KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET REGIONAL INDONESIA

dokumen-dokumen yang mirip
Model Empiris Variasi Harian Komponen H Pola Hari Tenang. Habirun. Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN Jl. Dr. Junjunan No.

MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN H JANGKA PENDEK BERDASARKAN DAMPAK GANGGUAN REGULER

PENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI TANGERANG

ANALISIS PERUBAHAN VARIASI HARIAN KOMPONEN H PADA SAAT TERJADI BADAI MAGNET

IDENTIFIKASI MODEL FLUKTUASI INDEKS K HARIAN MENGGUNAKAN MODEL ARIMA (2.0.1) Habirun Peneliti Pusat Pemanlaatan Sains Antariksa, LAPAN

ANALISIS MODEL VARIASI HARIAN KOMPONEN GEOMAGNET BERDASARKAN POSISI MATAHARI

Analisis Variasi Komponen H Geomagnet Pada Saat Badai Magnet

BAB I PENDAHULUAN. Matahari adalah sebuah objek yang dinamik, banyak aktivitas yang terjadi

STUDI TENTANG BADAI MAGNET MENGGUNAKAN DATA MAGNETOMETER DI INDONESIA

DISTRIBUSI KARAKTERISTIK SUDDEN STORM COMMENCEMENT STASIUN BIAK BERKAITAN DENGAN BADAI GEOMAGNET ( )

ANALISIS PERBANDINGAN DEVIASI ANTARA KOMPONEN H STASIUN BIAK SAAT BADAI GEOMAGNET

BAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas Matahari merupakan faktor utama yang memicu perubahan cuaca

GANGGUAN GEOMAGNET PADA FASE MINIMUM AKTIVITAS MATAHARI DAN MEDAN MAGNET ANTARPLANET YANG TERKAIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoana Nurul Asri, 2013

IDENTIFIKASI LUAS DAERAH AKTIF DI MATAHARI PENYEBAB KEJADIAN BADAI GEOMAGNET

Variasi Pola Komponen H Medan Geomagnet Stasiun Biak Saat Kejadian Solar Energetic Particle (SEP) Kuat Pada Siklus Matahari Ke-23

STUDI KORELASI STATISTIK INDEKS K GEOMAGNET REGIONAL MENGGUNAKAN DISTRIBUSI GAUSS BERSYARAT

IDENTIFIKASI KONDISI ANGIN SURYA (SOLAR WIND) UNTUK PREDIKSI BADAI GEOMAGNET

Anwar Santoso, Mamat Ruhimat, Rasdewita Kesumaningrum, Siska Fillawati Pusat Sains Antariksa

KETERKAITAN DAERAH AKTIF DI MATAHARI DENGAN KEJADIAN BADAI GEOMAGNET KUAT

KARAKTERISTIK SUDDEN COMMENCEMENT DAN SUDDEN IMPULSE DI SPD BIAK PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi Matahari mengalami perubahan secara periodik dalam skala waktu

BAB I PENDAHULUAN. yang landas bumi maupun ruang angkasa dan membahayakan kehidupan dan

KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN AKTIVITAS GEOMAGNET DI BIAK TAHUN

DAMPAK AKTIVITAS MATAHARI TERHADAP CUACA ANTARIKSA

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini dilakukan indentifikasi terhadap lubang korona, angin

DISTRIBUSI POSISI FLARE YANG MENYEBABKAN BADAI GEOMAGNET SELAMA SIKLUS MATAHARI KE 22 DAN 23

SEMBURAN RADIO MATAHARI DAN KETERKAITANNYA DENGAN FLARE MATAHARI DAN AKTIVITAS GEOMAGNET

ANALISA KEJADIAN LUBANG KORONA (CORONAL HOLE) TERHADAP NILAI KOMPONEN MEDAN MAGNET DI STASIUN PENGAMATAN MEDAN MAGNET BUMI BAUMATA KUPANG

PENENTUAN MODEL POLA HARI TENANG STASIUN GEOMAGNET TANGERANG MENGGUNAKAN DERET FOURIER

ANALI5IS BADAI MAGNET BUMI PERIODIK

Anwar Santoso Peneliti Bidang Geomagnet dan Magnet Antariksa Pusat Sains Antariksa, Lapan

PENENTUAN POSISI LUBANG KORONA PENYEBAB BADAI MAGNET KUAT

IDENTIFIKASI MODEL INDEKS K GEOMAGNET BERDASARKAN SIFAT STOKASTIK

KARAKTERISTIK BADAI GEOMAGNET BESAR DALAM SIKLUS MATAHARI KE-22 DAN 23

ANALISIS PENURUNAN INTENSITAS SINAR KOSMIK

BAB I PENDAHULUAN. Tidak hanya di Bumi, cuaca juga terjadi di Antariksa. Namun, cuaca di

1.2 Tujuan Makalah Makalah ini dibuat untuk membantu para taruna-taruni dalam hal memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan medan magnet Bumi.

CUACA ANTARIKSA. Clara Y. Yatini Peneliti Pusat Pemanfaatan Sains Antariksa, LAPAN RINGKASAN

PREDIKSI BINTIK MATAHARI UNTUK SIKLUS 24 SECARA NUMERIK

BAB I PENDAHULUAN. Matahari merupakan sumber energi terbesar di Bumi. Tanpa Matahari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tari Fitriani, 2013

KARAKTERISTIK LONTARAN MASSA KORONA (CME) YANG MENYEBABKAN BADAI GEOMAGNET

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage:http//

PENENTUAN POLA HARI TENANG UNTUK MENDAPATKAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI BIAK

PENENTUAN WAKTU ONSET SUDDEN COMMENCEMENT KOMPONEN H GEOMAGNET DI BIAK

PENGEMBANGAN SOFTWARE DETEKSI OTOMATIS SUDDEN COMMENCEMENT BADAI GEOMAGNET NEAR REAL TIME

AWAN MAGNET PADA FASE MINIMUM AKTIVITAS MATAHARI DAN KAITANNYA DENGAN GANGGUAN GEOMAGNET

PERBANDINGAN PERHITUNGAN TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET DI SEKITAR STASIUN TANGERANG (175 4'BT; 17 6'LS)

KALIBRASI MAGNETOMETER TIPE 1540 MENGGUNAKAN KALIBRATOR MAGNETOMETER

TELAAH INDEKS K GEOMAGNET DI BIAK DAN TANGERANG

PENERAPAN METODE POLARISASI SINYAL ULF DALAM PEMISAHAN PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI DARI ANOMALI GEOMAGNET TERKAIT GEMPA BUMI

KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET STASIUN PENGAMAT GEOMAGNET BIAK

COMPONENT VARIANTION PREDICTION)

BADAI MATAHARI DAN PENGARUHNYA PADA IONOSFER DAN GEOMAGNET DI INDONESIA

PERAN DIMENSI FRAKTAL DALAM RISET GEOMAGSA

PENGEMBANGAN MODEL PREDIKSI INDEKS K GEOMAGNET

PENGARUH BADAI MATAHARI OKTOBER 2003 PADA IONOSFER DARI TEC GIM

ANCAMAN BADAI MATAHARI

Prosiding Workshop Riset Medan Magnet Bumi dan Aplikasinya

Pola Variasi Reguler Medan Magnet Bumi Di Tondano

METODE PENGUKURAN ARUS GIC PADA TRANSFORMATOR JARINGAN LISTRIK

PREDIKSI TINGKAT GANGGUAN GEOMAGNET LOKAL D(T) MENGGUNAKAN PENDEKATAN STATISTIK

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

Diterima 18 April 2016, Direvisi 23 Juni 2016, Disetujui 28 Juni 2016 ABSTRACT

MATAHARI SEBAGAI SUMBER CUACA ANTARIKSA

MODEL SPEKTRUM ENERGI FLUENS PROTON PADA SIKLUS MATAHARI KE-23

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

Analisis Kejadian Corona Mass Ejection (CME) dan Solar Wind di Stasiun Geofisika Kampung Baru Kupang (KPG)

Prosiding Seminar Nasional Sains Antariksa Homepage: http//

METODE NON-LINIER FITTING UNTUK PRAKIRAAN SIKLUS MATAHARI KE-24

PENGUKURAN TEMPERATUR FLARE DI LAPISAN KROMOSFER BERDASARKAN INTENSITAS FLARE BERBASIS SOFTWARE IDL (INTERACTIVE DATA LANGUAGE) Abstrak

Analisis Medan Magnet Bumi Sebelum dan Sesudah Kejadian Gempa (Studi Kasus: Gempa 18 November 2014 di Sabang)

Medan Magnet Benda Angkasa. Oleh: Chatief Kunjaya KK Astronomi ITB

ANALISIS FUNGSI AKTIVASI RBF PADA JST UNTUK MENDUKUNG PREDIKSI GANGGUAN GEOMAGNET

ANALISIS DAMPAK FLARE TIPE X SEPTEMBER 2014 TERHADAP SISTEM NAVIGASI DAN POSISI BERBASIS SATELIT DARI PENGAMATAN GISTM KUPANG

IDENTIFIKASI PENGARUH AKTIVITAS MATAHARI PADA

KEMUNCULAN SINTILASI IONOSFER DI ATAS PONTIANAK TERKAIT FLARE SINAR-X MATAHARI DAN BADAI GEOMAGNET

Pengolahan awal metode magnetik

Pembinaan Teknis (Bintek) Pengolahan dan Interpretasi Data Geomagnet Bandung, Mei 2015

Diterima 11 Agustus 2017; Direvisi 10 Januari 2018; Disetujui 10 Januari 2018 ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif analitik. Studi literatur ini dilakukan dengan menganalisis keterkaitan

ARUS CINCIN DAN PENGARUHNYA TERHADAP MEDAN GEOMAGNET DI WILAYAH INDONESIA (RING CURRENT AND IT'S EFFECT ON THE GEOMAGETIC FIELD IN INDONESIA REGION)

KETERKAITAN AKTIVITAS MATAHARI DENGAN VARIABILITAS IONOSFER DAN DAMPAKNYA PADA KOMUNIKASI RADIO DAN NAVIGASI BERBASIS SATELIT DI INDONESIA.

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB III METODE PENELITIAN

Diterima 11 Januari 2016, Direvisi 9 Juni 2016, Disetujui 24 Juni 2016 ABSTRACT

Bab IV Hasil dan Pembahasan

MODEL SPASIAL SUDUT ZENITH MATAHARI PADA LAPISAN F IONOSFER

MODEL POLA HARI TENANG MEDAN GEOMAGNET DI SEKITAR STASIUN TANGERANG MENGGUNAKAN PERSAMAAN POLINOM ORDE-4

ANALISIS AKURASI PEMETAAN FREKUENSI KRITIS LAPISAN IONOSFER REGIONAL MENGGUNAKAN METODE MULTIQUADRIC

VARIASI KETINGGIAN LAPISAN F IONOSFER PADA SAAT KEJADIAN SPREAD F

MODEL EMPIRIS HARI TENANG VARIASI MEDAN GEOMAGNET DI STASIUN GEOMAGNET TONDANO MANADO

SELEKSI PARAMETER MASUKAN MODEL TEC IONOSFER DI DAERAH LINTANG RENDAH [INPUT PARAMATERS SELECTION OF IONOSPHERIC TEC MODEL AT LOW LATITUDE REGION]

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menerapkan metode deskripsi analitik dan menganalisis data

STUD! PENGARUH SPREAD F TERHADAP GANGGUAN KOMUNIKASI RADIO

RESPONS SINTILASI SINYAL GPS SAAT BADAI GEOMAGNET Dl LINTANG RENDAH

BAB IV AKUISISI DAN PENGOLAHAN DATA LAPANGAN

Transkripsi:

KARAKTERISTIK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET REGIONAL INDONESIA Habirun Pusat Sains Antariksa-LAPAN Bidang Geomagnet dan Magnet Antariksa Email : e_habirun@yahoo.com PENDAHULUAN Karakteristik variasi harian komponen H geomagnet akibat pengaruh berbagai aktivitas gangguan. Aktivitas gangguan yang cukup dominan mempengaruhi variasi harian komponen H adalah aktivitas matahari seperti dampak angin surya akibat badai magnet yang ditimbulkan aktivitas flare, CME (Coronal Mass ejection) dan coronal hole. Pada saat peristiwa flare, besaran magnet dan partikel-partikel energetik dilontarkan dari permukaan matahari terbawa oleh angin surya menuju kesegala arah sebagian menuju ke bumi. Ketika bertubrukan dengan magnetosfer bumi maka terjadi rekoneksi medan magnet dan kondisi pertikel melalui peristiwa rekoneksi (gambar 1). Dalam kondisi ini akan timbul gangguan yang dikenal sebagai badai magnetik (Magnetic Storms) dan memicu gangguan medan geomagnet global. Besar kecilnya badai magnet dapat dinyatakan dengan indeks, salah satunya indeks Dst yaitu untuk menyatakan intensitas badai geomagnet daerah ekuator dalam satuan nt. Sehingga karakteristik variasi harian komponen H berfluktuasi, kompleks dan dinamis. Akibat peristiwa flare di matahari sehingga terjadi arus partikel-partikel dari energetik yang timbul dan dapat memecahkan medan magnet dalam selang waktu singkat. Akibatnya timbul gangguan yang dikenal sebagai badai magnetik (Magnetic Stoems) dan memicu terjadinya badai ionosfer (ionospher storm) melalui sistem kopling magnetosfer-ionosfer-atmosfer (Tsurutani et, al., 1990). Selain itu terdapat pula perubahan medan magnet bumi secara mendadak akibat peristiwa transient (transient event) yang disebabkan oleh gangguan angin surya (solar wind disturbances), seperti awan magnetik interplanetary shock dan diskontinuitas. GangguaN CME yang mempengaruhi medan magnet bumi menunjukan gangguan berulang atau peristiwa berulang (recurrent event), dan gangguan seperti ini umumnya terjadi hanya pada fase siklus matahari menurun dan matahari minimum (Zhou X. Y and Wei F. S., 1998). Fenomena seperti ini diantaranya menyebabkan perubahan variasi harian medan magnet bumi sehingga terjadi 50

fluktuasi berulang yang cukup tinggi (Anwar, S., 2010) a b Gambar 1. Skema interaksi Magnetosfer Bumi-angin surya & IMF (a) Bz (+); (b) Bz (-) menyebabkan perubahan geometri medan magnet bumi dari konfigurasi dipol simetrii yaitu geometri menyerupai ekor (Kivelson & Russell, 1995) Walaupun kondisi variasi medan magnet bumi terganggu yang diuraikan di atas, tapi terdapat pula kondisi-kondisi variasi medan magnet bumi tidak terganggu yang disebut medan magnet bumi tenang. Mengingat kondisi variasi harian medan magnet bumi sangat diperlukan bagi kegiatan pengguna, diantaranya bergerak dieksplorasi geofisika, surveyor geologi dan koreksi data GPS (Global Positioning System) untuk akurasi penentuan posisi berbasis satelit. Sehubungann uraian yang diungkapkan di atas padaa makalah ini dibahas karakteristik perubahan variasi harian komponnen H medan magnet bumi yang difokuskan pada wilayah regional Indonesia. Dengan menggunakann data variasii harian komponen H geomagnet dari stasiun pengamat geomagnet wilayah regional Indonesia KARAKTERISTIKK VARIASI HARIAN KOMPONEN H GEOMAGNET Sebelum bicara karakteristik variasi harian komponen H terlebih dahuluu diuraikan komponen-komponenn medan geomagnet. Pada lokasi pengamatan terurai komponen X menyatakan arah utara selatan, komponen Y arah timur barat dan Z arah atas bawah. Komponen F vektor medan magnet bumi total dan komponen H adalah proyeksi dari vektor komponen F. Berarti komponen H dibentuk oleh komponen X dan Y sebagai H 2 = X 2 + Y 2.serta menunjukan komponen yang terletak pada arah horizontal geografis. Oleh karena itu sangat peka terhadap aktivitas berbagai gangguan yang bersumber dari atas maupun dari bawah. Sedangkan komponen D adalah sudut deklinasi komponen H dari geografis utara selatan dan komponen I adalah sudut inklinasi komponen F. Komponen X, Y dan Z adalah koordinat kartesis geografi komponen F Habirun (2004). Pada kondisi komponen geomagnet di atas kemudian dikaitkan terhadap kontribusi aktivitas gangguann yang dikemukakan dibagian pendahuluann sehingga variasi harian komponen H geomagnet akan menjadi berfluktuasi, kompleks dan dinamis. Melalui kontribusi itu sehingga analisis dan pengolahan data karakteristik variasi harian komponen H secaraa umum akan dilakukan dalam dua tahap yakni pertama pada keadaan geomagnet terganggu dan kedua pada keadaan tenang. Guna membedakan fluktuasi antara karakteristik variasi harian komponen H pada saat terganggu dan dalam keadaan tenang. Variasi Harian Komponen H Geomagnet Terganggu Pada saat variasi medan geomagnet terganggu umumnya disebabkan oleh pengaruh aktivitas matahari sehingga karakteristik variasii harian komponen H geomagnet berfluktuasi yang dinyatakan data bulan Desember 2000 dari stasiun pengamat geomagnet Biak yang ditunjukan gambar 2. 51

nt 120 100 80 60 40 20 0-20 -40-60 -80 Data Variasi Harian Komponen H Biak Bulan Desember 2000 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Gambar 2. Data karakteristik variasi harian komponen H geomagnet dari stasiun pengamat geomagnet Biak bulan Desember 2000 Pada gambar 2 menunjukan karakteristik variasi harian komponen H yang cukup berfluktuasi, dan terjadi badai magnet sedang sekitar hari ke 23 hingga variasi harian komponen H mengalami penurunan sekitar - 50 nt setelah itu naik kembali pada kondisi stabil. Kondisi yang sama terjadi pula pada karakteristik variasi harian geomagnet global yang dinyatakan indeks Dst untuk daerah ekuator (lihat gambar 3). Pada gambar 3 perbandingan antara fluktuasi data variasi harian komponen H dari stasiun pengamat geomagnet Biak dibandingkan terhadap data gangguan geomagnet global indeks Dst bulan Juli 2000 pada saat terjadi badai magnet kuat. Badai magnet kuat tersebut terjadi sekitar tanggal 16 Juli 2000 hingga karakteristik variasi harian komponen H dan indeks Dst mengalami penurunan secara mendadak mencapai sekitar -300 nt kemudian naik kembali secara perlahan-lahan dalam waktu 3 hari kemudian baru stabil. Kemudian barisan data gambar 2 dan gambar 3 apabila digunakan untuk aplikasi praktis maka perlu dilakukan diidentifikasi modelnya. Mengingat penggunaan model lebih pleksibel dibandingkan dengan data pengamatan. Sebagai ilustrasi diambil data dari gambar 2 kemudian dilakukan identifikasi menggunakan model Elman melalui metode Neural Network dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 4. Dan akurasi model divalidasi/diuji menggunakan korelasi antara data variasi harian komponnen H terhadap model dan hasilnya dilihat gambar 5. Dalam pengujian model diperoleh nilai Day nt 52 korelasi yng kuat sebesar 0.90 dan hubungan antara data dan model yang diperoleh persamaan (1) Model Komp.H = (0,874 ± 0,212) Data Komp.H + ( 3,147 ± 0,152)... (1) Melalui hasil identifikasi dengan menggunakan model Elman maka variasi harian komponen H pada saat terganggu maupun pada saat terjadi badai magnet dapat diprediksi dan hasilnya dapat digunakan untuk keperluan aplikasi praktis beberapa waktu kedepan. 49-1 -51-101 -151-201 -251 Data Gangguan geomagnet Global Dst vs Variasi Harian Komponen H Stasiun Biak Bulan Juli 2000-301 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 nt Day Gambar 3. Data karakteristik gangguan geomagnet global Dst daerah ekuator (garis merah) dibandingkan terhadap variasi harian komponen H geomagnet dari stasiun Biak bulan Juli 2000 (garis hitam) 120 100 80 60 40 20 0-20 -40-60 Model Variasi Harian Komponen H vs Data Komponen H Biak Bulan Desember 2000-80 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 Gambar 4. Data karakteristik variasi harian komponen H geomagnet dari stasiun Biak bulan Desember 2000 (titik-titik) Day

dibandingkan terhadap model variasi harian komponen H (garis halus). 180 Komponen H pola hari tenang bulan September 2004 Tangerang Model Korelasi model dan data variasi harian komponen H bulan Desember 2000 1.20E+02 1.00E+02 8.00E+01 6.00E+01 4.00E+01 2.00E+01 0.00E+00-2.00E+01-4.00E+01-6.00E+01-8.00E+01-80 -60-40 -20 0 20 40 60 80 100 120 Data komponnen H Gambar 5. Korelasi 0,9 antara model dan data variasi harian komponen H geomagnet dari stasiun Biak bulan Desember 2000 pada gambar 4 Variasi Harian Komponen H Geomagnet Tenang Pada aktivitas geomagnet tenang gangguan yang dominan mempengaruhi variasi harian komponen H pola hari tenang adalah hanya dampak arus cincin diekuator yang disebabkan oleh arus dinamo atmosfer berosilasi setiap 24 jam sekali. Osilasi ini bergantung pada aktivitas partikel-partikel bermuatan umumnya pada siang hari lebih tinggi dari pada malam hari. Oleh karena itu amplitudo variasi harian komponen H geomagnet pola hari tenang pada siang hari lebih tinggi akibat aktivitas partikel-partikel karena panas radiasi matahari dari pada malam hari, mengingat malam hari aktivitas partikel-partikel rendah karena tidak adanya pengaruh radiasi matahari. Sesuai uraian yang diungkapkan di atas ditunjukan data variasi harian komponen H pola hari tenang dari stasiun pengamat geomagnet Badan Metorologi dan Geofisika (BMG) Tangerang bulan September 2004 dengan dimuluskan menggunakan analisis Hamonik dan hasilnya dapat dilihat pada gambar 6. Perlu diketahui bahwa model karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang di atas digunakan osilasi setiap 24 jam. H ( n T ) 160 140 120 100 80 60 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Gambar 6. Data konstruksi karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang dari stasiun BMG Tangerang bulan September 2004 (titik-titik halus) dibandingkan terhadap model yang dikontruksi menggunakan analisis Harmonik (garis tebal) Akurasi model karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang ditunjukan gambar 6 dan galat model dari bulan Maret sampai dengan September 2004 dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Galat model empiris analisis Harmonik dan rata-rata variasi harian komponen H stasiun Biak dari Maret September 2004 No Metode Bulan Waktu(UT) Analisis Hamonik Rata-rata Galat model 1 2 3 4 1 2 3 4 5 6 7 Maret April Mei Juni Juli Agustus September 201,244 231,741 240,701 225,659 209,785 127,910 129,034 6,315 8,164 4,828 6,727 6,388 6,780 8,179 Berdasarkan akurasi model variasi harian komponen H pola hari tenang gambar 6 dan hasil analisis galat model pada tabel 1, variasi harian komponen H pola hari tenang dapat diprediksi menggunakan analisis Harmonik dengan konstanta-konstanta prediksi dirumus (Ames J. W., and Egan R. D., 1967) dan Habirun (2004) sebagai; Model Konstruksi 53

2 2πnt An ( baru) = α n ( lama) + δ [ H( t) H ( t)] Cos T T 2 2πnt Bn ( baru) = βn( lama) + λ [ H( t) H( t)] Sin T T...(2) Setelah dihitung konstanta-konstanta model prediksi variasi harian komponen H pola hari tenang bulan september 2004 menggunakan persamaan (2) dengan dikonstruksi melalui periode variasi harian berperiode 24, 12 dan 6 jam serta hasilnya lihat persamaan (3) X ( t) = 414.13 0.77Cos(0.26t) 9.72Sin(0.26t) 4.55Cos(1.05t) + 2.11Sin(1.05t) 1.59Cos(1.57t) 0.32Sin(1.57t)...(3) Dengan model empiris persamaan (3) X(t) = karakteristik variasi harian komponen H pola hari tenang dengan memasukan nilai t dari t = 0 sampai dengan 24 kita dapat memprediksi variasi harian komponen H pola hari tenang untuk 24 jam kedepan. PEMBAHASAN Melalui hasil analisis karakteristik variasi harian komponen H geomagnet dalam keadaan terganggu modelnya diidentifikasi dengan model Elman (Elman, 1990) menggunakan metode Neural Network. Dengan menggunakan data variasi harian komponen H geomagnet dari stasiun pengamat geomagnet Biak bulan Desember 2000 dan hasilnya cukup baik dengan nilai korelasi yang kuat sebesar 0,9. Sesuai pola data variasi harian komponen H dari stasiun pengamat geomagnet Biak dan model identifikasi menggunakan model Elman mengukuti perubahan data pengamatan sehingga dapat digunakan memprediksi secara real time untuk beberapa jam kedepan (Henrik Lundstedt, 2002). Dengan input model berdasarkan angin surya real time dari satelit ACE atau satelit lain yang berada di L1 maka model ini dapat memprediksi variasi harian komponen H dari 1 sampai 3 jam kedepan. Hasil prediksi karakteristik variasi harian komponen H geomagnet terganggu yang diperoleh dikontrol oleh nilai perubahan konstnta-konstanta model empiris dengan perubahan konstanta B dalam interval 0,874 ± 0,212 dan perubahan konstanta A dalam interval -3,147 ± 0,152 Hasil analisis karakteristik variasi harian komponen H tenang atau pola hari tenang dianalisis menggunakan metode analisis Harmonik, karena data pada kondisi ini berperiode. Dengan dikonstruksi berdasarkan konstribusi periode variasi harian yang berperiode 24, 12 dan 6 jam dan hasilnya dinyatakan model empiris persamaan (3) dan model itu dapat digunakan untuk memprediksi variasi harian komponen H dalam 24 jam kedepan dengan memasukan nilai-nilai t dari t = 0, 1, 2,... 24. Akurasi model empiris dihitung menggunakan data variasi harian komponen H tahun 2004 serta hasilnya dinyatakan galat model dari bulan Maret 2004 sampai dengan September 2004 tabel 1 kolom 4. Galat model terkecil terjadi pada bulan Mei 2004 sebesar 4,828 nt dan terbesar bulan September 2004 sebesar 8,179 nt. Sedangkan rata-rata perubahan variasi harian kmponen H pola hari tenang tahun 2004 juga pada tabel 1 kolom 3 dari 127,910 nt sampai dengan 240,701 nt. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis karakteristik variasi harian komponen H geomagnet dalam keadaan terganggu dan dalam keadaan tenang dapat disimpulkan bahwa variasi harian komponen H terganggu mempunyai nilai korelasi yang kuat 0,9 yakni dikorelasikan antara data pengamatan variasi harian komponen H terhadap model. Yang mana model karakteristik variasi harian komponen H diidentifikasi melalui model Elman menggunakan metode Neural Network. Dengan korelasi yang kuat tersebut maka model dapat digunakan untuk memprediksi karakteristik variasi harian komponen H pada saat geomagnet terganggu maupun saat terjadi badai magnet. Sehubungan hasil prediksi variasi harian komponen H geomagnet dalam keadaan terganggu yang diperoleh dapat dikontrol oleh nilai perubahan konstnta-konstanta model empiris. Perubahan konstanta model empiris B dari interval 0,874 ± 0,212 dan konstanta A dari interval -3,147 ± 0,152. Sedangkan hasil analisis karakteristik variasi harian komponen H hari tenang atau pola hari tenang yang berperiode dianalisis melalui metode analisis Harmonik, dengan galat dari 4,828 sampai 54

dengan 8,179 nt. Galat model terkecil terjadi pada bulan Mei 2004 sebesar 4,828 nt dan terbesar pada bulan September 2004 sebesar 8,179 nt dapat digunakan untuk memprediksi variasi harian komponen H pola hari tenang hingga 24 jam kedepan menggunakan persamaan (3). DAFTAR RUJUKAN [1] Ames J. W., and Egan R. D., 1967. Digital recording and short-time prediction of oblique ionosphere Propagation. IEEE transaction on antennas and propagation. Vol. AP-15, No.3 May pp 382 389. [2] Anwar, S., 2010. Identifikasi kondisi angin surya (solar wind) untuk prediksi badai magnet. Prosiding seminar Nasional Himpunan Fisikawan Indonesia Jurusan Fisika Undip Semarang [3] Elman, J. L., 1990. Finding Structure in time, Cognitive Sci., 14, 179 211. [4] Habirun., 2004. Model komponen medan magnet bumi teoritis diturunkan melalui titik potensial magnet. Journal Teori Dan Terapan Matematik, Vol. 4 No. 1 Edisi khusus Nopember Unisba Bandung [5] Habirun., 2004. Analisis dampak aktivitas matahari pada variasi harian komponen H geomagnet. Prosiding seminar nasional antariksa II. Hal. 152 163 LAPAN Bandung. [6] Lundstedt, H., and Gleisner, H., 2002. Operational forecasts of the geomagnetic Dst index, Geophysical Research Letters, Vol. 29, No. 24, 2181 [7] Kivelson, M. G., and Russell, Russel, C. T., 1995. Introduce of plasma physics, Prentice Hall. [8] Tsurutani, B. T., B.E. Glodstein., E.J. Smith., W.D. Gonzalez., F. Tang., S-1. Akasofu and R. R. Anderson, 1990. The interplanetary and solar wind causes of magnetic activity, Planet. Space Sci. 38(1), 109 126. [9] Zhou X. Y and Wei F. S., 1998. Prediction of recurrent geomagnetic disturbance by using adaptive filtering, Earth Planets Space 50, 839 845 Japan 55