PSIKOLOGI INDUSTRI. Berbagai Kemampuan Manusia. Agus Riyanto,M.T Bandung, Psikologi Industri 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAKAT & INTELEGENSI. 2 Kemampuan Mental. Individual Differences

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan test dan dinyatakan dalam bentuk nilai. Hasil belajar mempunyai

Adhyatman Prabowo, M.Psi

INTELIGENSI. Pertemuan pertama

TES INTELIGENSI DARI WECHSLER (David Wechsler, pimpinan ahli psikologi RS Bellevue, New York)

Cabang-cabang psikologi perkembangan fungsionalisme

Teori-Teori Inteligensi

Pengertian intelegensi bermacam-macam dapat diartikan 1. Kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir

PENGANTAR PENGUKURAN BAKAT NENY ANDRIANI, M.PSI,PSIKOLOG

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

Penempatan Pegawai. School of Communication & Business Inspiring Creative Innovation

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Intelegensi Terhadap Prestasi belajar Siswa. untuk variabel intelgensi berpengaruh ke prestasi belajar sebasar 0.

School of Communication Inspiring Creative Innovation. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior) Pertemuan ke-2

Nama : Eka Rezeki Amalia NIM : Matkon IV A

PETUNJUK: HARAP LAMBANG SPEAKER DIKLIK UNTUK DAPAT MENDENGAR SUARA SN PERILAKU ORGANISASI 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

Peranan Intelegensi Terhadap Perkembangan Keterampilan Fisik Motorik Peserta Didik Dalam Pendidikan Jasmani

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT INTELEGENSI MAHASISWA PG PAUD UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

INTELIGENSI. Kuliah 6 Psikodiagnostik

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama secara efektif. Sumber daya manusia yang memiliki

Pendekatan thd intelegensi. General factor specific factor

BAB II KAJIAN TEORETIK

ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN

TES INTELLIGENSI. NENY ANDRIANI, M.PSI, PSIKOLOG, CH, CHt, M.NLP

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan proses pembangunan suatu negara ditentukan oleh banyak

Berdasarkan pemikiran ini Amthauer menyusun sebuah tes yang dinamakan IST dengan hipotesis kerja sebagai berikut:

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Oleh: Arumi Savitri Fatimaningrum

PERKEMBANGAN KOGNITIF DAN INTELIGENSI PADA ANAK DAN REMAJA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Kuasa, maka selesailah buku

BAB II KAJIAN TEORITIK

Tes Inteligensi: WISC

Instrumen Psikologis

TEORI INTELEGENSI GUILFORD

Pengembangan SDM Prinsip dan Proses Pembelajaran

Pengantar Psikodiagnostik

Modul ke: Tes Inteligensi. Skala Inteligensi Wechsler. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi. Psikolog. Program Studi Psikologi.

INTELEGENSI SEBAGAI FAKTOR BELAJAR. Oleh : Maftuh

BAB II LANDASAN TEORI

INTELEGENSI. Farida Agus Setiawati dan Rita Eka Izzaty

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

Bentuk-bentuk Gejala Jiwa dan Implikasinya dalam Pendidikan

ANALISIS KARAKTERISTIK SISWA

Teori Belajar Motorik. Kode Mata Kuliah: PKO : IKOR: Dosen Penanggung Jawab:

Oleh: Idha Handayani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Veronica A.M. Kaihatu, S.Psi, M.Si. Disampaikan dalam: TEMIL APSI 28 September 2013

PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH TRIGONOMETRI DITINJAU DARI TINGKAT IQ

I. PENDAHULUAN. Ada empat segi keterampilan berbahasa yakni keterampilan menyimak/

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

GEJALA-GEJALA JIWA 1. Pengamatan

Foundations of Individual Behavior. Dr. Syafrizal Chan, SE, M.Si

BAB 2 LANDASAN TEORI. Kata motivasi digunakan untuk menjelaskan suatu dorongan, kebutuhan, atau. keinginan untuk melakukan sesuatu (Slavin, 1991).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Bloom (1966) prestasi belajar siswa mencakup tiga domain yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun. Pada masa ini proses

KESULITAN BELAJAR SPESIFIK

BAKAT & INTELEGENSI. Cattel m coba menemukan perbedaan2 individu dlm hal: - ketajaman sensoris (indra) - kekuatan otot 10 aspek - kemampuan mental

BAB II LANDASAN TEORI

Tes bagian yg integral dari pengukuran.pengukuran hanya bagian dari evaluasi

MENURUT WECHSLER 1. Entitas atau kuantitas yang mampu diukur oleh tes-tes inteligensi bukanlah kuantitas sederhana. Dengan demikian inteligensi tidak

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

TES KELOMPOK : TES INTELIGENSI & TES MINAT DAN BAKAT. Kuliah 9 Pengantar Psikodiagnostik

Oleh Farida Agus Setiawati, M.Si

2016 PENGARUH MED IA PUZZLE KERETA API D ALAM MENYAMBUNGKAN SUKU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK D OWN SYND ROM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

data yang selanjutnya diikuti dengan menata, menilai, dan menafsirkan data yang terkumpul.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang mencetak tenaga kerja mempunyai tanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

JASSI_anakku Volume 18 Nomor 2, Desember 2016

5 Tes Bakat Diah Widiawati, M.Psi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Luar Biasa bertujuan untuk membantu peserta didik yang

KESULITAN BELAJAR PADA PESERTA DIDIK

KONSTRUKSI ALAT UKUR & PENYUSUNAN SKALA PSIKOLOGI

KECERDASAN VISUAL-SPASIAL PADA ANAK BERKESULITAN BELAJAR MATEMATIKA

Feresi Daeli ( )

BAB I PENDAHULUAN. setelah proses berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah

I. PENDAHULUAN. cerdas, dan produktif (Adisasmito, 2010). Kualitas sumber daya manusia dapat dilihat salah satunya melalui prestasi

KURANGNYA FAKTOR-FAKTOR KEMAMPUAN INTELEKTUAL YANG MENGHAMBAT MAHASISWA DALAM MELAKSANAKAN UJIAN SKRIPSI PADA KAMPUS STIE PANCASETIA BANJARMASIN

BAB II LANDASAN TEORI. Matematika, sejak peradaban manusia bermula, memainkan peranan

1. DEFINISI MURID TUNA CAKAP BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap anak berpotensi mengalami masalah dalam belajar,

ORIENTASI BARU DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN. Sugihartono, M.Pd dan Tim

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

PSI-KOMATH RAHASIA SUKSES PSIKOTES MATEMATIKA

BAB II KAJIAN TEORETIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Modul ke: Tes Inteligensi Wechsler Adult Intelligence Scale Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi

TES PSIKOLOGIS (TES KRAEPELIN) Dra. Hj. SW. Indrawati, M.Pd., Psi Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan FIP UPI Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

BAB V PEMBAHASAN. yang dilihat dari kemampuan representasi visual, simbolik dan verbal. Tunggangri, berikut adalah pembahasan dari temuan peneliti.

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan berpikir matematika tingkat tinggi

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tujuan pendidikan formal di sekolah-sekolah atau di lembagalembaga

Transkripsi:

PSIKOLOGI INDUSTRI Berbagai Kemampuan Manusia Agus Riyanto,M.T Bandung, 2007 Psikologi Industri 1

Berbagai Kemampuan Manusia Pengantar Kemampuan dasar manusia Kemampuan yang berkaitan dengan pekerjaan Intelegensia (kecerdasan) Psikologi Industri 2

Pengantar (1) Secara umum kemampuan manusia dapat dikelompokan menjadi : 1. Kemampuan dasar 2. Kemampuan yang berkaitan degan pekerjaan Psikologi Industri 3

Pengantar (2) Kemampuan dasar merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia, dan hanya berbeda dalam ti ngkatan/intensitasnya saja. Seperti misalnya berbagai kemampuan mental dan ketrampilan- ketrampilan psikomotor Psikologi Industri 4

Pengantar (3) Keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan merupakan kemampuan yang lebih bersifat unik, yang ada pada individu yang mempelajari suatu kegiatan khusus tertentu, misalnya kemampuan untuk menjalankan mesin atau kemampuan untuk memprogram komputer. Psikologi Industri 5

Kemampuan Dasar Manusia (1) J.Tiffin dan E.J.McCormick : a. Kemampuan mental b. Kemampuan mekanikal c. Kemampuan psikomotor d. Kemampuan visual Psikologi Industri 6

Kemampuan Dasar Manusia (2) Kemampuan mental seringkali disebut juga sebagai kecerdasan atau intelegensia yaitu kemampuan yang berhubungan dengan kemampuan kognitif (pikiran) manusia. Psikologi Industri 7

Kemampuan Dasar Manusia (3) Kemampuan mekanikal juga tergolong sebagai kemampuan kognitif manusia, namun yang khusus berkaitan dengan pengertian akan hubunganhubungan mekanis, pengenalan alat-alat untuk berbagai kegunaan yang berbeda, dan kemampuankemampuan kognitif lainnya yang berhubungan. Juga berhubungan dengan persepsi dan manipulasi dari hubungan-hubungan spatial (keruangan). Psikologi Industri 8

Kemampuan Dasar Manusia (4) Kemampuan psikomotor mencakup kemampuan-kemampuan yang dikenal sebagai dexterity (kemampuan jari jemari), kemampuan motorik, koordinasi matatangan, serta aspek-aspek lain yang membutuhkan kegiatan otot dan juga melibatkan pengendalian secara visual. Psikologi Industri 9

Kemampuan Dasar Manusia (5) Hampir semua kegiatan membutuhkan / melibatkan kemampuan visual didalamnya. Namun ada kegiatan-kegiatan tertentu yang memang membutuhkan kemampuan visual sebagai suatu kemampuan y ang utama, seperti pekerjaan pemeriksaan, operasi dari mesin-mesin, pekerjaan kantor dll. Psikologi Industri 10

Kemampuan Dasar Manusia (6) Ada beberapa hal penting sehubngan dengan kemampuan visual, yaitu : 1. Visual actuity (ketajaman penglihatan), yang berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam membedakan detildetil hitam putih. 2. Depth perception / stereopsis (kedalaman persepsi), fungsi ini mempunyai peran yang sangat penting agar seseorang dapat mempersepsi hubungan spatial (keruangan) dengan tepat. 3. Color discrimination atau kemampuan untuk membedakan warna (buta warna) Psikologi Industri 11

Kemampuan Yang Berkaitan Dengan Pekerjaan Merupakan kemampuan yang mempunyai relevansi khusus dengan jenis-jenis pekerjaan tertentu, yang didapat melalui pengalaman, pelatihan, ataupun pendidikan. Termasuk disini adalah kemampuan untuk mengemudi pesawat terbang ataupun kendaraan bermotor lainnya, kemampuan untuk membubut, dan kemampuan untuk memprogramkan komputer. Psikologi Industri 12

Pengertian Intelegensi (1) Secara harfiah, intelegensi berasal dari kata Latin intelligere, yang berarti menghubungkan atau menyatukan beberapa hal menjadi satu (to orginize, to relate). Dalam prakteknya, intelegensi diartikan secara berbeda oleh para ahli yang berbeda. Psikologi Industri 13

Pengertian Intelegensi (2) W. Stern, dalam kamus Paedagogik, mendeinisikan intelegensi sebagai daya untuk menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam situasi yang baru. Psikologi Industri 14

Faktor-Faktor Intelegensi (1) Faktor intelegensi (Spearman) : 1. Faktor G (General) atau disebut kemampuan umum (general ability) yang terdapat pada semua individu, tetapi berbeda satu dengan yang lain. 2. Faktor S (Special) yaitu khusus mengenai bidang tertentu saja. Karena sifatnya yang khusus itu, maka faktor S ini banyak ragamnya. Psikologi Industri 15

Faktor-Faktor Intelegensi (2) Tujuh kemampuan mental (L.L. Thurstone) : 1. Spatial visualization (S) 2. Perceptual speed (P) 3. Number facility (N) 4. Verbal comprehension (V) 5. Word fluency (W) 6. Memory (M) 7. Inductive reasoning (I) Psikologi Industri 16

Faktor-Faktor Intelegensi (3) Tiga dimensi struktur intelegensi (Guilford) : Dimensi Operasi : berdasarkan proses dasar psikologis yang terlibat. C Cognition M Memory D Divergent production N Convergent production E Evaluation Psikologi Industri 17

Faktor-Faktor Intelegensi (4) C- Cognition : menemukan kembali (mengenali kembali) informasi yang pernah diperoleh. M-Memory : mengingat sesuatu dari pengetahuan yang baru diperoleh. D-Divergent production : memberikan macam-macam alternatif dari suatu permasalahan yang diberikan dengan penekanan pada variasi, kuantitas dan relevansi dari output. Psikologi Industri 18

Faktor-Faktor Intelegensi (5) N-Convergent production : memberikan satu jawaban atau kesimpulan yang logis terhadap permasalahan yang diberikan. Penekanannya adalah pada tercapainya satusatunya hasil yang paling tepat/baik. E-Evaluation : kemampuan untuk menilai ketepatan dari hasil pemikiran seseorang. Psikologi Industri 19

Faktor-Faktor Intelegensi (6) Dimensi Materi / Isi : F Figural S Symbolic M Semantic B - Behavioral Psikologi Industri 20

Faktor-Faktor Intelegensi (7) F Figural : informasi dalam bentuk konkrit atau gambar dengan melibatkan unsur ukuran, bentuk dan warna. S Symbolic : informasi dalam bentuk simbol atau lambang atau tanda-tanda tertentu seperti angka, huruf dll Psikologi Industri 21

Faktor-Faktor Intelegensi (8) M Semantic : informasi dalam bentuk ideide atau pengertian tertentu, biasanya verbal. B Behavioral : informasi non figural dan non verbal. Meliputi interaksi antar manusia (situasi sosial), yang antara lain melibatkan sikap, kebutuhan, keinginan, persepsi, pemikiran. Psikologi Industri 22

Faktor-Faktor Intelegensi (9) Dimensi Produk : merupakan hasil dari proses pemikiran kita atau bentuk informasi selama di proses dan hasil dari proses tersebut. Macam macam produk : units, class, relations, systems, transformations dan implicatons. Psikologi Industri 23

Pengukuran Intelegensi (1) Intelegensi dapat diukur dengan menggunakan tes intelegensi. Pelopor : Binet (1905) Saat ini berkembang revisi binet atau mngembangkan tes lain. Psikologi Industri 24

Pengukuran Intelegensi (2) Taraf intelegensi = IQ (Intelligence Quetient) Menghasilkan suatu perbandingan antara kemampuan intelegensi seseorang dengan sesuatu ( yaitu kelompok umurnya, atau kelompok kelasnya) IQ = (mental age) / (cronological age) Psikologi Industri 25

Klasifikasi IQ : Intelegensi Pengukuran Intelegensi (3) Psikologi Industri 26

Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Intelegensi Pembawaan : dibawa sejak lahir ; berbeda pada tiap orang ; tidak dapat diubah. Kematangan : saat munculnya suatu daya, sesuai dengan taraf perkembangan seseorang. Pembentukan : faktor luar terhadap perkembangan intelegensi Minat : motor penggerak dari perkembangan intelegensi seseorang. Psikologi Industri 27