BAB I PENDAHULUAN. Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pentingnya keamanan mengendarai mobil saat ini sudah tidak di ragukan

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk yang terus bertambah, kebutuhan orang yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pifih Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. banyak ada di Indonesia adalah sepeda motor. Di negara indonesia angka kepemilikan

I. PENDAHULUAN. Keadaan di dalam masyarakat yang harmonis akan terpelihara dengan baik jika tercipta

Mengenal Undang Undang Lalu Lintas

I. PENDAHULUAN. Salah satu persoalan yang selalu dihadapi di kota-kota besar adalah masalah lalu lintas. Hal ini

I. PENDAHULUAN. dan mencerminkan kehendak rambu-rambu hukum yang berlaku bagi semua subyek

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. terhadap pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan dapat disimpulkan sebagai

Gambar 2.1 Orang menyeberang jalan lewat zebra cross.

I. PENDAHULUAN. menjembatani kesenjangan dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan antar wilayah,

KUESIONER. Identitas Responden

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berkendara yang aman sangat diperlukan di dalam berlalu lintas untuk

BAB I PENDAHULUAN. transportasi pribadi khususnya sepeda motor guna mempercepat dan

I. PENDAHULUAN. penduduk kota Bandar Lampung yang semakin padat dan pertambahan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PEMBERLAKUAN HELM SNI TERHADAP TINGKAT KETAATAN MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA DENGAN FUNGSI HUKUM SEBAGAI ALAT PENGENDALI SOSIAL

UPAYA MENEKAN TINGGINYA ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS MELALUI SOSIALISASI UU NO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

BAB I PENDAHULUAN. Aman dalam berkendara, bukanlah sebuah slogan sebuah instansi

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

BAB I PENDAHULUAN. Dunia oleh WHO (World Health Organization) pada tahun 2004 merupakan

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara hukum, dalam pelakasanaan pemerintahan dan

BAB 2 DATA DAN ANALISA

a. Manusia 89,56 % b. Jalan dan lingkungan 564% 5,64 c. Kendaraan 4,80 %

BAB I PENDAHULUAN. Penjelasan umum Peraturan Perundang-undangan Nomor 22 Tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. hukum(rechtsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machtsstaat). 1

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 2009/96, TLN 5025]

I. PENDAHULUAN. Lalu lintas jalan merupakan sarana masyarakat yang memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. Sarana transportasi merupakan sarana pelayanan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

1. PENDAHULUAN. tidur hingga kembali tidur. Menurut Harold Lasswell, lalu lintas dimana polisi lalu lintas bertindak sebagai komunikator

BAB I PENDAHULUAN. kematian tiap hari di seluruh dunia. Berdasarkan laporan POLRI, angka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan merupakan hal yang penting dalam

PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2002

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian tentang kesadaran hukum siswa dalam berlalu

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara hukum yang hampir semua aspek di

BAB I PENDAHULUAN. menurut data statistik dari OICA (Organisation Internationale des Constructeurs

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

ANALISIS PELANGGARAN PENGENDARA SEPEDA MOTOR TERHADAP UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. untuk melayani pergerakan manusia dan barang secara aman, nyaman,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan oleh bangsa Indonesia dewasa. Untuk menunjang pembangunan tersebut salah satu sarana yang di

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. tahun 2010 jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak sedangkan pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia selalu melakukan perubahan dalam kehidupannya, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lalu lintas dan angkutan jalan mempunyai peranan yang sangat

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan,

PERILAKU PENGENDARA SEPEDA MOTOR DI JALAN LAKSDA ADISUCIPTO, YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. transportasi. Menurut Morlok (1991) transportasi adalah suatu proses pergerakan atau

Perpustakaan Unika SKALA DISIPLIN

KATA PENGANTAR. Surabaya, 24 Oktober Tim Penulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terjadi di kota-kota besar di negara-negara sedang berkembang. Di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berdasarkan Undang-Undang 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepentingan yang segara diselesaikan oleh individu, sehingga seseorang

KEPATUHAN MASYARAKAT KOTA MAKASSAR TERHADAP UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG PELARANGAN PENGGUNAAN HANDPHONE SAAT BERKENDARAAN

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

BAB I PENDAHULUAN. Cidera kecelakaan lalu lintas (Road Traffic Injury) merupakan hal yang sangat

A). Perbandingan pelanggaran lalu lintas selama 12 hari pelaksanaan Ops Zebra Siak 2017 dengan Ops Zebra Siak 2016, sbb :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara yang luas yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjatuhkan sanksi. Sanksi hanya dijatuhkan pada warga yang benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. xiii

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan transportasi pun juga semakin bertambah. Kendaraan bermotor

2017, No Bermotor dan Penutupan Unit Pelaksana Penimbangan Kendaraan Bermotor Pada Masa Angkutan Lebaran; Mengingat : 1. Undang-Undang Republik

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini tingkat kecelakaan lalu lintas yang diakibatkan oleh kelalaian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aas Assa adatul Muthi ah, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. di sekitar jalan raya, sehingga undang-undang ini memiliki fungsi hukum sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Lalu lintas di Yogyakarta sudah semakin padat dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. hampir terjadi diberbagai daerah terutama di kota-kota besar. Kondisi semacam

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECELAKAAN LALU LINTAS DAN PELANGGARAN LALU LINTAS

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan sejarah khususnya pembangunan dibidang penegakan supremasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menggambarkan budaya bangsa. Kalau buruk cara kita berlalu lintas maka

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telepon genggam atau yang lebih dikenal dengan handphone (HP) merupakan alat komunikasi jaman moderen yang sangat praktis karena dapat dibawa kemanamana. Kecanggihan yang terdapat didalam HP tersebut membuat banyak orang ingin memilikinya, dan tidak heran saat ini mulai dari anak kecil sampai orang tua juga sudah memiliki HP. Tetapi kadangkala alat ini sering digunakan pada tempat dan waktu yang salah yaitu digunakan pada saat berkendaraan di jalan sehingga dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan. Penggunaan HP saat berkendaraan sangat berbahaya karena pusat konsentrasi menjadi terpecah sehingga pengendara menjadi kurang fokus dengan kendaraan yang sedang dikemudikannya. Berkurangnya konsentrasi saat mengemudi dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan. Diberlakukannya peraturan ini sekiranya dapat memberikan dampak yang baik untuk menekan tingkat terjadinya kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Bayangkan pembunuh terganas saat ini, kecelakaan di jalan raya. Hampir 31 juta orang per tahun meninggal. Bahkan dalam satu hari hingga 66 orang meninggal akibat kecelakaan di jalan, sehingga perlu pengaturan yang mampu meminimalisir angka kecelakaan tersebut. Tentunya dengan menyadari aturan lalu lintas dan menerapkannya dengan baik, jelas Dikyasa Dirlantas Polri, Kombes Pol Indrajit. Direktur Jenderal

Perhubungan Darat, Kementrian Perhubungan, Suroyo Alimoeso menyampaikan Dalam UU No. 22 tahun 2009 itu juga dijelaskan sanksi-sanksi terhadap pelanggaran secara rinci. Seperti menggunakan HP saat berkendaraan, tidak menggunakan helm SNI. Termasuk aturan lampu merah dan pemahaman ramburambu lalu lintas. Di Amerika pernah dilakukan survey terkait kasus kecelakaan yang disebabkan oleh penggunaan HP saat berkendaraan dan tercatat lebih dari 500.000 orang terluka setiap tahun akibat menggunakan alat komunikasi ini, sehingga Amerika dengan tegas dilarang menggunakan HP saat berkendaraan. Begitu juga dengan di Indonesia (Abarky.blogspot, 2011) di Jakarta setiap hari sekitar 3 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas dan selama satu tahun sekitar 1.000 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas. Hal ini disampaikan oleh AKBP Ipung Purnomo. Pengguna kendaraan pun dihimbau untuk lebih berhati-hati di jalan. AKBP Ipung Purnomo juga menambahkan, Angka itu melebihi korban perang. Bukan tidak mungkin angka tersebut akan bertambah jika pengendara masih tidak memikirkan keselamatan dirinya dan orang lain. Dari data tahun 2010, 30 persen kecelakaan lalu lintas di Jakarta disebabkan oleh penggunaan HP. Fenomena itu menurutnya terjadi karena konsentrasi pengemudi yang terpecah akibat menggunakan HP saat mengemudi, lanjutnya. Mengatasi hal ini pemerintah telah memberlakukan pelarangan penggunaan HP saat mengemudi yang telah diatur di dalam UU No. 22 Tahun 2009 pasal 283 yang berbunyi Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor di Jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi

oleh suatu keadaan yang mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di Jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat (1) dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp 750.000 (Tujuh ratus lima puluh ribu rupiah). Kota Makassar dengan panjang jalan menurut data pekerjaan umum (PU) kota Makassar yaitu sepanjang 1593,46 km dengan jalan nasional 445,29 km dan jalan kota 1548,17 km dimana rata-rata kondisi jalan masih baik dan jumlah kendaraan yang paling mendominasi adalah kendaraan bermotor roda dua. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor roda dua menyebabkan jalan-jalan di kota Makassar menjadi semakin padat, arus lalu lintas yang terjadi semakin padat sehingga kemacetan tidak bisa terhindarkan. Kondisi jalan yang tidak mencukupi untuk menampung banyaknya pengguna jalan merupakan salah satu penyebab kemacetan. Usaha untuk pelebaran jalan juga sudah dilakukan tapi belum memberikan hasil yang maksimal, berikut ini data jumlah kendaraan bermotor di kota Makassar dari tahun 2006-2011.

Tabel 1.1. Jumlah Kendaraan Bermotor Kota Makassar Tahun 2006 2011 2006 2007 2008 2009 2010 2011 Mobil Penumpang 65.392 72.691 83.295 93.148 106.419 117.865 Mobil Bus 16.121 16.478 37.165 16.647 16.717 16.814 Sepeda Motor 463.512 489.247 559.345 624.327 711.476 785.333 Mobil Barang 31.452 33.837 37.165 39.992 44.634 48.306 Kendaraan Khusus 793 862 916 953 347 357 Sumber : Direktorat Lalu Lintas Makassar Dari data di atas dapat dilihat jumlah kendaraan yang paling banyak adalah kendaraan sepeda motor dengan setiap tahunnya semakin meningkat. Kecelakaan yang terjadi di Kota Makassar lebih banyak melibatkan kendaraan bermotor roda dua. Pada tahun 2010 terdapat korban kecelakaan yang meninggal dunia akibat menggunakan HP saat berkendaraan, yaitu sebanyak 1 (satu) orang. Seberapa besar tingkat kepatuhan masyarakat kota Makassar atas aturan UU No. 22 Tahun 2009 tentang pelarangan penggunaan HP saat berkendara yang sudah diberlakukan, meskipun dari data yang ada kecelakaan yang diakibatkan oleh penggunaan HP tidak banyak, tetapi dari penelitian ini ingin diketahui apakah tidak adanya kecelakaan yang terjadi karena mereka betul-betul taat dan patuh atau ada pelanggaran yang terjadi tetapi dari instansi terkait belum mendapatkan bukti yang jelas.

1.2. Rumusan Masalah Seberapa besar tingkat kepatuhan dan alasan-alasan yang menjelaskan apa pengaruh dari menaati peraturan tersebut dan juga apakah selama ini banyak pelanggaran yang terjadi terkait penggunaan HP saat berkendaraan tetapi dari pihak terkait belum mendapatkan bukti yang jelas agar masyarakat kota Makassar lebih paham lagi mengenai keselamatan dalam berkendaraan di jalan raya. 1.3. Batasan Masalah Dalam penelitian ini, membahas beberapa batasan masalah untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik. Antara lain: 1. Lokasi penelitian di Kota Makassar 2. Pengambilan data berdasarkan survey lapangan dan menyebarkan kuesioner 3. Data yang diambil mencakup Hasil Kuesioner dan Pengamatan Secara Langsung di Lapangan 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah masyarakat khususnya masyarakat kota Makassar telah mematuhi UU No. 22 tahun 2009 tentang pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan? 2. Apakah instansi terkait dalam hal ini polisi sebagai penegak hukum kurang tegas dalam pemberian sanksi kepada pengguna jalan yang melanggar aturan tersebut?

1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan: 1. Memberi masukan kepada instansi terkait untuk lebih tegas lagi dalam memberikan sanksi terhadap pengguna jalan yang melanggar UU No. 22 tahun 2009 tentang pelarangan penggunaan HP saat berkendaraan. 2. Memberi masukan kepada instansi terkait untuk memasang rambu jalan atau tanda khusus untuk mengingatkan pengendara agar tidak menggunakan HP saat berkendaraan. 1.6. Sistematika Penulisan Dalam penulisan tugas akhir ini terdiri dari 6 (enam ) bab, yang masingmasing bab akan dibagi lagi menjadi sub bab - sub bab yang lebih terperinci dengan susunan sebagai berikut: BAB I. Pendahuluan Bab ini mengemukakan tentang masalah yang akan dibahas dalam penelitian dan pokok masalah yang ada untuk dipecahkan atau dicari solusinya. Pada bab ini terdiri dari: latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II. Tinjauan Pustaka Bab ini berisikan tentang pustaka-pustaka yang mendukung dan berguna bagi penelitian dan penulisan yang berupa gambaran secara umum tentang kepatuhan pada

peraturan Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 sampai pada tinjauan yang lebih spesifik sesuai dengan pokok permasalahan yang ada. BAB III. Landasan Teori Bab ini berisikan tentang dasar-dasar teori yang mendukung penelitian ini. BAB IV. Metodologi Penelitian Bab ini berisikan tentang langkah-langkah yang akan diambil pada pelaksanaan penelitian termasuk cara pengumpulan data berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. BAB V. Analisis Data dan Pembahasan Bab ini menyajikan data yang telah diperoleh dari penelitian yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas, kemudian data yang ada dianalisis dan selanjutnya dilakukan pembahasan mengenai permasalahan mengenai permasalahan yang ada pada studi lokasi. BAB VI. Kesimpulan dan Saran Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang dinyatakan secara terpisah, yaitu: 1. Kesimpulan merupakan pernyataan singkat dan tepat yang dijabarkan dari hasil pembahasan dalam penelitian. 2. Saran dibuat berdasarkan pengalaman dan pertimbangan penulis yang ditujukan kepada para peneliti dibidang sejenis yang ingin melanjutkan atau mengembangkan penelitian yang sudah dilakukan tentang permasalahan yang ada.

Gambar 1.1. Peta Wilayah Sulawesi Selatan Lokasi Penelitian

Gambar 1.2. Lokasi Penelitian Kota Makassar