PROSES MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA PESAWAT TV BERWARNA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROSES MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA PESAWAT TV BERWARNA"

Transkripsi

1 PROSES MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA PESAWAT TV BERWARNA Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mengikuti Ujian Sarjana Untuk Mencapai Gelar Ke-Sarjanaan Disusun Oleh : NAMA : IMAM SUSANTO NIM : JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2007

2 SURAT PERNYATAAN Bahwa saya yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : IMAM SUSANTO Tempat / Tanggal Lahir : Brebes / 01 Januari 1984 NIM : Fakultas / Jurusan : Teknologi Industri / Teknik Elektro Universitas Mercu Buana, Jakarta Barat Alamat : Jl. Kosambi Raya No. 62 D (ABC) Kosambi Cengkareng Jakarta Barat Telp / Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir ini yang berjudul PROSES MEMPERBAIKI KERUSAKAN PADA PESAWAT TV BERWARNA memang benar hasil karya saya sendiri dengan bantuan dosen pembimbing tugas akhir. Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Jakarta, 14 Juni 2007 (IMAM SUSANTO)

3 LEMBAR PENGESAHAN Proses Memperbaiki Kerusakan Pada Pesawat Tv Berwarna Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Guna Mengikuti Ujian Sarjana Untuk Mencapai Gelar Ke-Sarjanaan Disusun Oleh : NAMA : IMAM SUSANTO NIM : Mengetahui dan Mengesahkan Dosen Pembimbing Tugas Akhir Koordinator Tugas Akhir Teknik Elektro (Ir. Yudhi Gunardhi, MT.) (Ir. Yudhi Gunardhi, MT.) Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri ( Ir. Budi Yanto Husodo, MSc)

4 ABSTRAKSI Kerusakan-kerusakan yang terjadi pada televisi berwarna sangatlah beragam, dari mulai kerusakan yang sifatnya ringan sampai pada tingkat kerusakan yang paling sulit untuk diperbaiki. Sebab-sebab gangguan yang mengakibatkan kerusakan pada pesawat televisi juga sangat fleksibel. Semua hal ini tentunya tidak terlepas dari kemungkinan-kemungkinan pemakaian komponen elektronika yang sudah berumur (lama), dan perlu penggantian komponen yang baru, karena biasanya komponen yang lama sudah tidak dapat bekerja dengan baik, tentunya kinerja komponen ini akan mempengaruhi gambar ataupun suara pada televisi. Dan biasanya bila kerusakan pada komponen itu dibiarkan, tentunya akan membuat kerusakan itu merambah ke komponen yang lain, sampai pada titik puncaknya yaitu komponen itu akan mati total dan televisi juga tidak akan menyala. Dalam penulisan Tugas Akhir ini akan dijelaskan mengenai kerusakankerusakan pada televisi berwarna, seperti tidak ada gambar, tidak ada suara, tidak ada warna dan mati total serta tidak dapat menala siaran dari stasiun pemancar televisi. Dengan demikian semoga uraian tentang tugas akhir ini mampu mengatasi masalah - masalah yang sering muncul pada kerusakan televisi.

5 ABSTRACT The problems which happen to coloured televisions are very various, start from the light one until the most difficult one which is difficult to be repaired. The causes that cause some problems to televisions are also very flexible all these things are not irrespective of the possibilities of electronical components using which have been old and need to be changed with the new ones, because the old components usually haven t been able to work well, so of course this can influence the picture or sound of televisions. And if we let the damage of the component, it will spread to other components, until its top level that is the components will not work totally and finally the television will not start. In writing of this Final Task, it will be explained about the problems on coloured televisions, such as there is no picture, no sound, no colour, totally off and can t tune the newscast from television transmitter station. I do hope that the explanation in this Final Task could overcome the problems which often happen to the damage of television

6 KATA PENGANTAR Alhamdulillah, segala puji syukur ke hadirat Allah SWT, penulis panjatkan atas segala nikmat dan karunia yang telah diberikan, terutama nikmat Islam, Iman dan kesehatan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW dan keselamatan bagi para pengikut pengikutnya. Penulis bersyukur dan berterimakasih, karena berkat kasih sayang dan pertolongan Allah SWT, serta do a dari kedua orang tua tercinta, dan kepada teman teman serta sahabat tercinta, akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan dan penulisan tugas akhir ini dengan baik dan sesuai dengan waktunya. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Kedua Orang Tua, dan kelima saudaraku tercinta yang selalu memberikan bantuan dan dorongan serta mendoakan penulis selama berada di jakarta demi tercapainya cita-cita, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Bapak Ir. Yudhi Gunardhi, MT.,selaku dosen pembimbing tugas akhir yang telah banyak meluangkan waktu, tenaga pikiran dan kesabarannya dalam memberikan bimbingan serta pengetahuannya hingga selesainya tugas akhir ini. 3. Bapak Ir. Yudhi Gunardhi, MT., selaku koordinator tugas akhir. 4. Bapak Ir. Budi Yanto Husodo, MSc., selaku ketua jurusan Teknik Elektro Universitas Meru Buana. 5. Dosen dosen dan staf T.U. teknik elektro Universitas Mercu Buana, terima kasih atas ilmu dan bantuan yang telah diberikan selama masa perkuliahan. 6. Agung dan ka Aiman, terima kasih atas segala fasilitas dan bantuan yang telah diberikan sehingga terselesaikannya tugas akhir ini

7 7. Teman teman satu jurusan : M. Firdaus, Adista S. N, Bagus S, Handoko, Indra Regisa dan seluruh angkatan 2003 teknik elektro, terima kasih atas dukungan, bantuan dan kerjasamanya selama perkuliahan. 8. Semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, sehingga pembuatan dan penulisan tugas akhir ini bisa selesai tepat pada waktunya. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih banyak kekurangannya, baik itu berupa penulisan kata maupun penjelasan materi. Untuk itu saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan laporan tugas akhir ini. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya. Jakarta, 14 Juni 2007 Penulis

8 DAFTAR ISI Hal PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... i ii iii v vii ix x BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penulisan Pembatasan Masalah Metode Penulisan Sistematika Penulisan... 3 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Rangkaian Tegangan Tinggi dan Tegangan Rendah Catu Tegangan Tinggi Flyback Catu Tegangan Rendah Rangakaian Penala (Tuner) Penguat HF Sirkuit Bagian Mixer Bagian Osilator Lokal Rangakaian Penguat IF (Intermediate Frequency) Rangakaian Detector Video Rangkaian Penguat Video Rangkaian AGC (Automatic Gain Control) Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian Suara Detektor 5,5 MHz... 15

9 2.9.2 Penguat Menengah Suara Detektor FM Penguat Akhir Rangkaian Catu Daya (Power Supply) Tabung Gambar Menghilangkan Magnetisasi (Degaussing) Menghilangkan Magnetisasi Secara Otomatis Menghilangkan Magnetisasi Secara Manual BAB III ANALISA KERUSAKAN PADA TELEVISI 3.1 Rangkaian Catu daya (Power Supply) Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian Penala (Tuner) Rangkaian IF Rangkaian AGC (Automatic Gain Control) Rangkaian Suara Rangkaian Detektor Video Rangkaian Penguat Video Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV Kondisi gangguan pada televisi Perkirakan rangkaian / komponen yang rusak Pembagian blok yang rusak Penggantian Komponen BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN SOLUSI PERBAIKAN TV 4.A Pengujian Alat Pengujian Rangkaian Catu Daya Pengujian Rangkaian Tegangan Tinggi Pengujian Pendistribusian Catu Daya 39 4.B Solusi Perbaikan Televisi BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

10 DAFTAR TABEL Tabel 1 Fosfor Layar Yang Lazim Untuk Tabung-Tabung Sinar Katoda.. 19 Tabel 2 Daftar Saluran Frekuensi Televisi (Mhz)

11 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Diagram Blok Televisi berwarna Gambar 2.2 Model Blok rangkaian Televisi Gambar 2.3 Tuner TV Gambar 2.4 Blok Bagian Tuner TV Gambar 2.5 Penguat IF Gambar 2.6 Rangkaian Pengatur Penguat Otomatis (AGC) Gambar 2.7 Diagram Blok Pengatur Penguat Otomatis (AGC) Gambar 2.8 Rangkaian defleksi horizontal dan vertikal Gambar 2.9 Diagram Blok Bagian Suara Gambar 2.10 Rangkaian suara Gambar 2.11 Rangkaian Catu daya Gambar 2.12 Tabung Gambar TV Berwarna Gambar 3.1 Garis Besar Diagram Blok Penerima TV Warna Gambar 3.2 Diagram Blok Televisi berwarna Gambar 3.3 Diagram Schematic Televisi Berwarna Gambar 3.4 Blok rangkaian Televisi Gambar 3.5 Rangkaian Regulator Televisi Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya Gambar 3.7 Trafo Flyback Gambar 3.8 Rangkaian Defleksi Horizontal Gambar 3.9 Defleksi Sinkronisasi Gambar 3.10 Rangkaian Sinkronisasi Gambar 3.11 Rangkaian Defleksi Vertikal Gambar 3.12 Tuner TV Gambar 3.13 Penguat IF Gambar 3.14 Rangkaian AGC Gambar 3.15 Rangkaian Suara dengan menggunakan IC Gambar 3.16 Rangkaian Suara dengan meenggunakan transistor Gambar 4.1 TV mati total, lampu indicator tidak menyala Gambar 4.2 Rangkaian regulator televisi Gambar 4.3 transistor Horizontal yang sering rusak

12 Gambar 4.4 TV mati total, tapi lampu indicator menyala Gambar 4.5 lampu indicator menyala, suara baik tapi tidak ada gambar Gambar 4.6 Raster gelap, meskipun screen flyback pada posisi maksimum.. 44 Gambar 4.7 televisi hanya muncul satu garis horizontal Gambar 4.8 gambar tergeser horizontal dan selalu berubah-ubah Gambar 4.9 Layar TV bergerak keatas atau kebawah Gambar 4.10 Gambar menyempit pada kedua sisi layar TV Gambar 4.11 Tinggi gambar TV tidak memenuhi layar Gambar 4.12 Penyusutan bagian atas dan bawah dan gambar tampak pendek 50 Gambar 4.13 Gambar terganggu oleh kanal lain

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan kemajuan sistem telekomunikasi yang sangat pesat, dunia elektronika memegang peranan yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan informasi. Melalui media televisi yang merupakan hasil dari pengembangan teknologi elektronika, sehingga kebutuhan akan informasi dapat terpenuhi sehingga kita dapat menerima informasi dengan mudah, cepat dan lengkap. Sebelum televisi ditemukan, teknologi tercepat untuk mendapatkan informasi adalah radio. Walaupun dalam teknologi ini informasi yang kita dapatkan hanya dalam bentuk suara. Jenis dari televisi yang kita ketahui hanya ada dua, yaitu televisi hitam putih dan televisi berwarna.dari kedua jenis televisi ini yang membedakan hanyalah warna yang dihasilkannya. Disamping itu sekarang perkembangan televisi sudah sangat pesat kemajuannya, dari yang sifatnya konvensional berubah menjadi teknologi digital. Pada TV digital, semua fungsi telah terprogram dalam IC (Integrated Circuit). Oleh karena itu, pada Tugas Akhir ini akan dijelaskan berbagai persoalan yang muncul pada televisi dan solusinya, terutama masalah pada televisi berwarna dari mulai permasalahan gambar maupun audionya serta masalah pada tegangan catu dayanya. 1.2 TUJUAN PENULISAN Tugas Akhir ini di buat dengan tujuan sebagai berikut : Merangkai papan /chasis pesawat televisi dengan mesin televisi yang sudah dilengkapi dengan system digital. Mengenal trouble / kerusakan televisi dan cara mendeteksi serta memperbaikinya Dengan mesin pesawat televisi tersebut, akan dijelaskan masing masing dari blok televisi, sehingga dapat memberikan informasi mengenai bagianbagian televisi dan apa saja komponen yang rentan mengalami kerusakan.

14 1.3 PEMBATASAN MASALAH Dengan menyederhanakan masalah akan mempermudah dalam menganalisa tanpa harus kehilangan fungsi dasar dari pesawat televisi tersebut, maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut : Mesin Televisi yang dirakit merupakan model keluaran terbaru sehingga system elektronikanya kompatibel dan tidak berbeda jauh dengan merek televisi yang ada di pasaran/ yang bermerek. Pesawat televisi yang dirakit pada dasarnya terdiri dari dua bagian yaitu mesin televisi itu sendiri dan tabung televisi. Penyusunan Tugas Akhir ini tidak akan terlepas dari perakitan televisi yang terdiri dari berbagai macam komponen televisi,meskipun demikian dalam penyusunan Tugas Akhir ini tidak membahas mengenai perhitungan masing masing komponen. Kerusakan televisi yang akan dibahas pada Tugas Akhir ini, seperti tidak ada gambar, tidak ada suara, tidak dapat menala siaran dari stasiun pemancar televisi, dan tidak ada warna. 1.4 METODE PENULISAN Langkah-langkah yang digunakan oleh penulis dalam menyusun Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut. a. Studi lapangan. Yaitu dengan mencari dan menemukan gagasan baru sebagai dasar dari perancangan Tugs Akhir ini. b. Studi Pustaka. Yaitu mengumpulkan bahan yang berhubungan dan relevan dengan Tugas Akhir. - mempelajari teori-teori yang menunjang pembuatan laporan Tugas Akhir. - membahas tiap-tiap bagian dari blok rangkaian televisi. c. Merakit mesin pesawat televisi serta melakukan pengujian terhadap mesin pesawat televisi, apakah sudah berfungsi atau berjalan sesuai dengan yang diinginkan.

15 1.5 SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini dibagi menjadi lima bab, dengan masing masing bab diuraikan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Berisikan hal-hal yang mendasari pengerjaan tugas akhir ini yang terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Membahas tentang landasan teori yang berhubungan dengan perangkat perangkat elektonik yang mendukung pembuatan tugas akhir ini secara teoritis. BAB III ANALISA KERUSAKAN PADA TELEVISI Berisikan tentang rangkaian rangkaian dari televisi berwarna, schematic diagram, dan komponen komponen dari rangkaian yang sering dan rentan mengalami kerusakan. BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN SOLUSI PERBAIKAN TELEVISI Melakukan pengujian terhadap alat dan menjelaskan hasil pengujian, serta menganalisa apakah hasil pengujian sesuai dengan yang diharapkan. Menjelaskan bagian bagian rangkaian yang sering mengalami kerusakan dan solusi perbaikannya. BAB V PENUTUP Isi dari bab ini yaitu kesimpulan dari Tugas Akhir ini.

16 BAB II LANDASAN TEORI Televisi yang kita ketahui adalah sebuah gambar bergerak yang disertai dengan suara. Gambar yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi (transmitter). Pada system pemancar televisi, ada dua informasi yang ditransmisikan yaitu sinyal suara dan gambar. Pada awalnya informasi visual diubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik sedangkan sinyal suara di pancarkan oleh modulasi frekuensi (FM) pada suatu gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar. Kemudian gelombang yang dipancarkan dari stasiun pemancar televisi akan ditangkap oleh antena televisi penerima (receiver). Chasis TV atau Rangkaian mesin Televisi adalah suatu perangkat yang terdiri dari beberapa rangkaian elektronika yang digunakan untuk menerima siaran televisi dengan tabung gambar sebagai tampilannya. Beberapa rangkaian ini merupakan kesatuan yang utuh, sehingga alat ini akan bekerja maksimal, jika semua rangkaian ini berfungsi dan saling terhubung antara rangkaian yang satu dengan rangkaian yang lain. 2.1 Rangkaian Tegangan Tinggi dan Tegangan Rendah Sebuah rangkaian Catu Daya berguna menyearahkan masukan AC (bolak balik) agar memberikan keluaran DC (arus searah). Chasis televisi memiliki beberapa penyearah daya pada tegangan-tegangan kerja arus searah (DC) yang dibutuhkan. Tegangan tinggi diperlukan untuk anoda, atau ultor tabung gambar. Tegangan rendah diperlukan untuk penguat penguat sinyal kecil seperti penguat penguat penyelarasan, penguat IF, penguat Kroma, dan tingkatan dalam penyetala RF. Kebutuhan tegangan catu daya dalam chasis TV mempunyai rincian sebagai berikut : - 25 kv untuk anoda tabung gambar atau ultor - 5 kv untuk kisi pemusatan tabung gambar V untuk kisi layar tabung gambar V untuk tingkat keluaran video V untuk tingkat keluaran horizontal - 18 sampai 35 Volt untuk penguat penguat yang menggunakan transistor transistor sinyal kecil dan unit-unit rangkaian terpadu (IC).

17 2.1.1 CATU TEGANGAN TINGGI FLYBACK Transformator keluaran horizontal T1 mempunyai gulungan tegangan tinggi yang memberikan tegangan sekitar 8,5 kv masukan pulsa tripler (pelapis tiga) tegangan. Unit ini memiliki tiga penyearah internal. Pulsa Flyback dibangkitkan oleh flyback horizontal yang cepat. Keluaran searah (DC) dari tripler yakni sekitar 25 kv dihubungkan ke tombol ultor pada tabung gambar. Kapasitasnya sebesar mendekati pf adalah kapasitor penapis CATU TEGANGAN RENDAH Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk tegangan searah lebih rendah jika dibandingkan dengan keluaran transformator horizontal T1. Tegangan rendah ini dihasilkan oleh kombinasi penyearah saluran yang memiliki masukan dari jaringan daya searah dan penyearah-penyearah yang dihubungkan pada setiap rangkaian- rangkaian berikutnya. AFT Rangkaian Suara Speaker Penala Penguat IF Detector Video Penguat Video CRT AGC Defleksi Sinkronisasi Catudaya Gambar 2.1 Diagram Blok Televisi berwarna

18 Rangkaian Penguat IF Defleksi Horizontal Rangkaian Penala Tuner Defleksi Vertikal Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian Chroma/Warna Rangkaian AGC sebagian di dalam tuner Rangkaian Suara Rangkaian Catu Daya Gambar 2.2 Blok rangkaian Televisi, model dan jenisnya bermacam macam, tergantung merek TV yang digunakan Secara garis besar blok tersebut memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut : 2.2 Rangakaian Penala (Tuner) Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), pencampur (mixer), dan osilator local. Mixer (pencampur) dan Osilator Local mempunyai fungsi untuk merubah gelombang atau sinyal televisi menjadi sinyal frekuensi IF (Intermediate Frequency), sedangkan penguat HF (frekuensi tinggi) mempunyai fungsi untuk memperkuat sinyal RF yang sebelumnya telah dipilih oleh selector

19 (pemilih gelombang) sesuai dengan frekuensi pemancar untuk kemudian hasil dari proses penguatan ini dimas ukkan pada bagian Mixer. Gambar 2.3 Tuner TV Jadi dengan kata lain Rangkaian penala berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antenna dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF. Dari Antena Sinyal pembawa gambar dan pembawa suara Penguat HF MIXER OSILATO R LOKAL Ke penguatt IF gambar Sinya l IF gambar dan suara Dari AFT Gambar 2.4 Blok Bagian Tuner TV. Di dalamnya terdapat rangkaian penguat IF dan kadang-kadang juga AGC Penguat HF - Penguat HF (penguat frekuensi tinggi) merupakan sirkuit yang digunakan untuk memperkuat sinyal RF yang teleh dipilih oleh bagian selector, untuk kemudian sinyal yang telah menjalani proses penguatan itu dimasukkan pada bagian mixer. - Syarat yang harus dipenuhi oleh rangkaian ini yaitu harus mampu membangkitkan atau menghasilkan penguatan (gain) yang besar, karena perbandingan sinyal atau noise (rasio S/N) pada televise warna ditentukan oleh bagian ini.

20 - Disamping harus menghasilkan penguatan yang besar, penguat HF juga harus mampu menekan menekan seminim mungkin distorsi yang mungkin timbul. Begitu juga karakteristik frekuensi pada penguat HF dalam hal Channel, frekuensi yang diterima harus bisa rata serta selisih penguatan antara channel-channel yang diterima harus bisa seminimal mungkin SIRKUIT BAGIAN MIXER - Bagian tingkat mixer (pencampur) ini berfungsi untuk mencampur sinyal pembawa yang diterima diterima dan dipilih oleh selector serta setelah diperkuat oleh penguat HF dengan sinyal RF yang datang dari bagian osilator local. - Untuk frekuensi pembawa gambar pada sinyal IF sebesar 38,9 MHz, sedangkan untuk pembawa suara sebesar 33,4 MHz, selisih antara pembawa gambar dengan pembawa suara dalam keadaan tetap, yaitu 5,5 Mhz. - Sinyal hasil dari keluaran mixer ini mempunyai ampitudo yang lebih tinggi dengan frekuensi yang lebih rendah. - Dengan demikian sinyal keluaran dari bagian mixer ini masih merupakan dua sinyal pembawa yaitu sinyal pembawa gambar dan sinyal pembawa suara. Dalam hal ini frekuensi suara jauh lebih rendah dibanding frekuensi yang ada pada sinyal pembawa gambar BAGIAN OSILATOR LOKAL - Osilator merupakan bagian yang digunakan untuk membangkitkan listrik AC frekuensi tinggi dengan amplitude serta rekuensi tertentu yang tetap (konstan). - Pada umumnya untuk penerima televisi warna, bagian osilator local ini menggunakan jenis osilator Colpits. Sebab jenis oskilator ini mempunyai sifat kestabilan yang bagus, juga sirkuitnya mudah dan sederhana. - Frekuensi dari osilator harus stabil karena jika osilator ini tidak stabil atau tergeser maka pesawat televisi tidak akan dapat memproduksi gambar.

21 2.3 Rangakaian Penguat IF (Intermediate Frequency) Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar. Gambar 2.5 Penguat IF. Lingkaran merah menunjukkan rangkaian IF dan sebagian berada didalam tuner Pada bagian penguat menengah ini merupakan bagian yang menerima sinyal masukan dari bagian mixer. Sedangkan tegangan masukan IF didapat dari bagian AGC (Automatic Gain Control) sehingga tegangan output pada penguat IF akan selalu konstan walaupun tegangan yang ada pada bagian inputnya bersifat variable. Disamping itu sinyal pembawa suara harus diambil lebih dahulu sebelum masuk lebih lanjut pada bagian detector video, dan sinyal yang diambil itu diumpankan ke bagian detector suara 5,5 MHz. Sinyal input yang diumpankan ke bagian AFT (Automatic Fine Tuning) juga diambil dari bagian ini. Dan perlu diketahui bahwa penguat IF terdiri dari tiga tingkat penguatan, ketiga penguatan dari rangkaian yang ada pada penerima televisi bergantung pada penguatan yang dilakukan oleh penguat IF, begitu juga baik buruknya gambar yang dihasilkan sangat ditentukan oleh karakteristik respon frekuensi penguat IF.

22 2.4 Rangakaian Detector Video Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video komposit yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara. Pada rangkaian ini sering menggunakan sebuah diode detector untuk menyearahkan sinyal gambar. Dioda detector mempunyai sifat linearitas yang baik dan memiliki distorsi yang kecil. Dioda yang digunakan pada rangkaian ini biasanya dari jenis germanium. Susunan sinyal gambar yang keluar dari output penguat IF diumpankan ke anoda detector dioda. Setelah dilakukan pendeteksian secukupnya polaritas dari sinyal gambar yang keluar dari katoda menjadi bertaraf negatif (berarti polaritas dari output katoda adalah negatif) 2.5 Rangkaian Penguat Video Rangakaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detector video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (Catode Ray Tube). Di dalam rangkaian penguat Video terdapat pula rangkaian ABL (Automatic Brightness Level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca. Disamping itu, pada rangkaian ini juga disertai dengan rangkaian pembangkit komponen searah (DC) sinyal televisi agar dapat menghasilkan gambar yang baik pada tabung gambar. 2.6 Rangkaian AGC (Automatic Gain Control) Rangkaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubah ubah baik channel yang satu dengan channel yang lainnya sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan. Cara kerja dari rangkaian ini yaitu apabila ada sinyal masuk melalui tuner, kemudian sinyal ini akan diumpankan ke bagian penguat pertama yaitu penguat HF, didalam penguat HF ini penguatan sinyal akan naik apabila taraf sinyal yang diterima turun dan sebaliknya penguatan sinyal akan turun apabila taraf sinyal yang diterima naik. Dengan kondisi yang demikian taraf sinyal masukan yang variable menjadi stabil. Semua taraf sinyal RF yang berguna akan dapat disajikan dalam taraf keluaran

23 amplitudo yang konstan pada detector video yang pada akhirnya amplitudo pada tabung gambar juga akan menjadi konstan. Ada tiga metoda untuk menghasilkan tegangan pengontrol AGC : yaitu metoda AGC dengan nilai rata-rata, metoda AGC dengan nilai puncak, dan metoda AGC dengan metoda AGC terkunci. Dari ketiga metoda tersebut yang paling banyak digunakan adalah metoda AGC terkunci. Karena metoda AGC tekunci ini hanya akan bekerja jika pulsa sinkronisasi ada sehingga gangguan yang disebabkan oleh noise hanya sedikit sekali. Dan metoda ini sistem kerjanya mampu menyesuaikan apabila terjadi perubahan cepat terhadap sinyal input. Sedangkan untuk kedua metoda yaitu metoda AGC dengan nilai rata-rata dan metoda AGC nilai puncak sekarang sudah tidak digunakan lagi karena dari kedua metoda ini masih terdapat noise sehingga sebelum sampai pada sirkuit deteksi AGC perlu adanya sikuit lagi untuk menghilangkan noise tersebut. Gambar 2.6 Rangkaian Pengatur Penguat Otomatis (AGC) Lingkaran biru Menunjukkan komponen AGC sebagian di dalam IC dan Sebagian Tuner

24 Antena Penguat RF MIxer Osilator Lokal AGC RF Penguat IF Penguat AGC Detector Video Detector AGC Penguat Video 1 Ke Penguat Video 2 Rangkaian Penghapus Nise Gambar 2.7 Diagram Blok Pengatur Penguat Otomatis (AGC) 2.7 Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV Rangkaian penstabil penerima gelombang TV di antaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima terlalu lemah. Sebaliknya, jika sinyal yang diterima terlalu besar, AGC dengan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (automatic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis. 2.8 Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertical, rangkaian defleksi horizontal dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi.

25 - Rangkaian Sinkronisasi : Pada rangkaian ini yang pertama harus dilakukan adalah memisahkan pulsa-pulsa sinkronisasi dari sinyal video. Pemisahan ini dapat dibedakan berdasarkan amplitudo. Untuk sinyal gambar biasanya berada pada taraf 30% sedangkan sisanya adalah susunan sinyal video yang tidak dikehendaki - Rangkaian defleksi Vertikal : Arus defleksi vertical dan arus control konvergensi masih diperkuat lagi oleh tingkat output vertical. Karena pada bagian output vertical ini membutuhkan daya yang lebih besar dari tingkat tingkat yang lain, maka pada bagian output ini dilengkapi dengan transistor yang mempunyai karakteristik daya tinggi. - Rangkaian defleksi horizontal : pada rangkaian ini berguna untuk mendefleksikan berkas, jadi pada bagian ini harus mampu mendefleksikan bintik telusur dalam tabung gambar secara horizontal (dari kiri ke kanan) dan juga harus sinkron dengan apa yang dilakukan oleh kamera. Dengan demikian bagina ini harus mampu membangkitkan arus listrik dengan bentuk gelombang gigi gergaji yang mempunyai frekuensi sebesar Hz. Gambar 2.8 Rangkaian defleksi horizontal dan vertikal sebagian berada di dalam trafo Flyback

26 2.9 Rangkaian Suara Suara yang kita dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM). Sebelumnya, sinyal ini dipisahkan dari sinyal pembawa gambar. Proses pertama kali yang dilakukan adalah pendeteksian sinyal pembawa IF suara yang mempunyai frekuensi 5,5 MHz, dimana frekuensi ini sama persis dengan selisih antara pembawa gambar dan pembawa suara, kemudian hasilnya diperkuat oleh sirkuit audio. Detector 5,5 MHz Penguat IF suara Detektor FM Penguat akhir Dari penguat IF gambar Gambar 2.9 Diagram Blok Bagian Suara Speaker Detektor 5,5 MHz Beda antara frekuensi sinyal pembawa gambar dengan sinyal pembawa suara adalah 5,5 MHz. Dengan mengambil selisih 5,5 MHz maka dihasilkan sinyal IF suara, selisih tersebut tidak akan pernah berubah Penguat Menengah Suara Sinyal IF suara dengan frekuensi yang lebih rendah, yaitu 5,5 MHz yang dikeluarkan dai detector 5,5 MHz dimasukkan ke tingkat penguat menengah suara untuk diperkuat lebih lanjut agar nantinya dapat dihasilkan level amplitudo yang cukup untuk keperluan detector FM. Dengan demikian fungsi utama penguat IF suara ( penguat menengah suara ) adalah untuk memperkuat sinyal IF suara Detektor FM Detektor suara (Sound Detector) digunakan untuk memisahkan sinyal audio (AF) dari sinyal IF termodulir yang frekuensinya masih cukup tinggi sehingga belum dapat didengar. Detektor yang digunakan dalam televise berwrna yaitu detector FM Penguat Akhir Bagian penguat akhir suara AF Amplifier (penguat audio frekuensi) digunakan untuk memperkuat sinyal-sinyal AF yang keluar dari detector suara. Pada bagian penguat akhir ini bisa terdiri dari dua tingkat dan bisa pula terdiri dari tiga tingkat. Untuk bagian tingkat terakhir, baik itu yang menggunakan sistem dua tingkat atau tiga tingkat penguatan, ada pula yang menggunakan sistem penguat tunggal dan

27 ada pula yang menerapkan sistem penguat balans. Macam ragam dari tingkat penguat akhir ini banyak sekali, bahkan untuk televisi keluaran baru seringkali dilengkapi dengan pengatur nada seperti bass dan treble. Sesudah sinyal AF itu diperkuat sesuai kebutuhan, maka sebagai keluarannya diumpankan ke speaker untuk diubah menjadi suara sebagaimana yang bisa didengar bersama. Gambar 2.10 Rangkaian suara. Jika Suara TV lemah atau tidak keluar, biasanya ada komponen yang rusak 2.10 Rangkaian Catu Daya (Power Supply) Rangkaian ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya didistribusikan ke seluruh rangkaian Pada gambar, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB dan daerah di dalam kotak merah. Daerah di dalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara itu, daerah didalam kotak merah adalah output catu daya yang selanjutnya akan mendistribusikan tegangan DC keseluruh rangkaian TV. Gambar 2.11 Rangkaian Catu daya, daerah putih menandakan daerah tegangan tinggi yang

28 2.11 Tabung Gambar Salah satu komponen yang paling berperan dalam menghadirkan gambar dan warna-warna adalah tabung gambar warna. Dalam tabung gambar TV warna terdapat tiga berkas electron yang dibangkitkan oleh tiga penembak electron. Satu penembak memancarkan berkas merah, satu penembak memancarkan berkas hijau dan satu penembak lagi memancarkan berkas biru. Masing-masing berkas yang dibangkitkan oleh ketiga penembak tersebut nantinya akan mengenai bintik-bintik fosfor merah, fosfor hijau dan fosfor biru yang secar efektif mengenai masingmasing fosfor, sehingga bintik-bintik itu menyala membentuk gambar warna yang baik. Masing-masing dari penembak electron tidak memancarkan berkas-berkas berwarna, melainkan memancarkan berkas electron yang bergetar pada frekuensi dan intensitas yang sama dengan warna-warna bersangkutan. Sebenarnya masingmasing bintik fosfor, yaitu bintik fosfor merah, hijau dan biru satu sama lain tidak bergandengan, tetapi karena letaknya nyaris berimpitan maka bayangan yang ditimbulkan kelihatan sebagai satu bintik, ( mata manusia tidak mempunyai kemampuan untuk menangkap sela-sela antara bintik. Untuk memperoleh reproduksi gambar dan warna yang benar-benar bagus dari setiap penampilan warna, maka setiap tabung gmbar TV warna harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut : 1. Tabung gambar TV warna harus mampu membangkitkan gambar atau bayangan dengan warna yang murni Yang dimasud dengan warna murni yaitu ketiga penembak elektron harus benar-benar menghasilkan warna asli (bukan warna pemalsuan), penembak electron merah harus menghasilkan bayangan yang benar-benar berwarna merah, penembak biru harus benar-benar menghasilkan warna biru, dan penembak hijau harus benar-benar menghasilakn warna hijau 2. Semua gambar atau bayangan yang dihasilkan oleh ketiga penembak elektron harus jatuh saling berhimpitan 3. Semua gambar atau bayangan harus berada dalam berbandingan intensitas yang tepat.

29 Baji karet untuk penyetelan Tombol Kontak Anoda Penjepit Magnet Leher Cincin Pemurni Penjepit gandar Rakitan Konvergensi Deflection yoke Lonceng atau corong Pelindung Magnet Layar bintik fosfor Gambar 2.12 Tabung Gambar TV Berwarna Tombol Kontak Anoda (ultor) untuk senapan electron memiliki tegangan tinggi positif yang diperlukan untuk mempercepat elektron electron menuju layar pada terang yang diinginkan. Ultor adalah istilah lazim digunakan untuk semua elektroda yang memiliki tegangan pemercepat maksimum. nilai tegangan untuk anoda yaitu : - 3kV untuk tabung gambar 1 inci - 10kV untuk tabung gambar 12 inci - 20kV untuk tabung gambar 19 inci - 30kV untuk tabung gambar 25 inci Rongga ultor pada tabung gambar mempunyai diameter sekitar ¼ inci (6,4 mm). Kabel penghubung dari sumber tegangan tinggi dipertahankan didalam rongga oleh

30 sebuah penjepit pegas. sebuah tutup isap karet dengan diameter sekitar 1 Inci (25,4 mm) menutup rongga guna melindunginya terhadap kontak dengan tegangan tinggi. Table 1 : FOSFOR LAYAR YANG LAZIM UNTUK TABUNG-TABUNG SINAR KATODA NIOMOR FOSFOR WARNA KETAHANAN PENGGUNAAN P1 Hijau sedang Osiloskop P4 Putih Sedang - singkat Tabung gambar monokrom P22 Sedang Tabung gambar tiga warna P31 Sedang - singkat osiloskop Merah, Hijau, Biru Hijau Untuk penyetelan kemurnian warna (color purity adjustment) pada tabung haruslah tepat, karena jika penyetelan warna yang tidak tepat akan mengakibatkan gambar yang jelek, warna tidak terfokus dan warna tampak berbayang. Dalam hal ini, kemurnian warna sangatlah penting, dengan mengaktifkan senapan-senapan merah, hijau dan biru secara berurutan akan menghasilkan raster-raster murni merah, hijau dan biru. Dengan semua ketiga senapan bekerja dan arus-arus berkas setimbang dengan tepat, rasternya akan seragam, yaitu putih netral. ada 2 langkah dasar untuk menyusun pengaturan pendaratan berkas secara tepat, yakni menggerakkan magnet pemurnian warna dan menggerakkan gander defleksi. 1. Pertama, berkas electron diarahkan oleh magnet pemurnian warna. Ia dipasang dibelakang gandar menuju soket tabung. Medan magnet dari cincin-cincin bertindak sebagai pengontrol pemusatan, sehingga ketiga berkas semuanya dapat diarahkan ke pusat-pusat defleksinya secara tepat 2. Kedua, gandar defleksi degerakkan sepanjang sumbu panjang tabung guna menempatkan pusat defleksi pada jarak yang sangat tepat dari topeng naungan (shadow mask). Penyetelan warna yang baik akan sukar didapat, dan barang kali tidak mungkin tercapai, kecuali jika konvergensi statik mendekati hampir tepat, dan magnetisasi tabung gambar dihilangkan MENGHILANGKAN MAGNETISASI (DEGAUSSING) TABUNG GAMBAR BERWARNA Degaussing berarti menghilangkan magnetisasi. Tujuan degaussing adalah menghilangkan flusks magnetic dari logam-logam yang yang telah termagnetisasi. Dalam pesawat penerima berwarna, casis baja dan penopangnya, yaitu kerangka

31 bagian dalam yang menahan toprng naungan, dan topengnya sendiri semuanya terpengaruh oleh magnetisasi yang terinduksi. Medan-medan magnet lokal ini dapat mempengaruhi lintasan elektrondidalm tabung gambar, yang menyebabkan kesalahan dalam pendaratan berkas dan mengakibatkan pencemaran kemurnian warna. Untuk alasan ini, pengeras suara, mainan dan alat-alat lain yang mengandung magnet sebaiknya dijauhkan dari peswat penerima berwarna, akan tetapi suatu medan, yakni medan magnet bumi dimana semuanya kita berada, tidak dapat dihindari. Magnetisme yang berkaitan dengan bumi (terrestrial) adalah alasan utama mengapa degaussing perlu bagi tabung-tabung gambar berwarna. Jika dibandingkan dengan tabung gambar monokrom, dalam tabung gambar televisi monokrom, magnetisasi bukanlah masalah. Akan tetapi untuk tabung televisi berwarna, magnetisasi mempengaruhi kemurnian warna dan konvergensi (pengumpulan) untuk ketiga berkas electron MENGHILANGKAN MAGNETISASI SECARA OTOMATIS Menghilangkan magnetisasi secara otomatis (ADG Automatic Degaussing) dirancang untuk menghilangkan magnet bumi, tidak peduli kearah mana pesawat televisi menghadap. Dengan cara ini, magnetisasi tabung gambar dihilangkan secara otomatis setiap kali penerima televisi dihidupkan, suatu susunan kumparan degaussing dipasang didalam kekang (harness) peopang tabung diatas, dibawah, dan pada sisi-sisi layar. Pada saat pertama kali televisi dihidupkan, suatu arus yang kuat dari masukan arus bolak-balik akan melalui kumparan ini, kemudian arus berkurang dengan cepat sampai suatu nilai yang dapat diabaikan dalam waktu kurang dari satu detik. biasanya akan terdengar terjadinya degaussing jika sebuah televisi berwarna mula-mula dihidupkan, yaitu terdengar suara chung yang singkat yang menyerupai dengung laminasi inti besi yang berlangsung seperbagian dari atu detik. efeknya tidak akan terlihat pada layer karena degaussing akan selesai jauh sebelum katoda tabung gambar mencapai temperatur pancarannya MENGHILANGKAN MAGNETISASI SECARA MANUAL Cara menghilangkan magnetisasi secara manual memang lebih sulit, karena dibutuhkkan kesabaran dalam menghilangkan magnet yang sudah menempel pada tabung gambar. Ada alat khusus yang digunakan untuk menghilangkan magnet dari tabung gambar, alat ini berupa kumparan, ada yang berbentuk cincin dan ada juga yang berbentuk inti besi, kedua alat ini mempunyai fungsi yang sama yaitu menghilangkan magnetisasi tabung gambar.

32 Dalam teknik menghilangkan magnetisasi, suatu medan arus bolak-balik yang kuat dihasilkan oleh arus 60 Hz dari jala-jala listrik. Umumnya alat ini mempunyai prinsip menciptakan suatu medan magnet yang bervariasi yang memiliki nilai rata-rata sebesar nol, dan kemudian menghilangkan medan secara pelan-pelan. Cara menggunakan alat ini yaitu masukan kumparan kedalam sebuah arus listri bolak-balik, dan sambungkan saklar, pegang kumparan dekat pada layer dan gerakan secara perlahan-lahan sejajar dengan layer, dengan ujung, dan dengan sisi-sisi cabinet TV. Lakukan hal ini beberapa kali untuk meliput keseluruhan bidang permukaan. Selanjutnya untuk menurunkan medan perlahan-lahan sampai ke nol, tariklah kumparan dari pesawat tersebut sejauh kabel daya akan mencapainya. taruhlah kumparan secara mendatar pada lantai, dan kemudian putuskan daya. Daya tidak boleh diputuskan selagi kumparan berada di dekat topeng naungan tabung gambar. Karena hal ini akan mengakibatkan arusnya terpotong pada atau di dekat nilai puncaknya. Maka suatu medan magnet yang kuat akan diindusir didalam topeng naungan oleh penurunan arus yang tajam, yang merupakan kebalikan dari apa yang diinginkan. dalam menggunakan alat ini pesawat televisi boleh mati (off) ataupun hidup (on) selama menghilangkan magnetisasi. Jika pesawat televisi dalam keadaan hidup, maka akan terlihat pola-pola warna yang indah pada layar jika kumparan dijauhkan. Degaussing melakukan lebih daripada menghilangkan magnet yang terinduksi sebelumnya, dia juga membentuk suatu medan magnet local yang secara parsial menghilangkan efek medan magnet.

33 BAB III ANALISA KERUSAKAN PADA TELEVISI Gambar 3.1 Garis Besar Diagram Blok Penerima TV Warna

34 AFT Rangkaian Suara Speaker Penala Penguat IF Detector Video Penguat Video CRT AGC Defleksi Sinkronisasi Catudaya Gambar 3.2 Diagram Blok Televisi berwarna

35 Gambar 3.3 Diagram Schematic Televisi Berwarna

36 Rangkaian Penguat IF Defleksi Horizontal Rangkaian Penala Tuner Defleksi Vertikal Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian Chroma/Warna Rangkaian AGC sebagian di dalam tuner Rangkaian Suara Rangkaian Catu Daya Gambar 3.4 Blok rangkaian Televisi, model dan jenisnya bermacam macam, tergantung merek TV yang digunakan

37 Gambar 3.5 Rangkaian Regulator Televisi Trafo switching Line filter Transistor yang mudah rusak Elco Apabila Rusak terlihat Menggembung bagian atasnya Gambar 3.6 Rangkaian Catu Daya

38 3.1 Rangkaian Catu daya (Power Supply) Rangkaian catu daya ini berfungsi untuk mengubah arus AC menjadi DC yang selanjutnya di distribusikan ke seluruh rangkaian. Pada rangkaian televisi, rangkaian catu daya dibatasi oleh garis putih pada PCB. Daerah didalam garis putih adalah rangkaian input yang merupakan daerah tegangan tinggi (live area). Sementara daerah diluar garis putih merupakan output catu daya yang selanjutnya mendistribusikan tegangan DC ke seluruh rangkaian TV. Bila salah satu komponen rangkaian catu daya rusak maka televisi tidak akan bisa menyala sama sekali. Pengontrol Kuat Cahaya Gambar 3.7 Trafo Flyback Masalah televisi yang sama sekali tidak muncul gambar dilayar tabungnya, hal ini terjadi karena adanya gangguan-gangguan pada bagian catu dayanya, serta rangkaian defleksi horizontalnya. 120 ohm 2SC1520 Gambar 3.8 Rangkaian defleksi Horizontal

39 3.2 Rangkaian Defleksi Sinkronisasi Rangkaian ini terdiri dari empat blok, yaitu rangkaian sinkronisasi, rangkaian defleksi vertical, rangkaian defleksi horizontal, dan rangkaian pembangkit tegangan tinggi. Jika terjadi kerusakan pada rangkaian defleksi vertical akan mengakibatkan gambar vertical memanjang. Sedangkan untuk rangkaian horizontal jika terjadi kerusakan pada rangkaian ini akan mengakibatkan televise tidak akan menyala dan biasanya akan terdengar suara derit pada trafo switching. IC Vertikal Transistor Horizont Gambar 3.9 Defleksi Sinkronisasi Jika televisi yang rusak terdapat garis miring atau strip-strip hitam yang tidak dapat dihilangkan dari rasternya, meskipun sinkronisasinya sudah diatur, hal ini dikarenakan adanya masalah pada bagian rangkaian horizontalnya. Gambar 3.10 Rangkaian Sinkronisasi

40 Pesawat penerima televisi pada umumnya memiliki bagian Output V, bagian ini perlu dikontrol apabila terdapat gangguan penyusustan bagian atas maupun bagian bawahnya. Tanda panah menunjukkan kerusakan komponen yang harus diganti dengan yang baru. 2SC SC1124 Gambar 3.11 Rangkaian Defleksi Vertikal 3.3 Rangkaian Penala (Tuner) Rangkaian ini terdiri dari penguat frekuensi tinggi (penguat HF), pencampur (mixer), dan osilator local. Rangkaian ini berfungsi untuk menerima sinyal masuk (gelombang TV) dari antenna dan mengubahnya menjadi sinyal frekuensi IF Gambar 3.12 Tuner TV 3.4 Rangkaian IF Rangkaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal hingga kali. Sinyal output yang dihasilkan penala (tuner) merupakan sinyal yang lemah dan sangat tergantung pada jarak pemancar, posisi penerima, dan bentang alam. Rangkaian ini juga berguna untuk membuang gelombang lain yang tidak

41 dibutuhkan dan meredam interferensi pelayangan gelombang pembawa suara yang mengganggu gambar. Jika rangkaian ini rusak maka gambar TV tampak bergeser, bahkan kemungkinan televisi tidak bisa menala siaran dari pemancar televisi. Rangakaian IF dan sebagian ada di dalam tuner Gambar 3.13 Penguat IF Trafo IF jika sudah rusak tidak bisa di-trim, dan harus diganti dengan trafo IF yang baru yang jenis dan kodenya sama, karena hampir semua merek televisi memiliki trafo IF yang berbeda-beda jadi untuk penggantian trafo IF ini tidak bisa sembarangan. 3.5 Rangkaian AGC (Automatic Gain Control) Rangakaian AGC berfungsi untuk mengatur penguatan input secara otomatis. Rangkaian ini akan menstabilkan sendiri input sinyal televisi yang berubahubah sehingga output yang dihasilkan menjadi konstan.

42 Gambar 3.14 Rangkaian AGC, Lingkaran Merah dan sebagain di dalam tuner 3.6 Rangkaian Suara Suara yang dapat di dengar adalah hasil kerja dari rangkaian ini, sinyal pembawa IF suara akan dideteksi oleh modulator frekuensi (FM), yang sebelumnya sinyal ini telah dipisahkan dari sinyal pembawa gambar. Jika suara televisi lemah atau bahkan tidak terdengar sama sekali berarti ada komponen yang rusak pada rangkaian suara. Gambar 3.15 Rangkaian Suara dengan menggunakan IC

43 Gambar 3.16 Rangkaian Suara dengan meenggunakan transistor 3.7 Rangkaian Detektor Video Rangkaian ini berfungsi sebagai pendeteksi sinyal video yang keluar dari penguat IF gambar. Selain itu, rangkaian ini berfungsi pula sebagai peredam seluruh sinyal yang mengganggu karena apabila ada sinyal lain yang masuk akan mengakibatkan buruknya kualitas gambar. Salah satu sinyal yang diredam adalah sinyal suara. 3.8 Rangkaian Penguat Video Rangakaian ini berfungsi sebagai penguat sinyal luminan yang berasal dari detector video sehingga dapat menjalankan layar kaca atau CRT (Catode Ray Tube). Di dalam rangkaian penguat Video terdapat pula rangkaian ABL (Automatic Brightness Level) atau pengatur kuat cahaya otomatis yang berfungsi untuk melindungi rangkaian tegangan tinggi dari tegangan muatan lebih yang disebabkan oleh kuat cahaya pada layar kaca. 3.9 Rangkaian Penstabil Penerima Gelombang TV Rangkaian penstabil penerima gelombang TV di antaranya adalah AGC dan AFT. AGC (automatic gain control) akan menguatkan sinyal jika sinyal yang diterima terlalu lemah. Sebaliknya, jika sinyal yang diterima terlalu besar, AGC dengan sendirinya akan memperkecil sinyal. Sementara itu, AFT (automatic fine tuning) atau penala halus secara otomatis akan mengatur frekuensi pembawa gambar dari penguat IF secara otomatis

44 Rangkaian televisi memiliki bentuk yang cukup rumit dibandingkan dengan bagian elektronika bukan televisi, didalamnya banyak komponen yang satu sama lainnya ada hubungan yang erat dengan berbagai jalur frekuensi ynag ada pada sistim pemancar sinyal televisi. Untuk itu perlu diperhatikan langkah langkah yang perlu diperhatikan untuk mempermudah dalam menentukan komponen yang rusak. Langkah langkah tersebut meliputi : 1. kondisi gangguan yang ada pada televisi 2. perkirakan rangkaian / komponen yang rusak 3. pembagian blok yang rusak 4. Penggantian komponen yang baru Dengan keempat langkah tersebut, untuk menemukan bagian yang rusak tidaklah terlalu sulit, tapi sebaliknya penyelesaian terhadap kerusakan televise bisa diperoleh dengan cepat dan hasilnya baik Kondisi gangguan pada televisi. Langkah pertama yang harus diambil pertama kali menghadapi kerusakan televisi yaitu kondisi kerusakan televisi a. Apakah ada gambar atau tidak? b. Apakah ada suara tapi tidak ada gambar? c. Apakah ada gambar tapi tidak ada suara? d. Apakah gambar hanya berwarna biru dan tidak dapat menerima sinyal gambar, meskipun program telah dicari? e. Apakah tidak ada warna? Dan lain sebagainya. Semua masalah tersebut diatas bisa mempermudah dalam penanganan masalah televisi. Jadi secara tidak langsung sudah terbayang bagian rangkaian mana yang rusak Perkirakan rangkaian / komponen yang rusak Tahap yang kedua yaitu memperkirakan rangkaian / komponen mana yang rusak, hal pertama yang harus diperhatikan dalam menentukan apakah komponen itu rusak atau tidak, bisa dilihat dari penampilan fisik komponen itu sendiri, apakah ada yang terbakar atau tidak Pembagian blok yang rusak Langkah ini sangat membantu agar tidak kelamaan dalam menentukan komponen yang rusak. Tentunya dasar pemahaman tentang rangkaian dari

45 televisi harus dikuasai terlebih dahulu supaya tidak bingung dalam menentukan blok rangkaian mana yang rusak. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, blok-blok dari rangkaian televisi mempunyai fungsi masingmasing dan saling tehubung dengan rangkaian yang lainnya. Jika kerusakan televisi hanya tidak ada suara tapi ada gambar, langkah pertama yang harus diambil yaitu dengan memeriksa rangkaian atau blok penguat suara, sesudah terlebih dahulu memastikan bahwa loudspeakernya masih dalam keadaan bagus atau normal. Begitu juga dengan rangkaian yang lain, hal ini dapat mempermudah dalam mencari komponen yang rusak setelah kita bisa menentukan blok mana yang terjadi kerusakan Penggantian komponen yang baru Untuk penggantian atau penukaran komponen yang rusak dengan yang baru seperti kondensator, resistor, transistor dan IC serta komponen-komponen yang lain perlu diperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Komponen Kondensator Kerusakan komponen ini lazim terjadi karena jeleknya isolator yang ada, sehingga nilai kapasitasnya lenyap sama sekali, untuk hilangnya nilai kapasitas dari kondensator dapat dilakukan pemeriksaan dengan jalan menghubungkan dengan parallel pada kapasitor yang masih baik. Bisa juga ditest dengan menggunakan alat ukur seperti multimeter, untuk kondensator nonpolar bila dihubungkan dengan multimeter, jarum pada multimeter bergerak berarti kondendator sudah rusak dan harus diganti, sedangkan untuk kondensator polar bila ditest dengan multimeter, jarum bergerak dan kembali pada skala seperti semula berarti kondensator masih baik. Penukaran atau penggantian kondensator asli dengan kondensator yang baru harus melihat nilai yang tertera pada komponen, dan penggantiannyapun harus sama dengan nilai aslinya. Tetapi untuk kondensator tertentu bisa dilakukan penggantian dengan nilai yang berbeda asalkan sesuai penggunaanya, misalkan untuk kondensator linier, kondensator untuk bypass dan kondensator kopling dan lain-lain.

46 b. Komponen Resistor Resistor merupakan satu komponen yang mudah sekali rusak dibandingkan dengan komponen yang lain. Untuk mengganti resistor yang lama dengan resistor yang baru harus sesuai dengan ukurannya. Tapi pada kenyataannya tidak jarang resistor lama diganti dengan resistor yang baru tapi tidak sesuai dengan ukuran resistor aslinya, hal ini tergantung pemakaiannya, biasanya dipakai perbedaan kurang dari nilai 40 % masih bisa dipakai. Tapi jika resistor yang rusak terdapat pada bagian tuning televisi, maka penggantian resistor harus sesuai dengan ukuran aslinya dan tidak boleh diganti dengan ukuran lainnya, hanya ukuran watt saja berbeda, yang semula hanya seperempat watt diganti setengah watt tidak masalah. Rangkaian masih bisa bekerja seperti semula. c. Komponen Transistor Komponen ini termasuk juga golongan komponen yang mudah rusak, maka dalam memeriksa rangkaian televisi yang bermasalah, dibutuhkan ketelitian yang lebih dalam memeriks komponen ini sebelum melakukan penukaran dengan transistor yang baru, dan perlu diperhatikan bahwa komponen ini cepat sekali rusak kalau terkena panas yang berlebihan. Untuk penggantian komponen transistor ini harus sesuai dengan nilai yang tertera pada transistor itu, jangan sampai mengganti transistor ini dengan transistor yang lain yang berbeda ukurannya, kecuali dengan persamaan transistor yang benar. d. Komponen Integrated Circuit (IC) Untuk penggantian atau penukaran komponen IC yang rusak, sebaiknya diganti dengan ukuran dan nomor type IC yang rusak harus sama dengan IC yang baru. Tapi jika dipandang dan dianggap perlu untuk pemasangan kaki IC ke PCB bisa dibantu dengan mempergunakan bentuk songket untuk IC baru, meskipun tempat IC yang lama tidak memakai songket, dengan cara seperti ini otomatis akan mempermudah penggantian IC, disamping tanpa harus menyolder kaki IC langsung ke PCB, hal ini damaksudkan untuk menghindari panas solder secara langsung pada waktu memasang

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2 LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 0 / 64 / E JURUSAN ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 008 FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan : Pend. TeElektronika

Lebih terperinci

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323

Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 1 Analisis Processor Utama IC STV 2286 Pada Televisi Berwarna Polytron MX / 20323 Toni Suhartanto *, Darjat **, Ajub Ajulian Z. ** Abstrak Televisi berwarna merupakan sebuah peralatan elektronik yang terdiri

Lebih terperinci

PRAKTEK TV & DISPLAY

PRAKTEK TV & DISPLAY PRAKTEK TV & DISPLAY REGULATOR TEGANGAN OLEH : MUHAMMAD YASIR 2005 / 66357 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa

Lebih terperinci

: SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

: SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMKN 3 AMUNTAI RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMK : SMKN 3 AMUNTAI Mata Pelajaran : Teori Produktif AV Kelas/Semester : Standar Kompetensi : Perbaikan dan perawatan televisi Indikator : Televisi

Lebih terperinci

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291)

MAKALAH Speaker Aktif. Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18. SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) MAKALAH Speaker Aktif Disusun oleh : Lentera Fajar Muhammad X MIA 9/18 SMA 1 KUDUS Jl. Pramuka 41 telp. (0291) 431368. KUDUS-59319 1 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji hanya milik Allah

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar

FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Display. Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : Tabung Gambar FT UNP PADANG Lembaran : Job Sheet Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV Waktu : 4 x 50 Topik : Display Kode : 09/ELK-ELA 166/2007 Judul : A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier

Waktu : 4 x 50 Menit Topik : Pengenalan Televisi Kode : 05/ELK-ELA166/2008 Judul : Colour Matrix dan Vidio Amplifier LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR. Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM TELEKOMUNIKASI ANALOG PERCOBAAN OSILATOR Disusun Oleh : Kelompok 2 DWI EDDY SANTOSA NIM. 1141160049 JARINGAN TELEKOMUNIKASI DIGITAL 2011/2012 POLITEKNIK NEGERI MALANG jl.soekarno

Lebih terperinci

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. Dasar Teori

Pendahuluan 1.1 Latar Belakang. Dasar Teori Televisi Hitam Putih Danang Dwi D, Deni Ade P, Hilda K, Yunianto Panji N Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang Abstrak Televisi

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER Eko Supriyatno, Siswanto Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana Jakarta Email : anzo.siswanto@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF

BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF BAB III PENGGUNAAN SAW FILTER SEBAGAI FILTER SINYAL IF 3.1. Pendahuluan Fungsi SAW Filter sendiri dalam unit IF pada televisi adalah untuk memberikan bentuk respon sinyal IF yang dihasilkan dari tuner

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN RANGKAIAN 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk mempermudah penjelasan dan cara kerja alat ini, maka dibuat blok diagram. Masing-masing blok diagram akan dijelaskan lebih rinci

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Blok diagram Dibawah ini adalah gambar blok diagram dari sistem audio wireless transmitter menggunakan laser yang akan di buat : Audio player Transmitter Speaker Receiver

Lebih terperinci

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO 2. SISTEM MODULASI DALAM PEMANCAR GELOMBANG RADIO Modulasi merupakan metode untuk menumpangkan sinyal suara pada sinyal radio. Maksudnya, informasi yang akan disampaikan kepada

Lebih terperinci

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9

Daftar Isi. 1. Indikator padam layar mati Layar bergelombang Indikator hidup layar mati... 9 Daftar Isi 1. Indikator padam layar mati... 3 2. Layar bergelombang... 8 3. Indikator hidup layar mati... 9 4. Gambar terlalu melebar atau menyempit... 10 5. Raster satu garis vertikal... 11 6. Gambar

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM ISSN: 1693-6930 81 PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM Makmur 1, Tole Sutikno 2 1 PT. Semen Tonasa (Persero) Jl. Chairil Anwar No. 1, Makassar 09113, Telp. (0411) 321823 Fax.

Lebih terperinci

Pengertian dan Cara Kerja Televisi

Pengertian dan Cara Kerja Televisi Pengertian dan Cara Kerja Televisi Cara kerja televisi Agar dapat bekerja dan menampilkan gambar dari stasiun tv favorit mu, televisi terdiri dari bagaian-bagian yang saling menunjang agar bisa berfungsi.

Lebih terperinci

M. Ihsan Z

M. Ihsan Z I. Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasiswa mampu : 1. Mengidentifikasi blok-blok dan tata letak diagram dari syncron dan vertical amplifier 2. Mengidentifikasi komponen yang ada pada

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON CARA KERJA PENERIMA RADIO Fakultas FIKOM Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan Template Modul

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA Create : Defi Pujianto, S,Kom Resistor Merupakan kokponen elektronika yang berfungsi untuk mengatur serta menghambat arus listrik Resistor di bagi menjadi dua yaitu

Lebih terperinci

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika Resume Praktikum Rangkaian Elektronika 1. Pertemuan kesatu Membahas silabus yang akan dipelajari pada praktikum rangkaian elektronika. Membahas juga tentang komponen-komponen elektronika, seperti kapasitor,

Lebih terperinci

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali BAB III PERANCANGAN 3.1. Blok Diagram Pada dasarnya rangkaian elektronik penggerak kamera ini menggunakan beberapa rangkaian analok yang terbagi menjadi beberapa blok rangkaian utama, yaitu, rangkaian

Lebih terperinci

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing Komponen Elektronika tersebut

Lebih terperinci

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. OSILOSKOP Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda. Gambar 1. Osiloskop Tujuan : untuk mempelajari cara

Lebih terperinci

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet. Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier FT UNP Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan: PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi TV & Display Waktu : 4 x 50 Topik : Bagian Blok TV Kode : 08/ELK-ELA166/2008 Judul : Horizontal dan High Voltage Amplifier

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

Elektronika Dasar Ponsel

Elektronika Dasar Ponsel Elektronika Dasar Ponsel Bagaimanapun sebuah ponsel adalah sebuah rangkaian elektronika. Akan tetapi ponsel tidak dapat berfungsi bila tidak diberikan daya atau tegangan (listrik). Sumber listrik Dengan

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Jenis Jenis Kerusakan Monitor

Jenis Jenis Kerusakan Monitor Jenis Jenis Kerusakan Monitor Setelah kita memahami jenis-jenis monitor sekarang kita identifikasi jenis kerusakan yang sering terjadi pada monitor jenis CRT. Berdasarkan pengalaman penulis ada banyak

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ

PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ PRINSIP KERJA TRANSCEIVER Oleh : Sunarto YBØUSJ UMUM Radio communication transceiver adalah pesawat pemancar radio sekaligus berfungsi ganda sebagai pesawat penerima radio yang digunakan untuk keperluan

Lebih terperinci

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit

Nomor Dokumen F.1 PPK 02. Nomor Revisi 0.0. Tanggal Terbit 1 dari 5 FT Padang Lembaran : Job Sheet Jurusan : PT. Elektronika Mata Kuliah : Teknologi Display & TV Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Televisi Kode : 01/PTE-ELA166/2008 Judul : Blok Diagram TV 1. Tujuan

Lebih terperinci

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / 66350 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK TEKNIK ELEKTRONIKA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI ABSTRAK Transceiver (transmitter receiver) tidak hanya digunakan untuk komunikasi suara saja tetapi dapat digunakan untuk komunikasi data dengan menggunakan sebuah modem. Untuk komunikasi jarak jauh biasa

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM 52 BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM Bab ini membahas pengujian alat yang dibuat, kemudian hasil pengujian tersebut dianalisa. 4.1 Pengujian Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan dan

Lebih terperinci

Dasar- dasar Penyiaran

Dasar- dasar Penyiaran Modul ke: Fakultas FIKOM Dasar- dasar Penyiaran AMPLITUDO MODULATON FREQUENCY MODULATON SHORT WAVE (SW) CARA KERJA PEMANCAR RADIO Drs.H.Syafei Sikumbang,M.IKom Program Studi BROAD CASTING Judul Sub Bahasan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

BAB III PERANCANGAN ALAT. (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Blok Diagram Sistem Secara lengkap, blok diagram detektor logam dengan menggunakan BFO (Beat Frequency Oscilator) dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. Blok diagram sistem

Lebih terperinci

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat Yogo Tri Saputro 17411549 Teknik Elektro Latar Belakang Pada dasarnya pemancar

Lebih terperinci

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE SEMIKONDUKTOR Komponen Semikonduktor Di dunia listrik dan elektronika dikenal bahan yang tidak bisa mengalirkan listrik (isolator) dan bahan yang bisa mengalirkan listrik (konduktor). Gbr. 1. Tingkatan

Lebih terperinci

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste)

Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste) Pemanfaatan Televisi Tabung sebagai Sarana Pembelajaran untuk Mengurangi Limbah Elektronik (e-waste) Eka Wahyudi 1, Arief Hendra Saptadi 2, Helen Dwi Purnomo 3 Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi, Sekolah

Lebih terperinci

APLIKASI RADIO VHF PADA RANGKAIAN PENYADAP SUARA LAPORAN AKHIR

APLIKASI RADIO VHF PADA RANGKAIAN PENYADAP SUARA LAPORAN AKHIR APLIKASI RADIO VHF PADA RANGKAIAN PENYADAP SUARA LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Telekomunikasi Politeknik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK : 6 ISA MAHFUDI NIM KELAS / Abs : JTD-2A / 13 LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM VIDEO KAMERA VIDEO KELOMPOK Oleh : 3 ISA MAHFUDI NAMA ISA MAHFUDI : ISA MAHFUDI NIM. 1141160018 NIM (NIM. 1141160018) : 1141160018 KELAS / Abs : JTD-2A / 13 KELOMPOK : 6 Kelompok

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis

KATA PENGANTAR. Surabaya, 13 Oktober Penulis KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun laporan Praktikum Dasar Elektronika dan Digital

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560

RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 RANCANG BANGUN SENSOR PARKIR MOBIL PADA GARASI BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO MEGA 2560 Oleh : Andreas Hamonangan S NPM : 10411790 Pembimbing 1 : Dr. Erma Triawati Ch, ST., MT. Pembimbing 2 : Desy Kristyawati,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya.

Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. III. TRANSDUCER III.1. PENGERTIAN DAN MACAM TRANSDUCER Transducer merupakan suatu perangkat / alat yang dapat merobah suatu besaran menjadi besaran lain, atau sebaliknya. BESARAN NON LISTRIK TRANSDUCER

Lebih terperinci

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL VII. PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO VII.1. BLOK DIAGRAM PEMANCAR AM / FM a. MOD Sinyal AM / FM / SSB Antena b. MOD AMP POWER Mikr s.akustik s. Listrik f LO LOCAL OSCIL Antena c. MOD FREK FREQ. MULTI PLIER

Lebih terperinci

STUDI PEMAHAMAN BLOK RANGKAIAN PENERIMA PADA TELEVISI TRAINER

STUDI PEMAHAMAN BLOK RANGKAIAN PENERIMA PADA TELEVISI TRAINER STUDI PEMAHAMAN BLOK RANGKAIAN PENERIMA PADA TELEVISI TRAINER Ardi Amir* * Abstract "Television" is no longer a novelty to the community, especially the urban areas. At first only intended as a medium

Lebih terperinci

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying )

PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shift Keying ) PENGENDALIAN ROBOT MENGGUNAKAN MODULASI DIGITAL FSK (Frequency Shit Keying ) JOHANES 1 - FX.HENDRA PRASETYA 2 - RISA FARRID CHRISTIANTI 3 anes_spook@yahoo.com ; Universitas Katolik Soegijapranata Jl.Pawiyatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 25 BAB III PERANCANGAN SISTEM Sistem monitoring ini terdiri dari perangkat keras (hadware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras terdiri dari bagian blok pengirim (transmitter) dan blok penerima

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA Jl. Prof. Hamka, Telp. (0751) 444614, Fax: (0751) 7055644 Padang, 25131 Email : elektronika@ft.unp.ac.id

Lebih terperinci

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD

Jenis-jenis monitor. Monitor TFT LCD Jenis-jenis monitor Monitor Catoda Ray Tube (CRT) Monitor ini merupakan monitor yang mempunyai tabung yang memproduksi elektron untuk menembak layar, sehingga tercipta gambar di layar seperti cara kerja

Lebih terperinci

TUGAS PRAKTEK TEKNOLOGI DISPLAY & TV ARIF FANDENI 2005/65530 GROUP 3E2

TUGAS PRAKTEK TEKNOLOGI DISPLAY & TV ARIF FANDENI 2005/65530 GROUP 3E2 FT UNP Lembaran : Job Sheet Jurusan : Pend. Teknik elektronika Mata kuliah : TV & display Waktu : 4x50 menit Topik : Kode : ELKA/ELA 166/2008 Judul : A. TUJUAN Setelah mempelajari materi ini diharapkan

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL

PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL PENGENALAN DAN PENGUKURAN KOMPONEN ELEKTRONIKA DASAR PONSEL Komponen elektronika adalah komponen yang tidak bisa dipisahkan pada setiap alat atau perangkat elektronik dalam kebutuhan kita sehari-hari,

Lebih terperinci

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat

METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan. 3.2 Alat dan Bahan Bahan Alat METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan di Laboratorium Ergonomika dan Elektronika Pertanian, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian dan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen Elektronik 2. Kompetensi Dasar : Memahami komponen dasar elektronika B. Pokok Bahasan : Komponen Dasar Elektronika

Lebih terperinci

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor

Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor. Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : Blok Diagram Monitor FT UNP PADANG Jurusan : PT. Elektronika Lembaran : Job Sheet Mata Kuliah : Teknologi Display&TV Waktu : 4 x 50 Topik : Pengenalan Monitor Kode : 10/ELK-ELA166/2007 Judul : A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Catu Daya / power supply Power supply adalah rangkaian elektronika yang berfungsi untuk memberikan tegangan listrik yang dibutuhkan oleh suatu rangkaian elektronika. Dalam

Lebih terperinci

ALAT PENGACAK SINYAL TELEPON SELULER BERBASIS GSM (Global System for Mobile)

ALAT PENGACAK SINYAL TELEPON SELULER BERBASIS GSM (Global System for Mobile) ALAT PENGACAK SINYAL TELEPON SELULER BERBASIS GSM (Global System for Mobile) LAPORAN AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ

RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI MHZ RANCANG BANGUN POWER HARVESTER UNTUK TRANSFER DAYA WIRELESS MENGGUNAKAN ANTENA TV FREKUENSI 470 860 MHZ Anthony (1), Arman Sani (2) Konsentrasi Teknik Telekomunikasi, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si

PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN. Laporan Praktikum. yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si PENGENALAN ALAT UKUR DAN PENGUKURAN Laporan Praktikum ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Elektronika Dasar yang diampu oleh Drs. Agus Danawan, M.Si Disusun oleh Anisa Fitri Mandagi (1300199)

Lebih terperinci

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR 3.1 Prinsip Kerja Sensor LDR LDR (Light Dependent Resistor) adalah suatu komponen elektronik yang resistansinya berubah ubah tergantung pada intensitas cahaya. Jika intensitas

Lebih terperinci

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

DASAR PENGUKURAN LISTRIK DASAR PENGUKURAN LISTRIK OUTLINE 1. Objektif 2. Teori 3. Contoh 4. Simpulan Objektif Teori Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu: Menjelaskan dengan benar mengenai prinsip dasar pengukuran. Mengukur arus,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April 2014 sampai dengan selesai. Perancangan, pembuatan serta pengujian alat dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO )

Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO ) Percobaan VI PENGGUNAAN CATHODA RAY OSCILLOSCOPE ( CRO ) A. Tujuan 1. Mengukur tegangan listrik ac dan dc 2. Mengukur frekuensi dengan metode langsung B. Dasar Teori Cathoda Ray Oscilooscope (CRO) merupakan

Lebih terperinci

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA Prakarya X Ukuran Komponen Elektronika Komponen Elektronika? Peralatan Elektronika adalah sebuah peralatan yang terbentuk dari beberapa Jenis Komponen Elektronika dan masing-masing

Lebih terperinci

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu :

ULANGAN MID SEMESTER GENAP. Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : ULANGAN MID SEMESTER GENAP Mata Pelajaran : Ketrampilan Elektronika Kelas : VII (Tujuh) Hari/tanggal : Waktu : Soal : Utama PETUNJUK UMUM. 1. Berdoalah terlebih dahulu sebelum kamu mengerjakan soal. 2.

Lebih terperinci

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis

Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Pesan Telepon Otomatis Desain Mesin Penjawab Dan Penyimpan Telepon Otomatis Suherman Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Di negara maju, mesin penjawab telepon (telephone answering machine)

Lebih terperinci

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA)

SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) SOAL UJIAN PENDIDIKAN KEWIRAUSAHAAN DAN PRAKARYA REKAYASA TEKNOLOGI (ELEKTRONIKA) 1. Komponen elektronik yang berfungsi untuk membatasi arus listrik yang lewat dinamakan A. Kapasitor D. Transistor B. Induktor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

Komponen aktif dan pasif elektronika

Komponen aktif dan pasif elektronika Komponen aktif dan pasif elektronika by webmaster - Tuesday, October 08, 2013 http://johans.student.akademitelkom.ac.id/index.php/2013/10/08/elektronika/ KOMPONEN AKTIF DAN KOMPONEN PASIF ELEKTRONIKA Komponen

Lebih terperinci

M. Ihsan Z

M. Ihsan Z I. Tujuan Setelah mengikuti praktikum ini diharapkan mahasis mampu. 1. Membaca blok diagram penguat. 2. Memahami fungsi rangkaian penguat IF. 3. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian penguat IF. 4. Menganalisa

Lebih terperinci

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu: BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Realisasi PLL (Phase Locked Loop) sebagai modul praktikum demodulator FM sebelumnya telah pernah dibuat oleh Rizal Septianda mahasiswa Program Studi Teknik

Lebih terperinci

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol.

TAKARIR. periode atau satu masa kerjanya dimana periodenya adalah nol. TAKARIR AC {Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

Pemancar dan Penerima FM

Pemancar dan Penerima FM Pemancar dan Penerima FM Budihardja Murtianta Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga budihardja.murtianta@staff.uksw.edu Ringkasan

Lebih terperinci

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000

Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000 Contoh Soal soal Ujian Amatir Radio, Tahun 2000 Mata Ujian: Teknik Radio Waktu 45 menit Petunjuk cara menjawab: a. Jawablah dengan memberi tanda silang (x) untuk jawaban yang Saudara anggap benar b. Apabila

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Keras ( Hardware) Dalam pembuatan tugas akhir ini diperlukan penguasaan materi yang digunakan untuk merancang kendali peralatan listrik rumah. Materi tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Komponen yang digunakan Adapun komponen-komponen penting dalam pembuatan perancangan alat pembangkit sinyal EKG menggunakan IC 14521 dan IC 14017 antara lain: Tabel 3.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal dua macam sumber informasi, yaitu ide-ide yang bersumber dari

Lebih terperinci

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan

1. OSILOSKOP. Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan SRI SUPATMI,S.KOM 1. OSILOSKOP Osiloskop adalah alat ukur yang dapat menunjukkan kepada anda 'bentuk' dari sinyal listrik dengan menunjukkan grafik dari tegangan terhadap waktu pada layarnya. Sebuah graticule

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR. Perancangan Panel Kontrol Penerangan Manual Dan Otomatis. Dengan Remote Kontrol

TUGAS AKHIR. Perancangan Panel Kontrol Penerangan Manual Dan Otomatis. Dengan Remote Kontrol TUGAS AKHIR Perancangan Panel Kontrol Penerangan Manual Dan Otomatis Dengan Remote Kontrol Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Sudarmanto

Lebih terperinci

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa Disusun oleh: (Telkom Group) 1. Alwin Bahari 2. Aulya Rahman F 3. Firman Anggoro 4. Gunawan 5. Hafiz Maulana 6. Irfan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, 41 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan Maret 2014, bertempat di Laboratorium Instrumentasi Jurusan Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT 48 BAB IV PENGUJIAN ALAT 4.1 Cara Konfigurasi dan Pemasangan Konfigurasi rangkaian yang telah dipasangkan pada sumber tegangan 8 Volt. Dengan mengatur potensiometer 10 KΩ, kita setel potensiometer dengan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI 9 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Amplifier Amplifier adalah komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau tenaga secara umum. Dalam penggunaannya, amplifier menguatkan signal suara yaitu memperkuat

Lebih terperinci

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto

Pengukuran dan Alat Ukur. Rudi Susanto Pengukuran dan Alat Ukur Rudi Susanto Pengertian pengukuran Mengukur berarti mendapatkan sesuatu yang dinyatakan dengan bilangan. Informasi yang bersifat kuantitatif dari sebuah pekerjaan penelitian merupakan

Lebih terperinci

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah

B B BA I PEN EN A D HU LU N 1.1. Lat L ar B l e ak an Mas M al as ah BAB I PENDAHULUAN Pada tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat penguat audio kelas D tanpa tapis induktor-kapasitor (LC) yang memanfaatkan modulasi tiga aras. Pada bab I, penulis akan menjelaskan

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

1. Pengertian Penguat RF

1. Pengertian Penguat RF 1. Pengertian Penguat RF Secara umum penguat adalah peralatan yang menggunakan tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Dalam peralatan elektronik dibutuhkan suatu penguat yang dapat

Lebih terperinci

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN) FUNGSI PANEL OSILOSKOP PANEL KENDALI Bagian ini dibagi atas 3 bagian lagi yang diberi nama Vertical, Horizontal, and Trigger. FUNGSI PANEL OSILOSKOP (2) PENGATUR

Lebih terperinci

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel

Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel Percobaan 1 Hubungan Lampu Seri Paralel A. Tujuan Mahasiswa mampu dan terampil melakukan pemasangan instalasi listrik secara seri, paralel, seri-paralel, star, dan delta. Mahasiswa mampu menganalisis rangkaian

Lebih terperinci

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus

Tabel 4.1. Komponen dan Simbol-Simbol dalam Kelistrikan. No Nama Simbol Keterangan Meter analog. 1 Baterai Sumber arus BAB 4 RANGKAIAN LISTRIK DAN PERBAIKANNYA 4.1. Pendahuluan Rangkaian listrik merupakan satu sistem yang terdiri dari beberapa komponen kelistrikan dan kabel-kabel penghantar yang menghubungkan satu komponen

Lebih terperinci

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika

Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Tugas 01 Makalah Dasar Elektronika Komponen Elektronika Disusun Oleh : Nama Jurusan : Rizkiansyah Rakhmadin : Teknik Elektro Mata Kuliah : Dasar Elektronika NPM : 132227024 Sekolah Tinggi Teknologi Jakarta

Lebih terperinci

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan

61 semua siklus akan bekerja secara berurutan. Bila diantara ke -6 saklar diatur secara manual maka hanya saklar yang terhubung ground saja yang akan BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil pengamatan dan analisa dari hasil pengukuran rangkaian reliability tes ini yaitu ON/OFF power switch dan ON/OFF remote control berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

Pemancar&Penerima Televisi

Pemancar&Penerima Televisi Pemancar&Penerima Televisi Pemancar Bagian yg sangat vital bagi stasiun penyiaran radio&tv agar tetap mengudara Pemancar TV dibagi 2 bagian utama: sistem suara&sistem gambar Diubah menjadi gelombang elektromagnetik

Lebih terperinci