BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. 2.1 Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan. dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001:415).

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang sebanyak-banyaknya

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI. Kerangka pikir EVA sederhana yaitu suatu perusahaan dikatakan dapat

BAB II URAIAN TEORITIS. antara PT. Indocement Tunggal Prakarsa dan PT. Semen Gresik. Hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

II. TINJAUAN PUSTAKA Kinerja Keuangan Perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN MODEL ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) DI PT. BANK SUMUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya. Berikut ini akan diuraikan beberapa penelitian terdahulu

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut M.Hanafi (2008:42) pengertian ROA adalah mengukur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Peneliti terdahulu yang digunakan adalah adalah penelitian yang dilakukan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Analisis Kinerja Keuangan PT Astra Agro Lestari Tbk Sebelum dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memaksimalkan laba atau sering disebut perusahaan nirlaba. Tujuan dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara lain Taufik (2006) melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Pendekatan

RASIO LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya perusahaan memiliki persediaan yang dimiliki dan digunakan atau

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Telah melakukan penelitian yang berjudul Analisis Perbandingan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

BAB II LANDASAN TEORI. (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana

Raden Muh. Adlan Rahim

Economic Value Added (EVA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

hendro 6/30/2010 PRESENTASI VIII :

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN SEBAGAI PENGUKUR PENINGKATAN KINERJA KEUANGAN PADA PT. XL AXIATA, TBK

BAB II LANDASAN TEORI. tertentu untuk mencapai suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang. dan dampaknya terhadap harga surat berharga tersebut.

Penilaian Kinerja Keuangan Pada PT. ASIA PAPER MILLS Dengan Metode Economic Value Added (EVA)

Bab 2 Arus Kas, Laporan Keuangan dan Nilai Tambah Perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

Laporan Keuangan, Arus Kas dan Pajak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan. Kinerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Chan (2001 : 10) mengatakan bahwa: EVA is equivalent to. negative EVA is said to be a value destroyer.

ANALISA LAPORAN KEUANGAN.

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bursa Efek Indonesia telah menjadi penting dari berkembangnya

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ilmiah yang ditujukan dengan bagaimana kepatuhan peneliti

ANALISIS LAPORAN KINERJA KEUANGAN

PENGUKURAN KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE EVA (ECONOMIC VALUE ADDED) PADA PT. TIMAH (PERSERO) TBK PERIODE

BAB II URAIAN TEORITIS. Struktur Modal dengan Economic Value Added (EVA) Guna Menilai Kinerja

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. sehingga mereka akan mencari saham blue chips dan saham non-spekulatif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED

BAB III METODOLOGI. Penulis menggunakan konsep metode EVA dan FVA untuk mengukur kinerja

MANAJEMEN KEUANGAN Laporan Neraca, Laporan Rugi/Laba, Laporan Aliran Kas, Analisa Common Size, Analisa Index

kinerja keuangan, diperlukan tolak ukur tertentu.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA tbk. PADA PERIODE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Menurut Rusdin (2005:68-74),

ANALISIS RASIO KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentanoe Kertonegoro

Landasan Teori BAB II. Kelayakan Usaha

BAB 6 ASPEK KEUANGAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN

Hasil akhir dari proses pencatatan keuangan adalah laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan cerminan dari prestasi manajemen pada satu periode

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sentano Kertonegoro (1995 ; 3)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN MASALAH

ANALISIS PENGUKURAN ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT SEPATU BATA TBK

APA ITU COST OF CAPITAL?

Bab 2: Analisis Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT. TELEKOMUNIKASI INDONESIA, TBK.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: Peter Dosen Program Magister Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. Julianti Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 41

MANAJEMEN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Riska Rosdiana SE., M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi & Bisnis. Program Studi Manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Catatan/ Notes Rp dan Rp masingmasing pada 31 Desember 2006 dan 2005) c, 2f,

Manajemen Keuangan. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Perusahaan. Basharat Ahmad. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen

DAFTAR ISI. 5 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Laporan Keuangan 41

KINERJA KEUANGAN DENGAN METODE ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) PADA PT MANDOM INDONESIA, Tbk.

PENDAHULUAN. kemauan para usahawan untuk memanfaatkan peluang yang ada semaksimal

III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kategori LQ45 pada Bursa Efek Jakarta untuk periode , diperoleh

BAB II LANDASAN TEORI. II.1.1 Pengertian Saham / Sekuritas. untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdirinya suatu perusahaan tentunya memiliki tujuan, baik tujuan jangka pendek

THE COST OF CAPITAL 1. AN OVERVIEW OF THE COST OF CAPITAL

BAB 1 PENDAHULUAN. waktu lama dengan dengan harapan mendapat keuntungan dimasa yang akan

Financial Performance (2)

Transkripsi:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Economic Value Added (EVA) Economic Value Added (EVA) merupakan sebuah metode pengukuran nilai tambah ekonomis yang diciptakan perusahaan dari kegiatannya selama periode tertentu. Prinsip EVA adalah memberikan penilaian yang baik terhadap kinerja dan prestasi keuangan manajemen perusahaan karena EVA berhubungan langsung dengan nilai pasar suatu perusahaan. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh G. Bennett Stewart, III, Managing Partner dari Stern Stewart & Co., sebuah perusahaan konsultan manajemen dalam bukunya The Quest For Value. EVA adalah pengukuran laba ekonomis yang diperoleh dari selisih Net Profit After Tax (NOPAT) dengan biaya dari modal yang diinvestasikan. Biaya modal tersebut ditentukan melalui Weighted Average Cost of Debt and Equity Capital (WACC) dan jumlah dari modal yang digunakan. (http://www.sternstewart.com/; 7 Juli 2010; 21.00). Secara matematis EVA merupakan NOPAT dengan biaya modal (cost of capital) yang telah dikalikan dengan adjusted capital perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan perhitungan EVA adalah harus dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap NOPAT dan capital. Secara garis besar terdapat tiga langkah dalam perhitungan EVA (economic profit), yaitu: 5

6 Gambar 2.1 Tiga Langkah Perhitungan EVA Sumber : http://www.investopedia.com/university/eva/eva1.asp; 7 Juli 2010; 21.00 Pada dasarnya EVA menggunakan prinsip yang sama dengan ROI untuk mengukur laba operasai bisnis relatif terhadap investasi dalam bisnis. Namun EVA mengukur tingkat pengembalian sesungguhnya relatif terhadap level pengembalian dasar atau yang biasa disebut biaya modal (cost of capital). Tidak seperti pengukuran kinerja dengan metode lainnya, dengan menggunakan metode EVA manajemen memiliki tugas mewakili para investor untuk mengelola dana dan memilih investasi yang memberikan nilai pengembalian maksimal meminimalkan tingkat biaya modal. Selain itu, EVA juga dapat digunakan sebagai perhitungan insentif bagi karyawan terutama pada divisi yang memberikan nilai EVA lebih, sehingga dapat dikatakan bahwa EVA merupakan tolak ukur yang tepat untuk memperhatikan kepuasan karyawan, pelanggan, dan investor. Untuk melihat apakah perusahaan berhasil dalam menciptakan EVA atau tidak dapat ditentukan dengan melihat nilai akhir EVA yang dihasilkan perusahaan. Apabila hasil perhitungan nilai EVA positif, maka dapat disimpulkan bahwa

7 perusahaan memperoleh nilai tambah selama periode tersebut. Jika nilai EVA sama dengan nol, dapat disimpulkan bahwa perusahaan berada pada kondisi impas selama periode tersebut. Dan apabila nilai EVA kurang dari nol, dapat disimpulkan bahwa perusahaan gagal menghasilkan nilai tambah dalam periode tersebut, atau dengan kata lain penurunan nilai kekayaan pemegang saham. Sifat-sifat dasar dari EVA adalah tiga hal: sebuah sistem pengukuran untuk menampilkan angka, sebuah sistem insentif untuk menciptakan persekutuan antara karyawan dengan shareholders, dan sebuah sistem manajemen finansial yang mengalokasikan modal dalam kerangka ekonomi yang logik. Pada prinsipnya, EVA akan tumbuh jika NOPAT meningkat, baik melalui pemotongan biaya operasional atau meningkatkan pendapatan kotor yang lebih besar dari peningkatan biaya. EVA juga akan meningkat jika terdapat penurunan dalam penggunaan modal. Namun dalam jangka panjang, peningkatan nilai EVA dapat dilakukan dengan melakukan lebih banyak bisnis, baik memperluas operasional yang sudah ada ataupun melakukan yang baru, yang kesemuanya diimbangi dengan disiplin modal yang tepat. Manajemen dapat melakukan beberapa hal untuk menciptakan nilai tambah dari perusahaan. Pada prinsipnya nilai EVA dapat ditingkatkan jika manajemen melakukan satu dari tiga hal berikut (Stewart, 1991) : a. Meningkatkan laba operasi tanpa penambahan modal. b. Menginvestasikan modal baru ke dalam proyek yang menghasilkan return yang lebih besar dari biaya modal yang tersedia. c. Menarik modal dari aktivitas-aktivitas usaha yang tidak mencakup biaya modal perusahaan. EVA juga dapat menurun jika manajemen menggunakan dana pada proyek yang menghasilkan return lebih kecil dari biaya modal atau mengabaikan proyek yang dapat menghasilkan return yang melebihi biaya modal. Terdapat beberapa cara untuk meningkatkan keuntungan usaha dari suatu perusahaan. Dalam konteks ini, formula dasar EVA menyarankan pihak manajemen untuk melakukan hal berikut (Grant, 2003): Meningkatkan pendapatan bisnis Mengurangi biaya operasional dengan bijaksana

8 Menggunakan modal yang lebih kecil untuk memproduksi barang atau jasa dengan jumlah yang sama Menggunakan lebih banyak modal pada kesempatan yang menghasilkan pertumbuhan positif Mengurangi biaya modal 2.1.1 Penyesuaian Akuntansi dalam EVA Dalam penerapannya, perlu dilakukan penyesuaian akuntansi (equity equivalent reserves) terhadap data-data dari laporan keuangan sebelum dilakukan perhitungan EVA. Hal ini dilakukan untuk mengubah nilai buku akuntansi menjadi nilai buku ekonomis dan menghilangkan distorsi yang disebabkan adanya perbedaan standar akuntansi. Penyesuaian akuntansi yang perlu dilakukan yaitu (Stewart, 1991) : Deferred Income Tax Reserve Deferred Income Tax Reserve merupakan kumulatif perbedaan besarnya pajak yang dicatat secara akuntansi dengan besarnya pajak yang sebenarnya dibayar. Pada dasarnya deferred income tax tidak pernah dibayarkan, oleh karena itu perlu dilakukan penyesuaian sabagai penambah ekuitas. Dengan memasukan penambahan deferred income tax ke dalam laba, maka hasil perhitungan NOPAT nantinya hanya akan dihasilkan dari pajak yang benar-benar dibayarkan. LIFO Reserve LIFO reserve merupakan perbedaan perhitungan nilai persediaan antara metode LIFO inventory dengan FIFO inventory. Perbedaan ini diakibatkan karena metode LIFO menggunakan nilai historis yang tidak mencerminkan nilai yang berlaku pada saat laporan keuangan dibuat, sedangkan metode FIFO menggunakan nilai persediaan yang mendekati nilai pasar pada saat laporan keuangan dibuat. Jadi untuk mengetahui nilai persediaan yang sebenarnya, perlu mengubah nilai persediaan dari metode LIFO menjadi FIFO dengan cara menambah LIFO reserve ke dalam perhitungan modal sebagai ekuitas ekuivalen. Cumulative goodwill amortization

9 Goodwill muncul pada saat perusahaan membeli perusahaan lain dengan harga yang melebihi nilai pasar yang pantas dari seluruh aktiva yang dapat diidentifikasi setelah dikurangi hutang. Perhitungan Cumulative goodwill amortization dilakukan agar kesesuaian prinsip dalam akuntansi terpenuhi. Pada dasarnya nilai goodwill tidak berkurang dari tahun ke tahun selama periode maksimal 40 tahun. Oleh karena itu, agar aliran kas yang sebenarnya terlihat, maka Cumulative goodwill amortization perlu ditambahkan kembali ke dalam modal dan NOPAT. Unrecorded goodwill Unrecorded goodwill merupakan perbedaan nilai buku perusahaan yang diakuisisi dengan nilai pasar saham perusahaan. Jika perusahaan menggunakan teknik pooling of interest, maka goodwill tidak akan tercatat secara keseluruhan karena yang dicatat oleh perusahaan pembeli adalah nilai buku akuntansi dari perusahaan yang diakuisisi. Oleh karena itu goodwill yang tidak tercatat ini ditambahkan kembali ke dalam modal untuk perhitungan EVA. Intangible Assets Prinsip dasar dari penyesuaian ini adalah untuk mengkapitalisasi tiap biaya operasional yang dirancang untuk menciptakan pendapatan di masa yang akan datang untuk kemudian dimortisasi selama jangka waktu tertentu. Setiap perusahaan yang mempunyai banyak pengeluaran untuk research and development (R&D) harus mengkapitalisasikannya, hal ini dikarenakan kecenderungan untuk mengurangi pengeluaran di bagian ini untuk memperbesar laba walaupun investasi tersebut memiliki tingkat pengembalian yang lebih besar dari biaya modal. Biaya R&D seharusnya diamortisasi dalam neraca sebagai equity equivalent dan diamortisasi selama periode keberhasilan proyek. Oleh sebab itu, kapitalisasi bersih dari intangible ditambahkan terhadap modal dan perubahannya ditambahkan terhadap NOPAT. Successful effort to full cost Penyesuaian yang dilakukan untuk merubah successful effort menjadi full cost adalah dengan menghilangkan laba atau rugi yang bukan berasal dari kegiatan operasional. Akumulasi dari laba atau rugi tersebut kemudian ditambahkan terhadap modal.

10 Other equity equivalent reserve Penyesuaian lain yang juga dapat dilakukan agar perhitungan mencerminkan arus kas yang sebenarnya antara lain : bad debt reserve, inventory obsolescence reserve, warranties, dan deferred income reserve. Penyesuaian-penyesuaian tersebut mengubah nilai buku modal menjadi nilai modal sesungguhnya yang dimiliki perusahaan dengan melakukan penambahan perubahan periodik dan cadangan equity equivalent terhadap laba operasional setelah pajak atau NOPAT. Berikut daftar equity equivalent serta pengaruhnya terhadap nilai modal dan NOPAT (Stewart, 1991): Tabel 2.1 Daftar equity equivalent dan pengaruhnya terhadap modal dan NOPAT Penambahan terhadap Modal Equity equivalent Deffered tax reserve LIFO reserve Cummulative goodwill amortization Unrecorded goodwill (Net) capitalized intangibles Full cost reserve Cummulative unusual loss (gain) AT Penyesuaian lainnya, seperti : Bad debt reserve Inventory obsolescence reserve Warranty reserve Deffered income reserve Penambahan terhadap NOPAT Kenaikan equity equivalent Kenaikan Deffered tax reserve Kenaikan LIFO reserve menggambarkan nilai yang sesungguhnya menggambarkan nilai yang sesungguhnya Kenaikan (net) capitalized intangibles Kenaikan Full cost reserve menggambarkan nilai yang sesungguhnya Kenaikan pada nilai sesungguhnya 2.2 Net Operating Profit After Tax (NOPAT) NOPAT adalah laba yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan setelah dikurangi pajak yang telah terbebas dari pengaruh hutang dan biaya non kas dan sebelum beban bunga, atau dengan kata lain pengukuran dari laba operasi perusahaan. NOPAT berasal dari laporan keuangan perusahaan dan memiliki

11 kesamaan dengan keuntungan setelah pajak yang dilaporkan. Namun keduanya memiliki perbedaan secara signifikan, yaitu NOPAT tidak termasuk biaya keuangan dan mengklasifikasi pengeluaran dan pendapatan tertentu yang disebut penyesuaian. NOPAT suatu perusahaan dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut : Earning Before Tax Interest Expense + Earning Before Interest and Taxes (EBIT) Adjustment + Net Operating Profit (NOP) Cash Operating Taxes - Net Operating Profit After Taxes (NOPAT) Sumber : http://www.investopedia.com/university/eva/eva2.asp; 7 Juli 2010; 21.00 Dalam perhitungan EVA, perlu dilakukan penambahan equity equivalent pada NOPAT sehingga menghasilkan adjusted NOPAT. Perhitungan adjusted NOPAT adalah sebagai berikut (Young and O Byrne, 2001) : Net Income Increase in equity equivalent + Adjusted net income After tax-interest expense + Adjusted NOPAT 2.3 Cost of Capital Cost of capital atau biaya modal merupakan tingkat pengembalian minimum yang diharapkan dari suatu investasi untuk memenuhi pengembalian hasil investasi yang diinginkan investor. Hal ini juga dapat diartikan sebagai nilai minimum NOPAT yang diperlukan untuk menghasilkan nilai EVA yang positif. Cost of

12 capital termasuk biaya peminjaman, bunga, dan biaya untuk dana pemegang saham. Biaya modal perusahaan dapat berasal dari utang ataupun ekuitas (saham). Pemilik ekuitas akan menerima pengembalian dalam bentuk dividen, sedangkan pemberi hutang (kreditur) akan menerima pengembalian dalam bentuk bunga. Metode perhitungan yang digunakan adalah menggunakan pendekatan Weighted Average Cost of debt and equity Capital (WACC), yaitu penjumlahan biaya dari setiap komponen modal yang diproporsikan terhadap nilai pasar dalam suatu struktur modal perusahaan. Tingkat pajak yang digunakan, diperoleh dari pembagian beban pajak penghasilan dengan laba sebelum pajak penghasilan. 2.3.1 Cost of Debt Cost of debt atau biaya hutang merupakan tingkat pengembalian sebelum pajak yang harus dibayar perusahaan kepada pemberi pinjaman. Cost of debt mengukur arus biaya perusahaan terhadap dana pinjaman suatu proyek. Pada umumnya cost of debt dipengaruhi oleh variabel-variabel berikut (Damodaran, 2002): a. The Riskless rate, dimana meningkatnya riskless rate akan meningkatkan cost of debt perusahaan. b. The default risk of the company, dimana meningkatnya default risk perusahaan akan meningkatkan biaya peminjaman uang. c. The tax advantage associated with debt. Karena biaya bunga merupakan pengurang pajak, cost of debt setelah pajak adalah suatu fungsi dari tingkat pajak. Manfaat pajak yang diakui dari pembayaran bunga mengakibatkan cost of debt setelah pajak lebih rendah dari biaya sebelum pajak. Kemudian manfaat pajak meningkat seiring meningkatnya tingkat pajak. 2.3.2 Cost of Equity Cost of equity atau biaya ekuitas merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor atas suatu investasi. Investor menerapkan tingkat pengembalian yang diharapkan berdasarkan risiko dalam investasi seperti peminjam dana menerapkan bunga.

13 Model yang digunakan untuk perhitungan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM), sehingga cost of equity diperoleh dengan cara menjumlahkan risk free rate (R f ) dengan hasil perkalian market risk premium (R pm ) dan koefisien beta / market risk perusahaan (β). Karena nilai risk free rate dan market risk premium adalah sama untuk semua perusahaan pada satu Negara dalam periode waktu tertentu, maka perbedaan cost of equity antar perusahaan sangat dipengaruhi oleh koefisien beta masing-masing perusahaan. Makin tinggi risiko suatu perusahaan, makin besar koefisien beta, dan semakin tinggi nilai cost of equity perusahaan tersebut. Dalam penerapannya, model CAPM memerlukan asumsi-asumsi sebagai berikut (Bodie, Kane & Markus, 2008) : a. Investor adalah price-taker, sehingga harga tidak dipengaruhi oleh transaksi yang dilakukan mereka. b. Semua investor berencana untuk satu periode pemilikan yang identik sehingga akan mengabaikan sesuatu yang mungkin terjadi setelah periode berakhir. c. Investor dibatasi untuk asset keuangan yang diperdagangkan secara publik dan untuk pinjam atau meminjam asset bebas risiko. Investor diperbolehkan meminjam pada jumlah dan tingkat risk-free yang tetap. d. Investor tidak dikenakan pajak atas pengembalian dan biaya transaksi perdagangan sekuritas. e. Semua investor adalah rasional, yaitu menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi dengan risiko yang rendah. f. Dalam menganalisis sekuritas, semua investor memiliki cara dan pandangan ekonomi yang sama. 2.4 Adjusted Capital Secara teoretis, capital (modal) digunakan untuk membiayai investasi perusahaan. Terdapat beberapa macam capital, yaitu : Operational Capital yang diartikan sebagai jumlah hutang dan ekuitas yang dipakai untuk membiayai kegiatan operasional atau asset operasional bersih perusahaan. Operational Capital diperoleh dari penjumlahan net plant and equipment dan net working capital.

14 Sedangkan net working capital diperoleh dari selisih antara harta lancar dengan hutang lancar perusahaan. Adjusted capital yaitu jumlah ekuitas pemegang saham, semua hutang yang dikenakan bunga baik jangka pendek maupun jangka panjang, hutang jangka panjang lainnya, serta retained earnings (laba ditahan). Adjusted capital memiliki kesamaan dengan aset bersih yang dilaporkan tetapi memiliki perbedaan yaitu pinjaman tidak dikurangi dari aset total dan penyesuaian diterapkan untuk aset dan liability tertentu. Hal ini memberikan estimasi yang lebih baik dalam berinvestasi. 2.5 Kelebihan EVA Fungsi EVA dapat membantu manajemen puncak suatu perusahaan untuk memfokuskan kegiatan usaha mereka ke dalam investasi yang tingkat pengembaliannya maksimal bagi pemegang saham. Dengan perhitungan EVA setiap tahun dapat menunjukkan berapa nilai yang akan ditambahkan ke dalam modal setiap tahun. Jika hanya terdapat satu pengukuran performance yang dapat diandalkan, maka EVA adalah yang terbaik karena berisi banyak informasi yang menggabungkan data yang terdapat pada balance sheet kedalam adjusted income statement metric. EVA merupakan satu-satunya metode pengukuran kinerja yang konsisten secara menyeluruh dengan peraturan standar capital budgeting, yaitu menerima semua yang positif dan menolak semua yang negatif dari investasi net present value. (Stewart, 1991). Selain itu, EVA merupakan suatu ukuran kinerja perusahaan yang dapat berdiri sendiri tanpa memerlukan ukuran lain baik berupa perbandingan dengan perusahaan sejenis sebagai konsep penilaian dengan menggunakan analisis rasio. 2.6 Kekurangan EVA Selain kelebihan, EVA juga memiliki beberapa kekurangan. Jika perusahaan melakukan kegiatan investasi dengan biaya modal yang dikeluarkan lebih tinggi dibandingkan tingkat pengembalian yang diperoleh maka nilai EVA yang

15 dihasilkan akan negatif. Nilai ini belum tentu mencerminkan kinerja perusahaan yang buruk, sehingga dapat menimbulkan persepsi yang bias. Selain itu, Long term capital growth akan dikorbankan apabila kinerja pada jangka pendek diperlukan. Para manajer akan cenderung untuk melakukan investasi yang memiliki nilai EVA positif dengan risiko tidak fokus pada perusahaan atau competitive value added. Kelemahan lainnya adalah EVA hanya menukur hasil akhir tanpa mengukur aktivitas-aktivitas penentu dan hanya menggambarkan penciptaan nilai pada suatu tahun tertentu.