T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi

dokumen-dokumen yang mirip
T 7 Model Sir (Suspectible Infected Recovered) Dengan Imigrasi Dan Pengaruh Sanitasi Serta Perbaikan Tingkat Sanitasi

T 1 Simulasi Laju Vaksinasi Dan Keefektifan Vaksin Pada Model Sis

Simulasi Pengaruh Imigrasi pada Penyebaran Penyakit Campak dengan Model Susceptible Exposed Infected Recovered (SEIR)

MODEL SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN IMIGRASI DAN SANITASI

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

MODEL EPIDEMIK SIR UNTUK PENYAKIT YANG MENULAR SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

T - 11 MODEL STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR)

MODEL EPIDEMI RANTAI MARKOV WAKTU DISKRIT SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED DENGAN DUA PENYAKIT

BAB I PENDAHULUAN. penyebabnya adalah gaya hidup dan lingkungan yang tidak sehat. Murwanti dkk,

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSPECTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM MODEL EPIDEMI SIR DENGAN EFEK DEMOGRAFI

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Model SIR dengan Imigrasi dan Sanitasi pada Penyakit Hepatitis A di Kabupaten Jember

Abstrak: Makalah ini bertujuan untuk mengkaji model SIR dari penyebaran

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI

III PEMODELAN. (Giesecke 1994)

Tingkat Vaksinasi Minimum untuk Pencegahan Epidemik Berdasarkan Model Matematika SIR

SIMULASI MODEL EPIDEMIK TIPE SIR DENGAN STRATEGI VAKSINASI DAN TANPA VAKSINASI

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. ekuilibrium bebas penyakit beserta analisis kestabilannya. Selanjutnya dilakukan

ABSTRAK. Kata Kunci: SEIS, masa inkubasi, titik kesetimbangan, pertussis, simulasi. iii

BAB I PENDAHULUAN. Model matematika merupakan sekumpulan persamaan atau pertidaksamaan yang

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS KESTABILAN MODEL PADA PENYEBARAN HIV-AIDS

PROBABILITAS WAKTU DELAY MODEL EPIDEMI ROUTING

Kestabilan Titik Ekuilibrium Model SIS dengan Pertumbuhan Logistik dan Migrasi

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. 3.1 Analisis Kegunaan dari Program Aplikasi yang Dirancang

ANALISIS DINAMIK MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN MODIFIKASI TINGKAT KEJADIAN INFEKSI NONMONOTON DAN PENGOBATAN

MODEL SEIR PENYAKIT CAMPAK DENGAN VAKSINASI DAN MIGRASI TUGAS AKHIR. Oleh : SITI RAHMA

PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK DI INDONESIA DENGAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR)

Kontrol Optimal pada Model Epidemi SEIQR dengan Tingkat Kejadian Standar

MODEL SIR UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

KESTABILAN MODEL SUSCEPTIBLE VACCINATED INFECTED RECOVERED (SVIR) PADA PENYEBARAN PENYAKIT CAMPAK (MEASLES) (Studi Kasus di Kota Semarang)

DINAMIKA PERKEMBANGAN HIV/AIDS DI SULAWESI UTARA MENGGUNAKAN MODEL PERSAMAAN DIFERENSIAL NONLINEAR SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS AND RECOVERED)

ANALISIS STABILITAS SISTEM DINAMIK UNTUK MODEL MATEMATIKA EPIDEMIOLOGI TIPE-SIR (SUSCEPTIBLES, INFECTION, RECOVER)

TUGAS AKHIR KAJIAN SKEMA BEDA HINGGA TAK-STANDAR DARI TIPE PREDICTOR-CORRECTOR UNTUK MODEL EPIDEMIK SIR

Oleh : Dinita Rahmalia NRP Dosen Pembimbing : Drs. M. Setijo Winarko, M.Si.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI METODE MATRIKS GENERASI DALAM MENENTUKAN NILAI MATEMATIKA PENYEBARAN VIRUS HIV/AIDS. 10 Makassar, kode Pos 90245

FOURIER April 2013, Vol. 2, No. 1, MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI. RR Laila Ma rifatun 1, Sugiyanto 2

Prosiding Seminar Hasil-Hasil PPM IPB 2015 Vol. I : ISBN :

OLEH : IKHTISHOLIYAH DOSEN PEMBIMBING : Dr. subiono,m.sc

ANALISIS STABILITAS DAN OPTIMAL KONTROL PADA MODEL EPIDEMI TIPE SIR DENGAN VAKSINASI

Model Matematika Penyebaran Penyakit HIV/AIDS dengan Terapi pada Populasi Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyakit menular karena masyarakat harus waspada terhadap penyakit

Dinamik Model Epidemi SIRS dengan Laju Kematian Beragam

Model Deterministik Masalah Kecanduan Narkoba dengan Faktor Kontrol Terhadap Pemakai dan Pengedar Narkoba

III. MODEL MATEMATIK PENYEBARAN PENYAKIT DBD

ANALISIS TITIK EKUILIBRIUM ENDEMIK MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN LAJU PENULARAN NONLINEAR

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada pengembangan aplikasi matematika di seluruh aspek kehidupan manusia. Peran

KONTROL OPTIMAL VAKSINASI MODEL EPIDEMIOLOGI TIPE SIR

PENGARUH PARAMETER PENGONTROL DALAM MENEKAN PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG. Rina Reorita, Niken Larasati, dan Renny

KAJIAN MATEMATIS PENGARUH IMIGRAN TERINFEKSI DAN VAKSINASI DALAM MODEL EPIDEMIK SIS DAN SIR

UNNES Journal of Mathematics

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODEL PENYEBARAN PENYAKIT POLIO DENGAN PENGARUH VAKSINASI SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna Memperoleh derajat Sarjana S-1

Oleh Nara Riatul Kasanah Dosen Pembimbing Drs. Sri Suprapti H., M.Si

Kestabilan Model SIRS dengan Pertumbuhan Logistik dan Non-monotone Incidence Rate

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular. Salah satu contohnya adalah virus flu burung (Avian Influenza),

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

ANALISIS MODEL SEIR (SUSCEPTIBLE, EXPOSED, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BOGOR

MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTIOUS, RECOVERED) UNTUK PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS

Analisis Kestabilan Global Model Epidemik SIRS menggunakan Fungsi Lyapunov

ANALISIS STABILITAS PENYEBARAN VIRUS EBOLA PADA MANUSIA

KESTABILAN TITIK EQUILIBRIUM MODEL SIR (SUSCEPTIBLE, INFECTED, RECOVERED) PENYAKIT FATAL DENGAN MIGRASI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

PEMODELAN MATEMATIKA DAN ANALISIS STABILITAS DARI PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

MODEL EPIDEMI SUSCEPTIBLE INFECTED RECOVERED (SIR) DENGAN PROSES POISSON. oleh LUCIANA ELYSABET M

Analisa Kualitatif pada Model Penyakit Parasitosis

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2014

Eksistensi dan Kestabilan Model SIR dengan Nonlinear Insidence Rate

BAB I PENDAHULUAN. ibu kepada anaknya melalui plasenta pada saat usia kandungan 1 2 bulan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Kestabilan Pada Model Transmisi Virus Hepatitis B yang Dipengaruhi Oleh Migrasi

MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DIABETES DENGAN PENGARUH TRANSMISI VERTIKAL

ANALISIS DAN SIMULASI MODEL MATEMATIKA PENYAKIT DEMAM DENGUE DENGAN SATU SEROTIF VIRUS DENGUE

ANALISIS DAMPAK PROGRAM SKRINING DAN TERAPI HIV DALAM MODEL PENYEBARAN HIV

Model Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah Umrah/Haji Indonesia. Disusun Oleh: Benny Yong, S.Si., M.Si.

Analisis Kestabilan Model Seiqr pada Penyebaran Penyakit Sars

T - 1 PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK MENSIMULASIKAN EFEK POPULASI KARANTINA TERHADAP PENYEBARAN PENYAKIT HIV/AIDS DI PAPUA

PENYELESAIAN MODEL EPIDEMI SEIV DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERTURBASI HOMOTOPI HANI ASRI GUARDIANI

BAB 1 PENDAHULUAN. Wabah penyakit infeksi seperti penyakit SARS, flu burung, flu babi yang

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

ANALISIS KESTABILAN MODEL DINAMIKA PENYEBARAN PENYAKIT FLU BURUNG

KAJIAN PERILAKU MODEL MATEMATIKA PENULARAN PENYAKIT TUBERCULOSIS

MODEL EPIDEMI STOKASTIK SUSCEPTIBLE INFECTED SUSCEPTIBLE (SIS)

ANALISIS KESTABILAN BEBAS PENYAKIT MODEL EPIDEMI CVPD (CITRUS VEIN PHLOEM DEGENERATION) PADA TANAMAN JERUK DENGAN FUNGSI RESPON HOLLING TIPE II

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai definisi-definisi dan teorema-teorema

Kestabilan Model SIS dengan Non-monotone Incidence Rate & Treatment

Simulasi Numerik Model Epidemik Dengan Fungsi Linier

ANALISIS KESTABILAN MODEL MANGSA-PEMANGSA DENGAN MANGSA YANG TERINFEKSI DI LINGKUNGAN TERCEMAR

MODEL EPIDEMI SIRS DENGAN TIME DELAY

MODEL EPIDEMI SEIV PENYEBARAN PENYAKIT POLIO PADA POPULASI TAK KONSTAN

UNIVERSITAS INDONESIA EFEK STRATEGI VAKSINASI KONSTAN DAN VAKSINASI DENYUT PADA MODEL EPIDEMIK SIR DENGAN PENULARAN SECARA HORIZONTAL DAN VERTIKAL

KONTROL PENGOBATAN OPTIMAL PADA MODEL PENYEBARAN TUBERKULOSIS TIPE SEIT

MODEL MATEMATIKA DALAM KASUS EPIDEMIK KOLERA DENGAN POPULASI KONSTAN. Renny, M.Si Program Studi Matematika Universitas Jenderal Soedirman

SOLUSI POSITIF MODEL SIR

Model Matematika Untuk Kontrol Campak Menggunakan Vaksinasi

Penyelesaian Numerik dan Analisa Kestabilan pada Model Epidemik SEIR dengan Memperhatikan Adanya Penularan pada Periode Laten

Jurnal Euclid, vol.3, No.2, p.501 MODEL MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI MANUSIA

Analisis Kestabilan Model MSEIR Penyebaran Penyakit Difteri Dengan Saturated Incidence Rate

Transkripsi:

T 4 Simulasi Level Sanitasi Pada Model Sir Dengan Imigrasi Dan Vaksinasi Anita Kesuma Arum dan Sri Kuntari Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta kesumaarumnita@yahoo.com Abstrak Model endemik suscepctible, infected, recovered (SIR) merupakan salah satu model matematika yang menyatakan pola penyebaran penyakit dengan memperhatikan upaya pengendaliannya. Model ini menggambarkan penyebaran penyakit pada individu terinfeksi yang sudah sembuh tidak akan terinfeksi lagi. Penyakit yang bersifat endemik menyebar dalam kurun waktu tertentu dengan laju yang sangat tinggi. Salah satu usaha untuk menurunkan laju penyebarannya yaitu dengan perbaikan level sanitasi. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasi level sanitasi pada model endemik SIR dengan faktor imigrasi dan vaksinasi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sanitasi terhadap penurunan laju kontak dilakukan dengan simulasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa level sanitasi mempengaruhi besarnya laju penyebaran penyakit. Kata kunci : model SIR, imigrasi, vaksinasi, simulasi, level sanitasi 1. PENDAHULUAN Penyakit infeksi seperti rubella, measles, mumps, dan pertussis merupakan penyakit infeksi yang berbahaya. Penyakit yang demikian bersifat endemik, yaitu menyebar dalam kurun waktu tertentu dengan laju yang sangat tinggi. Pada beberapa kasus epidemi, individu yang rentan terkena infeksi dapat terinfeksi. Kemudian individu yang telah sembuh dari infeksi tidak akan terinfeksi lagi. Menurut Kermak dan McKendrick [7] pola penyebaran penyakit seperti ini dapat dijelaskan melalui model suscepctible, infected, recovered (SIR). Model SIR untuk mempelajari penyebaran penyakit yang bersifat endemik disebut model endemik SIR. Pada beberapa jenis penyakit dengan karakteristik SIR memiliki laju penyebaran yang sangat tinggi. Salah satunya dikarenakan faktor sanitasi yang kurang baik. Menurut Hetchote [3] peningkatan program sanitasi dapat mengurangi laju penyebaran penyakit. Untuk itu pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh sanitasi pada model SIR dengan faktor imigrasi, dan vaksinasi. Sebelumnya, model SIR dengan memperhatikan faktor imigrasi dan vaksinasi telah dibahas oleh Piccolo dan Billings [5]. Makalah dipresentasikan dalam dengan tema Matematika dan Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran pada tanggal 3 Desember 2011 di Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Epidemi dapat menimbulkan kerugian yang cukup besar sehingga perlu dilakukan upaya untuk menghentikannya. Salah satu langkah awal yang dapat dilakukan untuk menghentikan epidemi adalah dengan mengetahui seberapa besar pengaruh sanitasi dengan level sanitasi tertentu terhadap laju kontak atau laju penyebaran suatu penyakit. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN 2.1 Konstruksi Model Model SIR menggambarkan penyebaran suatu penyakit. Menurut Hethcote [4] populasi pada model epidemi SIR klasik dibagi menjadi tiga kelompok yaitu individu yang rentan terhadap penyakit (susceptible individu yang sudah terinfeksi penyakit serta dapat menyebarkan penyakit ke sejumlah individu lain (infected dan individu yang sudah sembuh/bebas dari penyakit recovered. Jumlah individu pada kelompok susceptible, infected dan recovered pada suatu waktu dinyatakan sebagai dan. Dalam suatu model matematika, diperlukan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Berikut asumsi dalam penurunan model. 1. Terjadi pada populasi konstan. Laju kelahiran ditambah dengan laju imigrasi sama dengan laju kematian. Setiap individu yang baru lahir dan individu yang masuk ke dalam suatu wilayah tersebut (imigran) dalam keadaan sehat tetapi dapat terinfeksi penyakit karena belum kebal terhadap penyakit. 2. Tidak memperhatikan masa inkubasi dari penyakit. 3. Populasi bercampur secara homogen, artinya setiap individu memiliki kemungkinan yang sama dalam melakukan kontak dengan individu lain. Hanya satu penyakit yang menyebar dalam populasi 4. Tingkat vaksinasi 100%. Hal ini berarti setiap individu yang telah divaksin akan kebal terhadap penyakit. 5. Tidak terjadi emigrasi pada daerah tersebut. Laju kematian dalam tiap kelompok seimbang dengan jumlah kelahiran dan jumlah imigrasi, sehingga populasi konstan. Laju kelahiran ditambah dengan laju imigrasi sama dengan laju kematian. Oleh karena itu. Dengan demikian laju kematian di tiap kelompok adalah MT 31

Setiap individu yang lahir atau berimigrasi langsung masuk pada kelompok susceptible. Dinotasikan laju vaksinasi pada individu yang lahir tiap tahun adalah, sedangkan laju vaksinasi pada imigran adalah. Individu yang telah divaksinasi dinyatakan kebal dan langsung masuk ke dalam kelompok recovered. Dengan demikian jumlah individu kelompok susceptible adalah jumlah individu yang lahir dan imigran dikurangi dengan jumlah individu lahir dan imigran yang telah divaksinasi. Penyebaran penyakit infeksi muncul jika ada kontak antara individu infected dengan susceptible. Individu yang terinfeksi pindah ke kelompok infected dengan laju kontak Jumlah individu susceptible juga berkurang karena adanya kematian sejumlah Oleh karena itu laju perubahan individu pada kelompok tiap satuan waktu dapat diekspresikan sebagai (2.1) Berdasarkan Gambar 2.1 individu pada kelas infected berasal dari individu pada kelompok susceptible yang terinfeksi yaitu sejumlah. Jumlah individu pada kelas infected juga berkurang karena adanya kematian sejumlah serta jumlah individu yang sembuh. Jumlah individu yang sembuh masuk ke dalam kelompok recovered sebesar, dengan merupakan laju kesembuhan. Laju perubahan individu pada kelompok tiap satuan waktu dapat diekspresikan sebagai (2.2) Individu pada kelompok recovered berasal dari jumlah individu yang sembuh ditambah dengan jumlah individu yang terlah divaksinasi (baik individu lahir maupun imigran). Jumlah individu pada kelompok recovered juga berkurang dengan adanya kematian sebesar Dengan demikian Laju perubahan individu pada kelompok tiap satuan waktu dapat diekspresikan sebagai (2.3) Alur perpindahan individu tiap kelompok pada model SIR dengan imigrasi dan vaksinasi disajikan dalam Gambar 2.1. MT 32

Gambar 2.1 Alur perpindahan individu tiap kelompok pada model SIR dengan imigrasi dan vaksinasi Dari model epidemi persamaan (2.1), (2.2), dan (2.3) diperoleh sistem autonomous model endemi SIR dengan imigrasi dan vaksinasi sebagai berikut. (2.4) Menurut Alves de Guimaraens dan Codeco [1] fungsi didefinisikan sebagai pengaruh sanitasi pada laju kontak, dengan sebagai konstanta, laju kontak maksimum, dan merupakan level sanitasi lingkungan. Penambahan sanitasi pada laju kontak penyebaran pada sistem (2.4) dapat disajikan dalam Gambar 2.2 Gambar 2.2 Dinamika populasi model SIR dengan imigrasi, vaksinasi dan pengaruh sanitasi Berdasarkan Gambar 2.2 pengaruh sanitasi terletak diantara kelompok suscetipble dan infected. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sanitasi dapat menurunkan jumlah penyebaran penyakit. Dengan menambahkan pengaruh sanitasi pada model SIR dengan imigrasi dan vaksinasi diperoleh sistem autonomous model endemi MT 33

SIR dengan imigrasi, vaksinasi dan pengaruh sanitasi yang telah dimodifikasi sebagai berikut. (2.5) Nilai parameter dan adalah positif. Laju vaksinasi adalah dan. Dengan demikian sistem persamaan (2.5) merupakan model SIR dengan imigrasi, vaksinasi dan pengaruh sanitasi. 2.2 Simulasi Model Simulasi dilakukan pada level sanitasi yaitu dengan nilai dan Sebagai simulasi dalam artikel ini diberikan laju kesembuhan Total populasi adalah, dengan laju kelahiran dan laju imigrasi Laju kontak penyebaran penyakit adalah. Laju vaksinasi individu lahir adalah sedangkan laju vaksinasi penduduk imigran adalah Jumlah individu awal yang terinfeksi pada adalah individu susceptible pada waktu adalah dan individu recovered pada waktu. Dengan demikian model (2.4) dapat ditulis sebagai berikut (2.6) Model SIR (2.6) yang telah diperoleh, diterapkan dalam kasus untuk mengetahui jumlah individu susceptible, infected dan recovered. Penyelesaian pada kasus ditentukan dengan menggunakan metode Runge-Kutta orde empat, dengan bantuan software Mathematica 7.0. Jumlah individu susceptible, infected dan recovered dengan dan dapat dilihat pada Gambar 2.3 MT 34

i 300 250 200 150 100 50 0 0 5 10 15 20 25 t Gambar 2.3 Penurunan individu yang terinfeksi dengan (putus-putus), (tebal) dan (tipis) Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa jumlah individu yang terinfeksi maksimal mencapai 238 individu. Selanjutnya akan dilakukan simulasi terhadap level sanitasi. Dengan meningkatkan level sanitasi menjadi, jumlah individu yang terinfeksi menjadi 188 artinya jumlah individu yang terinfeksi turun sebesar 50 individu. Jika level sanitasi ditingkatkan menjadi, maka jumlah individu yang terinfeksi maksimal adalah 129 atau turun sebesar 109 individu. Berikut tabel nilai puncak endemik dengan simulasi nilai. Tabel 2.1 Nilai puncak endemik dengan simulasi variasi nilai Puncak endemik 0 238 0.5 188 1 129 Dari Tabel 2.1 terlihat bahwa level sanitasi berpengaruh pada populasi infected. Semakin tinggi level sanitasi maka jumlah populasi yang terinfeksi juga semakin sedikit. Begitu pula sebaliknya. MT 35

3 KESIMPULAN Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Model SIR dengan imigrasi, vaksinasi dan sanitasi dapat diekspresikan sebagai dengan dan 2. Hasil simulasi menunjukkan bahwa dengan menaikkan level sanitasi dapat menurunkan jumlah individu infected. Semakin tinggi level sanitasi maka jumlah populasi yang terinfeksi juga semakin sedikit, begitu pula sebaliknya. DAFTAR PUSTAKA [1] Alves de Guimaraens, M., and Codeco, C. T., Experience with Mathematical Models to Simulate Hepatitis A Population Dynamics Under Different Levels of Endemicity, Cad. Saude Publica, Rio de Janeiro, 2005. [2] Diekmann, O. and J. A. P. Heesterbeek, Mathematical Epidemiology of Infectious Diseases, John Wiley and Sons, Inc., New York, 2000. [3] Hethcote, H. W., Rubella, in Applied Mathematical Ecology, Gross, L., Hal-lam, T.G., and Levin, S.A.,eds., Springer-Verlag, Berlin, 1989,212-234. [4] Hethcote, H. W., The Mathematics of Infectious Disease, SIAM Review 42 (2000), no.4, 599-653. [5] Picollo, C. III and Billings, L., The Effect of Vaccinations in an Immigrant Model, Mathematical and Computer Modelling (2005), no. 42, 291-299 [6] Shim, E., A Note on Epidemics Model with Infective Immigrants and Vaccination, Mathematical Biosciences and Engineering (2006). [7] W. O. Kermack and A. G. McKendrick. A contribution to the mathematical theory of epidemics. Proceedings of the Royal Society of London Series A, 115:700 721, 1927. MT 36