Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis.

dokumen-dokumen yang mirip
Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

Jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam

DASAR DASAR JURNALISTIK

MENGENAL DUNIA REPORTER DAN JURNALISTIK TV

Apa itu Straight News?

Sebelum memahami pengelolaan konten majalah dan web, sebaiknya tahu dulu apa itu jurnalistik, karena konten majalan dan web bersentuhan dengan

12/29/2017. M Zainal Abidin Kepala Biro Jepara (Jawa Pos Radar Kudus)

LITBANG KOMPAS NURUL FATCHIATI

Dasar-Dasar Jurnalistik

BAB II. Landasan Teori

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN. Demikian juga soal job descriptions-nya. Ada dua bagian besar sebuah penerbitan pers

Teknik Reportase dan Wawancara

Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values): aktual, faktual, penting, dan menarik.

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan semakin banyaknya media massa yang beredar di tanah air

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI. Oleh : Dwi Hastuti Puspitasari, SKom, MMSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemampuan berbahasa erat hubungannya dengan kemampuan berpikir. Bahasa

Menulis Berita. Silahkan mencoba menulis sebuah berita sesuai kaedah ejaan yang benar. Drs. Masari, MM. Modul ke: Fakultas TEKNIK

Berita Feature Opini Tajuk Essay Kolom. Sastra Tulisan Ilmiah Tulisan Ilmiah Populer

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan sangat pesat. Beragam surat kabar terbit sebagai

BENTUK DAN ANATOMI BERITA

RANCANGAN PEMBELAJARAN

PENGELOLAAN MEDIA WARGA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN

Jurnalisme Lingkungan (Green Journalism)

Oleh : Endar Widodo (EWI KR)

BAB III PROSEDUR PELAKSANAAN

Membuat Press Release

Paul De Massenner dalam buku Here s The News: Unesco Associate, berita atau news adalah sebuah informasi yang penting dan menarik perhatian serta

BELAJAR MENULIS. GKJ Brayat Kinasih Yogyakarta

Penulisan Berita Sabtu, 08 November 2014

KATA PENGANTAR. Jangan lewatkan buku ini.selamat Membaca!..

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menyatakan bahwa wartawan dipahami sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu yang sedang terjadi, terutama yang berhubungan dengan sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. Mesin cetak inilah yang memungkinkan terbitnya suratkabar, sehingga orang

Ciri khas tulisan feature

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EDISI KESEBELAS. Pengantar Dasar

Teknik Reportase dan Wawancara

Kiat Menulis Efektif & Mudah Dicerna

BAB III PENYAJIAN DATA. tentang analisis kebijakan redaksi dalam penentuan headline (judul berita)

BAB I PENDAHULUAN. Sifat berita itu sendiri memberikan informasi cepat diterima oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. adalah media online seperti yang digunakan oleh Humas Pemerintah Kabupaten Jepara.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping views

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

TEKNIK MENULIS RILIS WORKSHOP MEDIA KEMENTERIAN PERTANIAN RI

PENULISAN PUBLIC RELATIONS

BAB I PENDAHULUAN. Rekatama Media, hal 2. 2 Harimurti Kridalaksana. Leksikon Komunikasi. Cetakan Pertama Jakarta.

BAB I PENDAHULUAN. juga sekaligus dapat mempengaruhi kita. Secara tidak langsung media telah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan dari

I. PENDAHULUAN. beragam peristiwa baik yang bersifat lokal, nasional maupun internasional. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Wartawan adalah seorang yang melakukan kegiatan sehari-hari sebagai

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan kepentingannya. Seperti yang diibaratkan oleh Djafar Assegaf. sarana untuk mendapatkan informasi dari luar.

BAB I PENDAHULUAN. ruang publik, sebagai Public Service atau pelayanan publik. Hal ini tujuan untuk

BAB I. Pendahuluan. Siaran pers memiliki fungsi penting bagi setiap organisasi ataupun perusahaan

Penulisan Media PR Ekternal

CREATIVE THINKING. Merancang Produksi Program Acara TV : News. Drs. Moh. Hafizni, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FIKOM. Program Studi Penyiaran

Fotojurnalistik! Pertemuan 1

Syarat Berita. 1. Benar terjadi. 2. Aktual. 3. Lengkap. 4. Apa adanya. 5. Tersusun Baik. 6. Menarik. 7. Berguna bagi pembaca.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

JERNIH MENULIS. Dimulai dari hati dilanjutkan oleh kepala. Oleh Bambang Mulyantono

Mata Kuliah : PR Writing 1. Topik ke-8: Menulis Feature. abdurrahman/prw1/2009 1

BAB IV PENGALAMAN KERJA PRAKTIK. 4.1 Keterlibatan Praktikan Dalam Proyek Kreatif Peranan Praktikan Dalam Proyek Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat dilakukan melalui

Kegiatan Press Release

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.24/MEN/2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas. 1

TUGAS AKHIR PENCIPTAAN KARYA

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB I PENDAHULUAN. Kebebasan pers ini mengundang suatu lembaga maupun perorangan untuk

#! Beragam peristiwa dan informasi yang diperoleh masyarakat tidak terlepas dari peranan suatu media massa dalam hubungannya dengan penyajian dan inte

BAB I PENDAHULUAN. proses kerja unit dalam pengiriman pesan-pesannya dari suatu tempat ke tempat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup pendidikan suatu pembelajaran materi yang diajarkan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. melalui sistem bermedia dengan jarak fisik yang rendah (artinya jauh),

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dapat langsung tersampaikan kepada khalayak dalam waktu singkat.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kegiatan yang tidak biasa dilepaskan dari bagian aktifitas manusia adalah

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara mengenai media, tentunya tidak terlepas dari konsep komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. tidaknya suatu komunikasi, bila proses gerakan komunikasi itu mampu

Produksi Berita TELEVISI (MK 41034)

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA

Pemberitaan Calon Kepala Daerah dalam Pilkada 2015

KEBIJAKAN PENERBITAN KAMPUS MAHASISWA DI ISI DENPASAR

Komunikasi Massa menurut bittner (Ardianto, 2007:3) adalah pesan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JURNALISTIK* A. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

PENGANTAR PR Teknik Menulis PR. Dosen : Meistra Budiasa, S.Ikom, MA

BAB I PENDAHULUAN. berkembang pesat. Seiring dengan hal tersebut maka pemerintah sebagai

peristiwa lebih mudah menyentuh dan diingat oleh khalayak.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu membutuhkan informasi, dan informasi yang manusia

BAB IV GAMBARAN UMUM MAJALAH TEMPO DAN GOENAWAN MOHAMAD

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Transkripsi:

Pengertian Jurnalistik Pengertian istilah jurnalistik dapat ditinjau dari tiga sudut pandang: harfiyah, konseptual, dan praktis. Secara harfiyah, jurnalistik (journalistic) artinya kewartawanan atau kepenulisan. Kata dasarnya jurnal (journal), artinya laporan atau catatan, atau jour dalam bahasa Prancis yang berarti hari (day). Asal-muasalnya dari bahasa Yunani kuno, du jour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Secara konseptual, jurnalistik dapat dipahami dari tiga sudut pandang: sebagai proses, teknik, dan ilmu. 1. Sebagai proses, jurnalistik adalah aktivitas mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan informasi kepada publik melalui media massa. Aktivitas ini dilakukan oleh wartawan (jurnalis). 2. Sebagai teknik, jurnalistik adalah keahlian (expertise) atau keterampilan (skill) menulis karya jurnalistik (berita, artikel, feature) termasuk keahlian dalam pengumpulan bahan penulisan seperti peliputan peristiwa (reportase) dan wawancara. 3. Sebagai ilmu, jurnalistik adalah bidang kajian mengenai pembuatan dan penyebarluasan informasi (peristiwa, opini, pemikiran, ide) melalui media massa. Jurnalistik termasuk ilmu terapan (applied science) yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dan dinamika masyarakat itu sendiri. Sebaga ilmu, jurnalistik termasuk dalam bidang kajian ilmu komunikasi, yakni ilmu yang mengkaji proses penyampaian pesan, gagasan, pemikiran, atau informasi kepada orang lain dengan maksud memberitahu, mempengaruhi, atau memberikan kejelasan. Secara praktis, jurnalistik adalah proses pembuatan informasi atau berita (news processing) dan penyebarluasannya melalui media massa. Dari pengertian kedua ini, kita dapat melihat adanya empat komponen dalam

dunia jurnalistik: informasi, penyusunan informasi, penyebarluasan informasi, dan media massa. Informasi : News & Views Informasi adalah pesan, ide, laporan, keterangan, atau pemikiran. Dalam dunia jurnalistik, informasi dimaksud adalah news (berita) dan views (opini). Berita adalah laporan peristiwa yang bernilai jurnalistik atau memiliki nilai berita (news values) aktual, faktual, penting, dan menarik. Berita disebut juga informasi terbaru. Jenis-jenis berita a.l. berita langsung (straight news), berita opini (opinion news), berita investigasi (investigative news), dan sebagainya. Views adalah pandangan atau pendapat mengenai suatu masalah atau peristiwa. Jenis informasi ini a.l. kolom, tajukrencana, artikel, surat pembaca, karikatur, pojok, dan esai. Ada juga tulisan yang tidak termasuk berita juga tidak bisa disebut opini, yakni feature, yang merupakan perpaduan antara news dan views. Jenis feature yang paling populer adalah feature tips (how to do it feature), feature biografi, feature catatan perjalanan/petualangan, dan feature human interest. Penyusunan Informasi Informasi yang disajikan sebuah media massa tentu harus dibuat atau disusun dulu. Yang bertugas menyusun informasi adalah bagian redaksi (Editorial Department), yakni para wartawan, mulai dari Pemimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana, Redaktur Desk, Reporter, Fotografer, Koresponden, hingga Kontributor. Pemred hingga Koresponden disebut wartawan. Menurut UU No. 40/1999, wartawan adalah orang yang melakukan aktivitas jurnalistik secara rutin. Untuk menjadi wartawan, seseorang harus memenuhi kualifikasi berikut ini:

1. Menguasai teknik jurnalistik, yaitu skill meliput dan menulis berita, feature, dan tulisan opini. 2. Menguasai bidang liputan (beat). 3. Menguasai dan menaati Kode Etik Jurnalistik. Teknis pembuatannya terangkum dalam konsep proses pembuatan berita (news processing), meliputi: 1. News Planning = perencanaan berita. Dalam tahap ini redaksi melakukan Rapat Proyeksi, yakni perencanaan tentang informasi yang akan disajikan. Acuannya adalah visi, misi, rubrikasi, nilai berita, dan kode etik jurnalistik. Dalam rapat inilah ditentukan jenis dan tema-tema tulisan/berita yang akan dibuat dan dimuat, lalu dilakukan pembagian tugas di antara para wartawan. 2. News Hunting = pengumpulan bahan berita. Setelah rapat proyeksi dan pembagian tugas, para wartawan melakukan pengumpulan bahan berita, berupa fakta dan data, melalui peliputan, penelusuran referensi atau pengumpulan data melalui literatur, dan wawancara. 3. News Writing = penulisan naskah. Setelah data terkumpul, dilakukan penulisan naskah. 4. News Editing = penyuntingan naskah. Naskah yang sudah ditulis harus disunting dari segi redaksional (bahasa) dan isi (substansi). Dalam tahap ini dilakukan perbaikan kalimat, kata, sistematika penulisan, dan substansi naskah, termasuk pembuatan judul yang menarik dan layak jual serta penyesuaian naskah dengan space atau kolom yang tersedia. Setelah keempat proses tadi dilalui, sampailah pada proses berikutnya, yakni proses pracetak berupa Desain Grafis, berupa lay out (tata letak), artistik, pemberian ilustrasi atau foto, desain cover, dll. Setelah itu langsung ke percetakan (printing process).

Penyebarluasan Informasi Yakni penyebarluasan informasi yang sudah dikemas dalam bentuk media massa (cetak). Ini tugas bagian marketing atau bagian usaha (Business Department) sirkulasi/distribusi, promosi, dan iklan. Bagian ini harus menjual media tersebut dan mendapatkan iklan. Media Massa Media Massa (Mass Media) adalah sarana komunikasi massa (channel of mass communication). Komunikasi massa sendiri artinya proses penyampaian pesan, gagasan, atau informasi kepada orang banyak (publik) secara serentak. Ciri-ciri (karakteristik) medi massa adalah disebarluaskan kepada khalayak luas (publisitas), pesan atau isinya bersifat umum (universalitas), tetap atau berkala (periodisitas), berkesinambungan (kontinuitas), dan berisi hal-hal baru (aktualitas). Jenis-jenis media massa adalah Media Massa Cetak (Printed Media), Media Massa Elektronik (Electronic Media), dan Media Online (Cybermedia). Yang termasuk media elektronik adalah radio, televisi, dan film. Sedangkan media cetak berdasarkan formatnya terdiri dari koran atau suratkabar, tabloid, newsletter, majalah, buletin, dan buku. Media Online adalah website internet yang berisikan informasi- aktual layaknya media massa cetak. Produk Utama Jurnalistik: Berita Aktivitas atau proses jurnalistik utamanya menghasilkan berita, selain jenis tulisan lain seperti artikel dan feature. Berita adalah laporan peristiwa yang baru terjadi atau kejadian aktual yang dilaporkan di media massa. Tahap-tahap pembuatannya adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan fakta dan data peristiwa yang bernilai berita aktual, faktual, penting, dan menarik dengan mengisi enam unsur berita 5W+1H (What/Apa yang terjadi, Who/Siapa yang terlibat dalam kejadian itu, Where/Di mana kejadiannya, When/Kapan terjadinya, Why/Kenapa hal itu terjadi, dan How/Bagaimana prosess kejadiannya) 2. Fakta dan data yang sudah dihimpun dituliskan berdasarkan rumus 5W+1H dengan menggunakan Bahasa Jurnalistik spesifik= kalimatnya pendek-pendek, baku, dan sederhana; dan komunikatif = jelas, langsung ke pokok masalah (straight to the point), mudah dipahami orang awam. 3. Komposisi naskah berita terdiri atas: Head (Judul), Date Line (Baris Tanggal), yaitu nama tempat berangsungnya peristiwa atau tempat berita dibuat, plus nama media Anda, Lead (Teras) atau paragraf pertama yang berisi bagian paling penting atau hal yang paling menarik, dan Body (Isi) berupa uraian penjelasan dari yang sudah tertuang di Lead. By ASM. Romli. Jika Anda ingin lebih dalam memahami dunia jurnalistik dan menguasai teknik menulis untuk media massa berita, artikel, feature, dan tajukrencana atau kolom, silakan bergabung dengan Balai Jurnalistik ICMI Jabar (BATIC) yang saya pimpin www.baticnews.co.nr atau Anda bisa kuliah jurnalistik a.l. di Jurusan Ilmu Komunikasi Univeritas Kebangsaan Bandung (Kelas Reguler dan Karyawan), atau di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Komunikasi & Dakwah UIN SGD Bandung. Untuk pelajar SMA/SMK/MA, kamu bisa gabung dengan Klub Jurnalis Pelajar (KJP) Pusdai Jabar www.kjpnews.co.nr. Dasar-Dasar Jurnalistik

Posted BY: Sekretaris Bidang PIP Plat "L" Pesatnya kemajuan media informasi dewasa ini cukup memberikan kemajuan yang signifikan. Media cetak maupun elektronik pun saling bersaing kecepatan sehingga tidak ayal bila si pemburu berita dituntut kreativitasnya dalam penyampaian informasi. Penguasaan dasar-dasar pengetahuan jurnalistik merupakan modal yang amat penting manakala kita terjun di dunia ini. Keberadaan media tidak lagi sebatas penyampai informasi yang aktual kepada masyarakat, tapi media juga mempunyai tanggung jawab yang berat dalam menampilkan fakta-fakta untuk selalu bertindak objektif dalam setiap pemberitaannya. Apa Itu Jurnalistik? Menurut Kris Budiman, jurnalistik (journalistiek, Belanda) bisa dibatasi secara singkat sebagai kegiatan penyiapan, penulisan, penyuntingan, dan penyampaian berita kepada khalayak melalui saluran media tertentu. Jurnalistik mencakup kegiatan dari peliputan sampai kepada penyebarannya kepada masyarakat. Sebelumnya, jurnalistik dalam pengertian sempit disebut juga dengan publikasi secara cetak. Dewasa ini pengertian tersebut tidak hanya sebatas melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, dsb., namun meluas menjadi media elektronik seperti radio atau televisi. Berdasarkan media yang digunakan meliputi jurnalistik cetak (print journalism), elektronik (electronic journalism). Akhir-

akhir ini juga telah berkembang jurnalistik secara tersambung (online journalism). Jurnalistik atau jurnalisme, menurut Luwi Ishwara (2005), mempunyai ciri-ciri yang penting untuk kita perhatikan. a. Skeptis Skeptis adalah sikap untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu, meragukan apa yang diterima, dan mewaspadai segala kepastian agar tidak mudah tertipu. Inti dari skeptis adalah keraguan. Media janganlah puas dengan permukaan sebuah peristiwa serta enggan untuk mengingatkan kekurangan yang ada di dalam masyarakat. Wartawan haruslah terjun ke lapangan, berjuang, serta menggali hal-hal yang eksklusif. b. Bertindak (action) Wartawan tidak menunggu sampai peristiwa itu muncul, tetapi ia akan mencari dan mengamati dengan ketajaman naluri seorang wartawan. c. Berubah Perubahan merupakan hukum utama jurnalisme. Media bukan lagi sebagai penyalur informasi, tapi fasilitator, penyaring dan pemberi makna dari sebuah informasi. d. Seni dan Profesi

Wartawan melihat dengan mata yang segar pada setiap peristiwa untuk menangkap aspek-aspek yang unik. e. Peran Pers Pers sebagai pelapor, bertindak sebagai mata dan telinga publik, melaporkan peristiwa-peristiwa di luar pengetahuan masyarakat dengan netral dan tanpa prasangka. Selain itu, pers juga harus berperan sebagai interpreter, wakil publik, peran jaga, dan pembuat kebijaksanaan serta advokasi. Berita Ketika membahas mengenai jurnalistik, pikiran kita tentu akan langsung tertuju pada kata "berita" atau "news". Lalu apa itu berita? Berita (news) berdasarkan batasan dari Kris Budiman adalah laporan mengenai suatu peristiwa atau kejadian yang terbaru (aktual); laporan mengenai fakta-fakta yang aktual, menarik perhatian, dinilai penting, atau luar biasa. "News" sendiri mengandung pengertian yang penting, yaitu dari kata "new" yang artinya adalah "baru". Jadi, berita harus mempunyai nilai kebaruan atau selalu mengedepankan aktualitas. Dari kata "news" sendiri, kita bisa menjabarkannya dengan "north", "east", "west", dan "south". Bahwa si pencari berita dalam mendapatkan informasi harus dari keempat sumber arah mata angin tersebut.

Selanjutnya berdasarkan jenisnya, Kris Budiman membedakannya menjadi "straight news" yang berisi laporan peristiwa politik, ekonomi, masalah sosial, dan kriminalitas, sering disebut sebagai berita keras (hard news). Sementara "straight news" tentang hal-hal semisal olahraga, kesenian, hiburan, hobi, elektronika, dsb., dikategorikan sebagai berita ringan atau lunak (soft news). Di samping itu, dikenal juga jenis berita yang dinamakan "feature" atau berita kisah. Jenis ini lebih bersifat naratif, berkisah mengenai aspek-aspek insani (human interest). Sebuah "feature" tidak terlalu terikat pada nilai-nilai berita dan faktualitas. Ada lagi yang dinamakan berita investigatif (investigative news), berupa hasil penyelidikan seorang atau satu tim wartawan secara lengkap dan mendalam dalam pelaporannya. Nilai Berita Sebuah berita jika disajikan haruslah memuat nilai berita di dalamnya. Nilai berita itu mencakup beberapa hal, seperti berikut. <!--[if!supportlists]-->1. Objektif: berdasarkan fakta, tidak memihak. <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->2. Aktual: terbaru, belum "basi". <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->3. Luar biasa: besar, aneh, janggal, tidak umum.<!--[endif]-->

<!--[if!supportlists]-->4. Penting: pengaruh atau dampaknya bagi orang banyak; menyangkut orang penting/terkenal. <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->5. Jarak: familiaritas, kedekatan (geografis, kultural, psikologis).<!--[endif]-- > Lima nilai berita di atas menurut Kris Budiman sudah dianggap cukup dalam menyusun berita. Namun, Masri Sareb Putra dalam bukunya "Teknik Menulis Berita dan Feature", malah memberikan dua belas nilai berita dalam menulis berita (2006: 33). Dua belas hal tersebut di antaranya adalah: <!--[if!supportlists]-->1. > sesuatu yang unik, <!--[endif]-- <!--[if!supportlists]-->2. sesuatu yang luar biasa, <!-- [endif]--> <!--[if!supportlists]-->3. [endif]--> sesuatu yang langka,<!-- <!--[if!supportlists]-->4. sesuatu yang dialami/dilakukan/menimpa orang (tokoh) penting, <!- -[endif]--> <!--[if!supportlists]-->5. <!--[endif]--> menyangkut keinginan publik,

<!--[if!supportlists]-->6. -> <!--[if!supportlists]-->7. dimasuki,<!--[endif]--> yang tersembunyi, <!--[endif]- sesuatu yang sulit untuk <!--[if!supportlists]-->8. sesuatu yang belum banyak/umum diketahui,<!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->9. <!--[endif]--> pemikiran dari tokoh penting, <!--[if!supportlists]-->10. komentar/ucapan dari tokoh penting,<!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->11. kelakuan/kehidupan tokoh penting, dan <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->12. hal lain yang luar biasa. <!-- [endif]--> Dalam kenyataannya, tidak semua nilai itu akan kita pakai dalam sebuah penulisan berita. Hal terpenting adalah adanya aktualitas dan pengedepanan objektivitas yang terlihat dalam isi tersebut. Anatomi Berita dan Unsur-Unsur Seperti tubuh kita, berita juga mempunyai bagian-bagian, di antaranya adalah sebagai berikut.

<!--[if!supportlists]-->1. (headline). <!--[endif]--> Judul atau kepala berita <!--[if!supportlists]-->2. Baris tanggal (dateline). <!-- [endif]--> <!--[if!supportlists]-->3. intro). <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->4. [endif]--> Teras berita (lead atau Tubuh berita (body).<!-- Bagian-bagian di atas tersusun secara terpadu dalam sebuah berita. Susunan yang paling sering didengar ialah susunan piramida terbalik. Metode ini lebih menonjolkan inti berita saja. Atau dengan kata lain, lebih menekankan hal-hal yang umum dahulu baru ke hal yang khusus. Tujuannya adalah untuk memudahkan atau mempercepat pembaca dalam mengetahui apa yang diberitakan; juga untuk memudahkan para redaktur memotong bagian tidak/kurang penting yang terletak di bagian paling bawah dari tubuh berita (Budiman 2005). Dengan selalu mengedepankan unsur-unsur yang berupa fakta di tiap bagiannya, terutama pada tubuh berita. Dengan senantiasa meminimalkan aspek nonfaktual yang pada kecenderuangan akan menjadi sebuah opini. Untuk itu, sebuah berita harus memuat "fakta" yang di dalamnya terkandung unsur-unsur 5W + 1H. Hal ini senada dengan apa yang dimaksudkan oleh Lasswell, salah seorang pakar komunikasi (Masri Sareb 2006: 38).

<!--[if!supportlists]-->1. dalamnya?<!--[endif]--> Who - siapa yang terlibat di <!--[if!supportlists]-->2. What - apa yang terjadi di dalam suatu peristiwa? <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->3. Where - di mana terjadinya peristiwa itu?<!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->4. terjadi?<!--[endif]--> Why - mengapa peristiwa itu <!--[if!supportlists]-->5. When - kapan terjadinya? <!- -[endif]--> <!--[if!supportlists]-->6. How - bagaimana terjadinya?<!--[endif]--> Tidak hanya sebatas berita, bentuk jurnalistik lain, khususnya dalam media cetak, adalah berupa opini. Bentuk opini ini dapat berupa tajuk rencana (editorial), artikel opini atau kolom (column), pojok dan surat pembaca. Sumber Berita Hal penting lain yang dibutuhkan dalam sebuah proses jurnalistik adalah pada sumber berita. Ada beberapa petunjuk yang dapat membantu pengumpulan informasi, sebagaimana diungkapkan oleh Eugene J. Webb dan Jerry R. Salancik (Luwi Iswara 2005: 67) berikut ini.

<!--[if!supportlists]-->1. Observasi langsung dan tidak langsung dari situasi berita. <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->2. -> Proses wawancara. <!--[endif]- <!--[if!supportlists]-->3. Pencarian atau penelitian bahan-bahan melalui dokumen publik. <!--[endif]--> <!--[if!supportlists]-->4. Partisipasi dalam peristiwa.<!--[endif]--> Kiranya rangkaian tulisan singkat tentang dasar-dasar jurnalistik di atas akan lebih membantu kita saat mengerjakan proses kreatif kita dalam penulisan jurnalistik.