Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit

: SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

STRUKTUR DIAGRAM PONSEL FUNGSI DAN GEJALA KERUSAKAN KOMPONEN

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TRANSMISI DATA KOMPUTER PADA MONITOR DENGAN SISTEM WIRELES

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

STUDI PEMAHAMAN BLOK RANGKAIAN PENERIMA PADA TELEVISI TRAINER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

M. Ihsan Z

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar

Pengertian dan Cara Kerja Televisi

Dasar- dasar Penyiaran

VIII. PRINSIP PER-TELEVISI-AN

menggunakan sistem PAL (Phase Alternating Line), pemancar televisi digunakan untuk mengirimkan sinyal-sinyal suara dan sinyal-sinyal gambar

APLIKASI RADIO VHF PADA RANGKAIAN PENYADAP SUARA LAPORAN AKHIR

M. Ihsan Z

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

Bagan Kerja Handphone Beserta cara kerjanya

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

- S. Indriani Lestariningati, M.T- Week 3 TERMINAL-TERMINAL TELEKOMUNIKASI

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH / KODE : TEKNIK RADIO DAN TELEVISI / AK SEMESTER / SKS : VI / 2

PROSES MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA PESAWAT TV BERWARNA

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar&Penerima Televisi

Dasar- dasar Penyiaran

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. Dasar Teori

EDU ELEKTRIKA JOURNAL

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Dasar-dasar Penyiaran

SISTEM TV ANALOG BERWARNA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIONYA

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

BAB III PERANCANGAN ALAT

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

Energi dan Ketenagalistrikan

Television berasal dari perkataaan latin tele bermaksud jauh dan vision bermaksud pandangan atau melihat. Television digunakan untuk melihat

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

PEMANFAATAN KAMERA WIRELESS SEBAGAI PEMANTAU KEADAAN PADA ANTICRASH ULTRASONIC ROBOT

Makalah Seminar Kerja Praktek

PEMBAGIAN DIAGRAM BLOK DASAR PONSEL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH TEKNIK RADIO DAN TELEVISI KODE / SKS : KK / 2 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013.

RANCANG BANGUN RECEIVER MENGGUNAKAN MIKROFON WIRELESS DENGAN KELUARAN 4 BUAH SPEAKER

Pertemuan 10 PRINSIP KOMUNIKASI LISTRIK. Dahlan Abdullah Website :

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BOOSTER 300 WATT PADA PEMANCAR RADIO FM STEREO MHZ DENGAN MENGGUNAKAN MOS TRANSISTOR

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM PENGENDALI PERALATAN LISTRIK RUMAH TANGGA DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER AT89C2051

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK SISTEM PENGOLAHAN SINYAL VIDEO PADA EXCITER NEC PCU-1120SSP/1 DI STASIUN TRANSMISI TRANS TV SEMARANG

Dalam pengukuran dan perhitungannya logika 1 bernilai 4,59 volt. dan logika 0 bernilai 0 volt. Masing-masing logika telah berada pada output

BAB IV KAJIAN TERHADAP KOMPETENSI KEAHLIAN DAN PROGRAM SEMESTER

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ

Telekomunikasi Radio. Syah Alam, M.T Teknik Elektro STTI Jakarta

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

1. Pengertian Penguat RF

No Output LM 35 (Volt) Termometer Analog ( 0 C) Error ( 0 C) 1 0, , ,27 26,5 0,5 4 0,28 27,5 0,5 5 0, ,

SAKLAR YANG DIAKTIFKAN DENGAN GELOMBANG SUARA SEBAGAI PELENGKAP SARANA TATA SUARA

BAB II TEORI DASAR TELEVISI

Display Analog. Max resolution(x-px Y-px Z-Hz) 1 RCA, BNC,TV Aerial Plug, Mini-VGA,DIN 5- pin [2] Composite video.

Analisis Penerimaan Sinyal Ponsel Pada Sistem Komunikasi Selular

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

BAGIAN-BAGIAN PESAWAT PENERIMA TELEVISI

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

IMPLEMENTASI ALGORITMA LMS PADA SISTEM PENDETEKSI KERUSAKAN KOMPONEN PESAWAT TELEVISI BERWARNA BERBASIS KOMPUTER. Makalah Seminar Tugas Akhir

ROBOT OMNI DIRECTIONAL STEERING BERBASIS MIKROKONTROLER. Muchamad Nur Hudi. Dyah Lestari

VIDEO By y N ur N ul ur Ad A h d ay a a y n a ti t 1

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN INDIKATOR GALVANIC SKIN RESPONSE (GSR)

PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PENERIMA RADIO FM DENGAN KENDALl PC SKRIPSI. Oleh: BAMBANG SETIOBUDI

BAB III METODE PENELITIAN. blok diagram seperti yang terlihat pada Gambar 3.1. Sistem Blok Diagram Penelitian

Eksperimen Pengiriman Sinyal Televisi Dengan Pemancar TV Dan CCTV Serta Pemanfaatannya Dalam Pendidikan )

Jenis Jenis Kerusakan Monitor

Transkripsi:

1 Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 Toni Suhartanto *, Darjat **, Ajub Ajulian Z. ** Abstrak Televisi berwarna merupakan sebuah peralatan elektronik yang terdiri dari beberapa blok rangkaian elektronik yaitu rangkaian penerima gelombang TV, rangkaian sinkronisasi dan defleksi, rangkaian pembangkitan sinyal warna, rangkaian penstabil penerimaan gelombang TV, rangkaian suara, dan rangkaian catu daya. Adanya pembagian blok rangkaian ini mempermudah teknisi servis TV untuk mencari kerusakan TV. Dengan mengetahui dan memahami bentuk dan karakteristik sinyal masukan dan keluaran masing-masing blok rangkaian maka proses pencarian kerusakan komponen TV berwarna menjadi lebih mudah dan sederhana. Penelitiaan ini dilakukan dengan tiga tahap yaitu tahap pembelajaran teori dasar dan cara kerja televisi berwarna dari buku, artikel majalah, artikel internet, dan dari sumber-sumber yang lain. Tahap pemahaman karakteristik blok rangkaian televisi berwarna yaitu dengan mengadakan penelitian dan pengamatan tentang bentuk sinyal, besarnya tegangan dari masing-masing blok rangkaian. Tahap analisis data dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan wawancara dari beberapa narasumber. Karakteristik dari sinyal masukan dan keluaran masing-masing blok rangkaian TV berwarna yang diamati meliputi bentuk sinyal, frekuensi sinyal, dan amplitudo sinyal. Penelitian dilakukan dengan mengukur besar tegangan, mengamati karakteristik sinyal menggunakan osiloskop dan spektrum analiser, kemudian menganalisa karakteristik dari sinyal-sinyal tersebut dikaitkan dengan komponen-komponen penyusun blok rangkaian tersebut. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi di bidang elektronika, televisi mengalami perkembangan dari TV hitam putih menjadi berwarna, dari layar cembung menjadi layar datar, dari rangkaian analog menjadi rangkaian digital dan lain sebagainya. Perkembangan pada taraf produksi menuntut adanya perkembangan pada taraf perbaikan kerusakan televisi. Cara konvensional yang menggunakan dugaan dari teknisi dapat menyebabkan tingkat kerusakan menjadi lebih parah. Untuk itu perlu adanya teknik perbaikan kerusakan TV dengan metode komputerisasi yaitu pencarian kerusakan televisi dengan sistem 1.2. Identifikasi Masalah Dalam perjalanannya, pesawat TV yang kita beli cepat atau lambat pasti akan mengalami kerusakan, baik kerusakan pada audio maupun video. Sehingga perlu adanya suatu metode yang dapat mempermudah dalam menganalisa kerusakan tersebut. 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah pada Tugas Akhir ini meliputi : pengambilan data dari TV kondisi baik sebagai basisdata dan acuan dalam membantu pencarian kerusakan blok rangkaian televisi. Sistem pencarian kerusakan televisi berwarna ini menuntut pemahaman tentang karakteristik sinyal dan tegangan keluaran masing-masing blok rangkaian televisi berwarna dalam kondisi baik. Bentuk sinyal dan tegangan yang diperoleh dari penelitian dijadikan sebagai basisdata untuk membantu dalam perancangan perangkat keras sistem pengambilan data dan perangkat lunak sistem pencarian kerusakan blok rangkaian televisi berwarna. 1. Pesawat televisi yang dijadikan objek penelitian adalah televisi berwarna produk Polytron MX14/20323 dalam kondisi baik. 2. Penelitian difokuskan pada processor main unit utama IC STV 2286 pada TV Polytron MX/20232, serta pengamatan bentuk sinyal masukan dan keluarannya. 3. Tidak membahas serta menganalisa rangkaian elektronika pendukung lainya.

2 4. Tidak membahas perangkat lunak yang terdapat pada komponen penyusun televisi berwarna polytron MX14/20323. 5. Tidak membahas tentang kerusakan dan cara perbaikan kerusakan (troubleshooting) pada rangkaian televisi berwarna Polytron MX14/20323. 1.4. Rumusan Masalah Kenyataan dilapangan yang sering terjadi, menggugah penulis untuk mempelajari dan menganalisa blok processor main unit utama IC STV 2286 pada pesawat TV Polytron MX14?20323. 1.5. Tujuan Penelitian 1.6. Kegunaaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian adalah penulis mengenal processor main unit utama IC STV 2286 pada pesawat TV Polytron MX14/20323 beserta cara kerjanya, disamping itu mengetahui bentuk sinyal masukan maupun keluaran serta karekteristik sinyal tersebut. II. LANDASAN TEORI 2.1 Bagian Penerima Televisi Bentuk dasar diagram blok dari bagian penerima televisi warna terdiri dari bagian luar (antena), tuner, bagian suara (audio), bagian pengolah gambar/warna (video), sinkronisasi dan defleksi. Tujuan penelitian adalah mengenal blok processor main unit IC STV 2286 pada pesawat TV Polytron MX14/20323 beserta cara kerjanya. Yang nantinya penelit i akan mempelajari bentuk karakteristik sinyal masukan dan keluaran dari blok tersebut. Yang nantinya akan dibuat untuk mempelajari pendeteksi kerusakan TV dengan komputer. Penala AFT video IF AGC suara IF Detektor video Detektor FM luminan Pemisah sinkronisasi suara Defleksi vertikal Defleksi horizontal Speaker Matrik Tabung gambar A n o d a Sinkronisasi dan defleksi Fly Back Gambar 2.1. Diagram blok penerima

3 2.1.1 ANTENA Pesawat penerima televisi dari jenis apapun selalu dilengkapi dengan antenna. Antenna mempunyai bentuk yang sederhana, yang terdiri dari elemen-elemen alumunium yang dirakit sedemikian rupa, tetapi antenna mempunyai pengaruh yang besar terhadap penangkapan (penerima) sinyal-sinyal televisi, terutama pada tempat (lokasi) yang jauh dari stasiun pemancar. Adapun fungsi dari antenna televisi adalah untuk menangkap dan menerima sinyal atau gelombang yang dipancarkan oleh antenna pemancar. Adapun gelombang yang diterima oleh penerima pesawat televisi adalah gelombang VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency), karena kedua gelombang pembawa suara dan gelombang pembawa gambar mempunyai komponen frekuensi yang dipancarkan pada sebuah jalur frekuensi gelombang VHF atau UHF sebagai pembawa pada pancaran televisi berwarna. 2.1.2 TUNER ( penala ) Bagian tuner sering disebut juga sebagai bagian penala. Bagian ini sebagai penerima televisi, tuner televisi berwarna dengan penerima televis i monochrom mempunyai kedudukan yang sama. Tuner terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), mixer dan osilator lokal (lihat Gbr, 2.2). Dengan mixer dan osilator lokal gelombang TV dirubah menjadi sinyal frekuensi IF, untuk dapat diterima oleh penerima televisi. Bagian tuner dilengkapi converter (pengubah frekuensi), penguat HF (frekuensi tinggi), pada tuner memperkuat gelombang televisi maka S/N (sinyal/noise) dapat diperbaiki. Dari Antenna Sinyal pembawa gambar dan pembawa suara HF TUNER Gambar 2.2. Blok bagian Tuner 2.1.3 AFT (Automatic Fine Tuning) Rangkaian AFT berfungsi untuk mengatur frekwensi pembawa gambar dari penguat IF agar frekwensinya 38,9 MHz. Tegangan pengatur AFT diambil dari detektor 5,5 MHz yang mendeteksi penyimpangan dari harga 38,9 MHz, kemudian diumpan balikkan ke oscilator lokal pada tuner. 2.1.4 BAGIAN SUARA (audio) Mixer Osilator lokal Bagian penerima suara terdiri pendeteksi sinyal suara, penguat IF suara, detector FM dan penguat akhir. Proses pertama yang dilakukan adalah mendeteksi sinyal pembawa suara yang telah dipisahkan dengan gelombang pembawanya pada Demodulator Amplitudo, diterima penguat IF suara atau sound IF amplifier digunakan untuk melakukan penguatan terhadap sinyal IF suara selanjutnya masuk ke detektor FM untuk mendeteksi signal FM untuk diteruskan ke penguat dan membumikan signal AM yang lolos, kemudian signal FM dikuatkan lebih lanjut oleh penguat akhir. Ke penguat IF gambar Sinyal IF gambar dan suara Dari AFT

4 2.1.5 PENGERAS SUARA Pada Speaker signal Audio yang masih berupa arus listrik dirubah menjadi medan magnet, medan magnet tersebut akan menggetarkan membran speaker. Pada membran speaker getaran getaran tersebut disesuaikan dengan frekuensi pendengaran manusia sehingga getaran suara tersebut dapat menghasilkan keluaran suara yang dapat dinikmati dengan indra pendengaran (telinga). + + Gambar. 2.4.a. Loudspeaker tampak samping Gbr. 2.4.b. Loudspeaker tampak bawah 2.1.6 BAGIAN PENGOLAH GAMBAR (video) Proses pengolahan video gambar televisi warna terdiri dari penguat IF video, detektor video dan penguat video adalah sebagai berikut : -- 2.1.6.1 PENGUAT IF VIDEO IF video atau bagian penguat menengah video merupakan bagian yang menerima sinyal masukan dari bagian mixer. Sinyal IF gambar yang diterima dari bagian mixer, perlu diperkuat agar sinyal yang memiliki penguatan dan respon frekuensi yang cukup untuk penerima televisi. IF diberi tegangan AGC (Automatic Gain Control / pengatur penguatan otomatis) dan diberikan pada penguat HF di rangkaian tuner, sehingga output tegangan pada penguat IF selalu konstan walaupun tegangan input berubah-ubah. 2.1.6.2 DETEKTOR VIDEO Detektor video ini bertugas untuk memisahkan sinyal pembawa gambar dan suara. Sinyal gambar diperkuat dan dibersihkan dari sinyal-sinyal lain yang mengganggu. Output dari rangkaian detektor video yang bercampur disalurkan ke penguat gambar dan penguat sinkronisasi. Gelombang pembawa suara telah diperlemah didalam pesawat penerima agar didapatkan suatu pencampuran yang sempurna tanpa adanya gangguan antara suara dan gambar. Dari mixer penala IF video Detector video video Ke bagian penguat warna Ke bagian sinkronisasi Gambar 2.5. Garis besar blok bagian penerima gambar 2.1.6.3 PENGUAT VIDEO Bagian penguat video digunakan untuk menguatkan sinyal luminan hasil keluaran dari detector video, agar sinyal memiliki kekuatan yang cukup untuk menggerakan tabung gambar. Pada bagian penguat video dilengkapi beberapa rangkaian pengatur, seperti pengatur kontras, pengatur brightness yang disebut Automatic Brightness Limiter atau pengatur kuat cahaya secara otomatis, dan

5 berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi terhadap kemungkinan terjadinya muatan yang berlebihan yang disebabkan oleh kuat cahaya pada tabung gambar. Disamping itu juga dilengkapi dengan rangkaian pembangkit searah (DC) sinyal televisi agar dapat menghasilkan gambar yang baik pada layar gambar. 2.3 PROCESSOR MAIN UNIT UTAMA IC STV 2286 IC STV2286 adalah sebuah rangkaian terpadu yang memproses signal PIF, SIF, Video dan Chroma untuk PAL, SECAM dan NTSC. 2.1.6 AGC (Automatic Gain Control) Sinyal output dari video detektor bisa berubah-ubah karena kekuatan gelombang TV berubah. Oleh sebab itu output dari video detektor dikirim ke rangkaian AGC untuk diatur penguatannya, kemudian diumpan balikkan ke penguat RF dan penguat IF. 2.1.7 BAGIAN SINKRONISASI DAN DEFLEKSI Bagian sinkronisasi dan defleksi terdiri dari bagian pemisah sinkronisasi (sinkronisasi separator), bagian defleksi vertikal, bagian defleksi horisontal dan bagian pembangkit tegangan tinggi. Kumparan Defleksi Vertical Kumparan Defleksi Horizontal Gambar 2.8. Contoh Yoke defleksi (kumparan defleksi) Gambar 2.11. IC STV 2286 TV berwarna polytron MX14/20323

6 III. METODE PENELITIAN Pengukuran objek penelitian dilakukan untuk setiap blok rangkaian penerima gelombang TV berwarna Polytron dengan mencatat tegangan dan frekuensi sinyal serta menggambar bentuk sinyal. Diantara titik-titik pengamatan yang diamati adalah : 1. Keluaran AGC Tuner 2. Keluaran SDA 3. Keluaran SCL 4. Keluaran Warna Merah 5. Keluaran Warna Hijau 6. Keluaran Warna Biru 7. Warna Merah 8. Warna Hijau 9. Warna Biru 10. Keluaran Horisontal 11. Keluaran Vertikal 12. Keluaran Audio Pemilihan titik-titik pengamatan ini berdasarkan studi pemahaman rangkaian umum televisi berwarna dikaitkan dengan rangkaian televisi berwarna Polytron. Titik-titik pengamatan ini meliputi keluaran AGC, keluaran SDA, keluaran SCL, keluaran warna merah, keluaran warna hijau, keluaran warna biru, penguat warna merah, penguat warna hijau, penguat warna biru, keluaran horisontal, keluaran vertikal dan keluaran audio. Titik pengamatan pada rangkaian penala yang diamati meliputi keluaran AGC pada pin 8 IC processor STV 2286. Titik pengamatan pada rangkaian suara yang diamati meliputi keluaran audio pada pin 55 IC processor STV 2286. Titik-titik pengamatan pada rangkaian gambar yang diamati meliputi keluaran warna blue, green, dan red pada pin 30, 31, dan 32 IC processor STV2286 dan keluaran penguat warna diperoleh dari masukan pin 30, 31, dan 32 yang kemudian dikuatkan dengan transistor. Titik-titik pengamatan pada blok rangkaian defleksi meliputi keluaran pin 47 IC processor STV 2286 sebagai keluaran defleksi horisontal, keluaran pin 48 IC processor STV 2286 sebagai keluaran defleksi vertikal. Penelitian ini menggunakan sebuah TV berwarna Polytron dalam kondisi baik sebagai objek penelitian yang merupakan data referensi, alat pengukur tegangan (multimeter digital), alat untuk mengetahui bentuk gelombang (osiloskop), dan alat untuk mengambil gambar bentuk sinyal berupa kamera digital. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN Secara garis besar blok rangkaian televisi berwarna secara umum memiliki bagian penerima gelombang TV, bagian audio, bagian video, bagian sinkronisasi dan defleksi, serta bagian catu daya. Demikian juga pada rangkaian televisi Polytron MX14/20323. 4.1 Keluaran AGC Tuner Rangkaian tuner akan mengubah gelombang HF menjadi gelombang IF konstan. Gelombang keluaran tuner masih mengandung sinyal gambar, sinyal sub warna, dan sinyal suara. Keluaran tuner dapat dilihat pada pin no.8 yang akan dihubungkan melalui rangkaian bus, dan selanjutnmya ke rangkaian tuner. Gambar 4.2 Sinyal keluaran AGC Tuner 4.2 Keluaran SDA SDA adalah bagian data yang berfungsi sebagai penyimpan data yang akan diproses pada I 2 C Bus Decoder. Sinyal keluaran pin 52 IC STV2286 merupakan sinyal keluaran dari rangkaian SDA. Sinyal ini kemudian diumpankan ke IC 701 HBM-00-01 sebagai sinyal masukan.rangkaian.

7 bawah. Yang membedakan dari ketiga sinyal tersebut adalah level amplitudo masing-masing sinyal yang menunjukkan tingkat ketajaman warna dari gambar yang akan ditampilkan pada monitor CRT 4.3 Keluaran SCL Gambar 4.3 Sinyal keluaran SDA SCL adalah bagian clock yang berfungsi sebagai pewaktu/timer pada I 2 C Bus Decoder. Sinyal keluaran pin 51 IC STV2286 merupakan sinyal keluaran dari rangkaian SCL. Sinyal ini kemudian diumpankan ke IC 701 HBM-00-01 sebagai sinyal masukan.rangkaian. Gambar 4 4 Sinyal keluaran SCL 4.4 Keluaran Warna Merah, Hijau dan Biru. Keluaran dari sinyal warna Red, Green, dan Blue terdapat pada pin 32, 31, dan 30 dari IC STV2286, yang merupakan sinyal keluaran demodulasi warna. Ketiga sinyal ini kemudian diumpankan ke rangkaian penguat warna yang terdapat dalam rangkian Matrik.. Sinyal krominan yang terdiri dari tiga warna primer yaitu warna merah, hijau, dan biru, masing-masing memiliki bentuk sinyal yang hamper sama seperti gambar 4.9 di Gambar 4.5 Sinyal keluaran warna merah, hijau dan biru 4.5 Rangkaian Warna Merah, Hijau Dan Biru Sinyal krominan, Red, Green, dan Blue, kemudian diperkuat sebelum diumpankan ke tabung CRT. Rangkaian penguat sinyal krominan ini menggunakan beberapa rangkaian transistor. Dari hasil pengukuran tersebut diatas dapat diketahui bahwa sinyal masukan mengalami penguatan tegangan rata 50 kali, hingga 100 volt. Karena besarnya tegangan DC pada rangkaian keluaran penguat warna merah, hijau dan biru adalah sebesar 100V. Dengan demikian osiloskop tidak bisa menangkap keluaran sinyal tersebut. 4.6 Rangkaian Keluaran Vertikal dan Horisontal Rangkaian defleksi terdiri dari empat bagian yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertikal, rangkaian defleksi horisontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi. Sinyal keluaran pin 47 dan pin 48 IC STV2286 merupakan sinyal drive vertical dan sinyal drive horisontal yang mengandung sinyal sinkronisasi. Kedua sinyal ini kemudian

8 diumpankan ke bagian defleksi vertikal dan defleksi horisontal. Setelah dikuatkan kemudian di umpankan ke bagian matrik. mengakibatkan gangguan permanen pada penerimaan signal televisi. Pada bagian pengolah IF Audio RF dan Video RF berhubungan satu dengan lainnya, sehingga kerusakaan pada salah satunya dapat mempengaruhi pada bagian yang lain. IC301 STV2286 merupakan IC kombinasi yang berfungsi sebagai pemroses pembangkit oscillator horizontal/vertical, AGC, AFT, dan Screen Control. Gambar 4.6 Sinyal keluaran vertikal. 4.7 Keluaran Audio Sinyal keluaran pin 55 IC STV2286 merupakan sinyal audio, yang akan dikuatkan dibagian penguat audio dan kemudian di hubungkan ke bagian speaker. Tegangan keluaran sinyal audio ini dipengaruhi oleh besar kecil volume, pada saat pengukuran kita memakai volume 10. 5.2 SARAN Untuk pengembangan dan penyempurnaan hasil penelitian ini lebih lanjut, maka penulis menyampaikan saran agar dilakukan penelitian untuk akuisisi data dengan menggunakan basis komputer. untuk sistem pencarian kerusakan blok rangkaian televisi berwarna. Dalam penggunaan alat analisa gangguan televisi berwarna ini perlu memperhatikan beberapa hal penting. Hal ini disarankan oleh penyusun agar keselamatan pengguna maupun alat tersebut terjaga, dan alat tersebut terhindar dari kerusakan permanen. Hal-hal tersebut antara lain adalah: Perikasa kembali kabel-kabel tempat tes point maupun alat ukur untuk menghindari konsleting listrik Untuk pengukuran tegangan ataupun arus sebaiknya dilakukan beberapa kali untuk menghindari kesalahan pembacaan skala alat ukur. Gambar 4.8 Sinyal keluaran audio. V. PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Pada bagian tuner merupakan rangkaian penerima yang sangat sensitif, rangkaian ini mudah terpengaruh oleh kabel kabel yang ada didekatnya dan dapat

9 DAFTAR PUSTAKA [1] Buchsbaum, Walter H., John P. S., Panduan Reparasi TV Lengkap, Edisi Kedua. P.T. Elex Media Komputindo, Jakarta, Januari 1994. [2] Grob, Bernard, Sistem Televisi dan Video, Edisi ke-5, Erlangga, Jakarta, 1991. [3] Irawan, Adimas Ari, Panduan Reparasi Peralatan Televisi Berwarna, Bagian I dan II, C.V. Aneka, Solo, 2002. [4] Maini, A. K. Basic Television transmission and Reception Monochrome and Color, 2 nd Edition. CBS Publisher and Distributor, Delhi, India, 1984. [5] Rio, Reka, dan Yoshikatsu Sawamura, Teknik Reparasi Televisi Berwarna, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2001. [6] Shimoshio, yoshifumi, dan Nonot Harsono, Rangkaian dan Sistem Komunikasi, Politeknik Elektronika Surabaya, ITS,1993. [7] Data sheet IC STV/www.st.com,, Maret 2001. Toni Suhartanto, lahir di Batang pada tanggal 04 Desember 1978. Menempuh pendidikan dasar di SDN 02 Plelen tahun 1985-1991, pendidikan menengah pertama di SLTPN 01 Gringsing tahun 1991-1994, pendidikan menengah atas di SMU Muhammadiyah 01 Weleri tahun 1994-1997, dan pendidikan diploma di Politeknik Undip Semarang tahun 1997-2000. Sejak 2002 hingga saat ini masih menempuh studi Strata-1 di Jurusan Teknik Elektro Universitas Dipongoro Semarang, mengambil konsentrasi Elektronika Telekomunikasi. Pembimbing I Semarang, Pebruari 2007 Menyetujui dan mengesahkan, Pembimbing II Darjat, S.T., M.T. Ajub A. Z, S.T., M.T. NIP. 132 231 135 NIP. 132 205 684