Elly Risman Musa, Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati

dokumen-dokumen yang mirip
Melindungi Anak Dari Konten. Yayasan Kita dan Buah Hati

Mengapa kekerasan dan pemerkosaan di tengah keluarga semakin marak?

SEMINAR BAHAYA PORNOGRAFI

a. Tidak sekolah b. SD c. SMP d. SMU e. Perguruan tinggi II. Pertanyaan tentang Pengetahuan 1. Menurut anda apakah yang dimaksud dengan internet?

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karena kehidupan manusia sendiri tidak terlepas dari masalah ini. Remaja bisa dengan

BAB I PENDAHULUAN. terlanjur jauh sehingga anak mencari sumber-sumber lain yang tidak akurat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku seksual pranikah kerap menjadi sorotan, khususnya di kalangan para

BAB I PENDAHULUAN. dewasa. Dalam masa ini remaja mengalami pubertas, yaitu suatu periode

BAB I PENDAHULUAN GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PORNOGRAFI PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 5 LEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat tradisional menuju masyarakat modern, yang juga mengubah normanorma,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Globalisasi, Kemajuan atau Kemunduran Zaman??

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PELUANG BISNIS MAHASISWA DAN PELAJAR

IDHA WAHYUNINGSIH NIM F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja merupakan salah satu tahap dalam kehidupan manusia. Tahap ini

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN KECANDUAN INTERNET PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seks selalu menarik untuk dibicarakan, tapi selalu menimbulkan kontradiksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. kecanduan internet merupakan ketergantungan psikologis pada internet, apapun

BAB I PENDAHULUAN. muatan ilmu pengetahuan, tetapi secara negatif juga bermuatan materi pornografi

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat. Banyak hal yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa,

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara anak-anak yang dimulai saat

BAB I PENDAHULUAN. biasanya dimulai pada usia 9-14 tahun dan prosesnya rata-rata berakhir pada

BAB V KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dari 33 menjadi 29 aborsi per wanita berusia tahun. Di Asia

Bagaimana tanggapan Anda dengan digelarnya Pekan Kondom Nasional?

BAB I PENDAHULUAN. belahan dunia, tidak terkecuali Indonesia. Tahun 2000 jumlah penduduk

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

PROPOSAL PENDANAAN SEMINAR KESEHATAN

( ) Perguruan Tinggi lulus / tidak lulus, semester

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan besar sebuah negara. Ujung tombak sebuah negara ditentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

KUESIONER PENGAJAR KLINIK BINA WICARA

MEMAHAMI DAN MENDIDIK ANAK PADA FASE PRA REMAJA. Anita Aisah Parenting SDIT BAIK Hotel Grand Palace, 22 Juli 2017

KUESIONER PENELITIAN FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA KEMAMPUAN KOMUNIKASI DENGAN INTENSITAS BERINTERNET PADA MAHASISWA

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hubungan dengan orang lain di beda tempat (Dyah, 2009). Remaja

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Remaja adalah mereka yang berusia diantara tahun dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan masa remaja, kemudian masa dewasa. Masa remaja adalah masa. fisik, kognitif dan sosial emosional (Santrock, 2003).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi di segala

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU ASERTIF DENGAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI. Skripsi

Seputar Dunia Anak : Teknologi Tablet Bagi Anak Usia Sekolah Oleh : Laili Dimyati, S.E, M.Si(Dosen Aktif STIE Lembah Dempo Pagaralam)

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. Kenakalan yang paling banyak terjadi yaitu sifatnya pelanggaran terhadap norma

- SELAMAT MENGERJAKAN -

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Y, 2009). Pada dasarnya pendidikan seksual merupakan suatu informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menempuh berbagai tahapan, antara lain pendekatan dengan seseorang atau

I. PENDAHULUAN. Keluarga adalah sekelompok individu yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 8. DISKUSILatihan Soal 8.5

BAB VI PENUTUP DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan penelitian dengan metode kualitatif ini mengacu

KARENA KASIH Sebuah fragmen berdasarkan perumpamaan Anak Yang Hilang

BAB I PENDAHULUAN. untuk dibicarakan. Hal ini dimungkinkan karena permasalahan seksual telah

Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA

BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. mudah untuk dioperasikan. Tak terkecuali anak-anak juga ikut merasakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat melekat pada diri manusia. Seksualitas tidak bisa dihindari oleh makhluk

BAB I PENDAHULUAN. habis-habisnya mengenai misteri seks. Mereka bertanya-tanya, apakah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dimasyarakat pada saat ini melalui media-media seperti televisi, koran, radio dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sendi Fauzi Giwangsa, 2015

15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Psikotropika, dan Zat adiktif lainnya) adalah sejenis zat (substance) yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa remaja ini disebut sebagai masa penghubung atau masa

Untuk memenuhi sebagian persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh : PUJI YATMI J

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali setiap individu akan mengalami masa peralihan ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

(e) Uang saku rata-rata perbulan kurang dari Rp ,- (64,8%) dan sisanya (35,3%) lebih dari Rp per bulan.

Buddha berkata keinginan itu seperti air asin. Makin banyak diminum, semakin haus

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Era Kebebasan Berpikir

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Kebiasan merokok adalah pemandangan yang tidak. asing lagi untuk kita lihat. Menurut laporan WHO (2002),

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan berbagai aktivitas yang rutin dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Orang dewasa, remaja maupun anak-anak sekarang sudah

Tanggapan Anda tentang teguran KPI kepada stasiun televisi yang menayangkan tokoh antagonis bergelar Haji dan Ustadz?

EVALUASI DIRI PADA REMAJA PELAKU SEKS PRANIKAH

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sosialisasi Perlindungan Anak Terhadap Tindak Kekerasan

YANG TERHILANG Oleh: Yung Darius

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk dilaksanakan bagi pengguna narkoba. Zat yang terkandung dalam obat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. topik yang menarik untuk dibicarakan. Topik yang menarik mengenai masalah

KETIKA ANAK BERTANYA TENTANG SEKS

I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nomor Responden : (diisi oleh peneliti) 2. Jenis Kelamin : 3. Usia :

Saat ini masyarakat mengalami depresi sosial skala tinggi. Depresi ini lahir karena tidak ada pegangan hidup.

Rokhmat S Labib, Ketua DPP HTI

Transkripsi:

Elly Risman Musa, Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati Pemerintah setengah hati memberantas pornografi, meski ada tujuh dari sepuluh anak SD yang diteliti Yayasan Kita dan Buah Hati ternyata telah terpapar pornografi. Orang tua harus benar-benar menjaga buah hati, jangan sampai teracuni karena akibatnya fatal sekali. Bagaimana pencegahannya sejak dini? Apa pula yang harus dilakukan orang tua bila mendapati anaknya terpapar materi seksi? Temukan jawabannya dalam perbincangan wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan psikolog senior Elly Risman Musa, Direktur Yayasan Kita dan Buah Hati. Berikut petikannya. Betulkah sekarang sudah darurat pornografi? Betul, ini darurat pornografi seperti yang sudah ditentukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia beberapa waktu lalu. Menurut Anda yang terkategori pornografi itu apa? 1 / 5

Jangan menurut saya dulu ya. Menurut penelitian di Amerika saja yang dikenal sebagai negara yang sangat liberal, jika anak melihat iklan pakaian dalam saja itu sudah porno. Apalagi sekarang anak sudah melihat bagaimana bersetubuh dan bagaimana melakukannya. Apa dampaknya secara psikologis? Ada gangguan di otaknya, tapi ini berproses, ada tahapan-tahapannya. Kalau bagian otak yang rusak yang bagian pengambilan keputusan rusak, merencanakan rusak, tidak bisa menunda kepuasan, tidak bisa bikin perencanaan, tidak tahu konsekuensi, gimana anak nanti? Maksudnya? Pornografi itu merusak otak dan otak yang dirusak itu sangat vital untuk mengambil keputusan, membuat perencanaan, tempat dibuatnya nilai-nilai, moral, dan lain sebagainya. Gangguan otak di sebelah mana itu? Ubun-ubun (preprontal cortex), bagian di otak yang berfungsi mengambil keputusan. Itu yang membedakan kita dengan binatang. Ya itulah efek pornografi sangat berbahaya lebih berbahaya daripada teror bom. Karena kecenderungan dan perilaku anak jadi rusak semuanya. Kalau dibanding dengan narkoba? Tetap lebih berbahaya pornografi karena kerusakan otaknya sampai lima bagian. Kalau narkoba tiga bagian saja. Berapa banyak remaja yang terpapar pornografi? Belum ada hitungan yang pasti. Tapi yang jelas sangat banyak. Banyak sekali. Bahkan sekarang sudah banyak sekali anak SD yang terpapar pornografi, kalau anak SMP atau SMA sudah tidak perlu ditanya lagi, anak SD saja sudah begitu, apalagi seniornya. Tahun lalu saja, berdasarkan temuan Yayasan Kita dan Buah Hati, sekitar 67 persen dari sekitar 2.800 anak kelas 4-6 SD sudah pernah melihat materi pornografi. Lewat media apa saja mereka melihatnya? Ya lewat media yang ada di sekitarnya, seperti komik, internet, game, film di televisi, majalah, koran dan hp. 2 / 5

Mereka korban industri pornografi? Pastinya. Dalam buku The Drug of the New Millennium yang ditulis Mark B Kastleman diungkap bahwa film, VCD, dan komik porno dibuat secara berkala. Film-film tersebut dibuat dengan sangat murah dan menggunakan pemeran yang tidak dikenal. Kemudian dipasarkan di sini. Provider porno, situs porno, itu rapat setahun tiga kali, mengundang psikolog, memikirkan bagaimana marketingnya menyasar anak-anak yang belum baligh. Pornografi di internet, menurut Kastleman, memang benar-benar membuat perubahan otak dan perilaku anak secara radikal. Disadari atau tidak, anak dicuci otaknya. Ditanamkan keyakinan bahwa seks bebas itu menyenangkan. Seks bebas pun bisa menghasilkan uang. Kalau dibayar boleh disentuh, kalau bayarannya lebih besar boleh dicium, kalau bayarannya lebih besar lagi boleh ditiduri. Hal negatif dianggap positif. Emosi anak dibuat kacau. Banyak anak ke warnet, apakah orang tuanya tidak mengetahui? Kebanyakan memang begitu. Karena banyak orang tua yang tidak mengerti ketika anak-anaknya yang masih kecil-kecil itu meminta uang Rp 1.500, Rp 2.000. Anak-anak itu terus urunan dengan teman-temannya pergi ke warnet. Coba sekali-kali ke warnet, apa yang dilihat anak-anak? Begitu juga televisi. Orang tuanya senang anaknya tenang di depan televisi padahal besar kemungkinan terekspos pada pornografi. Aduh itu sinetron remaja itu banyak adegan ciumannya. Begitu juga film kartun, banyak mengekspos pornografi. Film kartun anak-anak saja, seperti Popeye dan Tom & Jerry tidak sepenuhnya aman, karena berbau pornografi dan kekerasan. Apalagi film yang dikategorikan film remaja. Jauh lebih parah! Dan lebih parahnya lagi orang tua menganggap nonton film-film seperti itu tidak berbahaya. Karena anak-anak tidak ngerti, orang tuanya tidak mengontrol karena tidak mengerti juga, maka terjadilah kerusakan yang mahaluas itu. Karena kita tidak paham maka mengalami sindrom epidemi kerusakan otak. 3 / 5

Apa tanda-tandanya bila anak terpapar pornografi? Perasaannya tidak karuan ya, gelisah. Tapi sayangnya, orang tua juga tidak mengerti jika anaknya tiba-tiba suka marah-marah dan uring-uringan. Mengapa bisa begitu? Ada hormon-hormon kenikmatan yang keluar dan berbagai hormon lainnya berlebihan keluarnya, karena si anak harus berkonsentrasi merasakan kenikmatan yang dirasakannya. Maka, dengan sendirinya otak anak akan menciut. Tidak sabar lagi ingin merasakan sensasi kenikmatan, bahkan dengan dosis yang lebih. Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi itu? Ya, setengah hati, tidak terlalu serius. Menurut saya, Indonesia terlalu sibuk dengan masalah lain, repot. Padahal untuk teroris saja yang angka korbannya jauh di bawah korban pornografi ada Densus 88-nya. Untuk narkoba yang merusak tiga bagian otak ada Badan Narkotika Nasional. Tapi buat pornografi? Padahal bagian otak yang dirusaknya jauh lebih banyak pornografi. Bila orang tua mendapati anaknya terpapar materi pornografi? Tidak perlu marah-marah. Buat anak sadar bahwa itu berbahaya. Bujuk agar si anak tidak melihatnya lagi. Terapi dengan sabar, ingatkan si anak bahwa Allah SWT selalu melihat. Bina terus keimanannya. Untuk mengobatinya, tidak bisa tidak memang harus dengan membina keimanan. Ingat, baik anak maupun orang dewasa yang kecanduan pornografi itu sejatinya telah melanggar perintah Allah SWT. Dalam Alquran Allah dengan tegas mengatakan jaga pandanganmu dan jaga kemaluanmu. Baik anak maupun orang dewasa yang kecanduan pornografi otomatis telah melanggar perintah Allah. Perintah itu tidak boleh dilanggar. Karena konsekuensinya sangat berat di akhirat. Sebenarnya membina keimanan itu jangan menunggu anak terpapar pornografi dulu. Jangan lupa tanamkan pula di benak anak, teknologi itu penting, dan jangan sampai gaptek. Tapi anak pun harus dipahamkan bahwa teknologi seperti hp, internet itu di samping bermanfaat, ada juga mudharatnya. 4 / 5

Jadi terangkan kepada anak dengan bijak, apa saja yang boleh dan apa saja yang tidak boleh dilakukan dengan teknologi tersebut. Anak harus bisa memelihara pandangan. Anak harus tahu hukuman dan akibat dari membuka hal tersebut. Jadi, harus dibina sebelum anak kecanduan, sebab, jika sudah kena, maka susah sekali. Karena memang mencegah lebih baik daripada mengobati. Bagaimana orang tua mencegah anaknya terpapar pornografi? Orang tua harus tahu dulu, kebanyakan orangtua tidak tahu apa yang terjadi. Dia kasih anaknya hp, internet, tapi dianya juga tidak bisa menggunakan. Jadi orangtua harus melek teknologi dulu. Datanglah ke warnet, lihat anak-anak itu sedang ngapain, orang tua harus tahu juga. Jadi bagaimana ngelarang sementara orang tua tidak tahu. Para ustadz harus mengerti juga, anak-anak harus dibina.[] 5 / 5