BAB 5 PENUTUP A. K ESIM PULAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya persaingan bisnis baik di pasar nasional maupun

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Bantuan United Nations Children s Fund (UNICEF) Dalam Mensukseskan

BAB V KESIMPULAN. loyalitas pelanggan untuk restoran dengan konsep swalayan dengan dukungan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki personal branding, setidaknya untuk lingkungan terdekatnya.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. memperkenalkan OrangIndonesiaID sebagai platform media online ke anak muda

2015 KAJIAN VISUAL POSTER FILM DRAMA PENDIDIKAN SUTRADARA RIRI RIZA PRODUKSI MILES FILMS

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masalah yang diajukan pada BAB I sekaligus menggambarkan aplikasi three ways

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Programming TV. Tugas Departemen Program. Syaifuddin, S.Sos, M.Si. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Festival film merupakan salah satu bentuk apresiasi terhadap karya film.

Rencana Strategis Organisasi Penelitian Studi Internasional Malang (OPSIM)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. yang memadai dan efektif pada setiap tahapan manajemen public relations

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP A. K esimpulan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

ABSTRAKSI. Nama: Yudo Aryo Wicaksono NIM: Kelas: S1-TI-2A

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan manusia akan teknologi

ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

RaTu RaTu FilTer Festival 2017

BAB I. Pendahuluan. Perkembangan iklan mulai merambah ke media televisi sekitar awal tahun 1950-an. Saat itu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tempat wisata merupakan salah satu tempat yang biasa dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. film merupakan media massa yang digemari oleh masyarakat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB IV PENUTUP. manajemen dalam sebuah porduksi acara televisi sangatlah penting untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Project Manager pada Proyek Wisma Atlet Banyuwangi

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Soraya Desiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kerja Praktik adalah salah satu mata kuliah yang harus ditempuh di semester

Perubahan adalah Keniscayaan: LPP RRI Menjawab Perubahan Zaman

BAB 1 PENDAHULUAN. stakeholders ataupun untuk mengkomunikasikan visi, misi, tujuan dan program

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. tidak hanya sebagai media hiburan saja melainkan sebagai media komunikasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. observasi, wawancara, dan kajian pustaka mengenai Strategi Event. hasil penelitian tersebut, adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB IV PENUTUP. Event Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) merupakan sebuah event yang

BAB I PENDAHULUAN. Anggaran adalah rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang

Chat Commerce: Terobosan Masa Kini Untuk Bisnis Online Anda

GLOBAL ADVOCACY PLATFORM

BAB I PENDAHULUAN. Setiap dampak positif yang muncul dari event harus dapat dikelola dengan

Kreasi Jilbab, Bisnisnya Mudah Omsetnya Jutaan Rupiah

BAB V PENUTUP. MaharAgung Organizer. Peneliti juga mendapatkan data dan fakta. penggunaan media sosial Instagram dalam proses rekrutem batch 3 oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SEKOLAH TINGGI PERFILMAN JAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. game berjalan beriringan, dan para desainer saling bersaing secara kreatif. Fakta

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

: Ainul Khilmiah, Ella yuliatik, Anis Citra Murti, Majid Muhammad Ardi SMART?: SEBUAH TAFSIR SOLUSI IDIOT ATAS PENGGUNAAN TEKNOLOGI

TOR (Term Of Reference) LOMBA DESAIN POSTER PEKAN ILMIAH FARMASI INDONESIA (PIMFI) 2017 UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA I. Lomba Desain Poster

BAB II TELAAH PUSTAKA

Disusun Oleh. : Tri Firdaus N. Jabar NIM : UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja, yaitu baby boomers ( ), generasi X ( ), dan

Peningkatan Kualitas Kepemimpinan dan Manajemen Direktur RS dalam Program KIA Oleh: Putu Eka Andayani dan Laksono Trisnantoro

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan era globalisasi yang semakin pesat didukung dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. diasumsikan sebagai faktor kritis dalam proses implementasi teknologi

BAB V PENUTUP. Selanjutnya keterbatasan dan saran penelitian dijelaskan untuk perbaikan

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Pertemuan ke

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber daya manusia merupakan komponen yang sangat utama

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah kepada masyarakat luas. Cutlip dalam Effective Public Relations

BAB 1 PENDAHULUAN. Teknologi-teknologi baru yang muncul semakin pesat belakangan ini

EVENT MANAGEMENT. Elemen-Elemen Teknologi Peralatan, & Kebutuhan Teknis Event Modul ke: SUHENDRA, S.E., M.Ikom. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. muda. Berdasarkan laporan yang dirilis NBL Indonesia, untuk tahun ini NBL

PELUANG BISNIS EVENT ORGANIZER (EO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

STRATEGI PUBLIC RELATIONS PT. DETEKSI BASKET LINTAS (DBL) INDONESIA DALAM LIGA NATIONAL BASKETBALL LEAGUE (NBL) INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Presented by : M Anang Firmansyah KOMITMEN KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian Peraturan Penelitian dan Publikasi Ilmiah

Manajemen. Pengantar. Manajemen. dan Organisasi. Bab. edisi kesepuluh. Penerbit Erlangga

VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang sangat pesat menjadikan teknologi

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2017 TENTANG PENINGKATAN PRESTASI OLAHRAGA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi kasus untuk merancang intervensi tingkat perusahaan untuk mempromosikan produktivitas dan kondisi kerja di UKM SCORE

Bab I Pendahuluan. Pembangunan Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam Era kompetisi yang kian ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat. Meningkatnya persaingan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEKSI PENINGKATAN KAPASITAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat dianggap sebagai akibat tidak dipenuhinya rencana jadwal yang telah

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. III, maka pada bab ini akan disimpulkan perbandingan pengamatan empiris

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PEDOMAN WAWANCARA. kerjasama dengan pihak sponsorship? Dalam menyelenggarakan sebuah event, Event Organizer UKM CAMP

BAB I PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu komponen marketing mix yang umum

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa brand performance dari brand

BAB V PENUTUP. Dari hasil penelitian mengenai analisis pengaruh atribut produk terhadap

Transkripsi:

BAB 5 PENUTUP A. KESIMPULAN Eksistensi Piala Maya sebagai salah satu festival film yang masih terbilang baru tidak bisa dilepaskan dari kegigihan dan militansi orang-orang yang menahkodai manajemen penyelenggaraannya. Manajemen penyelenggaraan dilakukan secara independen oleh Tim Inti Piala Maya, dan dipimpin oleh Hafiz Husni yang awalnya melalui akun @FILM_Indonesia mengadakan Piala Maya hanya di Twitter. Penulis akan menjabarkan beberapa kesimpulan yang diambil dari seluruh proses manajemen penyelenggaraan Piala Maya 2014. Pertama, menyelenggarakan festival film secara independen artinya adalah siap untuk bekerja dengan segala keterbatasan. Keterbatasan sumber dana dari sponsor mengharuskan untuk mengalokasikannya sebijak mungkin. Bahkan dalam beberapa kondisi, pihak penyelenggara harus rela untuk merogoh kocek pribadi. Di sisi lain, terbatasnya sumber daya manusia menuntut efisiensi dan optimalisasi pembagian kerja dalam tim. Tim Inti Piala M aya hanya beranggotakan 8 orang yang masing-masing memiliki kesibukan diluar penyelenggaraan Piala Maya. Mengingat tidak ada anggaran dana untuk gaji bagi penyelenggara, kemampuan pemimpin untuk memotivasi dan menjaga keutuhan serta komitmen masingmasing anggota menjadi poin penting untuk keberlangsungan kerja Tim Inti. Hubungan baik antar sesama anggota Tim Inti juga memiliki peranan penting untuk menciptakan atmosfer kerja yang kondusif. K arena sejak awal para anggota Tim Inti memutuskan bergabung atas dasar suka rela, maka kenyamanan menjadi hal yang diutamakan. Berbagai keterbatasan yang harus dihadapi tersebut juga berpengaruh langsung dalam tiap tahap penyelenggaraan Piala Maya 2014. Kendati pihak penyelenggara menjalankan empat tahap proses manajemen menurut Ricky W. Griffin (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengontrolan), namun pada kenyataannya tidak dijalankan secara runtut dan terstruktur. Maka bisa 123

disimpulkan bahwa manajemen penyelenggaraan Piala Maya 2014 yang berbasis independen ini menerapkan management by sense. Kedua, sebagai festival film yang muncul dari platform media sosial, Twitter dan internet masih menjadi dua komponen fundamental dalam penyelenggaraan Piala Maya 2014. Twitter berfungsi sebagai ujung tom bak dalam hal promosi dan publikasi acara, memanfaatkan dua akun yang berbeda yakni @FILMIndonesia dan @PialaMaya. Pihak penyelenggara berusaha untuk menciptakan keriaan tersendiri di Twitter. Selain untuk meningkatkan awareness netizen terhadap Piala Maya 2014, hal tersebut dilakukan untuk menjaga konsistensi Piala Maya sebagai apresiator film yang berasal dari dunia maya. Keputusan untuk mengandalkan Twitter untuk urusan promosi dan publikasi didasari dengan alasan bahwa target penonton Piala Maya 2014 adalah anak muda yang berada dalam rentang usia 17 hingga 25 tahun yang aktif menggunakan media sosial. Seluruh kegiatan yang berhubungan dengan Piala Maya 2014, mulai dari Piala Maya Goes to School, Piala Maya Goes to Campus, Pekan Film hingga Awarding Night secara rutin dipromosikan melalui dua akun tersebut. Tak kalah penting, Twitter juga difungsikan sebagai sarana untuk menghimpun calon pendaftar volunteer Piala Maya 2014 yang disebut Tim Muda. Ketiga, Piala Maya 2014 belum bisa menonjolkan sifat utama sebuah festival film dimana pemutaran film sebagai program utama, tempat bagi penonton dan sineas bisa bertemu. Aspek yang paling menonjol pada Piala Maya 2014 masih Awarding Night-nya. Pekan Film Piala Maya 2014, sebagai program pemutaran film belum berhasil menarik banyak penonton untuk hadir. Salah satu faktor penyebabnya adalah strategi publikasi untuk acara Pekan Film yang belum tersusun secara rapi dan sistematis. Informasi dasar terkait penyelenggaraan Pekan Film baru dirilis dua hari sebelum acara berlangsung, sehingga kegiatan publikasi tidak bisa dilakukan secara optimal sejak jau h hari sebelum acara. Namun satu hal yang penting untuk dicatat adalah fakta bahwa promosi dan publikasi yang dilakukan oleh penyelenggara didesain untuk menempatkan Awarding Night sebagai highlight dari rangkaian Piala Maya 2014, bukan Pekan Film. Artinya, Awarding Night masih menjadi jualan utama, walaupun diakui oleh pihak 124

penyelenggara sudah ada usaha untuk lebih menonjolkan Pekan Film walaupun sulit. Kendati demikian, Piala Maya 2014 sebagai sebuah festival film berhasil melebarkan jangkauannya dengan menambahkan Pekan Film Online kedalam jajaran programnya. Selain mengukuhkan keunikan asal-usulnya, dengan adanya program ini menjadikan Piala Maya sebagai satu-satunya festival film yang pemutaran filmnya memanfaatkan platform internet. Keempat, sistem penjurian yang dilakukan pada Piala Maya 2014 mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Hal tersebut bisa dilihat dari kenaikan kuantitas Komite Pemilih yang pada tahun 2014 berjumlah 357 orang, naik dua kali lipat dibandingkan Piala Maya 2013. Selain itu, tata cara dan proses penjurian juga lebih sistematis. Pada Piala Maya 2014, Komite Seleksi sudah mulai melakukan penilaian terhadap film Indonesia lebih awal, yaitu sejak bulan Desember 2013. Dengan demikian kemungkinan ada film yang terlewatkan sangat kec il. Sistem penjurian juga menjadi lebih efisien dan efektif karena mulai tahun 2014 semua proses penjurian dilakukan secara online. Kelima, acara puncak Piala Maya 2014 yang berupa Awarding Night terbilang cukup sukses diselenggarakan. Alasan utama dibuatnya acara ini adalah sebagai bentuk apresiasi penonton film untuk pembuat film Indonesia. Selain itu, walaupun diselenggarakan dengan sangat sederhana Awarding Night Piala Maya 2014 mampu mengakrabkan tidak hanya sesama sineas, tapi juga sineas dan penonton film Indonesia. Nuansa keakraban itu sangat terasa selama acara berlangsung, yang didukung dengan tata ruang yang intim dan desain panggung yang membuat seolah tidak ada jarak dengan penonton. Mayoritas pengisi acara merupakan pekerja film dan hanya ada d ua penampilan musik. Hasil dari penghargaan yang diberikan oleh Piala Maya 2014 berusaha untuk memuaskan tiga stakeholder perfilman (pekerja film, pengamat, penonton) dan murni merupakan bentuk apresiasi untuk sineas dan pekerja film, bukan sebagai tandingan dari penghargaan film lainnya. Keenam, dengan menerapkan sistem penilaian yang mengambil sudut pandang penonton, Piala Maya 2014 memposisikan diri mereka sebagai festival film yang menawarkan advokasi tontonan bagi masyarakat. Salah satu poin utama 125

yang menjadi landasan selama proses penjurian dan pengkurasian film adalah semaksimal mungkin bisa memuaskan ketiga stakeholder perfilman: pekerja film, kritikus dan penonton. Dengan demikian, film-film yang lolos seleksi adalah film - film yang memiliki keunggulan dalam unsur-unsur sinematiknya, namun tetap bersahabat bagi penonton awam. Sedangkan bila ditilik dari sisi awarding, Piala Maya 2014 tidak memposisikan diri mereka sebagai tandingan dari event penghargaan atau apresiasi film yang lain, melainkan sebagai alternatif. Dalam manajemen penyelenggaran Piala Maya 2014 yang berbasis independen, satu hal yang ternyata sangat penting dan akan mempengaruhi kelancaran proses persiapan adalah menjalin hubungan dan membentuk jaringan, baik dengan sineas atau dengan pihak-pihak lain yang berpotensi bisa membantu. Memiliki hubungan baik dengan banyak pihak memiliki banyak keuntungan, dan dalam konteks penyelenggaraan independen, akan menghemat pengeluaran. Sineas bisa membantu promosi, sedangkan bila memiliki hubungan dengan pihakpihak tertentu, bisa mendapat gratis peminjaman tempat ataupun alat. Tahun 2014 merupakan kali ketiga Piala Maya diselenggarakan sebagai event festival film tahunan. Keberadaan Piala Maya di tengah dinamika festival film di Indonesia mendapat cukup banyak dukungan, terutama dari sineas dan aktor-aktor senior. Penyelenggaraannya yang selalu mengambil waktu di akhir tahun, juga cukup efektif untuk merefleksikan keadaan perfilman Indonesia pada satu tahun terakhir. Selanjutnya, pekerjaan rumah terberat bagi festival film baru menghadang, yaitu mempertahankan konsistensi. B. SARAN Masih banyak ruang yang bisa dikembangkan, baik dari sisi programming maupun eksekusi penyelenggaraan, meskipun secara keseluruhan Piala Maya 2014 sudah berjalan cukup lancar. Meskipun secara suka rela Tim Inti Piala Maya sudah mampu bekerja dengan baik, namun akan lebih baik lagi apabila ada reward yang diberikan untuk meningkatkan performa kerja dan sebagai bentuk apresiasi. Penghimpunan Tim Muda atau volunteer yang berfungsi sebagai tenaga bantu akan lebih efektif bila dilakukan satu hingga dua m inggu lebih awal. 126

Tujuannya, selain agar para volunteer memiliki waktu adaptasi yang lebih lama, koordinasi juga jadi lebih matang dan tidak tergesa-gesa. Khusus untuk Pekan Film, walaupun pada tahun 2014 sudah melakukan inovasi dengan mengadakan Pekan Film Online, pemaksimalan prom osi untuk Pekan Film sangat penting dilakukan agar lebih banyak penonton yang datang. Pemilihan venue yang mudah dijangkau dan memiliki akses angkutan umum yang mudah juga krusial. Bekerja sama dengan jaringan bioskop seperti 21 atau Blitz Megaplex, selain tempatnya lebih layak untuk pemutaran film, juga akan meningkatkan kredibilitas Piala Maya di mata publik sebagai festival film yang baik. Untuk saran penelitian selanjutnya yang mengambil topik atau tema serupa, kiranya perlu dilakukan penelitian secara lebih spesifik. Misalnya fokus membahas salah satu bagian dari proses manajemen penyelenggaraan (planning, organizing, leading, controlling) dan menggunakan teknik pengumpulan data observasi partisipan. 127