BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SURABAYA TENTANG PERMOHONAN PENETAPAN AHLI WARIS BEDA AGAMA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV. PERTIMBANGAN HAKIM DALAM PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA.Mks DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

RESUME. HAK ISTRI BERBEDA AGAMA ATAS WASIAT WAJIBAH HARTA WARISAN SUAMINYA BERAGAMA ISLAM (Analisis Putusan Mahkamah Agung Nomor 16 K/AG/2010)

BAB I PENDAHULUAN. hukum yang selanjutnya timbul dengan adanya peristiwa kematian

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang warisan menyalurkan pikiran dan perhatian orang ke arah suatu

P E N E T A P A N. Nomor 0154/Pdt.P/2013/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

P E N E T A P A N Nomor 047/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0081/Pdt.P/2014/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0015/Pdt.P/2010/PA.Bn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 13/Pdt.P/2012/PA Slk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III DESKRIPSI PUTUSAN NOMOR 732/Pdt.G/2008/PA. DI PENGADILAN AGAMA MAKASSAR. Republik Indonesia Nomor III/MPR/1978 dan merupakan lembaga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu bentuk pengalihan hak selain pewarisan adalah wasiat. Wasiat

BAB III. PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG RI No. 368 K/AG/1995. A. Ruang Lingkup Kekuasaan Mahkamah Agung

PENETAPAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0087/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. alamiah. Anak merupakan titipan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Perkataan

WASIAT WAJIBAH DAN PENERAPANNYA (Analisis Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam)

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

BAB IV WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF. dan ditegakkan oleh atau melalui pemerintah atau pengadilan dalam negara

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS TERHADAP ANAK TEMUAN (AL-LAQITH) MENURUT HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

P E N E T A P A N Nomor XX/ Pdt.P/2013/PA.Ktbm. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya dengan surat wasiat maupun tanpa surat wasiat. 2. Pewaris meninggalkan harta kekayaannya yang akan diterima oleh ahli

P E N E T A P A N. Nomor 0048/Pdt.P/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III TINJAUAN TENTANG KEDUDUKAN DAN TUGAS LEMBAGA JURU DAMAI DALAM PENYELESAIAN PERKARA SYIQAQ

Nomor 0105/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia. Apabila ada peristiwa hukum, yaitu meninggalnya seseorang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENETAPAN PENGADILAN AGAMA MALANG NOMOR: 69/PDT.P/2013/PA.MLG TENTANG PENGAJUAN PERWALIAN ANAK DI BAWAH UMUR

BAB I PENDAHULUAN. mahkluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan

PENETAPAN. Nomor 6/Pdt.P/2010/PAJP BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor : 0018/Pdt.P/2011/PA. Skh.

PEMBAHASAN KOMPILASI HUKUM ISLAM

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

PUTUSAN Nomor: 46/Pdt.G/2013/PA.Ntn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III ANALISIS PASAL 209 KHI TENTANG WASIAT WAJIBAH DALAM KAJIAN NORMATIF YURIDIS

bismillahirrahmanirrahim

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia saling berinteraksi antara satu

LAMPIRAN-LAMPIRAN. A. Penetapan nomor 001/Pdt.P/2014/PA.Kab.Mn.

SALINAN P E N E T A P A N Nomor : 004/Pdt.P/2012/PA.SKH. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : 02/Pdt.P/2010/PA.Gst. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISIS. A. Ahli Waris Pengganti menurut Imam Syafi i dan Hazairin. pengganti menurut Hazairin dan ahli waris menurut Imam Syafi i, yaitu:

Pengadilan Agama tersebut ; Hal. 1 dari 27 hal. Pen. No. 14/Pdt.P/2010/PAJP

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PELAKSANAAN PENGANGAKATAN ANAK TERHADAP BAPAK KASUN YANG TERJADI DI DESA BLURI KECAMATAN SOLOKURO KABUPATEN LAMONGAN

PENETAPAN Nomor 0004/Pdt.P/2014/PA.Pkc DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 0081/Pdt.P/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN Nomor : 002/Pdt.P/2014/PA.Pkc.

P U T U S A N Nomor : 0320/Pdt.G/2008/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N

PENETAPAN Nomor 0082/Pdt.P/2015/PA.Pas.

BAB IV. rumah tangga dengan sebaik-baiknya untuk membentuk suatu kehidupan. tangga kedua belah pihak tidak merasa nyaman, tenteram dan mendapaatkan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN PENGAADILAN AGAMA TUBAN NOMOR 0182/PDT.P/2012/PA.TBN TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN PENGANGKATAN ANAK

BAB IV ANALISIS PUTUSAN SENGKETA WARIS SETELAH BERLAKUNYA PASAL 49 HURUF B UU NO. 3 TAHUN 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN. hartanya kepada para ahli warisnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri atau diingkari oleh

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

P E N E T A P A N Nomor : 307/Pdt.P/2013/PA.SUB DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

PUTUSAN Nomor 0036/Pdt.G/2015/PA. Pas

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

PENETAPAN. Nomor XXXX/Pdt.P/2014/PA.Ktbm BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 002/Pdt.G/2011/PA.Mto. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor: 0004/Pdt.P/2010/PA.Bn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM. perkara perdata tertentu pada tingkat pertama dalam persidangan Majelis Hakim

P U T U S A N. Nomor 1881/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENETAPAN HAKIM PENGADILAN AGAMA. MALANG NOMOR 0038/Pdt.P/2014/PA.Mlg

BAB III. A. Dasar dan Pertimbangan Hukum putusan Pengadilan Agama Sidoarjo. tentang penetapan Ahli Waris Pengganti

PUTUSAN. Nomor : 0611/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP GUGATAN TIDAK DITERIMA DALAM PERKARA WARIS YANG TERJADI DI PENGADILAN AGAMA GRESIK. (Putusan Nomor : /Pdt.G/ /Pa.

Oleh RIAN PRIMA AKHDIAWAN

BAB III ANALISA TERHADAP AHLI WARIS PENGGANTI (PLAATSVERVULLING) PASAL 841 KUH PERDATA DENGAN 185 KHI

BAB I PENDAHULUAN. rohani. Dalam kehidupannya manusia itu di berikan akal serta pikiran oleh Allah

SALINAN PENETAPAN Nomor: 06/Pdt.P/2011/PA.Pkc.

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Prosedur Pengajuan Izin Poligami Di Pengadilan Agama

PENETAPAN. Nomor /Pdt.P/2015/PA.Sgr. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II KEWENANGAN MENGADILI PENGADILAN AGAMA DALAM SENGKETA WARIS ISLAM. A. Jangkauan Kewenangan Mengadili Perkara Warisan.

PENETAPAN. Nomor : 0003/Pdt.P/2010/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB IV MENGAPA HAKIM DALAM MEMUTUSKAN PERKARA NOMOR 0091/ Pdt.P/ 2013/ PA.Kdl. TIDAK MENJADIKAN PUTUSAN MAHKAMAH

PUTUSAN Nomor: 600/Pdt.G/2010/PA.Dum BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI

SALINAN P E N E T A P A N Nomor: 0049/Pdt.P/2012/PA.Pas

PUTUSAN Nomor 1734/Pdt.G/2014/PA.Pas

P E N E T A P A N. Nomor : 65/Pdt.P/2014/PA Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PE N E T A P A N Nomor: 03/Pdt.P/2010/ PA. Kab. Mn. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PEMBERIAN HAK WARIS DALAM HUKUM ISLAM KEPADA NON-MUSLIM BERDASARKAN WASIAT WAJIBAH

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

PUTUSAN. Nomor : 1067/Pdt.G/2008/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0220/Pdt.P/2015/PA.Sit BISMILLAHIRROHMANIRROHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PENETAPAN. Nomor: 0287/Pdt.P/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

P U T U S A N Nomor 6/Pdt.G/2013/PTA. Plk. Bismillahir Rahmanir Rahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P E N E T A P A N Nomor 0018/Pdt.P/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk hubungan hukum yang mengandung hak-hak dan

BAB IV. A. Analisis Yuridis Putusan Pengadilan Agama Sidoarjo Nomor: 2800/Pdt.G/2011/PA.Sda. Tentang Penentuan Ahli Waris Pangganti.

P E N E T A P A N. Nomor: 29/Pdt.P/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SURABAYA TENTANG PERMOHONAN PENETAPAN AHLI WARIS BEDA AGAMA A. Pertimbangan Hukum Hakim Pengadilan Agama Surabaya Sebagaimana dijelaskan pada bab sebelumnya, Painem yang beragama Islam meninggal dalam keadaan Islam pada tanggal 01 Desember 2002 karena sakit. Ia meninggalkan harta warisan berupa sepetak tanah yang bersertifikat atas nama dirinya. Kedua orang tua Painem, telah meninggal dunia terlebih dahulu. Ibu kandung Painem yang bernama Siti meninggal dunia pada tanggal 15 Pebruari 1942, sedangkan ayah kandung Painem yang bernama Joko meninggal dunia pada tanggal 10 Pebruari 1940. Keduanya meninggal dunia karena sakit dan tidak memiliki keturunan lain kecuali Painem. Ayah kandung Painem yang bernama Joko tidak memiliki saudara kandung. Sedangkan Ibu Painem yang bernama Siti mempunyai saudara kandung perempuan satu-satunya bernama Puadah (bibi Painem) dari perkawinan Naqib (kakek Painem) dengan Sundari (nenek Painem) yang keduanya juga telah meninggal dunia.semasa hidupnya, Painem tidak pernah menikah sehingga tidak mempunyai keturunan, namun Painem meninggalkan harta Waris berupa sebidang tanah yang sudah bersertifikat tercantum hak atas namanya. Puadah yang meninggal pada tanggal 30 Pebruari 1975 semasa hidupnya pernah menikah dengan seorang laki-laki 59

60 yang sudah meninggal dunia pada tangga 05 April 1942. Dari perkawinannya tersebut diperoleh 3 keturunan yang bernama: a. Chewani, berusia 68 tahun, beragama Islam, pekerjaan tidak bekerja, bertempat tinggal di kabupaten Maduin (Pemohon III) b. Yadi Sudjoko, berusia 72 tahun, beragama Kristen, pekerjaan swasta, bertempat tinggal di kota Surabaya (Pemohon 1) c. Kusnan, berusia 75 tahun, beragama Islam, Pekerjaan tidak bekerja, bertempat tinggal di Kabupaten Madiun (Pemohon II) Hubungan kekerabatan antara para pemohon diatas dengan painem adalah saudara sepupu.berdasarkan alasan tersebut, ketiga saudara sepupu Painem, selanjutnya disebut para pemohon tersebut meminta bantuan Pengadilan Agama Surabaya melalui majelis hakim untuk menetapkan Ahli Waris dari harta peninggalan Painem agar mendapatkan ketetapan hukum.dalil-dalil permohonan para pemohon di Persidangan telah didukung oleh bukti-bukti berupa surat-surat dan saksi-saksi. Dokumen-dokumen seperti akta nikah, KTP dan Kartu Keluarga serta saksi-saksi yang dihadirkan pemohon, menjadi pertimbangan hakim dalam menerima perkara ini. Dasar pertimbangan yang digunakan oleh hakim pada prinsipnya telah memenuhi maksud dari Yurespendensi Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor : Yuriprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 70.1K/ Sip./ 1974 tanggal 14 April 1976, pasal 2 ayat 3 undang-undang nomor 13 tahun 1985 dan ketentuan pasal 147 HIR.

61 Dasar-dasar hukum yang digunakan hakim di atas, merupakan landasan yang relevan dengan permasalahan yang sedang diajukan. Oleh karena itu bukti-bukti tersebut dapat dipertimbangkan sebagai bukti yang sah dan hakim menerima permohonan dari para pemohon untuk memproses penetapan ahli waris beda agama. Keputusan hakim Pengadilan Agama Surabaya yang dijadikan sebagai pertimbangan untuk menerima perkara permohonan penetapan ahli waris di Proses di Pengadilan Agama Surabaya tersebut juga sudah sesuai dengan yang dimaksud oleh pasal 49 ayat 3 Undang-undang Nomor 7 tahun 1989 yang kemudian diubah dengan udang-undang nomor 3 tahun 2006 dan diubah kembali dengan undang-undang nomor 50 tahun 2009, bahwa pengadilan agama berwenang menyelesaikan perkara ke Islaman, seperti warisan. Sehingga kasus waris beda agama yang diajukan ke Pengadilan Agama Surabaya sudah tepat secara undang-undang. Karena pemohon berdomisili di Surabaya, yakni pemohon I, Yadhi Sudjoko, maka sesuai dengan Komplikasi Hukum Islam (KHI) pasal 171 huruf c, maka Yadi Sudjoko (Pemohon 1), Kusnan (Pemohon II) dan Chewani (Pemohon III) memiliki nasab/hubungan darah dengan Painem, yaitu sebagai saudara sepupu. Saudara sepupu dalam Komplikasi Hukum Islam pasal 174 tidak termasuk dalam lingkup ahli waris Dawil furuḍ. Saudara sepuputermasuk dalam lingkup Dawil arham/sanak kerabat juga mempunyai hak untuk memperoleh harta warisan ketika ahli waris yang masuk dalam lingkup

62 Dawil furuḍ tidak ditemukan/tidak ada. Hal tersebut sudah diatur secara jelas dalam Komplikasi Hukum Islam. Jika dianalisis lebih jauh, pertimbangan hukum hakim selain KHI pasal 174 juga diperkuat oleh al-qur an Surat al-anfal ayat 75:Dan orangorang yang beriman sesudah itu Kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu Maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga). orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam Kitab Allah.Pertimbangan hukum hakim pada KHI dan Q.S al-anfal ayat 75, sudah tepat sehingga status pemohon I, pemohon II dan Pemohon III adalah bagian dari dhawil arham yang berhak mendapatkan ahli waris. Hal ini disebabkan ahli waris termasuk dalam kategori dhawil furuḍ tidak ada. Hakim kemudian berpendapat bahwa dari para pemohon tidak ada yang terhalang untuk menerima warisan kecuali Yadhi Sudjoko (pemohon I) yang terhalang oleh perbedaan agama. Sehingga Kusnan (Pemohon II) dan Chewani (Pemohon III) berhak mendapatkan harta warisan dari Painem. Hal tersebut sebagaimana sudah diatur secara komprehensif dalam Ilmu Farāiḍ. Sedangkan pemohon I, Yadhi Sudjoko tidak berhak mendapatkan harta warisan dari Painem sesuai dengan Komplikasi Hukum Islam pasal 171 huruf c:

63 Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam dan tidak terhalang karena hukum untuk menjadi ahli waris. 1 Keputusan hakim bahwa Yadhi Sudjoko terhalang untuk mendapatkan harta warisan dari Painem karena perbedaan agama adalah keputusan yang tepat. Hal tersebut karena sesuai fiqh. Mayoritas Ulama fiqh berpendapat bahwa perbedaan agama adalah alasan dari terputusnya hak dan untuk saling mewarisi. Meskipun Pemohon I terhalang untuk ditetapkan sebagai ahli waris, Pemohon I berhak memperoleh hartapeninggalan Painem yang beragama Islam berdasarkan wasiat wajibah sebesar yang seharusnya Pemohon I terima sebagai ahli waris. Hal tersebut bukan dalam kapasitas sebagai ahli waris tetapi dalam kapasitas sebagai penerima wasiat secara serta merta walaupun tidak diwasiatkan.yurisprudensi Mahkamah Agung R.I bisa dijadikan landasan untuk hal tersebut, yaitu Yuriprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor: 368 K/ AG / 1995 tanggal 16 Juli 1998 dan Yuriprudensi Putusan Mahkamah Agung R.I Nomor: 51 K/ AG / 1999 tanggal 29 September 1999. Tidak hanyayuriprudensi Putusan MA R.I Nomor: 368 K/ AG / 1995 tanggal 16 Juli 1998 dan Yuriprudensi Putusan MA R.I Nomor: 51 K/ AG / 1999 tanggal 29 September 1999 yang bisa dijadikan sandaran dalam 1 Kompilasi Hukum Islam

64 hal tersebut, melainkan masih terdapat sumber hukum lain.q.s al-baqarah ayat 180 Allah berfirman:diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, (Ini adalah) kewajiban atas orang-orang yang bertakwa. Ayat tersebut juga bisa dijadikan landasan dalam perkara ini. Yadi Sudjoko yang beragama kristen termasuk kerabat dari Painem. Sebab yang dinamakan kerabat tidak berhubungan dengan faham kegamaan namun yang berasal dari satu nasab/keturunan. Sehingga Yadi Sudjoko berhak mendapatkan wasiat sebagai karib kerabat dari Painem. 2 Pemohon I, Yadhi Sudjoko yang beragama Kristen termasuk kafir dzimmi, yaitu kafir yang tidak memerangi umat Islam, bahkan hidup damai dan berdampingan. Kondisi tersebut menjadi acuan Yadhi Sudjoko untuk mendapatkan wasiat dari orang Islam adalah sah. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Ulama Maliki, Hambali dan mayoritas ulama Syafi i. 3 Selain itu, Yadi Sudjoko yang merupakan keponakan dari Painem adalah kerabat yang diwajibkan oleh Ibnu Hazm untuk mendapatkan wasiat meskipun berbeda agama. 4 Pendapat ulama tersebut merupakan dasar hukum yang kuat untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Pertimbangan hukum lainnya adalah Pasal 209 kompilasi Hukum Islam yang menyebutkan bahwa anak angkat atau orang tua angkat yang 2 Hasil Wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Surabaya Pada 30 Januari 2015. 3 Ibid 4 Ibid

65 tidak menerima wasiat, dapat menerima wasiat wajibah sebesar-besarnya 1/3 dari harta warisan orang tua atau anak angkatnya. Menurut M. Ymin Daulay, salah seorang Hakim Pengadilan Agama Surabaya 5, anak angkat atau orang tua angkat merupakan orang dekat dari pewaris, sama hal dengan pemohon I yang merupakan orang dekat dari Painem karena Pemohon I adalah anak dari saudara kandung Painem. Oleh karena Pemohon I merupakan seorang yang non Muslim, maka dalam Hukum waris Islam ia bukan merupakan ahli waris dari pewaris yang merupakan bibinya sehingga tidak mendapat porsi dari warisan saudara kandung ibunya. Tetapi Pemohon I dapat diberikan wasiat wajibah dengan pertimbangan bahwa Pemohon I merupakan orang dekat dari pewaris. Namun demikian, hak waris terhadap ahli waris yang berbeda agama sudah tertutup. Oleh karena itu maka dalam praktiknya sebagian hakim telah memberi jalan dengan menggunakan pertimbangan wasiat wajibah untuk memberikan hak mempusakai terhadap ahli waris beda agama. Hal tersebut sebagai solusi penegakan hukum. Selain itu pertimbangan hukum hakim adalah kejadian masa lalu di mana praktek pemberian warisan pada orang yang tidak beragama Islam pernah dilakukan oleh Sahabat Muadz bin Jabal. Muadz bin Jabal memutuskan hak waris bagi anak yang beragama Islam meskipun orang tuanya yang meninggal dunia beragama Yahudi. Praktek tersebut kemudian 5 Ibid

66 diikuti oleh hakim dalam kasus sebaliknya dimana seorang anak yang tidak beragama Islam diberikan harta warisan melalui Wasiat Wajibah atas harta peninggalan orang tuanya yang beragama Islam. 6 Hal ini karena salah satu tujuan dimaksukkannya suatu perkara ke dalam pengadilan adalah untuk memenuhi rasa keadilan itu sendiri karena dalam pengadilan. Keadilan tersebut terletak dari keberanian hakim untuk melakukan terobosan dalam pengambilan putusan. Terobosan tersebut didasarkan pada keadaan dan dengan berdasarkan pada aspek lain dalam hukum, yaitu dikaji secara kontekstual bukan tekstual.pada dasanya seorang hakim memang dapat melakukan penemuan hukum dan tidak terfokus hanya pada undang-undang saja. 7 Pertimbangan hukum hakim Pengadilan Agama Surabaya dalam memberikan wasiat wajibah kepada Pemohon Iadalah untuk memenuhi rasa keadilan. Pemenuhan unsur keadilan sebagai representasi ruh dari hukum itu sendiri. Pertimbangan hukum hakim tersebut juga mendapatkan legitimasi hukum dari ulama-ulama terdahulu.ulama kalangan Syafi iyah, Hanafiyah dan Hanabilah memperbolehkan wasiat untuk orang yang tidak beragama Islam. wasiat tersebut diperbolehkan dengan Syarat bahwa yang diberikan wasiat tidak memerangi uamat Islam. 8 Umat beragama di luar Islam di Indonesia selama ini tidak ada pertentangan apalagi peperangan. Kondisi tersebut menjadi dasar untuk 6 Ibid 7 Ibid 8 Ibid

67 memberikan kepastian hukum untuk mendapatkan harta warisan melalui Wasiat Wajibah bagi anak yang tidak beragama Islam memiliki legitimasi hukum fiqh. 9 Dengan demikian, maka putusan hakim tersebut bisa mendapat pembenaran. Selain itu Imam Al-Qarḍawi menyebutkan bahwa persoalan kedudukan ahli waris non muslim sudah banyak dikaji oleh kalangan ulama diantaranya adalah Yusuf Al-Qarḍawi. Ia menganggap bahwa orang-orang non Islam yang hidup berdampingan dengan damai tidak dapat dikategorikan kafir harbi. Dalam hal ini, Pemohon I bersama pewaris dan juga sesama ahli waris semasa hidupnya bergaul secara rukun damai meskipun berbeda keyakinan, karena itu patut dan layak Pemohon I memperoleh bagian dari harta peninggalan pewaris berupa wasiat wajibah. 10 Sedangkan pertimbangan hakim secara sosiologis adalah karena Indonesia bukan Negara Islam, maka hukum yang berlakupun bukan hukum Islam. Namun dilihat dari aspek sosial-geografisnya, Indonesia merupakan Negara dengan berbagai suku, budaya dan agama. Faktor tersebut yang menyebabkan Indonesia bukan merupakan Negara Islam dan tidak sepenuhnya tunduk pada hukum Islam. Meskipun tidak dapat dipungkiri 9 Ibid 10 Ibid

68 bahwa sebagian besar aturan yang berlaku di Indonesia dipengaruhi oleh Hukum Islam. 11 Pertimbangan hukum hakim lainnya adalah menggunakan pendapat para Ulama klasik sebagai legitimasi keputusannya. Selain itu juga memenuhi pertimbangan secara yuridis historis dan sosiologis melatar belakangi putusan penetapan pemohon I yang beragama diluar Islam untuk mendapatkan harta warisan dari Painem yang Islam dengan konsep wasiat wajibah. 12 Putusan hakim tersebut sudah memenuhi semua aspek yang bisa dijadikan dasar pengambilan putusan hukum. B. Dasar hukum hakim Pengadilan Agama Surabaya Ketika memutuskan sebuah perkara, hakim harus memiliki dasar yang kuat agar keputusannya dapat dipertanggungjawabkan. Hakim wajib mencantumkan dasar hukum yang cukup dalam setiap keputusan. Artinya setiap putusan harus jelas landasan hukum dan motivasi pengambilan keputusannya. Dalam pengertian luas, bukan hanya sekedar meliputi motivasi pertimbangan tentang alasan-alasan dan dasar-dasar hukum serta pasal-pasal peraturan yang bersangkutan, tetapi juga meliputi sistematika, argumentasi dan kesimpulan yang terang dan mudah dimengerti orang yang membacanya. Dasar hukum yang digunakan hakim dalam mengabulkan permohonan penetapan ahli waris beda agama antara lain adalah 11 Ibid 12 Ibid

69 Yurisprudensi MARI No. 172/K/Sip/1974 yang berbunyi bahwa dalam sengketa waris, Hukum waris yang dipakai adalah hukum si pewaris. Sehingga sudah tepat jika Pengadilan Agama Surabaya menyelesaikan perkara ini mengingat agama Painem beragama Islam sampai meninggal dunia. 13 Hasil wawancara yang dilakukan dengan salah satu hakim Pengadilan Agama Surabaya, M. Ymin Daulay, memperoleh keterangan bahwa dalam kasus wasiat wajibah ini, seorang hakim perlu melakukan penafsiran hukum karena dalam pasal yang memuat mengenai wasiat wajibah tidak dijelaskan secara rinci siapa-siapa yang berhak mendapatkan wasiat wajibah. Sedangkan dasar hukum Hakim dalam menetapkan Pemohon I yang beragama Kristen adalah sebagai berikut: 1. Yurispudensi Mahkamah Agung Nomor: 368K/AG/1995 dan Yuripudensi Nomor 51 K/Ag/1995. 14 Yurispudensi Mahkamah Agung Nomor: 368K/Ag/1995 menyatakan bahwa ahli waris non muslim mendapatkan bagian dari harta peninggalan pewaris muslim berdasarkan wasiat wajibah sebesar bagian ahli waris muslim. Dalam putusan inilah dinyatakan bahwa ahli waris non muslim bukan sebagai ahli waris.sedangkan Yurispudensi Mahkamah Agung Nomor: 51 K/AG/1999 menyatakan bahwa ahli waris non muslim sebagai ahli waris dari pewaris muslim dan mendapatkan 13 Ibid 14 PenetapanNomor: 262/Pdt.P/2010/PA.Sby. hal. 11

70 bagian yang sama dengan ahli waris muslim berdasarkan wasiat wajibah. Dalam putusan ini dinyatakan bahwa ahli waris non muslim dianggap sebagai ahli waris. 15 Penggunaan Yurispudensi Mahkamah Agung Nomor 368 K/AG/1995 dan Nomor 51 K/ AG/1999 sebagai dasar hukum untuk hakim dalam penetapan ahli waris beda agama di Pengadilan Agama Surabaya No 262/ Pdt.P/ 2010/ PA.Sby. tentang Penetapan Ahli Waris Beda Agama dapat dibenarkan dalam sistem hukum Indonesia, mengingat Indonesia menganut Sistem Civil law/sistim Eropah Kontinental.Sistem Civil law/sistim Eropa Kontinental adalah sitem hukum dimana dalam perkembangan dan pembentukan hukum di Indonesia dibuat dalam bentuk tertulis, tersusun secara bulat dan sistematis. Hal ini sebagai akibat Indonesia sebagai bekas jajahan negeri Belanda yang sistem hukumnya menganut Roman Law system, bahkan pada umumnya para ahli hukum Indonesia menganggap secara tegas sistem hukum di Indonesia digolongkan pada Roman Law Sistem. 16 Kedudukan Yurisprudensi di Indonesia sebagai sumber hukum dalam praktek dapat diterima oleh hampir seluruh ahli hukum. Selain praktisi hukum dan tiga sumber hukum yang lainnya, yaitu: Undangundang, kebiasaan, Doktrin atau pendapat ahli hukum. 17 Semua sumber hukum merupakan pedoman yang sah untuk dijadikan landasan. 15 Hasil Wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Surabaya pada 30 Januari 2015 16 Ibid 17 Ibid

71 2. Komplikasi Hukum Islam (KHI): Komplikasi Hukum Islam pasal 172 menentukan bahwa Seorang terhalang menjadi ahli waris apabila dengan putusan hakim yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, dihukum karena: (1) dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat para pewaris; (2). dipersalahkan secara memfitnah telah mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahatan yang diancam dengan hukuman 5 tahun penjara atau hukuman yang lebih berat. Hakim menyatakan bahwa Komplikasi Hukum Islam, khususnya pasal 172 huruf a tidak menyebutkan beda agama sebagai penghalang. Pasal 172 huruf akomplikasi Hukum Islamhanya mengatur bahwa yang menjadi penghalang waris adalah membunuh atau mencoba membunuh atau menganiaya berat para pewaris. Sehingga pemohon I yang hidup akur dengan para ahli waris dan juga pewaris berhak mendapatkan waris melalui wasiat wajibah. Apalagi antara ahli waris juga bersepakat untuk saling membagi harta warisan. 18 Sedangkan dalam pasal 172 ayat b disebutkan bahwa yang menjadi penghalang adalah menfitnah dengan mengajukan pengaduan bahwa pewaris telah melakukan suatu kejahaan dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara atau lebih berat. Maka memandang ahli waris tidak melakukan hal tersebut, bahkan beri tikad baik untuk menjaga harta 18 Hasil wawancara dengan hakim pengadilan agama Surabaya pada 16 April 2015

72 peninggalan pewaris bersama dengan ahli waris lainnya, berhak mendapatkan warisan melalui wasiat wajibah. 19 Pada Pasal 209 Kompilasi Hukum Islam, dinyatakan bahwa: (1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta wasiat anak angkatnya, dan (2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya. Hakim berpendapat bahwa orang tua angkat dan anak angkat adalah orang yang memiliki kedekatan dengan pewaris, apapun agama yang dianutnya. Dalam peruntukan pemberian wasiat wajibah tidak dilihat dari agama seseorang yang diberikan, tetapi dilihat dari kedekatan pewaris dengan penerima wasiat wajibah tersebut. Dimana dalam perkara ini, Pemohon I merupakan orang dekat dari pewaris yang dianalogikan sama dengan kedudukan dari anak angkat atau orang tua angkat yang dalam Kompilasi Hukum Islam berhak mendapatkan wasiat wajibah.sehingga Pemohon I yang merupakan keponakan dari Painem adalah orang yang memiliki kedekatan dengan Painem, berhak mendapatkan warisan melalui wasiat wajibah sebanyak 1/3 dari harta peninggalan pewaris. 20 19 Ibid 20 Hasil Wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Surabaya pada 30 Januari 2015

73 Kata diperbolehkan sebanyak-banyaknya 1/3 bermakna bahwa pemberian wasiat wajibah diberikan di bawah dari sepertiga dan batas maksimalnya adalah hanya sepertiga bagian harta warisan. Dalam pasal di atas pula disebutkan apabila semua ahli waris menyetujui, maka pemberian wasiat wajibah hanya diberikan sebanyak batas minimal dari bagian ahli waris yang paling rendah agar para ahli waris dapat menyetujui pemberian wasiat wajibah dan memenuhi rasa keadilan dari pihak ahli waris. Karena jika pemberian wasiat wajibah kepada seseorang yang bukan merupakan ahli waris lebih besar daripada para ahli warisnya, maka terjadi perasaan tidak adil sehingga ahli waris tidak menyetujui pemberian wasiat wajibah tersebut. 21 Penggunaan penafsiran hukum oleh hakim sejalan dengan undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah diubah dengan undang-undang Nomor 4 Tahun 2004 menentukan bahwa Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.salah satu nilai yang hidup dalam masyarakat itu, menurut hakim adalah pluralitas agama dalam kehidupan bernegara Indonesia yang tidak membeda-bedakan status keagamaannya ketika berada dihadapan hukum.berdasarkan hukum dan penafsiran hakim tersebut maka para hakim menerima untuk 21 Hasil Wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Surabaya pada 30 Januari 2015

74 juga memberikan harta warisan kepada pemohon I melalui wasiat wajibah, meskipun tidak beragama Islam. 22 Kontekstualisasi putusan hakim terhadap aspek nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat merupakan cara untuk mewujudkan hukum yang berkeadilan. Nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat perlu diwujudkan supaya hukum dapat diterima oleh masyarakat dengan penuh ketaatan dan penghormatan. Dengan demikian, maka putusan hakim tersebut sudah memenuhi semua aspek hukum dan memenuhi keadilan dalam semua aspek pula. 22 Hasil Wawancara dengan hakim Pengadilan Agama Surabaya pada 30 Januari 2015