Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
Novi Hidayat Pusponegoro. Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Child Poverty and Social Protection Conference September 2013

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Kemiskinan Anak Multidimensi di Papua: Temuan Empiris dari 6 Kabupaten

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pembangunan ekonomi adalah untuk mencapai

LAPORAN AKHIR EVALUASI KINERJA DAN STRATEGI PERCEPATAN PENCAPAIAN INDIKATOR-INDIKATOR MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS DI KABUPATEN JEMBER

MDGs. Kebijakan Nasional Penanggulangan Kemiskinan. dalam. Direktorat Penanggulangan Kemiskinan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional September 2007

KEMISKINAN ANAK DAN PERLINDUNGAN SOSIAL DI FILIPINA. Reyes, Tabulaga, Rodriguez UNICEF Philippines

PENGUATAN MODAL SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL RUMAH TANGGA MISKIN DALAM MENGOPTIMALKAN STATUS GIZI DAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK

LAMPIRAN DATA INDONESIA

Peningkatan Kualitas dan Peran Perempuan, serta Kesetaraan Gender

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

Oleh : Arief Setyadi. Persyaratan Gender dalam Program Compact

Tabel Alokasi Anggaran per Sasaran/Urusan. Anggaran Realisasi Realisasi % Meningkatnya Pertumbuhan Ekonomi dan Daya Saing Daerah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

V. STRUKTUR PASAR TENAGA KERJA INDONESIA

ANALISIS HASIL PENELITIAN

DINAMIKA KEMISKINAN DAN PENGUKURAN KERENTANAN KEMISKINAN DALAM UPAYA MELINDUNGI ANAK-ANAK DARI DAMPAK KEMISKINAN

BAGAIMANA CARANYA AGAR PROGRAM BANTUAN SOSIAL DI INDONESIA LEBIH RAMAH ANAK?

BALITA PADA RUMAHTANGGA MISKIN DI KABUPATEN PRIORITAS KERAWANAN PANGAN DI INDONESIA LEBIH RENTAN MENGALAMI GANGGUAN GIZI

Kesetaraan Gender dan Pembangunan di Indonesia

Asesmen Gender Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kemiskinan merupakan masalah yang dialami secara global dan telah

FORMULIR KUISIONER PENILAIAN KABUPATEN/KOTA PEDULI HAM

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

Kalimantan Selatan. Pasar Terapung Muara Kuin

1. Perkembangan Umum dan Arah Perencanaan

KINERJA PENANGGULANGAN KEMISKINAN NASIONAL DAN PENARGETAN BERBASIS WILAYAH

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG

BRIEFING NOTE RELFEKSI PENCAPAIAN MILLENNIUM DEVELOPMENT GOAL (MDG) DI INDONESIA

BAB 12 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh program pembangunan nasional ( Propenas ) yakni di

Sumatera Barat. Jam Gadang

TUJUAN 3. Mendorong Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PROFIL PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN

BAB IV. KESIMPULAN. Pembangunan sumberdaya manusia merupakan salah satu tujuan utama. dalam pembangunan ekonomi suatu negara di dalam jangka panjang.

Mekanisme Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat. Ei Ei Thu Research Co-ordinator, Social Policy & Poverty Research Group - Myanmar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

Kalimantan Tengah. Jembatan Kahayan

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

11/7/ Survei populasi pada kesehatan mental 2. Pentingnya bukti2 riset yang lalu untuk intervensi

BAB III PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI KEPULAUAN RIAU

IKU Pemerintah Provinsi Jambi

(1) menghapuskan kemiskinan dan kelaparan; (2) mewujudkan pendidikan dasar untuk semua orang; (3) mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan

Tujuan 4: Memastikan kualitas pendidikan yang inklusif dan merata serta mempromosikan kesempatan belajar sepanjang hayat bagi semua

Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

BAB I KONDISI MAKRO PEMBANGUNAN JAWA BARAT

Daftar Tabel. Halaman

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

I. PENDAHULUAN. Kerangka desentralisasi yang dicanangkan dengan berlakunya Undang

RINGKASAN HASIL SEMINAR MAMPU. 11 Mei 2016

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Landasan Perlindungan Sosial di Asia Tenggara: Menutup celah-celah perlindungan bagi anak dan keluarga

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

1.1. Latar Belakang Permasalahan Universitas Indonesia

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB VI KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN RUMAHTANGGA PETANI PESERTA PROGRAM PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI TEKNOLOGI DAN INFORMASI PERTANIAN (P3TIP)

BAB I PENDAHULUAN. wewenang pelaksanaan pemerintahan diserahkan kepada daerah itu sendiri secara

1. Seluruh Komponen Pelaku Pembangunan dalam rangka Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan Penyelenggaraan Tugas Pembangunan Daerah

Penduduk Lanjut Usia (Lansia) dan Keterjangkauan Program Perlindungan Sosial bagi Lansia. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K)

Apa Kabar Kesehatan Ibu dan Anak di Indonesia?

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

Sambutan Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial RI

CATATAN PENGANTAR Hentikan Kematian Ibu Indonesia

Bidang Perlindungan Anak tertuang dalam Bab 2 Pembangunan Sosial Budaya dan Kehidupan Beragama.

Perlindungan Sosial yang Inklusif: sebuah visi transformatif untuk Indonesia. Dr. Stephen Kidd

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan, BPS (2007). Kemiskinan dipengaruhi oleh berbagai fakor antara lain,

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB II. GAMBARAN UMUM WILAYAH DAN PEMBANGUNAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN SUMBA BARAT

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS (MDGs) Diterjemahkan dari: Population and Development Strategies Series Number 10, UNFPA, 2003

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Perempuan Diberdayakan Perempuan dalam Parlemen di Afrika Selatan 1

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

Menilai Pekerjaan Layak di Indonesia

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA AKSI DAERAH AIR MINUM DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. iii KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

KONDISI SOSIAL EKONOMI

1.1. Tabel Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan Tabel Tata Guna Lahan... 5

Beberapa Isu-terkait Kemiskinan: Analisis Awal Data Survei Sosial Ekonomi Nasional

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

2.2 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM DAN KEGIATAN RKPD SAMPAI DENGAN TAHUN 2013 DAN REALISASI RPJMD

Transkripsi:

1 Ketimpangan dan Anak-anak di Indonesia Arianto A. Patunru (ACDE-ANU) Santi Kusumaningrum (CCP-UI) Child Poverty and Social Protection Conference 10 11 September 2013

2 Konteks Indikator makroekonomi bagus Meskipun kemiskinan menurun, kerentanan masih besar Ketimpangan regional, kemiskinan nonpendapatan perlu lebih diperhatikan Ketimpangan memburuk fokus: anak-anak

3 Ketimpangan Gender dan Umur Pada2009, >30% penduduk adalah anak, lebih dari 21 juta di rumah tangga miskin/rentan. Perempuan mempunyai peluang yang lebih besar untuk terdeprivasi di bidang pendidikan. Jumlah perempuan umur 10+ yang tidak bisa membaca dua kali lipat dari laki-laki, dan perempuan yang tidak bersekolah tiga kali lipat dari laki-laki. Angka melek huruf sekitar 93%, angka untuk laki-laki lebih tinggi daripada perempuan.

4 Kesehatan Jumlah bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap masih tinggi Probabilitas untuk menderita diare mencapai 8% pada balita dengan ciri-ciri: perempuan, tidak mendapat imunisasi, tinggal di perdesaan, tinggal di rumah yang sebagian besar lantainya dari tanah, tidak memiliki toilet, dan tidak menggunakan penerangan listrik. Probabilitas lebih tinggi di provinsi yang miskin (>8%), dan lebih rendah di provinsi yang tidak miskin (6%). Akses terhadap sanitasi dan air bersih masih rendah, khususnya di Indonesia bagian Timur. Kebanyakan keluarga tinggal di rumah yang sangat sempit dengan fasilitas pembuangan limbah yang buruk.

5 Pencatatan Kelahiran Hampir 40% anggota rumah tangga berumur 0-17 tahun tidak memiliki akta kelahiran. Kepala rumah tangga menyatakan bahwa penyebabnya utamanya anaknya tidak memilki akta kelahiran adalah tingginya biaya pengurusan akta (28%) dan kurangnya informasi cara mendapatkannya (17.25%). Kasus tidak dimilikinya akta kelahiran lebih banyak terjadi di luar Jawa dibandingkan di Jawa.

6 Pekerja Anak Sekitar 7,6% anak usia 10-15 tahun bekerja, dengan 61% laki-laki dan 39% perempuan. Tiga persen dari anak yang bekerja pada 2009 dan 2011 bekerja 7 hari dalam seminggu. Anak laki-laki mempunyai peluang untuk bekerja 97% lebih besar daripada anak perempuan. Peluang anak di perkotaan menurun 50%, menunjukkan bahwa anak yang bekerja lebih banyak terjadi di perdesaan dibandingkan di perkotaan. Probabilitas untuk bekerja meningkat sejalan dengan peningkatan umur, menurun dengan meningkatkan pendapatan keluarga, dan meningkat sejalan dengan meningkatnya umur dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga.

7 Kejahatan Lebih sedikit anak (0-18 years old) yang menjadi korban kejahatan dibandingkan orang dewasa, tetapi tindak kejahatan yang dialami anak cenderung meningkat. Misalnya, persentase anak yang menjadi korban pencurian, perampokan, dan pembunuhan meningkat dari 9%, 30%, dan14% pada2009, menjadi 9.8%, 33%, dan 25% pada 2011. Jenis kelamin dan pendapatan bukan faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap peluang anak menjadi korban kejahatan. Baik lakilaki maupun perempuan mempunyai peluang yang sama. Selanjutnya, kejahatan dapat terjadi pada anak tanpa memedulikan pendapatan keluarganya. Probabilitas untuk menjadi korban kekerasan meningkat hampir 40% pada anak di perkotaan dibandingkan di perdesaan.

8 Pernikahan Dini Pernikahan dibawah umur (didefinisikan sebagai pernikahan dibawah umur 16 tahun) tetap tinggi, sekitar 11% pada 2011, dibandingkan dengan 9,4% dan 11,2% pada 2007 dan 2009. Pernikahan di bawah umur lebih banyak terjadi di perdesaan dibandingkan di perkotaan. Menariknya, kasus pernikahan di bawah umur lebih banyak terjadi di Jawa dibandingkan di Luar Jawa meskipun Jawa relatif lebih makmur dibandingkan Luar Jawa. Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pesentase pernilakahan pada usia 15-19 tahun adalah 42% dan hampir 5% pada umur 10 sampai 14 tahun. Persentase pernikahan pada usia 10-14 tahun 6% lebih tinggi di perdesaan, 10% lebih tinggi di kalangan anak perempuan yang tidak bersekolah, dan 6% lebih tinggi pada kelompok sepuluh persen termiskin.

9 Tantangan Penerbitan perundangan yang ambisius membuat penerapannya yang membingungkan Agenda kebijakan perlindungan anak dan penurunan kemiskinan kurang sejalan Kurang tepatnya alokasi anggaran Pelayanan yang kualitasnya kurang baik Kompleksitas Desentralisasi

10 Rekomendasi Mengalihkan fokus dari input ke output Meningkatkan jumlah dan kualitas pelayanan Mendistribusikan pelayanan tidak hanya berdasarkan rasio, tetapi juga berdasarkan proyeksi Mengadopsi pendekatan yang lebih terpadu untuk mengurangi kemiskinan yang memperhatikan dan menangani potensi guncangan yang dialami anak, dan yang memperkuat kapasitas keluarga dan komunitas untuk melindungi dan menjaga kesejahteraannya Memberikan sumberdaya yang lebih banyak dan berinvestasi pada hal-hal yang penting