BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V. STRATEGI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk. DALAM MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. 1 Berdasarkan UNFPA (2003) dalam Population and Development Strategies Series

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakatnya melalui pembinaan pilar

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Gambar 1. Matriks Alokasi Waktu Penelitian

BAB VI PARTISIPASI DALAM IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM PT. INDOCEMENT DAN DESA NAMBO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM PT INDOCEMENT

BAB I PENDAHULUAN. infrastruktur yang ada. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi

BAB V PROFIL DESA BANTARJATI

Gambar 4. Produk Semen PT Indocement

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KEBIJAKAN DAN PROGRAM CSR PT INDOCEMENT

BAB I PENDAHULUAN. peran pertanian bukan hanya menghasilkan produk-produk domestik. Sebagian

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk.("Indocement") adalah salah satu

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Laporan Evaluasi Program

PETA SOSIAL DESA CURUG

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era globalisasi sekarang ini menyebabkan persaingan dalam dunia

BAB VI PROFIL KARANG TARUNA KELURAHAN TENGAH. Nitro PDF Trial. Periode Tahun Kepemimpinan MHR MHR MHR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB VI PENILAIAN IMPLEMENTASI PROGRAM CSR

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB I PENDAHULUAN. 2 menurut kecamatan menunjukan bahwa Kecamatan Serasan menempati urutan

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah, yang kemudian

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk dientaskan secara bersama-sama. Menurut data dari Bappenas tahun 2010,

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan keadaan gejala sosial budaya yang ada disekitarnya.

PENINGKATAN KUALITAS CSR

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. secara terpadu. Perusahaan ini termasuk perusahaan perseroan terbatas dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam perkembangan di era globalisasi dan persaingan bebas saat ini,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dibidang jasa konstruksi. Sejak berdiri tahun 1974, PT. Multi Structure telah

BAB VI. HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN FAKTOR LINGKUNGAN TERHADAP EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA Tbk.

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

DAMPAK PELAKSANAAN PROGRAM CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

TINJAUAN PUSTAKA. Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis dimana keberhasilan kemitraan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MADIUN

LATAR BELAKANG PENGEMBANGAN KOMUNITAS

BAB IV GAMBARAN UMUM DESA

Prinsip-Prinsip Perilaku Korporasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Agrobisnis. Tapi seiring dengan kemajuan perusahaan, saat ini Astra International

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Bab 1 Pemerintahan Desa

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PETA SOSIAL KELURAHAN CIPAGERAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menyebabkan hasil produksi menjadi berkurang sehingga perusahaan

I. PENDAHULUAN. pangan dan rempah yang beraneka ragam. Berbagai jenis tanaman pangan yaitu

PROFIL DESA CIHIDEUNG ILIR. Kondisi Geografis. Struktur Kependudukan. ]. k

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. kunci dari konsep pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development)

PROFIL DESA Kondisi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. Awal terbentuknya Desa Margo Mulyo Pada tahun 1960 terjadi bencana alam

BAB I PENDAHULUAN. dapat membantu tercapainya kesejahteraan stakeholders, serta dapat mencapai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh tentang kondisi geografis Dusun Sentolo Lor, kondisi alam dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. 2.1 Gambaran Umum PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Jawa Timur. Batas-batas wilayah Desa Banjarsari adalah: : Desa Purworejo, Kecamatan Pacitan

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

WALIKOTA SEMARANG PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. menjadi negara maju, untuk mewujudkan cita-cita tersebut dibutuhkan suatu

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi menjadi agenda penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah salah satu kegiatan yang

BAB V IMPLEMENTASI CSR PT. ASTRA INTERNASIONAL

LAMPIRAN PT. PERTAMINA (PERSERO) A. Sejarah Singkat PT. Pertamina (Persero) 35

VI. KARAKTERISTIK PENGUNJUNG TAMAN WISATA ALAM GUNUNG PANCAR. dari 67 orang laki-laki dan 33 orang perempuan. Pengunjung TWA Gunung

BAB V PROFIL KELEMBAGAAN DAN PENYELENGGARAAN PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MP) DESA KEMANG

Lampiran. Harap diisi dulu kolom data diri berikut sebelum memulai pengisian kuesioner. Nama Perusahaan Bagian

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Enterprice (DICE) dan telah memiliki kapasitas produksi terpasang tahunan

Studi Efektifitas CSR 6 Desa Binaan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk, dengan Pendekatan MDGs dan Lima Pilar Pembangunan Nasional

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KELOMPOK TANI KARYA AGUNG

Memperkuat Partisipasi Warga dalam Tata Kelola Desa : Mendorong Kepemimpinan Perempuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN

PEMBANGUNAN SISTEM INFORMASI PADA PT SIERAD PRODUCE, TBK

BAB I PENDAHULUAN. konsumen dan konsumen juga menjadi lebih selektif dalam memilih produk

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

RPJMDes adalah dokumen perencanaan untuk periode 6 (Enam) tahun dan merupakan penjabaran dari visi dan misi kepala desa (atau desa) yang memuat arah

Transkripsi:

36 BAB IV PROFIL PERUSAHAAN DAN LOKASI PENELITIAN 4.1 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk 4.1.1 Sejarah PT Indocement 9 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk adalah salah satu produsen semen terbesar di Indonesia yang memproduksi berbagai jenis semen bermutu, termasuk produk semen khusus. Indocement didirikan pada tahun 1985 dan dioperasikan secara terpadu dengan total kapasitas produksi terpasang sebesar 17,1 juta ton semen per tahun. Indocement saat ini mengoperasikan 12 pabrik, sembilan di antaranya berlokasi di Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua di Palimanan, Cirebon, Jawa Barat; dan satu di Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan. Sejak tahun 2005, Indocement telah melakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan Semen Komposit Portland (Portland Composite Cement/PCC). Perseroan juga memproduksi berbagai jenis semen lainnya, yaitu Semen Ordinary Portland Tipe I, Tipe II dan Tipe V, serta Semen Sumur Minyak (Oil Well Cement) dan Semen Putih. Sampai saat ini, Indocement merupakan satu-satunya produsen Semen Putih di Indonesia. Produk-produk Indocement tersebut dipasarkan dengan merek dagang Tiga Roda. Pada tahun 2001, HeidelbergCement Group, salah satu produsen semen terkemuka di dunia yang berpusat di Jerman dan beroperasi di 50 negara, menjadi pemegang saham mayoritas Indocement. Sejak itu, Indocement bertekad untuk memulihkan kondisi keuangan yang sehat seperti sebelum terjadinya krisis keuangan di Asia. Untuk mencapai hal tersebut, dan dengan dukungan HeidelbergCement Group, Indocement kembali memfokuskan kegiatannya pada bisnis inti sebagai produsen semen, beton siap-pakai dan agregat. Sejak 2006 hingga saat ini, Indocement telah berhasil mencapai kondisi keuangan yang sehat. Indocement menyelesaikan proyek modifikasi Pabrik ke delapan di Citeureup pada tahun 2007, yang memberikan tambahan kapasitas produksi terpasang sebesar 600.000 ton semen per tahun. Hal ini memungkinkan Indocement meningkatkan 9 Sumber: Sekilas Indocement Departemen CSR (diakses pada tanggal 3 Desember 2009)

37 volume penjualan secara signifikan pada 2008 untuk memenuhi permintaan pasar yang meningkat. Sebagai bagian dari program tanggung jawab sosial perusahaan, Indocement berhasil mengembangkan lebih dari 170 hektar perkebunan jarak (Jatropha curcas) pada lahan bekas penambangan batu kapur. Indocement juga berhasil memprakarsai proyek pengolahan sampah rumah tangga dalam skala kecil untuk masyarakat di sekitar Pabrik Citeureup dan Cirebon. Sampah yang diproses dapat digunakan sebagai bahan bakar biomassa yang menghasilkan energi pada proses produksi, dan juga menghasilkan kompos. 4.1.2 Visi dan Misi PT Indocement Visi dari PT Indocement ialah Menjadi pemimpin pasar semen dalam negeri yang berkualitas. Sedangkan misi dari PT Indocement dalam mewujudkan visinya ialah Kami berkecimpung dalam bisnis penyediaan papan, semen dan bahan bangunan yang terkait, serta jasa terkait yang bermutu dengan harga kompetitif dan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan. PT Indocement juga mempunyai motto untuk mendorong semangat para karyawan yaitu Turut membangun kehidupan bermutu (better shelter for a better life) yang merupakan nilai-nilai dalam perusahaan sebagai corporate identity (PT Indocement, 2008). Berdasarkan visi yang telah diputuskan oleh perusahaan maka dapat terlihat secara eksplisit di dalam misinya menekankan adanya pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Selanjutnya misi PT Indocement diterjemahkan ke dalam empat kebijakan utama PT Indocement yang mencangkup (Dewani, 2009): 1. Kebijakan Mutu a) Senantiasa meningkatkan sistem manajemen mutu dan melakukan pengendalian mutu secara ketat pada seluruh tahapan proses sehingga produk klinker dan semen yang dihasilkan serta pelayanan pendukung yang terkait memiliki mutu yang konsisten untuk memenuhi persyaratan bahkan melampaui kepuasan pelanggan. b) Secara terus menerus melatih seluruh jajaran manajer dan karyawan agar memahami serta menghayati prinsip dan metode Manajemen Mutu Terpadu dan Sistem Manajemen Mutu Internasional.

38 c) Memacu seluruh jajaran manajer dan supervisor untuk mengikutsertakan segenap karyawan untuk secara terus menerus meningkatkan mutu produk yang dihasilkan. d) Membangun keyakinan bahwa sumber daya manusia adalah penyangga utama bagi prakarsa mutu melalui pelatihan dan pengembangan tenaga kerja berwawasan teknologi dan berorientasi pada mutu akan menghasilkan teknologi dan terobosan baru. 2. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Keamanan, Lingkungan dan Komunitas a) Senantiasa manjalankan perusahaan untuk selalu mematuhi undang-undang, peraturan yang berlaku dan standar yang relevan. b) Senantiasa menjalankan perusahaan dengan melaksanakan pengendalian resiko untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman, selamat, dan sehat. c) Senantiasa berupaya untuk menghemat sumberdaya alam, mengutamakan keselamatan kerja serta mengendalikan dan mengurangi dampak terutama emisi debu melalui kegiatan perbaikan secara terus-menerus. d) Senantiasa berusaha meningkatkan program untuk menciptakan hubungan kerjasama yang harmonis dengan lingkungan sekitar. 3. Kebijakan Gaya Manajemen a) Senantiasa memberikan semangat pada segenap tingkatan dalam perusahaan untuk berinisiatif dan berpartisipasi dalam rangka memenuhi tujuan dan sasaran perusahan. b) Senantiasa menghargai hubungan yang baik pada segenap tingkatan dengan pihak eksternal dan internal yang dilandasi saling menghormati, kejujuran, dan kepercayaan. c) Senantiasa mengembangkan sistem komunikasi internal dan eksternal yang efektif untuk mendukung keberhasilan penerapan sistem manajemen perusahaan. d) Senantiasa berkeyakinan seluruh jajaran manajer, selalu mematuhi prinsipprinsip kebijakan yang dideklarasikan ini dan memberikan keteladanan. 4. Kebijakan Karyawan

39 a) Senantiasa mengharapkan segenap kemampuan karyawan untuk loyal, kerjasama, tanggung jawab, siap melayani, kemauan belajar, mempunyai integritas, dan disiplin. b) Senantiasa meningkatkan bakat karyawan melalui pelatihan dan pendidikan yang berkelanjutan. c) Senantiasa mendorong karyawan untuk bertanggungjawab terhadap pekerjaan dan tugas yang didelegasikan, serta mempunyai wawasan berpikir yang luas dalam rangka mewujudkan mobilitas dan fleksibilitas. d) Senantiasa mengutamakan budaya perusahaan secara terus menerus untuk mendorong tim kerja yang prima. Pelaksanaan dan implementasi program CSR berlandasakan pada kebijakan PT Indocement yang mempertimbangkan konsep Sustainable Development dan prinsip Triple Bottom Lines (ekonomi, sosial, dan lingkungan). Perumusan kebijakan PT Indocement mengacu pada ISO 26000 dalam lingkup implementasi tanggung jawab sosial perusahaan. 4.1.3 Departemen CSR PT Indocement PT Indocement memiliki sebuah Departemen CSR yang dibentuk pada tahun 2005 yang berlandaskan pada Triple Bottom Lines. Kegiatan sosial perusahaan PT Indocement sebenarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri pada tahun 1985 melalui divisi Community Development. Saat ini Departemen CSR unit Citeureup dipimpin oleh Ibu Dian Octavia sebagai Head Officer Departemen CSR dan memiliki 15 orang staf yang terbagi menjadi Community Develeopment Section (Comdev Section) yang dikepalai oleh Bapak Ayi Ibrohim dan Sustainable Development Project Section (SDP Section) yang dikepalai oleh Ibu Lia Damayanti. Dalam menjalankan tugasnya, Departemen CSR memiliki visi dan misi yang menjadi landasan tugas departemen. Visi Departemen CSR adalah membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. Sedangkan misi Departemen CSR adalah menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development).

40 Selain memiliki visi dan misi, Departemen CSR PT Indocement juga memiliki motto yaitu Turut membangun kehidupan bermutu (better shelter for a better life) yang selalu dijadikan pijakan bagi setiap karyawan perusahaan dari berbagai tingkatan dalam menjalankan aktivitas perusahaan ini. Departemen CSR mempunyai tugas dan tanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sosial yang dilakukan PT Indocement di 12 desa binaan yang berada di sekitarlingkungan pabrik dan jalur konvayer khususnya dan lingkup nasional umumnya. Ruang lingkup Departemen CSR meliputi kegiatan memutuskan program/proyek yang akan dilaksanakan, membuat perencanaan, melaksanakan prgram/proyek di 12 desa binaan, melakukan survai, monitoring program/proyek CSR, dan melakukan dokumentasi. PT Indocement yang beroperasi di Citeureup berada dalam tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Citeureup, Kecamatan Klapanunggal, dan Kecamatan Cileungsi. Dari tiaptiap kecamatan tersebut ditentukan desa binaan yang memiliki kedekatan lokasi dari pabrik. Berdasarkan kedekatan tersebut maka jumlah seluruh desa binaan PT Indocement sebanyak 12 desa binaan, yaitu: Desa Gunung Putri, Citeureup, Puspanegara, Lulut, Bantarjati, Nambo, Hambalang, Leuwi Karet, Tarikolot, Gunung Sahari, Pasir Mukti, dan Tajur. Penentuan program CSR di 12 desa binaan dilakukan berdasarkan social mapping atau pemetan sosial oleh pihak karyawan Departemen CSR untuk mendapatkan gambaran umum dan data yang jelas mengenai situasi dan kondisi yang ada di masyarakat binaan sehingga dapat menentukan prioritas program yang akan dilaksanakan agar tepat guna dan tepat sasaran. Perencanaan program CSR dilandasi oleh konsep Triple Bottom Lines dan dibuat dalam bentuk rencana strategis dengan jangka waktu pelaksanaan program selama lima tahun (Gambar 5) yang menjadi acuan pelaksanaan program CSR Indocement. Departemen CSR melakukan pertemuan BILIKOM (Bina Lingkungan dan Komunikasi) di 12 desa binaan setiap tiga bulan sekali. Pertemuan ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan di masyarakat yang berlandasakan pada Renbangdes (Rencana Pembangunan Desa) merupakan hasil dari pertemuan atau musyawarah rencana pembangunan yang dilakukan di tiap desa.

41 Gambar 5. Skema Strategic Planning 2006-2010 Program CSR PT Indocement Sumber : Intranet Departemen CSR (diakses pada tanggal 23 November 2009) Pada Gambar 6 disajikan proses tahapan pelaksanaan program CSR PT Indocement melalui BILIKOM dan Renbangdes, pihak Departemen CSR menganalisis kebutuhan masyarakat sesuai dengan prioritas dan target dengan skala yang telah ditentukan dengan menggunakan social mapping dan disesuaikan pula dengan rencana strategis. Hasil dari analisis kebutuhan tesebut ditetapkan melalui kebijakan perusahaan yang selanjutnya dilaksanakan oleh Departemen CSR. Setelah selesai dilaksanakan program, tahap selanjutnya adalah dilakukannya kegiatan pemantauan dan evaluasi program yang kemudian di kembalikan kembali dalam BILIKOM dan kebijakan Departemen CSR.

42 Gambar 6. Skema Tahapan Pelaksanaan Program CSR PT Indocement Tahun 2006-2010 Sumber : Intranet Departemen CSR (diakses pada tanggal 23 November 2009) 4.2 Profil Lokasi Penelitian Desa Bantarjati 4.2.1 Demografi Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada dua lokasi penelitian, yaitu di Departemen CSR PT Indocement Tunggal Prakarsa Unit Citeureup dan di Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor. Desa Bantarjati adalah lokasi Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu yang merupakan salah satu lokasi implementasi program CSR. Adapun batas-batas wilayah Desa Bantarjati sebagai berikut: Sebelah utara Sebelah barat Sebelah timur Sebelah selatan : Kecamatan Gunung Putri : Kecamatan Citeureup : Desa Nambo : Desa Lulut

43 Desa Bantarjati berada di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Luas wilayah + 367 Ha. Berdasarkan profil Desa Bantarjati tahun 2009 dari jumlah penduduk yang ada terbagi menjadi 5 RW, yaitu: RW 1 dan RW 2 disebut dengan Kampung Nambo yang berada di Dusun 1 RW 3 dan RW4 disebut dengan Kampung Bantarkopo yang berada di Dusun 2 RW 5 disebut dengan Kampung Pasir Tangkil yang berada di Dusun 3 Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu berada di Desa Bantarjati, namun berdasarkan letak monografis bengkel ini berada dan dekat dengan Desa Lulut karena bengkel tersebut berada di perbatasan wilayah dan lebih banyak masyarakat Desa Lulut yang mengakses Bengkel Sepeda Motor Terpadu dikarenakan letak yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat Desa Lulut. 4.2.2 Kondisi Sosial, Ekonomi dan Lingkungan Berdasarkan Data Demografi tahun 2008, penduduk Desa Bantarjati terdiri dari 2071 Kepala Keluarga dengan jumlah penduduk mayoritas laki-laki, yaitu 3603 orang sedangkan perempuan sebanyak 3518 orang dari total keseluruhan penduduk pada (Tabel 1). Selain itu, mayoritas masyarakat Desa Bantarjati beragama Islam. Namun, dari 4530 penduduk yang produktif hanya 3563 penduduk yang memiliki pekerjaan dan sisanya sebanyak 967 penduduk menganggur. Jumlah penduduk yang memiliki pekerjaan tetap sebanyak 168 orang adalah sebagai karyawan swasta dan 15 orang sebagai PNS Tabel 1. Berdasarkan Tabel 2 diperoleh keterangan bahwa mayoritas masyarakat Desa Bantarjati berpendidikan hingga sekolah menengah pertama dan mayoritas mereka mata pencahariannya adalah sebagai buruh dan pedagang. Kondisi lingkungan Desa Bantarjati merupakan daerah yang dekat dengan pabrik dan tempat penambangan batu kapur. Oleh karena letak yang berdekatan dengan daerah tambang Desa Bantarjati cenderung panas dan gersang. Akan tetapi masyarakat Desa Bantarjati rajin menanami pohon di pekarangan rumahnya atau halamannya dan di sepanjang jalan umum yang dapat menambah kesejukan suasana. Kondisi jalan di Desa Bantarjati berupa jalan sebagian beraspal dan ada juga yang masih berbatu, jalan tersebut dapat dilalui oleh motor, mobil, angkutan umum, dan kandaraan besar (traktor). Pihak perusahaan belum melakukan perbaikan jalan umum

44 untuk lalu lintas kendaraan besar di sepanjang jalur ke tempat pertambangan. Pihak perusahaan tidak melakukan perbaikan jalan karena adanya peraturan dari Pemerintah Daerah yang melarang jalanan lalu lintas kendaraan industri untuk diaspal. Tabel 1. Data Demografi Desa Bantarjati Tahun 2008 (satuan jiwa atau orang) Keterangan Rw 1 Rw 2 Rw 3 Rw 4 Rw 5 Total Jumlah kepala keluarga 406 472 378 445 370 2071 Jumlah penduduk laki-laki 685 796 663 812 647 3603 Jumlah penduduk perempuan 643 783 660 807 625 3518 Jumlah penduduk produktif 795 983 830 1015 907 4530 Jumlah penduduk bekerja 690 705 594 788 786 3563 Jumlah penduduk 1328 1579 1323 1619 1272 7121 Jumlah pengganguran 105 278 236 227 121 967 Sumber: Social mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement (2008) Tabel 2. Data Demografi Mata Pencaharian Desa Bantarjati tahun 2008 Keterangan Rw 1 Rw 2 Rw 3 Rw 4 Rw 5 Total Jumlah industri kecil (unit) 2 1 0 1 0 4 Jumlah usaha pertanian (unit) 35 35 39 0 27 136 Jumlah PNS (orang) 10 1 2 2 15 Jumlah jasa buruh (orang) 398 370 410 292 1470 Jumlah perdagangan (orang) 68 72 71 59 270 Jumlah pengrajin (unit) 6 2 5 2 15 Jumlah karyawan swasta (orang) 30 48 61 29 168 Jumlah usia produktif (orang) 289 207 312 191 999 Jumlah tenaga skill (orang) 11 9 30 15 65 Jumlah tenaga unskill (orang) 278 198 282 176 934 Sumber: Social mapping Desa Bantarjati oleh Departemen CSR PT Indocement (2008) Sampah yang terdapat di Desa Bantarjati mayoritas berasal dari sampah domestik dan sampah rumah tangga, baik berupa sampah organik dan anorganik.

45 Sampah yang tergolong sebagai limbah domestik pabrik, yakni bahan sisa proses penambangan batu kapur yang tidak terpakai atau terjatuh saat pendistribusian. Sampah tersebut dipisahkan dipisahkan lagi untuk dimanfaatkan kembali, seperti sampah organik dikumpulkan untuk dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos sedangkan sampah anorganik yang masih dimanfaatkan diolah kembali. Kondisi sampah yang ada di Desa Bantarjati, saat ini Departemen CSR sedang membangun tampat pengolahan sampah organik dan anorganik untuk dijadikan biomassa. Dari pengolahan ini menghasilkan biomassa yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sedangkan kompos digunakan sebagai pupuk organik. Semua hasil pengolahan sampah mempunyai nilai ekonomis. 4.2.3 Profil Proyek Bengkel Motor Terpadu Program Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Program/SDP) dari PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk ( Indocement ) unit Citeureup salah satunya adalah Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu yang berlokasi di Desa Bantarjati, Kecamatan Klapanunggal, Bogor, yang saat ini masih beroperasi. Gambar 7. Gambar Stuktur Organisasi Bengkel Sepeda Motor Terpadu, Desa Bantarjati Tahun 2009 Sumber: Social mapping oleh Departemen CSR PT Indocement (2008)

46 Latar belakang pelaksanaan Proyek Sepeda Motor Terpadu adalah untuk mengatasi masalah yang terjadi di masyarakat Desa Bantarjati yaitu besarnya jumlah angka pengangguran yaitu sebesar 967 orang dari 3540 jumlah penduduk yang produktif dan adanya keluhan masyarakat akan modal atau dana untuk memulai usaha atau bisnis baru. Setelah dilakukan observasi dan survai oleh staf karyawan Departemen CSR, pihak perusahaan memutuskan untuk mengadakan pelatihan untuk memilih mekanik yang berkualitas yang akhirnya akan didirikan sebuah bengkel. Bengkel ini berdiri pada tanggal 1 April 2009, dan pada tahap awal struktur organisasi bengkel terpadu (Gambar 7) dibentuk oleh pihak Departemen CSR dan masyarakat sekitar untuk memumbuhkan rasa memiliki (sense of belonging project) dan mengatur operasional bengkel. Tujuan umum dari Proyek Bengkel Sepada Motor Terpadu adalah mengembangkan masyarakat dengan cara pendampingan, pelatihan, dan pemberian modal kepada masyarkat Desa Bantarjati. Adapun tujuan khusus dari proyek ini adalah: 1) Menambah kemampuan dan keterampilan 2) Mendidik masyarakat dalam manajemen usaha/bisnis 3) Menyadarkan dan meningkatkan bisnis mentally Penerima manfaat dari Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu adalah warga Desa Bantarjati, Masyarakat di 12 desa binaan pada umumnya, pemerintah dan aparat dinas terkait, dan stakeholders yang terlibat dalam proyek ini dapat melihat pada Lampiran 1. 4.2.4 Mekanisme Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu merupakan bentuk serangkaian program yang diselenggarakan secara bertahap dan sistematis pada tahun 2007- sampai saat ini, antara lain: 1) melakukan survai dan observasi di desa yang berada di sekitar lingkungan pabrik dan alur konvayer. 2) melakukan social mapping untuk melihat kondisi demografi dan monografi di 12 Desa Binaan. 3) melakukan BILIKOM di Desa Bantarjati dengan pihak aparat desa, masyarakat dan staf Departemen CSR.

47 4) memutuskan program CSR (Proyek Bengkel Terpadu) dilaksanaan di RW 05 Desa Bantarjati. 5) melakukan sosialisasi pelaksanaan pelatian/training di 12 Desa Binaan PT Indocement tentang keterampilan, kemampuan mengoperasikan dan memperbaiki mesin motor melalui BILIKOM dan langsung dilakukan kepada masyarakat. 6) membuka pendaftaran dan pengembalian formulir peserta pelatihan mekanik sepeda motor. 7) pelaksanaan pelatihan dengan fasilitator (montir ahli) untuk diberikan pendampingan dan pelatihan. 8) peserta yang masuk kemudian diseleksi dan yang terpilih kemudian diberikan kesempatan untuk bekerja di Bengkel Sepeda Motor Terpadu. 9) pada bulan April 2009 Bengkel Sepeda Motor Terpadu resmi di buka. 10) setelah berjalannya bengkel pihak Departemen CSR melakukan monitoring hingga saat ini untuk melihat kemajuan dan peningkatan pendapatan Bengkel Terpadu. Pada bulan Desember 2009 Indocement merencanakan untuk membuka bengkel baru di salah satu area parkir pabrik Indocement. Untuk mekanisme pembayaran service motor yang berasal dari Indocement dilakukan oleh pihak koperasi Indocement tiap bulannya. Pada Gambar 8 menerangkan bahwa tujuan umum dari pendirian Bengkel Terpadu ini adalah membentuk bengkel plasma baru yang berada di 12 desa binaan. Departemen CSR melakukan pendampingan dan pelatihan di bengkel saat proses pelaksanaan untuk memberikan pemahaman dan memberikan wadah dan kesempatan kepada para pemuda disekitar untuk berlatih dan belajar mengenai mesin motor dan lainnya. Proyek Bengkel Terpadu ini juga sebagai satu unit usaha terpadu dan sekaligus sebagai pusat pelatihan yang diperuntukkan bagi masyarakat, khususnya pemuda di sekitar lingkungan Pabrik Citeureup dalam rangka pemberdayaan ekonomi masyarakat yang diharapkan mampu menciptakan unit usaha baru di lingkungan tersebut. Saat ini jumlah tenaga kerja yang terlibat sebanyak 9 (Sembilan) terdapat pada (Tabel 3 pada lampiran) yang terdiri dari kepala bengkel, administrasi, mekanik, dan satpam yang berasal dari desa Lulut, Bantarjati dan Puspanegara.

48 Gambar 8. Skema Rencana Pengembangan Bengkel Terpadu di 12 Desa binaan PT Indocement Sumber: Social mapping oleh Departemen CSR PT Indocement (2008) Departemen CSR mengirimkan wakilnya tiap bulan untuk melakukan evaluasi dengan meminta laporan keuangan kepada pengurus bengkel. Hal ini dilakukan sebagai bentuk pemantauan kinerja pelaksanaan bengkel disesuaikan dengan tujuan dan target yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan.

49 BAB V IMPLEMENTASI CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY 5.1 Kebijakan PT Indocement Mengenai CSR Kebijakan PT Indocement mengenai implementasi CSR telah dirumuskan sejak berdirinya kantor dan pabrik Indocement. Kebijakan dalam implementasi CSR pada awalnya hanya melakukan sumbangan dan bantuan kepada masyarakat sekitar tanpa memiliki landasan dan konsep partisipasi dan pengembangan masyarakat. Saat ini, perusahaan telah memiliki kebijakan dan konsep yang menjadi acuan dalam aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial (konsep triple bottom lines) seperti kutipan dibawah ini yang terdapat pada Annual Report PT Indocement dan data Departemen CSR yaitu: Indocement melaksanakan gagasan-gagasan tanggung jawab sosial perusahaan untuk memberikan mata pencaharian, perhatian dan perlindungan yang layak bagi masyarakat dan lingkungannya untuk memastikan keberlangsungan pertumbuhan serta kesejahteraan bagi generasi berikutnya (Departemen CSR PT Indocement, 2009). Program tanggung jawab sosial perusahaan didasarkan pada konsep pembangunan berkelanjutan yang bertumpu pada tiga pencapaian yang bermanfaat secara ekonomi, sosial dan lingkungan (triple bottom lines). Perusahaan juga mendasarkan program ini pada Kerangka Lima Pilar Pembangunan Berkelanjutan. Selain itu, tujuan dari pembangunan milenium PBB pada tahun 2000 juga menjadi inspirasi program tanggung jawab sosial perusahaan. Sebagaimana tersebut di bawah ini Lima Pilar tersebut meliputi bidang pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial-budayaagama-olahraga dan keamanan. Terobosan dalam program tanggung jawab sosial perusahaan yang berhasil dicapai Indocement pada tahun 2007 adalah pada saat menyelaraskan kepentingan konservasi lingkungan dengan sumber bahan bakar alternatif dan pembangunan komunitas, dimana momentumnya lebih terasa di tahun 2008. Aktivitas tanggung jawab sosial perusahaan terpusat pada empat proyek berbeda yang memberikan peluang kerja pada wilayah dengan kesempatan kerja yang langka, menawarkan pendapatan bagi orang yang tidak memiliki penghasilan, mengubah pola pikir masyarakat tentang kebersihan dan sanitasi di dalam dan sekitar desa mereka, dan yang lebih penting lagi, membuka peluang untuk menggalang keterlibatan dan pengembangan masyarakat pada

50 kegiatan yang memiliki nilai ekonomis dan memberi manfaat sosial yang berkelanjutan dalam jangka panjang. PT Indocement telah melakukan komitmen dalam menjalankan tanggung jawab sosial perusahaan dengan kebijakan CSR PT Indocement yang menggunakan prinsip triple bottom lines (profit, planet, and people), yaitu dengan memperhatikan keberlanjutan pembangunan program dalam aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi. Sesuai hasil wawancara, dapat merujuk pada Lampiran 1. 5.2 Pandangan Perusahaan terhadap CSR Indocement melaksanakan gagasan-gagasan tanggung jawab sosial perusahaan untuk memberikan mata pencaharian, perhatian dan perlindungan yang layak bagi masyarakat dan lingkungannya untuk memastikan keberlangsungan pertumbuhan serta kesejahteraan bagi generasi berikutnya. Filosofi yang dianut oleh Indocement adalah sebagai badan usaha yang berwawasan lingkungan, Indocement memiliki tanggung jawab sosial dalam membantu meningkatkan kualitas kesejahteraan komunitas sehingga komunitas dapat turut merasakan manfaat kehadiran perusahaan. Menurut Ibu Dian Octavia selaku Head Office Departemen CSR mengatakan bahwa: Pada pelaksanaan CSR PT Indocement memandang bahwa tanggung jawab sosial perusahaan adalah melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholders dengan tidak mendahulukan kepentingannya sendiri melainkan adanya kesadaran dan kewajiban bersama (beyond compliance). Selain itu, adanya upaya perusahaan dalam manajemen dampak operasi perusahaan yaitu dengan meninimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif operasi perusahaan. 10 PT Indocement membentuk suatu organisasi atau divisi tersendiri yang menangani keseluruhan pelaksanaan program CSR PT Indocement yaitu sebuah Corporate Social Responsibility Departement. Departemen CSR memiliki misi yaitu menjalankan seluruh kegiatan usaha dengan tetap memperhatikan kesejahteraan komunitas (wholesome community) dan dengan menerapkan konsep ramah lingkungan (environment friendly) dengan tetap memperhatikan pengembangan perusahaan yang berkelanjutan (sustainable development). Departemen CSR juga memiliki visi, yaitu membangun kepentingan perusahaan untuk kepentingan bersama perusahaan dan komunitas, khususnya komunitas lokal dimana perusahaan beroperasi, sehingga tercipta hubungan yang harmonis. 10 Hasil wawancara dengan Ibu Dian Octavia, Kepala Departemen CSR pada tanggal 22 Desember 2009

51 5.3 Tujuan dan Sasaran Program CSR Panduan dan landasan Departemen CSR melakukan CSR mengacu pada Konsep Sustainable Development dan Konsep Triple Bottom Lines (sosial, lingkungan, dan ekonomi) seiring dengan berjalannya zaman maka PT Indocement beradaptasi dengan menggunakan standar ISO 26000 dalam setiap program atau proyek yang dilakukan. Maka, saat ini PT Indocement sedang melakukan program-program yang mengacu untuk pengembangan masyarakat dan pembangunan berkelanjutan. Selain itu, perusahaan juga melakukan kerja sama dengan berbagai stakeholders, seperti aparat pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, pihak bank dan pihak perguruan tinggi atau universitas. Sesuai dengan kebijakan dan konsep sebagai landasan dalam pelaksanaan CSR, maka dirumuskan tujuan CSR PT Indocement, yaitu: 1) Mewujudkan kemandirian masyarakat, 2) Meningkatkan ekonomi lokal, dan 3) Mewariskan program-program yang berbasiskan Triple Bottom Lines kepada generasi penerus untuk berkelanjutan hidup masyarakat sekitar. Berdasarkan tujuan tersebut dapat dikerucutkan dengan sasaran pelaksanaan CSR yaitu pemberdayaan masyarakat di 12 desa binaan Indocement dengan melibatkan external stakeholders dan membangun daerah dengan melakukan kontribusi pembangunan berkelanjutan untuk manusia dan wilayah baik dari segi hardware berupa fisik dan bangunan atau software berupa bantuan kemasyarakatan dan pelatihan. Saat ini, PT Indocemet sedang melakukan perubahan dari hardware ke software. Melihat sejak berdirinya PT Indocement di Citeureup ini sudah banyak melakukan pembangunan fisik baik itu, jalan, masjid, bangunan sekolah, jembatan, dan berbagai perbaikan lainnya, sekarang Departemen CSR memfokuskan untuk melakukan program pemberdayaan masyarakat dengan mengadakan berbagai pelatihan dan keterampilan kepada masyarakat sekitar agar mereka tidak bergantung kepada perusahaan saja. Prinsip sustainable development yang dilakukan PT Indocement dengan tidak mengambil hak masyarakat dimasa yang akan datang. Oleh karena itu, perusahaan berkewajiban untuk membuat program atau proyek yang berkelanjutan untuk masyarakat sebagai ganti untuk generasi yang akan datang dengan mewariskan usaha atau kesempatan kerja di bidang lain.

52 5.4 Pelaksanaan CSR PT Indocement Pada pelaksanaan CSR PT Indocement yang berlandaskan pada konsep triple bottom line (ekonomi, sosial, dan lingkungan) dan kerangka lima pilar pembangunan berkelanjutan maka Departement CSR melakukan pembagian section atau bagian dalam departemen menjadi Community Development Section (Comdev section) dan Social Development Project Section (SDP section). Keduanya bekerja secara team work untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan awalnya. Berdasarkan rencana strategis CSR PT Indocement, program yang menjadi prioritas adalah konsep program Lima Pilar Pengembangan Masyarakat yang dikoordinir oleh Comdev section dan Proyek Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Project yang dikoordinir oleh SDP section. Program Lima Pilar yang di lakukan secara tersusun dan berkelanjutan di 12 Desa Binaan PT Indocement diantaranya (PT Indocement CSR, 2009): 1. Pilar Pendidikan Program pendidikan yang dilakukan bertujuan untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia di desa-desa binaan sekitar wilayah operasi perusahaan. Program-program tersebut meliputi pembangunan dan renovasi gedung-gedung sekolah (PAUD, SD, SMP,dan SMA), beasiswa, latihan-latihan keterampilan melalui Sekolah Magang Indocement (SMI), perpustakaan, dan fasilitas serta perlengkapan lainnya berupa buku-buku, bangku, dan meja. 2. Pilar Ekonomi Salah satu program yang dilakukan PT Indocement di bidang ekonomi adalah dengan membangun usaha kecil dan menengah, yang disesuaikan dengan potensi yang ada di 12 desa binaan. Usaha-usaha pemberdayaan yang dilakukan mencakup serangkaian pelatihan, bimbingan dan arahan tentang bagaimana mengembangkan bisnis mereka itu serta bantuan modal usaha, program ini juga bekerjasama dengan PKBL Bank Mandiri. Perusahaan membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di 12 desa binaan sekitar pabrik Citeureup. Berkat pemberdayaan itu, banyak diantara mereka telah menjadi panutan dibidangnya masing-masing, seperti peternakan ayam, konveksi, pembuatan kue, dan bengkel sepeda motor.

53 3. Pilar Kesehatan Program ini bertujuan memberikan prasarana untuk meningkatkan kesehatan masyarakat desa setempat, dan secara umum juga merupakan partisipasi PT Indocement dalam program pemerintah membangun masyarakat sekitar yang sehat serta membantu prasarana pendukung Posyandu di Gunung Sari, Pasirmukti, Nambo, Bantarjati, Citeureup dan desa yang lain yang termasuk 12 desa binaan CSR unit Citeureup. PT Indocement juga membangun sarana fisik kesehatan yaitu Posyandu di Desa Gunung Putri, Pasirmukti. PT Indocement juga mendirikan sarana fasilitas air bersih di desa Citeureup dan Pasirmukti. Selain itu PT Indocement juga mengadakan Posling (Puskesmas Keliling) di setiap desa binaannya dengan menggunakan sistem rolling bergantian di setiap desanya. Program ini memberikan bantuan PMT, pengurangan jumlah balita gizi buruk, penyuluhan kesehatan dan pengobatan gratis bagi masyarakat yang berada di 12 desa binaan CSR unit Citeureup. 4. Pilar Sosbudag (Sosial, Budaya, dan agama) dan Olahraga Pada bidang ini PT Indocement membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, rumah ibadah di desa-desa binaan sekitar daerah operasial perusahaan. PT Indocement juga memberikan pembinaan kepada generasi muda melalui pemberian sarana untuk kegiatan olah raga, memelihara budaya lokal, seperti tarian Degung, Reog dan kesenian lokal lainnya. CSR PT Indocement juga mengadakan program pembinaan sepak bola dengan peserta dari 12 desa binaan. Pada bulan Ramadhan PT Indocement juga mengadakan buka puasa bersama yang diadakan di Masjid As-Salam yang berada di lingkungan pabrik dengan mengundang perwakilan tokoh masyarakat dari 12 desa binaannya. Selain itu, pada Hari Raya Idul Fitri perusahaan juga melakukan pembagian zakat kepada masyarakat sekitar dan membantu para korban gempa di Garut, Jawa Barat berupa paket bantuan yang merupakan sumbangan pribadi dari Direksi Indocement, Ikatan Manajemen Indocement (IMI) dan Serikat Pekerja (SP) Indocement serta Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Bogor. 5. Pilar Keamanan Salah satu kegiatan yang dilakukan melalui bidang keamanan ini dengan menggalang kerja sama dengan masyarakat guna memelihara suasana aman melalui

54 pembinaan Pam Swakarsa. Hal itu dilaksanakan dengan memberikan pelatihanpelatihan keamanan kepada masyarakat atau petugas Linmas di desa-desa binaan serta menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung dan peralatan, seperti pos keamanan lingkungan dan seragam petugas keamanan lokal. Selain itu PT Indocement juga melakukan Proyek Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Project yang mengacu pada Konsep Triple Bottom Lines (profit, people,and planet), merupakan program yang memfokuskan pada kebutuhan masyarakat, misalnya: 1. Perkebunan Jarak Pada tahun 2007 PT Indocement sadar akan proyek konservasi lahan yang mengubah lahan bekas penambangan batu kapur yang berlokasi di Citeureup, Cirebon, dan Tarjun, menjadi perkebunan seluas 30 hektar yang ditanami dengan lebih dari 75.000 pohon jarak yang kaya akan kandungan minyak. Selama tahun 2008, PT Indocement menanam lebih dari 90.000 bibit di tiga lokasi pabriknya, memperluas total lahan perkebunan pohon jarak yang ditanami sehingga menjadi lebih dari 170 hektar pada akhir tahun 2008. Proyek perkebunan pohon jarak PT Indocement sampai saaat ini menunjukkan potensi yang baik dan akan lebih berkembang jika perusahaan bekerja sama dengan universitas terkemuka, serta melibatkan masyarakat dalam pemberdayaan lahan marjinal agar bermanfaat secara ekonomis dan ramah lingkungan bagi masyarakat sekitar untuk kurun waktu jangka panjang dan berkelanjutan (sustainable). 2. Pengolahan sampah rumah tangga Setelah perkembangan proyek perkebunan pohon jarak membuahkan hasil yang menggembirakan, PT Indocement kembali meraih keberhasilan melalui proyek pengelolaan sampah rumah tangga, yang diselenggarakan bersama kepala desa dan masyarakat sekitar pabrik. Program ini dirintis pada 2007, dan seperti halnya inisiatif proyek perkebunan pohon jarak, menjadi semakin berkembang di tahun 2008, pada saat pihak yang terlibat dalam proyek ini mulai merasakan manfaat pengolahan sampah tersebut. Mereka tidak hanya memperoleh lingkungan yang bersih dan sehat, namun juga turut memetik manfaat ekonomis dengan mengumpulkan dan mengolah sampah rumah tangga mereka secara benar. Hasil pengolahan sampah saat ini hingga 1,7 ton sampah yang dikonversi sebagai

55 biomassa dan kompos. Biomassa digunakan sebagai bahan bakar alternatif, sedangkan kompos digunakan sebagai pupuk organik. 3. Menghasilkan energi dari kotoran sapi Salah satu proyek tanggung jawab sosial perusahaan lainnya yang juga sedang dikembangkan PT Indocement di tahun 2008, yaitu proyek biogas yang dihasilkan dari kotoran sapi, yang mengandung gas metana yang dapat digunakan untuk keperluan memasak. Proyek ini dimungkinkan oleh suatu temuan alat inovatif yang sederhana dan ekonomis, yang mampu menyerap metana dan memprosesnya menjadi gas untuk memasak. 4. Proyek Peternakan Terpadu Proyek ini adalah peternakan domba. Teknis pelaksanaannya dibantu oleh Institut Pertanian Bogor (IPB) dengan pola inkubator di mana para peternak dari masyarakat dibina dan dilatih menjadi peternak yang tangguh. Setelah mereka menguasai dengan baik, peternak dapat mengembangkan peternakan ditempatnya sendiri dengan membawa ternak sesuai pengembangannya. Berdasarkan penjelasan mengenai kebijakan, pandangan, dan pelaksanaan CSR PT Indocement maka dapat terlihat keterkaitan antara kebijakan dan pendangan perusahaan dalam pelaksanaan CSR yang berlandaskan konsep triple bottom lines dan kerangka Lima Pilar Pembangunan PT Indocement. Kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan memiliki tujuan umum untuk membangun kemandirian masyarakat dan peningkatan perekonomian dengan mengembangkan masyarakat di 12 Desa Binaan.

56 BAB VI ANALISIS PROGRAM CSR Program CSR PT Indocement dalam pelaksanaannya menggunakan pendekatan tingkat partisipasi dan pengembangan masyarakat. Salah satu program CSR dalam penelitian ini dilakukan dengan mengevaluasi proses Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Evaluasi proses Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu dilakukan untuk melihat partisipasi masyarakat Desa Bantarjati dan sekitar pada tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Program CSR ini dilakukan sebagai upaya PT Indocement untuk menanggulangi masalah yang terjadi di Desa Bantarjati dan sekitar yaitu jumlah pengangguran yang tinggi dan kurangnya modal dalam memulai usaha bagi masyarakat sekitar. Pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu dimulai dari penetapan wilayah, tujuan dan sasaran program sampai dengan sosialisasi program dan partisipasi masyarakat, pelaksanaan proyek sesuai dengan apa yang direncanakan. Tingkat partisipasi peserta dilihat dari keikutsertaannya dalam tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi program. Proses partisipasi dari tahap awal PT Indocement melakukan pelatihan atau training sampai pada didirikannya Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Model evaluasi proses proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu secara filosofis dikontruksikan berorientasi pada bagaimana PT Indocement bersama pemerintah lokal dan stakeholders lainnya memberdayakan masyarakat (komunitas) di sekitar lingkungan perusahaan. Komponen yang akan dilihat dalam salah satu proyek pengembangan masyarakat ini dikelompokan berdasarkan komponen lunak (soft) dan keras (hard). Merujuk pada BPMigas (2008) penilaian komponen yang lunak adalah penilaian terhadap dokumen social / community mapping dan dokumen kebijakan dan perencanaan pengembangan masyarakat perusahaan serta laporan evaluasi. Sedangkan penilaian pada komponen keras adalah penilaian terhadap realitas di lapangan (partisipasi masyarakat). 6.1 Sosialisasi Pelatihan Tahap sosialisasi adalah tahap awal yang dilakukan oleh PT Indocement, pihak aparat Pemerintah Desa Bantarjati dan tokoh masyarakat sekitar berupa tahap penyampaian informasi dan publikasi. Bentuk sosialisasi proyek Bengkel Terpadu pada

57 awalnya adalah dengan melakukan pemberitahuan kepada masyarakat di 12 desa binaan akan diadakannya pelatihan otomotif (mekanik sepeda motor). Sosialisasi yang di berikan oleh staf atau karyawan Departemen CSR PT Indocement merupakan proses penyampaian informasi kepada tokoh masyarakat, aparat pemerintahan, dan kader-keder di 12 desa mengenai program pelatihan. Proses sosialisasi lain yang dilakukan oleh PT Indocement juga dilakukan dengan pemberitahuan menggunakan surat undangan kepada pemuda atau remaja di sekitar atau lingkungan pabrik mengenai kesediaan untuk mengikuti pelatihan yang sebelumnya sudah di beritahukan pada saat BILIKOM (Bina Lingkungan Komunikasi) yang dilakukan setiap tiga bulan sekali. Surat undangan diberikan kepada pemuda disetiap desa setelah itu diseleksi di tiap desa dan setelah diseleksi hanya ada satu perwakilan dari tiap desanya yang akan mengikuti pelatihan di SMI (Sekolah Magang Indocement) seperti yang dituturkan oleh Hermansyah salah satu montir di Bengkel Sepeda Motor Terpadu angkatan ke-ii tahun 2008. iya neng, saya waktu itu dapet undangan dari indocement untuk pelatihan jadi montir, sebenernya banyak teman saya yang mau ikut tapi katanya perwakilan dari desa cuma dua orang aja. Semua itu diputuskan oleh pihak perusahaan. Selain itu, bentuk sosialisasi lain yang sudah dilakukan oleh pihak Departemen CSR ialah dengan mengunjugi secara langsung ke masyarakat untuk memberikan informasi yang rutin diadakan oleh koordinator dari tiap desa. Masyarakat di setiap desa juga melakukan sosialisasi dengan memberitahukan kepada tetangganya mengenai informasi pelatihan mekanik/otomotif. 6.2 Partisipasi Penerima Program 6.2.1 Partisipasi Tahap Perencanaan Partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan adalah keikutsertaan masyarakat dalam merencanakan dan membuat keputusan terhadap program yang akan dijalankan. Pada tahap perencanaan yang dilihat adalah keterlibatan masyarakat, serta melihat keaktifan dalam rapat BILIKOM dengan aparat desa dan perwakilan dari Departemen CSR PT Indocement. Keterlibatan partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan ini tidak hanya kehadiran saja akan tetapi kegiatan memberi usul atau pendapat dalam rapat.

58 Pada tahap perencanaan ini pihak dari Departemen CSR sebelumnya sudah melakukan social mapping yang dilakukan pada tiap-tiap desa binaannya. Hal ini dilakukan dalam lingkup kebupaten atau kawasan yang relatif luas melintasi wilayah operasional perusahaan. Selain itu juga, PT Indocement melakukan community mapping dengan cara penjajagan kepada masyarakat yang berada dalam binaan atau wilayah operasional perusahaan. Menurut Sunim salah satu informan yang saya wawancarai yang bekerja sebagai montir di bengkel mengatakan bahwa: duh neng, saya mah enggak tau masalah rencana tau sebelum bengkel ini ada, saya cuma tinggal terima dan ikut saja. Saya cuma tau bengkel ini dari tetangga, banyak juga masyarakat sini yang enggak ikut rapat dan pertemuan dengan pihak indocement, yang datang mah cuma dari kantor desa aja. Hal ini diperkuat dengan pernyataan selah satu dari pengurus bengkel yang tidak mengetahui perencanaan dan alasan berdirinya bengkel yaitu Maya selaku pengurus Bengkel Sepeda Motor Terpadu pada bidang administrasi. neng, waktu saya tau ada bengkel ini juga dari para tetangga katanya indocement sedang membutuhkan karyawan kontrak yang ingin bekerja dan ditempatkan di bengkel ini, jadi saya mah cuma tau kalau bengkel ini bantuan untuk masyarakat. saya tinggal bikin lamaran aja, eh ternyata diterima, Alhamdulillah. Saya kurang paham masalah perencanaan dan sosialisasi yang dilakukan indocement. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, partisipasi masyarakat dalam tahap perencanaan untuk proyek bengkel terpadu ini masih rendah. Hal ini terlihat dari pernyataan informan yang saya wawancarai, mereka menyatakan bahwa hanya segelintir orang yang turut serta dalam pelaksanaan BILIKOM untuk merumuskan dan menentukan program atau proyek yang sesuai dengan kondisi dan permasalahan yang terjadi di desa. Sebagian besar pihak yang mengukuti BILIKOM adalah pihak dari Kantor Desa dan tokoh agama saja, hal ini terlihat dari informan yang saya temui tidak tahu dan tidak mengerti dalam perencanaan dan perumusan dalam proses Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Masyarakat di Desa Bantarjati hanya menunggu saja keputusan program yang akan direalisasikan di Desa Bantarjati. Sebagian besar masyarakat Desa Bantarjati sudah percaya dan setuju dengan perwalikan dari desa dalam rapat, seperti Kades, tokoh masyarakat dan tokoh agama. 6.2.2 Partisipasi Tahap Pelaksanaan

59 Partisipasi masyarakat pada tahap pelaksanaan adalah keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan Proyek Bengkel Terpadu sebagai upaya pengembangan masyarakat. Partisipasi pada tahap pelaksanaan melihat keikutsertaan masyarakat dan peserta pelatihan dalam kegiatan training atau pelatihan sampai dengan terpilihnya menjadi mekanik di Bengkel Sepeda Motor Terpadu sebagai salah satu proyek Bengkel Terpadu percontohan. Pada masa pelatihan peserta pelatihan dididik dalam membongkar dan memasang kembali mesin motor, memperbaiki mesin yang rusak, dan melakukan perbaikan motor yang dilakukan pada tahun 2008 dan 2009 masing-masing selama satu bulan. Jumlah peserta pelatihan pada tahun 2008 (angkatan II) diikuti sebanyak 12 peserta yang berasal dari 12 desa binaan yang bekerjasama dengan Sekolah Magang Indonesia (SMI). Sedangkan pada tahun 2009 (angkatan III) diikuti oleh 22 peserta dan termasuk 3 peserta angkatan ke-ii untuk praktek langsung dan pemantapan keterampilan mengenai mesin motor. Dalam tahap pelaksanaan didukung oleh penuturan Sunim sebagai salah satu montirdi bengkel: oh iya neng saya senang sekali dipilih untuk ikut pelatihan motor dari Indocement, apalagi setelah selesai ikut pelatihan saya dibolehkan untuk kerja di bengkel ini. Selain itu, saya juga diberi gaji walaupun masih kontak. Saya yakin jika ada pelatihan lagi masih banyak teman saya di desa yang ingin ikut. Pengalaman saya selama di bengkel mah asik asik aja soalnya pak Agus (Kepala bengkel) baik dan suka bercanda jadi kami semua juga kerjanya enak.. Partisipasi masyarakat akan pelatihan mesin sepeda motor sudah cukup baik, hal ini terlihat dari masih adanya peserta pelatihan (mekanik) yang tetap bekerja di bengkel sampai saat ini dan melihat apresiasi masyarakat yang ikutserta dalam pelatihan dan pelaksanaan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta pelatihan (montir bengkel) memperkuat pernyataan tersebut, mereka mengaku senang dan termotivasi dengan diadakannya pelatihan montir dan didirikannya bengkel. Setiap informan yang saya temui memiliki motivasi tertentu dalam mengikuti pelatihan. Jadi, pada tahap pelaksanaan bengkel ini sudah baik. Rencana jangka panjang PT Indocement yaitu mendirikan bengkel motor plasma baru di desa binaan lainnya. Masyarakat sekitar juga banyak yang berpartisipasi dengan memperbaiki motornya dan percaya dengan Bengkel Sepeda Motor terpadu. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 terlihat pemasukan bengkel berasal dari masyarakat sekitar dan PT

60 Indocement yang menservice motornya. Hal ini senada dengan pengakuan dari Empuy selaku montir dari Bengkel Sepeda Motor Terpadu. iya neng, motor yang datang kesini kebanyakan dari Indocement, tapi banyak juga seh yang datang dari masyarakat sini. Sebenarnya kenapa masyarakat jarang perbaiki motornya disini karena onderdil yang dijual disini enggak sesuai sama motor masyarakat sini. Jadi, mereka banyak yang rela melakukan perbaikan motornya di bengkel lain yang letaknya lebih jauh lagi dari sini. Kegitan lain yang dilakukan oleh para mekanik dan penjaga di bengkel adalah setiap hari jumat melakukan pembersihan dan perapihan seluruh peralatan bengkel. Pengurus bengkel juga melakukan promosi kepada masyarakat sekitar dengan memberikan brosur, pamflet, dan pemberian discon 10-20% untuk jasa perbaikan motor. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan bengkel dan melakukan pendekatan dengan masyarakat sekitar dengan ebrdirinya bengkel ini. Pada pemilihan mekanik yang akan ditempatkan di Bengkel Sepeda Motor Terpadu ditentukan dan dipilih dengan beberapa kriteria, yaitu berdasarkan kehadiran dalam kegiatan pelatihan, melihat minat dan motivasi peserta dalam pelatihan, dan kemampuan atau keahlian dalam mengoperasikan sepeda motor. Semua itu, dilakukan oleh pihak pelatih dan pihak Departemen CSR Indocement. Secara keseluruhan pada tahap pelaksanaan Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu, partisipasi masyarakat dan peserta pelatihan (mekanik) cukup tinggi. Hal ini terlihat dari antusias mereka mengikuti pelatihan dan pastisipasi masyarakat sekitar dengan memperbaiki motornya. Tabel 3. Data Pelayanan Motor Sepeda Motor BMT Indocement, November 2009 Jumlah Pelayanan Berdasarkan Tipe Pelanggan Minggu Indocement Umum Total I 13 9 22 II 6 13 19 III 12 12 24 IV 2 7 9 V 1 2 3 Total 34 43 77 Sumber: Data Bengkel Sepeda Motor Terpadu Desa Bantarjati tahun 2009

61 6.2.3 Partisipasi Tahap Menikmati Hasil Partisipasi masyarakat pada tahap menikmati hasil adalah keikutsertaan masyarakat dalam menikmati hasil proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu yang dilakukan oleh PT Indocement dan pihak masyarakat. Pada tahap menikmati hasil, peserta pelatihan, pihak perusahaan dan masyarakat lingkungan sekitar merasakan manfaat dan kegunaan setelah dilakukannya pelatihan dan didirikannya bengkel sepeda motor di Desa Bantarjati. Tingkat partisipasi masyarakat dan peserta pelatihan pada tahap menikmati hasil dilihat dari keterampilan yang didapat oleh peserta pelatihan Bengkel Sepeda Motor Tepadu dan penerapan keterampilan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Sebagian besar informan (mekanik bengkel) mengaku setelah mengikuti pelatihan atau training mengenai otomotif/mesin motor dan bekerja di bengkel, mereka mendapatkan banyak ilmu dan kemampuan dalam mengoperasikan dan memperbaikin mesin dan spare part motor, kemudian mereka mendapatkan upah atau gaji tetap dengan bekerja di bengkel walupun masih pekerja kontakan. Hal senada juga diutarakan Empuy yang merupakan salah satu montir di Bengkel Sepeda Motor Terpadu berasal dari Desa Hambalang yang letaknya cukup jauh dari Desa Bantarjati. neng, saya senang dapat diterima manjadi montir di bengkel ini, karena saya jadi memiliki perkerjaan. Saya juga senag bisa menginap disini walaupun tidur cuma pakai tikar saja, karena jauh jika pulang kerumah yang berada di Desa Hambalang. Saya bisa merasakan manfaat dari adanya bengkel ini Sedangkan menurut masyarakat setempat mengaku dengan berdirinya bengkel ini dapat menjadi lapangan pekerjaan yang baru, dan sebagai tempat pelatihan untuk pemuda yang ingin belajar mengenai mesin motor. Selain itu, dengan adanya bengkel dapat menjadi alternative tempat perbaikan motor dengan letak yang berdekatan dengan masyarakat. Menurut Bapak Yasin salah satu Masyarakat Desa Lulut mengatakan: Saya terbantu dengan adanya bengkel ini, karena saya tidak usah pergi jauhjauh ke bengkel yang berada di pos 1 dekat gerbang indocement, karena letak bengkel yang lumayan dekat dan saya juga menyayangkan biaya service yang cukup mahal di bengkel ini

62 Pada tahap pelaksanaan bengkel ini pihak pengurus juga mengeluhkan jenis spare part yang dikirim oleh Indocement tiap dua bulan sekali tidak sesuai dengan kebutuhan di bengkel kerena jenis dan merk motor yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mengcukupi kebutuhan di bengkel pengurus bengkel harus membeli spare part yang sesuai dengan jenis motor dan merk yang dibutuhkan. Secara keseluruhan proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu memberikan manfaat tidak hanya bagi mekanik dan pengurus bengkel, akan tetapi para masyarakat sekitar yang berada di sekitar bengkel juga merasakan manfaatnya. Tidak hanya masyarakat sekitar, akan tetapi masyarakat dari desa lain juga dapat menikmati hasil dari diadakannya pelatihan dan didirikannya bengkel, seperti dari pernyataan Empuy yang berasaldari Hambalang. 6.2.4 Partisipasi Tahap Evaluasi Partisipasi masyarakat pada tahap evaluasi adalah keikutsertaan masyarakat dan peserta pelatihan dalam mengevaluasi kegiatan yang dilaksanakan dalam proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu. Partisipasi warga dilihat dari keikutsertaan mereka dalam mengikuti rapat dan pertemuan dengan pihak perusahaan dalam mengevaluasi proyek. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan pihak masyarakat, peserta pelatihan (montir), dan pengurus bengkel mengeluhkan mereka tidak pernah diikutsertakan pada tahap evaluasi. Tahap evaluasi ini hanya dilakukan oleh pihak karyawan Departemen CSR dan pihak penanggung jawab atau koordinator bengkel terpadu. Jadi, pihak pengurus hanya membuat laporan bulaan mengenai pemasukan dan pengeluaran yang terjadi di bengkel, setelah itu di laporkan kepada Bapak Dedi selaku penanggung jawab Bengkel. Kemudian beliau melakukan tahap evaluasi dengan Bapak Ayi, Bapak Bambang, dan Ibu Via. Pernyataan dari Bapak Dedi selaku koordinator Proyek Bengkel Sepeda Motor Terpadu mengatakan kegiatan evaluasi memang hanya dilakukan oleh pihak dari Departemen CSR saja. Pihak penanggung jawab proyek dalam hal ini saya meminta laporan kerja di bengkel kepada Bapak Agus setelah itu saya dan Pa Bambang membuat suatu evaluation sheet mengenai pelaksanaan yang telah terjadi. Kemudian kami merumuskan jadwal atau perencanaan baru lagi misalnya dengan pembuatan bengkel plasma baru