MODEL PEMILIHAN MODA OLEH PELAJAR UNTUK TUJUAN SEKOLAH

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN NILAI WAKTU PERJALANAN UNTUK MOBIL PENUMPANG (STUDI KASUS JALAN TEUKU UMAR BANDA ACEH)

PENGARUH FAKTOR SOSIO-EKONOMI TERHADAP KEPEMILIKAN MOBIL DAN SEPEDA MOTOR DI KOTA LANGSA. Abstrak

NILAI WAKTU KENDARAAN PRIBADI DI KOTA BANDA ACEH

KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)

ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)

ANALISIS WAKTU TEMPUH PERJALANAN KENDARAAN RINGAN KOTA SAMARINDA ( Studi Kasus JL. S. Parman- Ahmad Yani I- Ahmad Yani II- DI. Panjaitan- PM.

PELAYANAN DAN TARIF KERETA API PERKOTAAN DI YOGYAKARTA

PEMODELAN TARIKAN PERJALANAN MAHASISWA DENGAN SEPEDA MOTOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ANGKUTAN ONLINE TERHADAP PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI PUBLIK DI KOTA MANADO (STUDI KASUS: TRAYEK MALALAYANG - PUSAT KOTA)

BAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat

Pemilihan Moda Transportasi ke Kampus oleh Mahasiswa Universitas Brawijaya

PEMILIHAN MODA PERJALANAN

Analisis Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Jalan Sejajar Jalan Sapan - Buah Batu Bandung

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam

PERBANDINGAN BIAYA OPERASI KENDARAAN JENIS MINIBUS BERBAHAN BAKAR BENSIN DAN SOLAR

ANALISIS PERBANDINGAN BOK DAN NILAI WAKTU BEBERAPA JENIS MODA PERKOTAAN

KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH

PENGARUH NILAI WAKTU PADA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) MOBIL PENUMPANG DALAM PEMILIHAN RUTE JALAN EKSISTING DAN JALAN LINGKAR AMBARAWA

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

PENGARUH NILAI WAKTU PADA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) MOBIL PENUMPANG DALAM PEMILIHAN RUTE JALAN EKSISTING DAN JALAN LINGKAR AMBARAWA

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. TARIF TOL

STUDI EFEKTIFITAS PELAYANAN ANGKUTAN KOTA JURUSAN ABDUL MUIS DAGO

EVALUASI TARIF DAN MUTU PELAYANAN ANGKUTAN ANTAR PROVINSI (Studi Kasus: Angkutan Minibus Jurusan Puruk Cahu Banjarmasin)

BAB III LANDASAN TEORI

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN PADA TATA GUNA LAHAN SMU NEGERI DI MAKASSAR

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS BIAYA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UNTUK PERJALANAN KERJA (Studi Kasus: Kecamatan Larantuka, Kabupaten Flores Timur, NTT)

KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA ANGKUTAN UMUM DAN SEPEDA MOTOR UNTUK MAKSUD KERJA. Karnawan Joko Setyono. Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang menunjang pergerakan baik orang

KAJIAN JASA TRAVEL JURUSAN PALANGKARAYA-SAMPIT DITINJAU DARI BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN PENUMPANG

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGGUNAAN MODA PERJALANAN KOMUTER PNS PEMERINTAH KOTA MAKASSAR

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap awal sampai dengan tahap akhir. Pada bab ini akan dijelaskan langkah

KAJIAN PERSEPSI SISWA SMA-SMK NEGERI TENTANG KINERJA KESELAMATAN BUS SEKOLAH KOTA MALANG

POTENSI PENERAPAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN TANPA BAYAR DI YOGYAKARTA

Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) ISSN Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsyiah Vol.2 No.2 Mei 2017 :

KAJIAN TARIF ANGKUTAN UMUM TRAYEK PAAL DUA POLITEKNIK DI KOTA MANADO

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN

1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA KAPAL RORO & KAPAL CEPAT. Pasti Pilih Kapal Roro. Mungkin Pilih Kapal Roro

Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012 ISSN:

MODEL BANGKITAN PERGERAKAN PELAJAR DAN MAHASISWA (STUDI KASUS DI KOTA BANDA ACEH)

Jurnal Teknik PWK Volume 3 Nomor Online :

BAB 4 KARAKTERISTIK DAN PREFERENSI PENGGUNA POTENSIAL KA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

KAJIAN KELAYAKAN TRAYEK ANGKUTAN UMUM DI PURWOKERTO

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN SEPEDA MOTOR DI JAKARTA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat

SENSITIVITAS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) TERHADAP TARIF ANGKUTAN UMUM KOTA BOGOR

ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA

PERMODELAN BANGKITAN PERGERAKAN UNTUK BEBERAPA TIPE PERUMAHAN DI PEKANBARU

KINERJA OPERASI BUS EKSEKUTIF DAN TRAVEL RUTE BANDAR LAMPUNG BANDUNG. Dwi Herianto 1) Syukur Sebayang 1) Arengga Vinata 2)

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

II. TINJAUAN PUSTAKA. penumpang dari suatu tempat ke tempat lain, dalam Salim factor, dalam Dirgantoro Setiawan, 2003 :

STUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL

PERBANDINGAN BIAYA KEPEMILIKAN SEPEDA MOTOR DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA

OPERASIONAL ANGKUTAN PARATRANSIT SEPEDA MOTOR DI KAWASAN TERMINAL BUNGURASIH SURABAYA

PEMILIHAN MODA TENAGA PENGAJAR UNIVERSITASS SEBELAS MARET KE KAMPUS METODE STATED PREFERENCE

KARAKTERISTIK PENGEMUDI DAN MODEL PELUANG TERJADINYA KECELAKAAN BUS ANTAR KOTA ANTAR PROPINSI

LAMPIRAN 1 FORMAT KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi penggunaan angkutan umum (angkot atau bemo) sangat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. kebutuhan pada pembahasan pada Bab berikutnya. Adapun data-data tersebut. yang diambil seperti yang tertuang dibawah ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebutuhan akan transportasi timbul dari kebutuhan manusia. Transportasi

ANALISA BANGKITAN PERJALANAN PENDUDUK KELAS EKONOMI MENENGAH KE BAWAH DI KELURAHAN AUR

BAB I PENDAHULUAN. transportasi yang sekarang selalu dihadapi kota-kota besar di Indonesia adalah

BAB IV ANALISIS DATA

EVALUASI AWAL PENGOPERASIAN BUS SEKOLAH (SUDI KASUS : BUS HALOKES KOTA MALANG)

PENGEMBANGAN SURVAI STATED PREFERENCE UNTUK MODEL PILIHAN MODA DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh: Raudah 1), Sutan P. Silitonga 2), dan Desriantomy 3)

MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE

KARAKTERISTIK POLA PERJALANAN DI KOTA YOGYAKARTA

PERMODELAN BANGKITAN TARIKAN PADA TATA GUNA LAHAN SEKOLAH MENENGAH ATAS SWASTA DI PALEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

NILAI WAKTU PENGGUNA TRANSJAKARTA

PENGUJIAN MODEL HUBUNGAN PENGGUNAAN RUANG PARKIR SEPEDA DENGAN PENGGUNAAN WAKTU MAHASISWA DI KAMPUS UNS

OPTIMALISASI UMUR GUNA KENDARAAN ANGKUTAN UMUM ABSTRAK

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

PENGEMBANGAN MODEL BIAYA KEMACETAN BAGI PENGGUNA MOBIL PRIBADI DI DAERAH PUSAT PERKOTAAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

PENGEMBANGAN MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS TRANS MALANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PRERFERNCE

BAB VI. Berdasarkan analisis data pada bab IV melalui pendekatan Analytical Hierarchy

PEMILIHAN MODA TENAGA PENGAJAR UNIVERSITASS SEBELAS MARET KE KAMPUS METODE STATED PREFERENCE

PERBEDAAN FASILITAS PARKIR UNTUK MENDORONG MAHASISWA BERKENDARA BERSAMA KE KAMPUS

ANALISIS KARAKTERISTIK PELAKU PERJALANAN DAN KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM DAMRI (Studi Kasus : Banda Aceh Pelabuhan Ulee Lheue)

ANALISA BIAYA KEMACETAN DI BANDAR LAMPUNG

STUDI MODEL PANJANG PERJALANAN TERHADAP UMUR SEPEDA MOTOR DI KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGGUNAAN SEPEDA MOTOR DENGAN KEPEMILIKAN KENDARAAN DALAM RUMAH TANGGA DI TIGA KOTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor

Transkripsi:

MODEL PEMILIHAN MODA OLEH PELAJAR UNTUK TUJUAN SEKOLAH Renni Anggraini Cut Mutiawati M. Khair Jauhari Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jl Tgk. Syech Abdur Rauf no.7 Darussalam, Banda Aceh renni.anggraini@gmail.com Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jl Tgk. Syech Abdur Rauf no.7 Darussalam, Banda Aceh Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil Universitas Syiah Kuala Jl Tgk. Syech Abdur Rauf no.7 Darussalam, Banda Aceh Abstract Due to improper public transport services in Banda Aceh City, most students tend to use motorcycle for daily activity, in particular to school. Those who use public transport are rarely found. As a result, it will contribute to traffic congestion. This study aimed to investigate mode choice model of students to school. The location takes place at Kecamatan Meuraxa, Banda Aceh City, limited to high school students that use motorcycle and public transport to school. Primary data was done by conducting home interview survey. The method used were binomial logit difference and ratio take into account travel time, cost and waiting time as the independent variables. The results showed 67% students used motorcycle to school, and those who have SIM C was about 59%. Both models showed, when the cost of both modes are equal, about 50-60% of students used motorcycle to school. Keywords: mode choice, binomial logit difference method, school purpose, motorcycle, public transport Abstrak Akibat masih belum memadainya pelayanan angkutan umum di kota Banda Aceh, para pelajar cenderung menggunakan sepeda motor untuk kegiatan sehari-hari, termasuk untuk tujuan sekolah. Pelajar yang menggunakan angkutan umum sangat minim dijumpai. Hal ini merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya kemcetan di jalan raya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pemilihan moda oleh pelajar untuk tujuan sekolah. Lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Meuraxa Kota Banda Aceh dengan batasan penelitian pada pelajar tingkat SMA yang menggunakan sepeda motor dan angkutan umum.pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner ke rumah tangga. Pemodelan menggunakan kedua metode logit binomial yaitu selisih dan nisbah, dengan menggunakan waktu tempuh, biaya perjalanan dan waktu menunggu sebagai variabel bebas. Dari kuesioner diperoleh bahwa 67% pelajar memilih sepeda motor, dengan jumlah pelajar pengguna sepeda motor yang memiliki SIM C sebesar 64%. Dari kedua model diperoleh, apabila biaya angkutan umum dan sepeda motor sama, maka sekitar 50-60% pelajar akan memilih sepeda motor. Kata Kunci: pemilihan moda, model logit binomial, pelajar, tujuan sekolah, sepeda motor, angkutan umum PENDAHULUAN Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, setiap orang perlu melakukan perjalanan, seperti bekerja, sekolah, rekreasi, sosial, dan lain-lainnya. Di Indonesia, pelajar sekolah menengah atas (SMA/sederajat, melakukan perjalanan baik dengan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Sebagian dari mereka yang sudah memiliki SIM, kebanyakan menggunakan kendaraan pribadi, seperti sepeda motor. Begitu juga dengan pelajar di Kota Banda Aceh, kebanyakan pelajar menggunakan sepeda motor untuk memenuhi kebutuhan pergerakan mereka, seperti untuk tujuan ke sekolah. Walaupun demikian masih ada sebagian kecil pelajar yang masih menggunakan angkutan umum ke sekolah. Minimnya penggunaan angkutan umum oleh pelajar di Kota Banda Aceh terutama disebabkan oleh pelayanannya yang masih kurang memadai, terutama dari sisi reliabilitas, sehingga 102

angkutan umum masih belum dapat diandalkan, karena jadwalnya yang sering berubahubah. Selain itu juga aksesibilitas yang terbatas, yang belum mencakup daerah-daerah permukiman, menyebabkan pelajar masih enggan untuk menggunakan angkutan umum. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model pemilihan moda transportasi oleh pelajar tingkat menengah atas yang menggunakan kendaraan pribadi (sepeda motor dan angkutan umum (labi-labi/angkot di Kota Banda Aceh, terutama untuk kegiatan dengan tujuan sekolah. Penelitian ini menggunakan kuesioner dan wawancara ke rumah tangga (home interview survey. Metode yang digunakan untuk mendapatkan model pemilihan moda pada penelitian ini yaitu Model Logit-Binomial-Selisih dan Model Logit-Binomial-Nisbah yang kemudian diselesaikan dengan menggunakan metode analisis regresi linear. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di salah satu kecamatan (dari 9 kecamatan yang ada di Kota Banda Aceh, yaitu Kecamatan Meuraxa. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di Gambar 1. Batasan penelitian ini yaitu hanya mencakup pada pelajar tingkat SMA yang menggunakan moda transportasi sepeda motor dan angkutan umum untuk perjalanan menuju ke sekolah. Pelajar di kecamatan ini cenderung menggunakan sepeda motor daripada angkutan umum karena minimnya jumlah angkutan umum yang beroperasi di daerah ini. Angkutan umum di sebagian kawasan ini tidak ada lagi yang beroperasi, dikarenakan permintaan yang sedikit. Faktor sosio-ekonomi keluarga juga berperan dalam hal ini, seperti penghasilan orang tua dan kepemilikan kendaraan. Gambar 1. Peta Lokasi Kecamatan Meuraxa di Kota Banda Aceh Data yang digunakan untuk penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan dengan menyebar kuisioner ke rumah tangga (home interview survey. Data kuesioner tersebut berupa data keluarga, data individu, dan data pergerakan, seperti pendapatan keluarga, kepemilikan kendaraan, jumlah pelajar tingkat SMA dalam keluarga (orang, kepemilikan 103

(SIM, jarak tempuh menuju ke sekolah, moda yang digunakan, waktu tempuh dan lainlain. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi terkait, seperti data jumlah penduduk, jumlah pelajar SMA di Kecamatan Meuraxa dan peta lokasi penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model logit binomial selisih dan model logit binomial nisbah untuk melihat proporsi pelajar dalam memilih sepeda motor dan angkutan umum. Model Logit Binomial Menurut Tamin (2008: 407, model logit binomial digunakan untuk memodelkan pemilihan moda yang terdiri dari dua alternatif moda saja. Ada dua model yang sering digunakan yaitu model logit binomial selisih dan model logit binomial nisbah, yang kemudian dapat diselesaikan dengan metode regresi linear. Pemilihan antara model logit binomial selisih dan model logit binomial nisbah sangat ditentukan oleh persepsi seseorang membandingkan biaya perjalanan dan waktu tempuh dalam memilih moda yang akan digunakan. Untuk lebih jelasnya model logit binomial selisih ditunjukkan dalam Persamaan (2.1, dan model logit binomial nisbah ditunjukkan dalam Persamaan (2.2. P 1 (2.1 1 P1 C 1 α C 1 2 β (2.2 dimana: P 1 probabilitas moda 1; C 1 nilai biaya gabungan moda 1; C 2 nilai biaya gabungan moda 2. Moda 1 yang dimaksud disini adalah sepeda motor, dan moda 2 adalah angkutan umum. Nilai Waktu Menurut Tamin (2008: 288 nilai waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk dikeluarkan (atau dihemat untuk menghemat satu unit waktu perjalanan. Perhitungan nilai waktu menggunakan metode pendapatan dengan mempertimbangkan PDRB. λ (2.3 dimana: λ nilai waktu (satuan uang/jam; PDRB pendapatan domestik regional bruto (perkapita/rp; JP Jumlah penduduk (orang; dan WKT waktu kerja tahunan (jam. Biaya Operasi Kendaraan (BOK untuk Sepeda Motor Menurut Risdiyanto (2009, untuk perhitungan biaya operasional kendaraan, jumlah biaya sebagai fungsi dari kuantitas keluaran biaya total dapat dibagi atas dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. 104

1. Biaya tetap (fixed cost a Biaya pajak/stnk b Biaya asuransi c Biaya penyusutan kendaraan 2. Biaya tidak tetap (variable cost a Biaya BBM (Rp/km (2.4 b Biaya ban (Rp/km c Biaya oli (Rp/km d Biaya servis (Rp/km e Biaya suku cadang (Rp/km f Biaya tak terduga (Rp/km... (2.5 (2.6... (2.7... (2.8... (2.9 3. Biaya total (total cost Tc biaya tetap + biaya tidak tetap (2.10 Metode Pengolahan Data Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini hanya tiga variabel, yaitu: 1. Waktu tempuh (X1, 2. Biaya perjalanan (X2, 3. Waktu menunggu (X3. Jarak dan waktu tempuh Perhitungan waktu tempuh dilakukan dengan perbandingan antara jarak dan kecepatan. Jarak didapatkan dari penyebaran kuesioner. Untuk kecepatan dilakukan pengasumsian bagi sepeda motor 40 km/jam 666,67 m/menit dan angkutan umum 35 km/jam 583,33 m/menit, dimana keadaan lalu lintas pada ruas jalan diasumsikan tidak ada hambatan. BOK sepeda motor Perhitungan biaya operasi kendaraan (BOK ditujukan untuk mengetahui biaya perjalanan (X 2 dari sepeda motor. Perhitungan BOK sepeda motor dicari dengan menggunakan Persamaan 2.4 2.10. Nilai Waktu Perhitungan nilai waktu dihitung dengan menggunakan Persamaan 2.3. Jam kerja diasumsikan sama bagi semua pekerja, maka didapat jam kerja selama sehari yaitu 8 jam dan jam kerja selama seminggu didapat 40 jam. Jumlah minggu selama setahun efektif 105

dianggap 50 minggu, maka jam kerja selama setahun didapat 2000 jam/tahun. Data PDRB didapat dari Badan Pusat Statistik Kota Banda Aceh tahun 2012 yaitu sebesar Rp. 3.441.153.970.000 dengan jumlah penduduk 238.784 jiwa. Maka nilai waktu (λ untuk kota Banda Aceh per tahun 2014 adalah Rp. 7.205,58/jam atau Rp. 120,09/menit. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden Hasil yang diperoleh dari pengamatan di lapangan selanjutnya di rekapitulasi dan didapat 137 sampel pelajar, dimana jumlah ini melebihi jumlah sampel yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 100 pelajar. Data tersebut kemudian direkapitulasi, selanjutnya dapat diketahui beberapa karakteristik responden berikut ini. Moda yang digunakan pelajar untuk tujuan sekolah Berdasarkan data hasil kuesioner diperoleh persentase pelajar tingkat SMA dalam memilih moda transportasi menuju ke sekolah yaitu sebesar 67% yang memilih sepeda motor dan 33% yang memilih angkutan umum, seperti yang tertera pada Gambar 4.1 Angkuta n umum 33% Moda Yang Dipilih Sepeda Motor 67% Sepeda Motor Angkutan umum Tidak Ada SIM 41% Kepemilikan SIM C SIM C 59% SIM C Tidak Ada SIM Gambar 4.1 Persentase Pelajar berdasarkan Gambar 4.2 Persentase Kepemilikan SIM C moda yang digunakan untuk ke Kepemilikan SIM C sekolah Berdasarkan Gambar 4.1, dari 67% pelajar SMA yang menggunakan sepeda motor (67%, hanya 59% pelajar yang telah memiliki SIM C, sedangkan 41% lainnya tidak memiliki SIM C, seperti yang disajikan pada Gambar 4.2. Dari hasil ini dapat terlihat bahwa pelajar tingkat SMA yang menggunakan sepeda motor masih banyak yang belum memiliki SIM C. Hal ini perlu menjadi perhatian bagi orang tua untuk mengawasi anaknya yang belum memiliki izin mengemudi dan melarang mereka mengemudi, karena bukan hanya akan berbahaya bagi diri mereka sendiri tapi juga bagi orang lain. Untuk instansi terkait yang mengeluarkan izin kepemilikan SIM juga disarankan untuk lebih memperketat peraturannya agar ketertiban berlalu lintas dapat tercapai. Penghasilan orang tua Berdasarkan penghasilan orang tua, mayoritas pelajar SMA di Kecamatan Meuraxa yang orang tuanya berpenghasilan Rp. 2.500.000 Rp. 5.000.000 memilih sepeda motor sebesar 40% dan pelajar yang orang tuanya berpenghasilan Rp. 1.000.000 Rp. 2.500.000 memilih angkutan umum sebesar 22%. Data selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.3. 106

Kepemilikan kendaraan pribadi Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa kepemilikan kendaraan pribadi dalam keluarga didominasi oleh rumah tangga yang memiliki 2 sepeda motor (30%, selanjutnya diikuti oleh rumah tangga yang memiliki 1 mobil dan 2 sepeda motor (22%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.4. 4% 1% 2% 1% < Rp. 1 Juta memilih sepeda motor 4% 1% Rp. 1 Juta s/d Rp. 2,5 Juta memilih sepeda motor 22% 18% Rp. 2,5 Juta s/d Rp. 5 Juta memilih sepeda motor Rp. 5 Juta s/d Rp.10 Juta 40% memilih sepeda motor Rp. 10 Juta s/d Rp. 15 Juta memilih sepeda motor 7% > Rp. 15 Juta memilih sepeda motor < Rp. 1 Juta memilih angkutan umum Gambar 4.3 Persentase Moda yang digunakan berdasarkan 2% 3% 5% Kepemilikan Kendaraan Pribadi 13% 1% 1% 1% 23% 10% 30% 11% 1 Sepeda Motor 2 Sepeda Motor Gambar 4.4 Persentase Kepemilikan Kendaraan Pribadi dalam Jarak dan Waktu Tempuh Berdasarkan hasil survei kuesioner di lapangan didapat hasil jarak tempuh pelajar SMA dari asal menuju sekolah. Untuk kecepatan sepeda motor diasumsikan 40 km/jam 666,67 m/menit dan angkutan umum 35 km/jam 583,33 m/menit, dengan asumsi keadaan lalu lintas pada ruas jalan tidak ada hambatan. Biaya Gabungan Setelah didapatkan nilai waktu, selanjutnya dapat di tentukan nilai biaya gabungan untuk mendapatkan nilai variabel biaya perjalanan (X 2 dengan persamaan sebagai berikut: Sepeda Motor: C SM (120,09X 1 + X 2 Angkutan Umum: C AU (120,09X 1 + X 2 + 240,19X 3 dimana: X 1 Waktu tempuh X 2 Biaya Perjalanan X 3 Waktu menunggu Nilai waktu X 1 Rp. 120,09/menit Nilai waktu X 3 2 x Nilai waktu X 1 Rp. 240,19/menit Waktu menunggu dianggap lebih menjemukan dibanding waktu tempuh, oleh karena itu nilai waktu menunggu diasumsikan dua kali dari nilai waktu tempuh. Untuk biaya perjalanan angkutan umum bagi pelajar sekali perjalanan menuju ke sekolah, sesuai ketentuan tarif yang berlaku pada saat ini (tahun 2014 yaitu sebesar Rp. 3000 untuk jarak jauh-dekat dalam kota Banda Aceh. Untuk perhitungan BOK sepeda motor, diambil 107

perhitungan berdasarkan asumsi untuk sepeda motor yang sering digunakan oleh pelajar yaitu sepeda motor matic yang dijual di Banda Aceh yang rata-rata harganya sekitar Rp. 16 juta. Untuk lebih jelasnya perhitungan BOK sepeda motor dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Biaya Operasional Kendaraan (BOK Sepeda Motor No. Jenis Biaya Uraian Komponen Jarak tempuh per tahun (km 12.000 1 Biaya Pajak Biaya pajak (Rp 300.000 Biaya per km (Rp/km 25 Jarak tempuh per liter (km 35 2 Biaya BBM Harga bensin (Rp 6.500 Biaya per km (Rp/km 185,71 Jarak tempuh (km 50.000 3 Biaya Ban Harga ban (Rp 200.000 Biaya per km (Rp/km 4 Jarak tempuh per liter (km 2.000 4 Biaya Oli Biaya oli (Rp 50.000 Biaya per km (Rp/km 12,5 Jarak tempuh per service (km 2.000 5 Biaya Service Biaya service (Rp 20.000 Biaya per km (Rp/km 10,00 6 Jarak tempuh per bulan (km 1.000 Biaya Suku Biaya suku cadang (Rp 50.000 Cadang Biaya per km (Rp/km 50,00 7 Jarak tempuh per bulan (km 1.000 Biaya Rata-rata Tak Teduga Biaya per bulan (Rp 100.000 Biaya per km (Rp/km 100,00 Biaya Operasi Kendaraan (BOK (Rp/km 357,21 Dari Tabel 4.1 terlihat bahwa BOK sepeda motor yang diperoleh adalah Rp. 357,21 per km. Untuk biaya penyusutan diambil asumsi bahwa harga sepeda motor baru akan turun sekitar Rp. 3-4 juta per tahunnya, maka asumsi biaya penyusutan sepeda motor adalah sebesar 20%. BOK sepeda motor dengan biaya penyusutan adalah sebesar Rp. 624 per km. Pada penelitian ini dilakukan perhitungan dengan kedua metode logit binomial selisih dan nisbah. Model Logit Binomial Selisih Untuk perhitungan model logit binomial selisih, Persamaan (2.2 ditransformasikan ke metode regresi linear (Tamin, 2008:408, dan diperoleh nilai α 0,102 dan ẞ 0,00015. Maka model logit binomial selisih yang diperoleh adalah sebagai berikut: P SM 1/(1+EXP[0,102+(0,00015*(C AU -C SM ] Dari model logit binomial selisih yang diperoleh dapat terlihat bahwa ketika biaya angkutan umum sama dengan biaya sepeda motor maka jumlah pelajar yang menggunakan sepeda motor adalah sebesar 53% sedangkan yang menggunakan angkutan umum sebesar 47%. Hal ini menunjukkan bahwa proporsi pelajar dalam menggunakan 108

kedua moda cukup berimbang. Proporsi pelajar dalam menggunakan kedua moda akan seimbang (50%-50%, jika biaya sepeda motor lebih mahal Rp. 600 dari biaya angkutan umum. Jika biaya sepeda motor semakin meningkat, maka minat pelajar untuk menggunakan angkutan umum akan semakin meningkat. Hal ini perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah, bahwa perlu ada subsidi bagi pelajar dalam menggunakan angkutan umum. Semakin murah biaya angkutan umum, maka proporsi pelajar dalam menggunakan sangkutan umum akan semakin meningkat, sehingga akan mengurangi kecenderungan pelajar dalam menggunakan sepeda motor ke sekolah. Model Logit Binomial Nisbah Untuk perhitungan model logit binomial nisbah, sama halnya dengan model logit binomial selisih, Persamaan (2.3 juga ditransformasikan ke metode regresi linear (Tamin, 2008:410, dan diperoleh nilai α 0,659 dan ẞ 0,217. Model logit binomial nisbah yang diperoleh adalah sebagai berikut: P SM 1/[1+(0,659*( C SM /C AU 0,217 ] Dari model logit binomial nisbah yang diperoleh terlihat bahwa ketika biaya sepeda motor sama dengan biaya angkutan umum maka jumlah pelajar yang menggunakan sepeda motor adalah 60% sedangkan yang menggunakan angkutan umum sebesar 40%. Hasil ini tidak jauh berbeda seperti yang diperlihatkan oleh model logit binomial selisih, ketika biaya kedua moda adalah sama. Ketika proporsi pelajar dalam memilih kedua moda berimbang (50%-50%, akan diperoleh jika biaya sepeda motor 7 kali lebih mahal dari biaya angkutan umum. Artinya jika biaya angkutan umum Rp. 3.000 maka biaya sepeda motor Rp. 21.000. Hal ini akan tercapai jika BOK sepeda motor meningkat, terutama dari segi BBM, pajak, dan lain sebagainya. Sebaliknya biaya angkutan umum harus diturunkan, sehingga pelajar akan semakin banyak menggunakan angkutan umum ke sekolah. KESIMPULAN Dari kedua model logit binomial yang digunakan diperoleh hasil bahwa sekitar 50-60% pelajar akan menggunakan sepeda motor jika biaya sepeda motor dan biaya angkutan umum sama. Hal ini sesuai dengan frekuensi pilihan moda oleh pelajar berdasarkan data kuesioner, yaitu sebesar 67% pelajar menggunakan sepeda motor ke sekolah. Berdasarkan analisa diperoleh jika BOK sepeda motor dinaikkan dari segi BBM, pajak, service,oli, dll, maka proporsi pelajar dalam menggunakan angkutan umum akan semakin meningkat. Hal ini tentunya harus diimbangi dengan penurunan biaya angkutan umum, dari Rp. 3.000 menjadi Rp. 1.000 Rp. 2.000 per sekali jalan. Kalau bisa pemerintah kota juga memberikan subsidi kepada pemilik angkutan umum, agar biaya pelajar dalam menggunakan angkutan umum bisa semakin murah. Selain itu juga perlu pengawasan yang ketat dari orang tua untuk tidak membiarkan anaknya yang tidak memiliki SIM untuk mengemudikan kendaraannya, mengingat usia pelajar SMA dari kelas 1-3 yang berrvariasi dari 15-19 tahun, sedangkan SIM C baru diberikan ketika seseorang berumur 17 tahun sesuai dengan UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UULAJ No. 22 Tahun 2009 (dari penelitian ini diketahui ada sekitar 59% pelajar yang menggunakan sepeda motor ke sekolah yang belum memiliki SIM. Hal ini tentunya juga harus didukung oleh instansi terkait yang mengeluarkan SIM, untuk lebih memperketat lagi pengawasan dalam pemberian SIM hanya kepada mereka yang layak menerimanya, sesuai dengan UULAJ No. 22 tahun 2009, dimana pengemudi adalah orang yang mengemudikan kendaraan 109

bermotor di jalan yang telah memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM. Jika ini diterapkan dengan baik, akan dapat tercapai kelancaran dan ketertiban berlalu lintas. DAFTAR KEPUSTAKAAN Anonim, 2012, Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan, Jakarta Anonim, 2009, UU tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, Jakarta Ghozali, I., 2006, Statistik Nonparametrik, Badan Penerbit UNDIP, Semarang Munawar, A. 2005. Dasar-Dasar Teknik Transportasi, Penerbit Beta Offset, Jogjakarta Riduwan, 2005, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung. Risdiyanto, 2009, Perbandingan Biaya Transportasi Pengguna Sepeda Motor dengan Biaya Penumpang Bus Trans Jogja, Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Janabrada, Yogyakarta. Sugiyono, 2009, Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung Supangat A., 2007, Statistika: Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi, dan Nonparametrik, Kencana, Jakarta. Tamin. O.Z., 2008, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Penerbit ITB, Bandung 110