Salam Profesional REI-Conulting

dokumen-dokumen yang mirip
09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Self Assessment GCG. Hasil Penilaian Sendiri Pelaksanaan GCG

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Alexandros dkk (2005) dalam penelitiannya mengenai implementasi metodologi

B. Latar Belakang Penyusunan Pedoman Perilaku Perusahaan (Code of Conduct)

BAB I PENDAHULUAN. bendanya. Agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang dengan baik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. terdiri dari tiga bentuk badan usaha yaitu swasta, BUMN dan koperasi. Badan

Kepemimpinan dan Budaya Perusahaan

Pada kesempatan ini, Saya atas nama IBI akan menyampaikan tentang bagaimana kesiapan IBI dalam menghadapi MEA 2015 dan ABIF 2020.

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. tingkat pengembalian investasi yang tinggi kepada pemegang saham

PT Wintermar Offshore Marine Tbk

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI KURIKULUM DIKLAT BERBASIS KOMPETENSI DALAM MENINGKATKAN SOFT COMPETENCY PELAKSANA KEMENTERIAN KEUANGAN:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. CRM bukanlah konsep yang dapat diterima atau tidak. CRM bukan pula konsep yang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini istilah Good Corporate Governance kian

PT WAHANA PRONATURAL TBK. Check List SEOJK/30/2016 Laporan Tahunan

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan masalah pengelolaan perusahaan dalam pengawasan aset.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.2. Prinsip-prinsip GCG 1. Transparansi

1. Sampul muka, samping, dan belakang 2. Setiap halaman. 2. Pandangan atas prospek usaha perusahaan yang disusun oleh direksi.

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) POLTEKKES KEMENKES SURABAYA PRODI D-III KEPERAWATAN KAMPUS TUBAN

Keynote Speech. Nurhaida Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

PERAN KADIN DALAM PENGEMBANGAN PROFESI ANTI KORUPSI

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN

AKUNTABILITAS PENDIDIKAN. As ari Djohar

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20.. TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Bab 4. Visi, Misi, Tata Nilai, Tujuan Strategik, Arah Kebijakan dan Strategi Fakultas Ekonomi Unila

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

MATERI KULIAH ETIKA BISNIS. Pokok Bahasan: ORGANISASI BISNIS YANG BAIK DAN RASIONAL Pertemuan ke 4

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lingkungan bisnis pada saat ini tumbuh dan berkembang secara drastis

BAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka economy recovery, pemerintah Indonesia dan International

Visi Menjadi Perusahaan Pelayaran yang Tangguh dan Pilihan Utama Pelanggan

PT. PYRIDAM FARMA Tbk. MANAJEMEN RISIKO

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah memberikan perhatian yang sungguh-sungguh dalam memberantas

BAB I LATAR BELAKANG. bertanggungjawab menyelenggarakan tri dharma perguruan tinggi wajib turut serta

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI SALAH SATU STRATEGI BISNIS

BAB I PENDAHULUAN. yang baik Good Corporate Governance (GCG), sedangakan di luar perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Baru-baru ini Good Corporate Governance (GCG) menjadi isu yang mengemuka di Indonesia, semua lini masyarakat

Whitsleblowing System

BAB I PENDAHULUAN. Runtuhnya sistem ekonomi komunis menjelang akhir abad ke-20,

VISI MISI BAKAL CALON REKTOR UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO MASA JABATAN TEMA MERETAS KESETARAAN DAN KEBERSAMAAN UNTUK MENGEMBANGKAN UNG

KRITERIA PENILAIAN ANNUAL REPORT AWARD Ikhtisar Data Keuangan Penting: Bobot keseluruhan untuk klasifikasi ini sebesar 5 %.

Contoh Perilaku dan Budaya Organisasi

DOKUMEN RENCANA STRATEGIS TAHUN PENGADILAN AGAMA KOTABUMI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang sangat ketat. Perusahaan-perusahaan yang sudah berhasil dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

BAB I PENDAHULUAN. berat karena selain dituntut untuk mendapatkan laba (profit) dalam jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun

ROAD MAP GOOD GOVERNANCE BPJS KETENAGAKERJAAN

Pola Pemberantasan Korupsi Sistemik

Bab I. Pengantar. tujuan untuk mengetahui hubungan dari budaya kerja terhadap kinerja dosen

BABl PENDAHULUAN. Sektor perbankan memiliki peranan yang sangat penting, yang salah satunya

BAB II GAMBARAN UMUM TEKNOLOGI INFORMASI PLN

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang memiliki karakteristik utama seperti adanya bursa efek dan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30 /SEOJK.04/2016 TENTANG BENTUK DAN ISI LAPORAN TAHUNAN EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. transparan. Oleh karena itu, baik perusahaan publik maupun tertutup harus memandang good

BAB I PENDAHULUAN. gairah kerja dan kemampuan lainnya. Pesatnya perkembangan perbankan di. diperlukan suatu pengawasan terhadap bank-bank tersebut.

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Good Corporate Governance. Corporate Governance, antara lain oleh Forum for Corporate

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

PEDOMAN KEBIJAKAN CODE OF CONDUCT PT. BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO)

BAB I. PENDAHULUAN. negara dan pembangunan bangsa dewasa ini diantaranya adalah tatanan organisasi

NPM : : AKUNTANSI E SMSTR VI : AKUNTANSI TOPIK KHUSUS STUDI KASUS TOSHIBA

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

PIDATO KETUA SENAT AKADEMIK. Peran dan Tanggung Jawab Senat Akademik Menjembatani Retorika Pendidikan Tinggi dengan Realita

Guna mewujudkan visi API dan sasaran yang ditetapkan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terdapat dua kolom nilai yang berbeda, yakni skor rata-rata subyek dari kategori level leader

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN PERDAGANGAN,

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Piagam Unit Audit Internal ( Internal Audit Charter ) PT Catur Sentosa Adiprana, Tbk

KEBIJAKAN PENDIDIKAN NASIONAL BERBASIS KARAKTER

Safety Leadership Bag 1 Part 2

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB I PENDAHULUAN. korporasi tersebut menunjukkan bahwa organ-organ perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. dipahami bahwa kompetisi global bukan kompetisi antar negara, melainkan antar

Kebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum

Mewujudkan Budaya Tata Kelola Sarinah yang Baik

Transkripsi:

BUDAYA PERUSAHAAN Budaya Perusahaan (Corporate Culture) adalah infrastruktur dan sarana bagi organisasi atau perusahaan yang berguna untuk mengikat segala sesuatu tentang perilaku (Attitude) yang menjadi acuan untuk mewujudkan bentuk nilai-nilai (Values) yang sangat berguna sebagai benteng pertahanan organisasi dalam menghadapi berbagai tantangan, agar terhindar dari pengaruh negatif maupun halhal buruk yang datang dari stake-holder. Sehingga Corporate Culture (Budaya Perusahaan) haruslah budaya yang baik dan budaya yang kuat ( good culture and a strong cultural ). Kenyataan pada umumnya budaya yang kuat pastilah memiliki budaya yang baik, akan tetapi budaya yang baik belum tentu memiliki budaya yang kuat (a strong culture must have a good culture, but a culture that either does not necessarily have a strong culture) Banyak perusahaan sudah mencemari dan menciderai organisasi dan bisnisnya tanpa disadari, karena kurang memahami VISI, MISI dan NILAI-NILAI yang tercantum dan terkandung dalam organisasi perusahaan yang dimiliki. Pada umumnya mereka hanya ingin gagah-gagahan untuk menunjukkan kepada stake-holder Seluruh Masyarakat bahwa mereka sudah memiliki VISI, MISI dan NILAI, sebagai standard sebuah perusahaan yang baik karena memiliki masa depan yang jelas dan terukur sehingga dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang sehat.. Namun sangat disayangkan bahwa ternyata perusahaan tersebut hanya mengutip redaksional dan narasi yang sangat memukau dan menakjubkan tanpa pemahaman dan pengertian yang baik dan jelas. Hal ini dapat dengan mudah kita ketahui, melalui pertanyaan yang bila kita ajukan kepada salah seorang Manajer lini depan, apakah mereka mengetahui salah satu diantara VISI, MISI dan NILAI-NILAI yang ada dalam perusahaannya..dan ternyata kebanyakan mereka tidak mengetahui, dan menjawab seadanya tanpa beban dan antusiasme/motivasi yang positip. Hal berikut yang sangat menyedihkan dan mengecewakan, bahwa Top Management (Pengelola) dan Owners (pemilik) pun membiarkan kondisi ini terjadi, yang semestinya / seharusnya menjadi tanggung jawab moral maupun material dalam tata-kelola perusahaan yang baik.

OJK, Bank Indonesia, Lembaga Negara,Kantor Pajak dan Lembaga Keuangan,Perdagangan lainnya serta Penegak Hukum termasuk KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi), bagaimanapun canggihnya tidak akan mungkin dapat menertibkan ketaatan dalam GCG yang terus dicanangkan, jadi mustahil bagi degara kita untuk memperoleh peringkat resiko terendah, atau terbaik dalam The S&P 500, walaupun profesi bersertifikasi dari berbagai jenis resiko sudah bertebaran di banyak institusi dan perusahaan saat ini hanyalah ibarat secarik kertas tanpa makna, dan rapuh karena mudah rusak / rontok / hancur, ibarat bangunan dengan arsitektur yang indah tanpa struktur fondasi sipil yang mendukung / memadai,.pesan yang ingin kami sampaikan mulailah berbenah sebelum krisis demi krisis menghantui Bangsa dan Generasi kita untuk bersaing secara sehat mencapai cita-cita yang mulia, karena sejahtera dan berdaulat dari perspektif ekonomi yang tangguh. Perlu diketahui, dipahami dan di sadari nahwa budaya perusahaan (corporate culture) adalah sebagai Roh dan Jiwa yang dapat mempertahankan keutuhan perusahaan tanpa batas, atau dengan kata lain perusahaan / organisasi yang memiliki budaya perusahaan yang baik pastilah kebanyakan di-isi oleh sumberdaya manusia (Human Capital) yang baik dan terpilih karena mereka memiliki perilaku atau kebiasaan dalam menjalankan segala aktifitas proses bisnisnya yang selalu mentaati God Corporate Governance (GCG) dan Manajemen Risiko dengan baik dan benar. Sehingga perusahaan ini kebanyakan perusahaan-perusahaan dengan saham dalam kelompok blue-chip (blue-chips share stock) di pasar bursa contoh untuk indonesia ASTRA INTERNASIONAL. Melalui tulisan ini kami menyarankan agar Negara kita berperan mensosialisasikan GCG dan GCC bagi setiap perusahaan yang ingin bertumbuh dengan baik secara terukur dan pasti, dan perusahaan bisnis mentaati secara sadar bahwa GCG dan GCC adalah infrastruktur organisasi yang tidak boleh dianggap sepele / diremehkan jika Pemilik dan Pengelolanya adalah dari kelompok profesional yang terdidik dalam menjalankan peranannya untuk bertanggung jawab kepada Stake Holder. Semoga ulasan ini memberikan inspirasi dan perbaikan bagi Bangsa Indonesia untuk mampu bersaing di-dunia internasional dalam menghadapi tantangan Globalisasi. Salam Profesional REI-Conulting

ENGINEERING CORPORATE CULTURE Sebelum membahas Budaya Perusahaan YANG BAIK, maka ada baiknya kita memahami dan membaca situasi yang sering dan lazim terjadi, pada banyak perusahaan sebagai hal-hal yang biasa dan tanpa disadari, namun kondisi situasional tersebut adalah pengaruh negatip yang menghambat perusahaan / bisnis untuk berkembang dan bertumbuh sesuai harapan manajemen, dinamakan CONTRA CULTURE SIYNDROME

Contra Culture Syndrome Kesulitan membangun budaya pekerja CERDAS BERKUALITAS dan BERKEMBANG secara KONSISTEN dalam organisasi, merupakan pekerjaan rumah yang tidak mudah bagi pemimpin organisasi mulai dari top level, middle level, hingga lower management. Problem ini sangat umum dan lumrah sehingga dianggap menjadi sesuatu yang biasa dan jamak, berakibat (memberi dampak) sikap skeptis terhadap rencana dan perubahan, yang pada akhirnya mempersulit penetapan tolok ukur dan perkembangan berkelanjutan untuk di-aplikasikan (pesimistis). Perlu dicarikan jalan keluar yang efektif (effective solution) untuk mengurangi dan meringankan beban-beban manajemen didalam keiginan untuk menerapkan isue, konsep pembaharuan, inisiatip atau perbaikanperbaikan berkala dalam konteks memenangkan persaingan, menciptakan pelayanan memuaskan, meningkatkan loyalitas pelanggan, memenuhi target yang berubah-ubah dan lain-lain yang sedang berlangsung trend Mengacu kepada pengalaman beberapa korporasi dan organisasi, dalam membangun, membentuk budaya dan memperkuat budaya perusahaan yang baik (Good Corporate Culture), tidaklah semudah mengajarkan ilmu dengan membagi-bagikan kepintaran dan pengetahuan, terlebih lagi kepada karyawan-karyawan senior maupun yang sudah terbiasa dengan pola-pola yang nyaman dan sistemik. Jika kita mau jujur budaya yang di tata dan ditanamkan dalam banyak perusahaan melalui sosialisasi dan aplikasi nilai-nilai sering menjadi kaku dan dipaksakan, sehingga tidak dapat dipraktekkan secara mudah dan gampang (sederhana), karena karyawan terbiasa lebih mudah menerapkan penolakan-penolakan baik secara sadar maupun tidak sadar. Dan gejala ini disebut contra culture syndrome Semua gejala penolakan terhadap budaya perusahaan yang bernilai positip akan berdampak melemahkan perusahaan dalam berbagai hal, mulai dari berkompetisi secara profesional dan transparan hingga membebani organisasi secara financial disemua lini. Tidak ada yang dikecualikan akan mempermudah kehancuran dan kebangkrutan karena nilai-nilainya yang rapuh, dan lajim disebut organisasi tanpa roh yang menyemangati nilai-nilai.

KESELURUHAN PROGRAM INI AKAN DIDAHULUI DENGAN INTELECTUAL DISCUSSION

BILA PERUSAHAAN ATAU ORGANISASI ANDA MEMBUTUHKAN PROGRAM INI UNTUK MEMPEROLEH SOSIALISAI DAN TRANSFORMASI SECARA UTUH DAN LENGKAP, AKAN DITANGANI OLEH KONSULTANT BERPENGALAMAN REI CONSULTING YANG MEMILIKI PENGALAMAN LEBIH DARI 20 TAHUN DIBANK (EX BANK NIAGA, BANK DANAMON, BANK MANDIRI, BANK PERMATA) DAN PARA AHLI COMPETENCY SDM YANG SUDAH MEMBUKTIKAN KESUKSESAN DALAM ETOS KERJA DIBERBAGAI PERUSAHAAN DI INDONESIA) Demikianlah uraian informasi ini kami tampilkan sebagai pembelajaran bagi Masyarakat dan para profesional lebih mengenal GOOD CORPORATE CULTURE bagi PERUSAHAAN. Dan REI-Consulting siap bekerja sama menerima penugasan secara tertulis dari perusahaan dan organisasi saat-melakukan kick-of dalam rangka changes management dan event penting lainnya berkaitan dengan CORPORATE CULTURE. Rydon Sagala, SE,Ak. MBA Managing Director REI Consulting www.reiconsulting.co.id Direct 021 77833885 Mobile 081310115026