MENGENAL VARIETAS TEBU NXI-4T SEBAGAI PRODUK REKAYASA GENETIKA DI PTPN XI ( PERSERO

dokumen-dokumen yang mirip
VARIETAS UNGGUL BARU (PSDK 923) UNTUK MENDUKUNG SWASEMBADA GULA

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 52/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 951 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 55/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 891 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Kpts/SR.120/1/2004 TENTANG PELEPASAN TEBU VARIETAS PS 864 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL MENTERI PERTANIAN,

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198)

V3 (II) V2 (I) V7 (III) 50 cm V6 (I) V8 (III) V3 (III) V6 (II) V8 (I) V9 (I) V5 (III) V4 (III) V2 (II) V10 (I) V3 (I) V1 (III) V4 (I) V5 (II) V8 (II)

Lampiran 1. Kualitas Bibit yang Digunakan dalam Penelitian

stabil selama musim giling, harus ditanam varietas dengan waktu kematangan yang berbeda. Pergeseran areal tebu lahan kering berarti tanaman tebu

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Padi

Pedoman Penilaian dan Pelepasan Varietas Hortikultura (PPPVH) 2004

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

FORMULIR DESKRIPSI VARIETAS BARU

sehingga diharapkan dapat menghasilkan keturunan yang memiliki toleransi yang lebih baik dibandingkan tetua toleran (segregan transgresif).

4 Akar Akar tebu terbagi menjadi dua bagian, yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas adalah akar yang menggantikan fungsi akar bibit. Akar ini tumb

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

PENYISIPAN GEN FITASE PADA TEBU (Saccharum officinarum) VARIETAS PS 851 DAN PA 198 DENGAN PERANTARA Agrobacterium tumefaciens GV 2260

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Varietas TAKAR-1 (GH 4) Edisi 5-11 Juni 2013 No.3510 Tahun XLIII. Badan Litbang Pertanian

Lampiran 1. Pembuatan Media Media PDA (Potato Destrose Agar) Kentang dikupas dan dicuci bersih lalu ditimbang 250 gram, dipotong

Ringkasan Pengkajian Keamanan Pangan Tebu PRG Event NXI-6T

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

PENGEMBANGAN BENIH DAN VARIETAS UNGGUL PADI SAWAH

TEKNOLOGI PAKAN REKAYASA GENETIK PERLU PRINSIP KEHATI-HATIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BIOTEKNOLOGI TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. merupakan makanan pokok lebih dari separuh penduduk dunia. Berdasarkan

Pemanfaatan Teknik Kultur In Vitro Untuk Mendapatkan Tanaman Pisang Ambon Tahan Penyakit Fusarium

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Lokasi Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Fisiologi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Padi yang dikenal dengan nama ilmiah Oryza sativa L. merupakan komoditas

DESKRIPSI VARIETAS BARU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tergenang air pada sebagian waktu selama setahun. Saat ini pemanfaatan lahan

2 TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan dan Biologi Tanaman Kedelai

V2K1 V3K0 V2K3 V2K2 V3K2 V1K3 V2K1 V2K0 V1K1

I. PENDAHULUAN. Masalah mengenai tebu yang hingga kini sering dihadapi adalah rendahnya

I. PENDAHULUAN. Tanaman tebu (Saccharum officinarum L.) adalah satu anggota famili rumputrumputan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) termasuk famili Graminae

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu tanaman palawija jenis

METODE MAGANG Tempat dan Waktu Metode Pelaksanaan

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

Ringkasan Pengkajian Keamanan Pangan Tebu PRG Toleran Kekeringan Event NXI-1T

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. spesies. Klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut:

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

KAJIAN PENGUJIAN MUTU BENIH BUDSET TEBU G2 PADA MEDIA PASIR

BAB I PENDAHULUAN. Padi merupakan tanaman pangan pokok penduduk Indonesia. Di samping

PERAKITAN VARIETAS SALAK :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 193/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN PISANG SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAMPIRAN. Penanaman Benih F 3 Hasil Hibridisasi Varietas Anjasmoro x Genotipa Tahan Salinitas. Pengamatan Berdasarkan Karakter Fisiologi daun

MENGENAL ORSINA SEBAGAI VARIETAS BARU TANAMAN KUMIS KUCING

TINJAUAN PUSTAKA. Morfologi dan Fisiologi Tanaman Jagung (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pokok di Indonesia karena sebagian besar

HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON VARIETAS TANAMAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN PADA FASE PERTUMBUHAN VEGETATIF

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Permintaan akan tanaman hias di Indonesia semakin berkembang sejalan

I. PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan pendapatan turut meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Pisang raja bulu (Musa paradisiaca L var. sapientum) merupakan salah

METODA BAKU UJI ADAPTASI DAN UJI OBSERVASI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah di Kebun Percobaan Leuwikopo IPB

REKOMENDASI VARIETAS KEDELAI DI PROVINSI BENGKULU SERTA DUKUNGAN BPTP TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI KEDELAI TAHUN 2013.

PENDAHULUAN. ton. Data produksi gula 2013 hanya mencapai ton dengan luas wilayah. penyiapan bibit dan kualitas bibit tebu (BPS, 2013).

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) berasal dari negara Afrika.

PENDAHULUAN. ternyata dari tahun ke tahun kemampuannya tidak sama. Rata-rata

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 34/Permentan/OT.140/7/2008 TENTANG METODE SELEKSI DALAM PEMBUATAN VARIETAS TURUNAN ESENSIAL

PELAKSANAAN EVALUASI KEBUN SUMBER BENIH TEH KP GAMBUNG DAN KP PASIR SARONGGE

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Peraturan Pemerintah No. 44 Tahun 1995 Tentang : Pembenihan Tanaman

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SERTIFIKASI BENIH DAN PENGAWASAN MUTU BENIH TANAMAN AREN (Arenga pinnata,merr.)

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KEMANDIRIAN BENIH PERKEBUNAN DI PROVINSI JAWA TENGAH

Benih tebu SNI 7312:2008. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

TINJAUAN PUSTAKA. Botani tanaman. Tanaman jagung termasuk dalam keluarga rumput rumputan dengan

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

Perbandingan Pertumbuhan Jumlah Mata Tunas Bibit Bagal Tebu (Saccharum officinarum L.) Varietas GMP2 dan GMP3

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

Lampiran 1. Gambar Bagan Lahan Penelitian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1995 TENTANG PEMBENIHAN TANAMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG KEPOK BANGUN SARI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

INVENTARISASI KLON UNGGUL LOKAL TANAMAN KAKAO DI PROPINSI SULAWESI TENGGARA Badrul Munir, S.TP, MP PBT Ahli Pertama BBPPTP Surabaya

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN. telah ditanam di Jepang, India dan China sejak dulu. Ratusan varietas telah

TEBU. (Saccharum officinarum L).

TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Lahan Kering Masam

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

PELAKSANAAN PENELITIAN

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.10/Menhut-II/2007 TENTANG PERBENIHAN TANAMAN HUTAN MENTERI KEHUTANAN,

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Ekologi Tanaman Tebu

Transkripsi:

MENGENAL VARIETAS TEBU NXI-4T SEBAGAI PRODUK REKAYASA GENETIKA DI PTPN XI ( PERSERO ) Agung Mahardhika, SP ( PBT Ahli Pertama ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. LATAR BELAKANG Kebijakan Kementerian Pertanian dicerminkan pada visinya untuk mewujudkan pertanian industrial unggul berkelanjutan yang berbasis sumberdaya lokal untuk meningkatkan kemandirian pangan, nilai tambah, daya saing, ekspor dan kesejahteraan petani. Untuk mencapai visi tersebut dibutuhkan seperangkat teknologi yang tepat untuk mengangkat posisi sumber daya genetik lokal, terutama yang mendorong kemandirian nasional dan kesejahteraan petani. Oleh karenanya, Produk Rekaya Genetika (PRG) diposisikan sebagai salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan secara hatihati. Kehati-hatian ini tercermin dari persyaratan pemanfaatan produk tersebut harus melalui satu perangkat pengkajian keamanan. Tebu Produk Rekayasa Genetika ( PRG ) toleran kekeringan klon NXI-4T merupakan varietas tebu baru hasil perakitan melalui proses transformasi genetika menggunakan bakteri Agrobacterium temefaciens yang di lakukan oleh PTPN XI ( Persero ). Proses perakitan tebu PRG ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi PTPN XI sejak tahun 1999 dan merupakan kerjasama dengan Ajinomoto company International. Pekerjaan kontruksi gen dilakukan oleh Ajinomoto transformasi genetika sampai dengan pengkajian keamanan lingkungan dan pangan dilakukan oleh PTPN XI. Pencarian varietas tebu dengan sifat genetik tahan kering merupakan salah satu jawaban untuk mengatasi permasalahan rendahnya produktivitas tebu di lahan kering. Adanya interaksi yang nyata antara lingkungan tumbuh yang kurang memadai dengan unsur genetik, harus dipertimbangkan dalam program pemuliaan dan seleksi. Gen yang mampu mengatasi kendala tumbuh digabungkan dengan gen mutu dan produksi untuk mengantisipasi adanya pergeseran pertanaman tebu ke lahan kering, dimana terjadi keterbatasan ketersediaan air dan iklim yang beragam. Upaya perbaikan genetik tanaman di Indonesia masih terbatas melalui metode pemuliaan tanaman konvensional, seperti persilangan, seleksi dan mutasi, dan masih belum secara optimal memanfaatkan aneka teknologi pemuliaan modern yang saat ini sangat pesat perkembangannya di negara-negara maju. Tidak terkecuali pada tanaman tebu, seluruh varietas tebu yang dihasilkan di Indonesia berasal dari pemuliaan konvensional. Tujuan dari pengembangan tebu PRG toleran kekeringan adalah untuk meningkatkan produksi gula tebu utamanya yang terletak pada lahan marginal cekaman kekeringan. PT Perkebunan Nusantara XI mempunyai areal budidaya tebu di daerah Pantura (pantai utara Jawa) dan daerah lain yang berpotensi mengalami cekaman kekeringan. Tebu PRG toleran kekeringan sangat berpotensi dibudidayakan pada lahan marginal tersebut. Selain itu, tebu PRG ini juga diarahkan untuk tujuan meningkatkan nilai tambah dari by product tetes (molasses), karena dengan transformasi gen beta tebu akan menghasilkan senyawa betain. Undang-undang 12 Tahun 1992, PP 44 Tahun 1995 dan Permentan 61 Tahun 2011 mengamanatkan bahwa benih yang beredar di masyarakat harus bersertifikat dan berlabel. Sedangkan benih yang dapat disertifikasi hanya benih Bina, yaitu benih yang sudah dilepas oleh Menteri Pertanian. Dalam kaitan ini varietas tebu NXI-4T termasuk benih yang belum dapat diedarkan kepada masyarakat 1

petani tebu rakyat. Atas dasar hasil pengujian keamanan lingkungan dan keamanan pangan serta pengajuan dokumen yang dilakukan, saat ini tebu Produk Rekayasa Genetik (PRG) toleran kekeringan milik PTPN XI telah mendapatkan Sertifikasi Keamanan Lingkungan dari Kementeian Lingkungan Hidup dan Sertifikasi Keamanan Pangan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dan saat ini telah mendapatkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pertanian RI No 4571/Kpts/SR.120/8/2013 tentang pelepasan Tebu Produk Rekayasa Genetika Varietas Unggul Dengan NXI-4T. Dalam tulisan dan pembahasan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang spesifikasi keunggulan varietas klon baru tebu NXI-4T yang telah diizinkan untuk dilepas dan ditanam secara komersial. II. INFORMASI GENETIKA Tebu PRG toleran kekeringan NXI-4T dirakit dengan metode transformasi genetik di Laboratorium Bioteknologi PTPN XI (Persero) sejak tahun 1999 bekerja sama dengan PT. Ajinomoto Company International. Materi genetik yang digunakan untuk merakit tebu PRG toleran kekeringan NXI- 4T adalah gen beta yang menyandi untuk enzim choline dehydrogenase (CDH) dan dikonstruk dalam plamsid pmlh 2113. Dalam konstruk tersebut terlihat bahwa gen beta dikendalikan oleh promoter DNA 35S-CaMV dan gen penanda ketahanan terhadap antibiotik hygromicine (hptii). Konstruk pmlh 2113 yang mengadung gen beta kemudian ditransformasikan ke sel Agrobacterium tumefacient strain LBA4404 dan digunakan untuk transformasi genetik tanaman tebu. Gambar Peta konstruk DNA (gen) beta yang diinsersikan dalam plasmid pmlh 2113 III. PENGUJIAN KARAKTER TOLERAN KEKERINGAN Pengujian karakter toleran kekeringan pada varietas tebu N XI-4T dilakukan dengan analisis molekuler, fisiologi, secara kultur jaringan dan pengamatan morfologi. Uji molekuler dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kestabilan sisipan gen beta melalui metode PCR dan Southern blot. Uji fisiologi dilakukan untuk mengetahui dan mengukur aktifitas enzim CDH dan kadar senyawa betaine menggunakan metode HPLC (High Performance Liquid Chromatography). Uji secara kultur jaringan dilakukan dengan memberikan cekaman osmotik garam NaCl pada media pertumbuhan. Uji morfologi dilakukan dengan memberikan stres/cekaman kekeringan dengan penghentian pemberian air pada percobaan skala pot dalam rumah kaca. Melalui analisis PCR diketahui bahwa keberadaan sisipan gen beta stabil diketemukan sampai dengan pengamatan pada generasi ketiga vegetatif dan dengan analisis Souther Blot dengan sangat jelas diyakinkan terdapat 1 copy sisipan gen beta pada tebu PRG toleran kekeringan N XI-4T. Uji fisiologi 2

menunjukkan bahwa pada sampel daun dan nira tebu N XI-4T diketemukan adanya aktifitas enzim CDH dan kandungan senyawa betaine, tetapi tidak diketemukan pada tanaman tebu non-prg BL (kontrol). Hasil uji kultur jaringan melalui penambahan garam NaCl pada media tumbuh menunjukan bahwa tebu N XI-4T mampu bertahan terhadap cekaman osmotik sampai dengan konsentrasi NaCl 0,3 Molar. Akan tetapi. varietas BL (kontrol) telah mengalami hambatan pertumbuhan pada konsentrasi NaCl 0,15 Molar. Pengujian ketahanan kekeringan pada percobaan skala rumah kaca memperlihatkan ketahanan kering yang lebih lama yaitu diatas 36 hari dibandingkan hari ke-19 pada varietas BL (kontrol). Apabila diamati morfologi perakaran antara tebu PRG toleran kekeringan N XI-4T, varietas BL dan varietas PSJT 941 (sebagai kontrol tahan kering) terdapat perbedaan nyata pada perakaran tipe rope system yang lebih banyak dan lebih panjang pada varietas N XI-4T. Perakaran tipe rope system berfungsi untuk mencari dan menyerap air pada kondisi sangat kering Profil Akar Tebu Varietas BL Sumber : Litbang induk PTPN NXI Profil Akar Tebu Varietas NXI-4T IV. KERAGAAN PRODUKSI TEBU PRG NXI-4T Untuk mengetahui stabilitas pertumbuhan dan produktivitas varietas tebu PRG N XI-4T dilakukan uji adaptasi pada 3 lokasi yang mewakili 3 tipologi iklim yang berbeda selama 3 musim tanam. Ketiga lokasi tersebut berada di lahan Pabrik Gula (PG) Poerwodadie mewakili tipologi C2, PG Assembagoes mewakili tipologi E4 dan PG Pradjekan mewakili tipologi D3 dengan kondisi tegal tidak berpengairan atau tegal tadah hujan dan masa tanam di awal atau saat musim hujan. Tebu PRG N XI-4T yang merupakan tebu toleran kekeringan menunjukkan potensi hablur gula yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrolnya yaitu untuk PC sebesar 2-75%, ratoon I sebesar 14-57%, dan ratoon II sebesar 11-44%. Hasil uji adaptasi menunjukkan kesesuaian pada tipologi iklim yang sangat kering yaitu D3 dan E4. Hasil Keragaan Potensi produksi tebu PRG NXI-4T Kebun Percobaan di wilayah Kerja PTPN XI MT 2009 / 2010 (PC) PG Poerwadadie C2 Grumosol N XI-4T 1064 6.52 69,37 1,37 Kontrol (BL) 815 6.23 50,77 PG Asembagoes E 4 Entisol N XI-4T 1331 9,98 132,9 1,02 Kontrol (BL) 1344 9,7 130,33 PG Pradjekan D3 Inceptional N XI-4T 709 8.83 62,6 1,75 Kontrol (BL) 450 7,97 35,87 MT 2010 / 2011 (R I) PG Poerwadadie C2 Grumosol N XI-4T 874 6,5 56,81 1,14 Kontrol (BL) 800 6,21 49,68 3

PG Asembagoes E 4 Entisol N XI-4T 667 10,76 71,77 1,57 Kontrol (BL) 500 9,12 45,6 PG Pradjekan D3 Inceptional N XI-4T 599 8,6 51,51 1,22 Kontrol (BL) 517 8,11 41,93 MT 2010 / 2011 (R II) PG Poerwadadie C2 Grumosol N XI-4T 758 6,43 48,74 1,11 Kontrol (BL) 718 6,12 43,94 PG Asembagoes E 4 Entisol N XI-4T 621 10,12 62,85 1,44 Kontrol (BL) 498 8,78 43,72 PG Pradjekan D3 Inceptional N XI-4T 506 8,79 44,48 1,34 Kontrol (BL) 407 8,15 33,17 MT 2010 / 2011 (PC) PG Djatiroto (Ledok) C3 Alfisol N XI-4T 540 8.48 45.8 1,12 Kontrol (BL) 517 7.92 40.9 MT 2010 / 2011 (R I ) PG Djatiroto (Sumbersuko) C2 Entisol N XI-4T 1300 6,28 81,6 1,02 3 Kontrol (BL) 1012 7,89 79,8 PG Redjosarie (Mategl) C3 Endisol N XI-4T 725 7,19 52,13 1,05 Kontrol (BL) 800 6,21 49,68 Sumber : Litbang PTPN XI Dari data di atas diketahui bahwa pengaruh lokasi terhadap bobot, rendemen dan hablur tidak ada perbedaan signifikan antara varietas NXI-4T dan kontrol, namun demikian dari terdapat presentase peningkatan hablur yang lebih tinggi dari kontrol yaitu untuk PC sebesar 2,75%, ratoon I 14 57% dan ratoon II sebesar 11-44%. Dari wilayah lokasi PG Djatiroto dan PG Redjosarie pada tabel di atas terdapat presentase peningkatan hablur yang lebih tinggi dari kontrol sebesar 12% ( PG Djatiroto / Ledok ), lokasi Djatiroto (sumbersuko) sebesar 2% dan lokasi PG Redjosarie sebesar 5%. V. KETAHANAN TERHADAP HAMA DAN PENYAKIT Varietas NXI-4T untuk ketahanan terhadap serangan hama penggerek batang dan penggerek pucuk secara alami pada periode uji multilokasi tahun 2006-2011 dibandingkan dengan varietas kontrol disajikan pada berikut ; Varietas Penggerek Pucuk (%) Penggerek Batang (%) N XI-4T 4,94 8,13 2,43 5,29 BL 3,68-4,88 2,57-4,19 (Sumber data : Litbang PG Djatiroto) No. Varietas Serangan Penyakit (%) Luka api Blendok Mozaik P.Boen K.daun g 1. NXI-4T 0 0 0,32-1,49 0 0,03-0,12 2. BL 0 0 0,26-1,58 0 0,07-0,09 (Sumber data : Litbang PG Djatiroto) Dari hasil keterangan di atas untuk hama dan penyakit Varietas NXI-4T tergolong agak tahan terhadap penyakit mozaik dan karat daun. VI. SERTIFIKASI KEAMANAN LINGKUNGAN DAN KEAMANAN PANGAN Tebu PRG toleran kekeringan NXI-4T telah mendapatkan sertifikasi Keamanan Lingkungan dari Kantor Menteri Lingkungan Hidup / Menteri Pertanian dengan nomor B-7945/MENLH/08/2011 (copy surat di Lampiran 8 dan 9), dan sertifikat Keamanan Pangan dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) nomor HK.04.1.52.10.12.6489 tahun 2012. Kedua sertifikasi tersebut menunjukan bahwa tebu 4

PRG toleran kekeringan NXI-4T aman dibudidayakan tidak menimbulkan terjadinya gene flow ke organisme non-target atau kemungkinan menjadi tanaman yang invasive (gulma super) dan tebu PRG tersebut aman dikonsumsi tidak akan menimbulkan racun ataupun senyawa alergen. Dengan telah didapatkannya kedua sertifikasi tersebut, maka tebu PRG toleran kekeringan NXI-4T dapat dikomersialkan dan bisa mendapatkan sertifikasi pelepasan varietas. VII. DESKRIPSI VARIETAS Asal Usul : Tebu PRG varietas NXI-4T merupakan hasil transformasi genetika menggunakan Agrobacterium tumefaciens yang membawa konstruk gen beta. Gen beta diperoleh dari bakteri Rhizobium meliloti dan menyandi protein choline dehydrogenase (CDH). Tebu tetua yang dipergunakan untuk perakitan tebu PRG varietas NXI-4T adalah BL. VARIETAS N XI-4T SifatMorfologi 1. Batang Warna Batang : ungu Bentuk ruas : berbiku, silindris, bulat Susunan ruas : berbiku Noda gabus : jarang, mencapai tengah Retak gabus : tidak ada Lapisan lilin : tipis sepanjang ruas, tidak memiliki warna Retakan tumbuh : tidak ada Alur mata : 3 mm mencapai tengah, dangkal 2. Buku Ruas Tebu Cincin tumbuh : melingkar datar di atas puncak mata Warna cincin tumbuh : ungu Mata akar : 3, baris paling atas melewati puncak mata 3. Daun Warna Daun : hijau Lebar daun : 4-6 cm Lengkung daun : melengkung kurang dari ½ helai daun Telinga daun :tinggi kurang dari 2 kali lebarnya, tegak Bulu bid.punggung : tidak ada Sifat lepas pelepah : sedikit mudah Warna pelepah : hijau tua Bidang punggung : tidak ada rambut tepi 4. Mata Letak mata tunas :di atas bungkus pangkal pelepah, tidak melampaui lingkar tumbuh Bentuk mata : bulat Bagian terlebar : pada tengah-tengah mata Ukuran sayap mata : sama lebar Tepi sayap : rata Rambut jambul : lebih dari 2 mm Pusat tumbuh : di puncak mata Rambut tepi basal : tidak ada Ukuran mata : besar SifatAgronomis 1. Pertumbuhan Perkecambahan Diameter batang : sedang : sedang 5

Pembungaan : tidak berbunga Kemasakan : masak akhir Kadar sabut : 12,9 14% Tidak berlubang 2. Potensi Produksi a. PC Bobot : 911 ± 355,08 Rendemen : 8,45 ± 1,44 Hablur Gula (ku/ha) : 77,67 ± 38,13 b. Ratoon Bobot : 756,25 ± 246,15 Rendemen : 8,08 ± 1,75 Hablur Gula (ku/ha) : 58,74 ± 12,61 Ketahananhamadanpenyakit Hama Penyakit : agak tahan terhadap penggerek pucuk dan penggerek batang : agak tahan terhadap penyakit mozaik dan penyakit karat daun Kesesuaianlokasi Cocok dikembangkan pada tipologi lahan tidak berpengairan (tegal tadah hujan, terutama untuk pola tanam awal musim hujan) Varietas tebu PRG toleran kekeringan NXI-4T sangat sesuai dikembangkan pada lahan tegal tadah hujan dengan spesifik lokasi entisol dan inceptisol dengan iklim E4 dan D3, serta agak sesuai di lahan dengan spesifik lokasi grumosol dengan iklim C2. BatangTebu,Bentuk Mata Tunas, dan Buku Ruas Tebu WarnaPelepah, LapisanLilinPelepah, BuluBidangPunggung WarnaDaun, TulangDaun LengkungDaun 6

KESIMPULAN Tebu Produk Rekaya Genetika ( PRG ) toleran kekeringan klon NXI-4T merupakan varietas tebu baru dengan mempunyai sifat toleran terhadap kekurangan air. Potensi Keunggulan Produksi NXI-4T terlihat dengan hasil produksi tebu dengan kesesuaian lahan kekeringan dan terdapatnya peningkatan hasil hablur. DAFTAR REFERENSI PTPN XI, 2013.Usulan Pelepasan Tebu Rekayasa Genetika (PRG) Toleran Kekeringan NXI 4-T sebagai Varietas Unggul. Pedoman Pengujian, Pelepasan dan Penarikan Varietas Tanaman Perkebunan 2012. Direktorat Tanaman Tahunan. Jakarta Anonim, 2012 Kebijakan kementrian pertanian terkait Produk Rekayasa Genetika (PRG )http://www.deptan.go.id/detailrespon.php?id=25 di akses 12 Nopember 2012 7