Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp. (0274) atau

dokumen-dokumen yang mirip
1. Menjelaskan Alat Ucap Manusia Dalam Proses Pembentukan Bunyi a. Komponen subglotal b. Komponen laring c. Komponen supraglotal

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. celah di antara kedua sisi kanan dan kiri dari bibir. Kadang kala malah lebih luas,

BAB II FONETIK 1. Bunyi Bahasa dan Terjadinya

KOMPETENSI LULUSAN. Berkomunikasi tertulis. Berfikir Analitis. Bekerja dalam Tim. Berfikir Logis. Bekerja Mandiri. Berkomunikasi Lisan

KEDUDUKAN ALAT- ALAT ARTIKULASI DAN FUNGSINYA

BAB 2. Landasan Teori

Pengantar. Aspek Fisiologis Bahasa. Aspek Fisik Bahasa 13/10/2014. Pengantar Linguistik Umum 01 Oktober Aspek Fisiologis Bahasa

BAB 4 4. TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

ANIS SILVIA

PENGGUNAAN BUNYI SEGMENTAL MELALUI PENERAPAN TEKNIK SHOW NOT TELL (MENUNJUKKAN BUKAN MEMBERITAHUKAN)

LATIHAN-LATIHAN ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN

Fonologi ialah bidang yang mengkaji bunyi-bunyi yang diucapkan melalui mulut manusia. Bunyi-bunyi itu pula ialah bunyi-bunyi yang bermakna.

BAB III METODE PENELITIAN

Harimurti Kridalaksana FONETIK. Definisi dari Para Linguis 21/03/2014. Kamus Linguistik. Fonologi Jepang

FONETIK DAN FONOLOGI. Ahmad Fazil Bin Zainal Abidin Jabatan Pengajian Melayu IPG Kampus Tuanku Bainun

BAB IV TATARAN LINGUISTIK (1) : FONOLOGI

Konsep Dasar Artikulasi

Pendahuluan. 4-Nov-16 Adi Yasran, UPM

Bab 2. Landasan Teori. terkecil dari bahasa, yaitu bunyi. Menurut Okumura dalam Tjandra (2004:1), dalam

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. mengandung arti kata bunyi, yaitu : lafz, jahr dan saut sepadan dengan noise

IDENTITAS MATA KULIAH 16/03/2008 HERMAN 1

LAPORAN BACA. OLEH: Asep Saepulloh ( ) Hikmat Hamzah Syahwali ( ) Suherlan ( )

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR FONOLOGI BAHASA NUSANTARA

Nama : Hari Agus Prasetyo NIM : Tataran Linguistik (1) : fonologi

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

TATARAN LINGUISTIK FONOLOGI

Memahami hakekat bahasa sebagai media komunikasi, dalam hal ini anda dapat membedakan bahasa dan komunikasi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI DAN MODEL PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada lima tesis yang digunakan untuk mendukung topik

KONSEP DASAR ARTIKULASI DAN OPTIMALISASI FUNGSI PENDENGARAN (AOFP)

FONOLOGI BUNYI KONSONAN (Soalan Sebenar STPM: )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lingkungan pembicara dan pendengar (Finn, 2003). Cameron dan Widmer (2008)

PENERAPAN TERAPI WICARA KONSONAN B/P/M/W UNTUK ANAK LAMBAT BICARA USIA 4 TAHUN. Inna Hamida Zusfindhana

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

Unit ini memberi tumpuan kepada definisi pengantar fonetik dan fonologi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Indonesia. Please purchase 'e-pdf Converter and Creator' on to remove this message.

SUBTITUSI KONSONAN PADA PENDERITA DISARTRIA. Retno Handayani Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdiknas

Dr. Jauharoti Alfin, M. Si Zudan Rosyidi, MA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melakukan interaksi sosial dan hubungan timbalbalik di sekolah khususnya

TOTOBUANG Volume 4 Nomor 1, Juni 2016 Halaman 27 39

DRS. DUDI GUNAWAN,M.Pd

Bab 3. Analisis Data. Dalam menganalisis data dari bunyi-bunyi yang mengalami interferensi, penulis

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / 2012 HBML1203 FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

Unit 4 STRUKTUR FONOLOGI DAN MORFOLOGI BAHASA INDONESIA. Muh. Faisal

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Pencocokan String Berdasarkan Kemiripan Ucapan (Phonetic String Matching) dalam Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Posisi Indonesia terletak pada posisi silang jalur lalu-lintas dunia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. berupa simbol yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Bahasa dihasilkan dari alat ucap

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sebagai parameter dalam menentukan perkembangan anak. Bicara

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI / TAHUN 2012 HBML1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari untuk menyampaikan pesan, pendapat, maksud, tujuan dan sebagainya.

Unit 3 FONOLOGI BAHASA INDONESIA. Munirah. Pendahuluan

3/10/2012 TEKNIK VOKAL. Oleh WING W PANDU.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pharynx merupakan suatu kantong fibromuskuler yang berbentuk seperti

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA BAGI ANAK TUNARUNGU-WICARA TINGKAT TKLB DI SLB-B (TUNARUNGU)

Hakikat Fonologi. Modul 1 PENDAHULUAN

Theodora Sinaga adalah Dosen Jurusan Sendratasik Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Medan

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA SEMESTER MEI HBML 1203 PENGENALAN FONETIK DAN FONOLOGI BAHASA MELAYU

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

Nama : MAOIDATUL DWI K NIM : BAB 4 FONOLOGI

FAKULTI PENDIDIKAN DAN BAHASA PROGRAM SARJANA MUDA PENGAJARAN SEMESTER/TAHUN: MEI / 2012 KOD KURSUS: HBML1203

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN PORTABLE ARTICULATION MIRROR

ANALISIS KONTRASTIS BAHASA JAWA DENGAN BAHASA INDONESIA. Riris Tiani Fakultas Ilmu Budaya Undip

BAB II FONOLOGI, SINDROM DOWN, DAN PSIKOLINGUISTIK. bahasa. Lebih sempit lagi, fonologi murni membicarakan fungsi, perilaku, serta

METODE DASAR TIUP TRUMPET

Bab 5. Ringkasan. baik tata bahasa, bunyi, dan hal lainnya. Khususnya dari segi bunyi bahasa, pasti

SENAM REFLEKSI TAHAP PELEBURAN (terdiri dari tujuh gerakan)

By : RACHMAN HAKIM ADITYA M

HAND OUT PERKULIAHAN

FONOLOGI MAKALAH. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kapita Selekta Bahasa Indonesia Dosen : DR. Prana Dwija Iswara, S. Pd. M.

BAB X ISOMETRIK. Otot-otot Wajah terdiri dari :

Organ yang Berperan dalam Sistem Pernapasan Manusia. Hidung. Faring. Laring. Trakea. Bronkus. Bronkiolus. Alveolus. Paru-paru

IDENTIFIKASI IKAN. Ani Rahmawati Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian UNTIRTA. Mata Kuliah Iktiologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Skripsi Oleh : SRI MARTINI NIM. X

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi seseorang telah menjadi kebutuhan pokok dan hak-hak dasar baginya

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Sikat Gigi Bersama pada Anak SD

HUMANIKA Vol. 21 No. 1 (2015) ISSN Analisis Kontrastis Bahasa Jawa Dengan Bahasa Indonesia Riris Tiani

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

TUTORIAL 2 SISTEM TUBUH 2. Sistem Respirasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BTCLS BANTUAN HIDUP DASAR (BHD)

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. akal budi untuk memahami hal-hal tersebut. Sebuah konsep yang kita tulis harus

BAB 4 TATARAN LINGUISTIK (1): FONOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Saluran pernafasan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa

LAPORAN RANCANGAN PEMBELAJARAN BERBASIS SCL MATA KULIAH FONOLOGI BAHASA ARAB

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

PRAKTEK INSTRUMEN MAYOR I-VOKAL

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Bahasa Indonesia (Pertemuan

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

SISTEM FONOLOGI BAHASA MINANGKABAU DI KENAGARIAN SINGKARAK KECAMATAN X KOTO SINGKARAK KABUPATEN SOLOK

NAMA KELOMPOK : Biologi (A)

PELATIHAN DIRIGEN UNTUK PEMULA

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

POLA-POLA PERUBAHAN FONEM VOKAL DAN KONSONAN DALAM PENYERAPAN KATA-KATA BAHASA ASING KE DALAM BAHASA INDONESIA: KAJIAN FONOLOGI

SKRIPSI. Oleh Ihwan Salis Qoimudin NIM

HUBUNGAN RAHANG PADA PEMBUATAN GIGI- TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

Transkripsi:

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp 08121575726/ 0274-7817575 Telp. (0274) 882481 Email: hermanuny@yahoo.com atau hermansp@uny.ac.id 1

ORGAN ARTIKULASI Bibir atas (labium superior) Bibir bawah (labium imperior) Lidah (lingua): ujung lidah, daun lidah & pangkal lidah. Gigi atas (dental superior) Gigi bawah (dental imperior) Lengkung kaki gigi (alvelum) Langit-langit keras (palatum) Langit-langit lembut (velum) Anak tekak (uvula) Dinding tenggorok (pharink) 2

VOKAL Terjadi dari getaran selaput suara, dgn nafas ke luar melalui mulut tanpa mendapat halangan. Dalam pembentukan vokal yang penting diperhatikan adalah letak dan bentuk bibir, lidah, rahang, dan langit-langit lembut. 3

KONSONAN Menurut dasar artikulasi: Konsonan bibir (bilabial) Konsonan bibir-gigi (labio dental) Konsonan gigi (dental) Konsonan langit-langit keras (palatal) Konsonan langit-langit lembut (velar) Konsonan selaput suara 4

KONSONAN Menurut getaran selaput suara: Konsonan bersuara Konsonan tidak bersuara 5

KONSONAN Menurut cara halangan udara yang akan ke luar: Konsonan letupan Konsonan geseran Konsonan sampingan Konsonan geletar Konsonan luncuran 6

FONEM /B/letup, hambat, bersuara Kedua bibir atas dan bawah Posisi bibir bawah & atas saling menekan (mengatup tetapi tidak tegang), Posisi lidah mendatar, gigi atas & bawah tidak saling bersentuhan, Pita suara bergetar, aliran udara terhambat di dlm rongga mulut, Jika perhentian udara secara tiba-tiba ditiadakan oleh hembusan nafas, maka terjadilah letupan lemah bersuara & terbentuklah fonem /B/. 7

FONEM /P/bilabial, letup/hambat, tak bersuara Kedua bibir atas dan bawah Kedua bibir mengatup rapat, otot tegang shg menghambat aliran udara lewat mulut, Pipi tegang tdk cembung, Letak lidah datar, Jika hambatan ditiadakan dgn meletupkan udara lewat mulut secara tiba-tiba, maka terjadilah letupan sempurna, langit-langat terangkat dan terbentuklah fonem /p/. 8

FONEM /M/ bilabial, sengau, bersuara Kedua bibir, atas dan bawah Kedua bibir mengatup rapat, gigi atas & gigi bawah tdk saling bertemu (terbuka), Aliran udara melalui hidung, karena kedua bibir saling menutup, Udara di dalam rongga mulut beresonansi shg getarannya dpt dirasakan pada pipi, hidung, telinga & leher. Posisi lidah mendatar, langit-langit lembut tdk tegang & pipi tdk cembung. 9

FONEM /W/ bilabial, semi vokal, bersuara Kedua bibir atas dan bawah Kedua bibir mengatup rapat, tetapi tidak saling menekan, Udara keluar melalui celah sempit antara bibir atas & bibir bawah, Pita suara bergetar maka terjadilah fonem /w/. 10

FONEM /Y/ palatal, semi vokal, bersuara Ujung lidah & langit-langit keras Daun lidah diangkat ke langit-langit keras, ttp tdk menempel shg membentuk celah sempit. Udara dihembuskan perlahan-lahan & bergetar melalui celah tsb. Pita suara bergetar. 11

FONEM /F/ labio dental, geser bersuara Bibir bawah & gigi atas Bibir bawah menekan gigi seri atas dgn kuat. Udara dihembuskan dgn kuat melalui celah sempit diantara bibir & gigi, shg terbentuk /F/ tak bersuara. 12

FONEM /T/ dental, letup/hambat tak bersuara Lengkung kaki gigi atas & ujung lidah Ujung lidah menekan lengkung kaki gigi atas, pinggir lidah menekan alur kaki gigi atas, shg aliran nafas pada rongga mulut tertahan. Bibir terbuka sedikit, gigi-gigi hampir tertutup rongga mulut menyempit, lidah tegang. 13

FONEM /D/ dental, letup/hambat, bersuara Ujung lidah & langit-langit keras bagian depan Ujung lidah menekan langit-langit keras bag. depan, pinggir lidah mengenai rahang atas, rongga mulut tertutup, shg aliran nafas terhenti. Celah suara terbuka, shg terjadi getaran. Jika pemberhentian suara secara tiba-tiba ditiadakan oleh hembusan nafas, maka terjadilah letupan lemah bersuara & terbentuklah fonem /D/. 14

FONEM /N/ dental, sengau, bersuara Ujung lidah, lengkung kaki gigi atas Ujung & pinggir lidah menutup & menempel pada alur kaki gigi atas, kedua bibir terbuka sedikit. Posisi anak tekak terkulai. Langit-langit lembit tidak tegang, gigi atas & bawah tidak merapat. Aliran udara melalui hidung, & aliran udara melalui mulut terhenti krn ujung lidah & pinggir lidah mengenai alur kaki gigi atas. Udara di dalam mulut & hidung beresonansi, getaran suara dpt dirasakan pada hidung, pipi, leher, & dada. 15

FONEM /L/ lateral, dental alveolar, geser, bersuara Ujung lidah & lengkungnya Ujung lidah mengenai kaki gigi atas. Lidah tdk tegang langit-langit lembut terangkat. Udara melalui pinggir kiri & kanan lidah. Antara geraham & pinggir lidah membentuk celah, pita suara bergetar shg bersuara. 16

FONEM /R/ getar, bersuara Ujung lidah & lengkung kaki gigi atas Lidah diangkat tdk tegang, ujung lidah menyentuh lengkung kaki gigi atas, pinggir lidah menyentuh geraham, gigi atas & bawah berjarak 1cm. Langit-langit lembut diangkat. Udara hembusan nafas diarahkan pada ujung lidah, maka terjadilah getaran pada ujung lidah. 17

FONEM /C/ palatal, aveolar, letup/hambat, tak bersuara Ujung lidah & langit-langit keras Ujung lidah menekan langit-langit keras, sisi lidah menekan alur kaki gigi atas shg menghambat aliran udara yg ke luar melalui mulut. Bibir terbuka sedikit, gigi-gigi hampir tertutup, rongga mulut menyempit. Jika arus udara dihembuskan secara tiba-tiba dgn menghilangkan hambatan, akan mengakibatkan terjadinya letupan bersuara, langit-langit lembut terangkat, dan terbentuklah fonem /C/. 18

FONEM /H/ glotal, geser, bersuara Selaput suara (pita suara) Velum terangkat ke atas menutupi saluran ke hidung. Lidah terletak didasar mulut & mendatar Udara mengalir keras dari paru-paru tanpa hambatan sehingga ke luar melalui mulut. 19

FONEM /S/ dental, frikatif, geser, tak bersuara Ujung lidah & lengkung kaki gigi bawah Ujung lidah menekan lengkung pada gigi bawah, pinggir lidah mengenai geraham, udara ke luar melalui saluran yg terbentuk sepanjang bagian tengah lidah, shg menimbulkan suara geser, tetapi tdk bersuara krn pita suara tdk bergetar. Posisi gigi, gigi bawah & atas hampir terhimpit, ttp juga tdk saling menekan, posisi menyempit, ujung atau sudut bibir saling menekan. 20

FONEM /Z/ dental, alveolar, geseran bersuara Ujung lidah & lengkung kaki gigi Ujung lidah menekan ujung kaki gigi bawah, ujung lidah menyentuh alur gigi bawah. Rongga mulut menyempit. Rongga mulut ke depan (monyong), ujung lidah & celah gigi seri atas, pita suara bergetar. 21

FONEM /NY/ palatal, sengau, bersuara Daun lidah & langit-langit keras Daun lidah menempel pada langit-langit keras. Aliran udara ke luar melalui hidung, lalu terjadilah resonansi di dlm rongga mulut & pita suara bergetar. Aliran udara mendorong ke luar seperti orang mengejan. 22

FONEM /NG/ velar, sengau, bersuara Lidah bagian belakang & langit-langit lembut Ujung lidah terletak pada dasar mulut, rahang atas & bawah terbuka, celah suara terbuka sehingga terjadi getaran suara. Aliran udara melalui hidung, & aliran udara melalui hidung tertutup oleh pangkal lidah. Udara dalam rongga dada & kepala terasa beresonansi. 23

FONEM /K/ velar, letup/hambat, tak bersuara Daun lidah bagian belakang & langit-langit lembut Ujung lidah bagian belakang menekan langit-langit lembut shg aliran udara terhambat pada pangkal lidah. Ujung lidah terletak di dasar mulut & menyentuh kaki gigi bawah. Pinggir lidah mengenai geraham, mulut terbuka. Jika hambatan udara secara tiba-tiba ditiadakan, langit-langit lembut terangkat, terjadilah letupan & terbentuklah fonem /K/. 24

FONEM /G/ palatal, alveolar, letup, hambat bersuara Daun lidah & langit-langit keras Daun lidah menekan langit-langit keras, shg udara yg ke luar melalui mulut terhambat. Pinggir lidah menempel pada gigi bawah. Rongga mulut menyempit, pita suara terbuka, jika kita hembuskan nafas, rongga mulut akan membuka & terjadi letupan tak sempurna. 25

FONEM /J/ palatal, aveolar, letup/hambat, bersuara Ujung daun lidah & langit-langit keras Daun lidah menekan langit-langit keras shg udara yg ke luar melalui mulut terhambat. Pinggir lidah menempel pada gigi bawah. Rongga mulut menyempit, pita suara terbuka. Jika kita hembuskan nafas, rongga mulut akan terbuka & terjadi letupan tak sempurna. 26

FONEM /Q/ g U Lidah 27

FONEM /X/ g U Lidah 28

FONEM /A/ g U Lidah 29

FONEM /A/ g U Lidah 30

FONEM /I/ g U Lidah 31

FONEM /U/ g U Lidah 32

FONEM /E/ g U Lidah 33

FONEM /O/ g U Lidah 34

Bila posisi bibir berbentuk bundar maka akan menghasilkan vokal bundar /O/, /U/ Bila posisi bibir rata maka akan terjadi vokal tak bundar /A/, /I/, /E/, & /E/ pepet Kalau ujung lidah & belakang lidah diangkat maka terjadilah bunyi vokal depan /A/, /I/, atau /E/ Bila bagian belakang lidah yang diangkat terjadilah vokal belakang /u/, /o/. 35