Gambar 1 Diagram Distribusi Umur Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamongan Kabupaten Lamongan Frekuensi Umur 23% 0% 64% <20 Tahun 21-30 31-40 > 40 Berdasarkan gambar 1 responden berada pada usia 21-30 tahun yaitu sebanyak 19 responden atau 64%, dan sebagian kecil responden berada pada usia 20 tahun yaitu sebanyak 4 responden atau. METODE PENELITIAN.. Desain penelitian ini merupakan strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir SURYA 41 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
(2) Distribusi berdasarkan pendidikan Gambar 2 Diagram Distribusi Pendidikan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamongan Berdasarkan gambar 2 responden berada pada tingkat pendidikan SLTA yaitu sebanyak 12 responden atau 41,00%, dan sebagian kecil responden berada pada tingkat pendidikan perguruan tinggi dan tidak sekolah masing-masing 2 responden atau 6,00%. (3) Distribusi berdasarkan pekerjaan Gambar 3 Diagram Distribusi Pekerjaan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamongan 3% 0% 41% 10% Frekuensi Pendidikan 7% 7% 6% 30% 17% Frekuensi Pekerjaan 67% Berdasarkan gambar 3 responden tidak memiliki pekerjaan sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 20 responden atau 67%, dan sebagian kecil responden memiliki pekerjaan sebagai Pegawai Negri Swasta berjumlah 1 responden atau 3,00%. SD SLTP SLTA PT Tidak Sekolah IRT Swasta Wiraswasta PNS Buruh Pabrik Petani (4) Distribusi berdasarkan pengalaman melahirkan Gambar 4 Diagram Distribusi Pengalaman Melahirkan Di Wilayah Kerja UPT Puskesmas Lamongan Frekuensi Pengalaman Melahirkan 10% 41% Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian responden memiliki pengalaman melahirkan 1 kali yaitu sebanyak 14 responden atau 47,00%, dan sebagian kecil responden memiliki pengalaman melahirkan 4 kali berjumlah 3 responden atau 10,00%. 2. Data Khusus Responden 47% satu dua tiga empat > empat Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ibu tentang perawatan luka perineum di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan Pengetahuan Frekue nsi Prosentase (%) Kurang 23 76.70 Cukup 4 13.30 Baik 3 10.00 Jumlah 30 100.00 Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan luka perineum yaitu 23 orang atau 76.7 % dan SURYA 42 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
sebagian kecil memilki pengetahuan baik yaitu 3 orang atau 10%. PEMBAHASAN.. Berdasarkan hasil penelitian faktor umur mempengaruhi pengetahuan dapat di lihat dari gambar 1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden atau 64% berusia antara 20 30 tahun. Umur responden yang sebagian besar berumur 20-30 tahun merupakan usia yang matang, dimana tingkat kematangan dan sikap seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan mendapatkan informasi yang didapat sehingga berpengaruh pada pengetahuan dalam berperilaku kesehatan (Nursalam, 2003). Seseorang dalam rentang umur 20 30 tahun memiliki tingkat kematangan yang cukup. Cara berfikirnya pun sudah berubah dari tidak tahu menjadi tahu, dari tahu menjadi lebih tahu sehingga mereka lebih mudah menerima dan mengaplikasikan informasi yang didapatkan khususnya mengenai perawatan luka perineum. Informasi yang lebih banyak mereka dapatkan mengenai perawatan luka perineum menjadikan mereka berfikir dan lebih faham tentang pentingnya perawatan luka perineum, tetapi faktor ini tidak dominan mempengaruhi pengetahuan harus di dukung oleh faktor yang lain, seperti faktor pendidikan, pekerjaan dan pengalaman melahirkan. Sedangkan pada Gambar 2 menunjukkan bahwa sebagian besar atau 41% responden berpendidikan SLTA. Hal ini sesuai dengan Soekidjo N, (2003) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin mudah pula mereka menerima informasi dan padaakhirnya semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Pengetahuan yang semakin banyak tentang pentingnya perawatan luka perineum akan mempengaruhi tingkat kesembuhan yaitu kurang dari 1 minggu. Faktor pekerjaan juga berpengaruh terhadap pendapatan atau penghasilan seseorang, semakin tinggi pendapatan seseorang maka makin mudah seseorang mendapatkan informasi yang diperlukan. Untuk mendapatkan informasi di samping dari faktor pekerjaan juga faktor lokasi pekerjaan, semakin dekat lokasi pekerjaan dengan sumber informasi baik media cetak atau elektronik, maka semakin cepat dan banyak informasi yang diterima seseorang. Demikian pula sebaliknya, lokasi pekerjaan yang jauh dari sumber informasi dapat menghambat seseorang dalam mendapatkan informasi yang lebih banyak, sehingga tingkat pengetahuan seseorang tentang hal yang baru cenderung kurang dibandingkan dengan orang yang lokasi pekerjaannya dekat dengan sumber informasi. Maka pekerjaan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Keadaan tersebut sesuai pada gambar 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden atau 67 % tidak bekerja atau sebagai Ibu Rumah Tangga. Selain dari faktor pekerjaan, faktor pengalaman melahirkan dapat berpengaruh pada perawatan luka perineum yaitu dari faktor pengalamannya pada masa nifas yang lalu. Maka jumlah anak sangat berpengaruh dalam memperoleh pengalamannya tentang nifas, terutama pada perawatan luka perineum. Pada gambar 4 menunjukan bahwa sebagian besar responden atau 47% memiliki pengalaman melahirkan 1 kali. Faktor di atas tidak dapat dijadikan patokan untuk dapat memperoleh pengetahuan, karena dapat kita lihat pada pertanyaan kuesioner nomor 2, 6, 7 dan 20 dari 30 responden yang umurnya berbeda, pekerjaan yang berbeda, tingkat pendidikan berbeda dan pengalaman melahirkan yang berbeda pula, hanya ada 1 responden yang menjawab pertanyaan salah. KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu nifas tentang perawatan luka perineum di wilayah kerja UPT Puskesmas Lamongan sebagian besar memiliki pengetahuan kurang tentang perawatan luka perineum. SURYA 43 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011
2. Saran Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan ibu nifas tentang perawatan perineum. Dari hasil penelitian ini banyak yang belum terungkap, untuk itu perlu penelitian lebih lanjut dengan menggunakan metode lain yang lebih akurat serta menggunakan kuesioner yang telah diuji cobakan. Dapat digunakan sebagai masukan dalam pengembangan perencanaan guna meningkatkan motivasi, penyuluhan, pelayanan, dan dukungan mental khususnya pada ibu nifas dalam melakukan perawatan luka perineum....daftar PUSTAKA... Abdul Bari, (2002). Ilmu Kandungan. Jakarta: EGC. Azrul Azwar, (2007). Asuhan Persalinan Normal. Creasoft, (2008). Konsep Keperawatan Luka Perineum. http:// creasoft.wordpress.com. Di akses tanggal 15 Juli 2009 Derek, Jone, (2001).Obtetri Fisiologi. Jakarta: Bumi Putra. Etel Sloane, (2004). Anatomi Dan Fisiologi. Hanifa Wiknjosastro, (2007). Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta: YBSP. Helen Farrer, (1999). Perawatan Maternitas. Henderson Cristin, (2005). Buku Ajar Konsep Kebidanan. Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi, (2001). Metodologi Penelitian. Jakarta:Bumi Putra. Nursalam, (2003). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:Salemba Medika. Sastra Winata Sulaiman. (1999). Obsetetri Fisiologi. Bandung:Eleman. Sjamsuhidayat, (2004). Buku Ajar Ilmu Bedah. Soekidjo Notoadmojo, (2003). Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta. Stevens, (1999). Ilmu Keperawatan. Jakarta: ECG. Syaifudin, (2006). Anatomi Dan Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Suharsini Arikunto, (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. SURYA 44 Vol.01, No.VIII, Aprl 2011