BAB II KAJIAN TEORITIS. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam

dokumen-dokumen yang mirip
PERSETUJUAN PEMBIMBING. Analisis Motivasi Belajar Siswa Administrasi Perkantoran. di SMK Negeri 1 Kota Gorontalo. Jurnal Oleh : Wa Fani

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB II KAJIAN TEORI. A. Motivasi Belajar IPS. 1. Pengertian Motivasi Belajar IPS. Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan

II. TINJAUAN PUSTAKA

MODEL PEMBERIAN MOTIVASI DALAM MENINGKATKAN DISIPLIN KELAS

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. belajar. Sedangkan mengajar merujuk pada apa yang seharusnya dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Siswa adalah komponen masukan dalam sistem pendidikan, yang

BAB II MOTIVASI DAN ORANG TUA. motivasi dapat didefinisikan sebagai kondisi internal yang memunculkan, mengarahkan, dan menjaga sebuah perilaku.

BAB I PENDAHULUAN. laku. Mulai dari kandungan sampai beranjak dewasa sampai tua manusia

BAB II KAJIAN TEORETIS

Motif Ekstrinsik. Motif yang timbul dari rangsangan luar. Contoh : pemberian hadiah jika seseorang dapat menyelesaikan tugas dengan baik.

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. dibangkitkan, dipertahankan dan selalu dikontrol baik oleh siswa itu sendiri, guru

BAB II KAJIAN TEORI Motivasi Belajar Pengertian Motivasi Belajar. Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Tinjauan Tentang Perhatian Orang Tua. a. Pengertian Perhatian Orang Tua

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. dinamis dalam diri (inner drive) yang mendorong seseorang. arti tidak memerlukan rangsangan (stimulus) dari luar dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal dimana tempat

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dukungan keluarga menurut Friedman (2010) adalah sikap, tindakan penerimaan

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

II. TINJAUAN PUSTAKA. tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai kebutuhan sangat dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sepanjang hayatnya, baik sebagai individu, kelompok sosial, maupun sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. neurophysiological yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya dalam aspek fisik intelektual, emosional, sosial dan spiritual

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN. sebab melalui sektor pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Strategi Pembelajaran Increasing the Capacity to Think (ICT)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Pertama, terdapat kecenderungan semakin tinggi motivasi belajar, aktivitas belajar

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan SD adalah bagian dari sistem pendidikan nasional yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang

Pengaruh Kelelahan Emosional Dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar Matematika. Meilantifa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISA DATA. A. Efektivitas Guru PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mampu dicapai oleh setiap individu ( teori

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB II KAJIAN TEORI. pembangkit tenaga munculnya satu tingkah laku tertentu 8. motivation dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa Latin motivum yang

DEFINISIKEPRIBADIANEPRIBADIAN

BAB 2 KAJIAN TEORI A. Prestasi Belajar Matematika 1. Pengertian Prestasi Belajar

BAB II KAJIAN TEORI. oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha mencapai tujuan. 2 Defenisi ini

PERSPEKTIF TEORI MOTIF DAN MOTIVASI

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. memberi makan, minum, pakaian, dan sebagainya. Tetapi juga. oleh orangtua dan guru. Anak yang memiliki motivasi akan

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Motivasi Belajar Siswa SMA Kelas XI pada Setiap Indikator Motivasi Belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Aspek tingkah laku tersebut

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Teknik Pembelajaran Secara Umum. seputar sikap dan perilaku menghadapi siswa. Beliau juga menjelaskan

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Belajar sebagai proses perubahan tingkah laku. Dengan belajar orang akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. a) Lingkungan kerja pada SMA Kecamatan Medan Tembung adalah cenderung

BAB II LANDASAN TEORI. Disiplin mempunyai makna yang luas dan berbeda beda, oleh karena itu. batasan lain apabila dibandingkan dengan ahli lainnya.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF ROLE PLAYING DENGAN CD INTERAKTIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia (SDM) yang berkualitas. Manusia harus dapat menyesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang tua ingin anaknya menjadi anak yang mampu. menyelesaikan permasalahan-permasalahan dalam kehidupannya.

BAB II LANDASAN TEORI. meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS. maupun dari luar dengan menciptakan serangkaian usaha untuk

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBERIAN HARAPAN DAN INSENTIF TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB II LANDASAN TEORI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB II KAJIAN TEORITIS. diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pandang mereka masing-masing. Berikut ini kutipan pendapat beberapa ahli

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

BAB II KAJIAN TEORI. tertentu guna mencapai suatu tujuan (kebutuhan) 1. meningkatkan kemampuannya setinggi mungkin dalam setiap

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1.Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berasal dari kata motif yang diartikan sebagai daya yang penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Menurut Dimiyanti dan Mudjiono (2002:81) dapat mengemukakan bahwa motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi internal kesiapan, dapat berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat di rasakan atau mendesak. Menurut Mc.Donald (dalam Sardiman 2006:73) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc.Donald mengandung tiga elemen penting yaitu: 1. Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi dalam sistem neurophysiological yang pada organisme manusia. 2. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/feeling afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, efeksi dan emosi yang menentukan tingkah laku manusia. 3. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu saksi, yakni tujuan, motivasi memang muncul dari dalam diri 7

8 manusia, tetapai kemunculannya karena terangsang atau terdorong oleh adanya unsur lain dalam hal ini adalah tujuan. Motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi itu adalah tumbuh di dalam diri seseorang, sehingga tujuan yang dikehendakai oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Menurut Suriyabrata (1995:32) dalam motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual, peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Ibaratnya seseorang menghadiri suatu cerama tetapi ia tidak tertarik pada materi yang diceramakan. Seseorang yang tidak memiliki motivasi, kecuali karena paksaan. Seorang siswa yang memiliki inteligensi cukup tinggi, atau boleh jadi gagal karena kekurangan motivasi. Adapun mengenai masalah motivasi belajar, menurut Purwantu ( 2012:19) dalam psikologi pendidikan, mengatakan bahwa teori-teori dalam motivasi siswa untuk belajar ada lima (5) teori, yaitu sebagai berikut : 1. Teori Hedonisme Hedonisme adalah bahasa Yunani yang berarti kesukaan, kesenangan, atau kenikmatan. Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya ungkapan bahwa semua akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan, dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya. 2. Teori Naluri Manusia telah mempunyai tiga nafsu pokok dalam hal ini disebut juga naluri, yaitu :

9 1. Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri. 2. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri. 3. Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan atau mempertahankan jenis. Dengan dimiliki ketiga naluri pokok itu, maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakantindakan dan tingkah laku manusia dalam perbuatanya sehari-hari, mendapat dorongan atau digerakkan oleh ketiga naluri tersebut. Oleh karena itu, menurut teori ini, untuk memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan. Misalnya, (naluri mempertahankan diri) seorang pelajar terdorong untuk berkelahi karena sering merasa dihina dan diejek teman-temannya karena dia dianggap bodoh di kelasnya. Naluri mengembangkan diri, agar pelajar tersebut tidak berkembang menjadi anak yang nakal yang suka berkelahi, perlu diberi motivasi, misalnya dengan menyediakan situasi yang dapat mendorong anak itu menjadi rajin belajar sehingga dapat menemui teman-teman kelasnya. (naluri mengembangkan atau mempertahankan jenis), seorang mahasiswa sangat tekun dan rajin belajar meskipun sebenarnya ia hidup didalam kemiskinan bersama keluarganya. Hal ini disebabkan karena dia ingin menjadi pandai dan ia ingin meningkatkan karirnya. 3. Teori Reaksi yang dipelajari (teori lingkungan kebudayaan) Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilakuh manusia tidak berdasarkan naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang yang hidup. Orang belajar paling banyak dari lingkungan kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan. Oleh karena itu, teori ini disebut juga teori lingkungan kebudayaan. Menurut teori ini, apabila seorang pendidik akan memotivasi anak didiknya, pendidik itu hendaknya mengetahui benar-benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang akan di didiknya.

10 4. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara teori naluri dengan teori reaksi yang dipelajari (teori lingkungan kebudayaan). Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum. Menurut teori ini, bila seorang pendidik ingin memotivasi anak didiknya, ia harus mendasarkan atas daya pendorong, yaitu atas naluri dan juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya. 5. Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan.teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. Oleh karena itu, menurut teori ini, apabila seseorang pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan seseorang yang akan dimotivasi Menurut teori ini Abraham (dalam Maslow 2012/19), yang dikemukakan seorang pakar psikologi tersebut, bahwa Maslow menyatakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Kelima tingkatan kebutuhan pokok inilah yang kemudian dijadikan pengertian kunci dalam mempelajari motivasi manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan itu adalah sebagai berikut : 1. Kebutuhan Fisiologis: Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar dari organisme manusia seperti kebutuhan akan panggan, sandang dan papan, kesehatan fisik, kebutuhan seks, dll. 2. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (safety and security) seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya dan acaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil.

11 3. Kebutuhan Sosial (social needs) yang meliputi antara lain kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama. 4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs), termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi, kemampuan, kedudukan atau status, pangkat, dll. 5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization) seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, dan ekspresi diri. Jadi dari penjelasan di atas apabila seseorang siswa tidak memiliki motivasi belajar maka akan terpengaruh terhadap sikap belajarnya. Hal ini ditandai dengan pencapaian prestasi siswa yang tidak sesuai dengan harapan pengajaran serta tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Apabilah motivasi siswa tidak diperhatikan secara serius oleh guru tentu akan berdampak pada perkembangan siswa pada proses selanjutnya. Salah satu rendahnya motivasi siswa dalam pembelajaran adalah model pembelajaran guru dalam menyajikan materi pelajaran yang sangat membosankan bagi siswa. 2.2 Jenis-Jenis Motivasi Belajar Menurut Sardiman ( 2003:57) Motif merupakan daya dalam diri seseorang yang mendorong untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang. organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku perbuatan. Maka motif siswa timbul karena unsur didalam dirinya dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya. Menurut Usman (2001:29) mengemukakan bahwa motivasi terdiri atas dua jenis sebagai akibat yang muncul dari adanya motif dan dari diri individu yang dilakukan dengan tugas dalam membangkitkan motivasi siswa.

12 a. Motivasi Intrinsik Motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan atau dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh karena itu, ia rajin belajar tanpa adanya paksaan dari orang lain. b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, baik karena adanya ajakan, atau paksaan dari orang lain sehingga kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang mau belajar karena ia disuru orang tuanya agar menjadi juara dikelasnya. 2.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Menurut Maslow (2004:47) mengemukakan bahwa motivasi sebagai produk proses batin atau proses psikologi yang terjadi pada diri seseorang sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor demikian halnya dengan motivasi belajar siswa disekolah dipengaruhi oleh berbagai faktor baik faktor yang berasal dari dalam diri siswa (faktor internal) maupun faktor yang berasal dari luar diri siswa (faktor eksternal). a. Faktor Internal Menurut Maslow (2004: 49) adalah keinginan untuk memenuhi berbagai kebutuhan atau mencapai kebutuhan tertentu dan diperjelas oleh Imran (2000: 991) bahwa faktor-faktor internal yang mempengarauhi motivasi belajar adalah (1) cita-cita atau ispirasi siswa, (2) kemampuan dan minat siswa, (3) kondisi siswa yang ada dalam diri manusia itu sendiri.

13 Faktor-faktor cita-cita, keinginan, maupun aspirasi dari setiap anak akan seorang siswa relah dan siap menghadapi berbagai hambatan dan tantangan. Kemampuan dan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran tertentu juga dapat mempengaruhi motivasi untuk belajar. selain itu fakator kondisi siswa baik fisik maupun psikologis akan turut menentukan seorang siswa motivasi atau tidak untuk belajar. Kondusi fisik berkaitan dengan keadaan fisik tubuh, sedangkan kondisi psikologis adalah seorang siswa tidak senang terhadap sesuatu. Sebagaian besar stimulasi belajar seseorang, yang dimaksud faktor stimulasi belajar adalah segalah hal di luar individu itu untuk mengadakan reaksi atau perbuatan belajar. Stimulasi dalam penelitian ini mencakup materi serta suasana lingkungan yang ada di sekitar siswa. Metode yang dipakai guru sangat mempengaruhi belajar siswa. Metode yang menarik dapat menimbulkan rangsangan dari siswa untuk meniru dan mengaplikasikan dalam cara belajarnya. Faktor ini menyangkut hal-hal berikut: kematangan, faktor usia, jenis kelamin, pengalaman, kapasitas mental, kondisi kesehatan fisik dan psikis, rohani serta motivasi. b. Faktor eksternal Menurut Winardi (dalam Siaging, Sondan 2002: 147) adalah pengaruh lingkungan khususnya pengarauh pergaulan sosial. Pergaualan sosial termasuk pergaualan dalam keluarga (dengan ayah, ibu, kakek, adik dan dengan keluarga yang lainya). Pergaualan di sekolah, antara siswa dengan guru antara siswa dengan siswa serta pergaualan dalam lingkungan permaianan. Salah satu pergaualan sosial dalam keluarga atau sekolah yang memiliki pergaulan yang cukup berlangsung antara siswa dengan orang tua. Dalam hal Faktor eksternal ini siswa yang berupa kondisi sosial ekonomi orangtua ditingkat pendidikan, tingkat pendidikan anggota keluarga yang lain, dan kondisi kebutuhan keluarga.

14 Menurut Suriyabrata (1995:235) mengatakan bahwa hal yang mendorong atau memotivasi seorang terus belajar adalah sebagai berikut: a) Adanya sifat ingin tahu dan menyelidiki dunia yang lebih luas. b) Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju. c) Adanya sifat ingin mendapatkan simpati dari orangtua, guru dan teman-temannya. d) Adanya sifat ingin memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha baru baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi. e) Adanya keinginan`untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai ilmu pengentahuan. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi melanjutkan pendidikan siswa akan tercermin dalam sikap dan tindakan siswa dalam kegiatan belajar, oleh karena itu menurut penulis ada lima indikator yang dapat dipergunakan sebagai parameter pengukuran tingkat motivasi, melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Mempunyai perencanaan yang matang dalam kegiatan belajarnya, dengan parameter pengukuran sebagai berikut, Menetapkan target yang ingin dicapai dalam setiap kegiatan belajarnya, Kesadaran dan keteraturan membuat jadwal belajar dan mempunyai keinginan untuk mencapai prestasi belajar yang sangat tinggi dari sebelumnya. Dengan parameter pengukuran prestasi belajar menurut (dalam solvian dan hamjah 2004:29) sebagai berikut: 1) Mengikuti kegiatan bimbingan belajar. 2) Harapan siswa terhadap hasil tes yang dilakukan. 3) Respon siswa terhadap hasil teman. Menurut Prayitno dan Erman Anti. (2002:102) menyatakan bahwa aktifitas belajar, seorang individu membutukan suatu dorongan atau motivasi sehingga sesuatu yang diinginkan dapat tercapai dalam hal ini ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar siswa adalah sebagai berikut:

15 a) Faktor individu seperti kematangan, atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi. b) Faktor sosial seperti keluarga, atau keadaan rumah tangga, dan guru cara mengajarnya alatalat, dan bahan mengajar. Adanya berbagai faktor yang mempengaruhi belajar siswa diatas peneliti dapat memahami bahwa adanya faktor tersebut dapat memberikan suatu penjelasan tentang proses belajar yang dapat dipahami oleh siswa. Dengan demikian seorang guru harus benar-benar memahami dan memperhatikan adanya faktor tersebut pada siawa, sehingga dalam memberikan dan melaksanakan proses belajar harus memperhatikan faktor tersebut, baik dari psikologis, lingkuangan dalam kata lain dari faktor interen dan eksteren. 2.4. Upaya-Upaya dalam Mengatasi Motivasi Belajar Menurut pendapatnya winkel (1991:90) dalam rangka motivasi belajar siswa hendaknya selalu memperhatikan hal-hal sebagai berikut : a. Seorang guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, pada prinsipnya harus memandang bahwa dengan kehadiran siswa di kelas merupakan suatu motivasi belajar yang datang dari siswa. b. Guru hendaknya mampu mengoptimalisasikan unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, karena dalam proses belajar, seorang siswa terkadang dapat terhambat oleh adanya berbagai permasalahan. Hal ini dapat disebabkan oleh karena kelelahan jasmani ataupun mental siswa. Upaya yang dapat dilakukan seorang guru Dimyati, dan mudjiono (1994:95) adalah dengan cara :

16 a) Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang di alaminya ; b) kesempatan kepada orang tua siswa agar memberikan kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar ; c) Memfant unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar ; d) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar ; e) Merangsang siswa dengan penguat memberi rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segala hambatan dan pasti berhasil. f) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan pengalaman dan kemampuan siswa. Perilaku belajar yang ditunjukkan siswa merupakan suatu rangkaian perilaku yang ditunjukkan pada keseharian. Untuk itu, maka pengalaman yang diberikan oleh guru terhadap siswa dalam meningkatkan motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:43) adalah dengan cara sebagai berikut : a) Siswa ditugaskan membaca bahan belajar sebelumnya, tiap membaca hal-hal penting dari bahan tersebut dicatat. b) Guru memecahkan hal yang sukar bagi siswa dengan cara memecahkannya. c) Guru mengajarkan cara memecahkan dan mendidik keberanian kepada siswa dalam mengatasi kesukaran. d) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran. e) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mampu memecahkan masalah dan mungkin akan membantu temanya yang mengalami kesulitan.

17 f) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi kesulitan belajarnya sendiri. g) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri. Selain dari pendapat yang diatas, guru harus mengetahui bagaimana cara agar siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang diajarkan menurut (Sardiman 1997:93) bahwa: Ada 11 bentuk cara untuk menumbukan aktifitas dalam kegiatan belajar siswa. Yakni (a) memberikan angka, (b) memberikan hadia, (c) salingan atau kompotensi, (d) ego inovatif, (e) memberi ulangan, (f) mengetahui hasil, (g) memberikan pujian, (h) memberikan hukuman, (i) minat, (j) tujuan yang dipakai. Dalam cara-cara belajar yang evektif, dan sehingga dapat mengetahai kerangka-kerangka dalam belajar. Hal yang dikemukakan merupakan ringkasan penjelasan masing-masing usaha guru untuk mendorong perhatian serta mendorong siswa untuk melakukan sesuatu sehingga mempunyai kemauan yang kuat dalam belajar untuk belajar lebih jelas maka diuraikan adalah sebagai berikut: a. Memberi Angka Angka yang merupakan hal sebagai simbol dari nilai belajar. Banyak siswa belajar, yang utama untuk mencapai angka nilai yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat kuat tetapi ada juga, bahwa banyak siswa bekerja, atau belajar hanya ingin naik kelas saja. Namun demikian langka selanjutnya yang ditempuh oleh guru adalah bagaimana cara memberikan angka-angka dapat dikaitkan dengan evaluasi yang terkandung didalam setiap pengetahuan yang kongnitif tetapi juga keterampilan.

18 b. Hadiah Hadiah dapat dikatakan sebagai motivasi, walaupun tidak selalu demikian, karena hadiah untuk suatu pekerjaan, mungkin tidak akan menarik bagi seorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk pekerjaan. c. Saingan/ kopentensi Saingan atau kompotensi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa yang lebih aktif. d. Ego Inovatif Menumbukan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dan mempertahankan harga diri adalah sebagian salah satu bentuk motivasi yang cukup tinggi. e. Memberi Ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar yang baik atau kaku untuk mengetahui akan tetapi ada ulangan, oleh karena itu memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi. f. Mengetahui Hasil Dengan mengetahi hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi, kemajuan akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. g. Pujian Apabilah ada siswa yang sukses menyelesaikan tugas dengan baik, perluh diberikan pujian. Pujian ini adalah bentuk rainfosment yang positif sekaligus merupakan motivasi yang baik dalam belajar kepada siswa. h. Hukuman

19 Hukuman merupakan rainfosment yang negatif, tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak dapat menjadi alat motivasi. i. Hasrat Untuk Belajar Hasrat untuk belajar berarti ada unsur kesengajaan, ada masuk untuk belajar, hal ini akan lebih baik, bisa dibandingkan dengan kegiatan tanpa maksud. j. Minat Setelah diuraikan motivasi sangat erat hubungan dengan unsur minat, motivasi muncul karena dengan kebutuhan begitu juga minat sehinga tepatlah, kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. k. Tujuan yang dipakai Tujuan yang dipakai dan diterima baik oleh siswa, akan merupakan alat motivasi yang sangat penting dengan memahami tujuan yang harus dicapai, karena dia merasa sangat berguna dan mengutungkan maka akan timbul gairah belajar. 2.5 Motivasi Belajar Sebagai Salah Satu Aspek Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa yang termotivasi secara dalam belajar dapat terlihat dari kegiatan yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas belajar karena itu dan ingin mencapai tujuan belajar yang sebenarnya. Ingin mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. Menurut Budianingsih dan Asri, (2005:36), siswa yang memiliki motivasi belajar menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam pembelajaran. Untuk memenuhi kebutuhan dasar siswa, guru memanfaatkan dorongan pengetahuan siswa yang bersifat ilmiah dengan jalan menyajikan materi yang cocok dan bermakna bagi siswa. Pada dasarnya siswa belajar didorong oleh keinginan sendiri maka siswa secara mandiri dapat

20 menentukan tujuan yang dapat dicapainya dan aktivitas-aktivitasnya yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Menurut Siaging dan Sondang (2004: 76) seseorang mempunyai motivasi belajar karena didorong rasa ingin tahu, mencapai tujuan menambah pengetahuan. karena ingin mendapat pujian atau ganjaran. Ada lima kategori dalam motivasi belajar yaitu sebagai berikut: a. Kemauan Kemauan adalah keinginan dari dalam yang lebih tinggi tingkatan-tingkatan daripada instink, refleks, automatisme, kebiasaan, keinginan, kecenderungan, dan hawa nafsu, sekali lagi dilandaskan bahwa kemauan hanya terdapat pada manusia. b. Perhatian Perhatian adalah pentinya dorongan dari dalam manusia, berdasarkan dari pikiran dan perasan, serta seluru pribadi seseorang yang menimbulkan kegiatan yang terarah pada tercapainya tujuan tertentu yang berhubungan dengan kebutuhan manusia. c. Keaktifan Keaktifan adalah sebagai pendorong seseorang dalam perbuatan seseorang berdasarkan atas berbagai pertimbangan, ketika pertimbangan seseorang berpikir, yang membentuk benar atau salah perbuatannya. d. Ketekunan Ketekunan adalah seseorang yang maupun dipertimbangan perasaan yang menentukan baik buruknya, halus tidaknya perbuatan kemauan, dan memiliki hubungan yang harmonis.

21 e. Kehadiran Kehadiran seringkali dipertanyakan, terutama pada saat teknologi pendidikan dan pengajaran telah berkembang pesat seperti sekarang ini.