PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI

dokumen-dokumen yang mirip
PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI I. PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD

PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI

PROGRAM DAN PROSEDUR ANTI KORUPSI

No. 13/ 28 /DPNP Jakarta, 9 Desember 2011 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Penerapan Strategi Anti Fraud bagi Bank Umum

Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Perusahaan atau Unit Syari

Lampiran 5 SK No /HK.01.01/02/ReINDO/12/2012 Tanggal 26 Desember 2012 PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN

P e d o m a n. Whistle Blowing System (WBS)

BAB I PENDAHULUAN. penyebab terjadinya fraud. Lebih jauh lagi, dalam teori segitiga fraud yang

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

PEDOMAN WHISTLEBLOWING SYSTEM (WBS)

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3

7. Memastikan sistem pengendalian internal telah diterapkan sesuai ketentuan.

KEBIJAKAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT PERUSAHAAN PERDAGANGAN INDONESIA (PERSERO)

MEKANISNE PELAPORAN ATAS DUGAAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PELAKSANA SEKRETARIAT TETAP BAPERTARUM-PNS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.07/2017

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /POJK.03/2017 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) PT INTERMEDIA CAPITAL Tbk.

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.05/2018

B E N T U R A N K E P E N T I N G A N CONFLICT OF INTEREST. PT Jasa Marga (Persero) Tbk

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT


PENDAHULUAN LATAR BELAKANG 1 BAB I Ketentuan Umum 4. BAB II Penerimaan Pelaporan Pelanggaran 7

PIAGAM KOMITE AUDIT DAN RISIKO USAHA (BUSINESS RISK AND AUDIT COMMITTEES CHARTER) PT WIJAYA KARYA BETON Tbk. BAGIAN I

KOMITE KOMITE DEWAN KOMISARIS KOMITE AUDIT

SISTEM PELAPORAN DUGAAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM) SK DIREKSI NO KEP/216/072014

PT HD CAPITAL TBK ( PERSEROAN ) KODE ETIK ( CODE OF CONDUCT )

PEDOMAN BENTURAN PT. PELITA AIR SERVICE. PT. PELITA AIR SERVICE Jl. Abdul Muis No A Jakarta Pusat 10160

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

WHISTLE BLOWING SYSTEM

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DIREKSI PT. BANK MASPION INDONESIA Tbk

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

terhadap pengelolaan pelayanan terpadu satu pintu. Oleh karena itu Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu menyadari pentingnya sikap yang

PEDOMAN PENGENDALIAN GRATIFIKASI

2017, No f. bahwa sehubungan dengan beralihnya fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan jasa keuangan disektor perbankan dari Bank

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

Tata Kelola Perusahaan

Pedoman Kerja Komite Audit

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

SISTEM PELAPO N DUGAAN PELANGGA N WHISTLE BLOWING SYSTEM

2. Rencana pengembangan Insan IMC selalu didasari atas bakat dan kinerja.

KEPUTUSAN BERSAMA. Nomor : Kep/06/KOM/AS/XI/2010 Nomor : Kep/267-AS/XI/2010. Tentang

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

MAKSUD, TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE AUDIT

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

INTERNAL AUDIT CHARTER

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /POJK.03/2017 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PEMERIKSAAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

KOMITE PEMANTAU RISIKO ( PIAGAM PEMANTAU RISIKO )

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 6 /SEOJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) No.

Nama Jabatan Periode Jabatan. Ilham Ikhsan Anggota (Pihak Independen) Tjen Lestari Anggota (Pihak Independen)

PEDOMAN BENTURAN KEPENTINGAN

SISTEM PENGENDALIAN KECURANGAN (FRAUD CONTROL SYSTEM) KEP DIREKSI NO: KEP/04/012015

KEBIJAKAN PELAPORAN PELANGGARAN

PENILAIAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BANK SYARIAH BUKOPIN SEMESTER I TAHUN 2014

PIAGAM AUDIT INTERNAL

Piagam Audit Internal. PT Astra International Tbk

CODE OF CONDUCT. PT. BARATA INDONESIA (Persero)

PT HALEYORA POWER KEPUTUSAN DIREKSI PT HALEYORA POWER. NOMOR: 096a.K/DIR-HP/2014 TENTANG PEDOMAN PT HALEYORA POWER BERSIH DIREKSI PT HALEYORA POWER

BAB I PENDAHULUAN. 1 Pedoman Etika dan Perilaku

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

P e d o m a n. Prinsip Mengenal Nasabah (PMN)

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PEDOMAN dan TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLEBLOWING SYSTEM)

PERATURAN NOMOR IX.H.1 : PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

KOMITE AUDIT CHARTER PT INDOFARMA (PERSERO) TBK

PERATURAN NOMOR IX.E.2 : TRANSAKSI MATERIAL DAN PERUBAHAN KEGIATAN USAHA UTAMA

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

PEDOMAN SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN WHISTLE BLOWING SYSTEM. Revisi Ke : PELANGGARAN PENDAHULUAN

SISTEM PELAPORAN PELANGGARAN (WHISTLE BLOWING SYSTEM)

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

P e d o m a n. Anti Kecurangan (Fraud )

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4 /SEOJK.03/2017

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/ 2 /PBI/2011 TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPATUHAN BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN KODE ETIK BPJS KETENAGAKERJAAN

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

Transkripsi:

Pengawasan Internal Kantor Wilayah (PIKW) dan DAI telah melakukan fungsi evaluasi pelaksanaan sistem dan prosedur yang berlaku di BCA. Hasil evaluasi dari PIC, PIKW dan DAI tersebut dijadikan sebagai tolok ukur tingkat kepatuhan unit kerja terhadap sistem dan prosedur yang telah ditetapkan. Latar Belakang Dasar hukum dari penerapan kebijakan anti di BCA adalah Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011. Surat Edaran ini sendiri ditujukan untuk memperkuat sistem pengendalian intern Bank dan sebagai pelaksanaan lebih lanjut Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. 300 PENCEGAHAN TINDAKAN KORUPSI PENERAPAN STRATEGI ANTI FRAUD Kebijakan anti merupakan wujud komitmen manajemen BCA dalam mencegah terjadinya dengan menerapkan suatu sistem pengendalian yang dijalankan secara efektif dan berkesinambungan. Sistem pengendalian ini mengarahkan Bank dalam menentukan langkah-langkah untuk mencegah, mendeteksi, menginvestigasi, dan memantau atas kejadian. Yang dimaksud dengan di sini adalah semua tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi Bank, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi di lingkungan Bank dan/atau menggunakan sarana Bank sehingga mengakibatkan Bank, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian, dan/atau pelaku memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sesuai dengan SEBI tersebut, Bank wajib memiliki dan menerapkan strategi anti yang efektif, yang paling kurang memenuhi acuan minimum dan Bank wajib memperhatikan paling kurang hal-hal sebagai berikut: a. kondisi lingkungan internal dan eksternal; b. kompleksitas kegiatan usaha; c. potensi, jenis, dan risiko ; dan d. kecukupan sumber daya yang dibutuhkan. Tujuan Tujuan diterapkannya kebijakan anti di BCA adalah: pada seluruh jajaran organisasi BCA. dan kepedulian terhadap risiko di operasional BCA. untuk para pelaksana operasional BCA agar mematuhi prosedur dan ketentuan yang berlaku. Jenis perbuatan yang tergolong adalah: 1. Kecurangan. 2. Penipuan. 3. Penggelapan aset. 4. Pembocoran rahasia.

Tata Kelola Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan 4 (Empat) Pilar Strategi Anti Fraud 4 Pilar Strategi Anti Fraud Pencegahan Deteksi Investigasi, Pelaporan dan Sanksi Pemantauan, Evaluasi & Tindak Lanjut SK No. 087/SK/DIR/2012 tanggal 29 Mei 2012 tentang Penerapan Strategi Anti Fraud Strategi anti yang dalam penerapannya berupa sistem pengendalian, memiliki 4 (empat) pilar, sebagai berikut: 1. Pencegahan: memuat perangkat-perangkat dalam rangka mengurangi potensi risiko terjadinya, yang paling kurang mencakup anti, identifikasi kerawanan, dan. 2. Deteksi: memuat perangkat-perangkat dalam rangka mengidentifikasi dan menemukan kejadian dalam kegiatan usaha Bank, yang mencakup paling kurang kebijakan dan mekanisme dan. 3. Investigasi, Pelaporan, dan Sanksi: memuat perangkat-perangkat dalam rangka menggali informasi, sistem pelaporan, dan pengenaan sanksi atas kejadian dalam kegiatan usaha Bank, yang paling kurang mencakup standar investigasi, mekanisme pelaporan, dan pengenaan sanksi. 4. Pemantauan, Evaluasi, dan Tindak Lanjut: memuat perangkat-perangkat dalam rangka memantau dan mengevaluasi kejadian serta tindak lanjut yang diperlukan, berdasarkan hasil evaluasi, yang paling kurang mencakup pemantauan dan evaluasi atas kejadian serta mekanisme tindak lanjut. Peran Unit Kerja Unit kerja memegang peranan penting dalam menerapkan strategi anti yang dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Pencegahan a. Membangun anti untuk mencegah terjadinya. b. Mengidentifikasikan risiko terjadinya yang melekat pada setiap aktivitas yang berpotensi merugikan bank. c. Melakukan berbagai upaya pendekatan dan pengendalian dari aspek SDM dengan mengenali dan memantau karakter dan perilaku karyawan ( ). 2. Deteksi a. Mengungkapkan kejadian melalui sarana. 301 Laporan an 2014

302 b. Melakukan audit untuk meningkatkan kewaspadaan karyawan dalam melaksanakan tugasnya. c. Melakukan pengujian atau pemeriksaan tanpa diketahui oleh pihak yang diuji/ diperiksa. 3. Investigasi, Pelaporan dan Sanksi a. Mengumpulkan bukti-bukti terkait kejadian. b. Melaporkan kejadian ke pihak manajemen dan regulasi. c. Menjatuhkan dan melaksanakan sanksi untuk menimbulkan efek jera kepada pelaku. 4. Pemantauan, Evaluasi dan Tindak Lanjut a. Memantau tindak lanjut yang dilakukan terhadap kejadian. b. Melakukan evaluasi atas kejadian untuk menentukan langkah perbaikan. c. Mengambil tindakan yang harus dilakukan berdasarkan hasil evaluasi untuk mencegah terulangnya kembali kejadian serupa. Penerapan Upaya Anti Fraud Upaya anti dilakukan antara lain melalui hal-hal berikut: 1. Program. Meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan karyawan terhadap risiko tindakan dan menumbuhkan budaya anti di lingkungan internal melalui / sosialisasi di kelas pendidikan karyawan baru atau rapat koordinasi serta forum tingkat nasional ataupun regional. 2. Identifikasi Kerawanan Pejabat bank mengidentifikasi kerawanan atau potensi terjadinya di unit kerja yang menjadi tanggung jawabnya. 3. Menyempurnakan Kebijakan SDM terkait penerapan yang dimulai dari proses rekrutmen hingga karyawan yang ada di unit kerja. 4. Peningkatan Efektifitas Supervisi Proses supervisi pejabat bank merupakan hal yang sangat penting dalam mencegah terjadinya tindakan. Dengan supervisi yang baik maka setiap upaya dapat diketahui dan dicegah lebih dini. WHISTLEBLOWING SYSTEM Dalam rangka meningkatkan efektivitas penerapan sistem pengendalian dan dengan menitikberatkan pada pengungkapan dari pengaduan (pelaporan), maka perlu dirumuskan kebijakan secara jelas, mudah dimengerti, dan dapat diimplementasikan secara efektif agar memberikan dorongan serta kesadaran kepada karyawan dan pejabat BCA untuk melaporkan tindakan, pelanggaran terhadap hukum, peraturan perusahaan, kode etik, dan benturan kepentingan yang terjadi di BCA. (pengaduan pelanggaran) merupakan sarana komunikasi bagi pihak internal BCA untuk melaporkan perbuatan/perilaku/kejadian yang berhubungan dengan tindakan, pelanggaran terhadap hukum, Perjanjian Kerja Bersama BCA, kode etik, kebijakan internal BCA lainnya, dan/atau benturan kepentingan yang dilakukan oleh pelaku di internal BCA. Dalam melakukan Pengaduan, harus didasari itikad baik dan bukan merupakan suatu keluhan pribadi ataupun didasari kehendak buruk/fitnah. Di bawah ini definisi dan ketentuan yang terkait dengan. Fraud adalah tindakan penyimpangan atau pembiaran yang sengaja dilakukan untuk mengelabui, menipu, atau memanipulasi BCA, nasabah, atau pihak lain, yang terjadi dilingkungan BCA dan/atau menggunakan sarana BCA sehingga mengakibatkan BCA, nasabah, atau pihak lain menderita kerugian dan/atau pelaku memperoleh keuntungan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis-jenis perbuatan yang tergolong adalah: Kecurangan; Penipuan; Penggelapan asset; Pembocoran Informasi;

Tata Kelola Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Tindak pidana perbankan (tipibank); dan tindakan-tindakan lainnya yang dapat dipersembahkan dengan itu. Benturan Kepentingan Benturan kepentingan adalah suatu kondisi dimana insan BCA dalam menjalankan tugas dan kewajibannya mempunyai kepentingan di luar kepentingan dinas, baik yang menyangkut kepentingan pribadi, keluarga, maupun kepentingan pihak-pihak lain sehingga insan BCA tersebut dimungkinkan kehilangan obyektivitasnya dalam mengambil keputusan dan kebijakan sesuai wewenang yang telah diberikan BCA kepadanya. Tujuan Whistleblowing System melaporkan tindakan, pelanggaran terhadap hukum, Perjanjian Kerja Bersama BCA, kode etik, kebijakan internal BCA lainnya, dan/atau benturan kepentingan, tanpa rasa takut atau khawatir karena dijamin kerahasiaannya. yang terjadi dapat dideteksi dan dicegah sedini mungkin. Sarana Pengaduan Berikut ini adalah sarana dan alamat yang dapat digunakan oleh pelapor untuk menyampaikan pengaduannya. SARANA ALAMAT E- bcabersih@bca.co.id SMS 0818-0818-1909 Telepon 021-2358-8008 VSAT VSAT 89000 22888 Surat PO BOX 1189, JKS 12011 Hal-hal yang Harus Dipenuhi oleh Pelapor Untuk mempermudah dan mempercepat proses tindak lanjut, berikut ini adalah hal-hal yang harus dipenuhi oleh pelapor dalam menyampaikan pengaduannya. 1. Memberikan informasi mengenai identitas diri pelapor untuk memudahkan komunikasi dengan pelapor, sekurang-kurangnya: 1.1. Nama pelapor (diperbolehkan menggunakan anonim); 1.2. Nomor telepon/alamat yang dapat dihubungi. 2. Harus memberikan indikasi awal yang dapat dipertanggung jawabkan (3W & 1H) yang meliputi: 2.1. Masalah yang dilaporkan ( ); 2.2. Pihak yang terlibat ( ); 2.3. Waktu kejadian (When); 2.4. Bagaimana terjadinya ( ). 3. Laporan yang disampaikan harus berhubungan dengan: 3.1. ; 3.2. Pelanggaran hukum; 3.3. Pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama BCA; 3.4. Pelanggaran kode etik; 3.5. Pelanggaran kebijakan internal BCA lainnya; 3.6. Pelanggaran benturan kepentingan; 3.7. Hal-hal lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu. Perlindungan bagi Pelapor (Whistleblower) Atas laporan yang terbukti kebenarannya, BCA akan memberikan perlindungan terhadap pelapor. Perlindungan bagi pelapor meliputi: 1. Jaminan kerahasiaan identitas pelapor dan isi laporan yang disampaikan; 2. Jaminan perlindungan terhadap perlakuan yang merugikan pelapor; 3. Jaminan perlindungan kemungkinan adanya tindakan ancaman, intimidasi, hukuman ataupun tindakan tidak menyenangkan dari pihak terlapor. Pihak yang Mengelola Pengaduan Tindak lanjut atas pengaduan tersebut ditangani secara seksama dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku di BCA dan peraturan perundangundangan yang berlaku di Indonesia oleh tim internal BCA yang ditetapkan oleh manajemen BCA. 303 Laporan an 2014

Pemberian Sanksi Apabila berdasarkan hasil investigasi terbukti terlapor melakukan /pelanggaran maka pejabat pemutus akan memberikan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Alur Proses Penanganan Pelapor Pelapor Pengelola whistleblowing system Biro Anti Fraud Pejabat Pemutus Mulai Menyampaikan pengaduan melalui E-mail/SMS/ Telepon Direct/ VSAT Extension/ Surat sesuai dengan kriteria Menerima pengaduan dari pelapor Menerima data dari pelapor Y Melengkapi data sesuai kriteria Meminta pelapor melengkapi data/ bukti/informasi yang diperlukan sesuai dengan kriteria T Pengaduan sesuai kriteria? Y Meneruskan pengaduan ke Biro Anti Menerima data dari pengelola whistleblowing system T Selesai Meneruskan data tambahan kepada Biro Anti Melakukan analisa pendahuluan 304 Melengkapi dan menyerahkan data tambahan yang diminta oleh Biro Anti Fraud Meminta pelapor melengkapi data sesuai permintaan Biro Anti Meminta data tambahan kepada pelapor melalui pengelola whistleblowing system Y Perlu data tambahan? T Selesai Meneruskan hasil pelaporan kepada pelapor Menginformasikan bahwa laporan tidak ada indikasi fraud/ pelangaran T Indikasi fraud/ pelanggaran Y Melakukan investigasi Menyerahkan hasil investigasi kepada pejabat pemutus Memberikan saksi atas hasil investigasi Selesai

Tata Kelola Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan Data Pelaporan Rekapitulasi pelaporan yang masuk melalui disampaikan kepada Direksi secara periodik. Sampai dengan 31 Desember 2014 terdapat 10 pengaduan yang masuk ke dengan status sebagai berikut: Status Jumlah Keterangan (masih diproses) 2 Sedang dalam proses investigasi (sudah selesai) 8 - Terbukti(1) - Tidak Terbukti (1) - Bersifat Informasi/Keluhan Nasabah (4) - Data tidak lengkap dan Pelapor belum/tidak dapat memberikan informasi/data tambahan yang diminta (2) Kepercayaan masyarakat umum dan pelaku pasar terhadap BCA sangat dipengaruhi oleh etika perilaku seluruh jajaran BCA mulai dari Dewan Komisaris, Direksi, jajaran manajemen sampai seluruh karyawannya. Kepercayaan ini sangat penting untuk membina dan memelihara hubungan bisnis dengan nasabah dan pihak ketiga lainnya yang berhubungan dengan BCA. Dalam praktiknya, potensi terjadinya hubungan yang mengarah pada hal-hal yang lebih bersifat pribadi cukup besar, sehingga hubungan bisnis yang terjalin tercampur oleh hubungan pribadi dan membuat kepentingan perusahaan berbenturan dengan kepentingan pribadi. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat serta mendukung pelaksanaan prinsip-prinsip, Direksi BCA memandang perlu untuk menetapkan ketentuan mengenai benturan kepentingan, yang dimaksudkan untuk memberikan pedoman jajaran BCA sebagai individu dalam berhubungan dengan nasabah, rekanan, maupun dengan sesama rekan pekerja. Tujuan Ketentuan ini dimaksudkan untuk memberikan pedoman perilaku yang wajar, patut dan dapat dipercaya bagi seluruh jajaran BCA dalam melakukan hubungan dengan para nasabah, rekanan dan sesama pekerja, serta tidak dimaksudkan untuk mencampuri kehidupan pribadi seluruh jajaran BCA. Ketentuan tersebut antara lain menetapkan bahwa: menerima, mengijinkan atau menyetujui untuk menerima suatu hadiah atau imbalan dari pihak ketiga yang mendapatkan atau berusaha mendapatkan fasilitas dari BCA dalam bentuk fasilitas kredit ataupun fasilitas lainnya yang berkaitan dengan kegiatan operasional BCA. menerima, mengijinkan atau menyetujui untuk menerima suatu hadiah atau imbalan dari pihak ketiga yang mendapatkan atau berusaha mendapatkan pekerjaan atau pesanan yang berkaitan dengan pengadaan barang maupun jasa dari BCA. pihak lain memberikan bingkisan pada saatsaat tertentu, seperti pada Hari Raya atau pada perayaan lainnya, apabila: 305 Laporan an 2014

306 - akibat penerimaan bingkisan tersebut diyakini menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi keputusan BCA, dan - harga bingkisan tersebut di luar batas yang wajar Maka anggota jajaran BCA yang menerima bingkisan tersebut harus segera mengembalikan bingkisan tersebut disertai penjelasan secara sopan bahwa seluruh jajaran BCA tidak diperkenankan menerima bingkisan. Berkenaan dengan hal tersebut diatas, dan komitmen BCA dalam melaksanakan maka diwajibkan: 1. Seluruh jajaran BCA harus mengetahui, memahami dan melaksanakan ketentuan tersebut dengan penuh tanggung jawab dan tanpa pengecualian. 2. Untuk mendukung pelaksanaan ketentuan tersebut maka seluruh anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat eselon 1 (S1) sampai eselon 5 (S5) diwajibkan untuk membuat pernyataan tahunan yang memuat semua keadaan atau situasi yang memungkinkan timbulnya benturan kepentingan. Sanksi Pelanggaran: 1. Ketentuan ini bersifat mengikat dan harus dipahami serta dilaksanakan sungguhsunguh oleh seluruh jajaran BCA sebagai bagian dari Kode Etik Bankir BCA dan dalam rangka mendukung pelaksanaan prinsipprinsip. 2. Apabila terjadi pelanggaran atau ketidakpatuhan terhadap kebijakan ini, maka pelanggarnya dapat dikenai sanksi sesuai dengan tingkat pelanggarannya. Hal tersebut sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya gratifikasi yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga Direksi BCA sejak tahun 2003 telah mengeluarkan Surat Keputusan yang mendukung anti gratifikasi tersebut dilaksanakan ke seluruh jajaran BCA dan hal tersebut sudah menjadi budaya BCA untuk tidak menerima pemberian atau imbalan dari nasabah, debitur, vendor, rekanan, mitra kerja dan pihak ketiga lainnya atas jasa yang diberikan oleh karyawan BCA dalam menjalankan tugasnya. Penyimpangan internal ( ) adalah penyimpangan/kecurangan yang dilakukan oleh pengurus, pegawai tetap dan pegawai tidak tetap terkait proses kerja dan kegiatan operasional BCA. Selama tahun 2014, terdapat sejumlah penyimpangan internal dengan nominal di atas Rp 100 juta (seratus juta rupiah), yaitu 2 (dua) kasus penyimpangan internal ( ) yang dilakukan oleh pegawai tetap dan 1 (satu) kasus yang dilakukan oleh pegawai tidak tetap. Ketiga kasus tersebut telah diselesaikan di internal BCA. Internal Fraud dalam 1 tahun sebelumnya Jumlah kasus yang dilakukan oleh : Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap berjalan sebelumnya berjalan sebelumnya berjalan Total - - 2 2 1 1 Telah diselesaikan - - 2 2-1 Dalam proses penyelesaian di internal BCA - - - - - - Belum diupayakan penyelesaiannya Telah ditindaklanjuti melalui proses hukum - - - - - - - - - - 1 -

Tata Kelola Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian Data Perusahaan TRANSAKSI YANG MENGANDUNG BENTURAN KEPENTINGAN DAN TRANSAKSI AFILIASI BCA memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku, antara lain Peraturan Bank Indonesia dan Peraturan Bapepam-LK. Untuk menunjang hal tersebut BCA memiliki kebijakan internal mengenai benturan kepentingan antara lain dimuat dalam: 10 November 2003 perihal Ketentuan Mengenai Benturan Kepentingan. September 2008 perihal Ketentuan Transaksi dengan Pihak Terafiliasi BCA. atas barang/jasa logistik dan gedung termasuk yang terkait dengan Teknologi Informasi (TI) yang berlaku di Kantor Pusat, di seluruh Kantor Wilayah dan Kantor Cabang BCA. Transaksi Afiliasi. Manual Divisi Logistik dan Gedung. Untuk mencegah terjadinya benturan kepentingan dalam keputusan pengadaan barang dan/atau jasa dilakukan antara lain sistem pengadaan yaitu: 1. Sentralisasi Pengadaan Pengadaan barang/jasa logistik maupun gedung melalui Divisi Logistik dan Gedung Kantor Pusat BCA 2. Desentralisasi Pengadaan Pengadaan barang/jasa logistik maupun gedung tanpa melalui Divisi Logistik dan Gedung Kantor Pusat BCA, tetapi dilakukan oleh: - Unit Kerja Kantor Pusat yang berada di Cabang, atau - Kantor Wilayah BCA (untuk seluruh Kantor Cabang Utama dan Kantor Cabang Pembantu di bawahnya) BCA juga memiliki kebijakan internal yang mengharuskan seluruh anggota Dewan Komisaris, anggota Direksi dan pejabat eselon 1 (S1) sampai dengan eselon 5 (S5) membuat pernyataan tahunan ( ) yang memuat semua keadaan atau situasi yang memungkinkan timbulnya benturan kepentingan, yang dikinikan setiap tahun. Dalam tahun 2014, BCA tidak memiliki transaksi yang mengandung benturan kepentingan. 307 Sedangkan Transaksi Afiliasi yang terjadi selama tahun 2014 antara lain: No. Jenis Transaksi Pihak Terafiliasi Nilai Transaksi 1 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan Triwulan IV tahun 2013 2 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham an 2014 3 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan Triwulan I tahun 2014 Alasan dan Penjelasan dilakukannya Transaksi Afiliasi PT Grand Indonesia Rp 73.507.500,- Lokasi Obyek Transaksi dekat PT Grand Indonesia Rp 98.010.000,- Lokasi Obyek Transaksi dekat PT Grand Indonesia Rp 73.507.500,- Lokasi Obyek Transaksi dekat Laporan an 2014

No. Jenis Transaksi Pihak Terafiliasi Nilai Transaksi 4 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan Triwulan II tahun 2014 5 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan 6 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan Observasi GCG dengan The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan Majalah SWA 7 Sewa Ruangan untuk penyelenggaraan Triwulan III tahun 2014 Alasan dan Penjelasan dilakukannya Transaksi Afiliasi PT Grand Indonesia Rp 73.507.500,- Lokasi Obyek Transaksi dekat PT Grand Indonesia Rp 79.000.000,- Lokasi Obyek Transaksi dekat PT Grand Indonesia Rp 12.251.250,- Lokasi Obyek Transaksi dekat PT Grand Indonesia Rp 73.507.500,- Lokasi Obyek Transaksi dekat PERKARA PENTING DAN SANKSI ADMINISTRATIF Jumlah perkara perdata dan pidana dengan nilai di atas Rp 100.000.000 (seratus juta Rupiah) yang telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) dan yang masih dalam proses penyelesaian per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: 308 Perkara Hukum Perkara Perdata Perkara Pidana Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap): 4 1 1 1 Total 5 2 Dalam proses penyelesaian: 47 1 4 - Total 51 1 Total Perkara 56 3 Selama tahun 2014 tidak ada perkara penting yang dihadapi oleh BCA, entitias anak BCA, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi yang menjabat pada periode laporan tahunan ini, sehingga tidak ada pengaruhnya terhadap kondisi keuangan BCA. Selama tahun 2014 tidak ada sanksi administratif yang material, yang dikenakan oleh pihak otoritas (Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Bursa Efek, dan otoritas lainnya) kepada BCA, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Direksi. AKSES INFORMASI DAN DATA PERUSAHAAN Akses Informasi BCA senantiasa memberikan kemudahan bagi untuk mengakses informasi dan data perusahaan, antara lain mengenai kondisi finansial perusahaan, produk dan aksi korporasi. BCA juga membuat siaran pers ( ) yang dikirimkan ke media cetak dan elektronik. Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, dapat menghubungi akses sebagai berikut: Halo BCA (021) 1 500 888.