LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI. Senin, 28 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH

dokumen-dokumen yang mirip
TITRASI IODIMETRI PENENTUAN KADAR VITAMIN C. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

TITRASI IODOMETRI. Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana, Ira Nurpialawati PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

PENENTUAN KADAR CuSO 4. Dengan Titrasi Iodometri

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II TITRASI IODOMETRI. KAMIS, 24 April 2014

Titrasi IODOMETRI & IOdimetri

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

JURNAL PRAKTIKUM. KIMIA ANALITIK II Titrasi Permanganometri. Selasa, 10 Mei Disusun Oleh : YASA ESA YASINTA

Macam-macam Titrasi Redoks dan Aplikasinya

MAKALAH KIMIA ANALITIK 1. Iodo Iodimetri

MAKALAH KIMIA ANALIS TITRASI IODIMETRI JURUSAN FARMASI

TITRASI IODOMETRI DENGAN NATRIUM TIOSULFAT SEBAGAI TITRAN Titrasi redoks merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya. Terbaginya titrasi ini

TITRASI IODOMETRI Oleh: Regina Tutik Padmaningrum Jurusan Pendidikan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN VI TITRASI REDOKS

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2. Titrasi Permanganometri. Selasa, 6 Mei Disusun Oleh: Yeni Setiartini. Kelompok 3: Fahmi Herdiansyah

MODUL Dasar-Dasar Kimia Analitik. Kelompok 2 :

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

KIMIA KUANTITATIF. Makalah Titrasi Redoks. Dosen Pembimbing : Dewi Kurniasih. Disusun Oleh : ANNA ROSA LUCKYTA DWI RETNONINGSIH

Analisis Vitamin C. Menurut Winarno (1997), peranan utama vitamin C adalah dalam

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

Widya Kusumaningrum ( ) Page 1

Modul 3 Ujian Praktikum. KI2121 Dasar Dasar Kimia Analitik PENENTUAN KADAR TEMBAGA DALAM KAWAT TEMBAGA

MODUL 2 PENENTUAN KADAR ASAM ASKORBAT DALAM YOU C Kurnia Sandwika Henry Liyanto Ignatio Glory

PENENTUAN KADAR VITAMIN C METODE IODIMETRI BAB V PEMBAHASAN

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS HASIL PERTANIAN

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

MAKALAH KIMIA ANALITIK I TITRASI REAKSI OKSIDASI DISUSUN OLEH : A. NURUL ANA HUSAIN PENDIDIKAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KADAR KOEFISIEN DISTRIBUSI SELASA, 22 MEI 2014

A. JUDUL PERCOBAAN Pembuatan Larutan Standar KmnO4 dan Penetapan Campuran Fe 2+ dan Fe 3+. B. TUJUAN PERCOBAAN Pada akhir percobaan mahasiswa dapat

TITRASI REDUKSI OKSIDASI OXIDATION- REDUCTION TITRATION

Laporan Praktikum Kimia Dasar II. Standarisasi Larutan NaOH 0,1 M dan Penggunaannya Dalam Penentuan Kadar Asam Cuka Perdagangan.

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK II

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

PERMANGANOMETRI. A. HARI, TANGGAL PRAKTIKUM Hari, tanggal : Maret 2011 Tempat : Laboratorium Kimia Analitik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PERCOBAAN I KESETIMBANGAN KIMIA DI DALAM LARUTAN PROGRAM STUDI S-1 KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PEMISAHAN PERCOBAAN 1 EKSTRAKSI PELARUT

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

BAB V METODOLOGI. Pada tahap ini, dilakukan pengupasan kulit biji dibersihkan, penghancuran biji karet kemudian

PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

TITRASI PENETRALAN (asidi-alkalimetri) DAN APLIKASI TITRASI PENETRALAN

MODUL PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ( KI-2121) PENENTUAN KADAR IOD DALAM BETADINE SECARA TITRIMETRI

PEMERIKSAAN SISA KLOR METODE IODOMETRI

Menentukan Kadar Ion Br- dan KSCN dengan Metode Argentometri-Volhard (METODE VOLHARD) Menentukan molaritas KSCN dengan metode titrasi balik

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KIMIA ANALITIK II. METODE VOLHARD Selasa, 10 April 2014

Metode titrimetri dikenal juga sebagai metode volumetri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Percobaan Untuk mengetahui kadar Fe (II) yang terkandung dalam sampel dengan menggunakan titrasi oksidimetri.

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS FARMASI

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

UJIAN PRAKTIKUM KI2121 DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK PENENTUAN KADAR BIKARBONAT DALAM SODA KUE

BAB IV. HASIL PENGAMATAN dan PERHITUNGAN

PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA II PENENTUAN KOEFISIEN DISTRIBUSI Sabtu, 26 April 2014

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

BAB V METODOLOGI. Gambar 6. Pembuatan Minyak wijen

Tugas Kelompok Kimia Analitik I PERMANGANOMETRI

TITRASI ARGENTOMETRI dengan CARA MOHR. Abstak

PEMBUANTAN NIKEL DMG KIMIA ANORGANIK II KAMIS, 10 APRIL 2014

Blanching. Pembuangan sisa kulit ari

PERCOBAAN I PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

Penentuan Kesadahan Dalam Air

BAB I PENDAHULUAN A. Judul Percobaan B. Tujuan Percobaan

JURNAL PRAKTIKUM SENYAWA ORGANIK DAN ANORGANIK 12 Mei 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober

Penentuan Kadar Vitamin C dengan Titrasi Iodometri Langsung

Setiap system kesetimbangan melibatkan reaksi-reaksi endoterm dan eksoterem. Kenaikan suhu system akan menguntungkan reaksi eksoterem

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

Sophie Damayanti / SF ITB

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI ASIDIMETRI DAN ALKALIMETRI. Senin, 9 November 2015 KELOMPOK IV Senin, Pukul WIB

PERCOBAAN I PEMBUATAN DAN PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN

PENENTUAN KADAR VITAMIN C PADA YOU-C1000 DAN VITACIMIN DENGAN METODE IODIMETRI

LABORATORIUM KIMIA FARMASI

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif

BAB 3 BAHAN DAN METODE. - Buret 25 ml pyrex. - Pipet ukur 10 ml pyrex. - Gelas ukur 100 ml pyrex. - Labu Erlenmeyer 250 ml pyex

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

PENENTUAN KOMPOSISI MAGNESIUM HIDROKSIDA DAN ALUMINIUM HIDROKSIDA DALAM OBAT MAAG

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Laporan Praktikum Kimia Analitik II. Koefisien Distribusi Iod

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 1 PERCOBAAN VII TITRASI PENGENDAPAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

II. HARI DAN TANGGAL PERCOBAAN

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK


KIMIA DASAR PRINSIP TITRASI TITRASI (VOLUMETRI)

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

BAB 3 METODOLOGI. 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain studi eksperimental.

BAB 3 ALAT DAN BAHAN. 1. Gelas ukur 25mL Pyrex. 2. Gelas ukur 100mL Pyrex. 3. Pipet volume 10mL Pyrex. 4. Pipet volume 5mL Pyrex. 5.

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENRUAN KADAR VITAMIN C MENGGUNAKAN TITRASI IODOMETRI Senin, 28 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA FITRIANI (1112016200046) SAVIRA AULIA (1112016200076) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

ABSTRAK Vitamin C atau L-asam askorbat merupakan senyawa bersifat asam dengan rumus empiris C6H8O6 (berat molekul = 176,13). Kadar vitamin C dalam larutan dapat diukur menggunakan titrasi redoks iodimetri, dengan menggunakan larutan indikator kanji (starch) yaitu dengan menambahkan sedikit demi sedikit larutan iodin (I2) yang diketahui molaritasnya sampai mencapai titik keseimbangan yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi biru pekat. PENDAHULUAN Titrasi redoks merupakan analisis titrimetri yang didasarkan pada reaksi redoks. Pada titrasi redoks, sampel yang dianalisis dititrasi dengan suatu indikator yang bersifat sebagai reduktor atau oksidator, tergantung sifat dari analit sampel dan reaksi yang diharapkan terjadi dalam analisis. Titik ekuivalen pada titrasi redoks tercapai saat jumlah ekuivalen dari oksidator telah setara dengan jumlah ekuivalen dari reduktor. Bebrapa contoh dari titrasi redoks antara lain adalah titrasi permanganometri dan titrasi iodometri/iodimetri. Titrasi iodometri menggunakan larutan iodium (I2) yang merupakan suatu oksidator sebagai larutan standar. Larutan iodium dengan konsentrasi tertentu dan jumlah berlebih ditambahkan ke dalam sampel, sehingga terjadi reaksi antara sampel dengan iodium. Selanjutnya sisa iodium yang berlebih dihiung dengan cara mentitrasinya dengan larutan standar yang berfungsi sebagai reduktor (Sinaga, 2011). Sistem redoks iodin : I3- + 2e 3I- Iodin mempunyai potensial standar sebesar + 0,54 V. Karena itu iodin adalah sebuah agen pengoksidasi yang jauh lebih lemah daripada kalium permanganat, senyawa serium (IV) dan kalium dikromat. Substansi-substansi penting yang cukup kuat sebagai unsur-unsur reduksi untuk dititrasi langsung dengan iodin yaitu zat-zat dengan potensial reduksi yangjauh lebih rendah adalah tiosulfat, arsenik (III), antimon (III), sulfida, sulfit, timah(ii) dan ferosianida. Kekuatan reduksi yag dimiliki oleh beberapa dari substansi ini tergantung pada konsentrasi ion hydrogen, dan reaksi dengan iodin baru dapat dianalisis secara kuantitatif hanya bila kita melakukan penyesuaian ph (Underwood, 1998: 296). Warna dari sebuah larutan iodin cukup intens sehingga iodin dapat bertindak sebagai indicator bagi dirinya sendiri. Iodin juga memberikan warna ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dan kloroform, dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir dari titrasi (Underwood, 1998:297).

Metode titrasi langsung dinamakan iodimetri mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan iod standar.sedangkan metode titrasi tak langsung dinamakan iodometri adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. Dalam kebanyakan titrasi langsung dengan iod,digunakan suatu larutan iod dalam kalium iodide, dan karena itu spesi reaktifnya adalah ion triiodida. Zat-zat pereduksi yang kuat ( zat-zat dengan potensial yang jauh lebih rendah), seperti timah(ii)klorida, asam sulfat, hydrogen sulfida, dan natrium tiosulfat bereaksi lengkap dan cepat dengan iod, bahkan dalam larutan asam. Dengan zat pereduksi yang agak lemah, misal arsen trivalent, atau stibium trivalent, reaksi yang lengkap hanya akan terjadi bila larutan dijaga tetap netral atau sangat sedikit suasana asam. Pada kondisi ini potensial reduksi dari zat pereduksi adalah minimum, atau daya mereduksinya adalah maksimum (Sinaga, 2011). Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan sifat larutan yang diuji. Pengukuran kadar Vitamin C dengan reaksi redoks yaitu menggunakan larutan iodin (I 2 ) sebagai titran dan larutan kanji sebagai indikator. Pada proses titrasi, setelah semua Vitamin C bereaksi dengan Iodin, maka kelebihan iodin akan dideteksi oleh kanji yang menjadikan larutan berwarna biru gelap (Pratama, 2011). Iod dalam jumlah kecil dapat diperoleh dari ganggang laut yang dikeringkan, karena beberapa tanaman laut dapat meneyerap dan memekatkan I-, secara selektif dari kehadiran Cl- dan Br-. Dari sumber ini oksidasi I- dengan bermacam pengoksidasi dimungkinkan.dari segi komersial, iod kurang penting dari brom dan klor sekalipun senyawanya dapat diterapkan sebagai katalis (petrucci, 1987 : 53). ALAT dan BAHAN alat yang digunakan pada pratikum adalah: Lumpang alu Kaca arloji Neraca analitik Gelas kimia Gelas ukur Labu Erlenmeyer Corong Buret Statif klem Bahan yang digunkan pada praktikum adalah: Vitamin C Aquades H2SO4 10 % Indikator amilum 1 % Larutan Iodin 0,1 M

LANGKAH KERJA Langkah kerja yang dilakukan yaitu: 1. Menghaluskan vitamin C menggunakan lumpang alu 2. Menimbang 0,5 gram dan melarutkan dengan 100 ml aquades 3. Mengambil 25 ml sampel dan masukkan ke dalam labu Erlenmeyer 4. Menambahkan dengan 5 ml H2SO4 10 % dan 6 tetes indikator amilum 1 % 5. Menitrasi dengan larutan iodin 0,1 M hingga terbentuk warna biru. Melakukan titrasi secara duplo. HASIL PENGAMATAN dan PEMBAHASAN Data hasil pengamatan: Perlakuan Vitamin C 0,5 gram + 100 ml aquades 25 ml larutan vit. C + H2SO4 5 ml 10 % Pengamatan Larutan jernih agak kekuningan. Larutan tetap jernih kekuningan + 20 tetes indikator amilum Larutan menjadi putih Titrasi dengan iodin Warna larutan ungu Volume iodin pada titasi 1 : 0,8 ml Volume iodin pada titrasi 2 : 0,5 ml Volume iodin rata-rata : 0,65 ml Perhitungan: M Iodin x V iodin = M sampel X Vsampel 0,1 M X 0,65 ml = M sampel x 25 ml M sampel = 0,0026 M M vit C x V vit C = M iodin x V iodin

x V vit C = M iodin x V iodin gr vit C = (M iodin x V iodin ) x BM vit C gr vit C = (0,1 M x 0,65 ml) x 176,13 gr vit C = 11,44 gram Persamaan reaksi: C 6 H 8 O 6 + I 2 C 6 H 6 O 6 + 2I - + 2H + Kadar vitamin C ditetapkan berdasarkan prinsip reduksi oksidasi yaitu dengan menggunakan titrasi iodimetri atau titrasi langsung. Dalam hal ini I2 atau iod adalah sebagai titrant. Prinsip titrasi ini adalah analat atau contoh dioksidasi oleh I2 sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodida. I2 merupakan oksidator yang tidak terlalu kuat sehingga hanya zat-zat yang merupakan reduktor yang cukup kuat yang dapat dititrasi. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan perubahan warna dari tak berwarna menjadi biru. Iod sebagai zat padat sukar larut dalam air tetapi sangat mudah larut dalam larutan KI karena membentuk I 3-. Larutan iod dibuat dengan KI sebagai pelarut. Larutan iod ini bersifat tidak stabil sehingga perlu distandarisasi berulangkali terutama apabila akan dipakai sebagai titrant. Ketidakstabilan larutan iod disebabkan oleh penguapan iod, reaksi iod dengan karet, gabus dan bahan organic lain yang mungkin masuk dalam larutan lewat debu dan asap, serta disebabkan oleh oksidasi olleh udara pada ph rendah. Oksidasi ini dipercepat oeh cahaya dan panas. Maka hendaknya larutan ini disimpan pada tempat yang sejuk dengan botol berwarna gelap. Selain itu juga harus dihindarkan kontak dengan bahan organic maupun gas mereduksi seperti SO2 dan H2S. Bahan baku primer yang digunakan untuk menstandarisasi iod adalah Na2S2O3 dan As2O3. Penetapan kadar vitamin C dilakukan dengan terlebih dahulu melakukan preparasi sampel. Preparasi sampel dilakukan dengan cara menghaluskan sampel dengan menggunakan mortar, selanjutnya menimbang 5 g sampel yang telah dihaluskan lalu memasukkannya dalam labu erlenmeyer 100 ml. Diencerkan dengan aquadest sampai tanda tera. Tujuan dari pengenceran ini adalah untuk mendapatkan konsentrasi analat yang sekecil mungkin. Kocok agar larutan homogen. Pipet sebanyak 25 ml larutan sampel kedalam Erlenmeyer. Tambahkan 1 ml indikator amilum 1% kemudian dititrasi dengan larutan iodium 0,1 M. Titrasi dilakukan hingga tercapai titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna biru kehitaman.

KESIMPULAN Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkn bahwa: 1. Percobaan titrasi redoks iodimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar vitamin C, indikator yang digunakan adalah amilum. 2. Vitamin C dititrasi dengan larutan iodin (I2) setetes demi setetes sampai larutan berwarna biru kehitaman. 3. Kadar vitamin C yang terkandung dalam suplemen vitamin C sebesar 11,44 gram. DAFTAR PUSTAKA A.L. Underwood, Day Jr. 1998. ANALISIS KIMIA KUANTITATIF. Jakarta: Erlangga. Petrucci, Ralph H. 1987. KIMIA DASAR. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama. Anggi Pratawa. Aplikasi Labview Sebagai Pengukur Kadar Vitamin C Dalam Larutan Menggunakan Metode Titrasi Iodimetri. http://eprints.undip.ac.id/25483/1/ml2f003483.pdf. 2011. Diakses pada jum at 25 april 2014 pukul 16.00 WIB. Sinaga, Ridwan Habibi. Studi Kandungan Vitamin C pada Tumbuhan Kol (Brassica Oleracia L. ) dengan Berbagai Pengolahan. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22943/3/chapter%20ii.pdf. 2011. Diakses pada jum t 25 april 2014 pukul 15.00 WIB.