STRUKTUR STATIS TERTENTU

dokumen-dokumen yang mirip
sendi Gambar 5.1. Gambar konstruksi jembatan dalam Mekanika Teknik

MEKANIKA TEKNIK I BALOK GERBER. Ir. H. Armeyn, MT

MODUL 2 : ARTI KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAN CARA PENYELESAIANNYA 2.1. JUDUL : KONSTRUKSI STATIS TERTENTU

STRUKTUR STATIS TAK TENTU

PORTAL DAN PELENGKUNG TIGA SENDI

TUGAS MAHASISWA TENTANG

Ditinjau sebuah batang AB yang berada bebas dalam bidang x-y:

Jenis Jenis Beban. Bahan Ajar Mekanika Bahan Mulyati, MT

5- Persamaan Tiga Momen

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TERPUSAT DAN MERATA

Pertemuan V,VI III. Gaya Geser dan Momen Lentur

STATIKA I. Reaksi Perletakan Struktur Statis Tertentu : Balok Sederhana dan Balok Majemuk/Gerbe ACEP HIDAYAT,ST,MT. Modul ke: Fakultas FTPD

STATIKA. Dan lain-lain. Ilmu pengetahuan terapan yang berhubungan dengan GAYA dan GERAK

Catatan Materi Mekanika Struktur I Oleh : Andhika Pramadi ( 25/D1 ) NIM : 14/369981/SV/07488/D MEKANIKA STRUKTUR I (Strengh of Materials I)

ANALISA STATIS TERTENTU WINDA TRI WAHYUNINGTYAS

2 Mekanika Rekayasa 1

METODE DEFORMASI KONSISTEN

BAB I STRUKTUR STATIS TAK TENTU

MODUL PERKULIAHAN. Gaya Dalam Struktur Statis Tertentu Pada Portal Sederhana

MODUL 3 : METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN Judul :METODA PERSAMAAN TIGA MOMEN UNTUK MENYELESAIKAN STRUKTUR STATIS TIDAK TERTENTU

MEKANIKA TEKNIK 02. Oleh: Faqih Ma arif, M.Eng

RENCANA PEMBELAJARAAN

MODUL 3 STATIKA I BALOK DIATAS DUA PERLETAKAN. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

TM. V : Metode RITTER. TKS 4008 Analisis Struktur I

BAB II PELENGKUNG TIGA SENDI

BAB IV DIAGRAM GAYA GESER (SHEAR FORCE DIAGRAM SFD) DAN DIAGRAM MOMEN LENTUR (BENDING MOMENT DIAGRAM BMD)

Pertemuan XIII VIII. Balok Elastis Statis Tak Tentu

BALOK SEDERHANA BALOK SEDERHANA DAN BALOK SENDI BANYAK

Pertemuan I, II I. Gaya dan Konstruksi

Gaya. Gaya adalah suatu sebab yang mengubah sesuatu benda dari keadaan diam menjadi bergerak atau dari keadaan bergerak menjadi diam.

STRUKTUR STATIS TERTENTU PORTAL DAN PELENGKUNG

BAB II METODE DISTRIBUSI MOMEN

METODE SLOPE DEFLECTION

II. GAYA GESER DAN MOMEN LENTUR

Persamaan Tiga Momen

Sebuah benda tegar dikatakan dalam keseimbangan jika gaya gaya yang bereaksi pada benda tersebut membentuk gaya / sistem gaya ekvivalen dengan nol.

Kuliah kedua STATIKA. Ilmu Gaya : Pengenalan Ilmu Gaya Konsep dasar analisa gaya secara analitis dan grafis Kesimbangan Gaya Superposisi gaya

Outline TM. XXII : METODE CROSS. TKS 4008 Analisis Struktur I 11/24/2014. Metode Distribusi Momen

BEBAN. B. Beban Sekunder 1. Beban Angin Beban yang terjadi akibat adaanya tiupan angin.

Definisi Balok Statis Tak Tentu

Mata Kuliah: Statika Struktur Satuan Acara Pengajaran:

KONSTRUKSI BALOK DENGAN BEBAN TIDAK LANGSUNG DAN KOSTRUKSI BALOK YANG MIRING

MEKANIKA REKAYASA III

GARIS PENGARUH REAKSI PERLETAKAN

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

II. KAJIAN PUSTAKA. gaya-gaya yang bekerja secara transversal terhadap sumbunya. Apabila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 3 PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL

d x Gambar 2.1. Balok sederhana yang mengalami lentur

Pertemuan XI : SAMBUNGAN BAUT

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Metode Distribusi Momen

INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

MEKANIKA REKAYASA. Bagian 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN Umum. Pada dasarnya dalam suatu struktur, batang akan mengalami gaya lateral

MODUL 5 STATIKA I MUATAN TIDAK LANGSUNG. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

Biasanya dipergunakan pada konstruksi jembatan, dengan kondisi sungai dengan lebar yang cukup berarti dan dasar sungai yang dalam, sehingga sulit

STATIKA STRUKTUR. Syamsul Hadi

MODUL 1 STATIKA I PENGERTIAN DASAR STATIKA. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Pertemuan VI,VII III. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method)

III. TEGANGAN DALAM BALOK

METODA CONSISTENT DEFORMATION

Oleh : Ir. H. Armeyn Syam, MT FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI PADANG

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

Analisis Struktur Statis Tak Tentu dengan Force Method

1 M r EI. r ds. Gambar 1. ilustrasi defleksi balok

Pertemuan IX,X,XI V. Metode Defleksi Kemiringan (The Slope Deflection Method) Lanjutan

Bab 6 Defleksi Elastik Balok

Analisa struktur statis tak tentu dengan metode distribusi momen (Cross) pada balok A. Lembar Informasi

Golongan struktur Balok ( beam Kerangka kaku ( rigid frame Rangka batang ( truss

PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN ITSM BAHAN AJAR MEKANIKA REKAYASA 2

BUKU AJAR ANALISA STRUKTUR II DISUSUN OLEH : I PUTU LAINTARAWAN, ST, MT. I NYOMAN SUTA WIDNYANA, ST, MT. I WAYAN ARTANA, ST.MT

BAB II METODE KEKAKUAN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA UNIMUS

BAB IV BEBAN BERGERAK DAN GARIS PENGARUH

BAB II LANDASAN TEORI

Soal 2. b) Beban hidup : beban merata, w L = 45 kn/m beban terpusat, P L3 = 135 kn P1 P2 P3. B C D 3,8 m 3,8 m 3,8 m 3,8 m

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

BAB IV KONSTRUKSI RANGKA BATANG. Konstruksi rangka batang adalah suatu konstruksi yg tersusun atas batangbatang

BAB III ANALISIS STRUKTUR STATIS TERTENTU

e-learning MEKANIKA TEKNIK 01

MODUL 2 STATIKA I BALOK TERJEPIT SEBELAH. Dosen Pengasuh : Ir. Thamrin Nasution

Bahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:

Konstruksi Rangka Batang

MAKALAH PRESENTASI DEFORMASI LENTUR BALOK. Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Mekanika Bahan Yang Dibina Oleh Bapak Tri Kuncoro ST.MT

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

FONDASI TELAPAK TERPISAH (TUNGGAL)

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

Mekanika Rekayasa III

Silabus (MEKANIKA REKAYASA III)

Oleh I Gusti Ngurah Putu Dharmayasa, ST, MT Jurusan Teknik Sipil - Undiknas

E. PERENCANAAN STRUKTUR SEKUNDER 3. PERENCANAAN TRAP TRIBUN DIMENSI

LOADS OF STRUCTURES. Tata Cara Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya. SNI

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

Transkripsi:

MEKNIK STRUKTUR I STRUKTUR STTIS TERTENTU Soelarso.ST.,M.Eng JURUSN TEKNIK SIPIL FKULTS TEKNIK UNIVERSITS SULTN GENG TIRTYS

PENDHULUN Struktur Statis Tertentu Suatu struktur disebut sebagai struktur statis tertentu, jika gaya-gaya eksternal dan internal akibat beban-beban yg bekerja dapat dihitung seluruhnya dengan persamaan keseimbangan berikut ini: Untuk kasus bidang 2 dimensi (2D): ΣH = 0 jumlah gaya-gaya horisontal pada seluruh sistem adalah nol ΣV = 0 jumlah gaya-gaya vertikal pada seluruh sistem adalah nol ΣM = 0 jumlah momen pada setiap titik di dalam struktur adalah nol. Syarat keseimbangan ada 3 persamaan maka pada konstruksi statis tertentu yang harus bisa diselesaikan dengan syarat-syarat keseimbangan, jumlah bilangan yang tidak diketahui dalam persamaan tersebut adalah 3 buah. Jika dalam menyelesaikan suatu konstruksi tahap awal yang harus dicari adalah reaksi perletakan, maka jumlah reaksi yang tidak diketahui maksimum 3.

Contoh 1 alok diatas dua perletakan dengan beban P. = Sendi 2 reaksi yang tidak diketahui (RV dan RH adalah reaksi vertikal dan horizontal di ) = Rol 1 reaksi yang tidak diketahui (RV adalah reaksi vertikal di ) RH RV P RV Jumlah reaksi yang tidak diketahui adalah 3 konstruksi statis tertentu maka konstruksi tersebut adalah

Contoh 2 Konstruksi kantilever seperti gambar disamping dengan tumpuan di adalah jepit = jepit dengan 3 reaksi yang tidak diketahui (RV = reaksi vertikal di, RH = reaksi horizontoal di, M = momen di ) RH RV M P Jumlah reaksi yang tidak diketahui ada 3 buah maka konstruksi tersebut adalah statis tertentu

Contoh 3 alok diatas dua perletakan dengan beban P. = Sendi 2 reaksi yang tidak diketahui (RV dan RH adalah reaksi vertikal dan horizontal di ) = Sendi 2 reaksi yang tidak diketahui (RV dan RH adalah reaksi vertikal dan horizontal di ) RH RV P RV RH Jumlah reaksi yang tidak diketahu adalah 4 konstruksi statis tak tertentu maka konstruksi tersebut adalah

GY-GY DLM angunan teknik sipil yang umumnya terdiri dari struktur beton, baja, kayu yang dalam pembuatan struktur-struktur tersebut perlu diketahui ukuran/dimensi dari tiap-tiap elemen struktur (balok, kolom, pelat). Untuk menentukan dimensi dari elemen struktur tersebut, memerlukan gaya-gaya dalam. P1 Struktur pada gambar dan Gambar disamping dengan beban P dan entang (L) yang berbeda, akan mengalami/mempunyai gayagaya dalam yang berbeda pula. Sehingga dimensi dari struktur akan berbeda pula. L1 Gambar P2 L2 Gambar

MCM-MCM GY DLM Suatu balok terletak pada 2 perletakan dengan beban seperti pada gambar, maka balok tersebut akan menderita beberapa gaya dalam yaitu : 1. alok menderita beban lentur yang menyebabkan balok tersebut melentur. Gaya dalam yang menyebabkan lenturan tersebut disebut momen (M) 2. alok tersebut menderita gaya tekan karena adanya beban P dari kiri dan kanan. alok yang menerima gaya yang searah dengan sumbu batang, maka akan menerima beban gaya dalam yang disebut Normal (N) 3. alok tersebut menderita gaya lintang, akibat adanya reaksi perletakan atau gaya-gaya yang tegak lurus ( ) sumbu batang, maka balok tersebut menerima gaya dalam yang disebut gaya lintang (D) P1 P P R R

PERJNJIN TND + + + + + + + + + + + + - - - - - - - - - - - + + + + + + + + + + + - - - - - - - - - - - + Tanda momen positif (+) Tanda momen negatif (-)

P Tanda gaya lintang positif (+) P P Tanda gaya lintang negatif (-) P P P P P Tanda gaya normal positif (+) Tanda gaya normal negatif (-)

Soal 0 : alok Sederhana (simple beam) Diketahui balok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) ½L P (KN) ½L C L RV RV Penyelesaian : ΣM = 0 - RV.L + P. ½.L = 0 RV = ½P ΣM = 0 RV.L - P. ½.L = 0 RV = ½P

ΣV = 0 RV + RV P = 0 Oke Gaya Lintang untuk menggambar SFD SF = RV = ½P KN SFC = ½P P = -½P KN SF = ½P KN ½ P (+) (-) ½ P ending Momen Diagram M = 0 KNm MC = RV. ½L = ½P. ½L = ¼.P.L KNm M = 0 KNm Shearing Force Diagram (SFD) (+) 1/4 P.L Catatan : Normal Forced Diagram (NFD) tidak dihitung karena tidak adanya beban yang searah sumbu batang

Soal 1 : alok Sederhana (simple beam) Diketahui balok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) 2,5 m P = 5 KN 2,5 m C 5 m Penyelesaian : Untuk menyelesaikan soal ini, pertama tama carilah reaksi di kedua tumpuan balok tersebut yaitu gaya vertikal keatas karena adanya beban ke arah bawah.

ΣM = 0 - RV.5 + 5.2,5 = 0-5.RV = - 12,5 RV = 2,5 KN P = 5 KN ΣM = 0 RV.5-5.2,5 = 0 5.RV = 12,5 RV = 2,5 KN R = 2,5 KN R = 2,5 KN Free ody Diagram (FD) ΣV = 0 2,5 5 + 2,5 = 0 Oke Gaya Lintang untuk menggambar SFD SF = RV = 2,5 KN SFC ki = SF = 2,5 KN SFC ka = 2,5 5 = -2,5 KN SF = -2,5 KN 2,5 (+) 5 (-) Shearing Force Diagram (SFD) 2,5

Daerah I MX = RV. X = 2,5. X (Fungsi x berpangkat satu) Linear X = 0 MX = 0 KNm X = 2,5 MX = 6,25 KNm Daerah II MX = RV. X 5 (x-2,5) X = 2,5 MX = 6,25 KNm X = 5 MX = 0 KNm 5 X X-2,5 Daerah I Daerah II 2,5 2,5 (+) 6,25 ending Momen Diagram (MD) Catatan : Normal Forced Diagram (NFD) tidak dihitung karena tidak adanya beban yang searah sumbu batang

Soal 2 : alok Sederhana (simple beam) Diketahui balok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) 4 Ton 6 Ton 10 Ton 2 m 2 m 2 m 2 m Penyelesaian : 8 m ΣM = 0 - RV.8 + 10.6 + 6.4 + 4.2 = 0-8.RV = -92 RV = 11,5 Ton

ΣM = 0 RV.8-4.6-6.4-10.2 = 0 8.RV = 68 RV = 8,5 Ton ΣV = 0 11,5-4 - 6-10 + 8,5 = 0 Oke 4 Ton 6 Ton 10 Ton C D E R = 8,5 KN R = 11,5 KN Free ody Diagram (FD) Gaya Lintang untuk menggambar SFD SF C = RV = 8,5 Ton SF CD = 8,5-4 = 4,5 Ton SF DE = 4,5 6 = -1,5 Ton SF E = -1,5-10 = -11,5 Ton 8,5 (+) 4,5 1,5 (-) 11,5 Shearing Force Diagram (SFD)

MD M = 0 Tm MC = 8,5.2 = 17 Tm MD = 8,5.4 4.2 = 26 Tm ME = 8,5.6 4.4 6.2 = 23 Tm M = 0 Tm 4 Ton 6 Ton 10 Ton 17 (+) 26 23 ending Momen Diagram (MD)

Soal 3 : alok Sederhana (simple beam) RH P = 20 T 3 4 3 m C 5 m RV RV Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) Penyelesaian : 3 20 T 5 4 3/5 20 = 12 T 4/5 20 = 16 T

ΣH = 0 RH + 12 = 0 RH = -12 T ( ) ΣM = 0 RV.8 16.5 = 0 8.RV = 80 RV = 10 Ton ΣM = 0 RV.8 16.3 = 0 8.RV = 48 RV = 6 Ton P = 20 T 3 12 T 4 C 10 T Free ody Diagram (FD) 6 T 10 T (+) Shearing Force Diagram (SFD) (-) 6 T 12 T (+) Normal Force Diagram (NFD) MD Mc = RV.3 = 10.3 = 30 Tm (+) 30 Tm ending Momen Diagram (MD)

Soal 4 : alok Sederhana (simple beam) RH P = 16 T P = 5 T 4 3 3 m C 2 m D 3 m RV RV Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) Penyelesaian : 5 3 4 4/5 5= 4 T 5 T 3/5 5 = 3 T

ΣH = 0 RH - 3 = 0 RH = 3 T ( ) ΣM = 0 RV.8 16.5 4.3 = 0 8.RV = 92 RV = 11,5 Ton ΣM = 0 RV.8 16.3-4.5 = 0 8.RV = 68 RV = 6 Ton SFD SF = 11,5 T F C = 11,5 16 = -4,5 T SF CD = -4,5 4 = -8,5 T P = 16 T P = 4 T 3 T C D Free ody Diagram (FD) 11,5 T 6 T 11,5 T (+) 4,5 T (-) (-) 8,5 T Shearing Force Diagram (SFD)

NFD NF C = -3 T NF CD = -3 +3 = 0 3 T (-) Normal Force Diagram (NFD) MD M = 11,5.3 = 34,5 T M C = 34,5 4,5.2 = 25,5 T (-) 25,5 Tm 34,5 Tm ending Momen Diagram (MD)

Soal 5 : alok Sederhana (simple beam) alok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) RV 4 m C 16 Tm 4 m RV Penyelesaian : ΣM = 0 RV.8 + 16 = 0 RV = 2 T ( ) ΣM = 0 RV.8 16 = 0 RV = 2 T ( ) SFD SF = -2 T MD M Cki = -2.4 = -8 Tm M Cka = -8 + 18 = 8 Tm 2 T ( - ) Shearing Force Diagram (SFD) 8 Tm ( - ) ( + ) 8 Tm ending Momen Diagram (MD)

Soal 6 : alok Sederhana (simple beam) dengan beban merata Diketahui balok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) x Q (Tm) RV Rx L/2 R L/2 RV Penyelesaian : ΣM = 0 RV.L R.½L = 0 RV.L Q.L..½L = 0 RV = ½.Q.L RV = ½.Q.L

SFD SF x = RV Q.x = ½.Q.L Q.x = Q (½.L-x) ½.Q.L x = 0 SF = ½.Q.L x =½.L SF = 0 x = L SF = -½.Q.L (+) L/2 L/2 (-) -½.Q.L Shearing Force Diagram (SFD) MD M x = RV.x Rx. ½.x = RV.x Q.x.½.x = ½.Q.L.x ½.Q.x 2 = ½.Q (L.x x 2 ) (+) ⅛.Q.L 2 x = 0 M = 0 x =½.L M = ⅛.Q.L 2 x = L M = 0 ending Momen Diagram (MD)

Soal 7 : simple beam dengan beban merata dan beban titik Diketahui balok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) 5 Tm 4 T RV 2 m C 2 m D R 4 m RV Penyelesaian :

Soal 8 : simple beam dengan beban trapesium Diketahui balok sederhana dengan tumpuan sendi-rol seperti pada gambar dibawah. Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) x 5 Tm Q Tm RV Penyelesaian : Rx Qx L R ⅓.L RV R = ½.Q.L ΣM = 0 RV.L R.⅓L = 0 RV = 1/6.Q.L ΣM = 0 RV.L R.⅔L = 0 RV = ⅓.Q.L

SFD SF x = RV R.x = 1/6.Q.L (x/l) 2 (R) = 1/6.Q.L - (x/l) 2 (Q.L/2) = 1/6.Q.L (L 2-3x 2 ) (fungsi kuadrat) Letak SF = 0 Q/6L (L 2-3x 2 ) = 0 x = 0,577L QL/6 ( + ) 0,577 L Shearing Force Diagram (SFD) ( - ) QL/3 MD Mx = RV.x Rx.⅓x = (1/6.Q.L)x {(Qx 2 )/2L}. ⅓x = QLx/6 Qx 3 /6L = Q/6L {xl 2 x 3 ) Dimana x = 0,577 L Mx = 0,064 QL 2 ( + ) 0,064 Q L 2 ending Momen Diagram (MD)

Soal 9 : alok Kantilever dengan beban terpusat Ma x P ΣM = 0 Ma + P.L = 0 Ma = -P.L L RV ΣV = 0 RV P = 0 P (+) Shearing Force Diagram (SFD) RV = P MD Mx = -P. x x = 0 Mx = 0 x = L Mx = -P.L P.L (-) ending Momen Diagram (MD)

Soal 10 : alok Kantilever dengan beban merata Q RV L Q.L (+) Shearing Force Diagram (SFD) x RV = Q.L M = -½.Q.L 2 SFx = Q.x Mx = -½.Q.L 2 (-) Mx = -½.Q.L 2 ½Q.L 2 ending Momen Diagram (MD)

Soal 10 : Portal dengan beban merata dan beban titik Hitunglah reaksi tumpuan, gambarkan Free ody Diagram (FD), Shearing Force Diagram (SFD), ending Momen Diagram (MD) dan Normal Forced Diagram (NFD) pada gambar dibawah ini. 2 Tm D E 2 T C RV 2 m 2 m RV RH 2 m 8 m Penyelesaian :

ΣH = 0 RH + 2 = 0 RH = -2 T ( ) ΣM = 0 RV.8 + 2.4 2.2 2.10.5 = 0 RV = 12 T ΣM = 0 -RV.8 + 2.4 + 2.10.3 = 0 RV = 8 T 12 T 4 T 8 T 8 T 0 T 2 T 2 T 12 T Free ody Diagram (FD)

SFD SF C = 2 T SF CE = 2 2 = 0 T SF DE = -2.x x = 0 SF = 0 T x = 2 SF = -4 T SF E = -2.x + 12 x = 2 SF = 8 T x = 10 SF = -8 T SF = 0 x = 6 m NFD NFD C = -12 T 8 T (+) ( - ) -4 T F ( - ) (+) -8 T 2 T Shearing Force Diagram (SFD) ( - ) Normal Force Diagram (NFD) 12 T

MD M C = 2.2 = 4 Tm ME1 = 4 + 0 = 4 Tm ME2 = -2.2.1 = -4 Tm ME3 = 4 4 = 0 Tm MF = 0 + ½.4.8 = 16 Tm M = 16 - ½.4.8 = 0 T -4 Tm (-) (+) 4 Tm (+) 16 Tm ending Momen Diagram (MD)