AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

Telepon: , , Faksimili: ,

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Analisis Energi Gempa Letusan Gunung Semeru 09 Oktober 2009

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KORELASI PARAMETER SUHU AIR PANAS, KEGEMPAAN, DAN DEFORMASI LETUSAN G. SLAMET APRIL - MEI 2009

ANALISIS SINYAL SEISMIK TREMOR HARMONIK DAN TREMOR SPASMODIK GUNUNGAPI SEMERU, JAWA TIMUR INDONESIA

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. menyertai kehidupan manusia. Dalam kaitannya dengan vulkanisme, Kashara

BERITA GUNUNGAPI JANUARI APRIL 2009

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 26 Mei 2009

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

4.14. G. LEWOTOBI LAKI-LAKI, Nusa Tenggara Timur

ERUPSI G. KARANGETANG 2007 DAN PERKIRAAN KEDALAMAN SUMBER TEKANAN BERDASARKAN DATA ELECTRONIC DISTANCE MEASUREMENT (EDM)

G. TALANG, SUMATERA BARAT

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 31 Mei 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1.1

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 24 Mei 2009

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

G. SEULAWAH AGAM, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

4.13. G. EGON, Nusa Tenggara Timur

BAB III METODA PENELITIAN

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 04 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Jum at, 12 Juni 2009

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 10 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Sabtu, 06 Juni 2009

7.2. G. GAMKONORA, Halmahera - Maluku Utara

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 28 Mei 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Senin, 27 April 2009

4.7 G. INIELIKA, Nusa Tenggara Timur

BAB 1 PENDAHULUAN. lempeng yaitu Lempeng Eurasia, Hindia-australia dan Lempeng Filipina dan. akibat pertumbukan lempeng-lempeng tersebut (Gambar 2).

HASIL DAN PEMBAHASAN. Curah Hujan (mm) Debit (m³/detik)

BADAN GEOLOGI - ESDM

II. TINJAUAN PUSTAKA

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.2. G. AMBANG, SULAWESI UTARA

4.20. G. BATUTARA, Nusa Tenggara Timur

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 14 Juni 2009

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 18 Juni 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI PENGARUH LAHAR DINGIN PADAPEMANFAATAN SUMBER AIR BAKU DI KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI (STUDI KASUS: GUNUNG SEMERU)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 09 Juni 2009

4.8. G. INIE RIE, Nusa Tenggara Timur

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB II LANDASAN TEORITIS

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Jenis Bahaya Geologi

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

Teknik Pengolahan Data

STATISTIKA. Tabel dan Grafik

PENGARUH GEMPA TEKTONIK TERHADAP AKTIVITAS GUNUNGAPI : STUDI KASUS G. TALANG DAN GEMPABUMI PADANG 30 SEPTEMBER 2009

G. SEMERU, JAWA TIMUR

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Minggu, 21 Juni 2009

6.3. G. SOPUTAN, Sulawesi Utara

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Gambar Gambar Beberapa Gunungapi di Pulau Jawa

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Rabu, 25 Maret 2009

Pendahuluan II. Kawasan rawan bencana III. Pokok permasalahan waspada

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Kamis, 30 April 2009

Efek Gempa Vulkanik Gunung Api Gamalama Ternate Terhadap Kondisi Sosial

Magister Pengelolaan Air dan Air Limbah Universitas Gadjah Mada. 18-Aug-17. Statistika Teknik.

6.1. G. COLO (P. Una-una), Sulawesi Tengah

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. tinggi. Secara historis, Indonesia merupakan Negara dengan tingkat

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

LAPORAN HARIAN PUSDALOPS BNPB Selasa, 19 Mei 2009

BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA ( B N P B )

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan persaingan dalam dunia bisnis semakin berkembang, karena

BAB I PENDAHULUAN. Lamongan dan di sebelah barat Gunung Argapura. Secara administratif, Ranu Segaran masuk

Transkripsi:

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah letusan yang biasanya terjadi rata-rata 1 kejadian per hari menjadi di bawah 5 kejadian per hari. Tanggal 15 November 27 terjadi letusan asap disertai suara dentuman yang cukup keras, kadang disertai material abu dengan tinggi kolom asap mencapai 2. meter dari puncak Mahameru. Intensitas letusan yang tinggi terjadi akibat terakumulasinya energi letusan. Energi yang biasanya dilepaskan dalam bentuk letusan dengan selang waktu 15 3 menit menjadi 2 hingga 3 jam. Latar Belakang Gunungapi Semeru terletak di antara dataran Malang-Bangil dan Lumajang- Probolinggo pada deretan gunungapi yang muncul di atas celah melintang dan memanjang dari utara ke selatan. Deretan tersebut dapat dibagi menjadi tiga satuan morfologi, yaitu Pegunungan Tengger, Gunungapi Jambangan, dan Gunungapi Semeru. Secara administratif G. Semeru termasuk dalam wilayah Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Malang, Propinsi Jawa Timur. Secara geografis terletak pada posisi 8º 6,5 LS dan 112º 55 BT dengan puncak tertinggi Mahameru 3676 m dpl. Pada akhir Oktober hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru, yang biasanya ditandai dengan jumlah letusan rata-rata 1 kejadian/hari menjadi di bawah 5 kejadian/hari. Tanggal 15 November 27 terjadi letusan asap disertai suara dentuman yang cukup keras, kadang diikuti material abu dengan tinggi kolom asap mencapai 2. meter dari puncak Mahameru. Hasil Pengamatan Pengamatan Visual Kawah Pengamatan visual kawah dilakukan dari Pos PGA G. Sawur, dari Besuk Kembar dan Kali Mati yang berjarak 2,5 km dari Puncak Mahameru. Pengamatan meliputi warna, tinggi, dan arah asap letusan, serta adanya kubah lava. Letusan biasanya terjadi dengan interval 15 3 menit. Sejak 15 November 27 hingga 2 Desember 27 interval letusan menjadi 2 hingga 3 jam. Pada saat cuaca cerah teramati tinggi asap letusan berkisar antara 2 hingga 2. meter dengan warna asap putih kelabu tebal, bertekanan sedang hingga kuat, umumnya condong ke arah barat (Gambar 1). Sesekali disertai suara letusan yang terdengar sampai Pos PGA G. Sawur dan sekitarnya. Diperkirakan letusannya membawa material abu, pasir, dan batu yang jatuh sekitar Mahameru. Untuk menghindari hal-hal yang Hal -27-

tidak diinginkan pendaki tidak diperbolehkan sampai di Mahameru, dan dihimbau hanya sampai Kali Mati. Dari Gambar 2 tidak teramati adanya kubah lava, demikian juga hasil pemantauan pada malam hari tidak teramati adanya semburan lava pijar ataupun api diam yang menunjukkan adanya/pertumbuhan kubah lava. Pada Gambar 2 teramati adanya penumpukan material di tepi bukaan kawah yang merupakan hulu sungai yang mengarah ke Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat dimana saat musim hujan dikhawatirkan akan terjadi banjir lahar. Gambar 3 menunjukkan visual G. Semeru dari Kali Mati pada tanggal 2 Desember 27. Letusan kembali normal dengan interval letusan 15-3 menit sekali dan tinggi asap letusan berkisar 2-5 m dari puncak Mahameru. Di sekitar Kali Mati tidak ditemukan adanya lontaran material hasil letusan yang terjadi antara tanggal 15-2 November 27. 24 Nov 7 2 Des 7 Gambar 1. Visual G. Semeru dari Pos PGA G Sawur tanggal 24 November 27 dan 2 Desember 27 Gambar 3. Visual Kawah dilihat dari Kali Mati 2 Desember 27. Gambar 2. Kondisi visual kawah dilihat dari Besuk Kembar tanggal 26 November 27. Pengamatan Seismik Pemantauan dengan metoda seismik di G.Semeru menggunakan lima stasiun seismik yaitu Sta. Leker, Sta. Tretes, Sta. Bang, Sta. Kepolo dan Sta. Puncak. Data ditelemetrikan ke Pos PGA di G. Sawur yang berjarak lebih kurang 12 km dari Puncak Mahameru. Hal -28-

Aktifitas kegempaan di Gunung Semeru selama bulan November 27 didominasi oleh gempa tektonik. Jumlah gempa letusan pada bulan November 27 merupakan jumlah terkecil dibanding bulan sebelumnya di tahun 27 (Gambar 4). Rata-rata jumlah gempa letusan 3 kejadian/bulan sedangkan pada bulan November 14 kejadian. Dari Gambar 5 nampak terjadi peningkatan gempa vulkanik dalam pada akhir bulan Oktober 27 hingga pertengahan bulan November 27. Gempa Tremor meningkat sangat tajam dari 1-2 kejadian/hari dengan durasi 15-1 detik menjadi 7-16 kali kejadian perhari dengan durasi antara 3-54 detik dan terjadi tanggal 21-29 November 27. Gambar 6 memperlihatkan conto rekaman seismograf pada saat letusan kurang dari 5 kali dan pada saat letusan kembali normal. Tabel 1. Bulan Oktober 27 dan November 27 Jenis Gempa Oktober November 27 27 Letusan 2911 1414 Guguran 1 27 Vulkanik A 6 65 Vulkanik B - 16 Tektonik Lokal - 2 Tektonik Jauh 62 78 Tremor Harmonik 1 78 Awanpanas - - Banjir - - 1 9 8 7 6 5 4 3 2 1 5 4 3 2 1 4 35 3 25 2 15 1 5 Jan-7 Grafik Bulanan Gempa Letusan Feb-7 Mar-7 Apr-7 May-7 Gambar 4. Grafik Bulanan Gempa Letusan Jun-7 Jul-7 Aug-7 Sep-7 Grafik Harian Vulkanik A 1-Jan-7 16-Jan-7 31-Jan-7 15-Feb-7 2-Mar-7 17-Mar-7 1-Apr-7 16-Apr-7 1-May-7 16-May-7 31-May-7 15-Jun-7 3-Jun-7 15-Jul-7 3-Jul-7 14-Aug-7 29-Aug-7 13-Sep-7 28-Sep-7 13-Oct-7 28-Oct-7 12-Nov-7 27-Nov-7 12-Dec-7 Grafik Harian Vulkanik B 1-Jan-7 16-Jan-7 31-Jan-7 15-Feb-7 2-Mar-7 17-Mar-7 1-Apr-7 16-Apr-7 1-May-7 16-May-7 31-May-7 15-Jun-7 3-Jun-7 15-Jul-7 3-Jul-7 14-Aug-7 29-Aug-7 13-Sep-7 28-Sep-7 13-Oct-7 28-Oct-7 12-Nov-7 27-Nov-7 12-Dec-7 18 16 14 12 1 8 6 4 2 3 2 1 Grafik Harian Letusan 1-Jan-7 16-Jan-7 31-Jan-7 15-Feb-7 2-Mar-7 17-Mar-7 1-Apr-7 16-Apr-7 1-May-7 16-May-7 31-May-7 15-Jun-7 3-Jun-7 15-Jul-7 3-Jul-7 14-Aug-7 29-Aug-7 13-Sep-7 28-Sep-7 13-Oct-7 28-Oct-7 12-Nov-7 27-Nov-7 12-Dec-7 27-Dec-7 Grafik Harian Tremor 1-Jan-7 16-Jan-7 31-Jan-7 15-Feb-7 2-Mar-7 17-Mar-7 1-Apr-7 16-Apr-7 1-May-7 16-May-7 31-May-7 15-Jun-7 3-Jun-7 15-Jul-7 3-Jul-7 14-Aug-7 29-Aug-7 13-Sep-7 28-Sep-7 13-Oct-7 28-Oct-7 12-Nov-7 27-Nov-7 12-Dec-7 27-Dec-7 Gambar 5. Grafik Kegempaan di G. Semeru Oct-7 Nov-7 Hal -29-

2 Nop 27 kecil berinterval pendek sehingga jumlahnya berbanding terbalik dengan jumlah letusan. Tidak teramati adanya api diam ataupun semburan lava pijar yang menandai pertumbuhan kubah lava. Aktivitas G. Semeru kembali normal sejak awal Desember 27. Gempa letusan kembali terekam dengan jumlah rata-rata 1 kali kejadian perhari dan tinggi asap berkisar antara 3 5 meter dan berkurangnya jumlah gempa vulkanik dan tremor. Gambar 6. Conto rekaman seismograf pada saat letusan kurang dari 5 kali (atas) dan pada saat letusan kembali normal ( bawah) Pembahasan Aktivitas G. Semeru antara tanggal 22 Oktober 27 hingga akhir November 27 memperlihatkan perubahan aktivitas vulkanik. Hal ini ditandai dengan terjadinya peningkatan jumlah gempa vulkanik dalam, perubahan periode dan jumlah letusan yang biasanya ratarata diatas 1/hari kali menjadi kurang dari 5 kali kejadian/hari, dengan intensitas letusan cukup besar, Tinggi asap mencapai 2. meter disertai suara letusan, dan terekamnya gempa tremor vulkanik. Pada kondisi normal, tinggi asap letusan berkisar antara 2 hingga 6 m, selama bulan November 27 khususnya antara tanggal 15-3 November 27 tinggi asap letusan berkisar dari 2 hingga 2. m. Tremor yang terjadi merupakan pelepasan gas yang dikeluarkan berupa letusan-letusan Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Dari uraian di atas ada beberapa hal yang bisa dijadikan kesimpulan : 1. Peningkatan jumlah gempa Vulkanik Dalam, dan Gempa Tremor. Periode letusan yang biasanya berinterval 15-3 menit 28 Nop 27 dengan tinggi asap 3-6 meter menjadi 2-3 jam dengan tinggi asap 2-2 meter pada periode Oktober-November 27 merupakan fenomena terjadinya suplai magma yang akhirnya dilepaskan berupa letusan berintensitas tinggi antara tanggal 15-2 November 27. 2. Yang harus diwaspadai dari perubahan aktivitas letusan G. Semeru adalah perubahan interval letusan di luar kebiasaan yaitu 15-3 menit sekali. 3. Secara visual tidak teramati adanya pertumbuhan kubah lava, hal ini ditandai Hal -3-

dengan tidak teramatinya api diam dan semburan lava pijar pada malam hari. 4. Teramati adanya penumpukan material di bagian hulu sungai yang mengarah ke Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat yang harus diwaspadai karena berpotensi terjadi aliran lahar pada musim penghujan. 5. Status G. Semeru sampai dengan saat ini WASPADA (Level II). Saran 1. Masyarakat di sekitar G. Semeru diharapkan untuk tetap tenang, tidak terpancing isyu-isyu tentang letusan G. Semeru. 2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi selalu berkoordinasi dengan Pemerintah Propinsi Jawa Timur (selaku Ketua SATKORLAK PB) dan Pemerintah Kabupaten Lumajang, serta Kabupaten Malang (Ketua SATLAK PB) tentang aktivitas G. Semeru. 3. Masyarakat di sekitar G. Semeru dan pengunjung / pendaki / wisatawan tidak diperbolehkan melakukan pendakian ke Mahameru. 4. Pemerintah Daerah senantiasa berkoordinasi dengan Pos Pengamatan G.Semeru di G. Sawur, Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang atau dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung. Daftar Pustaka Rosadi, U., dkk. 22. Laporan Pengembangan Sistem Pemantauan Gunungapi Terpadu (Regional Center) Gunungapi Semeru- Bromo-Lamongan, Jawa Timur 22, Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Rosadi, U., dkk. 26. Laporan Pemantauan dan Instalasi Peralatan (Regional Center) Gunungapi Semeru-Bromo- Lamongan, Jawa Timur 26, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi. Hal -31-