Lecture 2 Tatap Muka 3 (diambil dari Campbell et al., 2009)

dokumen-dokumen yang mirip
DUNIA TUMBUHAN. Plant 1. 1/24

SK: Memahami manfaat keanekaragaman hayati KD: Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLATIHAN SOAL. Pernyataan yang merupakan ciri dari pertumbuhan ditunjukkan oleh nomor...

2.1. Pengertian Lumut (Bryophyta)

Lecture 4 Tatap Muka 5

Lecture 1 Tatap Muka 2

DUNIA TUMBUHAN. - Eukariot(dapat membuat makan sendiri), Multiseluler, dan Fotosintetik

RPP MATERI INDIKATOR Pengertian klasifikasi

2. Perbedaan hewan dan tumbuhan dalam memperoleh makan yang tepat adalah...

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

PROSES PEMBENTUKAN BIJI PADA ANGIOSPERMAE

KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN (Klasifikasi) By Luisa Diana Handoyo, M.Si.

Evolusi, Sistematika, Taksonomi dan Klasifikasi Avertebrata

Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

BAB II KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan peristiwa sehari-hari di sekolah. Belajar merupakan hal

Lumut/Bryophyta. Alat perkembangbiakan lumut hati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KEANEKARAGAMAN HAYATI

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

Bab VII TUJUAN PEMBELAJARAN. Dunia Tumbuhan (Kingdom Dunia Tumbuhan Plantae) 157. Dunia Tumbuhan

BAB I PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

SET 19 TUMBUHAN BERSPORA (CRYPTOGAMIE)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1. PENDAHULUAN. a. Diaspora Spora yang berfungsi sebagai agen penyebaran seperti pada fungi, lumut dan paku-pakuan.

TUGAS INDIVIDU BOTANI ANGIOSPERMAE dan GYMNOSPERMAE. Oleh : Gabryna Auliya Nugroho

POKOK BAHASAN I. BRYOPHYTA Pendahuluan, Gametofit, dan Gametogenesis

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

by Widyasepta Nurpratitis

POKOK BAHASAN V. GYMNOSPERMAE STRUKTUR OVULUM DAN PERKEMBANGAN GEMETOFIT BETINA

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.6. Gamet haploid. Gamet diploid. Spora. Hifa

Pertemuan IX: DUNIA TUMBUHAN. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

BAB II. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN BENIH SECARA GENERATIF

MODUL MATA PELAJARAN IPA

Pertumbuhan dan Perkembangbiakan pada Tumbuhan

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

KISI-KISI PENULISAN SOAL USBN. MATERI Keanekaragaman tingkat gen, spesies, ekosistem. Ciri-ciri makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan

ORGAN DAN SISTEM ORGAN PADA TUMBUHAN. Pertemuan Ke-5

BAB VIII DUNIA TUMBUHAN

KINGDOM PLANTAE/TUMBUHAN ANIMALIA/HEWAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tim Dosen : Dr.H.Saefudin, M.Si Drs.Amprasto,M.Si

PINOPHYTA BILLYARDI RAMDHAN, S.PD. UMMI-2009

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rukmana (1997), sistematika tanaman jagung (Zea mays L.) adalah sebagai

TUGAS MAKALAH IPA KLASIFIKASI MAHLUK HIDUP. Disusun oleh: DYAH AYU WORO SCHINDY WIJAYANTI SMP NEGERI 1 SLAWI

FISIOLOGI TUMBUHAN 5 Reproduksi Tumbuhan. Delayota Science Club April 2011

MATA KULIAH PENGANTAR ANTROPOLOGI SOSIAL BUDAYA. Dr. Hj. RITA RAHMAWATI, M.Si

Gambar 1. Ikan lele dumbo (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Standar Isi / Kompetensi Dasar Mengidentifikasi ruang lingkup Biologi

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 19. PERKEMBANGBIAKAN TUMBUHAN DAN HEWANLATIHAN SOAL BAB 19. Cangkok. Stek. Okulasi. Mengenten

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

PTERIDOPHYTA (Tumbuhan Paku)

TIGA PILAR UTAMA TUMBUHAN LINGKUNGAN TANAH

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA HEWAN

PENGANTAR STRUKTUR DAN FUNGSI HEWAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 2 Mlati Mata Pelajaran : IPA Kelas / Semester : VIII / 1 Alokasi Waktu : 2 x 40 menit

PEMERINTAH KOTA MALANG DINAS PENDIDIKAN SMA NEGERI 3 MALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mikroalga Tetraselmis sp. merupakan salah satu mikroalga hijau.

TINGKAT ORGANISASI KEHIDUPAN

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 20. FUNGSI JARINGAN, ORGAN TUMBUHAN DAN FOTOSINTESISLatihan Soal 20.1

LEMBAR KEGIATAN SISWA SEMUA TENTANG TUMBUHAN. KD 3.4 Memahami reproduksi pada tumbuhan dan hewan,sifat keturunan, serta kelangsungan makhluk hidup

Peta Konsep. Kata Kunci. gerak esionom gerak taksis gerak endonom gerak tropisme gerak nasti. 136 IPA SMP/MTs Kelas VIII. Fototropisme.

PRINSIP BIOENERGETIKA PADA HEWAN

Gymnospermae, tentang keragaman struktur tumbuhan serta kaitanya dengan kondisi lingkungan.

KONTRAK PEMBELAJARAN. 2. Manfaat Mata Kuliah: Mahasiswa memperoleh dasar-dasar biologi sebagai bekal mendalami mata kuliah selanjutnya.

AD1. FAKTOR IKLIM 1. FAKTOR IKLIM 2. FAKTOR KESUBURAN TANAH 3. FAKTOR SPESIES 4. FAKTOR MANAJEMEN/PENGELOLAAN 1. RADIASI SINAR MATAHARI

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 2. PERKEMBANGAN PADA MANUSiAlatihan soal 2.1

ALAM PLANTAE FILUM/DIVISI : SPERMATOFITA / FENAROGAM SUBDIVISI : GIMNOSPERMAE & ANGIOSPERMAE

SILABUS. Indikator Teknis

KINGDOM PROTISTA. Dyah Ayu Widyastuti

TINJAUAN PUSTAKA. (Sumber : Damron, 2003)

BAB II ASESMEN KESULITAN BELAJAR SISWA UNTUK MENILAI KESULITAN SISWA SMP DALAM MEMPELAJARI KONSEP KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN

KOMPOSISI PAKAN DAN TUBUH HEWAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

BAB V PENUTUP. deskriptif diperoleh hasil penelitian yaitu rata-rata reliabilitasnya 97,5%, 41,6 dan U2 yaitu 85 (terjadi peningkatan sebesar 43,4).

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN

TINJAUAN PUSTAKA Apis cerana Sebagai Serangga Sosial

Hand out Biologi XII IA 3 KKN PPL UNM ANGK. V

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

UJIAN NASIONAL PANDUAN MATERI SMA DAN MA B I O L O G I PROGRAM STUDI IPA TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.3

SET 4 REPRODUKSI SEL 1 (MITOSIS & MEIOSIS)

2. Memahami kelangsungan hidup makhluk hidup

TUMBUHAN PINUS. Klasifikasi tumbuhan pinus menurut Tjitrosoepomo (1996) sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki keanekaragaman

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

10/8/2014. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung


II. TINJAUAN PUSTAKA. : Volvocales. : Tetraselmis. Tetraselmis sp. merupakan alga bersel tunggal, berbentuk oval elips dan memiliki

Apl Vegetasi pada Lansekap dan Desain Ruang Luar By: Dian P.E. Laksmiyanti, ST.MT. Klasifikasi Tanaman

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

KONTRAK PERKULIAHAN GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN SATUAN ACARA PEMBELAJARAN

I. PENDAHULUAN. perikanan. Pakan juga merupakan faktor penting karena mewakili 40-50% dari

KISI- KISI UJI KOMPETENSI GURU (UKG) Kompetensi Dasar Indikator Esensial

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

TINJAUAN PUSTAKA. memiliki empat buah flagella. Flagella ini bergerak secara aktif seperti hewan. Inti

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Coturnix coturnix japonica yang mendapat perhatian dari para ahli. Menurut

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

Transkripsi:

15/19 Maret 2010 Lecture 2 Tatap Muka 3 (diambil dari Campbell et al., 2009) Biological Diversity II A. Plantae B. Animalia Kompetensi: 1. Mahasiswa mampu menerangkan diversitas tumbuhan 2. Mahasiswa mampu menerangkan diversitas hewan A. Plantae A.1. Bagaimana tumbuhan mengkoloni daratan Konsep kunci 1: tumbuhan darat berevolusi dari alga hijau Alga hijau charophyta merupakan kerabat terdekat dari tumbuh-tumbuhan darat. Alga ini memiliki empat sifat yang sama dengan tumbuhan darat sehingga mendukung pendapat keterdekatan kekrabatannya dengan tumbuhan. 1. Komponen pensintesa selulosa berbentuk roset. Sel tumbuhan dan sel charophyta memiliki protein berbentuk petal melingkar pada membran plasmanya (Figure 29.2). Rangkaian protein ini mensintesis mikrofibril selulosa dinding sel. 2. Enzim peroxisome. Enzim ini membantu memperkecil kehilangan produk organik karena fotorespirasi. 3. Struktur sperma berflagel 4. Pembentukan fragmoplas. Fragmoplas adalah mikrotubula yang terbentuk antara nuklei anak pada sel yang membelah. Figure 29.5 menunjukkan empat sifat kunci yang dimiliki oleh tumbuhan darat tetapi tidak dimiliki oleh alga charophyta yaitu pergiliran keturunan, spora berdinding yang dihasilkan di dalam sporangia, gametangia multiseluler, dan meristem apikal. 16

17

18

Asal Usul dan Diversifikasi Tumbuhan Salah satu cara membedakan tumbuhan adalah dengan melihat apakah tumbuhan mempunyai sistem jaringan vaskuler yang ekstensif yaitu sel-sel yang bergabung membentuk tube dan berfungsi dalam transport air dan nutrisi ke seluruh bagian tumbuhan. Sebagian besar tumbuhan memiliki sistem jaringan vaskuler yang kompleks sehingga disebut sebagai tumbuhan vaskuler. Tumbuhan yang tidak memiliki sistem transport yang ekstensif disebut tumbuhan nonvaskuler (liverwort Filum Hepatophyta, hornwort Filum Anthocerophyta, lumut Filum Bryophyta) (lihat Tabel 29.1, Figure 29.7). 19

Tumbuhan vaskuler, yang membentuk klade tersusun atas kurang lebih 93% dari seluruh spesies tumbuhan, dan dapat dikategorikan lebih lanjut ke dalam klade yang lebih kecil. Dua diantaranya adalah lycophyta (lumut gada dan kerabatnya) dan pterophyta (paku-pakuan dan kerabatnya). Tumbuh-tumbuhan dalam masing-masing klade ini tidak memiliki biji sehingga disebut tumbuhan vaskuler tanpa biji. Clade ketiga dari tumbuhan vaskuler adalah tumbuhan berbiji. Tumbuhan berbiji dapat dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu gymnosperma dan angiosperma berdasarkan ada dan tidaknya ruang tertutup tempat biji masak. Gymnosperma adalah kelompok tumbuhan berbiji terbuka karena bijinya tidak berada dalam ruang tertutup. Angiosperma merupakan clade besar yang terdidi atas tumbuhan berbunga. Biji angiosperma berkembang di dalam ruang yang disebut ovari. 20

21

Konsep kunci 2: Paku-pakuan dan tumbuhan vaskuler tanpa biji merupakan tumbuhan pertama yang tumbuh memanjang Asal Usul dan Sifat-sifat Tumbuhan Vaskuler Data fosil menunjukkan bahwa lycophyta, paku-pakuan dan tumbuhan vaskular tanpa biji memiliki sistem vaskuler yang berkembang dengan baik sehingga mampu tumbuh lebih tinggi dari pada tumbuhan bryophyta. Namun demikian, sebagaimana terjadi pada tumbuhan nonvaskuler, sperma tumbuhan vaskuler tanpa biji memiliki flagela dan membutuhkan lapisan air untuk berenang mendekati sel telur. Tidak seperti tumbuhan nonvaskuler, tumbuhan vaskuler memiliki cabang sporofit yang tidak tergantung kepada gametofit dalam memperoleh nutrisi (Figure 29.12). Walupun nenek moyang dari tumbuhan vaskuler hanya tumbuh hingga 50cm tetapi percabangan yang terbentuk mampu membentuk tubuh yang kompleks dengan sporangia. Sejalan dengan kompleksitas bentuk tubuh tanaman, kompetisi ruang dan cahaya menjadi lebih besar. Klasifikasi Tumbuhan Vaskuler Tanpa Biji Para biolog mengenal dua clade tumbuhan vaskuler tanpa biji: Lycophyta dan Pterophyta. Figure 29.15 memberikan deskripsi dua kelompok besar tumbuhan vaskuler tanpa biji. 22

23

A.2. Evolusi Tumbuhan Berbiji Konsep kunci 1: Biji dan polen merupakan kunci adaptasi untuk hidup di darat Karakter berikut ini umum ditemukan pada tumbuhan berbiji: gametofit tereduksi, heterospory, ovule, dan pollen. Adaptasi ini merupakan cara tumbuhan berbiji dalam memecahkan persoalan dalam kehidupan di daratan seperti kekeringan dan radiasi sinar ultra violet, melepaskan diri dari ketergantungan terhadap air dalam fertilisasi sehingga reproduksi dapat terjadi dalam kondisi yang lebih luas dibandingkan dengan tumbuhan tidak berbiji. Keuntungan dari Gametofit Tereduksi Bryophyta memiliki siklus hidup yang didominasi oleh gametofit sedangkan tumbuhan paku dan tumbuhan vaskuler tak berbiji yang lainnya memiliki siklus hidup yang didominasi oleh fase sporofit. Kecenderungan evolusioner gametofit terduksi berlanjut hingga ke tumbuhan vaskuler berbiji. Gametofit tumbuhan vaskuler tak berbiji dapat dilihat dengan mata telanjang sedangkan gametofit tumbuhan berbiji sebagian besar bersifat mikroskopik. Gametofita berkembang dari spora yang terletak di dalam sporangia dari sporofit induk. Letak yang demikian melindungi gametofita betina dari stres lingkungan. Jaringan sporofita melindungi gametofita dari radiasi UV dan melindunginya dari kekeringan. Hubungan yang demikian juga memungkinkan gametofita untuk mendapatkan nutrien dari sporofita (gametofita yang hidup bebas dari tumbuhan tak berbiji harus memenuhi kebutuhan nutriennya sendiri) (Figure 30.2). 24

Heterospory Tumbuhan tak berbiji memproduksi spora yang hanya memiliki satu bentuk (homospora). Tumbuhan berbiji memiliki spora berbeda (heterospora): megasporangia menghasilkan megaspora yang membentuk gametofita betina, dan mikrosporangia menghasilkan mikrospora yang membentuk gametofita jantan. Figure 30.5 menyajikan diversitas Gymnosperma. Hubungan keempat fila dalam gymnospermae belum diketahui secara jelas. Figure 30.13 menyajikan diversitas Angiosperma. Hingga akhir tahun 1990, para ahli sistematik memisahkan kelompok tumbuhan berbunga menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah kotiledon. Spesies yang memiliki satu kotiledon disebut monokotil dan yang memiliki dua disebut dikotil. Sifat lain seperti struktur bunga dan daun juga digunakan untuk memisahkan dua kelompok tersebut. Kajian DNA menunjukkan bahwa pemisahan monokotil-dikotil tidak merefleksikan hubungan evolusi. Penelitian terkini mendukung hipotesisi yang menyatakan bahwa monokotil membentuk satu klade dan dikotil adalah kelompok 25

26

27

parafiletik. Sebagian besar spesies yang pernah dikelompokkan dalam dikotil membentuk satu klade besar yang disebut eudikotil. Spesies dikotil yang tidak termasuk dalam eudikotil dikelompokkan menjadi beberapa kelompok kecil: basal angiosperm adalah tumbuhan berbunga yang memiliki garis keturunan yang paling tua, dan magnoliid. 28

29

B. Animalia B.1. Invertebrata Figure 33.2 menyajikan pohon filogenetik dari kelompok invertebrata. Sponges merupakan kelompok hewan-hewan dasar yang tidak memiliki jaringan. Cnidaria merupakan filum kuno dari kelompok eumetazoa (hewan yang memiliki jaringan sejati). Pada klade bilateria, Lophotrochozoa merupakan klade yang diidentifikasi berdasarkan data molekuler dan memiliki bentuk tubuh hewan yang berrange luas. Ecdyozoans memiliki spesies yang paling banyak dari kelompok hewan (kelompok hewan ini termasuk hewan yang dapat berganti kutikula; ecdysis = molting). Echinodermata nampaknya memiliki sedikit kesamaan dengan chordata (seperti vertebrata), namun kedua kelompok ini memiliki sifat sama dalam hal model perkembangan deuterostome (Figure 32.9). Sistematika molekuler menjadi dasar terbentuknya klade Deuterostomia (klade ini ditentukan berdasarkan persamaan DNA-nya bukan berdasarkan persamaan perkembangannya). 30

31

32

33

34

Ringkasan 35

B.2. Vertebrata Figure 34.2 menunjukkan filogeni dari chordata. Figure 34.3 menyajikan sifatsifat chordata. Chordata memiliki notochord, benang saraf yang berongga dan terdapat pada bagian dorsal. Craniata adalah chordata yang memiliki kepala. Vertebrata adalah craniata yang memiliki tulang belakang. Gnathostoma adalah vertebrata yang memiliki rahang. Tetrapoda adalah gnathostoma yang memiliki anggota badan. Amniota adalah tetrapoda yang menghasilkan telur teradaptasi secara terestrial. Mamalia adalah amniota yang memiliki rambut dan menghasilkan susu. Karakter khusus yang dimiliki mamalia adalah adanya kelenjar mamal yang menghasilkan susu. Seluruh induk betina mamalia menyusui anak-anaknya. Susu merupakan makanan dengan kandungan gizi lemak, gula, protein, mineral dan vitamin yang seimbang. Karakteristik lainnya dari mamlia adalah terdapatnya rambut, lapisan lemak dibawah kulit yang membantu mempertahankan suhu tubuh. Seperti burung, mamalia bersifat endothermik (menggunakan metabolisme panas yang ada di dalam tubuhnya untuk mengatur temperatur tubuh konstan), dan pada umumnya 36

memiliki laju metabolisme yang tinggi. Sistem sirkulasi dan respirasi yang efisien (seperti jantung dengan empat ruang) mendukung metabolisme mamalia dengan baik. Mamalia pada umumnya memiliki otak yang lebih besar dari pada vertebrata lain dengan ukuran yang sama, dan memiliki banyak spesies yang memiliki kemampuan untuk belajar. Pengasuhan anak yang cukup lama oleh induknya meningkatkan kemampuan anak dalam mempelajari ketrampilan untuk meningkatkan daya hidup dengan cara mengobservasi induknya. Sifat lain dari mamalia yang penting adalah adanya diferensiasi gigi. Gigi reptil pada umumnya memiliki ukuran dan bentuk yang seragam tetapi rahang mamalia memiliki gigi bervariasi bentuk dan ukurannya yang teradaptasi untuk mengunyah bermacam-macam makanan. Figure 34.35 menunjukkan diversitas mamalia. 37

38

Ringkasan 39